A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KORELASI KECEPATAN REAKSI KAKI DAN DAYA LEDAK TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN LARI 100 METER SISWI SMK NEGERI 6 MAKASSAR.

Hubungan Antara Kekuatan Otot Tungkai dan Keseimbangan Dengan Kemampuan Menendang Bola Pada Permainan Sepakbola Murid SD Inpres Tamamaung III Makassar

untuk mempelajari dan menyem-purnakan PENDAHULUAN teknik dan taktik. Sehingga koordinasi mata A. Latar Belakang Masalah Perkembangan cabang olahraga

HUBUNGAN KECEPATAN REAKSI KAKI, DAYA LEDAK TUNGKAI, DAN KELENTUKAN DENGAN KETERAMPILAN SMASH SEPAKTAKRAW. Islamuddin*)

HUBUNGAN PANJANG TUNGKAI, DAYA LEDAK TUNGKAI, DAN KESEIMBANGAN DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH MURID SD INPRES NO. 132 BUTTALE LENG KABUPATEN JENEPONTO

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN DAN DAYA LEDAK OTOT KAKI DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA HANG SISWA KELAS VIII MTS PANCASILA GONDANG MOJOKERTO SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN DAN DAYA LEDAK OTOT KAKI DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA HANG SISWA KELAS VIII-A SMP NEGERI 4 PAMEKASAN SKRIPSI

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA BERJALAN DIUDARA PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 BANDA ACEH.

Competitor, Nomor 2 Tahun 4, Juni 2012

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN DAN DAYA LEDAK OTOT KAKI DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA HANG PADA SISWA PUTRA SMP NEGERI 1 PAPAR KABUPATEN KEDIRI

HUBUNGAN KECEPATAN REAKSI KAKI, KEKUATAN TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN DENGAN KEMAMPUAN LARI 40 METER PADA MURID SDN BARA-BARAYA I MAKASSAR

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN DAN DAYA LEDAK OTOT KAKI DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA HANG PADA SISWA PUTRA SMK PGRI 4 KOTA KEDIRI TAHUN 2015 SKRIPSI

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PJKR OLEH:

KONTRIBUSI KECEPATAN, KELINCAHAN, DAN KOORDINASI MATA- KAKI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA PS. ASPURA UNM.

Motion Volume III No.1 Maret 2012 PENDAHULUAN. maka diketahui bahwa kekuatan otot. A. Latar Belakang Masalah. tungkai, kelentukan dan koordinasi mata

Competitor, Nomor 1 Tahun 4, Pebruari 2012

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI CIWIRU KECAMATAN DAWUAN

Oleh : M. Syahrul Saleh, FIK Universitas Negeri Makassar Abstrak

Ika Novitaria Marani Universitas Negeri Jakarta

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI CIWIRU KECAMATAN DAWUAN

HUBUNGAN KECEPATAN REAKSI KAKI, KEKUATAN TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN DENGAN KEMAMPUAN LARI 60 METER PADA SISWA KELAS VI SDN NO. 022 SAMARINDA ULU.

HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN TERHADAP PRESTASI LOMPAT JAUH GAYA MENGGANTUNG BAGI SISWA KELAS X SMK PGRI 2 KEDIRI SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI 30 METER DENGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH. Jurnal. Oleh. Meki Vahlevi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH LATIHAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP JAUH LOMPATAN PADA OLAHRAGA ATLETIK NOMOR LOMPAT JAUH SISWA KELAS X SMK PGRI WLINGI KAB.

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN DENGAN KECEPATAN MENGGIRING BOLA PADA SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) SIDAYU GRESIK TAHUN 2016

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN HASIL SERVIS ATAS BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA EKSTRAKULIKULER MTs PEMBANGUNAN PACITAN TAHUN 2015 SKRIPSI

PENGARUH DAYA LEDAK LENGAN, KESEIMBANGAN DAN MOTIVASI TERHADAP HASIL BELAJAR TOLAK PELURU

BAB I PENDAHULUAN. bergantung kepada faktor, kondisi,dan pengaruh-pengaruh dalam menuju sebuah

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh : MINARDI

JURNAL HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK TUNGKAI BAWAH DAN KELINCAHAN DENGAN KECEPATAN LARI 100 METER PADA SISWA PUTRA KELAS IX SMP NEGERI 6 KEDIRI 2016/2017

Yan Indra Siregar. Abstrak

PENGARUH LATIHAN RESTHOCK DAN LATIHAN BEBAN MEDIA KARET TERHADAP KEMAMPUAN LEMPAR LEMBING. Muhadir Sarifin

BAB I PENDAHULUAN. olahraga tidak akan datang dengan sendirinya, melainkan prestasi tertinggi hanya

KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELENTUKAN TERHADAP KEMAMPUAN SEPAKMULA PADA PERMAINAN SEPAKTAKRAW PADA SISWA SMP NEGERI 30 MAKASSAR.

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT KAKI DAN LARI SPRINT 30 METER TERHADAP PRESTASI LOMPAT JAUH GAYA JALAN DI UDARA PADA SISWA SMPN 1 PAPAR TAHUN 2015

BAB III METODE PENELITIAN

SKRIPSI. Disusun Oleh : NUR AMINSYAH RAMADHAN NPM:

Indrawansyah. Kata kunci: panjang tungkai, kelentukan, keseimbangan, dan kemampuan servis.

III. METODOLOGI PENELITIAN. masalah. Tujuannya untuk menemukan jawaban terhadap persoalan yanag signifikan,

3. Terdapat hubungan yang signifikan antara panjang tungkai dengan prestasi. lompat jauh, dengan nilai r hitung sebesar 0,515

HUBUNGAN ANTARA PANJANG TUNGKAI DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DENGAN KECEPATAN LARI 100 METER PADA SISWA PUTRI KELAS VIII SMP

I. PENDAHULUAN. dalam atletik merupakan gerakan-gerakan yang biasa di lakukan oleh

Riska Bhakti Utomo ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK TUNGKAI DAN PANJANG TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH PADA SISWA SMP NEGERI 02 SAMARINDA. Muchamad Samsul Huda

SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN KUALITAS PENULISAN KARYA ILMIAH STOK BINA GUNA, SABTU 16 SEPTEMBER 2017 PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SIDE SHUFFLE

KONTRIBUSI KECEPATAN REAKSI KAKI, DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN TERHADAP KEMAMPUAN LARI 100 METER

ARTIKEL SKRIPSI ALVIAN RIZKI ANGGRIAWAN NPM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cabang olahraga atletik adalah salah satu nomor cabang yang tumbuh dan berkembang seiring dengan kegiatan

I. PENDAHULUAN. unsur yang berpengaruh terhadap semua jenis olahraga. Untuk itu perlu

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh: OKTAFIAN NPM

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

Competitor, Nomor 1 Tahun 2, Pebruari 2010

PENERAPAN IPTEKS HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DAN FLEXIBILITY OTOT PUNGGUNG TERHADAP KEMAMPUAN SERVICE DALAM PERMAINAN BOLA VOLI.

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai prestasi yang maksimal, banyak. Harsono (2000:4) mengemukakan bahwa: Apabila kondisi fisik atlet dalam

pada siswa Siswa Putra Kelas XI MAN 3 Kediri Tahun 2016)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH MELALUI LATIHAN BARRIER HOPS (LOMPAT RINTANGAN) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI I MOJOROTO TAHUN AJARAN 2014/2015

EFEKTIFITAS LATIHAN SPEED PLAY DAN INTERNAL TRAINING TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI LARI 1500 METER PADA KLUB INDONESIA MUDA ATLETIK JAKARTA

KONTRIBUSI POWER TUNGKAI,LENGAN, DAN KELENTUKAN TOGOK DENGAN KECEPATAN RENANG GAYA BEBAS. Jurnal. Oleh OKTRI MAHARANI

PENGARUH DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI, KECEPATAN REAKSI DAN MOTIVASI TERHADAP KECEPATAN LARI JARAK PENDEK 100 METER PADA ATLET PPL PPROVINSI RIAU

HUBUNGAN KEKUATAN MAKSIMAL OTOT TUNGKAI DAN FREKUENSI LANGKAH (CADENCE) TERHADAP KECEPATAN SPRINT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KONTRIBUSI KELINCAHAN DAN KECEPATAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Penjaskesrek. Oleh:

HUBUNGAN PANJANG TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA MENGGANTUNG PADA SISWA PUTRA SMK PGRI 4 KEDIRI TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Proses latihan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi dalam

TESIS Diajukan Guna Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan (M.Pd) Pada Jurusan Magister Keguruan Olahraga

KEKUATAN OTOT LENGAN ATLET ATLETIK PPLP (PUSAT PENDIDIKAN LATIHAN PELAJAR ) DKI JAKARTA. Fatah Nurdin 1, Aisyah Kemala 2

SKRIPSI OLEH : MAHENDRA BAYU PRASETYO NPM :

HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN DAN PANJANG TUNGKAI DENGAN PRESTASI LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK BAGI SISWA PUTRA SMP PGRI 1 KEDIRI TAHUN 2016 S K R I P S I

terbentuknya perkumpulan-perkumpulan PENDAHULUAN bola atletik dari usia pemula/ dini sampai Atletik merupakan induk dari

PENGARUH LATIHAN SKIPPING TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI JURNAL. Oleh RULIYADI S

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN PRESTASI LEMPAR CAKRAM SISWA KELAS XI SMA PGRI PURI KABUPATEN MOJOKERTO SKRIPSI

Fahrizal. kekuatan lengan, kelentukan togok ke depan, kekuatan tungkai, roll ke depan, senam lantai.

KONTRIBUSI POWER LENGAN, POWER TUNGKAI, DAN KELENTUKAN TERHADAP HASIL LEMPAR LEMBING JURNAL. Oleh MARLINA

melalui kegiatan jasmani yang dilaksanakan secara terencana, bertahap, dan

Competitor, Nomor 1 Tahun 4, Pebruari 2012

HUBUNGAN POWER LENGAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN DENGAN KEMAMPUAN MEMUKUL BOLA DALAM PERMAINAN BOLA KASTI MURID SDN TANGGUL PATOMPO II MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang masuk ke dalam

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan salah satu sarana dalam pembangunan bangsa, khususnya pembangunan dalam bidang jasmani

KONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA CLUB BILOPA KABUPATEN SINJAI

HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK LENGAN DAN DAYA LEDAK TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN PASSING ATAS PADA PERMAINAN BOLAVOLI MAHASISWA FIK UNM.

HUBUNGAN ANTARA REACTION TIME DAN KEKUATAN MAKSIMAL OTOT LENGAN DENGAN KECEPATAN PUKULAN PADA CABANG OLAHRAGA TINJU

UNIVERSITAS SEBELAS MARET Oleh : Arif Nur Setyawan A BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KONTRIBUSI ASPEK ANTHROPOMETRI DAN KAPASITAS FISIK DOMINAN TERHADAP PRESTASI LOMPAT JAUH GAYA SCHENEPPER

KONTRIBUSI ANTARA POWER OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN TOGOK TERHADAP KEMAMPUAN MELEMPAR BOLA (THROW-IN) PADA KLUB SEPAKBOLA PERSAS SABANG TAHUN 2011

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLYOMETRIC DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Penelitian Heri Muhammad Saefullah, 2013

HUBUNGAN DAYA LEDAK LENGAN DAN DAYA LEDAK TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN PASSING ATAS PADA PERMAINAN BOLAVOLI SISWA SMK NEGERI 1 SAMARINDA

HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DAN BAHU TERHADAP HASIL TOLAK PELURU GAYA ORTHODOX SISWA PUTRA KELAS XI ILMU ILMU SOSIAL 5 SMA N 2 TUALANG

gawang agar terhindar dari PENDAHULUAN kemasukan bola. Oleh karena itu teknik Permainan Bola Tangan di Indonesia pada masa sekarang ini belum

EVALUASI UNSUR FISIK PADA ATLET BOLA VOLI

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini terbukti dari pertandingan dan perlombaan yang telah di ikuti belum

Competitor, Nomor 2 Tahun 2, Juni 2010

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN MAWASHI GERY CHUDAN PADA KARATEKA DOJO CAPITAL KARATE CLUB TAHUN Rahman Situmeang.

BAB 1 PENDAHULUAN. Permainan bola tangan dimainkan oleh dua tim yang masing-masing tim

HUBUNGAN DAYA LEDAK TUNGKAI DAN KELENTUKAN TOGOK KEBELAKANG TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH PADA MURID SD NEGERI KALUKUANG 1 MAKASSAR.

KONTRIBUSI POWER OTOT TUNGKAI, POWER OTOT LENGAN DAN FLEKSIBILITAS PERGELANGAN TANGAN TERHADAP HASIL LAY UP SHOOT DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

Transkripsi:

Kontribusi Kecepatan Bergerak, Reaksi Kaki, Dan Daya Ledak Tungkai Terhadap Kecepatan Lari 100 Meter Pada Siswa SMK Negeri 2 Makassar. Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Makassar. Suparman Sade*) Penelitian ini bertujuan untuk pemperoleh jawaban atas permasalahan : (1). Apakah ada kontribusi kecepatan bergerak terhadap kecepatan lari 100 meter. (2). Apakah ada kontribusi reaksi kaki terhadap kecepatan lari 100 meter. (3). Apakah ada kontribusi daya ledak tungkai terhadap kecepatan lari 100 meter. (4). Apakah ada kontribusi antara kecepatan bergerak, reaksi kaki dan daya ledak tungkai terhadap kecepatan lari 100 meter. Penelitian ini bersifat deskriptif terhadap tiga variabel bebas dan satu variabel terikat. Populasi dan sampel adalah siswa SMK Negeri 2 Makassar, secara random sampling diperoleh sampel sebanyak 40 orang siswa. Teknik analisis data yang digunakan regresional (uji-r). Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan sebagai berikut : (1). Ada kontribusi kecepatan bergerak terhadap kecepatan Lari 100 meter dengan nilai Ro = 0.722 (P < 0.05). Dimana kecepatan bergerak memberikan kontribusi sebesar 52.10%. (2). Ada kontribusi reaksi kaki terhadap kecepatan lari 100 meter, dengan nilai Ro = 0.747 (P < 0.05). Dimana reaksi kaki memberikan kontribusi sebesar 55.80%. (3). Ada kontribusi daya ledak tungkai terhadap kecepatan lari 100 meter, dengan nilai Ro = 0.651 (P < 0.05). Dimana daya ledak tungkai memberikan kontribusi sebesar 42.40% (4). Ada kontribusi kecepatan bergerak, reaksi kaki, dan daya ledak tungkai secara bersama-sama terhadap kecepatan lari 100 meter, dengan nilai Ro = 0.862 (P < 0.05). Dimana ketiga variabel bebas secara bersama-sama memberikan kontribusi sebesar 74.40%

A. Latar Belakang Masalah Cabang olahraga atletik merupakan induk dari semua cabang olahraga, dimana gerakangerakan yang ditampilkan merupakan gerakan dasar. Menurut Jess Javer (2007:9), mengemukakan bahwa gerakan dasar tersebut teridir dari ; lari, jalan, lempar (tolak), dan lompat (loncat). Dengan demikian nampak bahwa gerakan tersebut sangat dibutuhkan semua cabang olahraga lainnya. Cabang olahraga atletik memiliki nomor-nomor cabang yang juga merupakan gerakan dasar alamiah yang menjadi pusat dari semua gerakan berolahraga. Sehubungan dengan banyaknya nomor-nomor dalam cabang olahraga atletik, maka yang menjadi obyek dalam penelitian ini dan penulisan ilmiah ini hanya terfokus pada gerakan lari. Namun demikian, nomor lari juga terdiri dari jarak pendek, menengah dan jauh. Dari ketiga jarak lari tersebut, hanya jarak pendek yang masih perlu dibenahi. Lari jarak pendek yang dimaksudkan adalah lari jarak 100 meter. Pada jarak ini hampir dikatakan akhir-akhir ini tidak lagi menjadi ikon dalam setiap perlombaan atletik pada tingkat Asia Tenggara, maupun tingkat Asia prestasi atlet lari 100 meter mengalami pasang surut. Melihat kenyataan tersebut, maka diupayakan peningkatan prestasi kemampuan lari 100 meter. Usaha yang dilakukan antara lain dengan memberikan dan mengikutkan para pelatih pada pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kualitas pelatih. Walaupun demikian, juga harus disadari bahwa dengan pelatih yang berkualitas tapi tidak ditunjang oleh kemampuan atlet yang berkualitas, maka semuanya akan menjadi hambar. Salah satu hambatan untuk mendapatkan atlet yang berkualitas adalah kesadaran untuk menjaga kondisi fisik dan meningkatkan kemampuan fisik. Peranan kemampuan fisik dalam menunjang prestasi lari 100 meter sangat penting, sehingga atlet yang mempunyai kemampuan fisik yang baik tentu akan lebih berpeluang untuk berprestasi. Demikian pula sebaliknya apabila atlet tidak memiliki kemampuan fisik yang baik tentunya sulit untuk berprestasi. Begitu pentingnya fisik bagi seorang atlet lari 100 meter, sehingga sebelum terjun ke arena perlombaan harus sudah dalam kondisi fisik yang baik. Keberadaan kondisi fisik yang siap bertujuan agar dalam suatu perlombaan dapat menghadapi intensitas kerja dan gejala stress yang bakal dihadapinya dalam suatu perlombaan.

Kesenjangan antara harapan dan kenyataan pada nomor lari 100 meter telah melahirkan beberapa upaya untuk meningkatkan prestasi lari 100 meter. Berdasarkan pengamatan selama ini dapat dikemukakan bahwa atlet lari 100 meter selain mengenai fisik yang kurang memadai, juga sebagian besar masih kurang dalam hal penguasaan kemampuan teknik dasar lari yang benar. Kalau diperhatikan secara seksama, lari 100 meter merupakan rangkakian bentuk gerakan ayunan kaki dan tungkai yang cepat dan kuat, serta akselerasi yang cepat yang disertai unsur kecepatan gerak kaki dan reaksi kaki yang cepat. Mungkin selama ini tidak disadari bahwa latihan yang diberikan untuk meningkatkan kemampuan lari 100 meter kurang efektif, karena terjadi kekeliruan yang dilakukan oleh para pelatih dalam menyediakan maupun cara berlatih yang akan menimbulkan kesukaran dalam memperbaiki kebiasaan-kebiasaan yang kurang baik. Untuk meningkatkan kemampuan lari 100 meter, maka kebiasaan-kebiasaan yang salah perlu diperbaiki. Salah satu yang harus diperhatikan adalah dengan memperbanyak bentuk latihan fisik untuk meningkatkan performas yang dilihat dari kecepatan gerak kaki, reaksi kaki, dan daya ledak tungkai, serta untuk mendukung keberhasilan dalam melakukan gerakan lari 100 meter. Kecepatan adalah komponen kondisi fisik yang esensial dalam cabang olahraga. Menurut Harsono(1988:261), mengemukakan bahwa : Kecepatan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan yang sejenis secara berturut-turut dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Kecepatan dalam hal ini merupakan kecepatan bergerak untuk dapat melakukan pergerakan kaki yang cepat untuk mampu mengayunkan kaki bergerak ke depan dengan cepat. Oleh karena, untuk menghasilkan kecepatan bergerak yang cepat diperlukan kecepatan gerak kaki sebagai daya dorong untuk membantu gerakan tungkai pada saat melakukan ayunan. Kecepatan reaksi merupakan salah satu bagian dari komponen kecepatan. Menurut Harsono (1988:216), mengemukakan bahwa : Kecepatan tergantung dari beberapa faktor yang mempengaruhi, yaitu strength, kecepatan reaksi, dan fleksibilitas. Kecepatan reaksi kaki sangat penting guna memberikan akselerasi pada lari 100 meter. Dengan demikian bahwa kecepatan reaksi adalah kecepatan menjawab suatu rangsangan atau stimulus dengan cepat yang dapat berupa penglihatan, suara melalui pendengaran, dan juga berarti kemampuan suatu otot atau sekelompok otot untuk bereaksi secepat mungkin setelah mendapat stimulus.

Daya ledak tungkai merupakan perpaduan antara kecepatan dan kekuatan pada tungkai. Daya ledak tungkai sangat penting di setiap aktifitas pada cabang olahraga terutama yang mengharuskan menggunakan tungkai dalam aktivitas berolahraga. Harsono (1988:199), mengemukakan bahwa : Daya ledak adalah kemampuan otot untuk mengatasi tahanan dengan kontraksi yang sangat cepat. Sehingga untuk memberikan tenaga pada tungkai dengan cepat dan kuat dalam waktu yang sangat singkat serta memberikan momentum sebaik mungkin pada tubuh Dengan demikian untuk menghasilkan kecepatan lari 100 meter yang cepat memerlukan daya ledak tungkai. Inilah yang mendorong peneliti untuk membuktikan apakah persoalan tersebut mempunyai kontribusi. Sehingga peneliti mengangkat judul sebagai berikut : Kontribusi Kecepatan Bergerak, Reaksi Kaki, Dan Daya Ledak Tungkai Terhadap Kemampuan Lari 100 Meter Pada Siswa SMK Negeri 2 Makassar. B. Tujuan Penelitian 1).Untuk ada mengetahui kontribusi kecepatan bergerak terhadap kecepatan lari 100 meter. 2). Untuk mengetahui kontribusi reaksi kaki terhadap kecepatan lari 100 meter. 3). Untuk mengetahui kontribusi daya ledak tungkai terhadap kecepatan lari 100 meter. 4).Untuk mengetahui kontribusi antara kecepatan bergerak, reaksi kaki dan daya ledak tungkai terhadap kemampuan lari 100 meter. C. Metode Penelitian Metode pada dasarnya merupakan cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan. Metode diartikan sebagai studi mengenai asas-asas dasar arti penyelidikan yang seringkali melibatkan masalah-masalah tentang logika, penggolongan, dan asumsi-asumsi dasar. Dalam uraian metode penelitian ini, akan dikemukakan tentang hal-hal yang menyangkut ; identifikasi variabel dan desain penelitian, defenisi operasional variabel, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, dan teknik analisa data. 1. Variabel dan Desain Penelitian Variabel-variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, meliputi :

a. Variabel bebas : Kecepatan bergerak, Reaksi kaki, Daya ledak tungkai b. Variabel terikat : Kecepatan lari 100 meter 2. Desain penelitian Metode atau cara yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian Deskriptif dengan teknik kontribusi, yaitu mencari kontribusi antara variabel-variabel yang satu dengan variabel lainnya, adapun desain penelitian kontribusi yang digunakan adalah Model Regresi, sebagai berikut : X1 X2 Y X3 Gambar. 5. Desain Penelitian Sumber. Sugiyono (2000) Keterangan : X1 X2 X3 Y = Kecepatan bergerak = Reaksi kaki = Daya ledak tungkai = Kecepatan lari 100 meter R = Gabungan kecepatan bergerak, reaksi kaki, dan daya ledak Tungkai

D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Penyajian hasil analisis data Data empiris yang diperoleh di lapangan berupa hasil tes dan pengukuran yang terdiri atas, kecepatan bergerak, reaksi kaki, daya ledak tungkai dan kecepatan lari 100 meter pada siswa SMK Negeri 2 Makassar terlebih dahulu diadakan tabulasi data untuk memudahkan pengujian selanjutnya. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dianalisis dengan teknik statistik infrensial. Analisis data secara deskriptif dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran umum data meliputi rata-rata, standar deviasi, varians, data maximum, data minimum, range, tabel frekuensi dan grafik. Selanjutnya dilakukan pengujian persyaratan analisis yaitu uji normalitas data. Untuk pengujian hipotesis menggunakan uji regresi Nilai Statistik KBG RK DLT L100M N Rata-rata Std.D Minimal Maksimal Range 40 35.35 3.40 30.00 43.00 13.00 40 0.25 0.02 0.20 0.36 0.16 40 2.01 0.07 1.90 2.15 0.25 40 18.77 1.04 16.77 20.95 4.18 1. Analisis deskriptif Analisis data deskriptif dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran umum data penelitian. Analisis deskriptif dilakukan untuk data kecepatan bergerak, reaksi kaki, daya ledak tungkai, dan kecepatan lari 100 meter pada siswa SMK Negeri 2 Makassar, sehingga lebih mudah di dalam menafsirkan hasil analisis data tersebut. Deskripsi data dimaksudkan untuk dapat menafsirkan dan memberi makna tentang data setiap variabel tersebut secara berturut-turut seperti pada tabel 1, berikut ini.

Tabel 1. Rangkuman hasil analisis deskriptif tiap variabel Keterangan : KBG : Kecepatan bergerak RK : Reaksi kaki DLT : Daya ledak tungkai L100M : Kecepatan lari 100 meter Dari tabel 1 di atas sudah dapat diperoleh gambaran tentang data kecepatan bergerak, reaksi kaki, daya ledak tungkai dan kecepatan lari 100 meter siswa SMK Negeri 2 Makassar sebagai berikut : - Kecepatan bergerak siswa SMK Negeri 2 Makassar, diperoleh nilai rata-rata 35.35 standar deviasi 3.40, nilai minimum 30.00 nilai maksimum 43.00, rentang 13.00. - Reaksi kaki siswa SMK Negeri 2 Makassar, diperoleh nilai rata-rata 0.25 dtk, standar deviasi 0.02 dtk, nilai minimum 0.36 dtk, nilai maksimum 0.20 dtk, rentang 0.16 dtk. - Daya- ledak tungkai siswa SMK Negeri 2 Makassar, diperoleh nilai rata-rata 2.01, standar deviasi 0.07, nilai minimum 1.90, nilai maksimum 2.15, rentang 0.25 - Kecepatan lari 100 meter siswa SMK Negeri 2 Makassar, diperoleh nilai rata-rata 18.77, standar deviasi 1.04, nilai minimum 16.77, nilai maksimum 20.95, rentang 4.18 2. Analisis regresi Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini perlu diuji dan dibuktikan melalui data empiris yang diperoleh di lapangan melalui tes dan pengukuran terhadap variabel yang diteliti, selanjutnya data tersebut akan diolah secara statistik. Karena data penelitian kecepatan bergerak, reaksi kaki, dan daya ledak tungkai dan kecepatan lari 100 meter, maka untuk menguji hipotesis penelitian ini digunakan analisis regresi. Untuk pengujian hipotesis tersebut maka dilakukan uji regresi data kecepatan bergerak, reaksi kaki, daya ledak tungkai terhadap kecepatan lari 100 meter pada siswa SMK Negeri 2 Makassar dengan menggunakan teknik regresional. a. Regresi sederhana kecepatan bergerak terhadap kecepatan lari 100 meter pada siswa SMK Negeri 2 Makassar.

Data kecepatan bergerak diperoleh melalui tes side step. Untuk mengetahui keeratan kontribusi kecepatan bergerak terhadap kecepatan lari 100 meter dilakukan analisis regresi. Rangkuman hasil analisis data dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3. Rangkuman hasil analisis regresi kecepatan bergerak terhadap kecepatan lari 100 meter Variabel Ro p Keterangan KBG (X1) L100M (Y) 0.722 0.000 Signifikan Berdasarkan tabel 3 di atas terlihat bahwa hasil perhitungan regresi, diperoleh dengan nilai regresi R hitung (R o ) = 0.722 (P < 0,05), berarti ada kontribusi yang signifikan kecepatan bergerak terhadap kecepatan lari 100 meter pada siswa SMK Negeri 2 Makassar. Dengan demikian jika siswa memiliki kecepatan bergerak yang cepat akan diikuti dengan hasil kecepatan lari 100 meter yang cepat pula. b. Regresi sederhana reaksi kaki terhadap kecepatan lari 100 meter pada siswa SMK Negeri 2 Makassar. Data reaksi kaki diperoleh melalui tes whole body reaction. Untuk mengetahui keeratan kontribusi reaksi kaki terhadap kecepatan lari 100 meter dilakukan analisis regresi. Rangkuman hasil analisis data dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4. Rangkuman hasil analisis regresi reaksi kaki terhadap kecepatan lari 100 meter Variabel Ro P Keteranga n RK (X2) L100M (Y) 0.747 0.000 Signifikan Berdasarkan tabel 4 di atas terlihat bahwa hasil perhitungan regresi, diperoleh dengan nilai regresi R hitung (R o ) = 0.747 (P < 0,05), berarti ada kontribusi yang signifikan reaksi kaki terhadap kecepatan lari 100 meter pada siswa SMK Negeri 2 Makassar. Dengan demikian jika

siswa memiliki reaksi kaki yang cepat akan diikuti dengan hasil kecepatan lari 100 meter yang cepat pula c. Regresi sederhana daya ledak tungkai terhadap kecepatan lari 100 meter pada siswa SMK Negeri 2 Makassar. Data daya ledak tungkai diperoleh melalui tes standing broad jump. Untuk mengetahui keeratan kontribusi daya ledak tungkai terhadap kecepatan lari 100 meter dilakukan analisis regresi. Rangkuman hasil analisis data dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5. Rangkuman hasil analisis regresi daya ledak tungkai terhadap kecepatan lari 100 meter. Variabel Ro P Keterangan DLT(X3) L100M (Y) 0.651 0.000 Signifikan Berdasarkan tabel 5 di atas terlihat bahwa hasil perhitungan regresi, diperoleh dengan nilai regresi R hitung (Ro) = -0.651 (P < 0,05), berarti ada kontribusi yang signifikan daya ledak tungkai terhadap kecepatan lari 100 meter pada siswa SMK Negeri 2 Makassar. Dengan demikian jika siswa memiliki daya ledak tungkai yang kuat akan diikuti dengan hasil kecepatan lari 100 meter yang cepat. d. Regresi ganda kecepatan bergerak, reaksi kaki, dan daya ledak tungkai terhadap kecepatan lari 100 meter pada siswa SMK Negeri 2 Makassar Regresi ganda dilakukan untuk mengetahui keterkaitan variabel bebas dengan variabel terikat secara bersama-sama yaitu mengetahui keeratan kontribusi kecepatan bergerak, reaksi kaki, dan daya ledak tungkai terhadap kecepatan lari 100 meter. Rangkuman hasil analisisnya dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6. Rangkuman hasil analisis regresi kecepatan bergerak, reaksi kaki, dan daya ledak tungkai terhadap kecepatan lari 100 meter siswa SMK Negeri 2 Makassar Variabel Ro Fo P Keterangan KBG (X1), RK (X2), DLT(X3) 0.861 34.380 0.000 Signifikan L100M (Y) Berdasarkan tabel 5 di atas terlihat hasil perhitungan regresi Ganda, diperoleh nilai R hitung (R o ) = 0.861, setelah dilakukan uji signifikan dengan menggunakan uji F diperoleh F hitung = 34.380 (P < 0,05), berarti ada kontribusi yang signifikan kecepatan bergerak, reaksi kaki, dan daya ledak tungkai terhadap kecepatan lari 100 meter pada siswa SMK Negeri 2 Makassar. E. PEMBAHASAN Hasil-hasil analisis kontribusi antara ketiga variabel bebas dengan satu variabel terikat dalam pengujian hipotesis perlu dikaji lebih lanjut dengan memberikan interprestasi keterkaitan antara hasil analisis yang dicapai dengan teori-teori yang mendasari penelitian ini. Penjelasan ini diperlukan agar dapat diketahui kesesuaian teori-teori yang dikemukakan dengan hasil penelitian yang diperoleh. 1. Ada kontribusi yang signifikan kecepatan bergerak terhadap kecepatan lari 100 meter pada siswa SMK Negeri 2 Makassar. Hasil yang diperoleh tersebut apabila dikaitkan dengan kerangka berpikir dan teori-teori yang mendasarinya, pada dasarnya hasil penelitian ini mendukung teori yang ada. Hal ini dapat dijelaskan bahwa apabila siswa memiliki kecepatan bergerak dapat melakukan gerakan lari 100 meter dengan cepat. Kecepatan bergerak merupakan komponen yang sangat penting guna meningkatkan kecepatan lari 100 meter secara keseluruhan. Dimana kecepatan gerak tungkai untuk melakukan gerakan langkah kaki secara berulang-ulang dalam menempuh

jarak lari 100 meter akan menentukan kemampuan untuk mencapai kecepatan maksimal, sehingga jarak tersebut dapat dicapai dalam waktu sesingkat-singkatnya. kecepatan bergerak merupakan daya penggerak setiap aktifitas lari 100 meter yang dilakukan. Selain itu kecepatan bergerak adalah komponen fisik yang menyangkut kecepatan seorang atlet pada saat mempergunakan otot-ototnya menerima beban dalam waktu kerja tersebut. Peranan kecepatan bergerak sangat penting pada gerakan lari 100 meter, sebab dalam gerakan ini siswa harus cukup cepat untuk melakukan lari 100 meter. Selain itu kecepatan bergerak sangat menunjang ketangkasan atau keterampilan lari 100 meter. Untuk itu, dapat pula dikatakan bahwa kecepatan merupakan kemampuan otot untuk melakukan gerakan cepat dalam waktu yang relatif singkat. Pada saat lari cepat 100 meter, kecepatan sangat diperlukan oleh faktor kekuatan otot, elastisitas otot. Kekuatan otot, dan elastisitas otot mutlak diperlukan olahragawan, khususnya pelari jarak pendek. Tugas pelari jarak pendek ialah memindahkan berat badan sejauh 100 meter dalam waktu yang sesingkat mungkin. Makin cepat bergerak makin mudah ia dapat memindahkan berat badannya, dan hasilnya adalah makin pendek waktu yang dibutuhkan atau makin baik hasil waktu yang dicapai. Adapun sumbangan yang diberikan kecepatan bergerak terhadap kecepatan lari 100 meter pada sebesar 52.10 %. 1. Ada kontribusi yang signifikan reaksi kaki terhadap kecepatan lari 100 meter pada siswa SMK Negeri 2 Makassar. Hasil yang diperoleh tersebut apabila dikaitkan dengan kerangka berpikir dan teori-teori yang mendasarinya, pada dasarnya hasil penelitian ini mendukung teori yang ada. Reaksi adalah kemampuan seseorang segera bertindak secepatnya dalam menanggapi rangsanganrangsangan yang datang lewat indera, syaraf atau feeling lainnya. Rangsangan dapat berupa sinar yang diterima oleh indera mata, suara atau bunyi yang diterima oleh indera telinga, sentuhan yang diterima oleh indera kulit dan posisi yang diterima oleh alat keseimbangan dalam tubuh. Rangsangan yang paling sering dialami yang erat kaitannya dengan waktu reaksi adalah bunyi letusan pistol yang diterima oleh indera telinga pada waktu start pada cabang atletik nomor lari khususnya lari 100 meter. Semua rangsangan yang diterima oleh alat penerima atau panca indera atau reseptor ini, dikirim oleh urat saraf aferen ke sistim syaraf pusat (otak). Setelah dipelajari dan diolah di system ini, kemudian ada perintah (dari otak), melalui urat syaraf aferen menuju ke efektor yakni otot skeletal untuk bereaksi. Waktu

yang dibutuhkan sejak rangsangan mulai diterima oleh reseptor (panca indera) sampai efektor (otot) bereaksi terhadap rangsangan tersebut, waktu inilah yang disebut waktu reaksi.agar lebih jelas, secara singkat pejalanan mulai dari ada rangsangan sampai timbul reaksi. Kualitas reaksi kaki memungkinkan memanfaatkan ruang gerak perototan secara maksimal. Sehingga pada saat melakukan lari 100 meter sangat membutuhkan reaksi kaki yang cepat setelah menerima rangsangan yang diterima oleh otot-otot yang elastis. Ini berarti bahwa dengan memiliki reaksi kaki yang cepat memudahkan seorang pelari untuk melakukan gerakan lari 100 meter. Ini dapat dibuktikan dengan besarnya sumbangan yang diberikan. Adapun sumbangan yang diberikan reaksi kaki terhadap kecepatan lari 100 meter pada sebesar 55.80 %. 3. Ada kontribusi yang signifikan daya ledak tungkai terhadap kecepatan lari 100 meter pada siswa SMK Negeri 2 Makassar. Hasil yang diperoleh tersebut apabila dikaitkan dengan kerangka berpikir dan teori-teori yang mendasarinya, pada dasarnya hasil penelitian ini mendukung teori yang ada. Secara umum daya ledak dikenal sebagai salah satu komponen fisik yang sangat dibutuhkan dalam berabagi cabang olahraga. Dimana daya ledak tungkai merupakan kemampuan otototot tungkai untuk melakukan kekuatan yang maksimum dan dilakukan dalam waktu sependek-pendeknya. Selain itu daya ledak tungkai juga akan memiliki kemampuan otototot yang dapat mengatasi tahan dengan kontraksi yang sangat cepat. Daya ledak dapat dikembangkan melalui pembinaan unsur kekuatan dan kecepatan, kekuatan dan kecepatan otot merupakan dua komponen fisik yang dapat dipadukan dalam suatu pola gerak sehingga menimbulkan kemampuan daya ledak atau power dalam mengerahkan tenaga maksimal dalam waktu yang singkat. Daya ledak tungkai yang baik akan menghasilkan kecepatan lari 100 meter, dimana pergerakan kaki saat akan menolak dan membawa tubuh ke depan akan semakin cepat. Selain itut kaki ayun sebagai gaya akan memberikan momentum yang cepat saat sedang berlari. Adapun sumbangan yang dapat diberikan daya ledak tungkai terhadap kecepatan lari 100 meter pada sebesar 42.40 %. 4. Ada kontribusi yang signifikan secara bersama-sama kecepatan bergerak, reaksi kaki, dan daya ledak tungkai terhadap kecepatan lari 100 meter pada siswa SMK Negeri 2 Makassar.

Hasil yang diperoleh tersebut apabila dikaitkan dengan kerangka berpikir dan teori-teori yang mendasarinya, pada dasarnya hasil penelitian ini mendukung teori yang ada. Hal ini dapat dijelaskan bahwa apabila siswa didukung kecepatan bergerak, reaksi kaki, dan daya ledak tungkai yang baik maka siswa tersebut dapat melakukan gerakan lari 100 meter dan mampu memanfaatkan kecepatan bergerak dan reaksi kaki serta mampu mempertahankan posisi tubuh. Juga pemanfaatan kerja otot-otot yang berperan pada tungkai. Sehingga pada saat melakukan lari 100 meter dapat dilakukan dengan seefisien mungkin. Adapun sumbangan yang diberikan secara bersama-sama kecepatan bergerak, reaksi kaki dan daya ledak tungkai terhadap kecepatan lari 100 meter pada sebesar 74.40 %. F. DAFTAR PUSTAKA Adisasmita, Yusuf. 1992. Olahraga Pilihan Atletik. Dirjen Dikti, Jakarta. Arikunto Suharsimi, 1992. Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Ateng, Abdul Kadir. 1992. Asas dan Landasan Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti. Bompa, 1983. Theory and Methodologi of Training. Kendal Hunt Publishing Company Dubugus, Iowa. Dwijowinoto, Kasyo.1993., Dasar-Dasar Ilmiah Kepelatihan. IKIP Malang Hadi Sutrisno, 1983. Statistik Jilid II, Fakultas Psikologi UGM. Jogyakarta. Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-aspek dalam Coaching, Depdikbud Dirjen Dikti. Jakarta. Ganong.1991. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Universitas Of Missisippi.School of Medicine. Jansen, CR, Cardon, and Bengester, BL. 1983. Aplied Kinesiology and Biomechanics 3 rd ed, New York : MC Graw Hll Book Company. Jess Jarver., 2007. Belajar Dan Berlatih Atletik. Penerbit CV.Pioner Jaya Bandung. Nossek. 1992. General Theory of Training. Lagos Pan African Press, Ltd. Sajoto Moch. 1988. Pembinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga. FPOK IKIP Semarang.

Syarifuddin, Aip. 1992. Atletik. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Dirjen Dikti, Proyek Pembangunan Tenaga Kependidikan. Jakarta. Soebroto, Moch. 1979. Tuntutan Mengajar Atletik, Proyek Pemasalan dan Pembibitan Olahraga, Jakarta. Sugiyono. 2000. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Penerbit CV Alfabetha. Willmore, 1977. Alternation in Strength, Body Composition and Antropometric Measurement Conconment to AW Weight Training Program Murd Sport. Yusup Ucup. 2000., Anatomi Fungsional. Depdiknas. Dirjendikdasmen. Jakarta.