PENGARUH PERBEDAAN SUHU TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN BUJUK (Channa lucius Cuvier)

dokumen-dokumen yang mirip
PERGANTIAN PAKAN TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN PANJANG LARVA IKAN SEPAT COLISA (Trichogaster lalius)

Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2010, hlm ISSN

PRODUKSI IKAN NEON TETRA Paracheirodon innesi UKURAN L PADA PADAT TEBAR 20, 40 DAN 60 EKOR/LITER DALAM SISTEM RESIRKULASI

PENGARUH PADAT TEBAR BERBEDA TERHADAP SINTASAN DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN LELAN (Osteochilus pleurotaenia)

PENGARUH PERBEDAAN FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN Tubifex sp. TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN LAJU PERTUMBUHAN BENIH IKAN GABUS (Channa striata)

PENGARUH PADAT TEBAR TINGGI DENGAN PENGUNAAN NITROBACTER TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN LELE (Clarias sp.) FENLYA MEITHA PASARIBU

ARTIFICIAL SUBSTRATES INCREASED SURVIVAL AND GROWTH OF HYBRID CATFISH (Clarias gariepinus and C. macrocephalus)

Afriansyah Nugraha*, Yuli Andriani**, Yuniar Mulyani**

ABSTRACT. Keywords : Biofilter, Cherax quadricarinatus, Glochidia

Sri Yuningsih Noor 1 dan Rano Pakaya Mahasiswa Program Studi Perikanan dan Kelautan. Abstract

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2017 TENTANG PELEPASAN IKAN GURAMI (OSPHRONEMUS GORAMY) SAGO

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 4, Desember 2012: ISSN :

Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 4(2) : (2016) ISSN :

II. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus

APLIKASI TEKNOLOGI NANO DALAM SISTEM AERASI PADA PENDEDERAN IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO)

PENGARUH PERBEDAAN PENGOLAHAN LIMBAH IKAN SEBAGAI BAHAN PAKAN LARVA IKAN LELE (Clarias gariepinus) Hatta.

Pengaruh Pemberian Dosis Pakan Otohime yang Berbeda terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Kerapu Bebek di BPBILP Lamu Kabupaten Boalemo

Angki Ismayadi, Rosmawati, Mulyana Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Djuanda Bogor

PEMATANGAN GONAD IKAN PALMAS (Polypterus senegalus) DENGAN MENGGUNAKAN PAKAN YANG BERBEDA

Enlargement of Selais (Ompok hypopthalmus) With fish meal Containing Thyroxine (T 4 ) Hormone

VARIASI PADAT PENEBARAN TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias sp) YANG DIPELIHARA DALAM HAPA

PENGARUH TEKNIK ADAPTASI SALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN PATIN, Pangasius sp.

PENGARUH PEMBERIAN PAKAN ALAMI BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELULUSHIDUPAN LARVA IKAN BETOK (Anabas testudinieus) oleh

EFFECT OF DIFFERENT NATURAL FEEDING FEED ON SURVIVAL AND GROWTH OF FISH FRY CORK (Channa striata)

PENGGUNAAN AIR PADA PEMELIHARAAN BENIH PATIN (Pangasius hypophthalmus) DENGAN SISTEM RESIRKULASI

III. BAHAN DAN METODE

PERBEDAAN SALINITAS MEDIA TERHADAP EFISIENSI PEMANFAATAN PAKAN BENIH IKAN NILA GIFT (Oreochromis sp)

PENGGUNAAN KOMBINASI BERAGAM PAKAN HIJAUAN DAN PAKAN KOMERSIAL TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT IKAN GURAME (Osphronemus gouramy Lac.)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PERBEDAAN SUHU TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH IKAN MAS KOI (Cyprinus carpio)

Pengaruh Fluktuasi Suhu Air Terhadap Daya Tetas Telur dan Kelulushidupan Larva Gurami (Osphronemus goramy)

PENGARUH SUMBER ASAM LEMAK PAKAN BERBEDA TERHADAP KINERJA PERTUMBUHAN IKAN BOTIA Botia macracanthus Bleeker

PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PRODUKSI PEMBESARAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI KERAMBA JARING APUNG WADUK CIRATA

PENGARUH PADAT TEBAR TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN LAJU PERTUMBUHAN IKAN MASKOKI (Carassius auratus) YANG DIPELIHARA DENGAN SISTEM RESIRKULASI

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Keragaan benih ikan mas (Cyprinus carpio) strain rajadanu dengan kepadatan berbeda

PENGARUH SUBTITUSI PARSIAL TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG TULANG TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus.

1) Staf Pengajar pada Prog. Studi. Budidaya Perairan, Fakultas

PENGARUH FOTOPERIODE TERHADAP PERTUMBUHAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) ABSTRAK

APLIKASI PENGGUNAAN BERBAGAI MACAM MIKROALGA POWDER UNTUK PAKAN JUVENIL IKAN BANDENG (Chanos chanos fork)

Pengaruh Ketinggian Air yang Berbeda terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Lele Sangkuriang di Balai Benih Ikan Kota Gorontalo

PENGARUH PERBEDAAN SUHU TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN IKAN TAMBRA (Tor tambra)

ASPEK REPRODUKSI IKAN LELAN (Osteochilus vittatus C.V) Di SUNGAI TALANG KECAMATAN LUBUK BASUNG KABUPATEN AGAM

PEMBERIAN PAKAN ALAMI YANG BERBEDA TERHADAP LAJU SINTASAN DAN PERTUMBUHAN LARVA IKAN BUJUK (Channa lucius Civier)

BAB III BAHAN DAN METODE

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan bulan Agustus sampai September 2011 bertempat di

Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 4(1) :1-8 (2016) ISSN :

Pengaruh Pemotongan Sirip Terhadap Pertumbuhan Panjang Tubuh Ikan Mas (Cyprinus carpio L.)

PENGARUH PEMBERIAN ENZIM PAPAIN PADA PAKAN TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 2 Oktober sampai 10 November 2014,

Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 1(1) : (2013) ISSN :

PENGARUH KETINGGIAN AIR YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUPBENIH IKAN LELE SANGKURIANG

Pengaruh Sumber Makanan yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Ikan Kelabau Padi (Osteochilus melanopleura) yang Dipelihara Dalam Hapa di kolam

METODE PENELITIAN. M 1 V 1 = M 2 V 2 Keterangan : M 1 V 1 M 2 V 2

Nike: Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Volume 3, Nomor 1, Maret 2015

MAINTENANCE GOLD FISH

Pengaruh Pemberian Viterna Plus dengan Dosis Berbeda pada Pakan terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Lele Sangkuriang di Balai Benih Ikan Kota Gorontalo


Pengaruh Padat Penebaran Berbeda terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Lele Sangkuriang di Balai Benih Ikan Kota Gorontalo

PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP IKAN BETOK (Anabas testudineus) YANG DIPELIHARA PADA SALINITAS BERBEDA

PEMBERIAN Tubifex sp DENGAN FREKUENSI YANG BERBEDA TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN LARVA IKAN BUJUK (Channa lucius, Cuvier)

PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN GURAMI (Osphronemus EKOR/LITER

GROWTH AND SURVIVAL RATE OF COMMON CARP (Cyprinus carpio L) WITH DIFFERENT BIOFILTER COMBINATION IN RECIRCULATION AQUAPONIC SYSTEM

J. Aquawarman. Vol. 2 (2) : Oktober ISSN : Abstract

282 Jurnal Perikanan (J. FISH. Sci) X (2) : ISSN:

Efektivitas Suplemen Herbal Terhadap Pertumbuhan dan Kululushidupan Benih Ikan Lele (Clarias sp.)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2014 di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama dua bulan pada bulan September-Oktober 2013,

METODE KERJA. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2014 sampai April 2015 di. Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung.

Respon Tingkat Kepadatan Telur Ikan Gurami (Osphronemus Gouramy. Lac. ) Yang Berbeda Terhadap Daya Tetas Telur 1

RESPONS PERTUMBUHAN IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus) YANG DIBERI PAKAN BUATAN BERBASIS LIMBAH SAYURAN

PERBEDAAN SUHU AIR DALAM AKUARIUM PEMELIHARAAN TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN BENIH IKAN NILA (Oreochiomis Niloticus)

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Tingkat pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva ikan bawal air tawar (Collosoma sp.) dengan laju debit air berbeda pada sistem resirkulasi

BAB 4. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Maret 2014 bertempat

GRANT OF SILK WORMS FEED (Tubifex sp) AND GOLDEN SNAIL (Pomacea canaliculata, L) ON GOING CONCERN AND GROWTH OF SEED GOLDFISH KOI (Cyprinus carpio, L)

Yunus Ayer*, Joppy Mudeng**, Hengky Sinjal**

PENGARUH UMUR LARVA IKAN NILA (OREOCHROMIS NILOTICUS) TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN PEMBENTUKAN SEL KELAMIN JANTAN RINDHIRA HUMAIRANI Z¹, ERLITA¹

KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN LELE DUMBO

BENIH IKAN LELE DUMBO (Clarias sp) PADA SISTEM RESIRKULASI DENGAN KEPADATAN BERBEDA. Oleh : Muarif dan Rosmawati

PENGARUH MEDIA YANG BERBEDA TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN LARVA Chironomus sp.

BAB III BAHAN DAN METODE

PEMBERIAN PAKAN YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) ABSTRAK

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 30 Juni 2013 selama 50

Kejutan suhu pada penetasan telur dan sintasan hidup larva ikan lele. Clarias gariepinus)

THE EFFECT OF IMPLANTATION ESTRADIOL-17β FOR FERTILITY, HATCHING RATE AND SURVIVAL RATE OF GREEN CATFISH (Mystus nemurus CV)

Azolla microphylla Bioremoval as Countermeasures Alternative of Heavy Metals (Zn) In the Cultivation Media

HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMANFAATAN BIOFLOK DARI LIMBAH BUDIDAYA LELE DUMBO (Clarias gariepinus) SEBAGAI PAKAN NILA (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. adalah ikan gurami (Osphronemus gouramy) (Khaeruman dan Amri, 2003).

PENGARUH PEMBERIAN IKAN RINUAK SEBAGAI PAKAN ALTERNATIF TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN LARVA IKAN PATIN

Tingkat Kelangsungan Hidup

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kelangsungan Hidup Ikan Nila Nirwana Selama Masa Pemeliharaan Perlakuan Kelangsungan Hidup (%)

JURNAL. THE EFFECT OF GIVEN SKIN SEED IN GREEN BEANS ON GROWTH RATE OF CATFISH (Clarias sp)

PENAMBAHAN BIOBALL PADA FILTER MEDIA PEMELIHARAAN TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN MAS KOKI (Carassius Auratus)

UJI PERBANDINGAN PAKAN PELLET DAN CUMI-CUMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN KERAPU MACAN (Efinephelus fuscoguttatus)

Transkripsi:

PENGARUH PERBEDAAN SUHU TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN BUJUK (Channa lucius Cuvier) Deddy Kristianto Waruwu 1, Hafrijal Syandri 2 dan Azrita 3 E-mail : kristian_dwar@yahoo.com 1 Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta 2 Dosen Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta 3 Dosen Jurusan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta ABSTRACT The purpose of destination research was to determine the effect of temperature on the survival and growth of fish seed persuasion (Channa Lucius Cuvier). This research was been in December 2013 to January 2014 at integrated Laboratory of the Faculty of Fisheries and Marine Sciences University of Bung Hatta, Padang, West Sumatra. This research was conducted with an experimental method using Completely Randomized Design (CRD) consisting of 4 treatments and 3 replications that a treatment with a natural temperature/control, treatment B with a temperature of 29 0 C, 31 0 C temperature treatment C and treatment with D with temperature 31 0 C. The results showed that survival was highest in treatments B and C, the length and the weight gain was highest in treatment C. Based on these results it is known that the best temperature for maintaining fish seed persuasion is the temperature 31 0 C. Based on the results of statistical analysis one way ANAVA showed that there was no effect of water temperature on the survival of maintenance medium and the length of the fish seed persuasion, (p>0,05). While based on statistical analysis of weight gain relative to water temperature maintenance medium significantly (p<0.05). Keyword : Effect, Temperature, Survival, Fish Seed Persuasion. PENDAHULUAN Luas perairan umu diseluruh wilayah nusantara tercatat seluas 13.800.000 ha. Perairan umum tersebut dipengaruhi oleh 2 musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan yang menyebabkan kondisi perairan menjadi tidak tetap (Sarnita, 1986). Perubahan kondisi perairan di perairan umum sangat berpengaruh pada aspek biologi organisme seperti ikan bujuk (Channa lucius Cuvier). Ikan bujuk merupakan ikan yang belum dikembangkan pada taraf budidaya sehingga data tentang aspek biologi reproduksinya di perairan rawa banjiran masih sangat terbatas. Oleh karena itu tersedianya lahan budidaya jenis ikan konsumsi air tawar di Indonesia memberikan peluang besar bagi masyarakat untuk mengembangkan budidaya ikan marga Channa ini termasuk ikan bujuk (Azrita, 2011). Menurut Azrita (2011) ikan bujuk saat ini menjadi komoditas unggulan dan mempunyai nilai ekonomis penting, sehingga

setiap hari diburu oleh nelayan. Produktifitas ikan bujuk saat ini telah mengalami penurunan akibat kegiatan penangkapan yang tidak terkontrol dengan berbagai jenis alat tangkap, perubahan lingkungan, isolasi geografis maupun degradasi genetis (Azrita et. al., 2011). Untuk melestarikan dan melindungi ikan bujuk maka perlu dilakukan upaya domestikasi sehinggga diharapkan kedepannya dapat dilakukan kegiatan budidaya (Azrita, 2012). Saat ini Laboratorium Terpadu Universitas Bung Hatta telah memulai kegiatan pembudidayaan ikan bujuk tetapi masih mengalami masalah dalam kelangsungan hidup benih. Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Pengaruh Perbedaan Suhu Terhadap Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Benih Ikan Bujuk (Channa lucius Cuvier). Tujuan Dan Manfaat Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap kelangsungan hidup dan pertumbuhan benih ikan bujuk. Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi mengenai suhu optimal untuk memperoleh tingkat kelangsungan hidup dan pertumbuhan benih ikan bujuk, serta dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya dan dapat menambah perkembangan kegiatan budidaya. MATERI DAN METODE PENELITIAN Wadah yang digunakan dalam penelitian ini adalah akuarium sebanyak 12 unit yang berukuran 40 x 20 x 20 cm dengan volume air 8 liter. Alat yang digunakan adalah aerator, heater, thermometer, timbangan elektrik, kertas mm, akuarium, serokan, kertas ph dan DO meter. Ikan uji yang digunakan adalah benih ikan bujuk yang berumur 10 hari sebanyak 30 ekor setiap unit akuarium. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 kali perlakuan dan 3 kali ulangan. Adapun perlakuan yang akan diuji pada penelitian ini adalah perlakuan dengan suhu alami/kontrol, perlakuan dengan stabilitas suhu air 29, 31 ⁰C dan 33 ⁰C. Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Menyiapkan akuarium yang akan digunakan sebagai wadah dalam penelitian. Mengatur suhu air yang ada dalam akuarium sesuia dengan perlakuan dengan menggunakan heater. Memberi aerasi dalam setiap akuarium.

Melakukan pengukuran awal benih dengan mengambil sampel sebanyak 5 ekor. Memasukkan benih ke dalam wadah penelitian sebanyak 30 ekor setiap perlakuan dan ulangan. Pengontrolan suhu air dilakukan setiap hari. Melakukan pemberian pakan sebanyak 6 kali sehari yaitu jam 10.00, 14.00, 18.00, 22.00, 02.00, 06.00 WIB sebanyak 1,5 g/hari/akuarium. Pengontrolan kualitas air (ph dan DO) dilakukan 2 kali yaitu awal dan akhir penelitian. Pengamatan dilakukan selama 15 hari. Pada akhir penelitian diukur semua benih yang berumur benih 25 hari. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah kelangsungan hidup, pertambahan bobot relatif, dan pertambahan panjang dihitung dengan menggunakan rumus Effendie, 1978. Pengambilan data pertama pada penelitian ini dilakukan dengan melakukan pengukuran berat dan panjang awal ikan uji sedangkan pengambilan data kedua dilakukan dengan menghitung jumlah ikan akhir, bobot akhir dan panjang akhir ikan penelitian pada setiap perlakuan dan ulangan. Untuk menganalisa data dilakukan dengan uji homogenitas. Apabila data homogen selanjutnya di analisa dengan uji statistik F (Anava). Apa bila hasil analisis menunjukan bahwa F hitung > F tabel pada taraf 95% berarti tidak ada pengaruh suhu yang berbeda terhadap kelangsungan hidup dan pertumbuhan benih ikan bujuk (H0 diterima dan H1 ditolak). Jika F hitung < F tabel pada taraf 95% berarti ada pengaruh pemberian suhu yang berbeda terhadap kelangsungan hidup dan pertumbuhan benih ikan bujuk (H0 ditolak dan H1 diterima). Untuk melihat adanya perbedaan antar perlakuan dilakukan uji lanjut Duncan (DMNRT) menggunakan SPSS versi 14. HASIL DAN PEMBAHASAN Kelangsungan Hidup Benih Ikan Bujuk Data kelangsungan hidup benih ikan bujuk selama masa penelitian 15 hari dari umur 10-25 hari pada setiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 1. Berdasarkan hasil analisis statistik secara one way anava menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh suhu air media terhadap kelangsungan hidup benih ikan bujuk (p>0,05).

Tabel 1. Pengaruh suhu terhadap kelangsungan hidup benih ikan bujuk (%). Perlakuan suhu Kelangsungan hidup (%) ± SD Kontrol = 27 0 C ± 2 0 C 77.66 ± 6.24 a 29 0 C ± 1 0 C 95.55 ± 1.52 a 31 0 C ± 1 0 C 95.55 ± 2.30 a 33 0 C ± 1 0 C 84.44 ± 6.42 a Keterangan : Huruf superscript di belakang angka rata-rata menunjukkan tidak berbeda nyata (p>0,05). Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa tingkat kelangsungan hidup tertinggi pada akhir penelitian terdapat pada perlakuan suhu 29 0 C ± 1 0 C dan perlakuan suhu 31 0 C ± 1 0 C dengan rata-rata 95,55 %, disusul perlakuan suhu 33 0 C ± 1 0 C dengan rata-rata 84,44 % dan tingkat kelangsungan hidup terendah terdapat pada perlakuan suhu kontrol 27 0 C ± 2 0 C dengan rata-rata 77,66 %. Tingginya tingkat kelangsungan hidup sangat dipengaruhi oleh suhu air pada media pemeliharaan seperti pada perlakuan suhu 29 0 C ± 1 0 C dan perlakuan suhu 31 0 C ± 1 0 C yang merupakan tingkat kelangsungan hidup tertinggi dan terbaik karena hampir mencapai tingkat maksimum dalam kelangsungan hidup ikan bujuk. Tingginya tingkat kelangsungan hidup pada perlakuan tersebut diduga karena peningkatan suhu sehingga pakan yang dikonsumsi oleh ikan semakin banyak. Menurunnya tingkat kelangsungan hidup pada perlakuan suhu kontrol 27 0 C ± 2 0 C disebabkan oleh perubahan drastis suhu sehingga menyebabkan benih ikan yang masih berumur 10-25 hari tidak mampu beradaptasi sehingga menyebabkan kematian. Menurut Cholik et. al., (1986) perubahan drastis suhu hingga mencapai 5 0 C dapat menyebabkan tingkat stres pada ikan atau bisa menyebabkan kematian. Pada ikan bujuk fluktuasi suhu ± 2 0 C telah menyebabkan kematian. Tingkat kelangsungan hidup pada perlakuan 33 0 C ± 1 0 C dengan rata-rata 84,44 % disebabkan oleh terlalu tingginya suhu, sehingga benih ikan tidak sanggup untuk bertahan hidup. Hal ini sesuai dengan pendapat (Wardoyo, 1975) yang menyatakan bahwa meskipun ikan dapat beraklimatisasi pada suhu yang relatif tinggi, tetapi pada derajat tertentu kenaikan suhu dapat menyebabkan kematian pada ikan. Selain suhu pada umumnya tingkat kelangsungan hidup juga dipengaruhi oleh kandungan oksigen terlarut dan ph pada media pemeliharaan. Selama penelitian oksigen terlarut pada media pemeliharaan berada pada kisaran 5,4-6 mg/l dan nilai ph berada pada kisaran 7-7,2. Menurut Djadmika (1996) dalam Putra (2012) kandungan oksigen terlarut yang ideal untuk media pemeliharaan ikan adalah 5-7 mg/l.

Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa kandungan oksigen terlarut selama penelitian masih baik untuk kelangsungan hidup benih ikan bujuk. Pertambahan Bobot Relatif Benih Ikan Bujuk Data hasil pengamatan pertambahan bobot relatif ikan bujuk dari umur 10-25 hari pada setiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Pengaruh suhu terhadap pertambahan bobot relatif benih ikan bujuk (g). Perlakuan suhu Pertambahan bobot relatif (g) ± SD Kontrol = 27 0 C ± 2 0 C 0.08 ± 0.01 a 29 0 C ± 1 0 C 0.08 ± 0.00 a 31 0 C ± 1 0 C 0.27 ± 0.09 b 33 0 C ± 1 0 C 0.20 ± 0.07 b Keterangan : Huruf superscript yang sama di belakang angka rata-rata menunjukkan tidak berbeda nyata (p>0,05), sedangkan huruf superscript yang berbeda di belakang angka rata-rata menunjukkan berbeda nyata (p<0,05). Berdasarkan hasil analisis statistik secara one way anava menunjukkan bahwa ada pengaruh suhu air media pemeliharaan terhadap pertambahan bobot relatif benih ikan bujuk (p<0,05). Dari Tabel 2 dapat dilihat pertambahan bobot relatif tertinggi terdapat pada perlakuan suhu 31 0 C ± 1 0 C dengan ratarata 0,27 g/individu, disusul oleh perlakuan suhu 33 0 C ± 1 0 C dengan rata-rata 0,20 g/individu, sedangkan pertambahan bobot ikan bujuk yang terendah terdapat pada perlakuan suhu kontrol 27 0 C ± 2 0 C dan perlakuan suhu 29 0 C ± 1 0 C dengan rata-rata 0,08 g/individu. Tingginya pertambahan bobot ikan bujuk pada perlakuan suhu 31 0 C ± 1 0 C disebabkan oleh proses metabolisme yang semakin cepat sehingga menyebabkan ikan lebih aktif bergerak dan mencari makan. Menurut (Cholik et. al., 1986) kenaikan suhu pada perairan selalu diikuti oleh derajat metabolisme. Didukung oleh pendapat (Vahl, 1979) yang menyatakan bahwa suhu optimum menyebabkan kinerja inzim pencernaan di dalam saluran pencernaan mencapai titik maksimum untuk mencerna pakan yang dikonsumsi sehingga kondisi lambung menjadi kosong (lapar) dan ikan kembali mengkonsumsi pakan. Menurut Hermanto (2000) pada suhu rendah jumlah pakan yang dikonsumsi ikan akan sedikit, tetapi pada peningkatan suhu berikutnya menyebabkan jumlah pakan yang dikonsumsi semakin banyak sampai pada suhu optimum dan akan menurun lagi pada peningkatan suhu di atas optimum. Pendapat tersebut sesuai dengan pertambahan bobot

relatif ikan bujuk pada pengamatan, dimana tingkat terendah terdapat pada perlakuan suhu kontrol 27 0 C ± 2 0 C dan perlakuan suhu 29 0 C ± 1 0 C dengan rata-rata 0,08 g/individu, sedangkan pada suhu di atas optimum seperti pada perlakuan suhu 33 0 C ± 1 0 C pertambahan bobot relatif menurun dengan rata-rata 0,20 g/individu. Pertambahan Panjang Benih Ikan Bujuk Data hasil pengamatan pertambahan panjang benih ikan bujuk dari umur 10-25 hari pada setiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Pengaruh suhu terhadap pertambahan panjang benih ikan bujuk (cm). Perlakuan suhu Pertambahan panjang (cm) ± SD Kontrol = 27 0 C ± 2 0 C 1.12 ± 0.12 a 29 0 C ± 1 0 C 1.12 ± 0.05 a 31 0 C ± 1 0 C 1.67 ± 0.65 a 33 0 C ± 1 0 C 1.52 ± 0.51 a Keterangan : Huruf superscript di belakang angka rata-rata menunjukkan tidak berbeda nyata (p>0,05). Berdasarkan hasil analisis statistik secara one way anava menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh suhu air media pemeliharaan terhadap pertambahan panjang benih ikan bujuk (p>0,05). Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa pertambahan panjang tertinggi terdapat pada perlakuan suhu 31 0 C ± 1 0 C dengan rata-rata 1,67 cm/individu, diikuti oleh perlakuan suhu 33 0 C ± 1 0 C dengan rata-rata 1,52 cm/individu, sedangkan pertambahan bobot yang terendah terdapat pada perlakuan suhu kontrol 27 0 C ± 2 0 C dan perlakuan suhu 29 0 C ± 1 0 C dengan rata-rata 1,12 cm/individu. Menurut Djajasewaka dan Djajadireja (1990) suhu optimum untuk selera makan ikan adalah 25-27 0 C. Kondisi ini berbeda dengan hasil pengamatan, dimana larva ikan bujuk pada perlakuan suhu 31 0 C ± 1 0 C lebih aktif bergerak dan mencari makan sehingga tingkat pertumbuhan panjangnya lebih baik. Dengan demikian suhu yang optimum untuk pertumbuhan larva ikan bujuk jika dilihat dari pertambahan bobot dan pertambahan panjang terdapat pada perlakuan suhu 31 0 C ± 1 0 C. Hal ini sesuai dengan pendapat Stickney (2000) yang menyatakan bahwa setiap spesies ikan memiliki suhu optimum. Sedangkan pada perlakuan suhu kontrol 27 0 C ± 2 0 C dan perlakuan suhu 29 0 C ± 1 0 C pertambahan panjang benih ikan bujuk sangat rendah. Rendahnya pertambahan panjang pada perlakuan tersebut disebabkan oleh tingkat kenaikan suhu belum sampai pada tingkat yang optimum sehingga ikan lebih suka menunggu dari pada aktif mencari makan disekitar akuarium.

Pada perlakuan suhu 33 0 C ± 1 0 C tingkat pertambahan panjang ikan bujuk kembali menurun karena pada perlakuan tersebut suhu telah melebihi kisaran optimum, sehingga diduga benih ikan bujuk pada perlakuan tersebut menggunakan semua energinya untuk bertahan hidup dan energi yang digunakan untuk pertumbuhan menjadi sangat sedikit. Hal ini erat kaitannya dengan pendapat (Stickney, 1979) yang menyatakan bahwa pada sebagian besar spesies ikan, laju metabolisme akan meningkat di atas suhu optimum sehingga energi mulai dialihkan dari pertumbuhan kelaju metabolisme yang tinggi, sehingga laju pertumbuhan menjadi menurun. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh perbedaan suhu terhadap kelangsungan hidup dan pertumbuhan benih ikan bujuk selama 15 hari maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Bahwa tidak ada pengaruh suhu air media pemeliharaan terhadap kelangsungan hidup dan pertambahan panjang benih ikan bujuk (p>0,05). 2. Bahwa ada pengaruh suhu air media pemeliharaan terhadap pertambahan bobot relatif benih ikan bujuk (p<0,05). 3. Bahwa tingkat kelangsungan hidup, Saran pertambahan bobot relatif dan pertambahan panjang yang paling baik untuk benih ikan bujuk umur 10-25 hari adalah pada suhu 31 0 C. Berdasarkan hasil penelitian, disarankan agar dalam pemeliharaan benih ikan bujuk sebaiknya menggunakan suhu 31 0 C supaya dalam pemeliharaan benih ikan tersebut mencapai hasil yang maksimal. Diharapkan dalam penelitian selanjutnya menggunakan benih ikan bujuk yang berumur 25 hari ke atas, supaya selama penelitian tidak mengalami masalah tentang tingkat sensitif pada benih sehingga data tentang kelangsungan hidup dan laju pertumbuhannya lebih akurat. DAFTAR PUSTAKA Azrita. 2011. Potensi Ekonomis Ikan Bujuk (Channa lucius CV) Sebagai Peluang Calon Induk Ikan Budidaya di Perairan Umum Daratan. Prosiding Seminar Nasional Forum Perairan Umum Daratan Indonesia 26-27 September 2011 di Palembang, 325 hal. Azrita., H. Syandri., E. Nugroho., Dahelmi., Syaifullah. 2011. Variasi Genetik Ikan Bujuk (Channa lucius CV) Berdasarkan RAPD Dari Sumatra Barat, Jambi dan Riau Berdasarkan Marker DNA. Berita Biologi, 10 (5) : 675-680. Azrita. 2012. Variasi Genetik dan Biologi Reproduksi Ikan Bujuk (Channa

lucius Cuvier) (Actinopterygil : Channidae) Pada Habitat Perairan Yang Berbeda Dalam Upaya Domestikasi. Desertasi Pasca Sarjana Universitas Andalas. Tidak Dipublikasikan, 221 hal. Cholik. F., Artati dan R. Arifin. 1986. Pengelolaan Kualitas Air Kolam. Dirjen Perikanan Jakarta. 55 hal. Djajasewaka dan Djajadiredja. R. 1990. Budidaya Ikan di Indonesia. Cara Pengembangannya. Badan Litbang Pertanian. Lembaga Penelitian perikanan Darat. Jakarta. 48 hal. Effendie, M. I. 1978. Biologi Perikanan. Fakultas Perikanan Institut Pertanian Bogor, 102 hal. Hermanto. 2000. Optimalisasi Suhu Media Pada Pemeliharaan Benih Ikan Gurami (Osphronemus gouramy, Lac). Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, 76 hal. Putra, B. 2012. Penambahan Vitamin E Dalam Pakan Untuk Mempercepat Pencapaian Matang Gonad dan Peningkatan Kualitas Telur Induk Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepenus Buchell). Skripsi. Fakultas Perikanan Universitas Bung Hatta, Padang. Sarnita, A. S. 1986. Perairan Umum di Indonesia Sebagai Salah Satu Sumberdaya Alam. Prosiding Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan. No.9/SPPU/1986 pp 17-31. Stickney, R.R. 1979. Principle of Warm Water Aquaculture. Jhon Wiley and Sons, Inc. New York. 375 p. Stickney, R.R. 2000. Encyklopedia of Aquaculture. A Wiley Interscience Publication, Jhon Wiley and Sons, Inc. New York, p : 136-293. Vahl, O. 1979. An Hipotesis on the Control of Food In Take In Fish. Aquaculture, 17 : 220-229. Wardoyo, S.T.H. 1975. Pengelolaan Kualitas Air. IPB. Bogor. 41 hal.