PENGARUH PEMBERIAN LIMBAH PEPAYA TERHADAP KANDUNGAN GLUKOSA DARAH SAPI POTONG DI DESA KANDANG MUKTI KECAMATAN LELES KABUPATEN GARUT

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN PENAMBAHAN TETES SEBAGAI ADITIF TERHADAP KUALITAS ORGANOLEPTIK DAN NUTRISI SILASE KULIT PISANG

EFEK PENGGUNAAN KONSENTRAT PABRIKAN DAN BUATAN SENDIRI DALAM RANSUM BABI STARTER TERHADAP EFISIENSI PENGGUNAAN RANSUM. S.N.

I. PENDAHULUAN. Peternakan di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan, sehingga

1. Jenis-jenis Sapi Potong. Beberapa jenis sapi yang digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah :

KATA PENGANTAR. dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

KADAR HEMATROKRIT, GLUKOSA DAN UREA DARAH SAPI JAWA YANG DIBERI PAKAN KONSENTRAT DENGAN TINGKAT YANG BERBEDA

SILASE TONGKOL JAGUNG UNTUK PAKAN TERNAK RUMINANSIA

PENGARUH BINDER MOLASES DALAM COMPLETE CALF STARTER BENTUK PELLET TERHADAP KONSENTRASI VOLATILE FATTY ACID DARAH DAN GLUKOSA DARAH PEDET PRASAPIH

HASIL DAN PEMBAHASAN

Daftar Pustaka. Leng, R.A Drought Feeding Strategies : Theory and Pactice. The University of New England Printery, Armidale - New South Wales.

EDIBLE PORTION DOMBA LOKAL JANTAN DENGAN PAKAN RUMPUT GAJAH DAN POLLARD

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan

I. PENDAHULUAN. yang memiliki potensi hijauan hasil limbah pertanian seperti padi, singkong, dan

PEMANFAATAN Indigofera sp. DALAM RANSUM TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK PADA DOMBA JANTAN

PENDAHULUAN. terhadap lingkungan tinggi, dan bersifat prolifik. Populasi domba di Indonesia pada

PENDAHULUAN. Domba adalah salah satu ternak ruminansia kecil yang banyak. Indonesia populasi domba pada tahun 2015 yaitu ekor, dan populasi

PENGARUH AMPAS TEH DALAM PAKAN KONSENTRAT TERHADAP KONSENTRASI VFA DAN NH 3 CAIRAN RUMEN UNTUK MENDUKUNG PERTUMBUHAN SAPI PERANAKAN ONGOLE

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan Terhadap Kecernaan NDF. dengan konsumsi (Parakkasi,1999). Rataan nilai kecernaan NDF pada domba

PENDAHULUAN. bagi usaha peternakan. Konsumsi susu meningkat dari tahun ke tahun, tetapi

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan masalah yang mendasar dalam suatu usaha peternakan. Minat

BAB III MATERI DAN METODE. Lokasi yang digunakan dalam penelitian adalah Laboratorium Ilmu Ternak

Pengaruh Lanjutan Substitusi Ampas Tahu pada Pakan Basal (BR-2) Terhadap Penampilan Ayam Broiler Umur 4-6 Minggu (Fase Finisher)

HASIL DAN PEMBAHASAN

menjaga kestabilan kondisi rumen dari pengaruh aktivitas fermentasi. Menurut Ensminger et al. (1990) bahwa waktu pengambilan cairan rumen berpengaruh

PENDAHULUAN. Latar Belakang. peternak dengan sistem pemeliharaan yang masih tradisional (Hoddi et al.,

TINJAUAN PUSTAKA. baik dalam bentuk segar maupun kering, pemanfaatan jerami jagung adalah sebagai

RESPON KAMBING KACANG JANTAN TERHADAP WAKTU PEMBERIAN PAKAN ABSTRAK

PERUBAHAN MASSA PROTEN, LEMAK, SERAT DAN BETN SILASE PAKAN LENGKAP BERBAHAN DASAR JERAMI PADI DAN BIOMASSA MURBEI

pkecernaan NUTRIEN DAN PERSENTASE KARKAS PUYUH (Coturnix coturnix japonica) JANTAN YANG DIBERI AMPAS TAHU FERMENTASI DALAM RANSUM BASAL

PEMBUATAN BIOPLUS DARI ISI RUMEN Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si

PERSENTASE KARKAS DAN NON KARKAS DOMBA LOKAL JANTAN DENGAN METODE PEMBERIAN PAKAN YANG BERBEDA

PENGARUH PENGGUNAAN UREA-MINYAK DALAM RANSUM TERHADAP ph, KECERNAAN BAHAN KERING,BAHAN ORGANIK, DAN KECERNAAN FRAKSI SERAT PADA SAPI PO

PENDAHULUAN. Latar Belakang. yang sangat besar. Hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk yang

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kecernaan Protein Kasar. Kecernaan adalah bagian zat makanan dari pakan/ransum yang tidak

Pengaruh Imbangan Hijauan-Konsentrat dan Waktu Pemberian Ransum terhadap Produktivitas Kelinci Lokal Jantan

PENDAHULUAN. karena Indonesia memiliki dua musim yakni musim hujan dan musim kemarau.

I. PENDAHULUAN. atau sampai kesulitan mendapatkan hijauan makanan ternak (HMT) segar sebagai

Pengaruh Penambahan Nitrogen dan Sulfur Pada Ensilase Jerami Jagung Terhadap NH3 dan VFA Rumen Sapi Potong (In Vitro)

Pengaruh Pemberian Probiotik dalam Pakan terhadap Pertambahan Bobot Badan Kambing Kacang

Imbangan Efisiensi Protein pada Kelinci Rex...Yanuar Adi Prasetyo W

SUHU FERMENTOR TERHADAP NILAI GIZI PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR PRODUK FERMENTASI BUNGKIL KELAPA SAWIT

Kombinasi Pemberian Starbio dan EM-4 Melalui Pakan dan Air Minum terhadap Performan Itik Lokal Umur 1-6 Minggu

I. PENDAHULUAN. dalam memenuhi kebutuhan protein hewani adalah kambing. Mengingat kambing

I. PENDAHULUAN. Ketersediaan pakan khususnya pakan hijauan baik kualitas, kuantitas

PENGARUH PENGGUNAAN KONSENTRAT DALAM PAKAN BERBASIS RUMPUT (Panicum maximum) TERHADAP KECERNAAN HEMISELULOSA DAN SELULOSA PADA KAMBING LOKAL

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. nutrien pakan dan juga produk mikroba rumen. Untuk memaksimalkan

PERFORMANCE AND CARCASS PERCENTAGE OF BRAHMAN CROSS STEER SUPLEMENTED BY DIFFERENT IN PREMIX CONCENTRATE ABSTRACT

PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG AMPAS TAHU DI DALAM RANSUM TERHADAP BOBOT POTONG, BOBOT KARKAS DAN INCOME OVER FEED COST AYAM SENTUL

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian Tahap Pengaruh Fermentasi terhadap Kandungan Energi Bruto

II. TINJAUAN PUSTAKA. Devendra dan Burns (1994) menyatakan bahwa kambing menyukai pakan

PENGARUH DOSIS EM-4 (EFFECTIVE MICROORGANISMS-4) DALAM AIR MINUM TERHADAP BERAT BADAN AYAM BURAS

PENGERTIAN LIMBAH A C. Gambar 1. Ilustrasi hubungan antara limbah (A), bahan pakan konvensional (B) dan bahan pakan non konvensional (C)

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan

I. PENDAHULUAN. Nenas adalah komoditas hortikultura yang sangat potensial dan penting di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi makanan. Sehingga faktor pakan yang diberikan pada ternak perlu

PENDAHULUAN. terhadap produktivitas, kualitas produk, dan keuntungan. Usaha peternakan akan

Penampilan Kelinci Persilangan Lepas Sapih yang Mendapat Ransum dengan Beberapa Tingkat Penggunaan Ampas Teh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2003). Pemberian total mixed ration lebih menjamin meratanya distribusi asupan

KECERNAAN JERAMI PADI FERMENTASI DENGAN PROBIOTIK STARBIO TERHADAP DOMBA JANTAN LOKAL

PENAMPILAN PRODUKSI AYAM BROILER YANG DIBERI TEPUNG GAMBIR (Uncaria Gambir Roxb) SEBAGAI FEED ADDITIVE DALAM PAKAN.

TINGKAT PENGGUNAAN ONGGOK SEBAGAI BAHAN PAKAN PENGGEMUKAN SAPI BAKALAN

UPAYA UNTUK MENINGKATKAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DAN EFISIENSI PENGGUNAAN PAKAN PADA KAMBING PERANAKAN ETAWAH MENGGUNAKAN SUPLEMEN KATALITIK

PRODUKTIVITAS KARKAS DAN KUALITAS DAGING SAPI SUMBA ONGOLE DENGAN PAKAN YANG MENGANDUNG PROBIOTIK, KUNYIT DAN TEMULAWAK

Pengaruh Pemakaian Urea Dalam Amoniasi Kulit Buah Coklat Terhadap Kecernaan Bahan Kering dan Bahan Organik Secara in vitro

PENGARUH BUNGKIL BIJI KARET FERMENTASI DALAM RANSUM TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK DAGING DOMBA PRIANGAN JANTAN

TEKNIK PENGOLAHAN UMB (Urea Molases Blok) UNTUK TERNAK RUMINANSIA Catur Prasetiyono LOKA PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEPRI

ABSTRAK. Kata kunci : ampas padat brem, hidrolisis, H 2 SO 4, gula cair

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

Semua perlakuan tidak menyebabkan keadaan ekstrim menghasilkan NH 3 diluar

RESPONS KOMPOSISI TUBUH DOMBA LOKALTERHADAP TATA WAKTU PEMBERIAN HIJAUAN DAN PAKAN TAMBAHAN YANG BERBEDA

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 482,91 55, ,01 67,22

PROPORSI DAGING, TULANG DAN LEMAK KARKAS DOMBA EKOR TIPIS JANTAN AKIBAT PEMBERIAN AMPAS TAHU DENGAN ARAS YANG BERBEDA

PENGGUNAAN PELEPAH DAUN KELAPA SAWIT DENGAN PERLAKUAN FISIK, KIMIA, BIOLOGI DAN KOMBINASINYA TERHADAP PERFORMANS DOMBA LOKAL JANTAN

KANDUNGAN NUTRISI SILASE JERAMI JAGUNG MELALUI FERMENTASI POLLARD DAN MOLASES

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan pertambahan penduduk dari tahun ke tahun yang terus meningkat

(Utililization of The Rice Straw with Feed Processing Technology For Non Carcass and Boneless Percentage on Local Rams

I. PENDAHULUAN. sekitar 60% biaya produksi berasal dari pakan. Salah satu upaya untuk menekan

KARAKTERISTIK CAIRAN RUMEN DOMBA LOKAL JANTAN YANG DIBERI PAKAN KOMPLIT BERBASIS LIMBAH TANAMAN JAGUNG DAN SORGHUM

Produk Metabolisme Rumen pada Sapi Peranakan Ongole Fase Tumbuh

PEMANFAATAN LIMBAH SAYUR FERMENTASI TERHADAP PERSENTASE KARKAS PADA DOMBA LOKAL

PEMANFAATAN AMPAS SAGU FERMENTASI DAN NON FERMENTASI DALAM RANSUM TERHADAP KARKAS AYAM KAMPUNG (Gallus domesticus) UMUR 12 MINGGU

KADAR KOLESTEROL SERUM DARAH AYAM PETELUR YANG DIBERI AIR REBUSAN DAUN SIRIH SKRIPSI TEFI HARUMAN HANAFIAH

LUMPUR MINYAK SAWIT KERING (DRIED PALM OIL SLUDGE) SEBAGAI PENGGANTI DEDAK PADI DALAM RANSUM RUMINANSIA

PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan sumber penghasil susu terbanyak dibandingkan

PEMANFAATAN KULIT DAGING BUAH KOPI YANG DIAMONIASI PADA PAKAN DOMBA TERHADAP PERSENTASE NON KARKAS DOMBA LOKAL JANTAN LEPAS SAPIH SKRIPSI

Deskripsi KONSENTRAT ASAM LEMAK OMEGA-3 UNTUK SUPLEMENTASI PAKAN SAPI POTONG DAN METODE PEMBUATANNYA

METODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA

AM PAS JAM BU METE DALAM BEBERAPA TINGKAT PENGGUNAANNYA DENGAN RUMPUT LAPANGAN PADA DOMBA LOKAL JANTAN

UJI KADAR AIR, AKTIVITAS AIR, DAN KETAHANAN BENTURAN RANSUM KOMPLIT DOMBA BENTUK PELET MENGGUNAKAN DAUN KELAPA SAWIT SEBAGAI SUBSTITUSI HIJAUAN

BAB I PENDAHULUAN. muda, apalagi mengetahui asalnya. Bekatul (bran) adalah lapisan luar dari

Raden Febrianto Christi, Abu Bakar Hakim, Lesha Inggriani, Atun Budiman Fakultas Peternakan Universitas Padjajaran ABSTRAK

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

JURNAL ILMU TERNAK, DESEMBER 2017, VOL. 17, NO. 2. Annisa Savitri Wijaya 1, Tidi Dhalika 2, dan Siti Nurachma 2 1

Transkripsi:

PENGARUH PEMBERIAN LIMBAH PEPAYA TERHADAP KANDUNGAN GLUKOSA DARAH SAPI POTONG DI DESA KANDANG MUKTI KECAMATAN LELES KABUPATEN GARUT Ir. Diding Latifudin, M.Si. Dr. Ir. Lovita Adriani, MS. Ronnie Permana, S.Pt., M.Si. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan pakan dengan imbangan yang berbeda dari jerami padi, limbah pepaya, dan ampas tahu. Perlakuan yang diberikan meliputi tiga perlakuan pakan yang berbeda, yaitu: R1 = 30% Jerami, 60% Kulit Pepaya, 10% Ampas Tahu, R2 = 30% Jerami, 10% Kulit Pepaya, 60% Ampas TahuDan R3 = 33,3% Jerami, 33,3% Kulit Pepaya, 33,3% Ampas Tahu Ternak yang digunakan adalah sapi FH jantan umur 1.5 2 tahun dengan lingkar dada yang sama (150 cm) sebanyak 18 ekor. Peubah yang diukur dalam penelitian ini adalah kadar glukosa darah. Rancangan penelitian yang dilakukan pada tahap ini adalah menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan tiga perlakuan pakan dengan 5 ulangan. Analisis yang digunakan adalah sidik ragam dengan uji lanjut menggunakan uji beda nyata terkecil. Pengaruh perlakuan berupa perbedaan perbandingan pakan antara jerami padi, limbah pepaya dan ampas tahu tidak memperlihatkan perbedaan yang nyata (P> 0,05) terhadap kadar glukosa darah sapi potong di Desa Kandang Mukti Kabupaten Garut. Kadar glukosa darah untuk R1, R2, dan R3 masing-masing 74,6; 73,8; dan 77,6 mg/100 ml. Namun demikian kadar glukosa darah yang paling tinggi dihasilkan oleh R3 dengan perbandingan pakan Jerami padi, kulit pepaya, dan ampas tahu (1:1:1 atau 33,33% : 33,33% :33,33%). Kata kunci: limbah pepaya, jerami padi, ampas tahu, glukosa darah, sapi potong Abstract The objectives of this research was to study the effect feeding with different ration of rice straw, waste product papaya, and tofu waste. The treatment are R1 = 30% rice straw, 60% waste product papaya, 10% tofu waste; R2 = 30% rice straw, 10% waste product papaya, 60% tofu waste R3 = 33.33% rice straw, 33.33% waste. product papaya, 33.33% tofu waste. was replicated three time. The animal experiment are male FH cattle with age 1.5-2 year. The experimental used a Completely Randomized Design (CRD) with three treatment and repeated five time.the test result revealed the not significant effect (P>0,05) on blood glucose concentration Key word: papaya waste product, rice straw, tofu waste, blood glucose concentration, beef cattle

PENDAHULUAN Penggemukan sapi potong di Desa Kandang Mukti Kecamatan Leles Kabupaten Garut telah lama dilakukan. Keberadaan peternakan sapi potong awalnya adalah untuk memanfaatkan limbah ampas tahu yang pada saat itu banyak mencemari lingkungan. Dimulai sejak tahun 1989 dengan populasi hanya tiga ekor kemudian berkembang cukup pesat hingga mencapai lebih dari 375 ekor pada tahun 2001 dengan jumlah peternak 35 orang. Ampas tahu diketahui memberikan efek yang cukup baik terhadap volatile fatty acid apabila diberikan dalam imbangan tidak lebih dari 50% dan dibarengi dengan pakan yang lain. Ampas tahu yang dulu berlimpah sekarang menjadi sangat terbatas ketersediaannya. Beberapa penyebabnya adalah populasi ternak yang bertambah, persaingan dengan ternak yang lain seperti domba dan kambing. Kondisi ini menyebabkan peternak menjadi kesulitan mencari sumber pakan konsentrat. Salah satu alternatif penggantio ampas tahu adalah dengan memanfaatkan limbah pepaya yang cukup melimoah di Kecamatan Leles. Selain dengan memanfaatkan kulit buah pepaya dari industri manisan, batang pohon pepaya beserta daunnya juga telah banyak digunakan peternak karena keberadaan perkebunan pepaya yang cukup luas di wilayah ini. Substitusi ampas tahu dengan limbah pepaya diyakini dapat memperbaiki produktivitas sapi potong. Pengamatan di lapangan menunjukkan pertambahan lingkar dada dibanding tanpa limbah pepaya, juga meningkatkan kesehatan dengan asumsi bahwa penyakit cacingan menjadi jarang terjadi. Namun pemberian limbah ini juga memberikan efekyang kurang baik bagi peternak yaitu bahwa daging yang dihasilkan menjadi lebih padat. Pembeli dianggap rugi jumlah potongan daging menjadi berkurang. Padahal sebenarnya daging yang lebih padat lebih baik daripada daging yang mudah susut. Namin demikiam limbah pepaya diyakini mampu memperbaiki kinerja sapi potong di Desa Kandang Mukti Kabupaten Garut. Pepaya memiliki kandungan gizi yang baik. Selain mengandung serat yang tinggi, protein yang cukup juga mengandung mineral yang tinggi. Tanaman pepaya juga mengandung oaoain dan

karposit yang diyakini dapat berperan sebagai vermigufa yang dapat mengurangi gejala caingan. Mineral yang tinggi terutama zat besi serta papain dan karposityang berperan sebagai vermifuga diduga akan membantu meningkatkan status hematologik menjadi lebih baik apabila dibandingkan hanya diberikan ampas tahu. Pemberian limbah pepaya juga memperbaiki kualitas karkas yang dihasilkan. Meningkatnya kandungan beberapa mineral yang terkandung pada limbah pepaya akan sangat berpengaruh terhadap ph cairan rumen yang berkisar 6,8, ph tersebut merupakan ph optimal untuk perkembngan mikroba rumen yang mengakibatkan meningkatnya serat kasar dan karbohidrat non struktural yang pada gilirannya akan meningkatkan kandungan asam lemak terbang dan meningkat pula kandungan glukosa darah. Dari latar belakang ini banyak peternak meminta agar dilakukan penelitian menyeluruh mengenai pemanfaatan limbah pepaya. Namun kandungan nutrisinya belum diketahui secara pasti, baik pada daun, batang, kulit serta buahnya dan pengaruhnya terhadap kandungan glukosa darah. Penelitian ini merupakan penelitian awal karena belum adanya data tentang limbah pepaya. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilakukan dalam dua tahap penelitian: 1. Penelitian Pendahuluan Mencakup pengumpulan data primer mengenai stattus nutrisi limbah pepaya yang terdisi dari kulit buah, batang pohon dan daun pepaya yang paling banyak digunakan oleh peternak di Desa Kandang Mukti Kabupaten Garut. Sampel dikumpulkan kemudian dilakukan analisi proksimat untuk mengukur kadar air, protein kasar, serat kasar, lemak kasar, serta BETN. 2. Penelitian Kandungan Glukosa Darah Pada tahap penelitian ini dilakukan dengan memberikan limbah pepaya sebagai pakan alternatif yang dikombinasikan dengan ampas tahu pada ternak sapi potong yang ada di Desa Kandang Mukti.

Bahan Penelitian Ternak yang digunakan adalah sapi FH jantan umur 1.5 2 tahun dengan lingkar dada yang sama (150 cm) sebanyak 18 ekor. Perlakuan yang diberikan meliputi tiga perlakuan pakan yang berbeda, yaitu: R1 = 30% Jerami, 60% Kulit Pepaya, 10% Ampas Tahu R2 = 30% Jerami, 10% Kulit Pepaya, 60% Ampas Tahu R3 = 33,3% Jerami, 33,3% Kulit Pepaya, 33,3% Ampas Tahu Peubah yang diukur dalam penelitian ini adalah Kadar Glukosa Darah Metode Rancangan penelitian yang dilakukan pada tahap ini adalah menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan tiga perlakuan pakan dengan 5ulangan. Analisi yang digunakan adalah sidik ragam dengan uji lanjut menggunakan uji beda nyata terkecil (Steel dan Torrie, 1977) HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Perlakuan terhadap Kadar Glukosa Darah Rataan hasil pengukuran kadar glukosa darah sapi potong akibat perlakuan pakan dapat dilihat pada Tabel 1. berikut. Tabel 1. Rataan Kadar Glukosa Darah Sapi Potong pada Perlakuan Pakan yng Berbeda Perlakuan Pakan Kadar Glukosa Darah (mg/100ml) R1 74,6 R2 73,8 R3 77,6 Keterangan: R1 = 30% Jerami, 60% Kulit Pepaya, 10% Ampas Tahu R2 = 30% Jerami, 10% Kulit Pepaya, 60% Ampas Tahu R3 = 33,3% Jerami, 33,3% Kulit Pepaya, 33,3% Ampas Tahu Dari tabel di atas nampak bahwa kadar glukosa tertinggi diperoleh pada R3 diikuti R1 dan R2. Nilai tertinggi diperoleh pada perlakuan dengan imbangan yang sama

antara jerami, kulit pepaya, dan ampas tahu, nilai terendah diperoleh pada imbangan yang rendah dari ampas tahu, sedangkan pada imbangan tertinggi kulit pepaya diperoleh kadar glukosa antara kedua perlakuan R1 dan R3. Nilai ini cukup tinggi di atas kisaran yang disampaikan oleh Swenson (1970), antara 40-70 mg/ml. Glukosa diperlukan oleh berbagai jaringan tubuh untuk memelihara proses fusiologis yang normal. Sistem saraf lebih jauh tergantung suplai glukosa yang teratur untuk kebutuhan oksidatif. Bakteri rumen menghidrolisis selulosa dengan ikatan (1,4) nya di antara residu glukosanya, untuk menghasilkan D-glukosa bebas. Tetapi bakteri tidak berhenti di sini. Bakteri melakukan fermentasi hampir semua glukosa untuk membentuk laktat dan produk lain seperti asetat, propionat dan butirat. Pada sapi hanya beberapa gram glukosa yang tidak difermentasi, yang mengalir dari usus ke aliran darah. Tetapi sapi seperti juga monogastrik memerlukan glukosa darah, bukan hanya untuk memberikan bahan bakar jaringan otak dan jaringan lain. Bahwa sapi terus menerus bergantung pada glukoneogenesis, yang berlangsung pada kecepatan yang amat tinggi dalam hati sapi. Laktat yang dibentuk dalam rumen melalui fermentsi bakteri diabsorbsi ke dalam darah dan diubah menjadi glukosa oleh hati melalui lintas yang sama dengan monogastrik (Lehninger, 1991) Pada R1 yang tinggi kulit pepayanya mempunyai kadar glukosa yang lebih tinggi yaitu 74,6 mg/100ml dibandingkan dengan R2 yang rendah kulit pepayanya yaitu 73,8 mg/100ml. Hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh efek pengendalian cacing (vermifuga) dari kulit pepaya terhadap kesehatan hati sapi karena kebanyakan cacing banyak menyerang hati ruminansia. Sehingga glukoneogenesis lebih berjalan optimal. Sedangkan pada R3 tingginya kadar glukosa kemungkinan disebabkan oleh kombinasi yang baik antara vermifuga dan prekursor glukoneogenesis yang disumbangkan oleh ampas tahu yang tinggi karbohidrat non strukturalnya yang lebih mudah tersedia dibanding dengan karbohidrat struktural seperti selulosa. Namun dsemikian, hasil analisis ragam tidak menunjukkan pengaruh yang nyata (P>0,05) terhadap kadar glukosa darah akibat perbedaan pakan perlakuan.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Pengaruh perlakuan berupa perbedaan perbandingan pakan antara jerami padi, limbah pepaya dan ampas tahu tidak memperlihatkan perbedaan yang nyata (P> 0,05) terhadap kadar glukosa darah sapi potong di Desa Kandang Mukti Kabupaten Garut. Kadar glukosa darah untuk R1, R2, dan R3 masing-masing 74,6; 73,8; dan 77,6 mg/100 ml. 2. Namun demikian kadar glukosa darah yang paling tinggi dihasilkan oleh R3 dengan perbandingan pakan Jerami padi, kulit pepaya, dan ampas tahu (1:1:1 atau 33,33% : 33,33% :33,33%). Saran Penelitian akan lebih bermakna bila dilanjutkan dengan penelitian dengan pengambilan sampel darah yang lebih dari satu kali yaitu minimal ditambah dengan pengambilan sampel sebelum perlakuan.. DAFTAR PUSTAKA Lehninger, A.L. 1991. Dasar-dasar Biokimia. Jilid 2. Alih Bahasa Maggy Thenawidjaya. Penerbit Erlangga. Jakarta. Steel, R.G.D. dan J.H. Torrie. 1991. Prinsip dan Prosedur Statistika: Suatu Pendekatan Biometrik. Edisi Kedua. Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Swenson, M.J. 1970. Physiologic Properties Cellular and Chemical Constituents of Blood. In Duke s Physiology of Domestic Animals. 8 th edition. Comstock Publishing Associates. Cornell University Press. Ithaca and London. Underwood, E.J. 1971. Trace Elements in Human and Animal Nutrition. Third Edition. Academic Press. New York and London. Wilson, J.A. 1979. Principles of Animal Physiology. 2 nd Ed. Macmillan Publisher. New York.