BAB I PENDAHULUAN. perlu diperluas. Secara konvensional dana yang diperlukan untuk menunjang

dokumen-dokumen yang mirip
KARAKTERISTIK MODAL VENTURA SEBAGAI LEMBAGA PEMBIAYAAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut SK Menkeu No / KMK.013 / 1988 Lembaga Pembiayaan

POLA HUBUNGAN HUKUM ANTARA PT. SARANA SURAKARTA VENTURA DENGAN PERUSAHAAN PASANGAN USAHA SERTA PERLINDUNGAN DALAM PEMBERIAN MODAL VENTURA

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Modal ventura sebagai lembaga pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. usaha kreatif dan inovatif yang mempunyai prospek nilai ekonomi yang cukup tinggi, namun

BAB I PENDAHULUAN. digencar-gencarkan adalah ekonomi kreatif dalam kata lain adalah Usaha

BAB II MODAL VENTURA SEBAGAI SALAH SATU LEMBAGA PEMBIAYAAN. Lembaga pembiayaan merupakan lembaga keuangan bersama-sama

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahap permulaan usaha maupun pada tahap pengembangan. usaha yang dilakukan oleh perusahaan, permodalan merupakan faktor

PENDAHULUAN. pembangunan tersebut disediakan oleh lembaga perbankan. Akan tetapi dewasa

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 1988 TENTANG LEMBAGA PEMBIAYAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 1988 TENTANG LEMBAGA PEMBIAYAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. produk dan ragam yang dihasilkan dan yang menjadi sasaran dari produk-produk

POLA PEMBIAYAAN MODAL VENTURA DI INDONESIA, EKPLORASI BAGI UPAYA PENGEMBANGANNYA DI EKONOMI SYARIAH

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN. A. Pembiayaan Konsumen dan Dasar Hukumnya

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan semakin meningkatnya kegiatan pembangunan Nasional, peran

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH DAN TATA CARA PENYELESAIAN WANPRESTASI PADA BANK BTN DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan di bidang teknologi telah memacu perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya di Indonesia. Untuk itu diperlukan dukungan dari

KREDIT TANPA JAMINAN

BAB I PENDAHULUAN. atau mesin. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam

ASPEK HUKUM PERUSAHAAN MODAL VENTURA SEBAGAI SALAH SATU LEMBAGA PEMBIAYAAN DI INDONESIA

I. PENDAHULUAN. dalam mengembangkan unit usaha selain faktor makro dan mikro. Berbagai

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMBIAYAAN. menerus atau teratur (regelmatig) terang-terangan (openlijk), dan dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. adanya modal dalam mengembangkan unit usaha yang sedang dijalankan,

TINJAUAN HUKUM PENOLAKAN PERMOHONAN KREDIT BANK TERHADAP NASABAH (Studi Kasus di Bank Rakyat Indonesia (Persero) Cabang Solo Kartasura)

RAKA PRAMUDYA BEKTI

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan perusahaan yang. menghasilkan berbagai macam produk kebutuhan hidup sehari-hari,

BAB I PENDAHULUAN. tidak asing dikenal di tengah-tengah masyarakat adalah bank. Bank tersebut

BAB I PENDAHULUAN. macam kegiatan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk dapat memenuhi

BAB II TINJAUAN UMUM LEMBAGA PEMBIAYAAN, JAMINAN PADA LEMBAGA PEMBIAYAAN, DAN PEMBIAYAAN MELALUI MODAL VENTURA

DAFTAR PUSTAKA. Abdulhay, Marhainis. Hukum Perdata Materil, Jakarta: PT. Prasnya Paramita,

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia yang menganut Negara welfare state yaitu negara yang

Kata kunci: Penyertaan, modal, ventura. usaha kecil, usaha menegah.

BAB I PENDAHULUAN. jenis dan variasi dari masing-masing jenis barang dan atau jasa yang akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan gencar-gencarnya Pemerintah meningkatkan kegiatan

BAB II KEBERADAAN JAMINAN KEBENDAAN ATAUPUN JAMINAN PRIBADI DALAM PERJANJIAN MODAL VENTURA. a. Sejarah Lembaga Pembiayaan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sehingga meningkatkan pula pendapatan perkapita masyarakat, walaupun. pemerintah untuk bersungguh sungguh mengatasinya agar tidak

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG LEMBAGA PEMBIAYAAN, PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DAN WANPRESTASI. 2.1 Pengertian dan Dasar Hukum Lembaga Pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan ini, maka banyak lembaga pembiayaan (finance) dan bank (bank

BAB I PENDAHULUAN. Analisis yuridis..., Liana Maria Fatikhatun, FH UI., 2009.

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya perekonomian dewasa ini, menuntut. kelangsungan hidup perusahaannya. Untuk dapat menilai kinerja perusahaan

BAB II PENGATURAN MODAL VENTURA DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. berupa membayarkan sejumlah harga tertentu. mencukupi biaya pendidikan dan lainnya.

I. PENDAHULUAN. usaha lembaga pembiayaan nonbank ini amat beragam dan sesuai dengan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. layak dan berkecukupan. Guna mencukupi kebutuhan hidup serta guna

MODAL VENTURA & ANJAK PIUTANG NUR DODY ZAKKI, SE., M.SM

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Menurut Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

PROSEDUR KEMITRAAN dan PROSES PEMBIAYAAN PERUSAHAAN MODAL VENTURA TERHADAP PERUSAHAAN PASANGAN USAHANYA. (Studi Pada PT. Sarana Lampung Ventura)

I. PENDAHULUAN. pembiayaan sebagai salah satu alternatif lembaga keuangan nonbank makin

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kebutuhan masyarakat akan pembiayaan sekarang ini semakin tinggi,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dalam Pasal 1618 menyebutkan bahwa,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dalam Pasal 1618 menyebutkan bahwa, perseroan

Oleh Sofyan Jafar 1. 1 Dosen tetap pada Fakultas Hukum Universitas Malikussaleh.

S I L A B U S A. IDENTITAS MATA KULIAH NAMA MATA KULIAH : KONTRAK PERBANKAN DAN PEMBIAYAAN STATUS MATA KULIAH : KODE MATA KULIAH : JUMLAH SKS : 2

EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN MODAL VENTURA SEBAGAI ALTERNATIF MODAL BAGI UMKM *

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam sistem perekonomian. Menurut Undang Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan. Bank sebagai lembaga keuangan ternyata tidak cukup mampu untuk

PENYERTAAN MODAL DAN BANTUAN MANAJEMEN OLEH PERUSAHAAN MODAL VENTURA DALAM RANGKA MENGEMBANGKAN PERUSAHAAN PASANGAN USAHA

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan pelaku usaha yang bergerak di keuangan. Usaha keuangan dilaksanakan oleh perusahaan yang bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Pembiayaan (financing institution) merupakan badan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kebutuhan untuk mencapai kesejahteraan hidup. Kebutuhan itu

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan lembaga jaminan sudah sangat populer dan sudah tidak asing

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan tepat mengingat setiap keputusan keuangan yang diambil akan

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA PEMBIAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DAFTAR PUSTAKA. Ali, Moch Chidin, dkk Pengertian Pengertian Elementer Hukum Perjanjian Perdata. Bandung: Mandar Maju.

DENY TATAK SETIAJI C

MODUL SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA (2 SKS) BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA & KONSEP SYARIAH. Oleh : Feni Fasta, SE, M.Si

Definisi MODAL VENTURA. Syarat-syarat Modal Ventura 30/10/2016

BAB I P E N D A H U L U A N. manusia merupakan aktifitas yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di dalam perkembangan dunia perbankan hingga beberapa tahun

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat telah memberikan kemajuan yang luar biasa kepada

BAB I PENDAHULUAN. suatu usaha/bisnis. Tanpa dana maka seseorang tidak mampu untuk. memulai suatu usaha atau mengembangkan usaha yang sudah ada.

BAB I PENDAHULUAN. nilai strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara. Lembaga. Perubahan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan,

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas aset memburuk, tidak mampu menciptakan earning dan akhirnya modal

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN MODAL VENTURA (VENTURE CAPITAL COMPANY) DALAM HAL PERUSAHAAN PASANGAN USAHA MENGALAMI PAILIT

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PERUSAHAAN PASANGAN USAHA DALAM PEMBIAYAAN MODAL VENTURA TERHADAP USAHA KECIL DAN MENENGAH

TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI ATAS DI PD BPR BANK BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian hutang piutang ini dalam Kitab Undang-Undang Hukun Perdata

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya berbagai lembaga pembiayaan dewasa ini turut memacu roda. perekonomian masyarakat. Namun sayangnya pertumbuhan institusi

Bab IV Lembaga Pembiayaan Dalam Kegiatan Bisnis Hukum Bisnis Semester Gasal 2014 Universitas Pembangunan Jaya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk meningkatkan harta kekayaanya. dana dengan harapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan atas uang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia otomotif di Indonesia dari tahun-ketahun

BAB I PENDAHULUAN. menunculkan bidang-bidang yang terus berkembang di berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. tugas yang diemban perbankan nasional tidaklah ringan. 1. perbankan menyatakan bahwa bank adalah : badan usaha yang menghimpun

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Banyak sektor usaha berlomba-lomba untuk menarik

TINJAUAN KEMITRAAN ANTARA PERUSAHAAN MODAL VENTURA DAN PERUSAHAAN PASANGAN USAHA DI KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. Didalam kehidupan bermasyarakat kegiatan pinjam meminjam uang telah

BAB I PENDAHULUAN. sumber dana yang tersedia secara efisien akan berkurang. Akibatnya

BAB I PENDAHULUAN. yang sama dan apabila diperlukan bisa dibebani dengan bunga. Karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang memproduksi dapat tetap berproduksi. Pada dasarnya kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. dijanjikan oleh orang lain yang akan disediakan atau diserahkan. Perjanjian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi Indonesia tidak bisa lepas dari dasar falsafah

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN PROGRAM STUDI : DIII KOMPUTERISASI PERKANTORAN DAN KESEKRETARIATAN Semester : 5

BAB I PENDAHULUAN. turunnya daya beli masyarakat tetapi juga karena tingginya inflasi.

BAB I PENDAHULUAN. suatu sistem aturan. Hukum bukanlah, seperti terkadang dikatakan, sebuah

BAB I PENDAHULUAN. badan usaha untuk memenuhi kebutuhan konsumsinya seperti kebutuhan untuk

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan. Perbankan, dalam pasal 1 angka 2 dinyatakan bahwa:

I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. jika dibandingkan dengan lembaga keuangan konvensial, yaitu bank. Berdasarkan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk menunjang pertumbuhan perekonomian nasional diperlukan dana yang cukup besar, sehingga sarana penyediaan dana yang dibutuhkan masyarakat perlu diperluas. Secara konvensional dana yang diperlukan untuk menunjang permabngunan tersebut disediakan oleh lembaga perbankan, akan tetapi dewasa ini lembaga perbankan tidak dapat mencukupi kebutuhan akan dana tersebut, sehingga dicari alternatif pembiayaan lain yang mana terciptalah lembaga penyandang dana yang lebih fleksibel dan lebih moderat dari bank, yang dalam hal-hal tertentu tingkat resikonya lebih tinggi. Inilah yang kemudian dikenal sebagai lembaga pembiayaan, yang menawarkan model-model formulasi untuk pemberian dana. 1 Lembaga pembiayaan luar industri perbankan cukup banyak dan memiliki prospek yang cukup menjanjikan, namun lembaga seperti anjak piutang (factoring), modal ventura (ventura capital), sewa guna usaha (leasing), dan pembiayaan konsumen memang belum sepopuler bank. Kehadiran lembaga pembiayaan ini tidak terlepas dari kenyataan semakin sulitnya masyarakat bisnis untuk mendapatkan suntikan permodalan dari lembaga perbankan, mengingat 1 Munir Fuady, Hukum Tentang Pembiayaan Dalam Teori dan Praktek, Bandung: Citra Aditya Bakti, Cetakan Pertama, 1995. hal 3. 1

2 keterbatasan jangkauan penyebaran kredit oleh bank-bank yang ada, teutama di daerah-daerah. 2 Secara formal pemerintah mengatur lembaga pembiayaan ini melalui Keputusan Presiden No. 61 Tahun 1988 Tentang Lembaga Pembiayaan, yang kemudian ditindak lanjuti dengan Keputusan Menteri Keuangan No.1251/KMK.013/1988 Tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan sebagaimana telah diubah terakhir dengan keputusan Menteri Keuangan No. 468/KMK.017/1995. Pemerintah memberikan kepada perusahaan pembiayaan untuk melakukan kegiatan-kegiatan pembiayaan sebagai salah satu sumber pembiayaan dalam rangka menunjang pertumbuhan dan stabilitas ekonomi. Dalam Peraturan Perundang-Undangan tersebut bahwa kegiatanperusahaan pembiayaan meliputi : 1. Sewa Guna Usaha (leasing) 2. Modal Ventura (ventura capital) 3. Perdagangan Surat Berharga ( securities) 4. Anjak Piutang (factoring) 5. Usaha kartu kredit, dan 6. Pembiayaan Konsumen Modal ventura memiliki prospek dimasa depan, Karena memiliki keunggulan-keunggulan yang tidak mungkin diberikan oleh bank seperti pembinaan manajemen pasar serta penyertaan mosal ventura tidak menuntut adanya pembiayaan bunga pinkaman, suatu hal yang tidak mungkin dilakukan 2 Rahman Hasanuddin, Segi-Segi Hukum Dan Manajemen modal Ventura, Bandung: Citra Aditya Bakti, 2003. hal 13.

3 oleh bank, karena justru mengenakan bunga yang setinggi mungkin karena ini memang merupakan penghasilan bank. 3 Istilah modal ventura sekarang ini sudah meluas dan dipakai dalam pergaulan hukum dan bisnis di Indonesia, yang mana merupakan terjemahan dari terminology bahasa Inggris yaitu Ventura Capital. Ventura sendiri berarti usaha mengandung resiko, sehingga modal ventura banyak yang mengartikan sebagai penanaman modal yang mengandung resiko pada suatu usaha/perusahaan. Dalam Dictionary Of Business Term disebutkan bahwa modal ventura adalah suatu sumber pembiayaan yang penting untuk memulai suatu perusahaan yang melibatkan resiko investasi, tetapi juga menyimpan potensi keunrtungan diatas keuntungan rata-rata diinvestasi dalam bentuk lain. Karena itu modal ventura disebut sebagai risk capital. Dr. Neil Cross memberi pengertian bahwa modal ventura adalah suatu pembiayaan yang mengandung resiko, biasanya dilakukan dalam bentuk partisipasi equity, terhadap perusahaan-perusahaan yang mempunyai potensi berkembang yang tinggi dalam bentuk advis menejemen dan memberikan kontribusinya terhadap keseluruhan strategi perusahaan yang bersangkutan. Resiko yang relative tinggi ini akan dikompensasikan dengan kemungkinan return yang tinggi pula, yang biasanya didapatkan dari capital gains yang bersifat medium term. Handowo Dipo memberikan pengertian pada modal ventura yaitu dana usaha dalam bentuk usaha atau pinjaman yang bisa dialihkan mrnjadi saham, sumber dan tersebut adalah perusahaan ventura yang 3 KPHN Hoediono Kadarisman, Modal Ventura Alternative Pembiayaan Usaha Masa Depan. Jakarta: IBEC. 1995. hal 17.

4 mengharapkan keuntungan dari investasinya tersebut. 4 Selanjutnya Keppres No. 61 Tahun 1988 memberikan pengertian tentang modal ventura yaitu usaha pembiayaan dalam bentuk penyertaan mosal ke dalam perusahaan yang menerima bentuan pembiayaan (investee company) untuk jangka waktu tertentu. Definisi yang diulang kembali oleh Keputusan Menteri Keuangan No.1251/KMK.013/1998, tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Pembiayaan, via pasal 1 huruf (h). Dari definisi di atas, modal ventura mempunyai karakteristik antara lain sebagai berikut : 1. Pemberian bantuan finansial dalam bentuk modal ventura ini tidak hanya menginvestasikan modalnya saja, tetapi juga ikut terlibat dalam manajemen perusahaan yang dibentuknya. 2. Investasi yang dilakukan tidaklah berbentuk permanen, tetapi hanyalah berbentuk sementara untuk kemudian untuk masanya dilakukanlah investasi. 3. motif dari modal ventura adalah motif bisnis yaitu mendapatkan keuntungan setinggi-tingginya walaupun dengan resiko yang relatif tinggi pula, 4. Investasi dengan bentukmodal ventura yang ditukarkan ke perusahaan pasangan usahanya bukan investasi jangka pendek, tetapi merupakan investasi jangka menengah atau jangka panjang. 5. Modal ventura merupakan investasi tanpa jaminan collateral sehingga dibutuhkan kehati-hatian dan kesabaran. 4 Handowo Dipo, Sukses Memperoleh Dana Usaha Dengan Tinjauan Khusus Modal Ventura, Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1993. hal 7.

5 6. Investasi tersebut bukan bersifat pembiayaan dalam bentuk pinjaman, tetapi dalam bentuk partisipasi equity, atau setidaknya loan yang dapat dilakukan ke equity. Sehingga return yang diharapkan dari perusahaan modal ventura bukanlah bunga atas modal yang ditanam, melainkan deviden dan capital again. 7. Prototipe dari pembiayaan modal ventura adalah pembiayaan yang ditujukan kepada perusahaan kecil atau perusahaan baru, tetapi memiliki potensi untuk berkembang. 8. Investasi modal ventura biasanya dilakukan terhadap perusahaan yang tidak punya akses untuk mendapatkan kredit perbankan. Dalam melakukan kegiatan usahanya ada berbagai pihak yang terlibat dalam modal ventura, yaitu : 1. Pihak perusahaan Modal Ventura (Venture Capital Company) Pihak perusahaan modal ventura merupakan pihak yang memberikan bantuan dana kepada perusahaan yang membutuhkan dana. Keppres No. 61 Tahun 1988 tentang Lembaga Pembiayaan pada pasal 1 ayat (11) menyatakan definisi perusahaan modal ventura yaitu badan usaha yang melakukan kegiatan usaha pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal ke dalam perusahaan yang menerima bantuan pembiayaan dalam jangka waktu tertentu. Definisi tersebut sama diulang kembali oleh Keputusan Menteri Keuangan No. 1251/KMK.013/1988 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan yaitu huruf (h). Berdasarkan pasal 9 Keputusan Menteri Keuangan No.1251/KMK.013/1988, maka perusahaan modal ventura haruslah berbentuk Perseroan Terbatas atau

6 Koperasi per8sahaan modal ventura tidak hanyabergerak sebagai investor pasif saja, tetapi dalam praktek bisnis modal ventura, pihak inilah yang mengatur jalannya perusahaan yang dibiayainya, memegang saham, menduduki posisi menejemen, membantu produksi, marketing dan sebagainya. 2. Pihak Perusahaan Pasangan Usaha (Investree Company) Perusahaan Pasangan Usaha (PPU) disebut juga sebagai Investree merupakan perusahaan yang membutuhkab bantuan dana untuk mengembangkan produknya. Menurut pasal 1 huruf I Keputusan Menteri keuangan No.1251/KMK.013/1988 Perusahaan Pasangfan usaha adalah perusahaan yang memperoleh pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal dari perusahaan modal ventura. Dalam pasal tersebut tidak diisyaratkan bahwa perusahaan pasangan usaha berbentuk perseroan terbatas atau badan hukum. 3. Pihak Penyandang Dana Bila terdapat pihak penyandang dana dalam modal ventura maka perusahaan modal ventura hanya berkedudukan sebagai find management, disamping pula berkedudukan sebagai investee management. Pasal 4 (1) Keputusan Menteri Keuangan No.1251/KMK.013/1988 menyatakan bahwa kegiatan modal ventura dilakukan dalam bentuk penyertaan modal dalam suatu perusahaan pasangan usaha untuk hal-hal seperti : 1. Pengembangan suatu penemuan baru. 2. Pengembangan perusahaan yang pada tahap awal usahanya mengelami kesulitan dana. 3. Membantu perusahaan yang berada pada tahap perkembangan.

7 4. Membantu perusahaan yang berada pada tahap kemunduran. 5. Pengembangan berbagai penggunaan tehnologi baru dan alih teknologi baik dari dalam maupun luar negeri. Tidak setiap perusahaan dapat memeperoleh penyertaan modal dari suatu perusahaan modal ventura, melainkan perusahaan pasangan usaha yang memnuhi kriteria : 1. Perusahaan pasangan usaha yang memepunyai pangsa pasar dari prospek yang baik. 2. Pemilik perusahaan menguasai bidang usahanya. 3. Memiliki return on investment yang baik. 4. Bidang usahanya memiliki kekhususan sehingga tidak mudah dimasuki pendatang baru. Ditentukan dalam pasal 4 ayat (2) Keputusan menteri Keuangan No.1251/KMK.013/1988 bahwa penyertaan modal dalam setiap perusahaan pasangan usaha bersifat sementara dan tidak boleh melebihi jangka waktu sepuluh tahun. Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul TINJAUAN YURIDIS KARAKTERISTIK MODAL VENTURA SEBAGAI LEMBAGA PEMBIAYAAN (Studi di PT. Sarana Surakarta Ventura).

8 B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana penerapan karakteristik perusahaan modal ventura dalam perjanjian pembiayaan modal ventura? 2. Bagaimana hak dan kewajiban para pihak perjanjian pembiayaan modal ventura? 3. Bagaimana cara penyelesaiannya jika perusahaan pasangan usaha melakukan wanprestasi? C. Tujuan Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti mempunyai tujuan sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan karakteristik perusahaan modal ventura dalam perjanjian pembiayaan modal ventura. 2. Untuk mengetahui bagaimana hak dan kewajiban para pihak perjanjian pembiayaan modal ventura. 3. Untuk mengetahui bagaimana cara penyelesaiannya jika perusahaan pasangan usaha melakukan wanprstasi. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang digharapkan penulis dalam penelitian ini adalah : 1. Manfaat Teoritis

9 a. Hasil penelitian ini dapatdiharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan khususnya ilmu hukum perdata. b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya. 2. Manfaat Praktis a. Manfaat penelitian ini diharapkan menjadi tambahan pengetahuan bagi mesyarakat akan modal ventura. E. Metode Penelitian Sesuai dengan judul penelitian ini, maka penulis dalam mengadakan penelitian ini menggunakan beberapa metode sebagai berikut : 1. Metode Pendekatan Metode pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode pendekatan Non Doctrinal dengan penelitian hukum empiris yaitu disamping mengacu pada aspek hukum positif yang ada, juga melihat penerapannya atau praktek lapangan. Dengan demikian penulis tidak hanya mempelajari kaidah-kaidah hukum yang ada pada modal ventura, akan tetapi mengetahui bagaimana praktek dan penerapannya di lapangan. 2. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptip Analisis. Dikatakan deskriptip karena penelitian ini diharapkan mampu memberikan secara rinci, sistematik dan menyeluruh mengenai segala hal yang berhubungan

10 dengan permasalahan yang akan diteliti. Analisis karena penelitian ini juga akan menganalisa data yang diperoleh dari lapangan untuk dipecahkan permasalahan yang timbul berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 3. Lokasi Pnelitian Lokasi penelitian yang dipilih adalah PT. Sarana Surakarta Ventura dengan pertimbangan bahwa jarak lokasi penelitian dengan tempat tinggal peneliti tidaklah jauh, sehingga diharapkan dapat dapat lebih lancar dalam peleksanaan penelitian. 4. Teknik Sampling Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik Non Random dengan metode purposive sampling dengan pertimbangan keahlian dan pengalaman. Yang mana penelitian ini hanya mengambil elemen sample yang dilakukan secara sengaja yang dianggap dapat mewakili populasi yang diteliti yakni direksi dan atau staff yang bisa menjelaskan apa yang menadi permasalahan dalam penelitian ini. 5. Jenis Data Data yang dipergunakan dalam penulisan ini adalah data primer dan sekunder yang dilakukan dengan content identifikasi. a) Primer Merupakan data yang diperoleh langsung dari lapangan melalui wawancara, guna mendapat keterangan yang lebih dalam mengenai objek yang diteliti.

11 b) Data Sekunder Merupakan data yang bersifat pribadi seperti dokumen dan data pribadi, dan data yang bersifat public seperti data arsip, data resmi dari instansi pemerintah, data yang dipublikasikan. 5 6. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumulan data sebagai berikut : a) Studi Kepustakaan Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan dan mengkaji dari buku-buku literature, peraturan perundang-undangan, dokumen-dokumen resmi dan sumber kepustakaan lainnya yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. b) Penelitian Lapangan 1. Wawancara Adalah metode pengumpulan data melalui percakapan atau Tanya jawab langsung antara penulis dengan pihak-pihak yang bersangkutan yaitu direksi dan atau staff yang bersangkutan dalam permasalahan penelitian ini. 2. Quesioner Yaitu pertanyaan yang penulis gunakan sebagai bahan pertanyaan yang penulis ajukan kepada pihak yang bersangkutan dalam permasalahan penilaian ini. 5 Dimyati khudzalifah, Metode Penelitian Hukum (Buku Pegangan Kuliah), Surakarta: Fakultas Hukum UMS, 2004. hal 13.

12 7. Metode Analisa Data Setelah data yang berkaitan dengan penelitian diperoleh dan disusun secara sistematik kemudian dilakukan analisa secara editing analisis, yang mana dengan proses memilih data yang signifikan serta menguraikan sehingga tampak hubungan antar variabel. F. Sistematik Skripsi Di dalam penelitian ini akan diuraikan tentang sistematika penulisan sebagai ganbaran tentang penulisan ilmiah secara keseluruhan, artinya pada sub bab ini akan diuraikan secara sistematis keseluruhan ini yang terkandung dalam penulisan skripsi ini Adapun sistematika penulisan ini adalah : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Perumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian E. Metode penelitian F. Sistematika Skripsi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ketentuan Tentang Lembaga Pembiayaan 1. Pengertian lembaga keuangan 2. Pengertian lembaga pembiayaan 3. Dasar hukum lembaga pembiayaan

13 4. Jenis-jenis lembaga pembiayaan B. Ketentuan Tentang Modal Ventura 1. Pengertian modal ventura 2. Dasar hukum modal ventura 3. Karakteristik modal ventura 4. Jenis pembiayaan modal ventura 5. Pihak-pihak yang terlibat dalam pembiayaan modal ventura 6. Perjanjian pembiayaan modal ventura BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penerapan karakteristik perusahaan modal ventura dalam perjanjian pembiayaan modal ventura. B. Hak dan kewajiban para pihak perjanjian pembiayaan modal ventura. C. Cara penyelesaian masalah jika perusahaan pasangan usaha melakukan wanprestasi. BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

14 DAFTAR PUSTAKA Munir fuady, Hukum Tentang Pembiayaan Dalam Teori Dan Praktek, Bandung: Citra Aditya Bakti, Cetakan Pertama.1995. Rahman Hasanudin, Segi-segi Hukum Dan Manajemen Modal Ventura, Bandung: Citra Aditya Bakti. 2003. KPHN Hoediono Kadarisman, Modal Ventura Alternatif Pembiayaan Usaha Masa Depan,Jakarta: IBEC.1995. Handowo Dipo, Sukses Memperoleh Dana Dengan Tinjauan Khusus Modal Ventura, Jakarta : Pustaka Utama Grafiti. 1993. Dimyati Khudzalifah, Metode Penelitian Hukum (Buku Pegangan Kuliah). Surakarta : Fakultas Hukum UMS. 2004. Abdul Kadir Muhammad Dan Rilda Murniati, Lembaga Keuangan Dan Pembiayaan, Bandung : Citra Aditya Bakti, Cetakan Pertama. 2000. Tje aman Edy Putra, Kredit Perbankan (suatu tinjauan yuridis), Yogyakarta : Liberty, Cetakan Kedua. 1989. Hadikusuma Sutantya, Pengertian Pokok Hukum Perusahaan, Jakarta : Rajawali Pres, 1992. Asril Sitompul, Due Diligence dan Tanggung Jawab Lembaga-lembaga Penunjang Pada Proses Penawaran umum, Bandung: Citra Aditya Bakti, Cetakan Pertama. 1999. R. Subekti, Hukum Perjanjian, Jakarta: Intermasa, Cetakan ke enam. 1979. R. Subekti,Kitap Undang Undang Hukum Perdata, Jakarta : Gramedia, Cetakan 32. 2002. Brosur pembiayaan modal ventura.pt. sarana Surakarta Ventura.2007 Dokumen, PT. Sarana Surakarta Ventura.2007 Suharto. Wawancara,PT. Sarana Surakarta Ventura. 3-13 januari 2007

15