JURNAL STIE SEMARANG, VOL 6, NO 1, Edisi Februari 2014 (ISSN : ) BUSANA MENCERMINKAN KEPRIBADIAN. V. Naniek Risnawati

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Disampaikan pada Acara PKK Ibu-ibu Desa Trihanggo Sleman Yogyakarta Tahun 2004

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 ANALISIS DATA. Berikut ini penulis akan memaparkan mengenai analisisis unsur westernisasi

Standar Penampilan Pribadi.

Keindahan Desain Kalung Padu Padan Busana. Yulia Ardiani (Staff Teknologi Komunikasi dan Informasi Institut Seni Indonesia Denpasar) Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. di bidang keuangan. Pengertian bank menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

PENAMPILAN DIRI DAN KEPRIBADIAN

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG PAKAIAN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

Gambar 3.1 Busana Thailand Berbentuk Celemek Panggul, Kaftan atau Tunika

Template Standar Powerpoint Etik UMB

PERSONAL GROOMING. 1. Kesan Pertama 2. Etiket dan Etika 3. Penampilan Menarik

PELAYANAN PRIMA 11 AP

DESAIN BUSANA MUSLIMAH YANG TRENDI DAN MODIS

BAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya mengundang kekaguman pria. M.Quraish Shihab hlm 46

BAB I PENDAHULUAN. meninggalkan kebiasaan, pandangan, teknologi dan hal - hal lainnya yang

Bab 5. Ringkasan. suatu hal baru dan orang orang tertentu akan turut mengikuti hal tersebut, terutama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sepanjang tindakan itu mempunyai makna atau arti subjektif bagi dirinya dan

Bab 2. Data dan Analisa. Data dan informasi yang digunakan untuk analisa dan konsep proyek ini didapat dari

BAB 1 PENDAHULUAN. kemajuan yang lebih baik. Melalui pendidikan manusia dapat menemukan halhal

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

A. PENDAHULUAN B. Pengetahuan dan Teknik Corective Make Up 1. Pengertian rias wajah korektif

Rias pengantin yang terkesan sederhana dan segar dengan penampilan yang natural namun tetap anggun dan elegan. Rias pengantin yang terkesan lembut

JURNAL STIE SEMARANG, VOL 4, NO 1, Edisi Februari 2012 (ISSN : )

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Tata Tertib Psikologi Bungsu 2017 (PESERTA) Pasal 1 Cara Berpakaian dan Kerapian Selama Berada di Lingkungan Kampus

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI BALI

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG

KAJIAN KOMPARATIF DESAIN BUSANA NASIONAL WANITA INDONESIA KARYA BARON DAN BIYAN DENGAN KARYA ADJIE NOTONEGORO

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2017 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KANTOR KESEHATAN PELABUHAN

PERSYARATAN PAKAIAN STUDENT DAY 2016 UNIVERSITAS UDAYANA

ULANGAN HARIAN MAN YOGYAKARTA III TAHUN PELAJARAN 2014/2015. : Prakarya dan Kewirausahaan Kerajinan Tekstil

FIKOM Public Relations

Briefing , 18 July 2016 Day 1-3, July 2016 Day 4, 23 July 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG. PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL Dl LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. Busana tidak hanya terbatas pada pakaian yang dipakai sehari-hari seperti

TATA TERTIB PESERTA POSTER 2016

BAB I PENDAHULUAN. penutup atau pelindung anggota tubuh. Pakaian digunakan sebagai pelindung

BERITA NEGARA. ARSIP NASIONAL. Pakaian Dinas. Pegawai. Pencabutan.

PENTINGNYA GROOMING BAGI SEKRETARIS. O l e h : S i t i Z u b a i d a h

UJIAN SEKOLAH SMP/MTs TAHUN PELAJARAN Hari/Tanggal (60 menit) P - 01

4. Bagi mahasiswa yang memiliki sakit ringan menggunakan pita berwarna biru, dipasang di lengan sebelah kiri menggunakan peniti.

Peraturan...

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

NOMOR : 12 TAHUN 2010

PERATURAN PSYCHE 2017

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gaya hidup baru. Terlebih lagi dengan pencintraan terhadap kebaya semikin

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA TENTANG PAKAIAN DINAS HARIAN

BUPATI BANDUNG BARAT

Menggambar Busana. Untuk SMK Program Keahlian Tata Busana

2014, No PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL KANTOR KESEHATAN PELABUHAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BULUNGAN.

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 45 Tahun : 2016

- 1 - PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 68 TAHUN 2012 TENTANG

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PAKAIAN DINAS DI LINGKUNGAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. yaitu kecantikan ragawi dan juga inner beauty atau kecantikan dari dalam.

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 24 TAHUN 2008 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pakaian merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia selain papan dan

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP.16/MEN/2004 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. memberikan identitas kultural terhadap seseorang (Jayanti, 2008: 48).

PERATURAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. dilestarikan dan dikembangkan terus menerus guna meningkatkan ketahanan

WALIKOTA PROBOLINGGO

KIAT CANTIK DI HARI RAYA

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakatnya, terutama pada kaum perempuan. Sebagian besar kaum perempuan

Verlando No. 060 Taipan Drill No. C.303 Rok/bawahan/Celana : Hijau Bahan : Ventura No. 544

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan manusia dan memiliki peran yang besar didalam kegiatan bisnis,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 1 - BUPATI KOLAKA TIMUR PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI KOLAKA TIMUR NOMOR TAHUN 2014 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 25 TAHUN 2005 SERI : E PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR : 25 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

2018, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Penyelenggara Pemil

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Lokasi penelitian ini berada di kompleks Mulawarman, dilihat dari

LINSERI (BUSANA DALAM) Oleh : As-as Setiawati

SOAL SMT GASAL MAPEL: PELAYANAN PRIMA KELAS: 11 AP

PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 67 TAHUN 2009 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BERAU BUPATI BERAU,

//1 A \ DEMO : Purchase from to remove the watermark. 3. WANITA 2 Tampak depan Tampak belakang Keterangan

Bab 1. Pendahuluan. suatu hal baru dan orang orang tertentu akan turut mengikuti hal tersebut, terutama

BAB IV ANALISIS DATA. 1. Simbol kecantikan dalam iklan Vaseline Body Serum. kemudian muncul suatu ideologi. 1

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 60 TAHUN 2007 TENTANG

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENONTON TAYANGAN SINETRON KEPOMPONG DI TELEVISI DENGAN CITRA DIRI PADA REMAJA PUTERI

KODE : Q003. Uk: S,M,L,XL

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 7 TAHUN 2014

PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI MAROS NOMOR 13 TAHUN TENTANG

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2008 TENTANG

Transkripsi:

BUSANA MENCERMINKAN KEPRIBADIAN V. Naniek Risnawati Dosen Tetap ASM Semarang Abstraksi Busana sebagai salah satu unsur penampilan sangat mempengaruhi kepribadian seseorang, busana yang tepat, rapi, memberi keindahahan, keserasian serta keselarasan memberikan citra diri positif seseorang. Sebaliknya seseorang yang berbusana semrawut dengan asesoris yang berlebihan memberikan kesan citra negatif bagi pemakainya. Kepribadian seseorang dapat dilihat dari tata cara berbusana dan berdandan, jenis dan warna pakaian yang dikenakan serta tata karma yang sopan mencerminkan kepribadian seseorang, pepatah Jawa terletak pada mengatakan Ajining diri ono ing lati, ajining saliro ono ing busono artinya harga diri seseorang terletak pada tutur kata yang yang dikatakannya, sedangkan keberhargaan tubuh nampak dalam busananya. Kata Kunci : Busana dan Kepribadian PENDAHULUAN Latar belakang Setiap orang sadar memiliki keinginan untuk tetap hidup dan dalam kehidupannya harus bermanfaat dan bermakna bagi diri sendiri maupun orang lain, agar tidak statis dan berkembang menjadi lebih baik. Dengan menyadari setiap orang punya potensi yang dikembangkan secara optimal, maka sangat disayangkan bila setiap orang tidak berusaha mengembangkan kepribadiannya agar berkualitas. Kepribadian (personality) yang dimiliki seseorang dapat diamati dari sikap, perilaku, tutur kata dan perbuatan baik dalam pelaksanaan tugas profesi maupun hubungan interpersonal sehari-hari di kalangan masyarakat luas. Disamping itu kepribadian terdiri dari sifat lahiriah yaitu kondisi fisik seseorang secara visual seperti : bentuk tubuh, bentuk wajah, rambut maupun suara yang menarik terkesan menghasilkan citra yang positif (mempesona). Sedangkan sifat batiniah (abstrak) tidak mudah dikenal sehingga untuk memahaminya membutuhkan waktu yang relative lama. Sulistiyani (2003:60) salah satu ciri membentuk kepribadian adalah Good Appearance berarti perwujudan penampilan lahiriah seseorang dapat dibaca roman 18

muka yang dilengkapi busana yang dikenakannya, kebersihan badan, serta kesehatan merupakan manifestasi pribadinya. Dengan kata lain kepribadian seseorang tercermin pada personal image (citra pribadi) yang merupakan integrasi intelektualitas, watak, perilaku, karya dan penampilan seseorang di depan umum. Oleh karena itu untuk menimbulkan kesan pertama yang mempesona dalam pergaulan atau beraktivitas dalam masyarakat, seseorang yang berpenampilan harus memperhatikan penampilan cara busana dan berdandan serta pakaian yang dikenakan. Busana yang cocok atau pantas dipakai seseorang belum tentu yang harga bahannya mahal, tetapi yang praktis, serasi dan memberi rasa tenang, nyaman bagi pemakainya. Dalam pepatah Jawa : Ajining diri ono ing lati, ajining saliro ono ing busono artinya harga diri seseorang nampak pada ungkapan kata yang diucapkan, dan harga diri tubuh nampak dari busana yang dikenakannya. Berdasarkan latar belakang di atas dalam artikel ini akan diuraikan tentang Busana Mencerminkan Kepribadian Seseorang PEMBAHASAN A. Kepribadian Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan dapat tumbuh dan berkembang bukan karena upayanya sendiri melainkan melalui pergaulan dan berinteraksi dengan orang lain tanpa melihat golongan, pangkat ataupun ideology. Untuk mewujudkan kepribadian agar selaras dan serasi dalam kehidupannya seseorang harus mampu membawa diri, membaca situsi sertamempunyai sikap yang baik dan tepat agar kehadirannya dapat diterima orang lain dengan penuh suka cita. Tarmudji, T (2002 : 12) Kepribadian merupakan pola menyeluruh semua kemampuan, perbuatan serta kebiasaan seseorang baik yang jasmani, mental, rokhani, emosional maupun social yang menghasilkan ciri khas masing- masing orang. Dengan kata lain: kepribadian merupakan sifat dasar yang khas sebagai hasil hubungan timbal balik antara seseorang dengan lingkungannya yang tercermin pada sikap yang ditampilkannya. Triwidodo, T. (2004:3-4) tujuan seseorang mengembangkan kepribadiannya antara lain (a) agar memperoleh simpati orang lain dengan cara menerapkan tata karma yang tepat artinya di dalam pergaulan harus 19

memperhatikan dan menghargai orang lain baik di lingkungan keluarga, masyarakat maupun dalam organisasi, (b) mampu mengenal diri dengan segala kelebihan dan kekurangannya, sehingga dapat menciptakan citra diri yang positif, Seseorang yang secara jujur mampu mengenal diri sebagaimana adanya dengan menerima akan merasa bahagia dan selalu bersyukur dalam menghadapi kehidupannya. (c) tampil mempesona dalam arti mampu menyelesaikan tugas/ pekerjaan dengan baik dan tanggngjawab serta enak diajak bicara. Berpenampilan mempesona tidak berarti over acting/ glamour tetapi penampilan yang dapat memanfaatkan kelebihannya secara optimal dan mampu menghadapi akibat dari kekurangan yang ada pada dirinya. Penampilan mempesona dapat memberikan kesan langsung dalam penglihatan orang lain baik dalam bertutur kata, cara berbusana dan berdandan serta kesehatan fisik dan mental. Sedangkan menurut Sulistiyani (2005 : 60-62) dalam masyarakat modern untuk syarat membentuk kepribadian meliputi (a) Good Appearance; Bukan berarti cantik dalam wajah, tetapi merangkum segala keluwesan dan kesopanan dalam tindakan. Penampilan harus dapat diterima di lingkungan masyarakat, ataupun kantor tempat bekerja. Cara berpakaian dan dandanan juga akan mencerminkan kepribadiannya. Betapa penting/berpengaruh pakaian terhadap orang yang melihatnya. Seseorang yang selalu memakai pakaian yang tidak rapi lusuh/kotor bias dinilai jelek oleh orang yang melihatnya, sehingga sangat berpengaruh terhadap jiwa pemakainya (b) Appearance berati perwujudan penampilan lahiriah seseorang; apakah seseorang gembira, sedih, kagum, dll yang dapat dibaca dari roman muka. Ada kalanya bisa dilihat bahwa appearance merupakan manifestasi dari isi pikiran seseorang : (c) Good Behaviour; artinya tingkah laku yang baik. Setiap sikap atau gerak-gerik mempunyai nilai yang beraneka ragam. Sebagai pedoman bagi seseorang untuk menuju good behaviour adalah berupaya mengajar diri sendiri agar menjadi pribadi yang disenangi oleh siapa saja, kapan saja, dimana saja dalam suasana apa pun juga (d) Good Character; Tuntutan masyarakat menghendaki seseorang mempunyai karakter (sifat) yang baik dalam pergaulan sebagai contoh seorang yang bekerja dalam hubungannya dengan pimpinan/ lembaga di tempat kerja. Sifat-sifat yang baik yang melengkapi penilaian kepribadian seseorang antara lain kejujuran, pikiran positif, taat beribadah, menghargai orang lain, serta bekerja keras, penuh semangat dan tulus, (e) Good 20

Capability : Kecakapna atau kemampuan sangat dibutuhkan dalam melakukan segala pekerjaan bahkan kehidupan manusia. Oleh karena itu setiap orang yang ingin berkarir/bekerja harus meningkatkan kemampuannya untuk menunjang kelancaran pekerjaan atau pengembangan organisasinyaserta dilengkapi dengan kemampuan intelektual, skill, serta kemampuan teknis. B. Busana Dewasa ini kecantikan, keindahan, kemewahan dan keanggunan sangat identik dengan perempuan, meskipun dalam kenyataan segala yang terlihat dari luar/ penampilan fisik seseorang seperti cara berpakaian dengan kelengkapan asesorisnya, kerapian, kebersihan dan keserasian, sering tidak mencerminkan kepribadian yang dimiliki. Berbeda dengan kaum pria yang lebih suka menggunakan busana yang sederhana, praktis dan elegan. Penampilan yang baik tidak berarti busana dan asesoris yang dikenakan harus lengkap, mahal atau bermerk, melainkan harus rapi, bersih sesuai dengan situasi dan kondisi aktivitas yang dilakukan serta keserasian bentuk tubuh dan keserasian warna kulit yang dimiliki, sehingga kepribadian seseorang akan terbentuk seiring dengan usia yang dimiliki seseorang. Oleh karena itu dalam mengekspresikan kepribadian seseorang dapat dilihat dari penampilannya dalam berbusana, tutur kata, sikap serta perilakunya. Dengan kata lain penampilan yang baik mencerminkan citra diri yang baik pula. Kepribadian (personality) seseorang yang sukses dan menarik terletak pada personal image (citra pribadi) yang merupakan integrasi intelektualitas, watak, perilaku, dan penampilan seseorang di depan umum. Kesan pertama yang sering muncul dalam pergaulan adalah penampilan seseorang saat berkomunikasi atau bertutur kata, berbusana dan berperilaku. Oleh karena itu di dalam pergaulan tata krama (etiket) berbusana menjadi faktor penting yang perlu dikembangkan. Setiap hari orang tidak pernah lepas membicarakan tentang busana, kata busana berasal dari bahasa Sansekerta bhusana. berarti pakaian. Sedangkan Arifah, A. (2003:2) mengartikan bahwa busana merupakan segala sesuatu yang dipakai mulai dari ujung rambut sampai ke ujung kaki. Busana mencakup busana pokok, pelengkap (milineris dan aksesories) dan tata riasnya yang dapat mencerminkan 21

kepribadian dan status sosial sipemakai. Selain itu busana yang dipakai juga dapat menyampaikan pesan atau image kepada orang yang melihat. Menurut Sanggarwati, R. (1996) Dalam ilmu tata busana agar seseorang dapat memahami cara memilih, mengatur dan memperbaiki, serta menggunakan busana yang lebih serasi dan indah, maka seseorang perlu memahami beberapa resep tata cara berbusana yang professional dirumuskan sebagai berikut B-C-A-B. (a) Basic artinya agar kegiatan sehari-hari dapat berpenaampilan yang serasi dan lebih modis, maka seseorang harus memiliki busana yang terdiri dari blus, rok, celana panjang, blazer dan jas (b) Colour artinya seseorang perlu mempunyai 3 warna dasar yaitu : hitam, putih dan kelompok warna natural : krem atau warna pasir. Tujuannya agar dalam mengkombinasikan dapat match (serasi) meskipun dipadukan dengan banyak warna, (c) Accessories : anting, kalung gelang sepatu, tas maupun ikat pinggang perlu dipadukan sesuai acara yang diikuti. (d) Behaviour : perilaku, sikap sangat penting karena menjadi pusat perhatian oleh karena itu perilaku harus dijaga agar tidak tercela. Busana yang sopan selain mencerminkan kepribadian seseorang juga berfungsi melindungi tubuh baik dari sinar matahari, cuaca ataupun dari gigitan serangga. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maka hal tersebut juga mempengaruhi fungsi busana itu sendiri. Sedangkan ditinjau dari aspek biologis, psikologis dan social fungsi busana adalah sebagai berikut: 1. Ditinjau dari aspek biologis (a) Untuk melindungi tubuh dari cuaca, sinar matahari, debu serta gangguan binatang, dan melindungi tubuh dari bendabenda lain yang membahayakan kulit. Seperti orang yang berada di daerah kutup memerlukan busana untuk melindungi tubuhnya dari udara dingin. Begitu juga orang yang tinggal di daerah yang beriklim panas, busana digunakan untuk melindungi tubuh dari udara panas yang mungkin dapat merusak kulit. (b) Untuk menutupi atau menyamarkan kekurangan dari sipemakai. Manusia tidak ada yang sempurna, setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan. Untuk menutupi kekurangan dan menonjolkan kelebihannya juga dapat di lakukan dengan memakai busana yang tepat. Seperti seseorang yang bertubuh kurus pendek, hindari memakai kerah dengan ukuran lebar, memakai rok yang terlalu pendek (rok mini), dan rok span karena hal ini akan memberikan kesan lebih kurus dan lebih pendek. Pilihlah model rok pias, 22

model kerah yang dapat menutup tulang leher. Dapat menggunakan sepatu yang berhak tinggi dan memakai perhiasan yang berukuran kecil atau sedang, serta memakai pakaian yang tidak menonjolkan bentuk tubuh yang kurus dan pendek tersebut, begitu juga sebaliknya. 2. Ditinjau dari aspek psikologis (a) Dapat menambah keyakinan dan rasa percaya diri. Dengan busana yang serasi memberikan keyakinan atau rasa percaya diri yang tinggi bagi sipemakai, sehingga menimbulkan sikap dan tingkah laku yang wajar. Seperti seseorang yang pakaiannya tidak sesuai dengan acara yang sedang dihadirinya, akan membuat dia risih atau salah tingkah (b) Dapat memberi rasa nyaman. Sebagai contoh pakaian yang tidak terlalu sempit atau terlalu longgar dapat memberi rasa nyaman saat memakainya. Begitu juga dengan pakaian yang modelnya sesuai dengan sipemakai akan membuat dia nyaman dalam melaksanakan segala aktifitas yang di lakukannya. 3. Ditinjau dari aspek social : dalam kehidupan bermasyarakat terdapat normanorma yang mengatur pola perilaku di masyarakat. Norma-norma tersebut antara lain norma kesopanan, norma agama, norma adat dan norma hukum. Sebagai masyarakat Timur, norma-norma ini harus dipatuhi oleh masyarakat. Tatanan tersebut diantaranya juga mengatur tentang bagaimana berpakaian. Dilihat dari aspek sosial busana berfungsi (a) Untuk menutupi aurat atau memenuhi syarat kesusilaan. Seperti terlihat pada masyarakat yang beragama Islam, diwajibkan menutupi auratnya, dimana wanita harus menutupi seluruh tubuh kecuali telapak tangan dan muka. Ditempat umum hendaklah memakai pakaian yang sopan. (b) Untuk menggambarkan adat atau budaya suatu daerah. Misalnya pakaian adat Minang menggambarkan tentang budaya Minangkabau, pakaian adat Betawi menggambarkan tentang budaya masyarakat Betawi, pakaian adat Bali, Batak, Sulawesi dan lain sebagainya. (c) Untuk media informasi bagi suatu instansi atau lembaga. Seperti seseorang yang berasal dari korps kepolisian menggunakan seragam tertentu yang berbeda dengan yang lain, seorang siswa atau pelajar menggunakan seragam sekolah mereka dan lain sebagainya.(d). Media komunikasi non verbal. Busana yang kita kenakan dapat menyampaikan misi atau pesan kepada orang lain, pesan itu akan terpancar dari kepribadian kita, dari mana anda berasal, berapa usia yang akan anda tampilkan, jenis kelamin apa yang ingin anda akui, jabatan atau melalui 23

penampilan busana kita. Ini semua contohnya bisa dilihat dari penampilan seorang artis, peran apa dan kesan serta misi apa yang akan disampaikan. C. Busana Mencermin Kepribadian 1. Keserasian Tubuh, Waktu dan Busana Frieda dkk (2010) beberapa bentuk tubuh dan cara berbusana yang serasi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : a. Bagi Orang yang Bertubuh Pendek, Kurus dengan tinggi badan 150 cm agar dalam berbusana nampak serasi dapat memperhatikan hal-hal berikut : (a) gunakan sepatu tinggi kurang lebih 5 sampai 7 cm agar kelihatan tinggi, (b) hindari busana warna gelap karena dapat member kesan lebih kecil, tenggelam dan tua. Misalnya warna hijau tua, ungu atau biru tua. (c) tidak mengenakan blus, blazer atau jas yang terlalu panjang melebihi pinggul, (d) hindari rok yang terlalu panjang (pias), (e) lebih baik gunakan rok pendek dengan ukuran 5 jari dari atas lutut, (f) tidak menggunakan tas yang terlalu besar, (g) kenakan rok span, semi klok, rimpel dengan kancing kecil atau sedang. b. Bentuk Tubuh yang Pendek Gemuk memiliki tinggi badan 150 Cm. Sebaiknya dalam berbusana (a) menghindari warna terang karena akan semakin menambah kesan besar. Misalnya warna putih, krem pucat, pink muda, biru muda. (b) yang tidak mengenakan corak bunga-bunga besar dan kancing besar, (c) bahan busana yang lemas, katun, agar terlihat gagah tidak feminim, (d) gunakan rok span dengan model blus yang simple tetapi menarik, (e) Asesoris kalung jangan pendek yang menyekat leher, anting jangan terlalu besar (f) hindari tali pinggang yang besar, tas maupun sepatu c. Bentuk Tubuh yang Tinggi Langsing tinggi badan 1,60 Cm, merupakan bentuk tubuh yang ideal dan menjadi dambaan wanita penampilan tidak menjadi problem. d. Bentuk Tubuh yang Tinggi Langsing tinggi badan 1,60 Cm. Sebaiknya (a) menghindari busana yang warnanya terang karena akan terkesan semakin besar, (b) rok dengan corak bunga yang besar serta kancing besar. (c) gunakan bahan busana yang lemas seperti katun (d) gunakan rok span 24

dengan model blus yang simple (e) aksesoris kalung jangan yang menyekat leher, anting, kalung jangan terlalu besar, (f) tidak mengenakan rok mini karena tidak sesuai, (g) hindari blus sebatas pinggul dengan bentuk krah U atau Y (h) hindari warna yang mencolok. 2. Menyamarkan Kekurangan Tubuh a. Bagi orang yang berpayudara Besar : sebaiknya tidak memakai blus yang terlalu sempit, ketat, kancing yang terlalu besar, pita besar agar payudara tidak terlihat semakin menonjol. Disarankan mengenakan leher baju yang tinggi, lengan baju lebar, blus bukaan yang berbentuk V, serta baju dengan pinggang yang tinggi dengan variasi di bawah payudara sehingga penuh di sekitar pinggang. b. Bila payudara kecil sebaiknya mengenakan blus berkerah, leher ada rimpel dan menggunakan baju/ rok terusan c. Penataan yang seimbang (Normal). Dalam berbusana usahakan pundak, pinggang pakaian bagian bawah dan sepatu hendaknya bertumit tinggi. d. Leher yang Pendek : sebaiknya menggunakan busana posisi krah agak ke bawah bentu U atau V. Ikatan rambut ke atas agar terlihat memiliki leher panjang, pakailah blus yang berlengan pendek agar serasi dan jangan memakai krah pita. e. Pinggang yang besar atau lebar : gunakan blus yang agak lebar agar pinggang tertutupi, rok span, rok panjang yang jatuh lurus ke bawah. f. Paha besar : kenakan rok panjang di bawah lutut, celana panjang, dan rok yang tidak terlalu ketat. 3. Busana Mencerminkan Kepribadian Seseorang Motik. D (1991:13-15) menggambarkan kepribadian dengan cara berbusana baik untuk wanita maupun pria sebagai berikut: a. Sportif : orang yang memiliki kepribadian sportif cenderung memiliki koleksi pakaian yang serba praktis dan sangat ambisius. Tipe ini menunjukkan orang yang berkepribadian kuat dan menarik perhatian umum. b. Praktis : orang yang serba praktis memiliki kecenderungan suka memakai celana panjang atau jeans dengan kemeja atau blus. Orang tipe ini suka 25

mencari perhatian tetapi dengan kesederhanaannya akan lebih menarik perhatian. c. Sopan : orang tipe ini tidak suka mengikuti mode yang silih berganti sangat cepat. Bagi orang yang belum mengenalnya terkesan sombong dan bersikap dingin, dan tidak mempunyai pendirian yang tegas. Biasanya menyukai warna lembut, tegas dan tidak suka mencari perhatian. d. Agresif : orang tipe ini biasanya orangnya suka pakaian yang ketat, sehingga sebagian tubuhnya nampak menonjol dan kelihatan seksi. e. Eksklusif : orang tipe orang ini menyukai segala sesuatu yang terkesan mewah, agak sombong dan pelit. Kalau memilih busana yang penting harganya mahal f. Unik : orang tipe ini lebih suka gaun bermotif bunga, memakai pita yang menggambarkan keharmonisan antara kelembutan dan kemanisan. Emosinya tinggi tetapi kalau ceria sangat berlebihan, lebih suka mencari perlindungan dan melepaskan tanggung jawab. PENUTUP Berdasarkan uraian di atas dapat diambil simpulan sebagai berikut : Dalam kehidupan sehari-hari manusia sebagai makluk pribadi sekaligus makluk social mempunyai kebutuhan dasar untuk dicintai dan dikagumi orang lain terlebih bagi wanita yang selalu ingin kelihatan menarik, cantik dan anggun. Oleh karena itu cara berbusana yang tepat menurut waktu dan suasana merupakan salah satu cara untuk dikagumi orang lain. Cara berbusana dan berdandan, jenis dan warna pakaian yang dikenakan, cara bertutur kata serta perilaku yang nampak mencerminkan kepribadian seseorang. Oleh karena itu bagi manusia yang berbudaya busana yang dikenakan tidak selalu yang harga bahannya harus mahal tetapi pemilihan bahan yang tepat serta perpaduan warna yang serasi, dan asesoris seperlunya akan membawa keselarasan sehingga menciptakan keamanan dan kenyamanan pemakainya. Dibandingkan orang yang berbusana semrawut dan tidak rapi akan menimbulkan kesan citra negatif 26

DAFTAR PUSTAKA Sulistyani, Rosidah. 2005. Menjadi Sekretaris Profesional dan Kantor Yang Efektif : Jogyakarta : Gava Media Tarmudji, T. 1998. Pengembangan Diri. Yogjakarta :Liberty Susanto, AB. 1987. Sekretaris Sebagai Manajer Evolusi Peran Sekretaris 2 : Jakarta : PT Gramedia. Pramono, Dewi M. 1990. Yang Sopan dan Yang Santun.Jakarta: Sinar Harapan. --------------1991. Tata Krama Berbusana dan Bergaul. Jakarta : PT Midas Karya Grafindo Srihadi. T. dkk.2010. Pelatihan Kepribadian Semarang Growth Center Kopertis Wilayah VI. Triwidodo, T dkk. 2004. Pengembangan Kepribadian Sekretaris.Jakarta :PT Gramedia 27