BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan (rumah kassa) Fakultas

dokumen-dokumen yang mirip
BAHAN METODE PENELITIAN

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

I. BAHAN DAN METODE. dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru,

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

III. MATERI DAN METODE

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

III. METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. diameter 12 cm dan panjang 28 cm, dan bahan-bahan lain yang mendukung

III. MATERI DAN METODE

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Percobaan ini dilakukan mulai

III. BAHAN DAN METODE

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Greenhouse Jurusan Bioloi Fakultas Sains dan

III. BAHAN DAN METODE

III. MATERI DAN METODE

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 32 meter di atas permukaan

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

III. MATERI DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung,

MATERI DAN METODE. dilaksanakan di lahan percobaan dan Laboratorium. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih pakcoy (deskripsi

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Suka Banjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai pada bulan September 2015

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

III. BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara, Medan, dengan ketinggian tempat

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Tuan dengan ketinggian 25 mdpl, topografi datar dan jenis tanah alluvial.

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca laboratorium Lapangan Terpadu

MATERI DAN METODE. A 2 : 120 g/tanaman. A 3 : 180 g/tanaman

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Perternaka UIN Suska Riau. Pelaksanaan penelitian ini berlangsung dari tanggal

MATERI DAN METODE Tempat dan Waktu

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Mei 2017 di Lahan Fakultas

: panjang cm; lebar cm. Warna tangkai daun. Berat rata-rata kailan pertanaman. Daya Simpan pada suhu kamar

MATERI DAN METODE. Riau Jalan H.R Subrantas Km 15 Simpang Baru Panam. Penelitian ini berlangsung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca gedung Hortikultura Universitas Lampung

I. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. MATERI DAN METODE. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, selama 3 bulan dimulai dari

Tata Cara penelitian

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan kampus Universitas Islam Negeri

III. BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian ± 32 meter di

MATERI DAN METODE. Urea, TSP, KCl dan pestisida. Alat-alat yang digunakan adalah meteran, parang,

BAHAN DAN METODE. Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: cangkul, parang, ajir,

III. MATERI DAN METODE

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

III. MATERI DAN METODE

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Agustus Analisa laboratorium dilakukan di Laboratorium Penelitian dan

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, pada

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

III. MATERI DAN METODE. Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. MATERI DAN METODE. Agronomi Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi,

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE. Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan pada

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Bahan Alat Rancangan Percobaan Yijk ijk

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Sepang Jaya Kecamatan Labuhan Ratu Bandar

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Kelurahan

BAB III MATERI DAN METODE. sampai panen okra pada Januari 2017 Mei 2017 di lahan percobaan dan

III. METODE PENELITIAN. Serdang Bedagai dengan ketinggian tempat kira-kira 14 m dari permukaan laut, topografi datar

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE 1.1. Tempat dan Waktu 1.2. Bahan dan Alat 1.3. Metode Penelitian

III. MATERI DAN METODE. No. 155 KM. 15 Simpang Baru Panam Kecamatan Tampan Pekanbaru, dari bulan

TATA CARA PENELITIAN. A. Rencana Waktu dan Tempat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni - Juli 2017 bertempat di

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Timur Kabupaten Semarang dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

III. MATERI DAN METODE

II. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Gunung Terang, Gang Swadaya VI,

III. MATERI DAN METODE

PELAKSANAAN PENELITIAN. dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau.

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat

III. MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan dari bulan Juli sampai dengan Oktober 2013 di lahan

III. MATERI DAN METODE. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Mei

III. BAHAN DAN MATODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2013 sampai Agustus 2013 di

BAHAN DAN METODE. penelitian ini dilakukan di Gang Metcu, Desa Guru Singa, Kecamatan

Transkripsi:

BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan (rumah kassa) Fakultas Pertanian, Medan dengan ketinggian + 25 meter diatas permukaan laut, mulai bulan juni sampai november 2010. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih tomat varietas permata, pupuk kompos, pasir, top soil, pupuk NPK, polibag, hormon GA 3, insektisida Dursban 20 EC, insektisida Curacron 500 EC, fungisida Dithane M-45 80 WP dan bahan lain yang mendukung penelitian ini. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, gembor, meteran, jangka sorong, timbangan, handsprayer, plang nama, ember, pacak sampel dan alat-alat lain yang mendukung pelaksanaan penelitian ini. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 2 faktor perlakuan yaitu : Faktor 1 : Konsentrasi GA 3 dengan 4 taraf: Ko = 0 ppm K 1 = 150 ppm K 2 = 300 ppm K 3 = 450 ppm Faktor 2 : Frekuensi pemberian GA 3 : F 1 = 1 kali ( pada umur 25 hari setelah tanam) xxviii

Kombinasi perlakuan F 2 = 2 kali (pada umur 25 hari, 32 hari setelah tanam) F 3 = 3 kali (pada umur 25 hari, 32 hari dan 39 hari setelah tanam) K 0 F 1 K 1 F 1 K 2 F1 K 3 F 1 K 0 F 2 K 1 F 2 K 2 F2 K 3 F 2 K 0 F 3 K 1 F 3 K 2 F3 K 3 F 3 Jumlah ulangan : 3 Jumlah petak penelitian Jarak antar plot Jarak antar ulangan Jumlah tanaman per plot : 36 petak : 30 cm : 30 cm : 4 tanaman Jumlah tanaman sampel per plot : 3 tanaman Jumlah tanaman sampel seluruhnya : 108 tanaman Jumlah tanaman seluruhnya : 144 tanaman Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan sidik ragam dengan model linear aditif sebagai berikut : Dimana: Y ijk = µ + ρ i + α j + β k + (αβ) jk + ε ijk Y ijk : Hasil pengamatan pada blok ke-i akibat frekuensi GA 3 taraf ke-j dan pengaruh konsentrasi pemberian GA 3 pada taraf ke-k µ : Nilai tengah ρ i α j β k : Efek dari blok ke-i : Efek perlakuan frekuensi GA 3 pada taraf ke-j : Efek perlakuan konsentrasi pemberian GA 3 pada taraf ke-k xxix

(αβ) jk : Interaksi antara frekuensi GA 3 taraf ke-j dan konsentrasi pemberian GA 3 taraf ke-k ε ijk : Galat dari blok ke-i, frekuensi GA 3 ke-j dan konsentrasi pemberian GA 3 ke-k Terhadap sidik ragam yang nyata dan sangat nyata, maka dilanjutkan analisis lanjutan dengan menggunakan Uji Rata Rata Duncant Berjarak Ganda dengan taraf 5 %. xxx

PELAKSANAAN PENELITIAN Persiapan Lahan Penelitian Areal untuk tempat berdirinya polibag terlebih dahulu dibersihkan dari gulma serta sampah lainnya. Dibuat plot penelitian dengan ukuran 1m x 1m Pada sekeliling areal dibuat parit drainase sedalam 30cm untuk menghindari adanya genangan air di sekitar areal penelitian. Persiapan Media Tanam Media tanam yang digunakan adalah tanah top soil dan kompos dengan perbandingan 3 : 1. Ukuran polibag yang digunakan adalah 10 kg dan pengisian media tanam dilakukan sampai batas 5 cm dari mulut polibag bagian atas. Sebelum media dimasukkan ke dalam polibag, terlebih dahulu dibersihkan dari sampah dan kotoran lain. Pengisian media tanam dilakukan dengan mencampurkan top soil dengan kompos. Pembibitan Pembibitan dilakukan dengan mengecambahkan benih terlebih dahulu dalam bak perkecambahan yang berukuran 50 X 30 cm dengan media perkecambahan top soil, pasir dan kompos dengan perbandingan 2:1:1. Setelah berumur +7-10 hari kecambah dipindahkan ke polibag kecil ukuran 1 kg dengan media sama dan setelah berumur 3 minggu dipindahkan ke polibag besar. Penanaman Bibit Bibit tomat dipilih yang sehat dan memilki 4 helai daun. Penanaman dilakukan pada sore hari untuk menghindari panas matahari pada waktu siang yang dapat menyebabkan bibit menjadi layu. xxxi

Pengajiran Tanaman tomat mempunyai batang yang kurang kuat untuk menopang buah dan mendukung tegaknya batang. Oleh karena itu, diperlukan ajir untuk menopangnya. Ajir dipasang 5 cm dari batang tomat agar tidak merusak akar tanaman. Pemberian ajir dilakukan pada saat tanaman berumur 2 minggu setelah ditanam di polibag besar. Aplikasi Hormon GA 3 Hormon GA 3 disemprotkan ke seluruh bagian tanaman sesuai dengan perlakuan. Penyemprotan dilakukan dengan menggunakan handsprayer hingga tanaman basah. Pemeliharaan Tanaman Penyiraman Penyiraman dilakukan 2 kali dalam sehari yaitu pagi dan sore hari atau disesuaikan dengan kondisi lapangan. Penyulaman Penyulaman dilakukan untuk mengganti tanaman yang mati, layu, rusak, atau kurang baik tumbuhnya. Penyulaman dilakukan setelah seminggu penanaman, sebelum meletakkan tanaman pengganti, dibersihkan lubang dari sisa tanaman terdahulu untuk menghindari kemungkinan munculnya serangan hama atau penyakit. Penyiangan Penyiangan dilakukan dengan membersihkan gulma yang ada di sekitar pertanaman. Penyiangan dilakukan secara manual yaitu dengan cara mencabut rerumputan yang tumbuh di sekitar tanaman dan plot penelitian. xxxii

Pemupukan Pemupukan dilakukan dengan dua tahap yaitu pada saat pindah tanam dan pupuk susulan 1 bulan setelah pindah tanam. Pupuk yang digunakan adalah pupuk NPK (15:15:15) dengan dosis 1 ton/ha atau 36 gr/ tanaman. Pupuk dibenamkan di sekeliling tanaman. Pengendalian Hama dan Penyakit Setelah tanam pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan pemberian fungisida Dithane M-45 80 WP 1,6-2,4 kg/ha, insektisida Curacron 500 EC 2 ml/liter air dan insektisida Dursban 20 EC yang diaplikasikan 3 kali seminggu untuk mencegah serangan hama dan penyakit. Panen Panen dilakuka n setelah buah tomat matang fisiologis dengan kriteria warna kulit buah berubah dari warna hijau menjadi kuning kemerah-merahan, dengan cara memetik buah tomat secara hati-hati agar buah tidak rusak. Panen dilakukan dengan interval 3 hari sekali. Pengamatan Parameter Tinggi tanaman (cm) Tinggi tanaman diukur dari leher akar sampai titik tumbuh tanaman, diukur mulai dari 2 MSPT dengan interval 1 minggu hingga awal panen. Umur berbunga (hari) Umur berbunga tanaman dihitung mulai dari tanaman disemaikan hingga saat 75 % tanaman telah mekar bunga pertama. Jumlah bunga per tanaman xxxiii

Jumlah bunga dihitung saat 75 % tanaman dalam areal pertanaman memasuki fase generatif (pada umur 35 hari setelah pindah tanam) pada setiap tanaman. Jumlah tandan buah Jumlah tandan buah dihitung dengan menjumlahkan semua tandan buah dalam satu tanaman dihitung pada saat akhir panen. Jumlah buah per tanaman Jumlah buah dihitung dengan menjumlahkan semua buah yang dihasilkan dalam satu tanaman dihitung setiap kali panen lalu dirata-ratakan pada saat panen terakhir. Berat buah per tanaman (kg) Berat buah dihitung dengan menimbang semua buah yang dihasilkan dalam satu tanaman setiap kali panen kemudian dirata-ratakan pada saat panen terakhir. Rata-rata berat buah (g) Berat buah dihitung dengan menimbang sampel sebanyak 3 buah dalam setiap tanaman setiap kali panen kemudian dirata-ratakan pada saat panen terakhir. Diameter buah (cm) Diameter buah dihitung dengan mengukur diameter sampel buah sebanyak 3 dari setiap tanaman setiap kali panen kemudian dirata-ratakan pada saat akhir panen. Jumlah biji per buah xxxiv

Jumlah biji dihitung dengan menjumlahkan biji sampel buah sebanyak 3 dari setiap tanaman setiap kali panen kemudian dirata-ratakan pada saat akhir panen. Umur tanaman (hari) Umur tanaman dihitung mulai dari tanaman disemaikan hingga tanaman mati. Kadar vitamin A (mg/100 g bahan) Kandungan vitamin A dari setiap perlakuan dihitung dengan mengambil salah satu sampel buah kemudian dianalisis kandungan beta karoten (provitamin A) di laboratorium. Pengamatan dilakukan pada saat panen kelima. Kadar vitamin C (mg/100 g bahan) Kandungan vitamin C dari setiap perlakuan dihitung dengan mengambil salah satu sampel buah kemudian dianalisis kandungan vitamin C di laboratorium. Pengamatan dilakukan pada saat panen kelima. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Tinggi tanaman (cm) Data pengamatan tinggi tanaman 2 MSPT s/d 11 MSPT serta sidik ragamnya dapat dilihat pada lampiran 1 s/d lampiran 20 yang menunjukkan xxxv

perlakuan konsentrasi GA 3 dan frekuensi pemberian GA 3 serta interaksi kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman tomat. Tinggi tanaman tomat umur 11 MSPT pada berbagai perlakuan konsentrasi dan frekuensi pemberian GA 3 dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Tinggi tanaman tomat umur 11 MSPT pada berbagai perlakuan konsentrasi dan frekuensi GA 3 Frekuensi F 1 = 1 kali F 2 = 2 kali F 3 = 3 kali Rataan Konsentrasi K 0 = 0 ppm 112.20 112.87 114.84 113.30 K 1 = 150 ppm 114.57 122.66 129.31 122.18 K 2 = 300 ppm 127.18 121.20 121.67 123.35 K 3 = 450 ppm 123.57 130.33 133.18 129.03 Rataan 119.38 121.76 124.75 Tabel 1 menunjukkan tanaman tomat tertinggi cenderung diperoleh pada pemberian GA 3 dengan konsentrasi 450 ppm (K 3 ) yaitu 129.03 cm yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainnya yaitu K 0, K 1 dan K 2. Tabel 1 juga menunjukkan tanaman tomat tertinggi cenderung diperoleh pada pemberian GA 3 dengan frekuensi 3 kali (F 3 ) yaitu 124.75 cm yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainnya yaitu F 1 dan F 2. Umur berbunga (hari) Data pengamatan umur berbunga dan daftar sidik ragam disajikan dalam lampiran 21 s/d 22 yang menunjukkan perlakuan konsentrasi GA 3 berpengaruh nyata sedangkan frekuensi pemberian GA 3 dan interaksi kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap umur berbunga. Umur berbunga tanaman tomat pada berbagai perlakuan konsentrasi dan frekuensi pemberian GA 3 dapat dilihat pada Tabel 2. xxxvi

Tabel 2. Umur berbunga (hari) tanaman tomat pada berbagai perlakuan konsentrasi dan frekuensi pemberian GA 3 Frekuensi F 1 = 1 kali F 2 = 2 kali F 3 = 3 kali Rataan Konsentrasi K 0 = 0 ppm 33.33 34.00 35.00 34.11 ab K 1 = 150 ppm 33.44 30.56 30.78 31.59 c K 2 = 300 ppm 34.22 28.67 32.89 31.93 bc K 3 = 450 ppm 33.89 34.78 35.89 34.85 a Rataan 33.72 32.00 33.64 Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) pada taraf 5%. Tabel 2 menunjukkan tanaman tomat berbunga lebih awal diperoleh pada pemberian GA 3 dengan konsentrasi 150 ppm (K 1 ) yaitu 31.59 hari yang berbeda tidak nyata dengan K 2 tetapi berbeda nyata dengan K 0 dan K 3. Tabel 2 juga menunjukka n tanaman tomat berbunga lebih awal cenderung pada pemberian GA 3 dengan frekuensi 2 kali (F 2 ) yaitu 32.00 hari yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainnya yaitu F 1 dan F 3. xxxvii

Gambar 1. Hubungan umur berbunga tanaman tomat (hari) dengan konsentrasi pemberian GA 3 Gambar 1 menunjukka n bahwa hubungan umur berbunga dengan konsentrasi pemberian GA 3 adalah berbentuk kuadratik negatif dimana umur berbunga tercepat diperoleh pada pemberian GA 3 211.22 ppm yaitu 31.39 hari. Jumlah bunga per tanaman Data pengamatan jumlah bunga per tanaman pada umur 35 hari setelah pindah tanam dan sidik ragamnya dapat dilihat pada lampiran 23 s/d 24 yang menunjukkan perlakuan konsentrasi GA 3 dan frekuensi pemberian GA 3 serta interaksi kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah bunga per tanaman tomat. Jumlah bunga per tanaman tomat pada berbagai perlakuan konsentrasi dan frekuensi pemberian GA 3 dapat dilihat pada Tabel 3. xxxviii

Tabel 3. Jumlah bunga per tanaman tomat pada berbagai perlakuan konsentrasi dan frekuensi pemberian GA 3 Frekuensi F 1 = 1 kali F 2 = 2 kali F 3 = 3 kali Rataan Konsentrasi K 0 = 0 ppm 18.00 16.33 18.78 17.70 K 1 = 150 ppm 15.67 18.22 14.89 16.26 K 2 = 300 ppm 11.22 17.00 10.44 12.89 K 3 = 450 ppm 19.56 14.78 7.56 13.98 Rataan 16.11 16.58 12.92 Tabel 3 menunjukkan jumlah bunga per tanaman tomat tertinggi cenderung diperoleh pada pemberian GA 3 dengan konsentrasi 0 ppm (K 0 ) yaitu 17.7 yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainnya yaitu K 1, K 2 dan K 3. Tabel 3 juga menunjukkan jumlah bunga per tanaman tomat tertinggi cenderung diperoleh pada pemberian GA 3 dengan frekuensi 2 kali (F 2 ) yaitu 16.58 yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan F 3 dan F 1. Jumlah tandan buah (Cluster) Data pengamatan jumlah tandan buah (cluster) dan daftar sidik ragam disajikan dalam lampiran 25 s/d 26 yang menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi dan frekuensi pemberian GA 3 serta interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah tandan buah tanaman tomat. Jumlah tandan buah tanaman tomat pada berbagai perlakuan konsentrasi dan frekuensi pemberian GA 3 dapat dilihat pada Tabel 4. xxxix

Tabel 4. Jumlah tandan buah (cluster) tanaman tomat pada berbagai perlakuan konsentrasi dan frekuensi pemberian GA 3 Frekuensi F 1 = 1 kali F 2 = 2 kali F 3 = 3 kali Rataan Konsentrasi K 0 = 0 ppm 5.33 6.33 5.22 5.62 K 1 = 150 ppm 5.55 6.11 4.88 5.51 K 2 = 300 ppm 4.33 5.44 3.55 4.44 K 3 = 450 ppm 5.22 6.22 4.55 5.33 Rataan 5.10 6.02 4.55 Tabel 4 menunjukka n jumlah tandan buah tomat terbanyak cenderung diperoleh pada pemberian GA 3 dengan konsentrasi 0 ppm (K 0 ) yaitu 5.62 yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainnya yaitu K 1, K 2 dan K 3. Tabel 4 juga menunjukkan jumlah tandan buah tomat terbanyak cenderung diperoleh pada pemberian GA 3 dengan frekuensi 2 kali (F 2 ) yaitu 6.02 yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainnya yaitu F 1 dan F 3. Jumlah buah per tanaman Data pengamatan jumlah buah per tanaman dan daftar sidik ragam disajikan pada lampiran 27 s/d 28 yang menunjukkan perlakuan konsentrasi pemberian GA 3 berpengaruh tidak nyata sedangkan perlakuan frekuensi pemberian GA 3 berpengaruh nyata, dan interaksi kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah buah per tanaman tomat. Jumlah buah per tanaman tomat pada berbagai perlakuan konsentrasi dan frekuensi pemberian GA 3 dapat dilihat pada Tabel 5. xl

Tabel 5. Jumlah buah per tanaman tomat pada berbagai perlakuan konsentrasi dan frekuensi pemberian GA 3 Frekuensi F 1 = 1 kali F 2 = 2 kali F 3 = 3 kali Rataan Konsentrasi K 0 = 0 ppm 15.22 29.66 16.11 20.33 K 1 = 150 ppm 23.33 26.77 16.22 22.11 K 2 = 300 ppm 13.11 21.22 12.33 15.55 K 3 = 450 ppm 20.55 23.66 10.55 18.25 Rataan 18.05 ab 25.33 a 13.80 b Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) pada taraf 5%. Tabel 5 menunjukkan jumlah buah per tanaman tomat terbanyak cenderung diperoleh pada pemberian GA 3 dengan konsentrasi 150 ppm (K 1 ) yaitu 22.11 yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainnya yaitu K 0, K 2 dan K 3. Tabel 5 juga menunjukkan jumlah buah per tanaman terbanyak pada frekuensi pemberian GA 3 2 kali (F 2 ) yaitu 25.33 yang berbeda tidak nyata dengan F 1 tetapi berbeda nyata dengan F 3. xli

Gambar 2. Hubungan antara jumlah buah per tanaman tomat terhadap frekuensi pemberian GA 3 Gambar 2 menunjukkan bahwa hubungan antara jumlah buah per tanaman dengan frekuensi pemberian GA 3 berbentuk kuadratik dimana jumlah buah per tanaman terbanyak diperoleh pada frekuensi pemberian GA 3 = 1.886 yaitu 25.44 buah. Berat buah per tanaman (kg) Data pengamatan berat buah per tanaman dan daftar sidik ragam disajikan dalam lampiran 29 s/d 30 yang menunjukkan perlakuan konsentrasi GA 3 berpengaruh tidak nyata sedangkan frekuensi pemberian GA 3 berpengaruh nyata. Kombinasi kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap berat buah per tanaman tomat. Berat buah per tanaman tomat pada berbagai perlakuan konsentrasi dan frekuensi pemberian GA 3 dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Berat buah per tanaman tomat (kg) pada berbagai perlakuan konsentrasi dan frekuensi pemberian GA 3 Frekuensi F 1 = 1 kali F 2 = 2 kali F 3 = 3 kali Rataan Konsentrasi K 0 = 0 ppm 0.49 0.75 0.41 0.55 K 1 = 150 ppm 0.72 0.82 0.46 0.67 K 2 = 300 ppm 0.37 0.65 0.34 0.45 K 3 = 450 ppm 0.60 0.64 0.47 0.57 Rataan 0.55 ab 0.72 a 0.42 b Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) pada taraf 5%. Tabel 6 menunjukkan berat buah per tanaman tomat tertinggi cenderung diperoleh pada pemberian GA 3 dengan konsentrasi 150 ppm (K 1 ) yaitu 0.67 kg yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainnya yaitu K 0, K 2 dan K 3. xlii

Tabel 6 juga menunjukkan bahwa pada frekuensi pemberian GA 3 berat buah per tanaman tertinggi pada frekuensi pemberian 2 kali (F 2 ) yaitu 0.72 kg yang berbeda tidak nyata dengan F 1 tetapi berbeda nyata dengan F 3. Gambar 3. Hubungan berat buah per tanaman dengan frekuensi pemberian GA 3 Gambar 3 menunjukka n hubungan berat buah per tanaman dengan frekuensi pemberian GA 3 berbentuk kuadratik dimana berat buah tertinggi diperoleh pada pemberian GA 3 1.869 yaitu 0.724 kg. Rata-rata berat buah (g) Data pengamatan rata-rata berat buah (g) dan daftar sidik ragam disajikan pada lampiran 31 s/d 32 yang menunjukkan perlakuan konsentrasi dan frekuensi pemberian GA 3 serta interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap ratarata berat buah tomat. xliii

Rata-rata berat buah tomat pada berbagai perlakuan konsentrasi dan frekuensi pemberian GA 3 dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Rata-rata berat buah tomat (g) pada berbagai konsentrasi dan frekuensi pemberian GA 3 Frekuensi F 1 = 1 kali F 2 = 2 kali F 3 = 3 kali Rataan Konsentrasi K 0 = 0 ppm 31.49 26.01 26.84 28.11 K 1 = 150 ppm 32.23 31.20 28.67 30.70 K 2 = 300 ppm 28.67 27.45 23.41 26.51 K 3 = 450 ppm 29.06 28.27 23.95 27.09 Rataan 30.36 28.23 25.71 Tabel 7 menunjukkan rata-rata berat buah tomat tertinggi cenderung diperoleh pada pemberian GA 3 dengan konsentrasi 150 ppm (K 1 ) yaitu 30.7 g yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainnya yaitu K 0, K 2 dan K 3. Tabel 7 juga menunjukkan rata-rata berat buah tomat tertinggi cenderung diperoleh pada pemberian GA 3 dengan frekuensi 1 kali (F 1 ) yaitu 30.36 g yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainnya yaitu F 2 dan F 3. Diameter buah (cm) Data pengamatan diameter buah dan daftar sidik ragam disajikan pada lampiran 33 s/d 34 yang menunjukkan perlakuan konsentrasi dan frekuensi pemberian GA 3 serta interaksi kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap diameter buah. Diameter buah tomat pada berbagai perlakuan konsentrasi dan frekuensi pemberian GA 3 dapat dilihat pada Tabel 8. xliv

Tabel 8. Diameter buah (cm) buah tomat pada berbagai perlakuan konsentrasi dan frekuensi pemberian GA 3 Frekuensi F 1 = 1 kali F 2 = 2 kali F 3 = 3 kali Rataan Konsentrasi K 0 = 0 ppm 2.99 2.95 2.91 2.95 K 1 = 150 ppm 3.09 3.06 2.91 3.02 K 2 = 300 ppm 2.88 2.66 2.57 2.70 K 3 = 450 ppm 3.04 2.91 2.73 2.89 Rataan 3.00 2.89 2.78 Tabel 8 menunjukkan diameter buah tomat tertinggi cenderung diperoleh pada pemberian GA 3 dengan konsentrasi 150 ppm (K 1 ) yaitu 3.02 cm yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainnya yaitu K 0, K 2 dan K 3. Tabel 8 juga menunjukkan diameter buah tomat tertinggi cenderung diperoleh pada pemberian GA 3 dengan frekuensi 1 kali (F 1 ) yaitu 3.00 cm yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainnya yaitu F 2 dan F 3. Jumlah biji per buah Data pengamatan jumlah biji per buah dan daftar sidik ragam disajikan dalam lampiran 35 s/d 36 yang menunjukkan perlakuan konsentrasi GA 3 berpengaruh nyata sedangkan perlakuan frekuensi pemberian GA 3 dan kombinasi kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah biji tomat. Jumlah biji per buah tomat pada berbagai perlakuan konsentrasi dan frekuensi pemberian GA 3 dapat dilihat pada Tabel 9. xlv

Tabel 9. Jumlah biji per buah tomat pada berbagai konsentrasi dan frekuensi pemberian GA 3 Frekuensi F 1 = 1 kali F 2 = 2 kali F 3 = 3 kali Rataan Konsentrasi K 0 = 0 ppm 57.57 62.48 57.95 59.33 a K 1 = 150 ppm 51.09 50.89 46.73 49.57 ab K 2 = 300 ppm 46.98 43.08 39.31 43.12 b K 3 = 450 ppm 53.52 47.25 39.63 46.80 ab Rataan 52.29 50.93 45.91 Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) pada taraf 5%. Tabel 9 menunjukkan bahwa pada konsentrasi pemberian GA 3 jumlah biji per buah tomat tertinggi pada konsentrasi 0 ppm (K 0 ) yaitu 59.33 yang berbeda tidak nyata dengan K 1 dan K 3 tetapi berbeda nyata dengan K 2. Tabel 9 juga menunjukkan jumlah biji per buah tanaman tomat tertinggi cenderung diperoleh pada pemberian GA 3 dengan frekuensi 1 kali (F 1 ) yaitu 52.29 yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainnya yaitu F 2 dan F 3. Gambar 4. Hubungan jumlah biji buah tomat dengan pemberian konsentrasi GA 3 xlvi

Gambar 4 menunjukkan bahwa hubungan jumlah biji per buah dengan konsentrasi pemberian GA 3 adalah berbentuk kuardratik negatif dimana jumah biji buah tomat terendah diperoleh pada pemberian GA 3 pada konsentrasi 323 ppm yaitu 43.06. Umur tanaman (hari) Data pengamatan umur tanaman dan daftar sidik ragam disajikan pada lampiran 37 s/d 38 yang menunjukkan perlakuan konsentrasi dan frekuensi pemberian GA 3 serta interaksi kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap umur tanaman. Umur tanaman tomat pada berbagai perlakuan konsentrasi dan frekuensi pemberian GA 3 dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Umur tanaman tomat (hari) pada berbagai perlakuan konsentrasi dan frekuensi pemberian GA 3 Frekuensi F 1 = 1 kali F 2 = 2 kali F 3 = 3 kali Rataan Konsentrasi K 0 = 0 ppm 132.33 135.44 131.67 133.15 K 1 = 150 ppm 134.89 135.67 134.11 134.89 K 2 = 300 ppm 135.44 132.00 132.56 133.33 K 3 = 450 ppm 135.22 135.89 133.22 134.78 Rataan 134.47 134.75 132.89 Tabel 10 menunjukkan umur tanaman tomat tertinggi cenderung diperoleh pada pemberian GA 3 dengan konsentrasi 150 ppm (K 1 ) yaitu 134.89 hari yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainnya yaitu K 0, K 2 dan K 3. Tabel 10 juga menunjukkan umur tanaman tomat tertinggi cenderung diperoleh pada pemberian GA 3 dengan frekuensi 2 kali (F 2 ) yaitu 134.75 hari yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainnya yaitu F 1 dan F 3. xlvii

Kadar vitamin A (mg/100 g) Data pengamatan kadar vitamin A buah tomat dan daftar sidik ragam disajikan pada lampiran 39 s/d 40 yang menunjukkan perlakuan konsentrasi GA 3 berpengaruh nyata dan frekuensi pemberian GA 3 berpengaruh tidak nyata serta interaksi kedua perlakuan berpengaruh nyata terhadap kadar vitamin A tomat. Kadar vitamin A buah tomat pada berbagai perlakuan konsentrasi dan frekuensi pemberian GA 3 dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Kadar vitamin A buah tomat (mg/100 g) pada berbagai perlakuan konsentrasi dan frekuensi pemberian GA 3 Frekuensi F 1 = 1 kali F 2 = 2 kali F 3 = 3 kali Rataan Konsentrasi K 0 = 0 ppm 5.2536 c 3.5534 d 1.8532 f 3.5534 K 1 = 150 ppm 5.2536 c 8.6540 a 7.8039 b 7.2371 K 2 = 300 ppm 1.0031 g 1.8532 f 0.1530 h 1.0031 K 3 = 450 ppm 2.1933 e 3.5534 d 1.0031 g 2.2499 Rataan 3.4259 4.4035 2.7033 Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) pada taraf 5%. Tabel 11 menunjukkan pada frekuensi pemberian GA 3 1 kali (F 1 ), kadar vitamin A buah tomat tertinggi diperoleh 5.2536 mg/100 g yaitu pada konsentrasi GA 3 0 ppm (K 0 ) dan 150 ppm (K 1 ) yang berbeda nyata dengan K 2 dan K 3. Tabel 11 menunjukkan pada frekuensi pemberian GA 3 2 kali (F 2 ), kadar vitamin A buah tomat tertinggi diperoleh 8.6540 mg/100 g yaitu pada konsentrasi GA 3 150 ppm (K 1 ) yang berbeda nyata dengan K 0, K 2 dan K 3. Tabel 11 juga menunjukkan pada frekuensi pemberian GA 3 3 kali (F 3 ), kadar vitamin A buah tomat tertinggi diperoleh 7.8039 mg/100 g yaitu pada konsentrasi GA 3 150 ppm (K 1 ) yang berbeda nyata dengan K 0, K 2 dan K 3. xlviii

Hubungan kadar vitamin A buah tomat dengan perlakuan konsentrasi dan frekuensi pemberian GA 3 dapat dilihat pada gambar 5. Gambar 5. Hubungan kadar vitamin A buah tomat (mg/100 g) dengan perlakuan konsentrasi dan frekuensi pemberian GA 3 Dari gambar 5 dapat dilihat hubungan kadar vitamin A buah tomat dengan perlakuan konsentrasi K 0 (0 ppm), K 1 (150 ppm), K 2 (300 ppm), K 3 (450 ppm) dan frekuensi pemberian GA 3 sebesar F 1 (1 kali), F 2 (2 kali), F 3 (3 kali). Kadar vitamin C (hari) Data pengamatan kadar vitamin C buah tomat dan daftar sidik ragam disajikan pada lampiran 41 s/d 42 yang menunjukkan perlakuan konsentrasi dan xlix

frekuensi pemberian GA 3 serta interaksi kedua perlakuan berpengaruh nyata terhadap kadar vitamin C. Kadar vitamin C buah tomat pada berbagai perlakuan konsentrasi dan frekuensi pemberian GA 3 dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Kadar vitamin C buah tomat (mg/100 g) berbagai perlakuan konsentrasi dan frekuensi pemberian GA 3 Frekuensi F 1 = 1 kali F 2 = 2 kali F 3 = 3 kali Rataan Konsentrasi K 0 = 0 ppm 26.40 k 35.20 j 52.80 i 38.13 K 1 = 150 ppm 61.60 h 64.60 g 70.40 f 65.53 K 2 = 300 ppm 70.40 f 79.20 e 88.00 d 79.20 K 3 = 450 ppm 105.60 c 114.40 b 123.20 a 114.40 Rataan 66.00 73.35 83.60 Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) pada taraf 5%. Tabel 12 menunjukkan pada frekuensi pemberian GA 3 1 kali (F 1 ), kadar vitamin C buah tomat tertinggi diperoleh 105.6 mg/100 g yaitu pada konsentrasi GA 3 450 ppm (K 3 ) yang berbeda nyata dengan K 0, K 1 dan K 2. Tabel 12 menunjukkan pada frekuensi pemberian GA 3 2 kali (F 2 ), kadar vitamin C buah tomat tertinggi diperoleh 114.4 mg/100 g yaitu pada konsentrasi GA 3 450 ppm (K 3 ) yang berbeda nyata dengan K 0, K 1 dan K 2. Tabel 12 juga menunjukkan pada frekuensi pemberian GA 3 3 kali (F 3 ), kadar vitamin C buah tomat tertinggi diperoleh 123.2 mg/100 g yaitu pada konsentrasi GA 3 450 ppm (K 3 ) yang berbeda nyata dengan K 0, K 1 dan K 2. Hubungan kadar vitamin C dengan perlakuan konsentrasi dan frekuensi pemberian GA 3 dapat dilihat pada gambar 7. l

Gambar 6. Hubungan kadar vitamin C buah tomat (mg/100 g) dengan perlakuan konsentrasi dan frekuensi pemberian GA 3 Dari gambar 6 dapat dilihat hubungan kadar vitamin A dengan perlakuan konsentrasi K 0 (0 ppm), K 1 (150 ppm), K 2 (300 ppm), K 3 (450 ppm) dan frekuensi pemberian GA 3 sebesar F 1 (1 Kali), F 2 (2 Kali), F 3 (3 Kali). li

Pembahasan Peningkatan mutu dan hasil tanaman tomat dengan perlakuan konsentrasi dan frekuensi pemberian GA 3 Dari hasil pengamatan, perlakuan konsentrasi pemberian GA 3 berpengaruh nyata terhadap jumlah biji per buah dan umur berbunga tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah bunga per tanaman, jumlah tandan buah, jumlah buah per tanaman, rata-rata berat buah, diameter buah, berat buah per tanaman, dan umur tanaman. Dari hasil pengamatan frekuensi pemberian GAp 3 berpengaruh nyata terhadap jumlah buah per tanaman, berat buah per tanaman, tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman, umur berbunga, jumlah bunga per tanaman, jumlah biji per buah, jumlah tandan buah, rata-rata berat buah, diameter buah dan umur tanaman. Dari hasil analisis data secara statistik terlihat bahwa perlakuan konsentrasi GA 3 berpengaruh tidak nyata terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah bunga dan jumlah tandan buah. Jumlah tandan buah dan jumlah bunga tertinggi pada pemberian GA 3 sebanyak 0 ppm sedangkan tinggi tanaman tertinggi pada pemberian konsentrasi GA 3 sebanyak 450 ppm. Hal ini disebabkan GA 3 yang diberikan secara eksogen mendorong pembelahan sel sehingga ruas batang memanjang, tetapi pembentukan tandan buah dan jumlah bunga tidak dipengaruhi. Hal ini sesuai dengan literatur Weaver (1972) GA 3 dapat menstimulir perpanjangan sel karena GA 3 menghidrolisa pati yang akan mendukung terbentuknya amylase. Sebagai akibat dari proses tersebut, maka konsentrasi gula meningkat, yang mengakibatkan tekanan osmotik didalam sel tersebut menjadi lii

naik sehingga ada kecenderungan sel tersebut bekembang dan menambah tinggi tanaman. Dari hasil analisis data secara statistik terlihat bahwa pemberian konsentrasi GA 3 berpengaruh nyata terhadap jumlah biji per buah dimana tertinggi pada konsentrasi 0 ppm dan terendah pada konsentrasi 300 ppm. Pemberian konsentrasi GA 3 sebanyak 300 ppm berperan dalam mengendalikan pertumbuhan buah khususnya pertumbuhan biji. Pemberian GA 3 sebanyak 300 ppm dapat menurunkan jumlah biji buah tomat. Gibberellin terdapat pada semua organ tanaman, tetapi konsentrasinya tidak konstan di dalam tanaman. Tingkat tertinggi ditemukan di dalam biji, dengan tingkat luar biasa terdapat pada endosperma cair dari beberapa biji. Dengan adanya penyemprotan gibberelin dari luar (secara eksogen) maka biji tidak lagi berkembang karena pertumbuhan atau perbesaran buah disokong dari luar. Hal ini sesuai dengan literatur Wilkins (1989) yang menyatakan bahwa setelah fertilisasi, sintesis gibberellin terjadi pada endosperm dan embrio. Gibberellin ini sebaliknya diperlukan untuk pertumbuhan buah berlangsung. Dari hasil analisis data secara statistik terlihat bahwa pemberian konsentrasi GA 3 berpengaruh nyata terhadap umur berbunga dimana umur berbunga tertinggi pada konsentrasi 450 ppm dan terendah konsentrasi sebanyak 150 ppm. Hal ini disebabkan gibberellin berperan dalam merangsang pembungaan. Tinggi rendahnya kandungan hormon GA 3 pada tanaman akan menentukan bagaimana tanaman tersebut tumbuh pada fase vegetatif dan berbunga pada fase generatif. Hal ini sesuai dengan literatur Wattimena (1985) liii

yang menyatakan bahwa gibberellin dapat mengganti pengaruh suhu dingin pada tanaman-tanaman dan dapat mendorong terjadinya pembungaan. Dari hasil analisis data secara statistik terlihat jumlah buah per tanaman dan berat buah per tanaman tertinggi cenderung pada pemberian konsentrasi GA 3 150 ppm (K 1 ) yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainnya yaitu K 0, K 2 dan K 3. Dengan frekuensi pemberian GA 3 sebanyak 2 kali dapat meningkatkan jumlah buah dan berat buah per tanaman yang berbeda tidak nyata dengan F 1 tetapi berbeda nyata dengan F 3. Setiap pemberian GA 3 memberikan pengaruh yang berbeda. Pemberian GA 3 tertinggi pada frekuensi 2 kali karena pemberian GA 3 pada waktu aplikasi 25 hari dan 32 hari setelah pindah tanam, tanaman tomat dalam pembentukan buah, sehingga aplikasi GA 3 efektif dapat mengatur pertumbuhan dan perkembangan buah. Hal ini sesuai dengan literatur Wilkins (1989) yang menyatakan setelah fertilisasi, sintesis gibberellin terjadi pada endosperma dan embrio. Gibberellin ini sebaliknya diperlukan untuk memungkinkan pertumbuhan buah berlangsung. Dari hasil analisis data secara statistik terlihat rata-rata berat buah dan diameter buah tertinggi cenderung pada pemberian konsentrasi GA 3 150 ppm (K 1 ) yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainnya yaitu K 0, K 2 dan K 3. Hal ini karena peranan gibberellin untuk pengendalian pertumbuhan buah. Dalam literatur Gardner, dkk (1991) penggunaan GA 3 pada anggur dengan perlakuan GA 3 sebesar 200 ppm pada waktu gugurnya kalipta (daun pelindung bunga) menghasilkan anggur yang lebih besar dan kualitas rasa yang meningkat. Dari hasil analisis data secara statistik terlihat umur tanaman tertinggi cenderung diperoleh pada konsentrasi GA 3 150 ppm (K 1 ) yang berbeda tidak liv

nyata dengan perlakuan lainnya yaitu K 0, K 2 dan K 3. Pemberian GA 3 yang tidak nyata pada umur tanaman diduga dikarenakan lebih dominan sifat genetik tanaman daripada perlakuan dan lingkungan tempat tumbuh tanaman. Peningkatan mutu dan hasil tanaman tomat dengan perlakuan interaksi antara konsentrasi dan frekuensi pemberian GA 3 Dari hasil analisis data secara statistik menunjukkan bahwa interaksi antara konsentrasi dan frekuensi pemberian GA 3 berpengaruh nyata terhadap kadar vitamin A dan kadar vitamin C tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap parameter tinggi tanaman, umur berbunga, jumlah bunga per tanaman, jumlah tandan buah, jumlah buah per tanaman, berat buah per tanaman, berat rata-rata buah, diameter buah, jumlah biji per buah, dan umur tanaman. Faktor dalam dan faktor luar sangat mempengaruhi keefektifan aplikasi zat pengatur tumbuh dan mengatur pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Interaksi pemberian konsentrasi dan frekuensi GA 3 nyata meningkatkan kadar vitamin C dan vitamin A. Hal ini disebabkan pemberian GA 3 mempunyai pengaruh dalam mengurangi laju perkembangan, pemasakan, pematangan dan penuaaan buah. Hal ini sesuai dengan penelitian Coggins dan Hield (1962) yaitu pengaruh pemberian GA pada jeruk adalah terhambatnya khlorofil, peningkatan ketebalan kulit, penundaan penimbunan-penimbunan karotenoid-karotenoid pada jeruk manis dan peningkatan asam askorbat (vitamin C). Interaksi antara konsentrasi dan frekuensi pemberian GA 3 berpengaruh tidak nyata terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah bunga per tanaman, jumlah tandan buah, jumlah buah per tanaman, berat rata-rata buah, diameter buah, jumlah biji per buah, berat buah per tanaman, umur berbunga, dan umur lv

tanaman. Hal ini diduga karena faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi aplikasi GA 3. Laju serapan zat pengatur tumbuh oleh tanaman tergantung pada beberapa faktor, antara lain : spesies tanaman yang bersangkutan, organ tanaman yang diberi perlakuan, sifat kimia dan solubilitas dari zat pengatur tumbuh yang bersangkutan, pelarut yang digunakan, dan kondisi lingkungan, terutama suhu dan kelembaban. Faktor faktor lingkungan akan ikut berperan. Secara umum, kondisi lingkungan yang menghambat translokasi air, unsur hara, atau senyawa organik lainnya juga akan menghambat pergerakan zat pengatur tumbuh dalam tubuh tanaman. lvi

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Pemberian konsentrasi GA 3 sebanyak 150 ppm nyata mempercepat pembungaan dan cenderung meningkatkan jumlah buah per tanaman, berat buah per tanaman, rata-rata berat buah dan diameter berat buah dan peningkatan konsentrasi GA 3 hingga 300 ppm nyata menunjukkan penurunan jumlah biji 27.5% dari kontrol meskipun belum bisa menghasilkan buah tomat parthenocarpy 2. Frekuensi pemberian GA 3 sebanyak 2 kali nyata meningkatkan jumlah buah per tanaman dan berat buah per tanaman. 3. Pemberian GA 3 150 ppm dengan frekuensi 2 kali nyata meningkatkan kadar vitamin A buah tomat sedangkan pemberian GA 3 450 ppm dengan frekuensi 3 kali nyata meningkatkan kadar vitamin C buah tomat. Saran 1. Untuk mendapatkan buah tomat parthenokarpi perlu penelitian lanjutan. 2. Untuk mendapatkan buah tomat dengan biji yang lebih sedikit diberikan konsentrasi GA 3 sebanyak 300 ppm. 3. Untuk meningkatkan kadar vitamin C diberikan konsentrasi GA 3 450 ppm dengan frekuensi 3 kali dan untuk meningkatkan kadar vitamin A diberikan konsentrasi GA 3 150 ppm dengan frekuensi 2 kali. lvii