BAB I. Pendahuluan. Sarana transportasi berperan sebagai urat nadi kehidupan ekonomi, sosial

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI. ABSTRAK...i. KATA PENGANTAR...ii. DAFTAR ISI...v. DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR LAMPIRAN...x. 1.1 Latar Belakang Masalah...

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan suatu perusahaan didirikan adalah untuk merencanakan,

BAB I PENDAHULUAN. usaha menghadapi perubahan lingkungan dengan karakteristik yang jauh berbeda

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis meningkat dengan pesat saat ini terutama padasektor

BAB I PENDAHULUAN. Seiring pertumbuhan dunia usaha yang semakin kompetitif dengan persaingan

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Bambang Hariadi, 2002:17)

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan dalam berbagai bidang, khususnya bidang

ABSTRAKSI. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perusahaan atau organisasi yang relatif kecil, pimpinan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. bergerak semakin dinamis, perusahaan dituntut untuk melakukan kegiatan usahanya. perusahaan berjalan secara efektif dan efisien.

BAB 1 PENDAHULUAN. jasa, dagang ataupun industri. Hal tersebut ditunjukkan dengan banyaknya

PENDAHULUAN BAB I. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan dalam dunia usaha yang pesat pada era globalisasi saat ini

ABSTRAKSI. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang sangat ketat antar perusahaan saat ini terjadi di dalam

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan suatu perusahaan didirikan adalah untuk dapat merencanakan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam dunia perekonomian menyebabkan persaingan dunia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bebas antar bangsa di dunia serta didukung dengan semakin canggihnya teknologi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. baru serta keterbukaan dalam berbagai aspek kehidupan, salah satu hal yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat diketahui sejak dikenalkan dan digunakannya peralatan komputer dalam

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan akan perkembangan dunia usaha dimanapun sangat. dipengaruhi oleh ada atau tidaknya iklim yang memungkinkan peraturan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam usaha untuk mencapai tujuan pembangunan nasional, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin canggih. Salah satu aspek yang mengalami banyak perubahan ialah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan untuk menjadi lebih baik dalam memperoleh laba. Untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan perusahaan dan terbatasnya kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia usaha kini semakin meningkat bukan saja

BAB I PENDAHULUAN. sebesar-besarnya. Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. dapat memperoleh kesuksesan hanya dengan mengadopsi teknologi baru dengan

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software For evaluation only. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk yang cepat, kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan yang disajikan manajemen kepada para pengguna.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi perkembangan yang semakin maju, persaingan antara Rumah

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia usaha yang semakin ketat, ditambah dengan

BAB I PENDAHULUAN. mencerminkan dunia usaha yang semakin kompetitif, tidak terkecuali di

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, salah satu bidang potensi yang digalakkan di Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan perdagangan bebas seperti sekarang ini,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha

BAB I PENDAHULUAN. maksimal sehingga laba yang diharapkan untuk diperoleh juga maksimal.

I. PENDAHULUAN. Transportasi merupakan sarana yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi umum merupakan alat pendukung yang penting bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama didirikannya suatu perusahaan profit oriented adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. barang untuk menyalurkan atau mendistribusikan barang yang dihasilkan agar

BAB I PENDAHULUAN. persaingan diantara berbagai perusahaan akan semakin meningkat. Untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. fleksibel dalam beradaptasi dengan perubahan tersebut mampu untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia harus mampu mengembangkan potensinya untuk menghadapi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Orang yang melaksanakan fungsi auditing dinamakan pemeriksa atau auditor. Pada mulanya

BAB I PENDAHULUAN. Pada era informasi dan globalisasi menyebabkan lingkungan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance mulai meningkat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, karena seperti yang dinyatakan oleh BPS (Badan Pusat Statistik),

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan prosedur penggajian yang ditetapkan. pemotongan gaji dan pembayaran gaji yang salah. Hal tersebut akan

BAB I PENDAHULUAN. Jasa adalah salah satu bentuk usaha yang dapat dipilih sebagai kegiatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala nasional maupun internasional. Hal tersebut bisa tercapai jika

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi mengakibatkan tingkat persaingan di dalam dunia usaha akan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang baru, lebih cepat, dan lebih andal. Demi memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2005 yang lalu pemerintah Indonesia memutuskan untuk. menaikkan harga Bahan Bakar Minyak ( BBM ) domestik rata rata 100

KUESIONER PENELITIAN PERANAN AUDIT INTERNAL DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL PENJUALAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:26), biaya adalah

BAB I PENDAHULUAN. global dunia usaha yang semakin berat. Misi BUMN sebagai sumber penerimaan

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan masyarakat yang semakin banyak merupakan akibat dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku

70BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini, membawa dampak yang besar

BAB 1 PENDAHULUAN. mungkin seperti pemakaian listrik yang dikelola oleh PT PLN (Persero).

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung mencanangkan diri sebagai kota jasa, yang memfokuskan pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, dan juga selaras dengan hak dan

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk melakukan kegiatan operasionalnya secara efektif dan efisien untuk

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. mendukung pariwisata dan bisnis internasional. penerbangan dari penjualan tiket yang dilakukan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. atau aktivitas kehidupan manusia sehari-hari. Mulai dari zaman kehidupan

PENDAHULUAN. perekonomian di Indonesia, banyak perusahaan atau badan usaha yang tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas manajemen di perusahaan. Tujuan pengendalian intern adalah untuk

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotis

Transkripsi:

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar belakang masalah Sarana transportasi berperan sebagai urat nadi kehidupan ekonomi, sosial budaya, politik, pertahanan dan keamanan, serta mendukung mobilitas manusia, mendukung pengembangan wilayah dan peningkatan hubungan internasional. Sarana transportasi perkeretaapian memiliki potensi dan peluang besar dalam sistem transportasi masal dan mengangkut muatan berat dalam jumlah lebih besar, sehingga diharapkan dapat diandalkan sebagai transportasi masal yang ekonomis dan aman. Dalam hal ini pemerintah memberikan wewenang dan tanggung jawab kepada PT Kereta Api (Persero) untuk menyelenggarakan perkeretaapian di Indonesia. PT Kereta Api (Persero), sesuai dengan Undang-Undang No.13 tahun 1992 Pasal 6, ditunjuk oleh pemerintah untuk menyelenggarakan jasa angkutan dengan kereta api, penunjukkan tersebut dimaksudkan agar PT Kereta Api (Persero) menyediakan pelayanan bagi kemanfaatan umum dalam bentuk layanan jasa kereta api untuk memperlancar arus perpindahan orang atau barang secara masal guna menunjang pembangunan nasional. Di sisi lain sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.57 tahun 1990, PT Kereta Api (Persero) dituntut untuk mampu memupuk atau menghasilkan keuntungan guna menjamin kelangsungan hidup perusahaan dan perkembangan perusahaan di masa yang akan datang. Kondisi tersebut telah mendorong manajemen PT Kereta Api (Persero) untuk 1

mampu mengoptimalkan pendayagunaan sumber daya yang dimilikinya, meningkatkan profesionalisme dalam pengelolaan perusahaan dan bekerja lebih efisien sesuai dengan tuntutan dan perkembangan dunia usaha. PT Kereta Api (Persero) merupakan Badan Umum Milik Negara (BUMN) yang senantiasa berusaha untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat selain untuk memperoleh laba perusahaan. Perusahaan ini dari mulai berdiri sampai sekarang telah mengalami perkembangan baik dari segi operasi maupun manajemen perusahaan. Berbagai upaya dilakukan oleh manajemen PT Kereta Api (Persero) untuk menekan besarnya kerugian yang selama ini diderita perusahaan atau menghasilkan keuntungan dengan tanpa meninggalkan fungsi utamanya sebagai badan usaha yang melayani kepentingan umum (public service). Salah satu upaya yang cukup dominan yang dilakukan manajemen PT. Kereta Api (Persero) adalah meningkatkan pendapatan yang menjadi sumber utama pembiayaan perusahaan terutama pendapatan angkutan kereta api yang berasal dari angkutan penumpang. Pendapatan yang diperoleh harus dipertanggungjawabkan, terutama seluruh aktivitas yang berhubungan dengan pendapatan mulai dari perolehan sampai dengan pendayagunaannya harus dikelola dengan baik oleh perusahaan. Untuk itu perusahaan memerlukan pengendalian pendapatan guna menjamin adanya pengelolaan pendapatan perusahaan secara efektif dan efisien. Faktor penting yang harus diperhatikan adalah perlu adanya bimbingan dan pengarahan oleh manajemen kepada para pelaksana agar melaksanakan pekerjaan sesuai dengan apa yang telah yang ditetapkan. Pengendalian pendapatan 2

dapat dicapai melalui organisasi fungsional, pelimpahan tanggung jawab dan wewenang, serta bukti-bukti dokumentasi yang diperoleh pada berbagai tahapan operasi. Oleh karena itu dapatlah dikatakan bahwa pengendalian pendapatan di perusahaan demikian pentingnya sehingga harus dipantau, apakah pengendalian manajemen yang diterapkan telah berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan dilaksanakan secara efektif dan efisien. Salah satu alat yang digunakan manajemen untuk memantau kegiatan operasi perusahaan seperti pengendalian pendapatan tersebut adalah pemeriksaan operasional. Pemeriksaan operasional adalah salah satu cara yang dikembangkan manajemen untuk mengantisipasi dan menangulanggi risiko serta mendeteksi berbagai masalah yang merugikan dalam usaha mencapai tujuan. Pemeriksaan operasional dapat menghasilkan perbaikan dalam pengelolaan aktivitas atau program dari objek yang diperiksa dengan memberikan saran-saran tentang caracara pelaksanaan yang lebih hemat, lebih efisien dan lebih efektif. Hal tersebut dilakukan dengan menilai ketaatan pada ketentuan yang berlaku, efisiensi, kehematan, dan efektivitas objek yang diperiksa tersebut dalam mengelola dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan aktivitas atau program. PT Kereta Api (Persero) dalam hal ini telah menjadi tugas dan fungsi Satuan Pengawasan Intern (SPI) PT Kereta Api, seperti yang dijelaskan dalam surat Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM.8 1991 pasal 30 huruf (a) bahwa satuan pengawasan intern mempunyai fungsi melaksanakan pengawasan dan memberikan penilaian atas pelaksanaan manajemen keuangan, manajemen perusahaan dan manajemen umum di lingkungan PT Kereta Api (Persero).. 3

Berdasarkan uraian diatas maka penulis bermaksud untuk meneliti pemeriksaan operasional yang dilaksanakan oleh SPI PT Kereta Api (Persero) atas pengendalian pendapatan yang berasal dari angkutan penumpang dengan menuangkan dalam skripsi yang berjudul: Hubungan Antara Pelaksanaan Pemeriksaan Operasional Dengan Sistem Pengendalian Pendapatan Angkutan Penumpang pada PT Kereta Api (Persero) 1.2 Identifikasi masalah Sesuai dengan latar belakang penelitian, bahwa pengendalian pendapatan mempunyai peranan yang penting dalam mengarahkan manajemen untuk mencapai tujuan, sehingga manajemen perlu melakukan pemeriksaan operasional, maka dalam penulisan skripsi ini penulis mengidentifikasi permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana pelaksanaan pemeriksaan operasional yang dilaksanakan oleh SPI PT Kereta Api (Persero)? 2. Bagaimanakah sistem pengendalian pendapatan angkutan penumpang yang dilaksanakan oleh manajemen PT Kereta Api (Persero)? 3. Apakah terdapat hubungan antara pelaksanaan pemeriksaan operasional dengan sistem pengendalian pendapatan angkutan penumpang? 1.3 Maksud dan tujuan penelitian Penulis melakukan penelitian ini dengan maksud untuk memperoleh data 4

informasi yang diperlukan dalam penyusunan skripsi, sehingga dapat dilakukan pembahasan dan analisis guna mendapatkan jawaban dari permasalahan yang telah penulis tuangkan dalam identifikasi masalah. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah 1. Untuk mengetahui pelaksanaan pemeriksaan operasional yang dilaksanakan oleh SPI PT Kereta Api (Persero) atas sistem pengendalian pendapatan angkutan penumpang. 2. Untuk mengetahui pelaksanaan sistem pengendalian pandapatan angkutan penumpang yang dilaksanakan oleh manajemen PT Kereta Api (Persero). 3. Untuk mengetahui hubungan antara pelaksanaan pemeriksaan operasional dengan sistem pengendalian pendapatan angkutan penumpang. 1.4 Kegunaan penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna dan dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan, diantaranya di bawah ini : 1. Bagi penulis, hasil penelitian dapat memberikan wawasan pengetahuan tentang masalah yang diteliti sehingga dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai ada tidaknya kesesuaian antara fakta dengan dasar teori yang telah dipelajari. 5

2. Bagi perusahaan, sebagai bahan masukan dalam mengevaluasi pelaksanaan pemeriksaan operasional atas pengendalian pendapatan angkutan penumpang. 3. Bagi pihak lain, dapat digunakan sebagai data dasar untuk kegiatan penelitian khususnya dalam bidang yang sama dan digunakan sebagai referensi tambahan serta dijadikan bahan perbandingan untuk penelitian di bidang lainnya. 1.5 Rerangka pemikiran dan hipotesis Organisasi perusahaan, apapun bentuk dan orientasinya, pendapatan merupakan faktor yang sangat penting untuk menjaga kelangsungan hidup dan perkembangan perusahaan yang bersangkutan, demikian halnya dengan PT. Kereta Api (Persero) yang pelaksanaan operasinya juga bergantung pada pendapatan yang diperolehnya, terutama pendapatan PT Kereta Api (Persero) yang berasal dari aktivitas pengoperasian kereta api angkutan penumpang. Ikatan Akuntan Indonesia di dalam Standar Akuntansi Keuangan memberikan pengertian pendapatan sebagai berikut: Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang berasal dari kontribusi normal. (IAI, 1994: 23.3) Pendapatan yang diperoleh harus dipertanggungjawabkan, seluruh aktivitas yang berhubungan dengan pendapatan mulai dari perolehan hingga pendayagunaanya harus dikelola dengan baik oleh perusahaan, sehingga dapat memperkecil kemungkinan terjadinya kesalahan, penyelewengan dan pemborosan 6

yang dapat merugikan perusahaan. Untuk itu perusahaan memerlukan sistem pengendalian guna menjamin adanya pengelolaan pendapatan perusahaan secara efektif dan efisien. Supriyono (2000:278) mengungkapkan pengertian sistem pengendalian dalam buku Sistem Pengendalian Manajemen sebagai berikut: Sistem pengendalian adalah seperangkat sistem formal dan sistem informal yang di desain untuk membantu manajemen dalam mengarahkan organisasi untuk mengimplementasikan strategi dalam rangka mencapai tujuannya dengan menyatukan berbagai usaha yang dilakukan oleh berbagai sub unit atau individu dalam organisasi. Berdasarkan kutipan di atas terlihat bahwa suatu sistem pengendalian berusaha untuk mengarahkan berbagai macam usaha yang dilaksanakan oleh semua sub unit organisasi agar mengarah kepada tujuan organisasi dan tujuan para manajernya. Sistem pengendalian membantu memberikan arah kegiatan manajemen sesuai dengan garis pedoman yang sudah ditentukan dalam proses perencanaan strategi. Salah satu upaya untuk menciptakan dan melaksanakan sistem pengendalian, faktor penting yang harus diperhatikan adalah perlu adanya bimbingan dan pengarahan oleh manajemen kepada para pelaksana agar dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan apa yang telah ditetapkan. Pengendalian pendapatan dapat dicapai melalui organisasi fungsional, pelimpahan tanggung jawab dan wewenang, serta bukti-bukti dokumentasi yang diperoleh pada berbagai tahapan operasi. Oleh karena itu dapatlah dikatakan bahwa sistem pengendalian pendapatan di perusahaan demikian pentingnya sehingga harus 7

dipantau, apakah pengendalian pendapatan yang diterapkan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan dilaksanakan secara efektif dan efisien. Untuk mengetahui apakah sistem pengendalian pendapatan yang diterapkan telah berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan dilaksanakan secara efektif dan efisien maka diperlukan pemeriksaan operasional. Pemeriksaan opersional tersebut pada dasarnya merupakan pengembangan dari pemeriksaan sebelumnya (pemeriksaaan keuangan), yang dimaksudkan untuk menilai suatu kegiatan, baik prestasi maupun kinerjanya, mengidentifikasi berbagai kelemahan pengendalian untuk perbaikan, dan memberikan rekomendasi (saran-saran) untuk perbaikan atau tindak lanjut. Salah satu pengertian pemeriksaan operasional diungkapkan oleh Widjayanto (1985:16) dalam buku Pemeriksaan Operasional Perusahaan sebagai berikut: Pemeriksaan operasional adalah suatu tinjauan dan penilaian efisiensi serta aktivitas suatu kegiatan atau prosedur-prosedur kegiatan. Pemeriksaan ini disertai dengan tanggung jawab untuk mengungkapkan dan memberi informasi kepada manajemen mengenai berbagai masalah operasi, meskipun tujuan utamanya adalah membantu manajemen untuk memecahkan berbagai masalah dengan merekomendasikan berbagai tindakan yang diperlukan Berdasarkan pengertian diatas dapat dilihat bahwa pemeriksaan operasional adalah suatu tinjauan penilaian atas kegiatan suatu organisasi untuk mengungkapkan dan memberi informasi kepada manajemen mengenai berbagai masalah operasi, yang bertujuan untuk membantu pimpinan organisasi dalam melaksanakan tugas dengan lebih baik, penilaian ditekankan pada efisiensi dan efektivitas dalam penggunaan barang, jasa, tenaga dan sebagainya. 8

Tujuan pemeriksaan operasional menurut Abadi Jusuf (1999:764) dalam bukunya Auditing Pendekatan Terpadu sebagai berikut: Pemeriksaan operasional bertujuan untuk menentukan efektifitas atau efisiensi dari tiap bagian suatu organisasi Sedangkan diungkapkan Mulyadi dan Puradiredja (1998:30), secara lebih rinci tujuan pemeriksaan operasional sebagai berikut: a. Mengevaluasi kinerja b. Mengidentifikasi kesempatan untuk perbaikan c. Membuat rekomendasi atau tindakan lebih lanjut. Pemeriksaan operasional tercapai dengan menilai ketaatan pada ketentuan yang berlaku, efisiensi, kehematan dan efektivitas objek yang diperiksa dalam mengelola dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan aktivitas/program. Dengan tujuan pemeriksaan operasional ini, pemeriksaan dimaksudkan untuk memastikan apakah pengendalian yang ada memadai. Berdasarkan uraian di atas tujuan pemeriksaan operasional adalah untuk memastikan apakah pengendalian yang ada memadai dan efektif, sehingga dengan melaksanakan pemeriksaan operasional atas sistem pengendalian pendapatan akan membantu pihak manajemen dalam mencapai tujuan perusahaan. Oleh karena itu penulis mengajukan hipotesis yang akan dibuktikan kebenarannya dalam penelitian sebagai berikut: Pelaksanaan pemeriksaan operasional berhubungan dengan sistem pengendalian pendapatan angkutan penumpang 9

Variabel X Pelaksanaan Pemeriksaan Operasional Variabel Y Sistem Pengendalian Pendapatan 1.6 Metode penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus, yaitu suatu metode yang bertujuan untuk mengamati aspek-aspek tertentu secara lebih spesifik untuk memperoleh data primer maupun data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan mengadakan survey langsung ke perusahaan yang menjadi objek penelitian, dimana metode yang digunakan adalah : 1. Wawancara dengan bagian-bagian yang terkait dalam perusahaan. 2. Observasi langsung terhadap objek penelitian. 3. Penyebaran daftar pertanyaan terstruktur (kuesioner). Sedangkan pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara studi kepustakaan, yaitu dengan cara mempelajari, meneliti, mengkaji serta menelaah literatur-literatur yang ada kaitanya dengan masalah yang diteliti, yang berfungsi sebagai landasan teoritis guna mendukung data-data primer yang di peroleh selama penelitian. Data yang telah dikumpulkan akan diolah, dianalisa dan diproses lebih lanjut dengan dasar-dasar teori yang telah dipelajari sehingga dapat di gunakan untuk melakukan pengujian atas hipotesis yang diajukan Dalam melakukan pengujian hipotesis yang telah diajukan sebelum, penulis menggunakan metode Korelasi Pearson. Menurut Singgih Santoso 10

(2004:315) metode korelasi Pearson ini mengukur keeratan hubungan di antara hasil-hasil pengamatan dari populasi yang mempunyai dua varian (bivariat). Korelasi Pearson banyak digunakan untuk mengukur korelasi data interval atau rasio. 1.7 Lokasi dan waktu penelitian Dalam penelitian lapangan ini, penulis melakukan penelitian dan mengumpulkan data di Kantor Pusat PT. Kereta Api (Persero), yang terletak di Jalan Perintis Kemerdekaan No. 1 Bandung. Adapun waktu penelitian yang penulis laksanakan adalah 27 September 2006 sampai dengan 20 Oktober 2006. 11