BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
PENGUJIAN SIGNIFIKANSI PERBEDAAN BEBAN KERJA PEKERJA SHIFT HOTEL BINTANG DAN NON BINTANG DI YOGYAKARTA

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

tenaga kerja yang sesuai dengan jenis pekerjaannya (Suma mur, 2014). organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka waktu tertentu.

MODUL II PHYSIOLOGICAL PERFORMANCE

BAB I PENDAHULUAN. gerakan yang dilakukan oleh tangan manusia. Gerakan tangan manusia

BAB I PENDAHULUAN. pengeluaran energi, sehingga berpengaruh pada kemampuan kerja. manusia. Untuk mengoptimalkan kemampuan kerja, perlu diperhatikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menerima beban dari luar tubuhnya. Beban tersebut dapat berupa beban fisik. energi dan nordic body map (Ganong,1983 : ).

ANALISIS AKTIVITAS ANGKAT BEBAN PISAU HAND PRESS

BAB 4 KARAKTERISTIK JADWAL HOUSEKEEPING. Pada Bab ini akan dijelaskan kondisi sistem pada penjadwalan housekeeping saat ini.

BAB III METODE PENELITIAN

Konsumsi energi berdasarkan kapasitas oksigen terukur

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Analisis Korelasi adalah metode statstika yang digunakan untuk menentukan

Statistik Non Parametrik

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode True Eksperiment Pre-

BAB V ANALISIS HASIL. 5.1 Analisis Peningkatan Kelelahan dengan VAS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan adalah faktor yang sangat penting bagi produktivitas dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikemukakan, jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sehat &Bugar. Sehat. Sakit

PERSETUJUAN TINDAKAN KESEDIAAN MENGIKUTI PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

BAB 1 PENDAHULUAN Pengertian dan Kegunaan Statistika

BAB I PENDAHULUAN. melekat kecintaanya terhadap cabang olahraga ini. Sepuluh tahun terakhir ini

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini industrialisasi berkembang dengan pesat. Untuk lebih menjamin

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. industri kimia atau industri manufaktur yang menggunakan mesin yang

direncanakan antara pembebanan dan recovery. Lari interval ini merupakan lari

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Analisis korelasi adalah metode statistika yang digunakan untuk menentukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Umbulharjo, Yogyakarta, memiliki 24 kelas, yang masing masing kelas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan rumah sakit. menimbulkan dampak negatif dan mempengaruhi derajat kesehatan mereka.

Suharjana FIK UNY Suharjana FIK UNY

BAB II LANDASAN TEORI. diri, motivasi yang kuat untuk meneruskan sesuatu usaha, kegembiraan dan

. II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pada dekade belakangan ini gaya hidup manusia semakin berkembang.

2006 Global Initiative for Asthma (GINA) tuntunan baru dalam penatalaksanaan asma yaitu kontrol asma

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan adalah penelitian deskriptif asosiatif. Dimana

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi di dunia ini, banyak sekali perubahan dari

E = Konsumsi energi selama pekerjaan berlangsung (kcal/menit). (E-5,0) = Habisnya cadangan energi (kcal/menit). Tw = Waktu kerja (menit).

LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISIS PENGARUH UMUR, KONSUMSI ROKOK DAN KONSUMSI ENERGI TERHADAP KELELAHAN FISIK

BAB 1 PENDAHULUAN. Synder, 2004). Menurut Potter & Perry (2005) tidur merupakan waktu dimana

BAB I PENDAHULUAN. kuratif saja, tetapi juga usaha promotif, preventif, dan rehabilitatif. Gerak yang

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang hari. Kehidupan manusia seolah tidak mengenal waktu istirahat. Dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN. saat penelitian dilakukan yang diukur dengan satuan tahun. Dalam

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB I PENDAHULUAN BAB II PEMBAHASAN

Fitria Dwi Andriyani, M.Or.

ANALISIS PENGUKURAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN METODE FISIOLOGI

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. cendrung untuk sedenter atau tidak banyak melakukan kegiatan. Sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu aset sumber daya manusia dimasa depan yang perlu

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian menurut Silalahi ( 2010 : 180) yaitu, rencana dan

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia, penduduk lanjut usia. atau lansia adalah seseorang yang berusia di atas 60 tahun (1).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1.Objek Penelitian Variabel dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel independen yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penampilan hasilnya. Selain itu, pendekatan kuantitatif ini juga sering kali disertai

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada Bab ini akan dijelaskan latar belakang, permasalahan, tujuan dan batasanbatasan pada penelitian yang akan dilakukan.

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhannya. Dengan bekerja, manusia berharap akan memperoleh suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: ANALISIS KONDISI SEBELUM DAN SESUDAH KERJA PADA OPERATOR OFFSHORE DI PT. X DENGAN METODE PSIKOFISIOLOGI

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. mencapai suatu tujuan. Menurut Surakhmad (1998: 121) menjelaskan bahwa:

BAB III METODE PENELITIAN. experimental dengan pendekatan pretest and posttest with control group

PERBANDINGAN KONSUMSI ENERGI PADA PROSES PEMINDAHAN BAHAN SECARA MANUAL

BAB III METODOLOGI. Penelitian ini secara teknis mengalami kesulitan untuk melakukan sensus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. umum yang dimaksud dengan shift kerja adalah semua pengaturan jam kerja,

Definisi aerobik Aerobik berasal dari kata aero yang berarti oksigen. Jadi aerobik sangatlah erat dengan penggunaan oksigen. Dalam hal ini berarti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. higiene perusahaan dan kesehatan kerja, memiliki segi-segi khusus yang tidak

PENDERITA JANTUNG MENJADI BUGAR MELALUI OLAHRAGA

STATUS PEMERIKSAAN PENELITIAN : ANALISIS KUALITAS HIDUP PENDERITA PPOK SETELAH DILAKUKAN PROGRAM REHABILITASI PARU No : RS/No.

MODUL DISTRIBUSI F (ANOVA)

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. ternyata berhubungan dengan penurunan resiko terkena penyakit

Organisasi Kerja. Solichul HA. BAKRI Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas ISBN:

MODUL 1 PERANCANGAN PRODUK MODUL 2 FISIOLOGI KERJA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Manusia melakukan aktivitas terutama pada siang hari dan. beristirahat tidur di malam hari. Kehidupan seperti ini mengikuti pola

Analisis Data kategorik tidak berpasangan skala pengukuran numerik

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA

3. METODE PENELITIAN

Utriweni Mukhaiyar MA2281 Statistika Nonparametrik Kamis, 5 Februari 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. penunjangnya (Almatsier, 2003). Menurut WHO (2016), aktivitas fisik. sebagai komponen penting dari gaya hidup sehat (Pate, 2005).

BAB III METODE PENELITIAN

NARASI KEGIATAN TES KEBUGARAN JANTUNG PARU DENGAN METODE ROCKPORT BAGI KARYAWAN DINAS KESEHATAN PROPINSI DIY

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan dengan desain penelitian pretest posttest with control group

KORELASI DAN REGRESI. dr. Hadi Sarosa, M.Kes Bagian Fisiologi F.K Unissula Semarang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Prof. Dr. Sugiyono (2009), metode penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN. jam yang dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada hari latihan dan hari tidak

Transkripsi:

BAB TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI.1. Tinjauan Pustaka Pengukuran beban kerja psikososial diukur menggunakan metode COPSOQ. Kuisioner COPSOQ membahas mengenai banyak hal yang berhubungan dengan kondisi psikososial perorangan, hal ini diperjelas dengan (Burke, 001) yang membahas tentang penggunaan metode COPSOQ sebagai kuisioner yang membantu penelitian mengenai penyebab utama kematian dikalangan petugas polisi. Dalam penelitian ini elemen yang ditinjau adalah demografi perorangan, karakteristik situasi kerja, tuntutan pekerjaan, tingkat kejenuhan, dan hasil pekerjaan. Penelitian ini menggunakan analisis regresi untuk mengetahui keinginan polisi dalam melakukan bunuh diri. Kristensen et al. (00) meneliti hubungan antara status sosial ekonomi dan sejumlah faktor lingkungan kerja psikososial dengan dampak potensial pada ketidaksetaraan dalam kesehatan. Subyek dalam penelitian ini adalah 1684 orang dewasa karyawan di Denmark dengan kuisioner standar atau wawancara melalui telepon. Tingkat respon adalah 6%. Lingkungan kerja psikososial digambarkan dengan 19 skala. Penulis melakukan penelitian menggunakan metode COPSOQ dengan kuisoner standar dan mewawancarai subyek. Penelitian lain dilakukan oleh Moncada et al. (010) dengan menggambarkan ketidaksetaraan psikososial lingkungan kerja antara penerima upah di Spanyol dan Denmark. Data berasal dari COPSOQ Spanyol (ISTAS 1) dan Denmark COPSOQ II survei kedua dilakukan pada tahun 004-005 dan didasarkan pada sample perwakilan nasional dari karyawan dengan tingkat respon 60%. Populasi penelitian adalah 3.359 orang dari Denmark dan 6.685 orang Spanyol. Penelitian yang dilakukan penulis membandingkan antara dua tempat yaitu hotel bintang dan hotel bintang dengan menggunakan kuisioner COPSOQ versi pendek. Banyak jurnal yang memuat mengenai penilaian beban kerja fisik dengan skala Borg yang digunakan untuk kesehatan. Hommerding & Marostica (010) melakukan penelitian yang bertujuan menggunakan mengevaluasi akurasi skala Borg untuk memperkirakan kerusakan paru-paru yang diukur melalui FEV 1 pada anak-anak dan remaja dengan fibrosis kistik. Skala Borg juga digunakan untuk 4

mengevaluasi persepsi mereka mengenai dispnea (sesak nafas) sebelum dan sesudah melakukan latihan. Setelah dilakukan penelitian, skala Borg akurat untuk menilai persepsi subyektif dari fibrosis kistik dan dispnea pada anak-anak dan remaja. Karavatas & Tavakol (005) melakukan penelitian mengenai validitas berdasarkan kriteria dari RPE (Rating Perceived of Exertion) terhadap denyut jantung. Penelitian ini dijalankan karena korelasi antara RPE dan denyut jantung tidak selalu konsisten. Penelitian dilakukan oleh 1 relawan asal Afrika dan Amerika yang berusia 1 41 tahun. Relawan ini melakukan tes dengan 45 menit jalan cepat diatas treadmill selama tiga hri berturut-turut. Sepanjang tes masing-masing relawan diminta RPE setiap lima menit. Denyut jantung akan dipantau terus menerus dan dicatat setiap menit. Hasil dari analisis menunjukkan bahwa jenis kelamin mempengaruhi korelasi RPE. Penelitian untuk menentukan hubungan antara skor RPE dan denyut jantung pada saat bermain Nintendo Wii Fit Plus dilakukan oleh Pollock et al. (013). Subyek dari penelitian ini adalah orang dewaa sehat yang berpartisipasi dalam dua sesi latihan menggunakan Nintendo Wii Fit Plus. Setiap sesi peserta memainkan 5 menit pemanasan permainan (Basic Run), 15 menit memainkan permainan Wii Fit Plus (yoga, aerobik, atau pelatihan keseimbangan), kemudian 5 menit melakukan pendinginan permainan (Basic Run). Borg RPE dan denyut jantung yang dinilai 30 detik dari akhir pemanasan dan pendinginan, serta selama 30 detik terakhir permainan Wii Fit Plus. Borg Skor RPE berhubungan positif dengan denyut jantung pada orang dewasa selama sesi latihan menggunakan Wii Fit Plus. Namun hubungan ini lebih rendah dari yang diamati dalam penelitian menilai masa lalu RPE validitas selama latihan yang berbeda tanpa gangguan (misalnya berjalan dan berlari). (Capodaglio, 001) membandingkan 15 anak-anak dalam 1 kelompok yang lengannya sehat dan sering melakukan kegiatan menulis secara rutin menggunakan skala penilaian subyektif yaitu VAS (Visual Analogue Scale) dan CR10 Borg. Sakit lengan dan sesak napas dievaluasi pada setiap tahapan bersamaan dengan pengukuran denyut jantung dan laktat darah. Sakit lengan dan sesak nafas menunjukkan sedikit peningkatan positif percepatan dengan beban kerja yang dievaluasi oleh CR10 Borg sementara peningkatan linier dievaluasi oleh VAS. 5

Pada penelitian sekarang dilakukan penelitian mengenai perbedaan beban kerja psikososial dan beban kerja fisik. Beban kerja psikososial menggunakan metode COPSOQ versi pendek dengan kuisioner dan wawancara langsung penulis dengan pekerja shift bagian housekeeping di hotel bintang dan hotel non bintang. Beban kerja fisik menggunakan pengukuran denyut jantung yang di konversikan menggunakan skala Borg untuk pekerja shift bagian housekeeping di hotel bintang dan non bintang. Penelitian sekarang mengacu pada penelitian terdahulu untuk metode yang digunakan pada penelitian... Dasar Teori..1. Kerja Shift National Occupational Health and Safety Comitte mendefinisikan kerja bergilir atau kerja shift adalah bekerja diluar jam kerja normal dari hari senin sampai dengan hari jumat termasuk hari libur dan bekerja dimulai dari jam 07.00 sampai jam 19.00 atau lebih (NOHSC, 1997). Ciri khas kerja shift adalah adanya kontinuitas, pergantian, gilir dan jadwal kerja khusus. Kerja bergilir dikatakan kontinyu apabila dikerjakan selama 4 jam setiap hari termasuk hari minggu dan hari libur. NOHSC (1997) menyebutkan terdapat efek yang ditimbulkan dari kerja shift yaitu efek dalam waktu singkat dan efek dalam waktu lama. Efek dalam waktu singkat yaitu perubahan pada irama sirkadian, rasa mengantuk, dan gangguan pemenuhan kebutuhan tidur. Efek dalam waktu lama yaitu gangguan pencernaan dan gangguan jantung. Penelitian menunjukan bahwa ada resiko yang didapat dari pekerja shift yaitu gangguan tubuh internal, kelelahan, sulit tidur, nafsu makan terganggu, pencernaan terganggu, dan masalah sosial. Hal ini akan mempengaruhi kinerja pekerja dan meningkatkan kemungkinan kesalahan dan kecelakaan di tempat kerja (Hse, 006).... Beban Kerja Beban kerja merupakan beban aktivitas fisik, mental, sosial yang diterima oleh seseorang yang harus diselesaikan dalam waktu tertentu, sesuai dengan kemampuan fisik, maupun keterbatasan pekerja yang menerima beban tersebut. Herrianto (010) menyatakan bahwa beban kerja adalah sejumlah kegiatan yang 6

harus diselesaikan oleh seseorang ataupun sekelompok orang, selama periode waktu tertentu dalam keadaan normal. Menurut Nurmianto (003) beban kerja adalah sekumpulan atau sejumlah kegiatan yang harus diselesaikan oleh tenaga kerja dalam jangka waktu tertentu. Menurut Rodahl (1989), Adiputro (000) dan Manuaba (000) dalam Tarwaka et al., (004) secara umum beban kerja dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal beban kerja adalah faktor beban kerja yang berasal dari luar tubuh pekerja, yang termasuk beban kerja eksternal adalah tugas (task) itu sendiri, organisasi, dan lingkungan kerja. Ketiga faktor tersebut disebut stressor. Faktor internal beban kerja adalah faktor beban kerja yang berasal dari dalam tubuh pekerja sendiri sebagai akibat adanya reaksi dari beban kerja eksternal. Reaksi tersebut disebut strain, besar-kecilnya strain dapat dinilai baik secara objektif maupun subjektif. Secara objektif yaitu melalui perubahan reaksi fisik, secara subjektif dapat melalui perubahan fisik dan perubahan perilaku...3. Beban Kerja Fisik Menurut Astrand dan Rodahl (1977) dan Rodahl (1989) bahwa penilaian beban fisik dapat dilakukan dengan dua metode secara objektif, yaitu penelitian secara langsung dan metode tidak langsung. Metode pengukuran langsung yaitu dengan mengukur oksigen yang dikeluarkan (energy expenditure) melalui asupan energi selama bekerja. Semakin berat kerja semakin banyak energi yang dikeluarkan. Lebih lanjut Grandjean (1993) menjelaskan bahwa salah satu pendekatan untuk mengetahui berat ringannya beban kerja adalah dengan menghitung nadi kerja, konsumsi energi, kapasitas ventilasi paru dan suhu inti tubuh. Pada batas tertentu ventilasi paru, denyut jantung, dan suhu tubuh mempunyai hubungan yang linear dengan konsumsi oksigen atau pekerjaan yang dilakukan. Kemudian Konz (1996) dalam Tarwaka et al., (004) mengemukakan bahwa denyut jantung adalah suatu alat estimasi laju metabolisme yang baik, kecuali dalam keadaan emosi dan konsodilatasi. Metode pengukuran beban fisik yang digunakan pada penelitian ini adalah Skala Borg. Skala Borg diperkenalkan oleh Gunnar Borg dengan skala 6 0. Borg kemudian membuat category (C) dan ratio (R) menjadi Skala Borg CR10. Skala Borg CR10 digunakan untuk diagnosis sesak nafas, dispnea, nyeri dada, dan 7

nyeri otot tulang. Skala Borg dengan skala 6 0 mengikuti denyut jantung orang dewasa yang sehat dengan mengalikan 10. Misalnya tenaga yang dirasakan 1, diperkirakan memiliki denyut jantung 10 denyut per menit. Skala 6 artinya tidak ada tenaga sama skali dan skala 0 artinya tenaga maksimal. Semakin besar skala semakin besar juga tenaga yang dikeluarkan. Sumber : Bridger, 1995 Gambar.1. Borg Scale Gambar diatas menjelaskan bahwa skala 6 berarti tidak ada tenaga sama sekali, skala 7 dan 8 berarti terlalu ringan tenaga yang dikeluarkan, skala 9 dan 10 berarti sangat ringan tenaga yang dikeluarkan, skala 11 dan 1 berarti ringan tenaga yang dikeluarkan, skala 13 dan 14 berarti sedikit berat tenaga yang dikeluarkan, skala 15 dan 16 berarti berat tenaga yang dikeluarkan, skala 17 dan 18 berarti sangat berat tenaga yang dikeluarkan, skala 19 berarti terlalu berat tenaga yang dikeluarkan, dan skala 0 berarti tenaga maksimal yang dikeluarkan (wikipedia). Berat ringannya beban kerja yang diterima pekerja bisa digunakan untuk menentukan waktu pekerja untuk melakukan aktivitas kerjanya. Semakin berat beban kerja, maka semakin pendek waktu pekerja untuk melakukan aktivitas tanpa keluhan dan sebaliknya...4. Beban Kerja Psikososial Beban kerja psikososial merupakan gabungan antara beban kerja psikologi dan sosial. Pada penelitian ini beban kerja psikososial diteliti dengan metode 8

COPSOQ. COPSOQ (Copenhagen Psychosocial Questionnaire) telah dikembangkan dan divalidasi oleh Kristensen dan Borg dari Institut Nasional Denmark untuk Kesehatan Kerja di Copenhagen (Kristensen et al., 005). Tujuan dari pembentukan kuisioner COPSOQ versi Jerman untuk mengevaluasi faktor psikososial di tempat kerja (Access, 006). Tujuan dari konsep COPSOQ adalah untuk memperbaiki dan memfasilitasi penelitian, serta intervensi praktis di tempat kerja. Hasil analisis menghasilkan versi penelitian kuisioner panjang dengan 141 pertanyaan dan 30 dimensi, versi menengah-panjang untuk bekerja di lingkungan profesional dengan 95 pertanyaan dan 6 dimensi, dan versi pendek untuk tempat kerja dengan 44 pertanyaan dan 8 dimensi. Sesuatu yang baru dari COPSOQ adalah pengembangan lima skala yang berbeda pada tuntutan di tempat kerja (Kristensen et al., 005). Skor kuisioner COPSOQ memiliki 0 100 poin. Setiap pertanyaan memiliki 5 skala yaitu 0, 1,, 3, dan 4, masing-masing skala memiliki poin 0, 5, 50, 75, dan 100. Sebagian pertanyaan memiliki 4 skala yaitu 0, 1,, dan 3, masing-masing skor memiliki poin 0, 33,3; 66,7; dan 100...5. Uji Mann Whitney Uji Mann Whitney merupakan uji yang digunakan untuk menguji dua sample independen dengan bentuk data ordinal. Uji Mann Whitney termasuk dalam uji statistika nonparametrik. Uji Mann Whitney dapat dirumuskan dengan : (.1) Keterangan : U 1 = Jumlah sample 1 U = Jumlah sample n 1 = Jumlah peringkat 1 n = Jumlah peringkat R 1 = Jumlah rangking pada sample n 1 R = Jumlah rangking pada sample n 9

..6. Uji Kruskal Wallis Uji Kruskal Wallis disebut juga Kruskal Wallis -Test, adalah generalisasi uji ranksum dengan kasus k > samples. Hal ini digunakan untuk menguji H 0 (hipotesis nol) bahwa k sample independen berasal dari populasi yang sama. Uji Kruskal Wallis diperkenalkan pada tahun 195 oleh W.H. Kruskal dan W.A. Wallis. Kruskal Wallis termasuk uji nonparametrik (Walpole et al., 01). (.) Keterangan : N = Jumlah pengamatan di semua sample gabungan K = Jumlah sample yang berbeda n 1 = Jumlah peringkat 1 R 1 = Jumlah rangking pada sample n 1..7. Independent Samples T Test Independent Samples T Test digunakan untuk menguji signifikansi perbedaan rata-rata dua kelompok yang independen. Independen maksudnya adalah bahwa populasi yang satu tidak dipengaruhi atau tidak berhubungan dengan populasi yang lain. Independent Samples T Test biasanya digunakan untuk sample kecil. Independent Samples T Test dapat dirumuskan dengan : (.3) Keterangan : t = nilai kritis dalam pengujian statistik = Rata-rata sample ke-1 = Rata-rata sample ke- = Perbedaan rata-rata populasi *jika diketahui = Standart deviasi sample ke-1 = Standart deviasi sample ke- = Jumlah sample ke-1 = Jumlah sample ke- 10

..8. ANOVA Analisis ragam (Analysis of Variance) atau yang lebih dikenal dengan istilah ANOVA adalah suatu teknik untuk menguji kesamaan beberapa rata-rata secara sekaligus. Uji yang dipergunakan dalam ANOVA adalah uji F karena dipakai untuk pengujian lebih dan sample. Anova dapat digolongkan kedalam beberapa kriteria, yaitu : 1. Klasifikasi 1 arah ANOVA klasifikasi 1 arah merupakan ANOVA yang didasarkan pada pengamatan 1 kriteria.. Klasifikasi arah ANOVA kiasifikasi arah merupakan ANOVA yang didasarkan pada pengamatan kritenia. 3. Klasifikasi banyak arah ANOVA banyak arah merupakan ANOVA yang didasarkan pada pengamatan banyak kriteria. Pada pembahasan kali ini, dititikberatkan pada pengujian ANOVA 1 arah yaitu pengujian ANOVA yang didasarkan pada pengamatan 1 kriteria. Setiap kriteria dalam pengujian ANOVA mempunyai level. Tujuan dan pengujian ANOVA ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh dan berbagai kriteria yang diuji terhadap hasil yang diinginkan. Dalam pengujian ANOVA ini, dipergunakan rumus hitung sebagai berikut : Sumber Keragaman Nilai kolom Galat (Error) tengah Tabel.1. Analisis Ragam Kiasifikasi Satu Arah Jumlah Kuadrat Derajat Bebas JKK k 1 s 1 = JKG k (n-1) s 1 = Kuadrat Tengah JKK k 1 JKG k(n 1) s 1 s F hitung Total HKT nk 1 Sumber: Walpole, R.E. (1995) 11

Dimana : JKT JKK i n T.. xij 1 j 1 nk (.4) k i k T 1 T.. n nk i JKG = JKT JKK Keterangan: JKT : Jumlah Kuadrat Total X ij T JKK JKG nk T i n : Pengamatan ke-j dari populasi ke-i : Total semua pengamatan : Jumlah Kuadrat Kolom : Jumlah Kuadrat Galat : Banyaknya anggota secara keseluruhan : Total semua pengamatan dalam contoh dari populasi ke-i : Banyaknya pengamatan / anggota baris 1