BAB I PENDAHULUAN. skala mikro maupun makro. Dan manusia sebagai khalifatullah fil ardh

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dapat dicapai dalam segala aspek hidup, termasuk kehakiman, politik,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Islam sebagai agama, memuat ajaran yang bersifat universal dan

BAB I PENDAHULUAN. Islam di antara agama-agama lain yang ada di dunia adalah satu-satunya

BAB I PENDAHULUAN. Adanya kebutuhan hidup manusia merupakan sesuatu alami (fitrah) yang

PEMIKIRAN EKONOMI IBN KHALDUN TENTANG MEKANISME PASAR

SISTEM PENGAMBILAN KEUNTUNGAN AKAD JUAL BELI DALAM HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. baik (thoyib) karena dalam Alquran Allah SWT telah memerintahkan kepada

DISTRIBUSI KEKAYAAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. 2009, hlm Buchari Alma dan Donni Juni Priansa, Manajemen Bisnis Syariah, ALFABETA, Bandung,

BAB I PENDAHULUAN. tetapi juga aspek muamalah, khususnya ekonomi Islam.Al-Quran secara tegas. Allah SWT berfirman dalam al-quran yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. kebahagiaan manusia dengan cara menciptakan keharmonisan antara

BAB I PENDAHULUAN. 2007, h Johan Arifin, Fiqih Perlindungan Konsumen, Semarang: Rasail,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi sekarang ini, pertumbuhan ekonomi terasa

BAB I PENDAHULUAN. transfer barang dan jasa yang dimiliki oleh setiap objek ekonomi tersebut. Dengan

Dan juga dalam Q.S An-Nisa;

BAB IV ANALISIS APLIKASI PEMBERIAN UPAH TANPA KONTRAK DI UD. SAMUDERA PRATAMA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. mempermudah proses transaksi jual beli. Harga juga berpengaruh dalam

BAB I PENDAHULUAN. Islam agama yang sempurna, yang diturunkan oleh Allah SWT kepada. Nabi Muhammad SAW yang memiliki sekumpulan aturan.

BAB VI PENUTUP. 1. konsep upah perspektif Hizbut Tahrir adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan interaksi. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bernegara. Islam telah mengaturnya sedemikian rupa sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi merupakan suatu hal yang tidak bisa terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, dan dalam hukum Islam jual beli ini sangat dianjurkan

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya mengajarkan ketentuan beribadah kepada Tuhan akan tetapi ajaran

BAB IV ANALISIS PENETAPAN HARGA KOPI OLEH EKSPORTIR PT INDOKOM CITRA PERSADA MENURUT EKONOMI ISLAM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

LESTARI, SE. MM

BAB I PENDAHULUAN. Fitrah manusia bahwa mereka diciptakan oleh Allah dengan bersukusuku. dan berbangsa-bangsa sehingga satu sama lain saling mengenal.

Falsifikasi Kebijakan Fiskal di Indonesia Perspektif Islam; Menemukan Relevansi Pemikiran Ibnu Taimiyah Tentang Keuangan Publik Sebagai Potret

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI GETAH KARET DI LINGKUNGAN UJUNG LOMBANG KELURAHAN LANGGA PAYUNG

KONSEP RIBA SESI III ACHMAD ZAKY

Berdasarkan uraian diatas, maka yang dimaksud dalam judul skripsi ini adalah sebuah kajian yang akan fokus mengenai

BAB I PENDAHULUAN. orang lain. Setiap manusia akan membutuhkan orang lain, bertolong-tolongan,

RESENSI BUKU MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PERSPEKTIF INTEGRATIF

PROFIT ORIENTED VS BERKAH ORIENTED

BAB I PENDAHULUAN. berpedoman penuh pada Al-Qur an dan As-Sunnah. Hukum-hukum yang melandasi

BAB I PENDAHULUAN. Dekade tujuh puluhan telah menjadi awal dari timbulnya sistem. Ekonomi Islam dan Lembaga Keuangan Islam dalam tatanan dunia

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Adapun firman Allah tentang jual beli terdapat dalam QS. An-Nisa ayat 29

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V PEMBAHASAN. A. Mekanisme Penetapan Harga Jual Kerajinan Marmer pada UD. Tukul Jaya

BAB I PENDAHULUAN. Abdurrahman, Masalah Perwakafan Tanah Milik dan Tanah Wakaf di Negara Kita, Alumni, Bandung, 2000, hlm. 2. 2

BAB I PENDAHULUAN. keuangan syariah merupakan bisnis yang menjanjikan dan semoga bukan

PEMIKIRAN IBNU TAIMIYAH TENTANG STANDAR HARGA DALAM JUAL BELI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dalam sumber hukum Islam yaitu Al-Qur an dan As-Sunah. Sumber. hukum Islam ini adalah dasar sebagai pedoman untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. satu firman-nya yakni Q.S. at-taubah ayat 60 sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN UANG MUKA SEWA MOBIL PADA USAHA TRANSPORTASI MAJU JAYA DI BANYUATES SAMPANG MADURA

BAB I PENDAHULUAN. perubahan besar yang terjadi. Salah satunya yang menandai. perubahan orientasi masyarakat muslim dari urusan ibadah yaitu

PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM. (Studi Kasus Pada Lembaga Amil Zakat L-ZIS Assalaam Solo)

TEORI PERMINTAAN DALAM PANDANGAN ISLAM. Muhammad Farid * *IAI Syarifuddin Lumajang

BAB I PENDAHULUAN. yang mengatur semua aspek kehidupan manusia, baik aqidah, ibadah, akhlak. membeda-bedakan antara muslim dan non muslim.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang berlainan jenis antara laki-laki dan perempuan serta menjadikan hidup

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan. Beberapa kalangan mencurigai islam sebagai faktor penghambat

PEMIKIRAN EKONOMI IMAM AL-GHOZALI TENTANG MEKANISME PASAR ISLAMI

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

SYARI AH SEBAGAI PARADIGMA ALTERNATIF AKUNTANSI Akuntansi adalah suatu kejadian yang tidak hanya statis. Akuntansi berkembang mengikuti pola evolusi

RIBA DAN BUNGA BANK Oleh _Leyla Fajri Hal. 1

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

Barangsiapa yang dikaruniai seorang anak, lalu ia menyukai hendak membaktikannya (mengaqiqahinya), maka hendaklah ia melakukannya.

BAB I PENDAHULUAN. Agama Islam merupakan agama yang membawa kesejahteraan, kedamaian,

BAB I PENDAHULUAN. barang menurut spesifikasi yang telah disepakati dan menjualnya pada. ditangguhkan sampai waktu yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. atau bertambah yang relatif sangat tinggi. Seperti kebutuhan akan kendaraan

BAB I PENDAHULUAN. dalam judul skripsi makelar mobil dalam perspektif hukum islam (Studi di

STRATEGI PENGEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA. Oleh : Ahmad M Ryad, SE., Ak, MM.PD

BAB I PENDAHULUAN. maupun dilihat dari sisi pembangunan kesejahteraan umat. 1 Zakat berarti suci,

BAB II PENGERTIAN HARGA DALAM ISLAM

KAYA TAPI ZUHUD. Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag. (Dosen PKn dan Hukum FIS UNY)

BAB III METODE PENELITIAN. pustaka baik berupa konsep, teori-teori dan lain-lainnya yang berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. integral dan komprehensif, sehingga prinsip-prinsip dasar ekonomi Islam mengacu

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PENAMBANGAN BATU DI DESA SENDANG KECAMATAN WONOGIRI KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. di dalamnya juga mencakup berbagai aspek kehidupan, bahkan cakupannya

EKONOMI MAKRO; Tinjauan Ekonomi Syariah, oleh Naf an Hak Cipta 2014 pada penulis

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 13 Tahun 2011 Tentang HUKUM ZAKAT ATAS HARTA HARAM

BAB I PENDAHULUAN. dan sosialisme. Sistem tersebut mengacu kepada prinsip-prinsip yang sebenarnya

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT NASABAH MUSLIM DAN NON MUSLIM TERHADAP TRANSAKSI PEMBIAYAAN PADA PERBANKAN SYARIAH. Oleh: Ikin Ainul Yakin

MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. untuk dibahas. Sebuah perubahan apapun bentuknya, senantiasa akan mengacu

MAKALAH MANAJEMEN BISNIS SYARI AH

KRITIK TERHADAP PENDAPAT ZAIM SAIDI TENTANG DINAR DAN DIRHAM

JUAL BELI E-COMMERCE DITINJAU DARI HUKUM ISLAM (Analisis terhadap Jual Beli Online di

LEMBAGA KEUANGAN JASA SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. Thamrin Abdullah dan Francis Tantri, Bank dan Lembaga Keuangan, Rajawali Pers, Jakarta, 2014, hlm. 44

HUKUM ISLAM DAN KONTRIBUSI UMAT ISLAM INDONESIA

HAK ZAKAT BAGI PENGUNGSI

BAB 7 TEORI PENAWARAN ISLAM

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DAN PEMECAHANNYA

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan-perusahaan, terutama perbankan, banyak mengeluarkan produk

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali Indonesia. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia tahun 1997 telah

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad yang tertulis di dalam mushaf-mushaf, yang diriwayatkan. dengan jalan mutawātir, dan yang membacanya dipandang beribadah.

BAB I PENDAHULUAN. dana. Hal ini sesuai dengan fungsi lembaga keuangan itu sendiri. 1

BAB I PENDAHULUAN. 1 Tatang, Ilmu Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), hlm Ibid., hlm

MODAL PRODUKSI DALAM KONSEP EKONOMI ISLAM Oleh : Naili Rahmawati* 1

BAB I PENDAHULUAN. sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa lepas untuk berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan sehari-hari setiap individu memiliki kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. minallah atau dimensi vertikal dan hablum minannas atau dimensi horizontal.

BAB IV PENENTUAN HARGA TEMBAKAU DI PAMEKASAN. 1. Analisis Penentuan Harga Tembakau di Pamekasan

BAB IV STOCK INDEX FUTURE TRADING DI CENTRAL CAPITAL FUTURES DALAM PERSPEKTIF MADZHAB SYAFI I

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 1 2 Ibid, hlm. 2 3 Sukarno Wibowo, Dedi Supriadi, Ekonomi Mikro Islam, Pustaka Setia, Bandung, 2013, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki sepeda motor yang di jual di beberapa showroom, baik secara tunai

BAB IV. A. Analisis Aplikasi Akad Mura>bah}ah di BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama diturunkan untuk menjawab persoalan manusia baik dalam skala mikro maupun makro. Dan manusia sebagai khalifatullah fil ardh menggunakan ajaran agama tersebut untuk mewujudkan kerajaan Allah di muka bumi. Karenanya, ajaran agama memang harus dilaksanakan dalam segala aspek kehidupan. Dalam pelaksanaannya, ajaran agama sebagai pesanpesan langit perlu penerjemahan dan penafsiran. Persoalan pokoknya adalah bagaimana membumikan ajaran langit. Di dunia, agama harus dicari relevansinya, sehingga dapat mewarnai tata kehidupan sosial-ekonomi, politik, dan budaya masyarakat. Dengan demikian agama tidak hanya berada dalam tataran normatif. Karena Islam adalah agama amal, maka penafsirannya pun mesti beranjak dari sisi normatif menuju teoritis-keilmuan yang faktual. Dalam Islam dikenal syari ah, sebagai hukum Tuhan atau hukum Islam, yang mengatur masalah ibadah dan mu amalah. Syari ah adalah seperangkat yang mengatur sesuatu yang diperbolehkan dan yang dilarang. Landasan syari ah adalah kebijaksanaan dan kebahagiaan manusia di dunia dan di akhirat. Kesejahteraan ini terletak pada keadilan, kasih sayang, kesejahteraan dan kebijaksanaan. Sementara apapun yang bergeser dari keadilan menjadi ketidakadilan, kasih sayang menjadi penindasan,

2 kesejahteraan menjadi kesengsaraan, dan kebijaksanaan menjadi kebodohan, tidak ada sangkut pautnya dengan syari ah (Iggi H. Achsien, 2000: 2). Bagi seorang muslim, Islam adalah jalan hidup yang mengatur seluruh aspek kehidupan, sejalan dengan Firman Allah SWT: Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan (QS. Al-Baqarah: 208). Dengan demikian tidak seperti sekulerisme, Islam tidak menghendaki adanya pemisahan antara agama dengan aspek-aspek lain termasuk aspek ekonomi. Persoalan yang mendasar yang dialami umat manusia sekarang adalah munculnya suatu pandangan yang menempatkan aspek material yang bebas dari dimensi nilai pada posisi yang dominan. Pandangan hidup yang berpijak pada ideologi materialisme inilah yang kemudian membuat perilaku manusia menjadi pelaku ekonomi yang hedonistik, sekularistik dan materialistik. Dampak yang ditimbulkan dari cara pandang inilah yang kemudian membawa malapetaka dan bencana dalam kehidupan sosial masyarakat seperti eksploitasi dan perusakan lingkungan hidup, lunturnya sikap kebersamaan dan persaudaraan dan sebagainya. Di sinilah Islam melontarkan kritik terhadap sistem ekonomi kapitalis dan sosialis yang bertanggungjawab terhadap perubahan arah, pola dan struktur perekonomian dunia sekarang ini, termasuk dalam proses penentuan harga.

3 Transaksi ekonomi pasar bekerja berdasarkan mekanisme harga, agar transaksi memberikan keadilan bagi seluruh pelakunya maka harga harus mencerminkan keadilan. Karena tingkat harga barang ditentukan oleh interaksi antara para penjual dan pembeli di pasar. Dalam konsep ekonomi baik konvensional maupun konsep ekonomi Islam, harga ditentukan oleh keseimbangan permintaan dan penawaran. Teori permintaan menerangkan tentang sifat permintaan para pembeli terhadap suatu barang, sedangkan teori penawaran menerangkan sifat para penjual dalam menawarkan sesuatu barang yang akan dijual. Dengan menggabungkan permintaan oleh pembeli dan penawaran oleh penjual maka dapat ditunjukkan bagaimana interaksi antara pembeli dan penjual dalam menentukan harga keseimbangan (equilibrium) dan jumlah barang yang akan diperjualbelikan. Keseimbangan ini tidak terjadi bila antara penjual dan pembeli tidak bersikap saling merelakan. Kerelaan ini ditentukan oleh penjual dan pembeli dalam mempertahankan kepentingannya atas barang tersebut. Jadi, harga ditentukan oleh kemampuan penjual untuk menyediakan barang yang ditawarkan kepada pembeli, dan kemampuan pembeli untuk mendapatkan barang tersebut dari penjual. Perbedaaan yang mencolok dari kedua konsep ekonomi di atas adalah pada pelaksanaan dalam menentukan harga. Konsep ekonomi bebas penentuan harga lebih kepada profit oriented, sedangkan konsep ekonomi Islam mengedepankan keadilan dan kesejahteraan bersama, sehingga keuntungan yang didapat penjual sepadan dengan keuntungan atas barang yang dibeli oleh pembeli. Dengan kata lain transaksi harus dilaksanakan secara suka rela dan memberikan keuntungan yang proporsional bagi para pelakunya baik penjual maupun pembeli.

4 Konsep harga yang adil telah dikenalkan oleh Rasulullah SAW yang kemudian banyak menjadi bahasan dari ulama di masa kemudian. Dalam Islam sangat menjujung keadilan (al-adl), ada beberapa terminologi dalam bahasa Arab yang maknanya menuju kepada harga yang adil, antara lain: Sir al Mithl, Thaman al Mithl dan Qimah al-adl. Istilah Qimah al-adl (harga yang adil) pernah digunakan oleh Rasulullah SAW dalam mengomentari kompensasi bagi pembebasan budak, dimana budak ini akan menjadi manusia merdeka dan majikannya tetap memperoleh kompensasi dengan harga yang adil. Istilah ini juga ditemukan dalam laporan tentang khalifah Umar bin Khatab dan Ali bin Abi Thalib. Umar bin Khatab menggunakan istilah harga yang adil ini ketika menetapkan nilai baru atas diyah (denda/uang tebusan darah), setelah nilai dirham turun sehingga harga-harga naik. Istilah qimah al-adl juga banyak digunakan oleh para hakim yang telah mengkodifikasikan hukum Islam tentang transaksi bisnis dalam obyek barang cacat yang dijual, perebutan kekuasaan, memaksa penimbun barang untuk menjual barang timbunannya, membuang jaminan atas harta milik dan sebagainya. Secara umum mereka berpikir bahwa harga sesuatu yang adil adalah harga yang dibayar untuk obyek yang sama yang diberikan pada waktu dan tempat diserahkan ( M.B. Hendrie Anto, 2003: 286). Meskipun istilah-istilah di atas telah digunakan sejak masa Rasul dan Khulafaurrasyidin, tetapi sarjana muslim yang memberikan perhatian secara khusus adalah Ibnu Taimiyah. Ibnu Taimiyah sering menggunakan dua terminologi dalam pembahasan harga ini, yaitu iwad al mithl (equivalent

5 compensation/ kompensasi yang setara) dan thiman al mithl (equivalent price/ harga yang setara). Dalam al-hisbah-nya ia mengatakan: kompensasi yang setara akan diukur dan ditaksir oleh hal-hal yang setara, dan itulah esensi keadilan. Dimanapun ia membedakan antara dua jenis, yaitu harga yang tidak adil dan terlarang serta harga yang adil dan disukai. Dia mempertimbangkan harga yang setara itu sebagai harga yang adil (Sudarsono, 2004: 228). Dalam situasi normal harga yang adil tercipta melalui mekanisme permintaan dan penawaran dengan syarat mekanisme pasar dapat berjalan secara sempurna. Tetapi, seringkali harga pasar yang tercipta dianggap tidak sesuai dengan kebijakan dan keadaan perekonomian secara keseluruhan. Dalam dunia nyata mekanisme pasar terkadang juga tidak berjalan dengan baik karena adanya banyak faktor yang mempengaruhinya. Salah satu faktornya yaitu adanya ketidakadilan (injustice) yang dilakukan oleh salah satu pihak, selain itu seringkali perubahan harga itu timbul karena kurangnya produksi atau turunnya jumlah impor barang. Kenaikan permintaan barang yang tidak diimbangi dengan kenaikan penawaran/produksi barang akan mendorong kenaikan harga barang. Sebaliknya, kenaikan persedian/produksi barang yang diikuti dengan penurunan barang akan menyebabkan penurunan harga. Masalah kelangkaan barang (scarcity) yang dalam khazanah ekonomi klasik merupakan pokok persoalan ekonomi, boleh jadi tidak disebabkan oleh tindakan individu tertentu tapi bisa terjadi karena adanya ketidakadilan dalam kegiatan ekonomi.

6 Dalam ekonomi bebas permintaan dan suplai komoditi menentukan harga normal yang mengukur permintaan efektif yang ditentukan oleh tingkat kelangkaan pemasokan dan pengadaan. Peningkatan permintaan suatu komoditi cenderung menaikkan harga dan mendorong produsen memproduksi barang-barang itu lebih banyak. Kenaikan harga timbul karena ketidaksesuaian persaingan yang tidak sempurna di pasar. Persaingan menjadi tidak sempurna apabila jumlah penjual dibatasi atau bila ada perbedaan hasil produksi. Persoalan yang penting adalah produsen tidak dapat menerima harga yang berlaku sebagai kenyataan. Persaingan sempurna yang mengandaikan adanya suatu pasar yang sempurna, dimana pembeli adalah penentu pasar akan bereaksi sama terhadap perbedaan perbedaan dalam harga yang dibuat oleh penjual yang berlainan, adalah suatu alat teoritik bagi analisis harga. Karena sering terjadi ketidakstabilan harga pasar dan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang bagaimana metode menentukan harga, sehingga kondisi tersebut dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak mengenal nilai kemanusiaan, yang hanya memikirkan keuntungan materi dan menonjolkan keegoisannya tanpa melihat lingkungan sekitar sehingga ujungujungnya masyarakat yang rugi. Masih banyak sekali masyarakat awam yang tidak mengerti mengenai faktor apa saja yang harus diperhatikan dalam menentukan harga. Sehingga yang banyak terjadi adalah harga ditentukan sesuai dengan kemauan masing-masing individu tanpa melihat apakah

7 keuntungan yang diambil dari barang tersebut sesuai atau tidak menurut Islam. Berangkat dari fenomena di atas dan pentingnya pengetahuan tentang harga, maka penulis tertarik untuk mencoba mengkaji lebih dalam mengenai bagaimana sebetulnya tinjauan ekonomi Islam terhadap penentuan harga serta faktor apa saja yang mempengaruhinya. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas maka masalah yang akan diangkat adalah: 1. Bagaimana cara menentukan harga jual beli menurut Ekonomi Islam? 2. Faktor apa yang mempengaruhi penentuan suatu harga jual beli? C. Penegasan Istilah Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas dan menghindarkan salah penafsiran maka perlu penegasan istilah sebagai berikut: Penentuan : Proses, cara perbuatan menentukan, penetapan, pembuatan (Dep. Pend. Nas, 2001: 1176). Harga : Nilai barang yang ditentukan atau dirupakan dengan uang (Ibid, hal. 388). Jual beli : Persetujuan saling mengikat antara penjual yakni pihak yang menyerahkan barang, dan pembeli sebagai pihak yang membayar harga barang yang dijual (Ibid, hal. 478).

8 Ekonomi Islam : Ilmu Sosial yang mempelajari masalah-masalah ekonomi masyarakat dalam perspektif nilai-nilai Islam (M.B. Hendrie Anto, 2003: 8). Dari definisi di atas dapat diketahui bahwa penentuan harga jual beli adalah cara atau metode dalam menentukan tingkat harga tertentu terhadap barang tertentu oleh penjual dan pembeli dalam proses jual beli. Penentuan harga di sini sangat berbeda dengan penetapan atau pematokan harga, jika penetapan atau pematokan harga adalah harga ditetapkan oleh pihak luar baik itu pemerintah maupun yang lain, sehingga membatasi penjual atau pembeli dalam menentukan harga. Yang dimaksud penulis dengan penentuan harga jual beli dalam ekonomi Islam adalah suatu cara atau metode yang dilakukan oleh ekonomi Islam dalam upaya menentukan harga jual beli, sebagai jalan untuk menciptakan keseimbangan harga atau harga yang adil. Dalam hal ini perlu penulis tegaskan bahwa pembahasan dalam tulisan ini adalah penentuan harga jual beli, bukan dalam transaksi yang lain, dan bagaimana cara seorang pedagang atau pun seorang produsen dalam menentukan harga barang dagangannya yang sesuai dengan ekonomi Islam. Untuk mendapatkan jawaban atas rumusan masalah yang ada diperlukan pengkajian secara mendalam mengenai berbagai struktur pasar yang ada, sehingga mendapatkan pemahaman yang komprehensif. D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

9 1. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka peneliti ini bertujuan untuk: a. Mengetahui cara/metode dalam harga jual beli menurut ekonomi Islam. b. Mengetahui faktor yang mempengaruhi penentuan suatu harga jual beli. 2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Ilmiah, yaitu sebagai sumbangsih pengetahuan khususnya dalam bidang Mu amalah (Hukum Ekonomi Islam). b. Manfaat praktis yaitu untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana strata satu dalam bidang Hukum Ekonomi Islam. E. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian kepustakaan yaitu menggunakan bahan-bahan yang akan diteliti berupa buku-buku dan bahan tertulis lainnya yang ada di perpustakaan (Moh. Nazir, 1989: 55). Sedangkan pendekatan yang dipergunakan adalah pendekatan deskriptif analisis, yaitu memaparkan atau menggambarkan data yang masuk, kemudian menganalisanya secara sistematis (Jujun S. Sumantri, 1994: 194). 2. Metode Pengumpulan Data

10 Metode pengumpulan data yang dipergunakan dalam skripsi ini adalah metode dokumenter yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan kategorisasi dan klasifikasi bahan-bahan tertulis yang berhubungan dengan masalah penelitian, baik dari sumber dokumen maupun buku-buku, ensiklopedi dan lain-lain (Hadari Nawawi, 1997: 97). Adapun buku primer yang dipergunakan dalam penelitian ini diantaranya adalah: Pengantar Ekonomi Mikro Islami oleh M.B. Hendrie Anto, Konsep Ekonomi Islam Suatu Pengantar oleh Heri Sudarsono, Investasi Syari ah di Pasar Modal oleh H. Achsien, Ekonomi Mikro dalam Perspektif Islam oleh Drs. Muhammad, M.Ag, Pengantar Teori Mikroekonomi oleh Sadono Sukirno, Membangun Sistem Ekonomi Alternatif Perspektif Islam oleh Taqyuddin An-Nabhani, dan lain-lain. Sedangkan buku sekunder yang dipergunakan adalah: Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam Ekonomi Islam oleh Muhammad, Teknik Merencanakan Laba (terj) oleh Douglas Garbutt, Taktik Menetapkan Harga (terj) oleh Gregory Lewis, Muhammad Sebagai Seorang Pedagang oleh Afzalurrahman, Etika Bisnis Islami oleh Rafik Issa Beekum, dan lain-lain. 3. Metode Analisa Data Metode analisa data yang akan dipakai dalam menganalisa data pada penelitian ini adalah:

11 a. Induktif, yaitu dari metode ini penulis merangkaikan peristiwa yang bersifat khusus untuk ditarik ke dalam kesimpulan yang bersifat umum (Sutrisno Hadi, 1984: 42). b. Deduktif, yaitu menganalisa data-data yang bersifat umum untuk mengemukakan teori atau dalil untuk disimpulkan ke dalam pengertian yang bersifat khusus (Sutrisno Hadi, 1984: 36). Metode ini digunakan untuk mengkaji kaidah-kaidah umum yang berkaitan dengan masalah harga dan kemudian diformulasikan ke dalam persoalan-persoalan yang menyangkut ketentuan-ketentuan dalam penentuan harga jual beli sehingga akan terjawab permasalahan yang terdapat dalam rumusan masalah. F. Sistematika Penulisan BAB I : Pendahuluan Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, penegasan istilah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan. BAB II : Harga Bab ini memaparkan tentang pengertian harga, teori harga yaitu permintaan dan penawaran, hakekat jual beli dalam Islam dan faktor yang mempengaruhi harga. BAB III : Harga Pada Struktur Pasar

12 Bab ini membahas tentang harga pada pasar persaingan sempurna, harga pada pasar monopoli, harga pada pasar persaingan monopolistik, dan harga pada pasar oligopoli. BAB IV : Penentuan Harga Jual Beli dalam Ekonomi Islam Bab ini membahas tentang pengertian harga dalam ekonomi Islam, landasan hukum tentang penentuan harga, dan cara penentuan harga jual beli dalam ekonomi Islam. BAB V : Penutup Berisi kesimpulan dan saran