BAB I PENDAHULUAN. tenaga professional yang mandiri, beretos kerja tinggi dan produktif. Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sebelum berangkat melakukan aktivitas sehari-hari (Utter dkk, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 yang perlu diukur

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia bagi keberhasilan pembangunan bangsa. Anak sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas Sumber

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, masalah gizi perlu mendapatkan perhatian dari

BAB I PENDAHULUAN. Usia sekolah dasar disebut juga sebagai masa pengembangan. intelektual, dikarenakan pada masa itu anak memiliki keinginan dan

BAB I PENDAHULUAN. zat-zat gizi. Oleh karena itu, manusia dalam kesehariannya tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. demikian derajat kesehatan di Indonesia masih terhitung rendah apabila

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia diciptakan mempunyai kreatifitas yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. sekolah 6-12 tahun. Anak sekolah mempunyai karakter mudah terpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya. Tujuan. penerus harus disiapkan sebaik-baiknya. Salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. yang gemuk. Kekurangan dan kelebihan gizi sama-sama berdampak negatif.

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi, yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air. Jika tubuh tidak cukup mendapatkan zat-zat gizi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini tengah menghadapi beban ganda masalah gizi. Di

BAB I PENDAHULUAN. fenomena baru di Indonesia. Selain berperan sebagai ibu rumah. tangga, banyak wanita berpartisipasi dalam lapangan pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. Anak sekolah merupakan investasi bangsa yang sangat penting, karena

ISSN Vol 2, Oktober 2012

BAB I PENDAHULUAN. merasa lelah dan sulit untuk berkonsentrasi pada sore harinya, penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Titik berat tujuan pembangunan Bangsa Indonesia dalam pembangunan jangka

I. PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Remaja merupakan sumber daya manusia bagi

BAB I PENDAHULUAN. umum pada tingkat setinggi mungkin (Almatsier, 2002). mempengaruhi status gizi diantaranya adalah faktor langsung: konsumsi

HUBUNGAN IKLIM KERJA DAN STATUS GIZI DENGAN PERASAAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN PRODUKSI DI PABRIK KOPI PD. AYAM RAS KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan. perkembangan kecerdasan, menurunkan produktivitas kerja, dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. orang yang mual setelah sarapan pagi karena tidak terbiasa. Alasan tidak

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan anak usia sekolah yang optimal tergantung pemberian nutrisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah kekurangan gizi muncul karena tidak seimbangnya asupan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Gizi Prof.DR.Dr.Poorwo Soedarmo melalui Lembaga Makanan Rakyat

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan atau lingkungan kerja. Salah satu faktor-faktor bahaya yang

GIZI DAUR HIDUP. Rizqie Auliana, M.Kes

BAB I PENDAHULUAN. Pada kelompok anak usia sekolah, termasuk remaja usia 16-18

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga kerja menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan arah pembangunan nasional. Salah satunya adalah meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. yang memfokuskan perhatian pada masyarakat pekerja baik yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2007, jumlah penduduk lanjut usia sebesar 18,96 juta

Rimba Putra Bintara Kandung E2A307058

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. anak menjadi lemah dan cepat lelah serta berakibat meningkatnya angka absensi serta

BAB 1 PENDAHULUAN. Berbagai permasalahan gizi yang dialami Indonesia saat ini, baik gizi kurang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri akan selalu diikuti oleh penerapan teknologi tinggi penggunaan

BAB I PENDAHULUAN (6; 1) (11)

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaannya dalam sehari-hari. Lingkungan kerja dapat mempengaruhi tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusaan.

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. Anak sekolah merupakan sasaran strategis dari peningkatan gizi

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SD NEGERI TANGKIL III DI SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. terutama di negara berkembang. Data Riset Kesehatan Dasar (R iskesdas)

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Anemia merupakan masalah gizi yang banyak terdapat di seluruh dunia

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan antara bangun pagi sampai jam 9 (Hardinsyah, 2012). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Usia remaja merupakan usia peralihan dari anak-anak menuju dewasa

BAB I PENDAHULUAN. Gizi berasal dari bahasa Arab "ghidzdzi" dan sekarang telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat kota besar yang mengandalkan kepraktisan sehingga

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

12 PESAN DASAR NUTRISI SEIMBANG

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI HASIL PENELITIAN. Kesimpulan penelitian mengenai Pemanfaatan Hasil Belajar Ilmu Gizi

GAMBARAN ASUPAN ZAT GIZI, STATUS GIZI DAN PRODUKTIVITAS KARYAWAN CV. SINAR MATAHARI SEJAHTERA DI KOTA MAKASSAR

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Salah satu cara orang untuk bertahan hidup adalah dengan makan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. industrialisasi dan globalisasi harus didukung dengan peralatan dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Remaja merupakan sumber daya manusia bagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. nasional, karena masalah kesehatan menyentuh hampir seluruh aspek kehidupan manusia. (1)

BAB I PENDAHULUAN. Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang berbeda. Overweight

BAB I PENDAHULUAN. dihindari, terutama pada era industrialisasi yang ditandai adanya proses

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang memerlukan zat gizi untuk hidup, tumbuh, berkembang, Energi dibutuhkan oleh setiap orang untuk mempertahankan hidup,

TINJAUAN PUSTAKA. A. Sarapan Pagi

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan suatu tahap antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa.

STUDI PERBEDAAN KELELAHAN KERJA BERDASARKAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN (EXTRA FOODING) (Studi di PT. Besmindo Materi Sewatama, Pekopen Tambun Bekasi)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan ditunjukkan pada upaya penurunan angka

BAB I PENDAHULUAN. dewasa yang ditandai dengan pubertas. Remaja yang sehat adalah. remaja yang produktif dan kreatif sesuai dengan perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan kondisi kesegaran jasmani yang baik dan prima. Tingkat kesegaran

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi medis dimana kadar hemoglobin kurang dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. higiene perusahaan dan kesehatan kerja, memiliki segi-segi khusus yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. akhirnya diserap oleh sel dan dioksidasi untuk menghasilkan energi. Bahan

A. Latar Belakang tasalah

BAB I PENDAHULUAN. Anemia merupakan suatu kondisi konsentrasi hemoglobin kurang dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk melaksanakan pembangunan nasional. Untuk mencapai SDM

PENYULUHAN DENGAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN TENTANG SARAPAN PAGI PADA SISWA KELAS IV SDN 01 MANGUHARJO KOTA MADIUN

BAB I PENDAHULUAN. sedang berkembang. Masalah kesehatan yang dihadapi negara-negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan tenaga kerja yang berkualitas dan produktif.kebijakan yang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya, serta cara-cara melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia dirancang oleh Tuhan untuk bergerak dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia pada masa mendatang (Bobak, Lowdermik & Jensen, 2005). Upaya dalam kesehatan telah dipersiapkan yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Industrialisasi akan selalu diiringi oleh penerapan teknologi tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 2001). Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi memiliki istilah lain yaitu silent killer dikarenakan penyakit ini

Lampiran 2. Kuesioner Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, menurut World Health Organization (WHO) (2013), prevalensi anemia

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB I PENDAHULUAN. aspek sumber daya manusia. Faktor sumber daya manusia ini merupakan. bahwa era Masyarakat Economi Asean (MEA) telah dimulai, dimana

Transkripsi:

digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era modern saat ini, dunia kerja diarahkan pada pembentukan tenaga professional yang mandiri, beretos kerja tinggi dan produktif. Masalah yang berkembang dalam pembentukan tenaga profesional adalah rendahnya kualitas sumber daya manusia. Masalah ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya gizi. Dengan peningkatan gizi kerja, diharapkan dapat diwujudkan kesehatan dan kesejahteraan manusia pada prosesproduksi, distribusi dan produktifitas kerjanya sehingga mencapai tingkat yang optimal bahkan bila mungkin lebih tinggi. Dengan tubuh yang sehat, orang akan lebih bersemangat untuk bekerja, berpikir dan akan lebih produktif. Begitu pula halnya dengan pekerja. Pekerja yang sehat akan tampak lebih lincah, kreatif dan bersemangat dalam bekerja. Hal ini karena kebutuhan tubuh dapat dipenuhi dengan baik sehingga organ-organ tubuh akan melakukan fungsinya dengan baik pula.sebaliknya, bila tubuh kekurangan suatu zat gizi tertentu, maka daya tahannya juga akan menurun. Kemampuan kerjanya melemah, bila berkelanjutan akan dapat menimbulkan penyakit yang berbahaya (Suma mur, 2009). Dalam Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS), terdapat satu butir pesan yang menarik untuk diteliti, yaitu pesan ke delapan, biasakan makan 1

digilib.uns.ac.id 2 pagi. Makan pagi atau sarapan sangat bermanfaat bagi setiap orang. Bagi orang dewasa, sarapan atau makan pagi dapat memelihara ketahanan fisik dan meningkatkan produktivitas kerja. Kebiasaan sarapan juga membantu seseorang untuk memenuhi kecukupan gizinya sehari-hari.sarapan yang baik terdiri dari makanan sumber tenaga, sumber zat pembangun dan sumber zat pengatur (Khomsan, 2003 dan Depkes RI 2002). Sarapan merupakan indikator status gizi yang sangat berperan dalam aktifitas pekerja. Diharapkan peningkatan aktifitas kegiatan mampu meningkatkan produktivitas kerja. Beraneka ragam teori telah membuktikan bahwa sarapan atau makan pagi yang bergizi memiliki peran dalam proses penalaran serta meningkatkan daya konsentrasi yang erat kaitannya dengan produktivitas kerja (Pradita, 2010). Seseorang yang tidak makan pagi memiliki risiko menderita gangguan kesehatan berupa menurunnya kadar gula darah dengan tandatanda berupa lemah, keluar keringat dingin, kesadaran menurun bahkan pingsan. Bagi para pekerja keadaan ini akan menurunkan produktivitas kerja. Perbaikan status gizi dan kesehatan tenaga kerja akan meningkatkan efisiensi kerja melalui peningkatan kemampuan individunya. Pengaruh program kesehatan serta gizi terhadap pekerja akan terlihat pada peningkatan produk. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh kebiasaan sarapan terhadap produktivitas kerja di CV. Unggul Farm Sukoharjo.

digilib.uns.ac.id 3 B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah tersebut, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut : Apakah ada pengaruh kebiasaan sarapan terhadap produktivitas kerja pada pekerja di CV. Unggul Farm Sukoharjo? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Menganalisis pengaruh kebiasaan sarapan terhadap produktivitas kerja pada pekerja CV. Unggul Farm Sukoharjo. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui kebiasaan sarapan pekerja CV. Unggul Farm Sukoharjo. b. Mengetahui produktivitas kerja pekerja CV. Unggul Farm Sukoharjo. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi pengaruh kebiasaan sarapan terhadap produktivitas kerja. 2. Manfaat Aplikatif a. Bagi Pekerja CV. Unggul Farm Sukoharjo. Diharapkan dapat menjadi pengetahuan dan motivasi untuk meningkatkan kebiasaan sarapan setiap pagi agar terpelihara status kesehatan sehingga produktivitas meningkat.

digilib.uns.ac.id 4 b. Bagi CV. Unggul Farm Diharapkan dapat menjadi dasar pertimbangan CV. Unggul Farmagar meningkatkan program intervensi gizi terutama pengadaan sarapan bagi pekerja guna meningkatkan produktivitas kerja. c. Bagi Program Diploma IV Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bagi Program Diploma IV K3 diharapkan dapat menambah referensi di perpustakaan mengenai pengaruh kebiasaan sarapan terhadap produktivitas kerja pekerja CV. Unggul Farm Sukoharjo. E. Keaslian Penelitian Tabel 1. Penelitian yang berhubungan dengan Kebiasaan sarapan dan Produktivitas. Peneliti/Tahun/Judul Metode Responden Hasil Pradita Dwi Endah, 2010. Pengaruh Kebiasaan Makan Pagi terhadap Kelelahan Pekerja Kuli Angkut Pasar Klewer. Yuli Setio Budi, 2011. Hubungan antara Kebiasaan Sarapan dengan Indeks Prestasi kumulatif Mahasiswa tingkat III FK UPN Windi Astuti, 2012. Pengaruh Pemberian Makanan Tambahan dalam Menu Makan Siang terhadap Poduktivitas Kerja Unit Filling Cross Sectional Cross Sectional One group pretest and posttest design 36 orang pekerja kuli angkut. 118 orang mahasiwa FK UPN 19 orang pekerja Unit Filling Terdapat pengaruh yang signifikan antara kebiasaan makan pagi terhadap kelelahan kerja dengan nilai p = 0,011 (p<0,005). Besarnya pengaruh kebiasaan makan pagi terhadap kelelahan kerja ditunjukkan nilai C = 0.434. Jadi besarnya pengaruh adalah 0,434 x 100 % = 43,4%. Terdapat korelasi yang kuat (r = 0.659) antara kebiasaan sarapan yang baik terhadap IPK mahasiswa (p < 0.005) dengan nilai signifikan 0.000 dan ke arah korelasi positif. Produktivitas kerja meningkat sebesar 94,74 % setelah Pekerja menerima makanan tambahan dengan hasil uji T dependent p < 0,005 dan nilai r = 0,635.

digilib.uns.ac.id 5 Banyak penelitian yang dilaksanakan tentang pengaruh kebiasaan sarapan dan produktivitas kerja, tetapi penelitian tentang pengaruh kebiasaan sarapan terhadap produktivitas kerja belum pernah di laksanakan di CV. Unggul Farm Sukoharjo.