Penerapan Model Persamaan Diferensi dalam Penentuan Probabilitas Genotip Keturunan dengan Dua Sifat Beda

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPANN MODEL PERSAMAAN DIFERENSI DALAM PENENTUAN PROBABILITAS GENOTIP KETURUNAN DENGAN DUA SIFAT BEDA SKRIPSI

Penerapan Diagonalisasi Matriks untuk Menyelidiki Pewarisan Genotip pada Generasi ke-n dalam Genetika

Matakuliah Evolusi Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Lampung

IIA. MENDELIAN GENETICS

IIA. MENDELIAN GENETICS

POPULATION GENETICS: Animal Genetics

Faktor-Faktor Yang berpengaruh pada GENPOP??? Tingkah laku gen dalam populasi (perubahan frekuensi gen)

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA SILABI

Definisi Genetika. Genetika Sebelum Mendel. GENETIKA DASAR Pendahuluan dan Genetika Mendel

GENETIKA DASAR Genetika Populasi

LAPORAN GENETIKA SIMULASI PERSILANGAN MONOHIBRIDA

GENETIKA POPULASI DAN INTERAKSI GEN KELOMPOK VII KELAS B

KERAGAMAN GENETIK GEN HORMON PERTUMBUHAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN PADA SAPI SIMMENTAL. Disertasi HARY SUHADA

Karakter Genetik Populasi Bedeng 61B Desa Wonokarto Kabupaten Lampung Timur Pasca Program Kolonisasi Pemerintah Belanda

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

PROGRAM PENDETEKSIAN DISTRIBUSI PEWARISAN GENOTIP SUATU POPULASI UNTUK TIPE PEWARISAN AUTOSOMAL DENGAN METODE QR

KOMBINATORIAL DALAM HUKUM PEWARISAN MENDEL

9. Teori Peluang: dalam peramalan keturunan

BAB 2 LANDASAN TEORI

TEKNIK PENJADWALAN KULIAH MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA. Oleh Dian Sari Reski 1, Asrul Sani 2, Norma Muhtar 3 ABSTRACT

Polymorphism of GH, GHRH and Pit-1 Genes of Buffalo

PEMAMPATAN MATRIKS JARANG DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN PROGRAM PASCAL

TEST χ 2 (CHI SQUARE)

SIMBOL SILSILAH KELUARGA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ALEL OLEH : GIRI WIARTO

ALTERNATIF MODEL PEMAMPATAN MATRIKS JARANG DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIK

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA ACARA 2 SIMULASI HUKUM MENDEL NAMA : HEPSIE O. S. NAUK NIM : KELOMPOK : III ( TIGA )

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA DALAM PENENTUAN DOSEN PEMBIMBING SEMINAR HASIL PENELITIAN DAN DOSEN PENGUJI SKRIPSI

ABSTRAK. Kata-kata kunci: biaya pemasaran dan penjualan. viii. Universitas Kristen Maranatha

Aplikasi Kombinatorial dan Peluang Diskrit Untuk Menyelesaikan Masalah-Masalah dalam Hukum Pewarisan Mendel

Suhardi, S.Pt.,MP MONOHIBRID

Luisa Diana Handoyo, M.Si.

Pola Pewarisan Sifat. Pola Pewarisan Sifat

Pengaruh satu gen Apabila terjadi interaksi antar alel pada gen tertentu, maka genotip dapat digunakan untuk menduga penotipnya. Apabila dapat diketah

Prosiding Matematika ISSN:

Analisis Matematika Kurva Isoprofit Model Cournot dalam Pasar Duopoli Mathematical Analysis Isoprofit Curves Of Cournot Model in Duopoly Market

PROGRAM STUDI STRATA 1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

BAB II LANDASAN TEORI. digunakan sebagai alat pembayaran yang sah di negara lain. Di dalam

KONSEP-KONSEP DASAR GENETIKA

TINJAUAN GENETIKA. BY Setyo Utomo

Genetika dan Evolusi. Oleh : Victoria Henuhili, MSi Jurdik Biologi

Interaksi Gen INTRA-ALELIK lokus yang sama INTER-ALELIK lokus berbeda

PENERAPAN DIAGONALISASI MATRIKS DAN MATRIKS LESLIE DALAM MEMPROYEKSIKAN JUMLAH POPULASI PEREMPUAN

PENGARUH RESOLUSI SISTEM ZONA DAN SISTEM JARINGAN TERHADAP TINGKAT AKURASI MATRIKS ASAL-TUJUAN (MAT) YANG DIPEROLEH DARI INFORMAS1 ARUS LALULINTAS

BAB 7 KEMUNGKINAN 18 MARET 2010 BAMBANG IRAWAN

GENETIKA (BIG100) Tempat : R122 Waktu Jam : 7 8 Pukul : Pengajar : Bambang Irawan Hari Supriandono

PENGEMBANGAN MODUL PENGAYAAN GENETIKA BERBASIS FENOMENA KRETINISME DI DESA SIGEDANG, KEJAJAR, WONOSOBO UNTUK KELAS XII IPA

Beberapa pola: AKAN MENJELASKAN... Alel Ganda Gen letal Linkage Crossing over Determinasi Sex

THE EVOLUTION OF POPULATIONS

PENCOCOKAN KATA SECARA ACAK DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN PROGRAM PASCAL

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENENTUKAN JALUR TERPENDEK (SHORTEST PATH) SKRIPSI RION SIBORO

MENGUKUR KINERJA ALGORITMA GENETIK PADA PEMAMPATAN MATRIKS JARANG

Penerapan Peluang Diskrit, Pohon, dan Graf dalam Pewarisan Sifat Ilmu Genetika

PEWARISAN DAN PRINSIP-PRINSIP MENDEL

Gambar 1.1. Variasi pada jengger ayam

PEWARISAN SIFAT (HUKUM MENDEL I DAN II)

PENERAPAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ITERATIF MAKS-PLUS PADA MASALAH LINTASAN TERPANJANG

Optimasi Penjadwalan Ujian Menggunakan Algoritma Genetika

KAJIAN MODEL PERTUMBUHAN TUMOR MENGGUNAKAN MODEL PERTUMBUHAN RICHARD DAN MODEL GOMPERTZ

PENGARUH MODAL, TENAGA KERJA, DAN LAMA USAHA TERHADAP PENDAPATAN PENGUSAHA TEMPE KEDELAI DI DESA JATIGUWI KECAMATAN SUMBERPUCUNG KABUPATEN MALANG

Aplikasi Matriks Leslie Untuk Memprediksi Jumlah Dan Laju Pertumbuhan Perempuan Di Provinsi Riau Pada Tahun 2017

BAB III ALGORITMA MEMETIKA DALAM MEMPREDIKSI KURS VALUTA ASING. Untuk memberikan penjelasan mengenai prediksi valuta asing

PENGANTAR GENETIKA DASAR HUKUM MENDEL ISTILAH DALAM GENETIKA. OLEH Dr. Hasnar Hasjim

Mendel & Ide tentang gen

PENGARUH PERSILANGAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) STRAIN GIFT DENGAN STRAIN NIFI TERHADAP NILAI HETEROSIS PANJANG, LEBAR, DAN BERAT BADAN

OPTIMASI POLA PENYUSUNAN BARANG DALAM RUANG TIGA DIMENSI MENGGUNAKAN METODE GENETIC ALGORITHMS

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA. Alel Ganda Pada Golongan Darah dan Rambut pada Jari Tangan Manusia

PROBABILITY AND GENETIC EVENTS

PENGARUH PERUBAHAN NILAI PARAMETER TERHADAP NILAI ERROR PADA METODE RUNGE-KUTTA ORDE 3

GENETIKA DAN HUKUM MENDEL

SOLUSI NON NEGATIF MASALAH NILAI AWAL DENGAN FUNGSI GAYA MEMUAT TURUNAN

PENGUJIAN KESETIMBANGAN HARDY-WEINBERG. Tujuan : Mempelajari kesetimbangan Hardy-Weinberg dengan frekuensi alel dan gen.

PENDEKATAN REGRESI BERGANDA PADA ANALISIS VARIANS KLASIFIKASI DUA ARAH SKRIPSI ERNI SYAHPUTRI

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA TUMBUHAN

Kestabilan Titik Ekuilibrium Model SIS dengan Pertumbuhan Logistik dan Migrasi

GENETIKA DASAR Perluasan Analisis Mendelian dan Interaksi Gen

Statistik Farmasi Probabilitas

Genetic Algorithme. Perbedaan GA

MODEL PREDATOR-PREY DENGAN DUA PREDATOR

Estimasi Solusi Model Pertumbuhan Logistik dengan Metode Ensemble Kalman Filter

MODUL PRAKTIKUM GENETIKA TANAMAN MATERI INTERAKSI GEN

it is not the strongest of the species, nor the most intelligent, but the one most responsive to change

GENETIKA POPULASI. Kuswanto. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

ANALISIS ANTRIAN PADA SISTEM PELAYANAN TELLER DI BANK TABUNGAN NEGARA (BTN) KANTOR CABANG SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. disebut Univesitas Timetabling Problems (UTP). Permasalahan ini dilihat dari sisi

SIMULASI SISTEM PEGAS MASSA

A. Judul: Alel Ganda. B. Tujuan 1. Mengenal salah satu sifat manusia yang ditentukan oleh pengaruh alel ganda. dan menentukan genotipnya sendiri.

Teorema Cayley-Hamilton pada Matriks atas Ring Komutatif

BIOSFER: JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI (BIOSFERJPB) 2017, Volume 10 No 1, ISSN:

Supriyatin, Mieke Miarsyah, Melia Prodi Pendidikan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Jakarta

ABSTRAK. Kata-kata Kunci: struktur modal, struktur aktiva, dan profitabilitas

I. PENDAHULUAN II. KOMBINATORIAL

IMPLEMENTASI ALGORITMA FUZZY EVOLUSI PADA PENJADWALAN PERKULIAHAN

ANALISIS SPEKTRUM ENERGI DAN FUNGSI GELOMBANG

- - PEWARISAN SIFAT - - sbl5gen

ABSTRAK KORELASI UMUR, JUMLAH ANAK, DAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI PIL TERHADAP KEPADATAN MASSA TULANG PADA WANITA DEWASA

THE EVOLUTION OF POPULATIONS

ABSTRACT THE EFFECT OF OLIVE OIL ADDITION INTO OATMEAL IN LOWERING BLOOD TOTAL CHOLESTEROL AND LDL (LOW DENSITY LIPOPROTEIN) IN WISTAR STRAIN RAT

TEKNIK PENGHITUNGAN KOEFISIEN REKOMBINASI DENGAN CONTOH KASUS LOKUS MDH, ESTERASE DAN WARNA HIPOKOTIL PADA Setaria italica" Muhammad Jusuf2) ABSTRACT

Transkripsi:

Jurnal ILMU DASAR, Vol. 14 No. 2, Juli 2013:79-84 79 Penerapan Model Persamaan Diferensi dalam Penentuan Probabilitas Genotip Keturunan dengan Dua Sifat Beda Application of Difference Equations Model in Determining Genotype Probability Offspring with Two Different Characteristic Dwi Agus Wijayanto *), Rusli Hidayat, Mohammad Hasan Jurusan Matematika FMIPA Universitas Jember *Email: dwiagus79@yahoo.co.id ABSTRACT Population genetics is a branch of biology which studies about the gene composition from population and the change of the gene composition is effect from some factors. One of them is lethal gene factor. The change of gene composition will influence the genotype probabilities in the population. In this paper will be discussed about determining the genotype for the probability of the n-th offspring genotypes in dihybrid mating by observing linkage between the two loci. The mating occurred randomly and without concern ethics in mating. This research was done by making mathematics model to determine allele pair, using difference equation, then from this model will be determined genotypes probability. The result show that the mating happened normally had the same genotype probability of each generation, meanwhile in abnormal mating, the genotype probability whose had lethal gene would decrease and the genotype probability whose did not have lethal gene would increase in each generation. Keywords : Difference equation, dihybrid mating, lethal gene, population genetics, probability PENDAHULUAN Matematika merupakan ilmu yang mendasari ilmu pengetahuan lain. Banyak permasalahan yang melibatkan model matematika yang muncul dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan, salah satunya dalam biologi. Bentuk aplikasinya yaitu dalam genetika populasi. Menurut Suryo (1997) Genetika populasi merupakan salah satu cabang ilmu genetika yang menguraikan secara matematis besarnya frekuensi gen dalam suatu populasi. Sebagai contoh dalam suatu populasi manusia di suatu tempat, dapat diketahui seberapa besar frekuensi penduduk yang memiliki golongan darah A, B, AB ataupun O dalam kurun waktu tertentu. Dari nilai frekuensi tersebut dapat ditentukan kemungkinan penyebaran gen dalam suatu populasi. Penyebaran gen dapat terjadi jika ada persilangan atau perkawinan antar individu dalam suatu populasi. Berdasarkan jumlah sifat yang disilangkan, terdapat dua macam persilangan yaitu persilangan monohibrid dan persilangan dihibrid. Persilangan monohibrid merupakan persilangan dengan satu sifat beda sedangkan persilangan dihibrid merupakan persilangan dengan dua sifat beda. Persilangan dihibrid ini lebih rumit dibandingkan dengan persilangan monohibrid karena pada persilangan dihibrid melibatkan dua lokus. Okasha (2012) menyatakan bahwa konsep penting dalam genetika populasi yang melibatkan dua lokus adalah adanya keterkaitan antar keduanya. Persilangan dapat dilakukan secara acak maupun terkontrol. Menurut Fulford et al. (1997) penyebaran gen dengan persilangan acak dapat diselesaikan dengan menggunakan persamaan diferensi atau persamaan beda hingga. Penelitian tentang penentuan probabilitas genotip keturunan dalam suatu populasi dengan menggunakan persamaan diferensi sudah pernah dilakukan. Misalnya, dalam Bintari (2005), persamaan diferensi diaplikasikan untuk menentukan probabilitas genotip keturunan hasil persilangan monohibrid pada kondisi normal. Sedangkan dalam Ismiyati (2009) persamaan diferensi diaplikasikan untuk menentukan probabilitas genotip keturunan hasil persilangan monohibrid pada kondisi terjadi mutasi. Penyebaran gen dengan persilangan terkontrol dapat diselesaikan dengan diagonalisasi matriks. Penelitian tentang penentuan probabilitas genotip keturunan dalam suatu

80 Penerapan Model Persamaan Diferensi... ( Wijayanto dkk) populasi dengan menggunakan diagonalisasi matriks sudah pernah dilakukan oleh Islamiyah (2009) yang membahas tentang persilangan dihibrid. Menurut Islamiyah, untuk mencari probabilitas genotip dalam persilangan acak tidak dapat menggunakan diagonalisasi matriks karena dalam persilangan acak akan menghasilkan persamaan-persamaan yang tak linier. Dalam paper ini dibahas mengenai penentuan probabilitas genotip keturunan ke-n dalam persilangan atau perkawinan dihibrid dengan memperhatikan keterkaitan antar dua lokus. Perkawinan terjadi secara acak dan tidak memperhatikan etika dalam perkawinan. Tujuannya adalah membuat suatu persamaan diferensi yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah tentang penentuan probabilitas individu dari hasil persilangan dihibrid yang terjadi secara acak serta mencari solusi dari persamaan diferensi yang diperoleh. jika dalam perkawinan terdapat keterkaitan antar dua lokus maka persamaan (1) menjadi sebagai berikut, (2) dengan w adalah probabilitas pasangan alel ab, v adalah probabilitas pasangan alel ab, u adalah probabilitas pasangan alel Ab, t adalah koefisien keterkaitan antar dua lokus. Dari persamaan (1) dapat dihasilkan garfik probabilitas genotip keturunan hingga generasi ke-n dengan memberikan suatu nilai awal jumlah individu bergenotip tertentu yang dapat dilihat pada Gambar 1. METODE Penelitian dilakukan dalam beberapa langkah. Langkah pertama adalah menentukan jumlah masing-masing genotip pada generasi n+1 dengan menggunakan aturan probabilitas/ peluang. Penentuan jumlah masing-masing genotip ini dilakukan pada kasus kondisi normal dan tak normal. Karena pada paper ini membahas perkawinan dihibrid maka langkah kedua yang harus dilakukan adalah menyusun model dengan menggunakan persamaan diferensi dari pasangan alel. Langkah ketiga adalah menyelesaikan persamaan diferensi yang didapatkan dengan memberikan suatu nilai awal jumlah individu kemudian diamati pola grafik probabilitas genotip individu yang dihasilkan dari generasi ke-1 sampai generasi ke-n. HASIL Penelitian dilakukan pada dua kasus yaitu pada perkawinan dalam kondisi normal dan perkawinan dalam kondisi tak normal, yaitu perkawinan yang melibatkan gen letal. Model persamaan diferensi pasangan alel untuk perkawinan dalam kondisi normal adalah sebagai berikut, (1) Gambar 1. Probabilitas genotip individu pada kondisi normal untuk generasi ke-1 sampai generasi ke-20 Gambar 1 merupakan grafik probabilitas genotip individu tanpa adanya keterkaitan antar dua lokus. Dari Gambar 1 dihasilkan grafik berupa garis lurus. Hal ini menandakan bahwa besarnya probabilitas suatu genotip tertentu adalah sama untuk setiap generasi yaitu probabilitas genotip generasi pertama sama dengan probabilitas genotip generasi kedua sama dengan probabilitas genotip generasi ketiga dan seterusnya. Dengan demikian probabilitas genotip generasi ke-n sama dengan probabilitas genotip pada generasi pertamanya. Kejadian ini menunjukkan bahwa dalam populasi tersebut setiap individu memiliki kemampuan bertahan hidup yang sama dan memiliki tingkat kesuburan yang sama sehingga akan dihasilkan jumlah keturunan yang sama untuk tiap generasinya sehingga mengakibatkan frekuensi genotipnya akan sama untuk tiap generasinya. Journal homepage: http://jurnal.unej.ac.id/index.php/jid

Jurnal ILMU DASAR, Vol. 14 No. 2, Juli 2013:79-84 81 Dari persamaan (2) dapat dihasilkan garfik probabilitas genotip keturunan hingga generasi ke-n dengan memberikan suatu nilai awal jumlah individu bergenotip tertentu yang dapat dilihat pada Gambar 2. (3.b) (3.c) (3.d) Jika dalam perkawinan terdapat keterkaitan antar dua lokus maka persamaan (3.a)-(3.d) menjadi persamaan (4) sebagai berikut, (4.a) Gambar 2. Probabilitas genotip individu pada kondisi normal dengan adanya keterkaitan antar dua lokus (l = 0,4) untuk generasi ke-1 sampai generasi ke-20 Gambar 2 merupakan grafik frekuensi genotip individu dalam kondisi normal dengan adanya keterkaitan antar dua lokus sebesar 0,4. Dari Gambar 2 terlihat bahwa frekuensi genotip AABB pada awal generasi adalah 0,28786 kemudian pada generasi berikutnya besar frekuensinya selalu turun dan pada akhirnya nilai frekuensinya sama tiap generasi. Hal yang sama terjadi pada frekuensi genotip AaBb, Aabb, aabb, dan aabb yaitu besarnya frekuensi pada awal generasi sampai beberapa generasi berikutnya berkurang dan pada akhirnya besar frekuensinya sama tiap generasi. Sedangkan untuk genotip AABb, AaBB, AAbb, dan aabb, besar frekuensinya bertambah sampai beberapa generasi berikutnya kemudian besar frekuensinya sama. Grafik yang sama akan dihasilkan untuk nilai koefisien linkage yang berbeda, yaitu grafik frekuensi genotip AABB, AaBb, Aabb, aabb, dan aabb akan berkurang kemudian lurus sedangkan grafik frekuensi genotip AABb, AaBB, AAbb, dan aabb akan bertambah kemudian lurus. Pada perkawinan dalam kondisi tidak normal akan dibahas tentang perkawinan acak dengan gen a bersifat letal, gen a dan gen b bersifat letal serta gen A dan gen b bersifat letal. Model persamaan diferensi pasangan alel untuk perkawinan dengan gen a bersifat lethal adalah sebagai berikut, (3.a) (4.b) (4.c) (4.d) dengan w adalah probabilitas pasangan alel ab, v adalah probabilitas pasangan alel ab, u adalah probabilitas pasangan alel Ab, t adalah koefisien keterkaitan antar dua lokus. Dari persamaan (3) dan persamaan (4) dapat dihasilkan garfik probabilitas genotip keturunan hingga generasi ke-n dengan memberikan suatu nilai awal jumlah individu bergenotip tertentu syang dapat dilihat pada Gambar 3 dan Gambar 4. Gambar 3 dan Gambar 4 merupakan grafik probabilitas genotip individu dengan gen a letal mulai dari generai ke-1 sampai generasi ke-20. Dari kedua grafik tersebut dapat dilihat bahwa genotip yang mengandung sepasang gen letal, seperti genotip aabb, aabb, dan aabb, memiliki probabilitas yang sangat kecil. Dengan demikian, individu yang memiliki

82 Penerapan Model Persamaan Diferensi... ( Wijayanto dkk) sepasang gen letal memiliki kemungkinan Model persamaan diferensi pasangan alel untuk perkawinan dengan gen a dan gen b bersifat letal adalah sebagai berikut, (5.a) (5.b) (5.c) (5.d) Gambar 3. Probabilitas genotip individu dengan gen a letal tanpa ada keterkaitan antar dua lokus Gambar 4. Probabilitas genotip individu dengan gen a letal dengan ada keterkaitan antar dua lokus (l = 0,4) untuk hidup dan menghasilkan keturunan sangat kecil. Untuk genotip yang memiliki satu gen letal, seperti genotip AaBB, AaBb, dan Aabb, jumlahnya akan turun untuk setiap generasi, hal ini bisa dilihat grafik probabilitasnya yang nilainya selalu turun untuk setiap generasi. Jadi gen letal yang ada dalam populasi tersebut dimungkinkan akan bertambah sedikit. Sebaliknya untuk genotip yang tidak memiliki gen letal, dari generasi awal ke generasi berikutnya jumlahnya akan semakin bertambah dengan diiringi berkurangnya jumlah genotip yang memiliki gen letal. jika dalam perkawinan terdapat keterkaitan antar dua lokus maka persamaan (5.a)-(5.d) menjadi persamaan (6). Dengan w adalah probabilitas pasangan alel ab, v adalah probabilitas pasangan alel ab, u adalah probabilitas pasangan alel Ab, t adalah koefisien keterkaitan antar dua lokus. Dari persamaan (5) dan persamaan (6) dapat dihasilkan garfik probabilitas genotip keturunan hingga generasi ke-n dengan memberikan suatu nilai awal jumlah individu bergenotip tertentu yang dapat dilihat pada Gambar 5 dan Gambar 6. Gambar 5 dan Gambar 6 merupakan grafik probabilitas genotip individu dengan gen a dan b letal mulai Model dari persamaan generai ke-1 diferensi sampai pasangan generasi alel keuntuk 20. Dari perkawinan kedua grafik dengan tersebut gen a dapat dan dilihat gen b bersifat bahwa letal genotip adalah yang sebagai mengandung berikut, sepasang gen letal, seperti genotip aabb, aabb, AAbb, Aabb, dan aabb, memiliki probabilitas (5.a) yang sangat kecil mendekati nol. (5.b) Dengan demikian, individu yang memiliki sepasang gen letal memiliki kemungkinan (5.c) untuk hidup dan menghasilkan keturunan sangat kecil. Untuk genotip yang (5.d) memiliki satu gen letal, seperti genotip AaBB, AaBb, dan AABb, jumlahnya akan turun untuk jika setiap dalam generasi, perkawinan hal ini terdapat bisa dilihat keterkaitan grafik antar probabilitasnya dua lokus maka yang nilainya persamaan selalu (5.a)-(5.d) turun menjadi untuk setiap persamaan generasi. (6). Jadi gen letal yang ada dalam populasi tersebut akan semakin sedikit. (6) Journal homepage: http://jurnal.unej.ac.id/index.php/jid

Jurnal ILMU DASAR, Vol. 14 No. 2, Juli 2013:79-84 83 Jika dalam perkawinan terdapat keterkaitan antar dua lokus maka persamaan (7.a)-(7.d) menjadi persamaan (8). Dengan w adalah probabilitas pasangan alel ab, v adalah probabilitas pasangan alel ab, u adalah probabilitas pasangan alel Ab, t adalah koefisien keterkaitan antar dua lokus. Gambar 5. Probabilitas genotip individu dengan gen a dan gen b letal tanpa ada keterkaitan antar dua lokus Gambar 6. Probabilitas genotip individu dengan gen a dan gen b letal dengan ada keterkaitan antar dua lokus (l = 0,4) Sebaliknya untuk genotip yang tidak memiliki gen letal, dari generasi awal ke generasi berikutnya jumlahnya akan semakin bertambah dengan diiringi berkurangnya jumlah genotip yang memiliki gen letal. Model persamaan diferensi pasangan alel untuk perkawinan dengan gen A dan gen b bersifat letal adalah seperti pada persamaan 7. (7.a) (7.b) (7.c) Dari persamaan (7) dan persamaan (8) dapat dihasilkan garfik probabilitas genotip keturunan hingga generasi ke-n dengan memberikan suatu nilai awal jumlah individu bergenotip tertentu yang dapat dilihat pada Gambar 7 dan Gambar 8. Gambar 7 dan Gambar 8 merupakan grafik probabilitas genotip individu dengan gen A dan b letal mulai dari generai ke-1 sampai generasi ke-20. Dari kedua grafik tersebut dapat dilihat bahwa genotip yang mengandung sepasang gen letal, seperti genotip AABB, AABb, AAbb, Aabb, dan aabb, memiliki probabilitas yang sangat kecil. Dengan demikian, individu yang memiliki sepasang gen letal memiliki kemungkinan untuk hidup dan menghasilkan keturunan sangat kecil. Untuk genotip yang memiliki satu gen letal, seperti genotip AaBB, AaBb, dan aabb, jumlahnya akan turun untuk setiap generasi, hal ini bisa dilihat grafik probabilitasnya yang nilainya selalu turun untuk setiap generasi. Jadi gen letal yang ada dalam populasi tersebut akan semakin sedikit. Sebaliknya untuk genotip yang tidak memiliki gen letal, dari generasi awal ke generasi berikutnya jumlahnya akan semakin bertambah dengan diiringi berkurangnya jumlah genotip yang memiliki gen letal. (7.d) (8)

84 Penerapan Model Persamaan Diferensi... ( Wijayanto dkk) Gambar 7. Probabilitas genotip individu dengan gen A dan gen b letal tanpa ada keterkaitan antar dua lokus sampai pada generasi tertentu saja dan seterusnya sama dengan nilai probabilitas generasi sebelumnya. Pada perkawinan dihibrid pada kondisi tidak normal, baik dalam kasus dua lokus saling berkaitan atau tidak adanya keterkaitan antar dua lokus, besarnya probabilitas genotip yang tidak memiliki gen letal naik setiap generasinya. Sedangkan besarnya probabilitas genotip yang memiliki gen letal semakin menurun untuk tiap generasinya. Jadi probabilitasnya pada generasi ke-n semakin kecil. Dengan demikian, gen letal tersebut semakin sedikit dalam populasi tersebut. DAFTAR PUSTAKA Gambar 8. Probabilitas genotip individu dengan gen A dan gen b letal dengan ada keterkaitan antar dua lokus (l = 0,4) KESIMPULAN Berdasarkan kajian yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa pada perkawinan dihibrid secara acak pada kondisi normal, jika tidak ada keterkaitan antar dua lokus maka besarnya probabilitas genotip tertentu untuk setiap generasi adalah sama dengan probabilitas genotip pada awal generasi. Jika dalam perkawinan antar dua lokus terdapat keterkaitan maka probabilitas genotipnya tidak sama untuk setiap generasi. Beberapa genotip memiliki probabilitas naik dan beberapa genotip yang lain memiliki probabilitas turun untuk setiap generasi. Namun kenaikan ataupun penurunan probabilitas genotip hanya Bintari, A. 2005. Penggunaan Diagonalisasi Matriks dan Model Persamaan Diferensi dalam Penentuan Keturunan Generasi ke-n. [Skripsi yang tidak dipublikasi, Universitas Jember, Jember]. Fitch, D. H. A. 1997. Null hypothesis:genetic basis for variation at multiple loci. http://www.nyu.edu/projects/fitch/courses/e volution/html/variation_at_many_loci.html [20 Nopember 2011] Fulford, Forrester, dan Jones. 1997. Modelling with Differential and Difference Equations. Cambridge: Cambridge University Press. Islamiyah, N. 2009. Aplikasi Diagonalisasi Matriks untuk Menyelidiki Pewarisan pada Genotip Generasi ke-n. http://lib.uin- malang.ac.id/thesis/fullchapter/04510007- nurul-islamiyah.ps [29 April 2012] Ismiyati. 2009. Aplikasi Model Persamaan Diferensi dalam menentukan Probabilitas Genotip Keturunan Generasi ke-n Jika Terjadi Mutasi. [Skripsi yang tidak dipublikasi, Universitas Jember, Jember]. Okasha, S. 2012. Population Genetics. http://plato.stanford.edu/entries/populationgenetics/. [21 Januari 2013] Suryo. 1997. Genetika Manusia. Yogyakarta:: Gadjah Mada University. Journal homepage: http://jurnal.unej.ac.id/index.php/jid