- - REPUBLIK INDONESIA MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANT ARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEIVIERINTAH REPUBLIK DEMOKRATIK TIMOR-LESTE TENT ANG

dokumen-dokumen yang mirip
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

REPUBLIK INDONESIA CONCERNING SISTER CITY COOPERATION

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA INSTITUT PENELITIAN EKONOMI UNTUK ASEAN DAN ASIA TIMUR DENGAN SADAN PUSAT STATISTIK REPUBLIK INDONESIA TENTANG

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA

Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dan Parlemen Republik Fiji, yang selanjutnya disebut sebagai "Para Pihak";

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH NEGARA PALESTINA TENTANG KERJASAMA Dl BIDANG PARIWISATA

PENYUSUNAN NASKAH PERJANJIAN INTERNASIONAL

(selanjutnya masing-masing disebut sebagai "Pihak" dan secara bersama sebagai "Para Pihak"),

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH FEDERASI RUSIA MENGENAI KERJASAMA EKONOMI DAN TEKNIK

~ ' REPUBLIK INDONESIA

REPUBLIK INDONESIA PEMBUKAAN

REPUBLIK INDONESIA PASAL1 TUJUAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Mengakui pentingnya asas-asas persamaan dan saling menguntungkan; Sesuai dengan hukum dan perundang-undangan yang berlaku di rnasingmasing

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH MALAYSIA TENTANG KERJASAMA PERTANIAN

REPUBLIK INDONESIA. Memorandum Saling Pengertian an tara. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia dan

REPUBLIK INDONESIA. MEMPERCAYAI bahwa kerja sama yang dilakukan akan membawa manfaat bagi para Pihak;

REPUBl.JK INDONESIA. Pemerintah Kata Jayapura, Republik Indonesia dan Pemerintah Kata Wewak, Papua Nugini, selanjutnya disebut sebagai para "Pihak";

REPUBLIK INOONESIA MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANT ARA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA DAN KANTOR PEMILIHAN FIJI

REPUBLIK INDONESIA. PASALI Tujuan

Pasal 1. Kedua pihak sepakat untuk meningkatkan dan saling tukar menukar pengalaman di bidang penerangan, mencakup :

Departemen Luar Negeri Indonesia dan Kementerian Luar Negeri Romania (selanjutnya disebut sebagai "Para Pihak";

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANT ARA

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia dan Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Pemerintah Australia, selanjutnya disebut 'Para Pihak';

REPUBLIK INDONESIA. SESUAI dengan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di masing-masing negara; PASALI TUJUAN

-,"''.-., W 1 ' I ' B.EPUBLII IIIDONESIA

REPUBLIK INDONESIA PASAL1

REPUBLIK INDONESIA MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANT ARA KEMENTERIAN PEROAGANGAN REPUBLIK INDONESIA DAN

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH TURKMENISTAN MENGENAI KERJASAMA EKONOMI DAN TEKNIK

KEMENTERIAN LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA TENTANG

REPUBLIK INDONESIA. MEMPERHA TIKAN kebutuhan untuk mengembangkan dan membina pengembangan sumber daya manusia perminyakan dan sumber daya energi;

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK MOZAMBIK MENGENAI KERJSAMA EKONOMI DAN TEKNIK

REPUBLIKINDONESlA. BERKEINGINAN untuk menjalin dan meningkatkan hubungan kerjasama dibidang kepemudaan dan keolahragaan antara Para Pihak;

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK DJIBOUTI MENGENAI KERJASAMA EKONOMI DAN TEKNIK

BERHASRA T unruk meningkatkan hubungan baik berdasarkan kemitraan clan kerjasama antara penduduk kedua kota;

REPIJBl,IK INDONESIA

PENGATURAN ANTARA KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN SELANDIA BARU TENTANG KERJASAMA BIDANG PENDIDIKAN

Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia dan Komisi Olahraga Filipina Republik Filipina, selanjutnya disebut sebagai "Para Pihak";

PASALI TUJUAN PASAL II RUANG LINGKUP KERJASAMA. Ruang lingkup kerjasama di bawah Memorandum Saling Pengertian ini adalah sebagai berikut:

MENGAKUI pentingnya peningkatan kualifikasi dan kompetensi sumber daya manusia Indonesia;

REPUBLIK INDONESIA PEMBUKAAN

bidang penanggulangan bencana untuk kesejahteraan dan keselamatan rakyat di kedua negara;

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SOUTH CENTRE MENGENAI KERJA SAMA DALAM KEGIATAN PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN

Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Kerajaan Denmark yang selanjutnya secara tunggal disebut "Pihak" dan secara bersama disebut "Para Pihak";

Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Singapura (selanjutnya disebut "Para Pihak");

REPUBLIK INDONESIA. MENYADARI pentingnya prinsip kedaulatan, kemerdekaan nasional, kesetaraan, dan saling menguntungkan;

di bidang pengembangan sumber daya manusia khususnya perminyakan dan petrokimia; pengembangan sumber daya manusia penninyakan dan petrokimia;

REPUIP 1 ' 1 "J')(l FSL\

Dalam rangka untuk lebih memperkuat dan memperdalam hubungan persahabatan dan kerja sama yang telah ada antara Para Pihak;

t. ' ~ _.J "'-... ~... -'

REPUBLIK INDONESIA. terjalin melalui peningkatan kerjasama antara Para Pihak; PASALI TUJUAN

PASAL1 "PASAL4 MITRA KERJA

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK DEMOKRATIK FEDERAL ETHIOPIA TENTANG KERJASAMA EKONOMI DAN TEKNIK

Kementerian Perdagangan Republik Indonesia dan Kementerian Perdagangan dan Perindustrian Republik Liberia (selanjutnya disebut sebagai "Para Pihak"),

REPUBLIK INDONESIA MEMORANDUM SALING PENGERTIAN TENTANG KERJA SAMA MARITIM ANT ARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH AMERIKA SERIKAT

REPDBLIK INDONESIA. bidang-bidang geosains atas dasar keinginan dan manfaat bersama para Pihak;

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINT AH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH FEDERASI MIKRONESIA MENGENAI KERJASAMA EKONOMI DAN TEKNIK

REPUBLIK INDONESIA. Berkeinginan untuk memperkuat dan mengembangkan hubungan persahabatan dan kerjasama;

NOTA KESEPAHAMAN ANTARA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA DAN MENGENAI. KERJASAMA Dl SEKTOR TRANSPORT AS!

Mempertimbangkan kepedulian bersama terhadap konservasi dan rehabilitasi lahan dan hutan tropis terdegradasi;

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK KOLOMBIA MENGENAI PEMBENTUKAN KOMISI BERSAMA

disebut sebagai "Para Pihak";

MEMPERTIMBANGKAN kepentingan bersama dalam mengembangkan kerja sama energi baru terbarukan antara Republik Indonesia dan Republik Federal Austria.

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN MENGENAI BANTUAN HIBAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN KERJASAMA EKONOMI DANTEKNIK ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK FEDERASI NIGERIA MENGENAI KERJASAMA EKONOMI DAN TEKNIK

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

~. -~ :~~ \ ) ) '../ft

-. " /... J. ~...:Jr2._,.' lfli.,\\ REPUBLIK INDONESIA NOTA KESEPAHAMAN ANT ARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH MALAYSIA

~ j.. ~~ REPUBLIK IIIDONBSIA MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA DAN

Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia dan Kementerian

TENT ANG KERJASAMA PENDIDIKAN, PELATIHAN, DAN PENGKAJIAN DI BIDANG PERTAHANAN DAN KEAMANAN

===========================================

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN MENGENAI KERJA SAMA EKONOMI ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH NEGARA PALESTINA

SALING PENGERTIAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN PEMERINTAH REPUBLIK DEMOKRASI MYANMAR

EMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DAN ARSIP NASIONAL PUSAT REPUBLIK YAMAN MENGENAI KERJASAMA KEARSIPAN

REPUBLIK INDONESIA PERSETUJUAN

Departemen Kesehatan Republik Indonesia dan Kementerian Kesehatan Republik Sudan, selanjutnya disebut sebagai "Para Pihak"

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN TENTANG K.ERJA SAMA EKONOMI DAN TEKNIS ANTARA PEMERINTAH REPUBUK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK

1. Perlukaran program radio dan berita mengenai sosial, pariwisata/tempat menarik, perdagangan, masalah seni dan budaya secara timbal balik.

BERKEINGINAN untuk memfasilitasi masuk dan tinggalnya pelajar Malaysia ke Republik Indonesia dan pelajar Indonesia ke Malaysia;

~~...-;-- ~ ' --;_~ ' - '_.. "'_ -:; REPUBLIK. INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

REPUBLIK INDONESIA. MEY AKINI perlunya kerja sama efektif dan berkesinambungan yang menjadi kepentingan dari Para Pihak;

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Kerajaan Denmark, selanjutnya disebut sebagai "Para Pihak";

SESUAI dengan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di kedua negara. TELAH DICAPAI kesepahaman sebagai berikut: PASALI TUJUAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

REPUBLIK INDONESIA. SESUAI dengan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di masing-masing negara; PASAL 1 PEMBEBASAN VISA

Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Australia; menimbulkan ancaman yang nyata terhadap stabilitas dan keamanan masyarakat kedua negara;

REPUBLIK INDONESIA UNTUK IKAN DAN PRODUK PERIKANAN

PENGATURAN ANTARA. MENGINGAT hubungan dan kerjasama yang bersahabat yang telah ada antara Republik Indonesia dan Kerajaan Kamboja;

REPUBLIK INDONESIA. BERKEINGINAN untuk memajukan dan memperkuat hubungan persahabatan yang telah ada di antara kedua negara;

REPUBLIK INDONESIA. MENYADARI pentingnya prinsip-prinsip kedaulatan, kesetaraan, saling menghargai, dan saling menguntungkan;

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DAN PEMERINTAH REPUBLIK YAMAN

Transkripsi:

- - ~. ~" REPUBLIK INDONESIA MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANT ARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEIVIERINTAH REPUBLIK DEMOKRATIK TIMOR-LESTE TENT ANG KERJASAMA DALAM BIDANG PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PENINGKATAN KESETARAAN GENDER Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Demokratik Timor-Leste (selanjutnya secara sendiri disebut sebagai "Pihak" dan secara bersama-sama disebut sebagai "Para Pihak"); MENGAKUI pentingnya pemberdayaan perempuan dan peningkatan kesetaraan gender dalam pembangunan nasional; MENYADARI pertukaran pengalaman dan informasi dapat membangun kapasitas pemerintah, meningkatkan pengetahuan dan mendorong keberhasilan dalam pelaksanaan berbagai kebijakan dan program untuk mencapai pemberdayaan perem pua n da n keseta raan gender; BERMAKSUD untuk memperkuat dan memperluas kerjasama yang saling menguntungkan di bidang peningkatan kapasitas dan penguatan kebijakan di masingmasing Negara;

MEMPERCAYAI bahwa kerjasama di bidang pemberdayaan perempuan dan peningkatan kesetaraan gender akan menguntungkan kedua negara; MEMPERHATIKAN Kesepakatan Bersama tentang Hubungan Diplomatik antara Republik Indonesia dan Republik Demokratik Timor-Leste yang ditandatangani di Jakarta, pada tanggal 2 Juli 2002; SESUAI dengan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di masingmasing negara; TELAH MEMUTUSKAN sebagai berikut: Pasal I TUJUAN Para Pihak akan berupaya mengambil tindakan yang diperlukan untuk meningkatkan dan mengembangkan kerjasama di bidang pemberdayaan perempuan dan peningkatan kesetaraan gender. Para Pihak memutuskan untuk membentuk suatu kera ngka bagi program peningkata n ka pasitas da n i ntera ksi professiona I a ntara Para Pihak yang akan dipertimbangkan secara bersama-sama atas dasar asas timbal-balik dan saling menguntungkan. Pasal II RUANG LINGKUP KERJASAMA Para Pihak akan berupaya mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mendorong dan meningkatkan kerjasama pada bidang-bidang sebagai berikut: a. Membangun kapasitas kelembagaan; b. Perencanaan program dan pengembangan terkait pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender; c. Pengarusutamaan gender dan penganggaran yang responsif gender; d. Setiap bidang kerjasama lainnya yang akan diputuskan bersama oleh Para Pihak.

Pasal Ill LEMBAGA PELAKSANA Lembaga pelaksana yang bertanggung jawab atas pelaksanaan Memorandum Saling Pengertian ini atas nama Pemerintah Republik Indonesia adalah Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta atas nama Pemerintah Republik Demokratik Timor-Leste adalah Sekretaris l\jegara untuk Peningkatan Kesetaraan. Pasal IV PELAKSANAAN 1. Memorandum Saling Pengertian ini akan dilaksanakan sesuai hukum, undangundang, peraturan dan kebijakan nasional masing-masing negara serta kewajiban internasional yang berlaku di masing-masing Pihak. 2. Rincian dari Pengaturan, Program atau Proyek yang dilaksanakan di bawah Memorandum Saling Pengertian ini akan diatur kasus per-kasus melalui jalur diplomatik khususnya yang mengatur antara lain tujuan, program dan kegiatan, lokasi proyek atau program, jangka waktu, lembaga yang terlibat, ketentuan keuangan dan rincian lainnya yang terkait dengan tindakan tertentu yang dilakukan oleh semua pihak yang terlibat dalam Memorandum Saling Pengertian ini. Rincian tersebut di atas merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Memorandum Saling Pengertian ini. Pasal V PEMBENTUKAN KELOMPOK KERJA BERSAMA 1. Para Pihak dapat membentuk Kelompok Kerja Bersama yang terdiri dari para peja bat da ri i nstitusi terka it ked ua nega ra untuk memfasilitasi pela ksanaan Memorandum Saling Pengertian ini. Tingkat partisipasi, jumlah anggota dalam Kelompok Kerja Bersama akan dibahas dan diputuskan oleh Para Pihak.

2. Kelompok Kerja Bersama akan memantau, mengevaluasi dan meninjau pelaksanaan dari Memorandum Saling Pengertian ini secara rutin serta melaporkan kepada Lembaga Pelaksana dan Komisi Bersama untuk Kerjasama Bilateral antara Republik Indonesia dan Republik Demokratik Timor-Leste. 3. Kelompok Kerja Bersama akan diketuai bersama oleh wakil dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Pemerintah Republik Indonesia dan Sekretaris Negara untuk Peningkatan Kesetaraan Republik Demokratik Timor-Leste. 4. Kelompok Kerja Bersama akan menetapkan prosedur, perencanaan dan program yang direkomendasikan bagi kerjasama untuk mencapai tujuan melalui Lembaga Pelaksana sebagaimana dimaksud dalam Pasal Ill. 5. Kelompok Kerja Bersama akan bertemu setiap tahun, antar sesi, secara bergantian di Indonesia atau Timor-Leste. Bilamana Para Pihak tidak dapat melakukan pertemuan, dokumen akan dipertukarkan melalui jalur diplomatik sebagai pengganti pertemuan tersebut. Pasal VI PENGATURAN KEUANGAN Pengaturan pembiayaan kegiatan dalam rangka pelaksanaan Memorandum Saling Pengertian ini akan diputuskan bersama oleh Para Pihak didasarkan pada ketersediaan anggaran, personil dan sumberdaya Para pihak. Pasal VII HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL 1. Perlindungan Hak atas Kekayaan lntelektual akan dilaksanakan sesuai hukum, undang-undang, peraturan dan kebijakan nasional masing-masing negara serta kewajiban internasional yang berlaku di masing-masing Pihak.

2. Penggunaan nama, logo, dan/atau lambang resmi dari salah satu Pihak pada setiap publikasi, dokumen dan/atau naskah tidak diperkenankan tanpa persetujuan tertulis sebelumnya dari Pihak lainnya. 3. Tanpa mengabaikan ayat (1) di atas, Hak Atas Kekayaan lntelektual terkait pengembangan teknologi dan produk serta pengembangan layanan akan dilaksanakan: a. Kepemilikan bersama oleh Para Pihak atau hasil penelitian yang diperoleh melalui upaya kegiatan bersama akan dimiliki bersama oleh Para Pihak sesuai ketentuan yang akan disepakati bersama; dan b. Secara sendiri dan terpisah hasil penelitian yang diperoleh oleh salah satu Pihak melalui usaha sendiri, akan dimiliki oleh Pihak tersebut. Pasal VIII PEMBATASAN KEGIATAN PERSONIL 1. Para Pihak akan menjamin personilnya yang terlibat dalam kegiatan yang berhubungan dengan Memorandum Saling Pengertian ini akan menghormati kebebasan politik, kedaulatan, dan integritas wilayah negara tuan rumah, serta tidak mencampuri urusan internal negara tuan rumah dan akan menghindari kegiatan yang tidak sejalan dengan maksud dan tujuan Memorandum Saling Pengertia n ini. 2. Pelanggaran terhadap ayat 1 di atas akan mengakibatkan pencabutan semua izin dari personil yang bersangkutan dan tindakan lain yang diperlukan sesuai dengan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di negara tuan rumah. Pasal IX KERAHASIAAN 1. Para Pihak akan menjaga kerahasiaan dokumen, informasi, dan data lainnya yang diterima, atau diberikan oleh Pihak lainnya selama pelaksanaan Memorandum

Saling Pengertian ini atau persetujuan lainnya yang dibuat berdasarkan Memorandum Saling Pengertian ini. 2. Kedua Pihak menyetujui bahwa ketentuan-ketentuan pada pasal ini akan terus mengikat Para Pihak meskipun Memorandum Saling Pengertian ini telah berakhir. PasalX PENUNDAAN Setiap Pihak berhak, dengan alasan keamanan nasional, kepentingan nasional, ketertiban umum atau kesehatan masyarakat, untuk melakukan penundaan sementara, secara keseluruhan atau sebagian, terhadap pelaksanaan dari Memorandum Saling Pengertian ini, dimana penundaan tersebut berlaku serta merta setelah pemberitahuan diberikan pada Pihak lain melalui saluran diplomatik. Pasal XI PERUBAHAN Memorandum Saling Pengertian ini dapat diubah setiap saat dengan persetujuan tertulis dari kedua Pih a k. Peruba ha n terse but mu la i berla ku pad a tangga I yang ditetapkan oleh Para Pihak dan menjadi bagian tidak terpisahkan dari Memorandum Saling Pengertian ini. Pasal XII PENYELESAIAN PERSELISI HAN Setiap perbedaan yang timbul dari penafsiran dan/atau pelaksanaan dan/atau penerapan setiap ketentuan dari Memorandum Saling Pengertian ini akan diselesaikan secara damai oleh Para Pihak melalui konsultasi tanpa campur tangan dari pihak ketiga atau pengadilan internasional.

Pasa l XIII MULAI BERLAKU, JANGKA WAKTU DAN PEMBATALAN 1. Memorandum Sa ling Pengertian ini mulai berlaku pada tanggal penandatanganan untuk jangka waktu tiga tahun. Memorandum Saling Pengertian ini akan diperpanjang secara otomatis untuk jangka waktu dua tahun. 2. Memorandum Saling Pengertian ini dapat diakhiri setiap saat oleh salah satu Pihak dengan memberikan pemberitahuan tiga (3) bulan sebelumnya kepada Pihak lain melalui saluran diplomatik mengenai keinginannya tersebut. 3. Pembatalan Memorandum Saling Pengertian ini tidak akan mempengaruhi pelaksanaan dari pengaturan, kegiatan dan/atau program yang sedang berlangsung yang telah diputuskan sebelum tanggal pembatalan dimaksud. SEBAGAI BUKTI, yang bertandatangan di bawah ini, telah diberi kuasa oleh Pemerintah masing-masing, menandatangani Memorandum Saling Pengertian ini. DITANDATANGANI dalam rangkap dua di Jakarta pada tanggal Lima bulan Oktober tahun Duaribu Duabelas dalam ba hasa Indonesia dan lnggris, semua naskah memiliki kekuatan hukum yang sama. Da lam hal terjadi perbedaan penafsiran, maka naskah dalam ba hasa lnggris yang akan berlaku. UNTUK PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA UNTUK PEMERINTAH REPUBLIK DEMOKRATIK Tl MOR-LESTE Signed Signed LINDA AMALIA SARI GUM ELAR Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak!DELTA M ARIA RODRIGUES Sekretaris Negara Untuk Peningkatan Kesetaraan

REPUBLIK INDONESIA MEMORANDUM OF UNDERSTANDING BETWEEN THE GOVERNMENT OF THE REPUBLIC OF INDONESIA AND THE GOVERNMENT OF THE DEMOCRATIC REPUBLIC OF TIMOR-LESTE ON COOPERATION IN THE FIELD OF WOMEN'S EMPOWERMENT AND PROMOTION OF GENDER EQUALITY The Government of the Republic of Indonesia and the Government of the Democratic Republic of Timor-Leste (hereinafter referred to singularly as the Party and collectively as the Parties); RECOGNIZING the importance of women's empowerment and the promotion of gender equality in national development; REALIZING sharing experiences and exchanging information can build government capacity, increase knowledge and promote success in the implementation of policies and programs to achieve the above mentioned goals; DESIRING to strengthen and broaden mutual cooperation in the areas of capacity building and policy strengthening in their respective countries; BELIEVING that cooperation_ in the area of women's empowerment and the promotion of gender equality would benefit both countries;

TAKING INTO ACCOUNT the Joint Communique concerning Diplomatic Relations between the Republic of Indonesia and the Democratic Republic of Timor-Leste, signed atjakarta, on 2nd of July 2002; PURSUANT TO the prevailing laws and regulations in their respective countries; HAVE DECIDED as follows: Article I OBJECTIVE The Parties shall endeavor to take all necessary measures to promote and develop cooperation in the field of women's empowerment and promotion of gender equality. The Parties decide to provide a framework within which proposals for capacity building programs and professional interaction between the Parties are to be jointly considered on the basis of reciprocity and mutual benefit. Article II AREAS OF COOPERATION The Parties will endeavor to take necessary steps to encourage and promote cooperation in the following areas: a. Institutional capacity building; b. Program design and development in relation to women empowerment and gender equality; c. Gender mainstreaming and gender responsive budgeting; d. Any other areas of cooperation to be mutually decided upon by the Parties. Article Ill EXECUTING AGENCY The executing agencies responsible for the implementation of this Memorandum of Understanding on behalf of the Government of the Republic of Indonesia shall be the

Ministry of Women's Empowerment and Child Protection and on behalf of the Government of the Democratic Republic of Timor-Leste shall be the Secretary of State for the Promotion of Equality. Article IV IMPLEMENTATION 1. The Memorandum of Understanding will be implemented in accordance with the laws, rules, regulations and national policies in each country and in accordance with their respective international obligations. 2. The details of the Arrangement, Programs or Projects conducted under this Memorandum of Understanding will be regulated on a case by case basis through diplomatic channels, which will be specified, inter alia the objectives, programmes and activities, location of the project or program, duration, the agencies involved, financial provisions and other details related to the specific action conducted by all participants involved under this Memorandum of Understanding. The aforesaid details shall form an integral part of this Memorandum of Understanding. Article V ESTABLISHMENT OF A JOINT WORKING GROUP 1. The Parties may establish a Joint Working Group comprising officials from related institutions of the two countries to facilitate the implementation of this Memorandum of Understanding. The level of participation, number of members in the Joint Working Group will be discussed and decided by the Parties. 2. The Joint Working Group will monitor, evaluate and review the implementation of this Memorandum of Understanding regularly and submit the report to the Executing Agencies and Joint Commission for Bilateral Cooperation between the Republic of Indonesia and the Republic Democratic of Timor-Leste.

3. The Joint Working Groups will be co-chaired by representatives of the Ministry of Women's Empowerment and Child Protection of the Government of the Republic of Indonesia and the Secretary of State for the Promotion of Equality of the Government of the Democratic Republic of Timor-Leste. 4. The Joint Working Group will establish the procedures, plans and recommended programs of the cooperation toward achieving its aim through the Executing Agencies as mentioned in Article Ill. 5. The Joint Working Group will meet annually, intersessionally, alternately in Indonesia or Timor-Leste. In circumstances where the Parties are unable to meet, documents will be exchanged in lieu of such meeting through diplomatic channels. Article VI FINANCIAL ARRANGEMENTS The financial arrangements to cover expenses for the cooperative activities undertaken within the framework of this Memorandum of Understanding shall be mutually decided upon by the respective Parties and shall be subject to the availability of funds, personnels and resources of the Parties. Article VII INTELLECTUAL PROPERTY RIGHTS 1. The protection of Intellectual Property Rights shall be enforced in conformity with the respective national laws, rules and regulations of the Parties and with other international agreements ratified by both Countries. 2. The use of the name, logo, and/or official emblem of any of the Parties on any publication, document and/or paper is prohibited without the prior written approval of either Party.

3. Notwithstanding anything in paragraph 1 above, the Intellectual Property Rights in respect of any technological development and any products and services development carried outa. Jointly owned by the Parties or research results obtained through the joint activity effort of the Parties shall be jointly owned by the Parties in accordance with the terms to be mutually agreed upon; and b. Solely and separately by the Party of the research results obtained through the sole and separate effort of the Party, shall be solely owned by the Party concerned. Article VIII LIMITATION OF THE ACTIVITES OF PERSONNEL 1. Each Party shall assure that its personnel involved in the activities related to this Memorandum of Understanding shall respect political independence, sovereignty, and territorial integrity of the host country, shall have a duty not to interfere in internal affairs of the host country and shall avoid any activities inconsistent with the purpose and objective of this Memorandum of Understanding. 2. The violation of the paragraph 1 of this Article may result in revocation of all permits of the personnel concerned and other necessary measures in accordance with the prevailing laws and regulations of the host country. Article IX CONFIDENTIALITY 1. Each Party shall undertake the confidentiality and secrecy of documents, information, and other data received from, or supplied to, the other Party during the implementation of this Memorandum of Understanding or any other agreements made pursuant to this Memorandum of Understanding.

2. Both Parties agreed that the provisions of this article shall continue to be binding between the Parties notwithstanding the termination of this Memorandum of Understanding. Article X SUSPENSION Each Party reserves the right for reasons of national security, national interest, public order or public health to suspend temporarily, either in whole or in part, the implementation of this Memorandum of Understanding which suspension shall take effect immediately after notification has been given to the other Party through diplomatic channels. Article XI CHANGES This Memorandum of Understanding may be changed at any time by mutual written consent of both Parties. Such changes will enter into effect on such a date as may be determined by the Parties and shall form an integral part of this Memorandum of Understanding. Article XII SETTLEMENT OF DIFFERENCES Any differences arising out of the interpretation and/or implementation and/or application of any of the provisions of this Memorandum of Understanding shall be settled amicably by the Parties through consultations, without reference to any third party or international tribunal. Article XIII ENTRY INTO FORCE, DURATION AND TERMINATION 1. This Memorandum of Understanding shall enter into force on the date of signing and shall remain in effect for a period of three years. It shall be automatically extended for a further period of two years.

2. This Memorandum of Understanding may be terminated by either Party at any t ime by giving three (3) months prior notice to the other Party t hrough diplomatic channels of its intention to terminate it. 3. The termination of this Memorandum of Understanding shall not affect the implementation of on-going arrangements, activities and/or programmes which have been decided prior to the da te of the termination of this Memorandum of Understanding. IN WITNESS WHEREOF, the undersigned, being duly authorized thereto by their respective Governments, have signed this Memorandum of Understanding. SIGNED in duplicate in Jakarta on this Fifth day of the month of October in the year of Two Thousand and Twelve in the Indonesian and English languages, all text being equally authentic. In the event of divergences of interpretation between any of the texts, the English language text shall prevail. FOR THE GOVERNMENT OF THE REPUBLIC OF INDONESIA FOR THE GOVERNMENT OF THE DEMOCRATIC REPUBLIC OF TIMOR LESTE Signed Signed LINDA AM.lLIA SARI GUMELAR Minister of Women's Empowerment and Child Protection IDELTA MARIA RODRIGUES Secretary of State fo r the Promotion of Equality