Gambar 1.1. Penggunaan plastik di dunia tahun 2007dalam Million tones

dokumen-dokumen yang mirip
Gambar 1.1 Produksi plastik di dunia tahun 2012 dalam Million tones (PEMRG, 2013)

PT. SUKSES SEJAHTERA ENERGI

LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULA

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi plastik dalam kehidupan sehari-hari semakin meningkat selama

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. poly chloro dibenzzodioxins dan lain lainnya (Ermawati, 2011).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berubah; dan harganya yang sangat murah (InSWA). Keunggulan yang dimiliki

PENDAHULUAN. diperbahurui makin menipis dan akan habis pada suatu saat nanti, karena itu

ANALISIS PENGARUH PEMBAKARAN BRIKET CAMPURAN AMPAS TEBU DAN SEKAM PADI DENGAN MEMBANDINGKAN PEMBAKARAN BRIKET MASING-MASING BIOMASS

BAB I PENDAHULUAN. Energi merupakan salah satu sumber kehidupan bagi makhluk hidup.

PENGARUH VARIASI JUMLAH LUBANG BURNER TERHADAP KALORI PEMBAKARAN YANG DIHASILKAN PADA KOMPOR METHANOL DENGAN VARIASI JUMLAH LUBANG 12, 16 DAN 20

BAB I PENDAHULUAN. terpenting di dalam menunjang kehidupan manusia. Aktivitas sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaa sampah dan penyediaan sumber daya alam adalah dua. membuat peningkatan konsumsi bahan bakar fosil dan membuat volume

BAB I PENDAHULUAN. faktor utama penyebab meningkatnya kebutuhan energi dunia. Berbagai jenis

LIMBAH. Pengertian Baku Mutu Lingkungan Contoh Baku Mutu Pengelompokkan Limbah Berdasarkan: 1. Jenis Senyawa 2. Wujud 3. Sumber 4.

ANALISIS THERMOGRAVIMETRY DAN PEMBUATAN BRIKET TANDAN KOSONG DENGAN PROSES PIROLISIS LAMBAT

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Permasalahannya adalah, dengan tingkat konsumsi. masyarakat yang tinggi, bahan bakar tersebut lambat laun akan

I. PENDAHULUAN. tanpa disadari pengembangan mesin tersebut berdampak buruk terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Katalis CaO Terhadap Kuantitas Bio Oil

PENCEMARAN LINGKUNGAN. Purwanti Widhy H, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN I-1

Gambar 4.1. Perbandingan Kuantitas Produk Bio-oil, Gas dan Arang

BAB I PENDAHULUAN. Populasi dunia meningkat dan dengan perkiraan terbaru akan

Bagaimana Solusinya? 22/03/2017 PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA DI KOTA CIAMIS PENGERTIAN SAMPAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diperbaharui (non renewable ). Jumlah konsumsi bahan bakar fosil baik

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran untuk mencari alternatif sumber energi yang dapat membantu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH VARIASI KOMPOSISI BIOBRIKET CAMPURAN ARANG KAYU DAN SEKAM PADI TERHADAP LAJU PEMBAKARAN, TEMPERATUR PEMBAKARAN DAN LAJU PENGURANGAN MASA

BAB I PENDAHULUAN. limbah yang keberadaannya kerap menjadi masalah dalam kehidupan masyarakat.

Oleh: ANA KUSUMAWATI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. campuran beberapa gas yang dilepaskan ke atmospir yang berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. kasus tersebut akan dialami oleh TPA dengan metode pengelolaan open dumping

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMILIHAN DAN PENGOLAHAN SAMPAH ELI ROHAETI

BAB I PENDAHULUAN. Minyak bumi adalah energi yang tidak dapat diperbarui, tetapi dalam

BAB I PENDAHULUAN. dipancarkan lagi oleh bumi sebagai sinar inframerah yang panas. Sinar inframerah tersebut di

BAB I PENDAHULUAN. paling sering ditemui diantaranya adalah sampah plastik, baik itu jenis

BAB I PENDAHULUAN. plastik relatif murah, praktis dan fleksibel. Plastik memiliki daya kelebihan

I. PENDAHULUAN. suatu alat yang berfungsi untuk merubah energi panas menjadi energi. Namun, tanpa disadari penggunaan mesin yang semakin meningkat

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kebutuhan energi merupakan salah satu sumber kehidupan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LAPORAN HASIL PENELITIAN PEMBUATAN BRIKET ARANG DARI LIMBAH BLOTONG PABRIK GULA DENGAN PROSES KARBONISASI SKRIPSI

Ratna Srisatya Anggraini ( )

BAB I PENDAHULUAN. bahan bakar, hal ini didasari oleh banyaknya industri kecil menengah yang

GREEN INCINERATOR Pemusnah Sampah Kota, Industri, Medikal dsbnya Cepat, Murah, Mudah, Bersahabat, Bermanfaat

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Diagram konsumsi energi final per jenis (Sumber: Outlook energi Indonesia, 2013)

BAB I PENDAHULUAN. minyak ikan paus, dan lain-lain (Wikipedia 2013).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. alternatif penghasil energi yang bisa didaur ulang secara terus menerus

Sebuah tempat yang fleksibel, seperti kertas, plastik, atau kulit, yang digunakan untuk membawa atau menyimpan barang-barang.

ANALISIS KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BRIKET ARANG KAYU DAN DAUN CENGKEH SISA DESTILASI MINYAK ATSIRI DENGAN VARIASI KOMPOSISI

BAB I PENDAHULUAN. Di negeri kita yang tercinta ini, sampah menjadi masalah yang serius.

I. PENDAHULUAN. Sampah yang menumpuk dan tidak terkelola dengan baik merupakan

I. PENDAHULUAN. mengimpor minyak dari Timur Tengah (Antara News, 2011). Hal ini. mengakibatkan krisis energi yang sangat hebat.

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

UJI KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BRIKET BIO-COAL CAMPURAN BATUBARA DENGAN SERBUK GERGAJI DENGAN KOMPOSISI 100%, 70%, 50%, 30%

REVIEW JURNAL EFFECT OF ZEOLITE CATALYST ON PYROLYSIS LIQUID OIL

Karakteristik Limbah Padat

Pengertian Pencemaran Laut dan Penyebab Terjadinya Pencemaran Laut

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin banyak di Indonesia. Kini sangat mudah ditemukan sebuah industri

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Selain karena pengelolaannya yang kurang baik, budaya masyarakat. Gambar 1.1 Tempat Penampungan Sampah

PIROLISIS Oleh : Kelompok 3

Karakteristik Pembakaran Briket Arang Tongkol Jagung

Iklim Perubahan iklim

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. Sementara produksi energi khususnya bahan bakar minyak yang berasal dari

Polusi. Suatu zat dapat disebut polutan apabila: 1. jumlahnya melebihi jumlah normal 2. berada pada waktu yang tidak tepat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 2014). Badan Pusat Statistik (2013) menyebutkan, di provinsi Daerah Istimewa. satunya adalah limbah minyak pelumas bekas.

KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BIOBRIKET CAMPURAN AMPAS AREN, SEKAM PADI, DAN BATUBARA SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

Timbulan sampah menunjukkan kecenderungan kenaikan dalam beberapa dekade ini. Kenaikan timbulan sampah ini disebabkan oleh dua faktor dasar, yaitu 1)

Fasilitas Pengolahan Sampah di TPA Jatibarang Semarang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BRIKET CAMPURAN ARANG KAYU DAN JERAMI

PENGOLAHAN DAN PEMANFAATAN SAMPAH ORGANIK MENJADI BRIKET ARANG DAN ASAP CAIR

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan rumah tangga sampai dengan kebutuhan di bidang industri. Di

Prarancangan Pabrik Karbon Aktif Grade Industri Dari Tempurung Kelapa dengan Kapasitas 4000 ton/tahun BAB I PENGANTAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Visi dan Misi. Sumber Sampah % Komposisi Sampah %

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Polusi atau pencemaran lingkungan adalah suatu peristiwa masuknya atau

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. energi untuk melakukan berbagai macam kegiatan seperti kegiatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang .

PERBANDINGAN PEMBAKARAN PIROLISIS DAN KARBONISASI PADA BIOMASSA KULIT DURIAN TERHADAP NILAI KALORI

6/23/2011 GASIFIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk yang terus bertambah di Indonesia. menyebabkan konsumsi bahan bakar yang tidak terbarukan seperti

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus akan mengakibatkan menipisnya ketersediaan bahan. konsumsi energi 7 % per tahun. Konsumsi energi Indonesia tersebut

I. PENDAHULUAN. Sampah masih merupakan masalah bagi masyarakat karena perbandingan antara

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Limbah plastik merupakan permasalahan serius karena sifatnya nonbiodegradable tidak terurai secara alami oleh mikro organisme serta unsurunsur kimia yang terkandung akan berdampak negatif bagi lingkungan dan makhluk hidup. Selain itu penumpukan limbah yang disebabkan minimalnya sumber daya untuk daur ulang (recycle), keterbatasan tempat pembuangan (landfill), dan perilaku masyarakat untuk membakar limbah plastik secara langsung yang akan menimbulkan emisi berbahaya di udara perlu mendapat perhatian. Gambar 1.1 menunjukkan sebuah data dari Plastics Europe Market Research Group (PEMRG) yang menunjukkan besarnya konsumsi plastik dunia pada tahun 2007 yang lalu. Eropa merupakan pengguna plastik terbesar yaitu mencapai 65 juta ton sedangkan Asia termasuk Indonesia merupakan ketiga yang terbesar yaitu mencapai 42,9 juta ton. Gambar 1.1. Penggunaan plastik di dunia tahun 2007dalam Million tones Sebuah pemikiran yang positif adalah bagaimana cara menangani melimpahnya limbah plastik tersebut secara tepat. Cara-cara konvensional 1

2 semacam landfilling dan pembakaran (incineration) hanya menimbulkan polusi udara, kontaminasi tanah, serta mahalnya lahan dan biaya pembuangan (Lee, 2012). Kontaminasi di udara dapat terbentuk pada berbagai cara tergantung dari jenis perlakuan terhadap sampah. Pembakaran langsung akan menghasilkan kontaminan diantaranya abu terbang (fly-ashes), evaporasi bahan logam, senyawa dari gabungan Chlorin (Cl), Nitrogen (N), Fosfor (F) dan Sulfur (S) serta produk lain dari pembakaran yang tidak sempurna. Beberapa produk berbahaya dari kondisi pembakaran limbah plastik adalah polycyclic aromatic hydrocarbons (PAHs), polychlorinated dibenzodioxins (PCDDs), dan polychlorinated dibenzofurans (PCDFs) (Garcia dkk, 2003). Dalam sebuah report yang dikeluarkan oleh Environmental and Safety Services for Environment Australia, Commonwealth (1999) bahwa PCDDs dan PCDFs terbentuk dengan ikatan chlorine pada senyawa aromatik yang memiliki dua rantai benzene. Struktur dari bentuk beracun molekul dioxin dan furan dapat dilihat pada Gambar 1.2, molekul dioxin terikat pada dua atom oksigen sedangkan molekul furan terikat pada satu atom oksigen. Women in Europe for a Common Future (WECF) menyatakan bahwa dioxin bersifat menyebabkan kanker (carcinogenic), mengganggu hormon, menumpuk dan terakumulasi dalam lemak tubuh serta dapat diturunkan oleh ibu secara langsung kepada bayinya melalui placenta. Dioxin juga dapat terkandung dalam tanaman, hasil pertanian, binatang, maupun saluran air yang selanjutnya dikonsumsi oleh manusia. Konsep daur ulang plastik (recycling of plastic wastes) selanjutnya merupakan metode yang banyak dipilih oleh karena limbah plastik dianggap bahan baku yang murah dan melimpah. Pengolahan menjadi minyak sebagai bahan bakar cair merupakan salah satu cara yang menarik untuk menghasilkan sumber energi sekaligus meningkatkan kualitas penanganan limbah plastik tersebut. Teknik recycle yang populer dalam pengolahan plastik menjadi bahan bakar cair adalah dengan cara pirolisis. Pirolisis

3 merupakan chemical decomposition dan thermal decomposition dari molekul pada kondisi tanpa oksigen (Sharobem, 2010). Gambar 1.2. Bentuk molekul beracun dari Dioxin dan Furan Produk pirolisis plastik sebenarnya tidak hanya menghasilkan minyak, ada hasil lain yaitu berupa gas yang tak terkondensasi (non-condensable gas), beberapa persen endapan lunak (wax), dan sisanya adalah arang (char). Persentase dari masing-masing produk pirolisis tersebut tergantung oleh beberapa faktor diantaranya temperatur dari reaktor, penggunaan reformer dan jenis katalis. Pemanfaatan pirolisis plastik sampai saat ini lebih diutamakan pada penggunaan produk bahan bakar cairnya untuk diproses lanjut menjadi beberapa jenis bahan bakar minyak (BBM). Pada umumnya hasil sampingan berupa non-condensable gas dan char belum diolah untuk dimanfaatkan dengan baik. Gas-gas tak terkondensasi tersebut sebenarnya masih dapat dimanfaatkan misalnya untuk membantu memanaskan reaktor, atau diproses untuk mendapatkan senyawa-senyawa yang bermanfaat. Begitu juga char yang memiliki kadar karbon tinggi memungkinkan diolah menjadi bahan bakar selain dapat juga digunakan sebagai pupuk (biochar). Jika dibandingkan dengan produk berupa gas, maka char adalah produk yang lebih mudah diolah serta disimpan sebagai cadangan bahan bakar.

4 Dalam proses pirolisis plastik seperti disebutkan pada uraian sebelumnya terdapat beberapa faktor yang berpengaruh terhadap produk yang dihasilkan. Variasi pada pengaturan temperatur reaktor dapat berpengaruh terhadap volume char, gas, dan bahan bakar cair yang dihasilkan. Semakin tinggi temperatur reaktor maka berakibat semakin banyak minyak yang dihasilkan dan sedikit char, tetapi jika temperatur terlalu tinggi maka minyak akan berkurang dan produk gas semakin meningkat. Sebaliknya persentase char dan padatan akan lebih banyak pada temperatur operasi reaktor yang lebih rendah. Begitu pula penggunaan katalis yang mempengaruhi karakter dari jenis-jenis senyawa yang terbentuk selama proses. Aplikasi teknik pirolisis ini tentu saja tidak semata-mata ditujukan pada produksi bahan bakar cair yang lebih banyak, akan tetapi potensi yang terkandung pada hasil sampingan juga perlu mendapatkan perhatian. Char adalah hasil yang mudah diproses daripada produk yang berupa gas, meskipun merupakan jumlah yang sangat kecil akan tetapi memiliki potensi untuk diolah lebih lanjut menjadi sumber energi. Kandungan unsur kimia di dalamnya sebagian besar adalah karbon (solid carbon) sehingga sangat memungkinkan untuk mengolahnya ke dalam bentuk bahan bakar padat (briket). Sesuatu yang akan menjadi pertanyaan adalah mengenai performa briket tersebut jika digunakan sebagai bahan bakar. Permasalahannya karakter char yang diperoleh melalui proses pirolisis dengan variasi temperatur dan jenis bahan baku plastik yang berbeda belum diketahui secara jelas. Oleh karena itu penelitian ini ditujukan untuk mengetahui pengaruh perlakuan selama proses pirolisis tersebut terhadap karakter char, dengan cara menganalisa melalui data uji proximate dan sifat fisiknya untuk keperluan membuat briket. Pada tahapan akhir perlu menguji performa briket char dalam pembakaran sehingga akan diketahui apakah briket yang dibuat layak diaplikasikan sehingga mampu meningkatkan pemanfaatan hasil pirolisis terhadap limbah plastik.

5 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang penelitian maka yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah; a. Bagaimanakah menganalisa karakteristik char melalui data proximate analysis dan sifat fisiknya? b. Bagaimanakah unjuk kerja dari briket char pada pemanfaatan sebagai bahan bakar? 1.3. Batasan Masalah Untuk lebih memfokuskan kegiatan penelitian maka ada beberapa batasan masalah, yaitu; a. Char yang akan diteliti sudah tersedia sehingga peneliti tidak melakukan proses pirolisis limbah plastik secara langsung. b. Karakteristik char akan diketahui berdasarkan uji proximate.tidak dilakukan uji ultimate dan komposisi kima dari abu. c. Sampel dari bahan campuran semuanya berbeda sehingga tidak dapat dilakukan analisa pengaruh komposisi bahan terhadap karakter char. d. Pengujian unjuk kerja briket hanya terbatas pada karakteristik pembakaran, Impact Resistace Index, dan emisi pembakarannya. e. Pengujian emisi tidak dilakukan pada aplikasi tungku briket sesungguhnya oleh karena keterbatasan sampel. f. Jumlah senyawa emisi pembakaran briket terbatas pada kemampuan baca peralatan Gas Analyzer yang digunakan. 1.4. Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian dari rumusan masalah penelitian maka yang menjadi tujuan pada penelitian ini adalah; a. Menganalisa karakteristik dari berbagai jenis char produk pirolisis limbah plastik melalui pengamatan fisik dan proximate analysis. b. Membuat briket char dan melakukan pengujian unjuk kerjanya sebagai bahan bakar.

6 1.5. Manfaat Penelitian Kegiatan penelitian dilakukan dengan harapan dapat diraih beberapa manfaat yaitu; a. Didapatkan tambahan sumber data (database) terkait karakteristik dari produk pirolisis limbah plastik dengan beberapa kondisi perlakuan proses yang bervariasi. b. Mampu mengoptimalkan nilai manfaat dari char sebagai produk pirolisis sehingga dapat digunakan sebagai sumber energi bentuk briket. c. Dapat diketahui efisiensi pembakaran briket dari beberapa jenis char serta dampaknya terhadap lingkungan.