SEJARAH BERDIRINYA TEMPAT IBADAH TRI DHARMA (T.I.T.D.) HWIE ING KIONG, MADIUN

dokumen-dokumen yang mirip
Siapakah Yesus Kristus? (5/6)

Minggu, 21 Januari 2018 ALLAH MENYESAL. Yunus 3:1-10 PERSIAPAN T A T A I B A D A H M I N G G U G K I K E B A Y O R A N B A R U 0

Entahlah, suamiku. Aku juga tidak pernah berbuat jahat dan bahkan selalu rajin beribadah, jawab sang isteri sambil menahan air mata.

Alkitab untuk Anak-anak. memperkenalkan. Yunus dan Ikan Besar

Alkitab untuk Anak-anak. memperkenalkan. Yunus dan Ikan Besar

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Yunus dan Ikan Besar

YUNUS. 1 7/15/15 Yunus 1. Yunus menolak perintah Allah untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Cerita 26 dari 60.

Asal Mula Candi Prambanan

Yesus menenangkan Badai

Yesus menenangkan Badai

God s Divine Favor 4 Anugerah Tuhan yang Ajaib 4 DIVINE INTERVENTION INTERVENSI (CAMPUR TANGAN TUHAN) YANG AJAIB

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Yunus dan Ikan Besar

YUNUS. 1 Yunus 1. Yunus menolak perintah ALLAH untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe

Mereka meninggalkan orang banyak itu lalu bertolak dan membawa Yesus beserta dengan mereka dalam perahu ( 23

Siapakah Yesus Kristus? (4/6)

CINTA TELAH PERGI. 1 Penyempurna

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika

László Hankó: Kebahagiaan Marina

Dongeng Jepang Cerita berasal dari Kojiki (Legenda Jepang)

20 Jam Terpenting. Timothy Athanasios

水神海神. (Shui Xian, Hai Shen) Dewa Air dan Dewa Laut

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Yesus menenangkan Badai

Alkitab untuk Anak-anak. memperkenalkan. Perjalananperjalanan. Paulus yang mengagumkan

Mempertimbangkan Pendekatan Saudara

PERANG BERUJUNG MAKAN BUAH SIMALAKAMA

瑤池金母西王大天尊. (Yao Chi Jin Mu Dewi Penguasa Langit Barat)

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Perjalanan- Perjalanan Paulus yang Mengagumkan

15. Thian Siang Sing Bo (Tian Shang Sheng Mu) 天上聖母. mereka menjadi pengawalnya. Pada usia 28 tahun, yaitu pada masa. poanthian.blogspot.

BABAK I DI KOTA INDAH NAN MULIA


Alkitab untuk Anak-anak. memperkenalkan. Perjalananperjalanan. Paulus yang mengagumkan

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Definisi Keselamatan Permulaan Memasuki Keselamatan Akibat-akibat Keselamatan

MENGHADAP TUHAN ' ha - ya di da - lam be - ri - ta ku - dus!

Hidup ini singkat bagiku! Kebahagian saat ini hanyalah sementara, tak mudah bagiku untuk menjalani hidup normal layaknya sebagai manusia biasa.

19. Koan Im Po Sat (Guan Yin Pu Sa) 觀音菩薩

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Iblis dan Roh-roh Jahat Malaikat-malaikat

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB)

BAB II RINGKSAN CERITA. timah yang bernama Djuasin bin Djamaludin Ansori. Isi surat itu menyatakan kuli yang naik

BAHAN SHARING KEMAH. Oktober VISI & MISI GPdI MAHANAIM - TEGAL. Membangun Keluarga Kristen yang mengasihi dan melayani Tuhan dan sesama

LITURGI MINGGU GEREJA KRISTEN INDONESIA JATIMURNI MINGGU, 23 JULI 2017 Tema: ALLAH SANG PENYABAR JEMAAT BERHIMPUN

BAB IV ANALISIS AKTIVITAS KOMUNITAS KHONGHUCU DI KELENTENG HWIE ING KIONG KOTA MADIUN

Dengan berhati-hati dan waspada Kyai Singoprono mengelilingi sawahnya, dan Kyai Singoprono merasa tentram, sebab tanamannya tak satupun yang rusak.

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Yehezkiel: Manusia Penglihatan

LEGENDA GUNUNG TANGKUBAN PARAHU

Angin senja terasa kencang berembus di antara

LITURGI MINGGU GEREJA KRISTEN INDONESIA JATIMURNI MINGGU, 25 JUNI 2017 Tema: PENGHARAPAN DI TENGAH RATAPAN JEMAAT BERHIMPUN

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Manusia Api

Minggu, 11 FEBRUARI 2018

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Manusia Api

Kisah " Telaga Warna "

Penjelasan 7 Jenis Kertas Sembayang (Kertas Mulia)

MENGAMPUNI ORANG LAIN

Marwan. Ditulis oleh Peter Purwanegara Rabu, 01 Juni :25

LITURGI SABDA. Bacaan pertama. Karena dengki setan, maka maut masuk ke dunia. Bacaan diambil dari Kitab Kebijaksanaan

Adakah ada yang Akan Mendoakan Kita?

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika

Untuk ayah.. Kisah Sedih.

Aku Mencintai dan Dicintai Cinta

Kisah Dari Negeri Anggrek

ONIMUSHA Written by REZA FAHLEVI ( )

Rangkuman Kata Mutiara Tentang Waktu

Pantang Menyerah. Nasution 1. Zahra Kalilla Nasution Rigen Pratitisari Bahasa Indonesia 13 September 2011

TATA IBADAH HARI MINGGU I SESUDAH EPIFANIA PERSIAPAN

Yesus Kristus. David C Cook. All Rights Reserved. Kisah tentang

Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang- orang majus dari Timur ke Yerusalem 2 dan bertanya- tanya: "Di manakah Dia, raja

Prosa Tradisional (Hikayat Indera Nata)

SPIRITUAL FRUITS THAT BRING REVIVAL #3 Buah Roh yang Membawa Kebangunan Rohani #3 DAMAI SEJAHTERA

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 24 JUNI 2018 (MINGGU BIASA - HIJAU) DALAM BADAI TUHAN BERTINDAK

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Yehezkiel: Manusia Penglihatan

Tiga Sumpah Agung. Hal 1.

UNTAIAN KISAH KEHIDUPAN (JATAKAMALA) Kisah Ajastya

Surga, Neraka dan Waktu Yang Terakhir (Hari Penghakiman)

6 Pesan Untuk Gereja

TATA IBADAH HARI MINGGU I SESUDAH PASKAH

Siapakah Yesus Kristus? (3/6)

~ PEMBAWA PESAN ~ HARI MINGGU ADVEN II 08 Desember Mat 3 : "Pada waktu itu tampillah Yohanes Pembaptis di padang gurun Yudea dan

Pelajaran 2 CERITAKAN CERITAMU. Kasih Karunia Yang Menakjubkan. 12 Januari 2013

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Jemaat GIDEON Kelapadua Depok TATA IBADAH MINGGU 18 Juni 2017

Kami datang kepada-mu, kami datang kepadamu Bersyukur sebulat hati, kar na kasihmu besar

SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 7. MEMBACA SASTRALatihan Soal 7.6

Written by Administrator Wednesday, 09 February :45 - Last Updated Thursday, 10 February :12

Bab II. Solusi Terhadap Masalah-Masalah Kesehatan. Cerita Juanita. Apakah pengobatan terbaik yang dapat diberikan? Berjuang untuk perubahan

Danau Toba: Pesona Sumatera Utara

(Aku Melihatnya & Dia Melihatku)

PANDUAN PENCEGAHAN BENCANA ABRASI PANTAI

TATA IBADAH MINGGU GKI KEBAYORAN BARU

BROADCASTING TV. (Sinopsis Film Pendek) Di Susun Oleh : : Feraari Andari NIM :

Mengusir Asap? Allah Yang Meniupkan Angin dan Menurunkan Hujan

Yehezkiel: Manusia Penglihatan

Alkitab untuk Anak-anak. memperkenalkan. Manusia Api

ku yakin, ada makna di balik terjadinya segala sesuatu. Ada makna di balik air mengalir. Ada makna di balik panasnya api.

Berdiri. (prosesi Alkitab simbol Firman Allah yang siap untuk diberitakan)

Disebarluaskan melalui: website: Maret, TIDAK untuk tujuan KOMERSIL

Level 2 Pelajaran 5. PELEPASAN Oleh Don Krow

Bukit Rimon & Kebun Anggur ( Hakim-Hakim 21 ) - Warta Jemaat - Minggu, 9 Oktober 2011

Keberanian. Dekat tempat peristirahatan Belanda pada zaman penjajahan, dimulailah perjuangan nya.

Hari Raya Korban? (Idul Adha)

Dua: Sumpah Pocong Si Udin

Oleh: Windra Yuniarsih

Transkripsi:

SEJARAH BERDIRINYA TEMPAT IBADAH TRI DHARMA (T.I.T.D.) HWIE ING KIONG, MADIUN Pada awalnya tempat ibadah Tri Dharma Hwie Ing Kiong Madiun, tidak berada dijalan H.O.S Cokroaminoto seperti sekarang ini, namun menurut berbagai sumber dalam masyarakat yang dapat dipercaya kebenarannya, sebelum tahun 1887, telah berdiri sebuah kuil sederhana dengan satu ruangan untuk Yang Mulia Ma Co Po Thian Siang Seng Boo yang letaknya disebelah barat sungai Madiun (sekarang samping jembatan sebelah barat). Konon rupang atau patung Yang Mulia, dibawa langsung dari Tiongkok berlapis emas dengan tinggi sekitar 97cm, oleh beberapa tokoh masyarakat Tionghoa Madiun, diantaranya yang masih dapat diingat adalah Bp. Tan Bik Swat. Seperti kuil kuil yang lainnya, kuil tersebut dikenal luas oleh masyarakat teutama kalangan warga Tionghoa, dimana selain digunakan sebagai tempat untuk berhubungan dengan Yang Maha Kuasa lewat sembahyang, juga dipergunakan untuk memohon pertolongan pengobatan, pekerjaan, perjodohan juga hala hal yang tidak dapat terpecahkan dengan mudah. Masa itu, kota Madiun masih dipimpin oleh seorang Residen Belanda sehingga untuk segala urusan kepemerintahan serta tatalaksana kota langsung dalam pengawasan Residen. Sekitar tahun 1887 istri Residen menderita penyakit serius sehingga disarankan oleh dokter untuk langsung dibawa ke negeri Belanda guna penyembuhannya. Namun oleh karena kendala jarak dan waktu yang harus ditempuh guna mencapai tempat tujuan amat panjang sehingga tidak memungkinkan saran tersebut dilaksanakan. Berita sakit istri Residen telah menyebar dan terdengar pula oleh Kapitan Liem koen Tie yang menjabat sebagai Ketua masyarakat Tionghoa Madiun. Maka seketika itu, Kapitan Liem Koen Tie menghadap serta mengajukan saran kepada Residen untuk memohon pertolongan kepada Yang Mulia Ma Co Po Thian Siang Seng Boo demi kesembuhan istri beliau. Ternyata saran tersebut disetujui, maka Kapitan Liem Koen Tie segera berangkat dan memohon melalui Jiam Si diperoleh resep obat untuk istri Residen. Sebelum obat yang telah didapat diminumkan malam harinya istri Residen bermimpi dengan sangat jelas bahwa beliau didatangi oleh seorang wanita Tionghoa dengan mengenakan pakaian kebangsawanan (aristrokat) Tionghoa menghampiri beliau dan menghibur bahwa sakit yang selama ini diderita dalam waktu tidak lama lagi akan sembuh seperti sedia kala dan dalam sekejap wanita itupun menghilang. Setalah terbangun dari mimpinya, segera diceritakan kepada Residen apa yang telah dialaminya dalam mimpi. Esok harinya obat yang telah didapatkan mulai diminum, hingga selama satu minggu, merupakan suatu kejadian yang hampir tidak dapat dipercaya, bahwa sakit beliau sembuh total seperti sedia kala sesuai mimpi yang telah diterimanya. Hal ini pada akhirnya telah mengetuk hati Residen untuk memberikan fasilitas kemudahan dalam pembelian sebidang tanah seluas 10.000 M2 di jalan Cokroaminoto seperti sekarang ini, guna dibangun kuil yang baru. Kemudahan dan perhatian dari Residen ini tentunya amatlah membanggakan bagi warga Tionghoa, maka tanpa memerlukan waktu panjang dibawah pimpinan Kapitan Liem Koen Tie, Tan Ing Ju,

Tan Bik Swat, Njou Kie Siong, Njoo Kie San, Liem Kwang Piau, Gwe Kwie Tiong, bersama masyarakat Tionghoa lainnya bahu membahu membangun Klenteng dengan mendatangkan para ahli dari daerah Hokkian Tiongkok. Bahkan konon lantai merahnya pun khusus didatangkan dari sana pula. Hal ini disebabkan design untuk Klenteng akan dibangun dengan model khas Tiongkok sesuai dengan kesepakatan bersama. Selama pembangunannya selalu mendapat perhatian dari Residen hal ini terbukti Residen memberikan keramik keramik dari negeri Belanda yang hingga saat ini keramik tersebut sebagian masih ada dan dapat dilihat dengan jelas terutama didalam ruang utama. Pembangunan Klenteng yang baru ini ternyata memerlukan waktu yang cukup lama 10 tahun, sesuai prasasti tertulis : mulai pembangunan tahun 1887 dan terselesaikan 1897 maka berdirilah Klenteng Ma Co Po Thian Siang Seng Boo dengan nama HWIE ING KIONG Mulai pengoperasiannya ditandai pemindahan Rupang Ma Co Po Thian Shang Seng Boo dari barat Sungai Madiun ke Klenteng yang baru dengan ritual keagamaan yang sangat khusuk, disaksikan dan diikuti hampir seluruh penduduk sekitar Madiun. Masih didasari prasasti yang ada, juga keyakinan dari berbagai kalangan, kepengurusan Klenteng Hwie Ing Kiong terdiri dari tokoh tokoh pendiri tersebut diatas, hal ini diperkuat dengan adanya foto bersama yang saat ini telah diulang dalam bentuk lukisan. KISAH-KISAH YANG MULIA MA CO PO, THIAN SIANG SENG BOO Berbagai kisah yang menarik dari kemuliaan Ma Co Poo Thian Siang Seng Boo (Tian Shang Sheng Mu) yang dikutib dari berbagai buku yang telah beredar. Konon, di kabupaten Mei Zhou Yu, karesidenan Pu Tian, hiduplah keluarga Lin dengan nama Lin Wei Que, yang memiliki leluhur dari propinsi He Nan. Lin adalah seorang yang jujur, bersahaja dan suka berbuat kebajikan. Beliau memiliki seorang istri, bermarga Tan dengan 1 orang anak laki laki dan 5 anak perempuan. Istri Lin Wei Que selalu bervegetarian berdoa bersujud dihadapan altar Y.M Kwan Im Poo Sat memohon dikaruniai seorang anak laki laki. Dikisahkan pada saat Yang Mulia Dewi Kwan Im Poo Sat (Guan Yin Pu Sa) turun kedunia untuk memantau segala yang terjadi didunia, Beliau melihat gelombang serta ombak yang sedemikian dahsyat di laut timur yang tidak jarang karena ulah para siluman, hingga para nelayan mengalami kesulitan untuk berlayar apabila ada yang beranipun banyak yang tidak dapat kembali pulang dengan selamat. Hal ini membuat Yang Mulia Kwan Im Poo Sat dengan sifat welas asihnya hendak memberikan bantuan dengan lewat keluarga Lin, dimana keluarga ini telah banyak berbuat kebajikan baik dikehidupan yang lampau maupun sekarang dan dengan tulus berbakti kepada Buddha. Maka diturunkan Putri Naga untuk

dilahirkan pada keluarga ini. Dalam mimpi, Kwan Im Poo Sat datang seraya berkata : Keluarga anda telah banyak berbuat jasa kebajikan. Buddha memberkatimu, maka telanlah pil ini engkau akan mendapatkan putri guna menyelamatkan semua umat didunia ini. Kemudian ditelanlah pil tersebut; Setelah sadar sang istri amat heran karena merasakan adanya suatu kehamilan dan segera disampaikan kepada sang suami. Pada umumnya kehamilan hanya berusia sekitar 9 sampai 10 bulan namun dalam kejadian ini usia kandungan 14 bulan dalam kandungan ibunya, tepatnya tanggal 23 bulan 3 tahun 960 menjelang malam, tiba tiba sebuah meteor turun dari langit jatuh kebumi tepat didalam lingkungan rumah Tuan Lin dengan sinar yang cemerlang menyilaukan mata sehingga menerangi dengan jelas daerah sekitarnya. Hal ini membuat para penduduk mengira telah terjadi kebakaran dirumah Tuan Lin dan segera berbondong bondong datang guna memberi pertolongan. Namun sungguh suatu keajaiban ditemukan, sinar yang mencorong ini diikuti pula angin semilir membawa bau semerbak harum yang amat menyenangkan, lahirlah Putri Tuan Lin nan cantik tanpa adanya suara tangis seperti bayi pada umumnya. Pada usia genap satu bulan Putri inipun tidak pernah menangis, akhirnya mereka mengerti bahwa putrinya adalah pemberian Dewi Kwan Im yang Mulia, maka diberi nama Lin Mo Niang. Sejak kecil Lin Mo Niang sudah pandai, berani dan bijak pada usia 5 tahun sudah mengikuti ayahnya untuk melaut, pada usia 8 tahun masuk kebangku sekolah serta dengan mudah menguasai seluruh pelajaran yang diberikan. Pada usia 10 tahun bersama saudara saudaranya ketika mengaca dan berdandan di sebuah sumur, tiba tiba muncullah Dewa dimana saudaranya yang lain terkejut dan lari, hanya Lin Mo Niang sajalah yang tetap tinggal dan bersujud dan kemudian Sang Dewa memberikan symbol kepercayaan yang terbuat dari tembaga dan mengajarkan ilmu kedewaan. Sejak saat itu dengan rajin sekali Lin Mo Niang mempelajari dan melatih apa yang telah diterimanya dan menjadikannya seorang yang memiliki ilmu gaib dan kesaktian yang luar biasa. Pada usia 13 tahun bertemu dengan seorang pertapa yang mengajarkan Dharma sejati, sehingga semakin bertambah segala pengetahuan serta kesaktian beliau. Mo Niang dapat mengetahui apa yang akan terjadi, member pengobatan kepada orang sakit, menghilangkan wabah penyakit, mengusir serta menghalau siluman pengganggu, mendatangkan angin dan hujan, mengatasi kekeringan dan mencegah terjadinya banjir, menolong kesulitan kesulitan yang terjadi dilaut atau selama pelayaran. Karena pertolonganpertolongan yang Beliau berikan tanpa pamrih dan penuh cinta kasih, maka semua orang yang mengenalnya mencintai dan menghormatinya. Pada suatu hari ayah dan saudara Lin Mo Niang sedang melaut, sedang Ia dan ibunya dirumah menenun kain. Mo Niang tiba tiba membungkukkan badan pada mesin tenun satu tangan memegang torak dan satunya memegang alat tenun. Wajahnya tampak terkejut dan tegang badannya berkeringat seakan takut kehilangan sesuatu. Melihat keadaan putrinya yang aneh, ibunya mendorong dan menggoyang goyangkan tubuh Lin Mo Niang guna membangunkannya. Begitu bangun Mo Niang berkata bahwa ayah dan saudaranya tertimpa badai serta ombak yang besar sehingga perahunya hancur dan tenggelam. Beliau hanya dapat

menyelamatkan sang ayah. Tak lama kemudian datang orang yang memberi kabar seperti yang disampaikan Mo Niang pada ibunya. Setelah ayahnya kembali kerumah, ia bercerita tatkala angin sangat kencang dan ombak yang sangat besar, dalam keadaan kritis seakan akan ada orang yang mengendalikan nahkoda menuju arah yang aman. Sebenarnya itu adalah roh Lin Mo Niang datang menolong dengan satu tangan memegang kemudi perahu ayahnya dan satunya lagi memegang kemudi perahu saudaranya. Sayang sekali ibunya tidak mengerti apa sebab sang putri bertingkah aneh lalu dibangunkan sehingga satu tangan yang memegang torak terlepas, akibatnya saudaranya tidak dapat tertolong. Pada masa itu, terdapat dua siluman yang satu bernama Jia Ying dan satu lagi bernama Jia You, kedua siluman ini memiliki bentuk tubuh yang sangat tinggi dan besar. Jin Ying wajahnya berwarna biru dengan mulut yang sangat lebar dan gigi besar tajam serta pandangan mata yang sangat jauh, sedang Jia You berwajah hijau dengan mulut yang lebar dan gigi tajam serta memiliki pendengaran yang sangat tajam sehingga konon dapat mendengar segala sesuatu dari jarak ribuan Li. Kedua siluman ini berkeliaran di bukit dan hutan belantara mengganggu dan mencelakakan rakyat bahkan kadang kadang menimbulkan bencana bagi para nelayan yang sedang melaut. Mengetahui hal tersebut dengan pandangan terang dan cinta kasihnya, Lin Mo Niang menciptakan kapal mewah melaju mengikuti arus sedangkan dengan anggunnya Lin mo Niang berdiri diujung kapal. Melihat ada mangsa yang sedang mendekat, secepat kilat Jia You yang suka mengganggu perahu nelayan menyerangnya. Namun dengan sangat mudah Lin Mo Niang menggunakan mantera mengalahkannya serta memberi pukulan dan menusuknya hingga roboh. Jia You sangat ketakutan lalu bersujud menyembahnya mohon pengampunan. Disuatu saat ketika Mo Niang berjalan sendiri di perbukitan siluman jia Ying mengira mendapat seorang mangsa dan pergi mengganggunya. Dengan kebutan pembersih debu Mo Niang mengalahkannya Jia Ying tidak dapat berkutik dia merasa ilmunya tidak sebanding dan mohon ampunan. Maka semenjak itu kedua siluman ini tidak berani menggangu masyarakat lagi. Dan dengan bimbingan dari Lin Mo Niang kedua siluman ini bertobat dan menjadi pembantu utama Mo Niang. Kemudian dikisahkan disebelah barat keresidenan Mei Zhou Yi, terdapat sebuah desa bernama Men Jia, di mana merupakan desa pelabuhan yang memiliki banyak batu karang disekitarnya degan arus yang sangat deras. Pada suatu hari datang sebuah kapal dagang dari propinsi Zhe Jiang, ketika hendak berlabuh tibatiba terjadi angin topan yang dahsyat menimbulkan ombak besar dan tinggi, sehingga melemparkan kapal kearah batu karang, mengakibatkan lambung kapal berlobang dan air masuk kedalam kapal. Seluruh penumpang ketakutan dan berteriak minta pertolongan. Kejadian ini dilihat oleh para penduduk sekitar pulau namun apa daya karena angin dan topan dahsyat seperti itu mereka tidak mampu menolong. Melihat hal itu Mo Niang berdiri ditepi pantai dan mencabut seikat rumput kemudian meniupnya kearah laut. Sungguh ajaib rumput rumput itu berubah menjadi kayu kayu pinus besar dan terdorong kearah kapal menahannya agar tidak sampai tenggelam. Tak lama kemudian angin mulai mereda dan

laut menjadi tenang kembali sehingga seluruh penumpang selamat dan mengucap syukur telah terselamatkan berkat bantuan Mo Niang. Kisah lainnya, pada sekitar jaman dinasti Song Utara, sebuah kapal dagang asing ingin segera pulang kenegerinya. Karena cuaca yang baik dan tenang persiapannya pun dilakukan. Namun hal ini dalam pandangan Lin Mo Niang tidaklah demikian, sebentar lagi pasti akan terjadi badai serta menyarankan untuk menunda keberangkatannya. Namun nasehat ini tidaklah di terima para awaknya tetap pada pendirian untuk segera berangkat. Sekali lagi Mo Niang memperingatkan bahwa mala mini angin pasti akan bertiup sangat kencang sehingga membahayakan pelayaran. Merekapun tetap tidak mau menerima bahkan menertawakan serta mengejek nasehat tersebut dan tetap berangkat. Setelah berlayar sekian lama dan menjelang tengah malam, angin bertiup amat kencang dan gulungan ombak yang sedemikian besar disertai hujan yang amat deras sehingga menyebabkan kapal itu kehilangan arah. Melihat hal itu Mo Niang tidak dapat diam berpangku tangan, segera Beliau menyalakan lampion merah didepan rumah untuk memberikan tanda arah namun hal ini tidaklah berguna karena lampion yang terlalu kecil dan hujan badai yang dahsyat sehingga tidak dapat terlihat oleh kapal asing tersebut. Demi menolong para awak kapal tersebut Mo Niang tanpa menghiraukan cegahan dari saudara saudaranya Beliau membakar rumah leluhur untuk dijadikan mercusuar penunjuk arah. Dengan bantuan tersebut, terselamatkanlah seluruh awak kapal dan setelah mendarat segera mengucapkan terima kasih dan orang asing tersebut akan membangunkan kembali rumah yang dibakar tadi, namun hal ini ditolak oleh Beliau. Mendengar hal ini, dengan suka rela para penduduk bahu membahu membangun kembali rumah leluhur Lin Mo Niang dan pedagang asing itu sekali lagi mengucapkan terima kasih dan kembali pulang ke negaranya. Kisah ini membuktikan bahwa bantuan dan pertolongan yang diberikan oleh Ma Co Po tidaklah memandang bangsa serta asal usulnya. Dikisahkan Di Mei Zhou Yu, sangatlah sedikit tanha yang subur mengingat daerah ini adalah pulau kecil yang dikelilingi oleh lautan. Penduduk prianya hanya bekerja sebagai nelayan dengan penghasilan yang kurang mencukupi bagi keluarganya dan para wanita hanya menenun membuat kain. Melihat hal ini Mo Niang amatlah tersentuh dan bersama Ibundanya disebuah pulau kecil dekat daerah tersebut membuak lading dan menanam biji sawi. Tak berselang lama biji tersebut mulai tumbuh dan berbunga dimana mana. Maka Lin Mo Niang menyarankan agar penduduk menanam sawi guna memenuhi kebutuhan hidup sehari hari. Semenjak itu pada setiap tahun dipulau Mei Zhou Yu sawi berbunga keemasan indah sekali bagaikan sebuah gunung emas dipermukaan laut. Hal ini masih tetap ada hingga kini dan setiap melihat indahnya bunga sawi selalu teringat akan kebaikan dan ketulusan budi Lin Mo Niang yang semasa hidupnya dihabiskan demi menolong dan membantu orang serta mahluk lain.