PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BULUTANGKIS DI SEMARANG DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK

dokumen-dokumen yang mirip
UNIVERSITAS DIPONEGORO PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BULUTANGKIS DI SEMARANG TUGAS AKHIR JUWITA OKTAVIANI

BAB II TINJAUAN OBYEK RANCANGAN. Sekolah : sebuah tempat dimana terjadinya proses belajar mengajar.

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GELANGGANG RENANG

PUSDIKLAT BULUTANGKIS DI SEMARANG

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BULUTANGKIS USIA DINI DI SEMARANG

BAB II DESKRIPSI PROYEK

TERMINAL BUS TYPE A DI KABUPATEN DEMAK. Oleh : Diah Galuh Chandrasasi, Satrio Nugroho, Agung Budi

GEDUNG PERSATUAN BULUTANGKIS SEMARANG

TUGAS AKHIR 138 LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PUSAT PELATIHAN DAN PENDIDIKAN BULUTANGKIS DI SEMARANG

Tabel 5.1 Perhitungan Besaran Program Ruang Gelanggang a. Pengelola. No Ruang Kapasitas Standar Ruang Luas Ruang Sumber

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG. sirkulasi/flow, sirkulasi dibuat berdasarkan tingkat kenyamanan sbb :

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan dan kejayaan suatu bangsa tidak terlepas dari peranan generasi

GELANGGANG OLAHRAGA TIPE A, SEMARANG

GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP SEMARANG

BAB II DESKRIPSI PROYEK

BAB V PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

STADION AKUATIK DI SEMARANG

PUSAT PELATIHAN BASKET KLUB SAHABAT SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN RE-DESAIN STADION CANDRADIMUKA KEBUMEN

REDESAIN PASAR MODERN SUKAPURA JAKARTA. Oleh : Erni Sri Mulyani, Bambang Adji Murtomo, Wijayanti.

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

GELANGGANG OLAHRAGA SEPAKBOLA KABUPATEN BEKASI

REDESAIN TERMINAL BUS INDUK MADURESO TIPE B DI KABUPATEN TEMANGGUNG DENGAN PENEKANAN DESAIN EKSPRESI STRUKTUR

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BULUTANGKIS USIA DINI DI SEMARANG TUGAS AKHIR PERIODE 127/49 BAB I PENDAHULUAN

PUSDIKLAT BULUTANGKIS DI SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN BULUTANGKIS DI SEMARANG

TERMINAL BUS TIPE B KABUPATEN MAGELANG Oleh : Fathoni Lutfi Marheinis, Abdul Malik, Bharoto

BAB V PROGRAM DASAR PERANCANGAN DAN PERENCANAAN ARSITEKTUR

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN

BAB V HASIL. Tabel 5.1 Program Ruang Unit Pengelola No Nama Ruang Jumlah Luas Kegiatan Utama (Administrasi) A. Pengelola Yayasan 1.

BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul 1. Pusat Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pusat adalah pokok pangkal atau yang menjadi pumpunan

Pengembangan Terminal Bandar Udara Tunggul Wulung

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR KUDUS

BAB 5 KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Ruang Kapasitas Unit Ruang

BAB V KONSEP PERANCANGAN

by N a d j m a A c h m a d _ Arena Olahraga (Sportainment) Dosen Pembimbing : Ir. HARI PURNOMO, M.BDG.SC

L2

KANTOR IMIGRASI KELAS 1 SEMARANG

LEISURE AND CULTURE PARK DI TASIKMALAYA BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN REKREASI DAN BUDAYA (LEISURE AND CULTURE PARK)

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TERMINAL TERBOYO

BAB IV KESIMPULAN, BATASAN DAN ANGGAPAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

RUMAH SUSUN DI MUARAREJA KOTA TEGAL DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR TROPIS

BAB V PENGEMBANGAN RANCANGAN

Lingkungan Sebagai Ide Dasar Pemikiran & Perancangan pada Gedung Olahraga dan Pusat Pembinaan PB. Suryanaga di Surabaya

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

Gambar 3.1 Peta Administratif Provinsi Jawa Tengah Sumber : diunduh pada tanggal 4 September 2016

BAB VII PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN AQUATIC CENTER

BAB III TINJAUAN KOTA BEKASI

Tugas Akhir 127/49 Redesain Pengadilan Negeri Semarang Kelas IA Khusus BAB IV STUDI BANDING LOKASI

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB III: DATA DAN ANALISA PERENCANAAN

LANDASAN TEORI DAN PROGRAM

SEMARANG INLINE SPEED SKATE ARENA

BAB III PROGRAM PERANCANGAN

BAB II PEMROGRAMAN. Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat,

TERMINAL ANTARMODA MONOREL BUSWAY DI JAKARATA

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB II DESKRIPSI KHUSUS PROYEK

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GELANGGANG RENANG

BAB IV ANALISA. Sesuai dengan standar, ruang-ruang yang dibutuhkan untuk asrama. Gambar 28. standar kamar. international edition by McGraw-Hill (1983)

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PENGEMBANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB VI KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB III TINJAUAN WILAYAH YOGYAKARTA

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL BISNIS BINTANG 4

PENGEMBANGAN GELANGGANG FUTSAL UNDIP

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

TA Sekolah Alam Gunungpati

Gelanggang Olahraga Bulutangkis Di Sleman D.I. Yogyakarta

BAB IV ANALISIS. Berikut adalah tabel program kebutuhan ruang pada proyek Sekolah Menengah Terpadu:

Pada gambar ini menunjukkan perletakan area parkir untuk bus. mobil. sepeda

Jumlah Luasan (m²) Ruang Nama Ruang Kapasitas Standart Kapasitas Sirkulasi. (260m²) 3 Bus. 30 m²/bus. (650 m²)

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB IV ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PERMUKIMAN TUMBUH DIATAS LAHAN BENCANA LUMPUR LAPINDO

KUESIONER. Fasilitas yang diperlukan untuk asrama (boleh pilih lebih dari satu) a. Kantin. e. Laundry b. Warnet. f. Mini Market c.

PUSAT OLAHRAGA TENNIS DI SEMARANG DENGAN PENEKANAN DESAIN ADVANCED STRUCTURE

sebagai Pengembangan Kawasan Perumahan Graha Candi Golf BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. ruangan, di atas lapangan yang dibatasi dengan garis-garis dalam ukuran

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar

Pondok Pesantren Modern di Semarang KATA PENGANTAR

Perumahan Golf Residence 2 Graha Candi Golf Semarang (dengan Penekanan Desain Arsitektur Tropis)

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA. Lokasi masjid

BAB III TINJAUAN KAWASAN STASIUN KERETA API PASAR SENEN, JAKARTA PUSAT

BAB VI KONSEP DAN DASAR PROGRAM PERANCANGAN RELOKASI STADION LEBAK BULUS, JAKARTA

SITEPLAN & BLOKPLAN. (Berdasarkan Kelompok Kegiatan)

GELANGGANG OLAGRAGA BASKET DI KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Proyek

UNIVERSITAS DIPONEGORO STADION AKUATIK DI BANDUNG TUGAS AKHIR ICHSAN AHMADI FAKULTAS TEKNIK JURUSAN/PROGRAM STUDI ARSITEKTUR SEMARANG

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

PUSAT PELATIHAN BULUTANGKIS DI YOGYAKARTA

Transkripsi:

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BULUTANGKIS DI SEMARANG DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK Oleh : Juwita Oktaviani, Ir. Eddy Indarto, Ir. Satrio Nugroho Olahraga termasuk salah satu bidang yang dapat menaikkan citra bangsa di mata dunia, salah satunya Bulutangkis. Kepopuleran olahraga ini dimulai ketika Indonesia berhasil menorehkan tinta emasnya di kejuaraan-kejuaraan olahraga dunia di era tahun 80-an. Dan sampai sekarang, dengan kemenangan atlet Indonesia di ajang Yonex All England Open Badminton Championship 2014, menjadi bukti bahwa PBSI mampu menjaga kejayaan dunia perbulutangkisan. Namun, membina atlet menjadi pemain Pofesional membutuhkan penggojlokan seperti di Pusdiklat, dan kebetulan Semarang tidak mempunyai Pusat Pelatihan, sehingga sulit bersaing dengan daerah lain. Kajian diawali dengan mempelajari pengertian tentang Bulutangkis, pengertian dan standarstandar mengenai GOR Bulutangkis, serta studi banding beberapa Pusdiklat yang telah ada. Dilakukan juga tinjauan mengenai Kota Semarang, perkembangan Pusdiklat di kota tersebut, serta program-program pemerintah yang mendukungnya. Pendekatan perancangan arsitektural dilakukan dengan penekanan desain Arsitektur Bioklimatik dengan konsep Taman oleh Garret Eckbo sebagai acuan yang dipilih dalam mengembangkan Pusdiklat Bulutangkis ini. Selain itu dilakukan pendekatan fungsional, kinerja, teknis, dan konstekstual. Pemilihan tapak dilakukan pada 2 alternatif lokasi dengan menggunakan matriks pembobotan. Sebagai kesimpulan, luaran program ruang yang diperlukan, serta gambar-gambar 2 dimensi dan 3 dimensi sebagai ilustrasi desain. Kata Kunci : Bulutangkis, GOR Bulutangkis, Jogging Track, Semarang, Arsitektur Bioklimatik 1. LATAR BELAKANG Olahraga termasuk salah satu bidang yang dapat menaikkan citra bangsa di mata dunia, salah satunya Bulutangkis. Kepopuleran olahraga ini dimulai ketika Indonesia berhasil menorehkan tinta emasnya di kejuaraankejuaraan olahraga dunia di era tahun 80-an. Dan sampai sekarang, dengan kemenangan atlet Indonesia di ajang Yonex All England Open Badminton Championship 2014, menjadi bukti bahwa PBSI mampu menjaga kejayaan dunia perbulutangkisan. Mantan Sekretaris Pengcab Semarang, Djohar Djashari yang saat ini menjabat sebagai Pengprov PBSI Jawa Tengah bidang Keabsahan (2012-2016), mengatakan membina tidak semudah membalikkan telapak tangan. Perlu proses panjang untuk mencetak pemain berkualitas. Dengan banyaknya kejuaraan juga akan melahirkan pemain potensial. (www.suaramerdeka.com). Pebulutangkis yang sudah jadi atau berprestasi, kebanyakan dihasilkan melalui penggodokan dari Pusat Pendidikan dan Latihan (Pusdiklat). Dan kebetulan Semarang tidak mempunyai Pusat Pelatihan, sehingga sulit bersaing dengan daerah lain, seperti Kudus maupun Surakarta yang telah mempunyai sistem pembinaan itu, katanya. Berdasarkan Data Anggota PBSI Jawa Tengah tahun 2012 (Pengcab PBSI Kota Semarang) menyebutkan bahwa Semarang menduduki peringkat kedua setelah Kudus dengan memiliki jumlah anggota/ atlet sebanyak 1640 orang, Hal ini menunjukkan bahwa Semarang sangat berpotensi untuk dibangun sebuah Pusdiklat. Tujuan utama Pusat Pendidikan dan Latihan Bulutangkis di Semarang untuk membina atlet-atlet daerah Semarang dan sekitarnya di Propinsi Jawa Tengah supaya dapat meraih prestasi di tingkat nasional maupun internasional. Pusdiklat Bulutangkis di Semarang tidak hanya sebagai wadah pembinaan dan pelatihan, tetapi juga menjadi salah satu tempat seleksi atlet-atlet berbakat dari sekitar daerah Semarang yang akan menghadapi pertandingan-pertandingan Nasional di daerah tertentu maupun Internasional. I M A J I - V o l. 3 N o. 4 O k t o b e r 2 0 1 4 1117

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Bulutangkis Bulutangkis merupakan salah satu olahraga yang paling popular di Indonesia bahkan di seluruh dunia. Bulutangkis adalah suatu olahraga raket yang dimainkan oleh dua orang (untuk tunggal) atau dua pasangan (untuk ganda) yang saling berlawanan. Permainan ini biasanya dimainkan oleh : 1. Seorang pria melawan seorang pria (tunggal pria atau men s single); 2. Seorang wanita melawan seorang wanita (tunggal wanita atau women s single); 3. Sepasang pria melawan sepasang pria (ganda pria atau men s double); 4. Sepasang wanita melawan sepasang wanita (ganda wanita atau women s double); 5. Sepasang pria/ wanita melawan sepasang pria/ wanita (ganda campuran atau mixed doubles). 5. Sepatu dan Pakaian Gambar 3. Pakaian Badminton (Sumber : http://img.alibaba.com/ jpg) 6. Lapangan Ukuran lapangan bulutangkis adalah 13,4 m x 6,10 m. Lapangan harus berbentuk sebuah persegi panjang dibuat dengan garis selebar 40 mm seperti pada gambar. 2.2. Alat Perlengkapan Bulutangkis 1. Perlengkapan Teknik 2. Net dan Tiang 3. Shuttlecock Gambar 4. Lapangan Badminton (Sumber : Data Arsitek, Ernst Neufert, Edisi Kedua, Jilid 2, Hal. 101) Gambar 1. Shuttlecock (Sumber : http://3.bp.blogspot.com/shuttlecok.jpg) 4. Raket Gambar 2. Bagian Raket Badminton (Sumber : http://1.bp.blogspot.com/yonex_nanospeed_100.jpg) 2.3. Tinjauan Pusdiklat Bulutangkis Pengertian Pusdiklat Olahraga adalah kawasan atau area dalam bentuk lahan tanah dengan batas fisik dan status tanah yang jelas dan menampung beberapa kegiatan olahraga untuk masyarakat serta dikeluarkan oleh badan yang berwenang (Diskusi Panel Rencana Induk Gelora Senayan, September 1983). Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bulutangkis merupakan wadah pusat kegiatan pengembangan atlet bulutangkis dalam rangka pembinaan atlet muda yang potensial di daerah sekaligus merupakan tahap pembinaan pembibitan perbulutangkisan Indonesia. Pusdiklat berada di naungan Pengurus Provinsi dan difasilitasi Pengurus Pusat. 1118 I M A J I - V o l. 3 N o. 4 O k t o b e r 2 0 1 4

Anggaran Rumah Tangga PBSI Pasal 64 ayat (2) menyebutkan bahwa, Selain Pemusatan Latihan sebagaimana disebut pada ayat (1), untuk tingkat provinsi dapat diadakan Pusat Pendidikan dan Latihan (Pusdiklat) 1. Ketentuan Pusdiklat juga disebutkan di Pasal 65, sebagai berikut : (1) Pusdiklat diadakan di provinsi sebagai wadah mempersiapkan atlet perkumpulan muda usia yang berkualitas yang waktu dan pelaksanaannya ditentukan oleh Pengurus Provinsi dan proses pembentukannya dibantu oleh Pengurus Pusat. (2) Pusdiklat berada di bawah tanggung jawab Pengurus Provinsi dengan difasilitasi Pengurus Pusat atas kerjasama dengan pihak sponsor selaku Bapak Angkat. (3) Pengelola Pusdiklat diangkat/ dikukuhkan untuk jangka waktu tertentu dan diberhentikan oleh Pengurus Pusat. Faktor-faktor yang harus mendapatkan perhatian penuh dalam mengembangkan program pelatihan adalah: Isi program, Metode yang digunakan (misalnya kuliah, atau diskusi, simulasi, dll), Jangka waktu yang diperlukan dan sisitem pelatihan berkala, Lokasi. Calon penatar. Standart dan Ketentuan Pusdiklat Bulutangkis Ruang Ruang kondisi dan latihan fisik Ruang fitness Ruang senam Tabel 1. Ukuran Ruang Latihan Kondisi Ukuran dalam m Tergantung dari perlengkapan (peralatan) tinggi minimum 3,5 Tergantung dari peralatan tinggi minimum 2,5 10x10x4 sampai 14x14x4 Ruang olahraga yang dapat digunakan dalam m 2 35 sampai 200 20 sampai 50 100 sampai 196 Bidang A B C D Tabel 2. Standard Pusat Latihan Serbaguna Peralatan dan Perlengkapan Tahap latihan secara umum Tahap latihan khusus Lebar/luas pipapindah (dengan beberapa tekanan) atau palang tunggal isometrik Peralatan kecil biasa E Alat latihan khusus serta ruang bebas untuk latihan pemanasan (senam dan lain-lain) Latihan Satu gerakan melentur Beberapa gerakan melentur Beberapa gerakan melentur Satu/ lebih gerakan melentur Satu lebih gerakan melentur Kemampuan motorik dan atau ketrampilan Daya mobilitas (kegesitan) Daya kecepatan Koordinasi daya kecepatan Daya mobilitas Koordinasi Daya tahan Koordinasi Gaya 2.4. Tinjauan GOR Bulutangkis a. Tribun Bentuk tribun terdiri dari 2 tipe, yaitu tipe lipat dan tipe tetap. Tipe lipat bersifat untuk membuat tempat duduk atau fleksibilitas arena Gambar 5. dan 6. Tujuan Latihan Kondisi Fitness Kondisi Fitness Fitness Kondisi Fitness Kondisi (Sumber : Data Arsitek, Ernst Neufert, Edisi 33, Jilid 2, Hal. 157) Gambar 5. Tribun Tipe Lipat (Sumber : Standart Gedung Olahraga SNI T-26-1991-03) (Sumber : Data Arsitek, Ernst Neufert, Edisi 33, Jilid 2, Hal. 179) Gambar 6. Tribun Tipe Tetap (Sumber : Standart Gedung Olahraga SNI T-26-1991-03) 1 I M A J I - V o l. 3 N o. 4 O k t o b e r 2 0 1 4 1119 Buku Anggaran Rumah Tangga PBSI, 2012 : Halaman 49 dan 50

Pemisahan tribun harus memenuhi ketentuan sebagai berikut : (1) Pemisahan antara tribun dan arena dipergunakan pagar transparan dengan tinggi 1-1,2 meter. (2) Tribun yang berupa balkon dipergunakan pagar dengan tinggi bagian masif minimal 0,4 meter dan tinggi keseluruhan antara 1-1,2 meter. (3) Jarak antara pagar dengan tempat duduk terdepan dari tribun minimal 1,2 meter. tajam dan harus dipasang rata dengan permukaan dinding atau lebih ke dalam. Letak bukaan dan ukuran bukaan ventilasi dan atau penerangan harus diatur sehingga tidak menyilaukan pemain. 3. STUDI BANDING a. PB.Djarum, Kudus Gambar 8. Eksterior PB.Djarum, Kudus Sumber : Survey Lapangan Gambar 7. Ukuran pemisah arena dan tribun (Sumber : Standart Gedung Olahraga SNI T-26-1991-03) Tribun khusus untuk penyandang cacat harus memenuhi ketentuan sebagai berikut. (1) Diletakkan di bagian paling depan atau paling belakang dari tribun penonton. (2) Lebar tribun untuk kursi roda minimal 1,4 m, ditambah dengan selasar minimal lebar 0,9 m. b. Pintu, Penerangan, dan Ventilasi Pintu, penerangan, dan ventilasi harus memenuhi ketentuan sebagai berikut. Lebar bukaan pintu minimal 1,1 m. Jumlah lebar pintu dihitung atas dasar : mampu sebagai jalan keluar untuk jumlah pengunjung GOR maksimal dalam waktu 3 menit, dengan perhitungan setiap lebar 55 cm untuk 40 orang/menit. Jarak pintu satu dengan lainnya maksimal 25 m. Jarak antara pintu dengan setiap tempat duduk maksimal 18 m. Pintu harus membuka keluar, pintu dorong tidak boleh digunakan. Bukaan pintu pada dinding arena tidak boleh mempunyai sisi atau sudut yang Luas Lahan : 43.207 m 2 Luas Kompleks : 29.450 m 2 Luas Rumah Pelatih : 312 m 2 Luas Asrama Atlet : 1.834 m 2 Kapasitas Penonton : 500 orang PB Djarum memiliki 6-8 grup, dan masingmasing grup beranggotakan 10-12 atlet dan memiliki 1-2 pelatih dengan bantuan asisten pelatih. Kapasitas maksimal pusat pelatihan ini adalah 40 atlit putra dan 40 atlit putri. Tiap-tiap atlit memiliki fasilitas berupa 1 kamar untuk 2 orang atlet. Untuk penerimaan atlet, biasanya Pusdiklat Djarum Kudus melakukan dengan dua cara yaitu melalui pemantauan pemandu bakat dan audisi. Setiap tahun di Pusdiklat ini juga dilakukan seleksi ulang agar kualitas dan prestasi atlet tetap terjaga. Setiap pelatih memiliki 1 kamar yang disediakan oleh PB Djarum ini. b. Setia Badminton Academy, Malaysia Gambar 9. Balai Setia Badminton Academy (Sumber : www.setiabadminton.com) 1120 I M A J I - V o l. 3 N o. 4 O k t o b e r 2 0 1 4

Setia Badminton Academy [ Setia BA ] didirikan pada tahun 1997 oleh Han Jian sebagai Ketua. Han Jian adalah Juara Dunia tahun 1985 dan pelatih tim Piala Thomas Malaysia tahun 1992. Saat ini, Setia BA telah mendirikan pusat pelatihan di Subang Jaya dan Klang, selain markasnya di Setia Alam, Shah Alam, Selangor Darul Ehsan. Ada sekitar 300 pemain pelatihan di berbagai pusat di bawah Han Jian dibantu oleh tiga (3) pelatih lain dari Indonesia dan Malaysia. 4. KAJIAN LOKASI 4.1. Kondisi Geografis, Topografi dan Klimatologi Kota Semarang memiliki posisi astronomi di antara garis 6º50 7º10 Lintang Selatan dan garis 109º35 110º50 Bujur Timur. Batas wilayah administratif Kota Semarang sebelah barat adalah Kabupaten Kendal, sebelah timur dengan Kabupaten Demak, sebelah selatan dengan Kabupaten Semarang dan sebelah utara dibatasi oleh Laut Jawa dengan panjang garis pantai mencapai 13,6 kilometer. Kota Semarang memiliki karakteristik topografi yang unik, yaitu berupa daerah pantai dan daerah perbukitan. Elevasi topografi berada pada ketinggian antara 0,75 m sampai sekitar 350 m diatas permukaan laut. Kondisi topografi ini menciptakan potensi panorama yang indah dan ekosistem yang lebih beragam. Kota Semarang memiliki iklim tropis dengan dua jenis musim, yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Memiliki curah hujan antara 1500 mm per tahun sampai 3000 mm per tahun. Dan rata-rata curah hujan tahunan kota Semarang sebesar 2790 mm. Sedangkan rata-rata hari hujan pada tahun 2009 adalah 267 hari dengan jumlah curah hujan 1845 mm. Temperatur udara Kota ini berkisar antara 22,6 C 32,1 C. Kelembaban udara tahunan rata-rata 77%. Arah angin sebagian besar bergerak dari arah tenggara menuju barat laut, dengan kecepata ratarata 5,7 km/jam. 4.2. Tapak Terpilih Gambar 10. Peta Kota Semarang (Sumber: www.semarangkota.go.id) Luas wilayah Kota Semarang adalah 373,70 Km2. Secara administratif Kota Semarang terbagi menjadi 16 Kecamatan dan 177 Kelurahan. Kota Semarang memiliki posisi geostrategis berada pada jalur lalu lintas ekonomi pulau Jawa, dan merupakan koridor pembangunan Jawa Tengah yang terdiri dari empat simpul pintu gerbang yakni koridor pantai Utara; koridor Selatan ke arah koridor Merapi- Merbabu, koridor Timur ke arah Kabupaten Demak/ Grobogan; dan Barat menuju Kabupaten Kendal. Gambar 11. Keterangan Tapak Terpilih (Sumber : Peta Cad Semarang 2014, Analisis) I M A J I - V o l. 3 N o. 4 O k t o b e r 2 0 1 4 1121

Lokasi perancangan adalah sebuah area peruntukan olahraga dan rekreasi di Jalan Majapahit, Pedurungan, Semarang dengan luas lahan 43.700 m² Batas-batas tapak: Utara : Jalan Majapahit Selatan : Permukiman Timur : STEKOM (A) Barat : SPBU dan Permukiman Tata guna lahan : kawasan olahraga dan rekreasi KDB : 40% KLB : 0,8 Ketinggian bangunan : maksimal 2 lantai GSB : 29 meter 5. KONSEP PARK BADMINTON KDB 20%, 80% INFILTRASI FASILITAS KEGIATAN OUTDOOR SEPERTI JOGGING TRACK DAN LAPANGAN BASKET ANALOGI BENTUK KAKI BADAN KEPALA TABEL PROGRAM RUANG JENIS RUANG LUAS RUANG 1. Lapangan Bulutangkis + 1496 m 2 2. R. Senam dan Pemanasan + 196 m 2 3. R. Fitness + 75 m 2 4. R. Ganti Atlet + 36 m 2 + 30 m 2 5. Gudang Alat Olahraga Gudang Perawatan (Alat Kebersihan) + 50 m 2 + 20 m 2 6. Klinik dan R. Fisioterapi + 22 m 2 + 10 m 2 7. R.Ganti Pelatih + 6 m 2 8. Lavatory Pria dan Wanita + 10 m 2 + 13 m 2 Total + 1964 m 2 Sikulasi 20% + 392,8 m 2 Total Keseluruhan (Pembulatan) + 2357 m 2 Tabel 3. Program Ruang GOR Latihan LUAS JENIS RUANG RUANG 1. Ruang Kelas + 70 m 2 2. Perpustakaan + 80 m 2 3. R. Komputer + 17 m 2 4. R. Kreativitas + 102 m 2 5. R. Makan + 67 m 2 6. Dapur + 45 m 2 Total + 381 m 2 Sikulasi 20% + 76,2 m 2 Total Keseluruhan (Pembulatan) + 457 m 2 Tabel 4. Program Ruang Pendukung Utama JENIS RUANG LUAS RUANG 1. Lobby dan Informasi + 15 m 2 2. R. Tamu + 9 m 2 3. R. Ketua + 12 m 2 4. R. Wakil Ketua + 8 m 2 5. R. Sekretaris + 9 m 2 6. R. Bendahara/ Administrasi + 9 m 2 7. R. Manager, Wakil dan Asisten + 24 m 2 Manager 8. R. Kepala Bidang + 8 m 2 9. R. Staff dan Pelatih + 78,2 m 2 10. R. Arsip + 0,75 m 2 11. R. Rapat/ R. Serbaguna + 49 m 2 12. Pantry + 5,4 m 2 13. Lavatory Pria dan Wanita + 9 m 2 + 10 m 2 Total + 246,35 m 2 Sikulasi 20% + 49,27 m 2 Total Keseluruhan (Pembulatan) + 296 m 2 Tabel 5. Program Ruang Pengelola JENIS RUANG LUAS RUANG 1. Lobby dan Informasi + 15 m 2 2. R. Tamu + 9 m 2 3. R.Bersama + 40 m 2 4. R.Pembina + 24 m 2 5. R. Tidur Atlet dan Lavatory + 351 m 2 + 54 m 2 6. Ruang tidur pembantu asrama dan lavatory + 24 m 2 + 3 m 2 7. R. Cuci dan Setrika + 25 m 2 8. Gudang + 9 m 2 Total + 554 m 2 Sikulasi 20% + 110,8 m 2 Total Keseluruhan (Pembulatan) + 665 m 2 Tabel 5. Program Ruang Asrama Atlet LUAS JENIS RUANG RUANG 1. Hall + 49,5 m 2 2. Lapangan Buutangkis + 150 m 2 1122 I M A J I - V o l. 3 N o. 4 O k t o b e r 2 0 1 4

3. R. Ganti Atlet + 18 m 2 + 15 m 2 4. R. Pemanasan + 81 m 2 5. R. P3K + 10 m 2 6. Gudang - Alat Olahraga - Perawatan (Alat Kebersihan) + 20 m 2 + 9 m 2 7. R. Panitia Penyelenggara + 25 m 2 8. R. Ganti Wasit dan Hakim + 20 m 2 Lapangan 9. Loket + 6 m 2 10. Tribun + 305,76 m 2 11. R. Pers + 22 m 2 12. Lavatory + 9 m 2 + 40 m 2 13. Toko souvenir dan gudang stock barang + 55,2 m 2 + 9 m 2 14. Cafetaria + 131 m 2 Total + 975,46 m 2 Sikulasi 20% + 195,062 m 2 Total Keseluruhan (Pembulatan) + 1171 m 2 LUAS JENIS RUANG RUANG 1. Masjid + 64 m 2 + 5,2 m 2 2. Pos Keamanan dan lavatory + 16 m 2 + 1,3 m 2 3. R. Kontrol/ Panel + 12 m 2 4. R. Genset dan MDP + 50 m 2 5. R. Pompa dan Reservoir + 48 m 2 Total + 192,5 m 2 Sikulasi 20% + 38,5 m 2 Total Keseluruhan (Pembulatan) + 231 m 2 Tabel 6. Program Ruang GOR Pertandingan Tabel 7. Program Ruang Pelayanan Servis JENIS RUANG Pengelola dan Atlet - Mobil - Motor - Bus Pengunjung - Mobil - Motor - Bus LUAS RUANG + 87,5 m 2 + 26 m 2 + 48 m 2 + 662,5 m 2 + 150 m 2 + 192 m 2 Total + 1166 m 2 Sikulasi 100% + 1166 m 2 Total Keseluruhan + 2332 m 2 Lapangan basket + 451 m 2 Jogging Track + 1000 m 2 Total + 3783 m 2 Tabel 8. Program Ruang Luar JENIS KELOMPOK RUANG LUAS RUANG Luas Total GOR LATIHAN + 2357 m 2 Luas Total BANGUNAN PENDUKUNG + 457 m 2 UTAMA Luas Total BANGUNAN PENGELOLA + 296 m 2 Luas Total BANGUNAN HUNIAN/ + 605 m 2 ASRAMA Luas Total GOR PERTANDINGAN + 1171 m 2 Luas Total BANGUNAN PELAYANAN/ + 231 m 2 SERVIS LUAS TOTAL RUANG DALAM + 5117 m 2 LUAS RUANG LUAR + 2783 m 2 LUAS KESELURUHAN + 7900 m 2 Tabel 9. Rekapitulasi Program Ruang Daftar Pustaka dan Referensi a. Daftar Pustaka De Chiara, Josep. Time Saver Standart For Building Type, Mc Graw Hill Book Company. New York, 1984. Neufert, Ernst. Data Arsitek Edisi Kedua Jilid 2. Erlangga. Jakarta, 1996. Neufert, Ernst. Data Arsitek Edisi 33 Jilid 2, Erlangga. Jakarta, 2002. Panitia 7. Pola Dasar Pembinaan Bulutangkis DJARUM, PB DJARUM. Kudus, 1990. Budiman, Willy. Buku Pedoman PBSI. Dikeluarkan oleh Pengurus Besar PBSI, 1978. Pedoman Kurikulum Bulutangkis Indonesia. Dikeluarkan oleh Pengurus Besar PBSI, 1988. Pola Pembinaan Bulutangkis Nasional. Dikeluarkan oleh Pengurus Besar PBSI, 1985. Sistem Kejuaraan PBSI Edisi V. Dikeluarkan oleh Pengurus Besar PBSI, 2012. Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga PBSI. Dikeluarkan oleh Pengurus Besar PBSI, 2012-2016. b. Referensi wikipedia.com, 2014 pbdjarum.org, 2014 wikimapia.org, 2014 setiabadminton.com, 2014 semarangkota.go.id, 2014 suaramerdeka.com, 2014 googleearth.com, 2014 I M A J I - V o l. 3 N o. 4 O k t o b e r 2 0 1 4 1123

6. DESAIN Gambar Ground Plan Pusdiklat Bulutangkis Gambar Potongan Kawasan Pusdiklat Bulutangkis 1124 I M A J I - V o l. 3 N o. 4 O k t o b e r 2 0 1 4

Gambar Pintu Masuk Pusdiklat Bulutangkis Perspektif Kantor Pengelola Perspektif Asrama Atlet dan Pendukung Utama Perspektif GOR Pertandingan Sekuen Jogging Track Perspektif GOR Latihan I M A J I - V o l. 3 N o. 4 O k t o b e r 2 0 1 4 1125

Perspektif Kawasan Pusdiklat Bulutangkis 1126 I M A J I - V o l. 3 N o. 4 O k t o b e r 2 0 1 4