Efek Ekstrak Etanol Daun Cocor Bebek (Kalanchoe pinnata [Lam]Pers.) terhadap Waktu Penyembuhan Luka Sayat pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Penelitian. Luka merupakan keadaan yang sering dialami oleh setiap orang, baik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. didefinisikan sebagai hilangnya integritas epitelial dari kulit (Schwartz et al.,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. luka ini dapat berasal dari trauma, benda tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berlebihan (Rohmawati, 2008). Selain itu, kulit juga berfungsi sebagai indra

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Efek Ekstrak Etanol Biji Rambutan (Nephelium Lappaceum L.) dalam Menurunkan Kadar Glukosa Darah Puasa Mencit Model Diabet

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN UKDW. proliferasi, dan remodeling jaringan (Van Beurden et al, 2005). Fase proliferasi

BAB 1 PENDAHULUAN. tubuh dari serangan fisik, kimiawi, dan biologi dari luar tubuh serta mencegah

Lampiran 1. Pembuatan Suspensi Zat Uji

Uji Efektivitas Ekstrak Daun Wungu (Graptophyllum Pictum (L.) Griff) sebagai Penyembuh Luka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Luka merupakan kasus cedera yang sering dialami oleh setiap manusia. Luka

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN UKDW. meliputi empat fase, yakni : fase inflamasi, fase destruktif, fase proliferasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Kasus luka pada mulut baik yang disebabkan oleh trauma fisik maupun kimia

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh. Keadaan ini disebabkan

ABSTRAK EFEK SALEP EKSTRAK METANOL

BAB I PENDAHULUAN. dan 18.3% akibat terluka benda tajam (WHO, 2005 : Modul TBM, 2015).

Lampiran 1: Konversi perhitungan dosis antar jenis hewan. Marmot. Kelinci. 400 g. 1,5 kg 1,0 7,0 12,25 27,8 64,1 124,3 387,9

LAMPIRAN A DETERMINASI BUAH NAGA MERAH (HYLOCEREUS POLYRHIZUS)

Lampiran 1: Data Sebelum Dan Sesudah Perlakuan. Kadar Glukosa Darah Puasa (mg%) Setelah Induksi Aloksan. Setelah Perlakuan

BAB I PENDAHULUAN. iritan, dan mengatur perbaikan jaringan, sehingga menghasilkan eksudat yang

ABSTRAK EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN BINAHONG

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kulit merupakan organ terluar pada tubuh manusia yang menutupi

Lampiran 1. Protokol Hypobaric Chamber untuk Bedah Tikus

BAB I PENDAHULUAN. mulut, yang dapat disebabkan oleh trauma maupun tindakan bedah. Proses

BAB I PENDAHULUAN. benda tajam ataupun tumpul yang bisa juga disebabkan oleh zat kimia, perubahan

Lampiran 1: Pengukuran kadar SOD dan kadar MDA Mencit a. Pengukuran kadar SOD mencit HEPAR. Dicuci dalam 1 ml PBS

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Luka bakar merupakan masalah pada kulit yang sering terjadi di

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat beberapa tipe dari luka, diantaranya abrasi, laserasi, insisi, puncture,

BAB I PENDAHULUAN. Luka adalah kasus yang paling sering dialami oleh manusia, angka kejadian luka

LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Bahan Uji Dan Pembanding. x = g/kgbb/hr

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lampiran 1. Surat Keterangan Determinasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

keterangan: T = jumlah perlakuan R= jumlah replikasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Surat Keterangan Telah Melakukan Determinasi di Laboratorium Jurusan Biologi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

IV. Hasil dan Pembahasan. A. Hasil penelitian. kamboja putih (Plumeria acuminataw.t.ait ) terhadap hambatan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Hari ke-1 Pembelian mencit dari FMIPA ITB Bandung. Hari ke-1 sampai ke-7 Aklitimasi/adaptasi mencit hingga mencapai usia dan berat ideal

LAMPIRAN LAMPIRAN 1 GAMBAR PENELITIAN

LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Ekstrak Air Daun Stroberi (EADS)

BAB I PENDAHULUAN. suhu yang tinggi, syok listrik, atau bahan kimia ke kulit. 1, 2

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai obat tradisional yang dapat dikembangkan secara luas. 1

hepatotoksisitas bila digunakan secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama atau tidak sesuai aturan, misalnya asetosal dan paracetamol

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. PENGARUH GETAH PISANG (Musa paradisiaca) TERHADAP DURASI PENYEMBUHAN LUKA PADA MENCIT JANTAN GALUR SWISS WEBSTER

BAB I PENDAHULUAN. Luka merupakan suatu diskontinuitas dari suatu jaringan. Luka merupakan

Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas Data Kadar Estrogen

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. satu contoh luka terbuka adalah insisi dengan robekan linier pada kulit dan

Sampel darah sebelum disentrifuge Sampel darah setelah disentrifuge

BAB I PENDAHULUAN. dengan luka terbuka sebesar 25,4%, dan prevalensi tertinggi terdapat di provinsi Sulawesi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berbagai penyakit. Tumbuhan yang merupakan bahan baku obat tradisional

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. jika dihitung tanpa lemak, maka beratnya berkisar 16% dari berat badan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan Post Test Only Control Group Design yang

BAB I PENDAHULUAN. kimia, kini penggunaan obat-obatan herbal sangat populer dikalangan

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

ABSTRAK. EFEK PROPOLIS INDONESIA MEREK X DALAM MEMPERCEPAT PENYEMBUHAN LUKA PADA MENCIT JANTAN GALUR Swiss-Webster

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Surat rekomendasi persetujuan etik penelitian kesehatan

KONVERSI DOSIS. Berat rerata hewan coba yang digunakan dalam penelitian = 22.5 gram. Dosis Asetosal = 30 mg/100 g tikus ( Wahjoedi, 1989)

LAMPIRAN 1 KONVERSI DOSIS

LAMPIRAN 1. ONE WAY ANOVA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Rerata Zona Radikal. belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) terhadap bakteri penyebab

UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK LIDAH BUAYA ( Aloe vera L.) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA SAYAT PADA MENCIT JANTAN ( Mus muscullus ) GALUR Swiis

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tubuh lain sehingga menimbulkan efek yang traumatis (Ismail 2009 cit Kozier

Perhitungan Dosis Bahan Uji Dan Pembanding

Lampiran 1. Dosis infusa rimpang kunyit yang dipakai pada percobaan sebelumnya untuk mencit = 7,8 mg / 0,5 ml (Joao M.C.Ximenes, 2010).

Lampiran 1. Surat Ethical Clearance

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol

BAB I PENDAHULUAN. Luka adalah kerusakan secara selular dan diskontinyu anatomis pada suatu

Gambar 1. Tanaman gandarusa (Justicia gendarussa Burm. F.)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Lampiran 1. Ethical Clearanc

Pembuatan Ekstrak Menggunakan Pelarut Organik

BAB I PENDAHULUAN. biasanya dibagi dalam dua jenis, yaitu trauma tumpul dan trauma tajam. Trauma

BAB I PENDAHULUAN. stomatitis apthosa, infeksi virus, seperti herpes simpleks, variola (small pox),

Mencit yang dipilih adalah mencit yang berumur 2-3 bulan dengan berat. rata-rata g dan dipelihara di Labaratorium Biokimia Fakultas

Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian

BAB I PENDAHULUAN tercatat sebagai negara yang memiliki prevalensi terendah kejadian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. eksperimen Posttest-Only Control Design, yaitu dengan melakukan observasi

LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Bahan Uji dan Pembanding

BAB I PENDAHULUAN. mellitus meluas pada suatu kumpulan aspek gejala yang timbul pada seseorang

PENYEMBUHAN LUKA INSISI SECARA MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS PADA MENCIT JANTAN GALUR SWISS-WEBSTER

PERBANDINGAN GETAH TANAMAN YODIUM (Jatropha multifida Linn) DENGAN POVIDON IODIN UNTUK PENYEMBUHAN LUKA BAKAR PADA TIKUS PUTIH GALUR (Sprague Dawley)

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan

Transkripsi:

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Efek Ekstrak Etanol Daun Cocor Bebek (Kalanchoe pinnata [Lam]Pers.) terhadap Waktu Penyembuhan Luka Sayat pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar 1) Sella Ade Putri, 2) Nugraha Sutadipura, 3) Tjoekra Roekmantara 1 Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Bandung, Jl. Tamansari No. 1 Bandung 40116 e-mail: 1 sellaadeputri@yahoo.com, 2 nugrahasutadipura@yahoo.com, 3 tjoekraroekmantara@gmail.com Abstrak: Penyembuhan luka yang normal merupakan suatu proses kompleks dan dinamis. Proses penyembuhan dapat dibantu baik dengan pengobatan secara kimiawi maupun alami. Pengobatan kimiawi biasanya menggunakan povidone iodine sedangkan salah satu cara alami dengan pemberian topikal ekstrak etanol daun Cocor Bebek (Kalanchoe pinnata [Lam] Pers.) yang diduga dapat mempercepat proses penyembuhan luka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek ekstrak etanol daun Cocor Bebek (Kalanchoe pinnata [Lam] Pers.) dalam mempercepat waktu penyembuhan luka sayat pada tikus putih galur Wistar. Ekstrak etanol daun cocor bebek diperoleh dari proses maserasi dengan etanol 70%. Ekstrak diberikan secara topikal dalam tiga tingkatan konsentrasi yaitu 4,32gr, 8,64gr, dan 17,28gr. dengan pengenceran menggunakan larutan CMC 0,5%. Ekstrak diujikan terhadap luka sayat sepanjang 2 cm pada punggung tikus. Kontrol positif yang digunakan adalah solusio Povidone Iodine, sedangkan control negatif diberikan larutan CMC 0,5% sebagai plasebo. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun cocor bebek konsentrasi 8,64gr dan 17,28gr memiliki perbedaan yang signifikan (p<0,05), serta konsentrasi 4,32gr, 8,64gr, dan 17,28gr tidak memiliki perbedaan yang signifikan dengan kontrol negatif dan kontrol positif (p>0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstrak etanol daun cocor bebek dapat mempercepat penyembuhan luka sayat pada tikus putihjantan galur wistar dengan konsentrasi efektif sebesar 8,64 gr. Kata Kunci: Ekstrak etanol daun cocor bebek, Kalanchoe pinnata [Lam] Pers., luka sayat, penyembuhan luka. A. Pendahuluan Luka merupakan keadaan yang sering dialami oleh setiap orang, baik dengan tingkat keparahan ringan, sedang atau berat. Luka adalah hilangnya atau rusaknya sebagian jaringan tubuh. Keadaan ini dapat disebabkan oleh trauma benda tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik atau gigitan hewan. 1 Kulit berperan sangat penting dalam kehidupan manusia, antara lain dengan mengatur keseimbangan air serta elektrolit, termoregulasi, dan berfungsi sebagai barier terhadap lingkungan luar termasuk mikroorganisme. Oleh karena itu sangat penting untuk mengembalikan integritasnya sesegera mungkin. Penelitian mengenai zat yang dapat mempercepat penyembuhan luka merupakan salah satu hal yang sedang berkembang dan banyak dilakukan oleh para peneliti dan praktisi tradisional di seluruh dunia khususnya India dan Cina. Menurut World Health Organization (WHO), 80% populasi di Negara Asia dan Afrika menggunakan cara pengobatan tradisional yaitu obat herbal karena lebih murah, lebih mudah didapat, dan efek samping yang rendah. Semua jenis luka perlu melewati ketiga fase tersebut untuk dapat mengembalikan integritas jaringan. Dari perspektif tersebut, respon terhadap jejas merupakan proses fisiologis yang sangat kompleks dalam tubuh manusia. Pentingnya penanganan luka secara optimal telah mendorong berkembang pesatnya ilmu tentang luka, penyembuhan, dan penanganan luka. Beragam bentuk gangguan kesembuhan luka membuat peneliti di seluruh dunia berusaha untuk menemukan bahan-bahan atau formula obat yang dapat membantu 886

Efek Ekstrak Etanol Daun Cocor Bebek (Kalanchoe pinnata [Lam]Pers.) 887 mempercepat proses kesembuhan luka. Saat ini penggunaan bahan herbal untuk pengganti obat-obat kimia telah banyak dilakukan, dan di istilahkan dengan fitofarmaka. Alasan Pemakaian obat herbal untuk pengobatan memiliki keuntungan seperti: murah harganya, relatif lebih mudah didapat,tradisi dan aman dari reaksi sensitifitas. Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang dapat diolah menjadi berbagai macam obat. Sejak ribuan tahun yang lalu, obat-obatan tradisional telah banyak digunakan dan menjadi budaya di indonesia dalam bentuk ramuan jamu. Obat-obatan tradisional tersebut tidak hanya digunakan dalam fase pengobatan saja, melainkan juga digunakan dalam fase preventif, promotif dan rehabilitasi. Menurut penelitian obat-obatan tersebut banyak digunakan karena keberadaannya yang mudah didapat, ekonomis, dan menurut penelitian memiliki efek samping relatif rendah serta adanya kandungan yang berbeda yang memiliki efek saling mendukung secara sinergis. Namun selain keuntungan yang dimilikinya, bahan alam juga memiliki beberapa kelemahan seperti: efek farmakologisnya yang lemah, bahan baku belum terstandar, belum dilakukan uji klinik dan mudah tercemar berbagai jenis microorganisme serta adanya potensi toksisitas oleh toksik endogen yang terkandung didalamnya. Ada pun antiseptik yang digunakan dalam penyembuhan luka yaitu salah satunya seperti Povidone iodine merupakan salah satu pengobatan luka secara kimiawi yang sering kali digunakan dalam penyembuhan luka. Povidone iodine memiliki efek antimikroba dan dapat menginduksi angiogenesis. Obat ini juga dilaporkan dapat mencegah inflamasi namun povidone iodine 10% dikatakan pula memiliki efek menghambat pertumbuhan fibroblas. Salah satu dari keanekaragaman hayati yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai obat tradisional adalah Cocor Bebek (Kalanchoe pinnata [Lam] Pers.). Tanaman ini termasuk tanaman sukulen (mengandung air) yang berasal dari Madagaskar, batangnya lunak dan beruas. Dalam penyebarannya tanaman cocor bebek ini banyak terdapat di daerah beriklim tropis seperti Asia, Australia, Selandia Baru, India Barat, Makaronesia, Maskarenes, Galapagos, Melanesia, Polinesia dan Hawaii.Secara empiris telah banyak digunakan sebagai obat tradisional di berbagai negara di Asia dan Afrika, salah satunya sebagai antiradang (antiinflamasi). Telah dilakukan penelitian mengenai Formulasi dan uji efektivitas gel luka bakar ekstrak daun cocor bebek secara topikal, dengan tujuan untuk menentukan konsentrasi dari ekstrak daun cocor bebek yang paling efektif dalam penyembuhan luka bakar pada kelinci. Pemberian Ekstrak Etanol Daun Cocor Bebek secara topikal pada luka hewan percobaan meningkatkan aktivitas penyembuhan luka. Peningkatan aktivitas penyembuhan luka ini disebabkan ekstrak etanol dari Kalanchoe pinnata [Lam] Pers mengandung zat aktif yaitu steroidal glycoside, senyawa saponin, tannin, dan flavonoid. Daun ini bisa dimanfaatkan sebagai penyejuk, antiseptik, astringent, dan anti radang, menghentikan perdarahan, mengurangi pembengkakan, dan mempercepat penyembuhan luka. Penelitian terhadap tanaman ini masih belum banyak dilakukan. Di masyarakat, tanaman ini banyak digunakan secara empiris untuk menyembuhkan menghilangkan sakit kepala, batuk, sakit dada, borok, demam, memperlancar haid yang tak teratur, mengatasi trauma akibat kecelakaan, memar, ataupun perdarahan, berpotensi Pendidikan Dokter, Gelombang 2, Tahun Akademik 2014-2015

888 Sella Ade Putri, et al. sebagai anti alergi, dan bermacam-macam luka seperti luka bakar, luka pasca operasi, luka akibat kecelakaan, atau benda tajam pada kulit seperti luka sayat dan luka iris. B. Bahan dan Metode Rancangan penelitian yang digunakan adalah eksperimental dengan variabel terikat berupa waktu penyembuhan luka sayat dan variabel bebas berupa ekstrak etanol daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata [Lam]Pers. Bahan penelitian yang digunakan diantaranya, ekstrak etanol daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata [Lam]Pers, ketamin, povidone iodine dan Na CMC. Ekstrak etanol daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata [Lam]Pers.) terbagi menjadi tiga dosis yaitu 4,32, 8,64, 17,28gram/200g BB tikus Sampel penelitian diambil berdasarkan rumus Federer dengan total sampel 30 ekor tikus setelah di tambahkan 10% untuk mengantisipasi hewan uji yang mati. Seluruh hewan dikelompokkan menjadi 5 kelompok dan seluruh hewan uji diadaptasikan selama 7 hari kemudian Rambut disekitar daerah yang akan dilukai dicukur dan dibersihkan menggunakan NaCl fisiologis 0,9%. Perlukaan setelah sebelumnya tikus dianastesi dengan diberikan kentamin dengan dosis 0,3 cc. Pada daerah tersebut dilakukan sayatan di daerah punggung sejajar dengan os.vetebra menggunakan skalpel sepanjang 2 cm dan kedalaman 0,25 cm sampai lapisan subkutis dengan cara kulit diregangkan dengan jari telunjuk dan ibu jari tangan kiri bertindak sebagai peregang dan penekan. Setelah itu mencit diberi perlakuan sesuai dengan kelompoknya selama 14 hari berikutnya, (kelompok control nrgatif diberi Na CMC, kelompok control positif diberi povidone iodine, kelompok dosis 1 ekstrak etanol daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata[lam]pers.) dengan dosis 4,32 gram/200g BB tikus, kelompok dosis 2 diberi ekstrak etanol daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata [Lam]Pers.) dengan dosis 8,64 gram/200g BB tikus dan kelompok dosis 3 diberi ekstrak etanol daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata [Lam]Pers.) dengan dosis 17,28gram/200g BB tikus. Dalam penelitian ini data hasil percobaan dilakukan uji normalitas dan homogenitas serta dianalisis dengan menggunakan uji ANAVA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Farmakologi & Terapi Universitas Padjajaran pada tanggal 11 Mei sampai 25 Mei 2015. C. HASIL Rata-rata lama penyembuhan luka dapat dijelaskan pada tabel dibawah ini. Tabel 4.1 Rata-Rata Data Penyembuhan Luka Sayat Kelompok Mean Std. Deviation Minimum Maximum Dosis I 1,33cm 0,20 1,13 1,60 Dosis II 0,95cm 0,53 0,30 1,60 Dosis III 1,53cm 0,34 1,08 1,96 Kontrol Negatif 1,25cm 0,49 0,73 1,93 Kontrol Positif 1,32cm 0,46 0,80 1,97 Keterangan Dosis I : ekstrak etanol daun cocor bebek 4,32 gram/200g BB tikus Dosis II : ekstrak etanol daun cocor bebek 8,64 gram/200g BB tikus Dosis III : ekstrak etanol daun cocor bebek 17,28 gram/200g BB tikus Kontrol negatif : diberikan Na CMC 0,5% Prosiding Penelitian Sivitas Akademika Unisba (Kesehatan)

Efek Ekstrak Etanol Daun Cocor Bebek (Kalanchoe pinnata [Lam]Pers.) 889 Kontrol positif : diberikan povidone iodine Ukuran Luka 2.00 1,53cm 1.50 1,33cm 1,25cm 0,95cm 1.00 1,32cm 0.50 0.00 Dosis I Dosis II Dosis III Kontrol Negatif Kontrol Positif Gambar 4.1 Rata-rata Lama penyembuhan luka Tabel dan gambar pada 4.1 merupakan hasil pengukuran penelitian. Rata-rata lama penyembuhan pada kelompok perlakuan dosis I sebesar 1,33cm, pada kelompok perlakuan dosis II memiliki rata-rata 0,95cm, rata-rata kelompok perlakuan dosis III sebesar 1,53cm, rata-rata kelompok kontrol negatif 1,25cm dan rata-rata kelompok kontrol positif sebesar 1,32cm. Hal ini menunjukan bahwa rata-rata paling lama untuk penyembuhan luka terdapat pada kelompok perlakuan Dosis III yaitu 1,53 cm dan paling cepat terdapat pada kelompok perlakuan Dosis II yaitu 0,95 cm. Hubungan antara konsentrasi ekstrak etanol daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata [Lam]Pers.) dengan waktu penyembuhan luka sayat pada tikus putih. Uji Normalitas Pengujian normalitas shapiro-wilk dengan bantuan software SPSS 13 diperoleh hasil sbagai berikut : Ho: Data berdistribusi normal H 1 : Data tidak berdistribusi normal α = 5% Kriteria Uji : 1. Terima Ho jika P-Value (Asymp sig) > α 2. Tolak Ho jika P-value (Asymp sig) α Tabel 4.2 Pendidikan Dokter, Gelombang 2, Tahun Akademik 2014-2015

890 Sella Ade Putri, et al. Tests of Normality Lama_penyembuhan Kelompok Dosis I Dosis II Dosis III Kontrol Negatif Kontrol Positif Shapiro-Wilk Statistic df Sig.,914 5,492,967 5,858,977 5,916,925 5,561,966 5,846 Uji Homogenitas Pengujian homogenitas menggunakan uji Levene Test. Dalam pengujian perbedaan dua rata-rata sampel tidak berpasangan, pengujian homogenitas varians dilakukan untuk dapat menyimpulkan apakah kedua populasi memiliki varians yang homogen atau tidak. Ho: Varians populasi homogen H 1 : Varians populasi heterogen α = 5 Tabel 4.3 Test of Homogeneity of Variance Lama_penyembuhan Based on Mean Based on Median Based on Median and with adjusted df Based on trimmed mean Levene Statistic df1 df2 Sig. 1,444 4 20,256,789 4 20,546,789 4 16,406,549 1,445 4 20,256 Hasil ANOVA Rata-Rata Penyembuhan Luka Pengujian ini dilakukan untuk membandingkan perbedaan rata-rata penyembuhan luka pada minimal sepasang kelompok perlakuan. Karena hasil pengujian sebelumnya menunjukkan bahwa varians kedua populasi homogen, maka dilakukan analisis statistik ANOVA yang hasilnya sebagai berikut : Ho: Tidak terdapat perbedaan rata-rata penyembuhan luka pada minimal sepasang kelompok perlakuan. H 1 : Terdapat perbedaan rata-rata penyembuhan luka minimal sepasang kelompok perlakuan. Prosiding Penelitian Sivitas Akademika Unisba (Kesehatan)

Efek Ekstrak Etanol Daun Cocor Bebek (Kalanchoe pinnata [Lam]Pers.) 891 Tabel 4.4 Hasil ANOVA Rata-Rata Penyembuhan Luka ANOVA Lama_penyembuhan Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups,893 4,223 1,262,318 Within Groups 3,538 20,177 Total 4,431 24 D. PEMBAHASAN Pemberian ekstrak etanol daun cocor bebek dapat dinilai manfaatnya, dapat dilihat pada tabel 4.1 bahwa rata-rata penyembuhan pada kontrol negatif yang diberi CMC 0,5%, kontrol positif yang diberi povidone iodine dan dosis I yang diberi ekstrak etanol daun cocor bebek 4,32 gram tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Dosis III yang diberi ekstrak etanol daun cocor bebek 17,28 gram memiliki rata-rata penyembuhan lebih lama dibandingkan dengan kelompok lainnya. Dosis II yang diberikan ekstrak etanol daun cocor bebek 8,64 gram menunjukkan hasil yang lebih baik dari pada kelompok perlakuan lainnya. Rata-rata penyembuhan luka sebesar 0,95 cm dibandingkan kelompok dosis I, III, kontrol negatif dan kontrol positif. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian ekstrak etanol daun cocor bebek dengan dosis 4,32 gram dan 17,28 gram tidak menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna dibandingkan dengan pemberian CMC 0,5% dan povidone iodine. Perbedaan yang bermakna ditunjukkan oleh dosis II yang diberikan ekstrak etanol daun cocor bebek 8,64 gram, terutama bila dibandingkan dengan kelompok yang diberikan CMC 0,5% dan povidone iodine dan ekstrak etanol daun cocor bebek dengan dosis I yaitu 4,32 gram. Pemberian ekstrak etanol daun cocor bebek secara topikal pada luka hewan percobaan meningkatkan aktivitas penyembuhan luka. Peningkatan aktivitas penyembuhan luka ini disebabkan ekstrak etanol daun cocor bebek mengandung senyawa saponin, tannin, flavonoid, alkaloid dan bufadienolide yang merupakan suatu streoidal glycoside. Kandungan flavonoid dalam cocor bebek merupakan senyawa pereduksi yang baik, diduga memiliki daya anti inflamasi dan anti bakteri dilihat dari mekanisme kerjanya dengan cara membentuk senyawa kompleks terhadap protein extraseluler yang mengganggu keutuhan membran sel bakteri. Berdasarkan uji normalitas untuk data perlakuan terhadap tikus sebelum dan sesudah dilakukan perlukaan menunjukkan bahwa data mengikuti distribusi normal, oleh karena itu, pengujian dilanjutkan dengan dilakukan pengujian homogenitas untuk mengetahui varrians error data bersifat homogen atau heterogen berdasarkan perlakuan tertentu. Pengujian homogenitas dalam penelitian ini menggunakan uji Levene test. Hasil pengujian menyebutkan bahwa dapat disimpulkan berdasarkan lampiran uji homogenitas bahwa varians populasi homogen. Untuk melihat perbandingan rata-rata penyembuhan luka pada minimal sepasang kelompok perlakuan. Karena hasil pengujian sebelumnya menunjukkan bahwa varians kedua populasi homogen, maka dilakukan analisis statistik analysis of variance Pendidikan Dokter, Gelombang 2, Tahun Akademik 2014-2015

892 Sella Ade Putri, et al. (ANOVA), berdasarkan hasil analisis statistik analysis of variance (ANOVA) dengan uji F pada rata-rata penyembuhan luka menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata penyembuhan luka yang signifikan pada minimal sepasang kelompok perlakuan. Untuk melihat apakah terdapat perbedaan pada masing-masing kelompok perlakuan, maka dilakukan uji lanjut yaitu uji lanjut LSD dengan menggunakan bantuan software Statistical Package for the Social Science (SPSS), berdasarkan hasil uji lanjut LSD antara perlakuan dosis I dan dosis II, antara dosis I dan dosis III, antara dosis I dan kontrol negatif, antara dosis I dan kontrol positif, antara dosis II dan kontrol negatif, antara dosis II dan kontrol positif, antara dosis III dan kontrol negatif, antara dosis III dan kontrol positif, antara kontrol negatif dan kontrol positif memiliki nilai signifikan ( 0,05), artinya tidak terdapat perbedaan lama penyembuhan luka yang signifikan antara masing-masing kelompok perlakuan tersebut. Sedangkan antara kelompok dosis II dan dosis III memiliki nilai signifikan ( 0,05), artinya terdapat perbedaan lama penyembuhan luka yang signifikan antara kelompok dosis II dan dosis III. E. SIMPULAN Simpulan dari hasil penelitian serta pembahasan yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan sebagai berikut : Efek ekstrak etanol daun cocor bebek (kalanchoepinnata [Lam] Pers.) dalam memepercepat waktu penyembuhan luka sayat pada tikus galur Wistar berefek mempercepat durasi penyembuhan luka sayat pada tikus putih jantan galur Wistar, Dosis II yaitu dengan dosis 8,64 gram/200 gram BB tikus adalah dosis yang paling efektif pada penyembuhan luka dibandingkan dengan dosis I, III, kontrol negatif, dan kontrol positif. Daftar Pustaka Sjamsuhidajat and Wim de jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. 3rd ed.; 2004:95-98. Atik Nur JIAR. The Differences Between Topical Aplication of The Aloe Vera Gel With The Povidone Iodine Solutio For Skin Wound Healing In Mice ( Mus Musculus ). 2009. Ayyanar M. Herbal medicines for wound healing among tribal people in Southern India : Ethnobotanical and Scientific evidences. 2009;2(3):29-42. Oktora L, Kumala R, Pengajar S, Studi P, Universitas F. Pemanfaatan Obat Tradisional dan Keamanannya. 2006;III(1):1-7. Maureen M. Magdalena. Obat Tradisional vs Obat Kimia. 2015. https://www.deherba.com/obat-tradisional-vs-obat-kimia.html. Dalimartha S. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. 2nd ed. jakarta : Trubus Agriwidya; 2008. Kazmi, I., Khan, R., Singh, R., Chauhan, M., Anwar, F., Bist T. Brophyllum Pinnatum A review. Int J Res Biol Sci. 2012. Nayak BS, Marshall JR, Isitor G. Wound healing potential of ethanolic extract of Kalanchoe pinnata Lam. leaf A preliminary study. 2010;48(June):572-576. Ram B. Gupta AD. Gasoline, Diesel and Ethanol Biofuels from Grasses and Plants.; 2008. Arun M, Satish S, Anima P. Herbal Boon For Wounds. 2013;5(2). Robert K. Murray DKG& VWR. Biokimia Harper. 27th ed.; 2006:624. Prosiding Penelitian Sivitas Akademika Unisba (Kesehatan)

Efek Ekstrak Etanol Daun Cocor Bebek (Kalanchoe pinnata [Lam]Pers.) 893 Lawrence WT. Wound Healing Biology and Its Application to Wound Management. In: The Physiologic Basis of Surgery. 3rd ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins: O Leary P, penyunting; 2002. William & Wilkins L. Wound care made incredibly easy. A walters kluwer Co. 2003. Pendidikan Dokter, Gelombang 2, Tahun Akademik 2014-2015