PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 44 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

dokumen-dokumen yang mirip
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 97 TAHUN 2008

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 39 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI RIAU

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 45 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PENDAPATAN PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 36 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PEKERJAAN UMUM PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 13 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI RIAU

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 37 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH PROVINSI RIAU

WALIKOTA TASIKMALAYA,

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 38 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 32 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS SOSIAL PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU

DRAFT PER TGL 17 OKT 2008

Penetapan kebijakan pengelolaan mineral, batubara, panas bumi dan air tanah nasional.

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 35 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 46 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS KOMUNIKASI, INFORMATIKA DAN PENGOLAHAN DATA ELEKTRONIK PROVINSI RIAU

BUPATI MANDAILING NATAL

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 14 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PROVINSI RIAU

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 128 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 43 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN DAN BINA MARGA KOTA BATU

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 28 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI RIAU

PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA 1. Mineral, Batu Bara, Panas Bumi, dan Air Tanah PEMERINTAH

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 18 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS BADAN PENANAMAN MODAL DAN PROMOSI DAERAH PROVINSI RIAU

PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS DAN URAIAN TUGAS JABATAN PADA DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN BARITO UTARA

BUPATI TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA,

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 89 TAHUN 2008

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 26 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU PROVINSI RIAU GUBERNUR RIAU

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 20 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PENGEMBANGAN DESA PROVINSI RIAU

PEMERINTAH PROPINSI RIAU PERATURAN DAERAH PROPINSI RIAU NOMOR 8 TAHUN 2001

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 23 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI RIAU GUBERNUR RIAU

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 12 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS INSPEKTORAT PROVINSI RIAU DENGAN RAKHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN SUMBAWA

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 17 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS BADAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI RIAU

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 19 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS BADAN PERPUSTAKAAN, ARSIP DAN DOKUMENTASI PROVINSI RIAU

BUPATI SINJAI PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI PROVINSI PAPUA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN MUSI BANYUASIN

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 33 TAHUN 2015

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

BISMILLAHIRRAHMANIRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA ACEH

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 29 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PENDIDIKAN PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 89 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 15 TAHUN 2009 TENTANG

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 541 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SUMBER DAYA AIR DAN PERTAMBANGAN KABUPATEN GARUT

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 76 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR BALI, Mengingat

GUBERNUR SUMATERA BARAT,

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG

GAMBARAN PELAYANAN DINAS ESDM PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 534 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GARUT

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 36 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 93 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA

PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 27 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS BADAN PENGHUBUNG PROVINSI RIAU DENGAN RAKHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, tentang Sistim Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104,

MEMUTUSKAN: BAB II SUSUNAN ORGANISASI Pasal 2

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 22 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS RUMAH SAKIT JIWA TAMPAN PROVINSI RIAU

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 40 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI RIAU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 40 TAHUN 2011

-4- (2) Badan dipimpin oleh Kepala Badan berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 86 TAHUN 2008 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 21 TAHUN 2009 TENTANG

-1- BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

Berdasarkan susunan organisasi Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah, rincian komposisi Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah adalah sebagai berikut :

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

GUBERNUR BALI, Mengingat

BUPATI KUTAI KARTANEGARA,

Transkripsi:

1 PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 44 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU Menimbang : a. Bahwa sebagai tindak lanjut pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Pemerintah Provinsi Riau dipandang perlu untuk membuat tugas pokok, fungsi dan rincian tugas disesuaikan kembali; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana huruf a diatas, dipandang perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang uraian tugas Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Riau. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 61 Tahun 1958 tentang pembentukan Daerah Swatantra Tingkat I Sumatera Barat, Jambi dan Riau (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1646); 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 3. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437); 4. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

2 5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah. 8. Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 2 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang menjadi Kewenangan Provinsi Riau (Lembaran Daerah Nomor 2 Tahun 2008) 9. Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Riau (Lembaran Daerah Provinsi Riau Tahun 2008). MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR RIAU TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI PROVINSI RIAU BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Provinsi Riau; 2. Gubernur adalah Gubernur Riau; 3. Dinas Pertambangan dan Energi adalah Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Riau. BAB II SUSUNAN ORGANISASI Pasal 2 Dinas Pendidikan terdiri dari : a. Kepala Dinas b. Sekretaris c. Bidang Sistem Informasi Geografis dan Pelaporan d. Bidang Ketenagalistrikan dan Energi e. Bidang Pertambangan Umum f. Bidang Geologi dan Minyak dan Gas (Migas)

3 BAB III TUGAS POKOK DAN FUNGSI Bagian Kesatu KEPALA DINAS Pasal 3 (1) Kepala Dinas Pertambangan dan Energi mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan azas otonomi daerah dan tugas desentralisasi, tugs dekonsentrasi dan tugas pembantuan bidang pertambangan dan energi. (2) Kepala Dinas Pertambangan dan Energi berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur. Pasal 4 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 3, Kepala Dinas Pertambangan dan Energi menyelenggarakan fungsi : a. merumuskan kebijaksanaan pemerintah daerah di bidang pertambangan dan energi; b. mengkoordinasikan, memadukan, menyelaraskan, dan menyerasikan kebijaksanaan dan kegiatan pengembangan pertambangan dan energi; c. menyusun rencana kerja dan program pembangunan bidang pertambangan dan energi d. melaksanakan rencana kerja dan program pembangunan yang menyangkut bidang tugasnya sesuai dengan mekanisme yang ditetapkan e. membantu Pembinaan dan Pengembangan Pertambangan dan Energi f. penyediaan dukungan/ bantuan dalam rangka pengembangan dan pemanfaatan sumber daya mineral dan energi serta air bawah tanah. g. penyediaan dukungan kerjasama antar Kabupaten/Kota dalam rangka pengembangan Pertambangan dan Energi h. pemberian izin usaha inti pertambangan umum lintas kabupaten/kota yang meliputi Eksplorasi dan Eksploitasi i. pemberian izin usaha inti listrik dan distribusi lintas kabupaten/kota yang tidak disambung ke grid nasional j. pengelolaan sumber daya mineral dan energi non migas, bahan radioaktif pada laut propinsi ( dari 4 12 mil ) k. melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan pekerjaan l. membuat laporan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan m. menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan lingkup tugasnya n. memberikan pelayanan umum dan pelayanan teknis dibidang pertambangan dan energi o. melaksanakan pelatihan dan penelitian di bidang pertambangan dan energi p. melaksanakan tugas tugas lain yang diberikan Gubernur Riau

4 Bagian Kedua SEKRETARIS Pasal 5 (1) Sekretaris mempunyai pekerjaan dan kegiatan menyelenggarakan pekerjaan dan kegiatan pelayanan administrasi, umum, kepegawaian, keuangan, kehumasan, hukum, organisasi, ketatalaksanan, protokol dan keamanan kepada unsur di lingkup Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Riau. (2) Sekretaris berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Pasal 6 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 5, Sekretaris mempunyai fungsi: a. melaksanakan kegiatan administrsi ketatausahaan, kepegawaian, kehumasan, hukum, organisasi, tatalaksana, analisis jabatan, analisis beban kerja, budaya kerja, protokol dan keamanan; b. melaksanakan kegiatan administrasi penganggaran, perbendaharaan, verifikasi, akuntansi, pengadaan dan administrsi perlengkapan dan pemeriliharaan fasilitator kantor; c. melaksanakan kegiatan penyusunan rencana, anggaran pada Dinas Pertambangan dan Energi serta menyusun laporan kegiatan; d. melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan hukum, organisasi dan ketataksanaan di lingkup Dinas Pertambangan dan mengkoordinasikannya dengan Biro Hukum, Kelembagaan dan Tatalaksana; e. melaksanakan tugas - tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas; Pasal 7 (1) Sekretaris, terdiri atas: a. Sub Bagian Bina Program; b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; c. Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan; (2) Masing-masing Sub Bagian dipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris. Pasal 8 (1) Kepala Sub Bagian Bina Program mempunyai tugas: a. menghimpun data dan meyiapkan data bahan koordinasi penyusunan program; b. mengkoordinir usulan rencana program/kegiatan dari bidang dan balai untuk diteruskan ke bappeda; c. mempersiapkan bahan-bahan untuk musrenbang bidang pertambangan dan energi, musrenbangda dan musrenbang nasional; d. menyusun rencana kerja program/kegiatan tahunan;

5 e. mempersiapkan bahan pembahasan anggaran apbd dan apbn dengan instansi terkait, tim anggaran eksekutif dan legislatif; f. mempersiapkan bahan-bahan presentasi kepala dinas; g. menyusun laporan tahunan dinas pertambangan dan energi; h. mengumpulkan dan mengolah data untuk pembuatan laporan tahunan, lakip dan laporan pertanggungjawaban gubernur / lpj; i. mengumpulkan dan mengolah data yang berkenaan dengan perencanaan dari sekretariat, bidang dan unit pelaksanaan teknis (upt) untuk menyusun kebijakan dan perencanaan di unit kerja; j. mempersiapkan dan mengkoordinasikan penyelesaian tindak lanjut hasil pemeriksaan (lhp) atau pemutakhiran data hasil pemeriksaan kegiatan; k. melaksanakan monitoring dan evaluasi; l. melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh atasan. (2) Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas : a. melaksanakan penerimaan, pendristribusian dan pengiriman surat-surat, penggandaan naskah-naskah dinas, kearsipan dan perpustakaan dinas; b. menyelenggarakan urusan rumah tangga dan keprotokolan; c. melaksanakan tugas di bidang hubungan masyarakat; d. mempersiapkan seluruh rencana kebutuhan kepegawaian mulai penempatan formasi, pengusulan dalam jabatan, usulan pensiun, peninjauan masa kerja, pemberian penghargaan, kenaikan pangkat, dp3 duk, sumpah atau janji pegawai, gaji berkala, kesejahteraan, mutasi dan usulan pemberhentian pegawai,diklat, ujian dinas, izin belajar, pembinaan kepegawaian, dan disiplin pegawai; e. menyusun standar kompetensi pegawai, tenaga teknis, tenaga fungsional, analisis jabatan, analisis beban kerja, budaya kerja, hukum, organisasi, ketatatalaksanan, keamanan dan tugas umum dan tata usaha kepegawaian lainnya; f. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan. (3) Kepala Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan mempunyai tugas : a. menyusun rencana dan program kerja tahunan sub bagian; b. menyiapkan dan mengkoordinir administrasi, penata usahaan, keuangan, skpd, sesuai dengan ketentuan perundang undangan; c. mengkoordinasikan pelaksanaan anggaran sesuai dengan dpa/dipa; d. menyiapkan gaji pegawai, gaji rapel, gaji pensiun, kenaikan gaji berkala, skpp dan lain-lain yang berkaitan dengan gaji pegawai sesuai dengan ketentuan yang berlaku; e. meneliti, memverifikasi dan mengawasi dokumen keuangan serta pengendalian tertib administrasi surat pertanggung jawaban (spj); f. menyiapkan dan merekap spd, spp, spm, dan sp2d unit kerja beserta dengan kelengkapannya; g. mengkoordinir penerima dan penyetoran pajak satuan kerja perangakat daerah (skpd); h. menyiapakan dan melaksanakan pengadaan kebutuhan barang dan perlengkapan skpd serta melaksanakan administrasi barang inventaris;

6 i. melaksanakan pengadaan dan pemeriksaan barang dan jasa; j. memelihara, menyimpan, mengawasi dan mengajukan penghapuskan barang inventaris dan dokumen negara; k. menyusun laporan realisasi anggaran dan laporan barang milik negara satuan kerja perangkat daerah (skpd) untuk disampaikan kepada gubernur; l. melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh atasan; Bagian Ketiga Bidang Sistem Informasi Geografis dan Pelaporan Pasal 9 (1) Kepala Bidang Sistem Informasi Geografis dan Pelaporan mempunyai tugas melakukan pengumpulan data, menganalisa, pengolahan data, pengelolaan jaringan komputer dan penyebaran informasi serta publikasi hasil kegiatan pertambangan dan energi. (2) Kepala Bidang Sistem Informasi Geografis dan Pelaporan berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Pasal 10 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 9, Kepala Bidang Sistem Informasi Geografis dan Pelapporan menyelenggarakan fungsi : a. merumuskan, pengembangan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan di bidang sistem informasi geografis dan pelaporan pertambangan dan energi yang meliputi pemberdayaan sistem informasi, komunikasi dan pengembangan informasi dan telematika; b. melaksanakan pengelolaan data sistem informasi geografis dan penyebar luasan informasi serta publikasi bidang pertambangan dan energi; c. mengevaluasi, menganalisa pelaksanaan pengembangan sistem informasi manajemen pertambangan dan energi; d. membuat laporan dan pedokumentasian kegiatan pertambangan dan energi; e. melaksanakan fasilitasi bantuan teknis di bidang teknologi informatika, pengelolaan data, informasi dan pemberdayaan informatika; f. melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan kepala dinas. Pasal 11 (1) Bidang Sistem Informasi Geografis dan Pelaporan terdiri : a. Seksi Analisa Kegiatan ; b. Seksi Pengolahan Data Sistem Informasi Geografis; c. Seksi Pelaporan dan Dokumentasi. (2) Masing-masing Seksi dipimpim Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang.

7 Pasal 12 (1) Kepala Seksi Analisa Kegiatan dan Pelaporan mempunyai tugas : a. melaksanakan penyusunan program kerja seksi analisa kegiatan; b. menyusun bahan pertimbangan analisa kegiatan di bidang pertambangan dan energi; c. merencanakan dan menganalisa pembangunan pengembangan sistem imformasi managemen pertambangan dan energi; d. menganalisa bahan evaluasi dan pelaporan daerah potensi pertambangan dan energi; e. menganalisa pelayanan informasi bidang pertambangan dan energi; f. menganalisa hasil kegiatan bidang pertambangan dan energi; g. menganalisa kajian pembangunan infrastruktur pusat pelayanan data dan sistem informasi publik bidang pertambangan dan energi; h. melaksanakan rapat koordinasi dan sinkronisasi teknis kajian pembangunan dan pengembangan data sistem informasi geografis (sig) pertambangan dan energi bersama instansi terkait ( pemerintah pusat, pemerintah provinsi, kabupaten dan kota); i. melaksanakan tugas tugas lainnya yang diberikan oleh atasan. (2) Kepala Seksi Pengolahan Data dan Dokumentasi mempunyai tugas : a. melaksanakan penyusunan program kerja seksi pengolahan data sistem informasi geografis b. melaksanakan pengelolaan dan pengembangan sistem informasi; c. melaksanakan sistem komputer; d. mengelola sistem jaringan komputer; e. melaksanakan, pengembangan aplikasi sistem komputer dan website; f. pembangunan infrastruktur pusat pelayanan data dan sistem informasi publik bidang pertambangan dan energi ; g. melaksanakan pengelolaan database; h. pembangunan sistem informasi pertambangan dan energi ; i. melaksanakan koordinasi, sinkronisasi pengelolaan data dan pembangunan sistem informasi dan manajemen pertambangan dan energi se provinsi riau. j. melaksanakan tugas tugas lainnya yang diberikan oleh atasan. Bagian Keempat Bidang Ketenagalistrikan dan Energi Pasal 13 (1) Kepala Bidang Ketenagalistrikan dan Energi Mempunyai tugas merumuskan,mengkoordinir dan menyusun serta mengevaluasi program/kegiatan Ketenagalistrikan dan Energi (2) Kepala Bidang Ketenagalistrikan dan Energi berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

8 Pasal 14 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 13, Kepala Bidang Ketenagalistrikan dan Energi mempunyai fungsi : a. mengkoordinasikan proses perizinan usaha ketenagalistrikan dan energi lintas kabupaten/kota; b. memfasilitasi penyelesaian permasalahan yang berhubungan dengan usaha ketenagalistrikan dan energi sesuai dengan kewenangan; c. mengkoordinasikan pembinaan dan bimbingan teknis usaha ketenagalistrikan dan energi; d. mengkoordinasikan pengembangan listrik perdesaan serta pemanfaatan energi baru terbarukan; e. mengkoordinasikan kegiatan konservasi ketenagalistrikan dan energi; f. merencanakan kegiatan pengawasan dan penertiban terhadap kegiatan usaha ketenagalistrikan dan energi; g. melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan kepala dinas. Pasal 15 (1) Bidang Ketenagalistrikan dan Energi terdiri : a. Seksi Ketenagalistrikan; b. Seksi Pengembangan Energi; c. Seksi Konservasi. (2) Masing-masing Seksi dipimpin oleh Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang. Pasal 16 (1) Kepala Seksi Ketenagalistrikan mempunyai tugas : a. melakukan inventarisasi pengusahaan ketenagalistrikan seprovinsi riau; b. melakukan sosialisasi peraturan perundang-undangan yang terkait dengan ketenagalistrikan; c. melakukan bimbingan teknis kepada pemegang izin usaha ketenagalistrikan untuk kepentingan sendiri/umum (iuks/iuku) dan usaha jasa penunjang ketenagalistrikan (iuptl); d. melakukan evaluasi penetapan harga jual ketenagalistrikan terhadap pemegang izin usaha ketenagalistrikan sesuai kewenangan; e. memberikan pertimbangan teknis terhadap penerbitan izin usaha ketenagalistrikan untuk kepentingan sendiri/umum (iuks/iuku) yang sarana instalasinya mencakup lintas kabupaten/kota; f. mengkompilasi data pengusahaan pemegang izin usaha ketenagalistrikan untuk kepentingan sendiri/umum (iuks/iuku) se-provinsi riau; g. memberikan pertimbangan teknis dalam penyusunan rencana umum ketenagalistrikan daerah (rukd) provinsi riau; h. melaksanakan tugas lain yang diperintahkan atasan. (2) Kepala Seksi Pengembangan Energi mempunyai tugas : a. melakukan inventarisasi potensi sumber energi dan pemanfaatan energi; b. melakukan survey dan pengkajian tehadap kelayakan pembangunan sarana peyediaan energi yang berasal dari sumbersumber energi alternatif;

9 c. menyusun rencana dan melaksanakan pengembangan energi yang didasarkan dari hasil penelitian terhadap sumber-sumber energi yang tersedia; d. mengumpulkan bahan, kajian, penyiapan serta evaluasi atas rencana dan pengembangan energi baru terbarukan; e. mengumpulkan bahan, kajian, penyiapan dan pelaksanaan pengembangan energi perdesaan; f. memanfaatkan potensi energi baru terbarukan melalui pembangunan listrik perdesaan. g. melaksanakan tugas lain yang diperintahkan atasan. (3) Kepala Seksi Konservasi mempunyai tugas : a. merumuskan program penghematan tenaga listrik dan energi di daerah berdasarkan penjabaran dari program penghematan energi nasional; b. melakukan penyuluhan dan sosialisasi konservasi energi yang ditetapkan oleh pemerintah daerah; c. melakukan penyuluhan dan sosialisasi konservasi ketenagalistrikan yang ditetapkan oleh pemerintah daerah; d. melaksanakan audit energi; e. melaksanakan audit pemanfaatan tenaga listrik. f. melaksanakan tugas lain yang diperintahkan atasan. Bagian Kelima Bidang Pertambangan Umum Pasal 17 (1) Kepala Bidang Pertambangan Umum mempunyai tugas koordinasi dan dukungan kerjasama serta pembinaan bidang pertambangan umum. (2) Kepala Bidang Pertambangan Umum berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 17, Kepala Bidang Pertambangan Umum menyelenggarakan fungsi : a. mengkoordinasikan pemberian rekomendasi dan saran teknis terhadap proses perizinan usaha pertambangan umum dan izin usaha jasa penunjang pada wilayah lintas kabupaten/ kota sesuai kewenangannya; b. memberikan dukungan kerjasama dalam rangka peningkatan dan kelancaran pemasaran hasil produksi; c. mengkoordinasikan penyelesaian kewajiban pengusahaan pertambangan umum kepada negara/ daerah (pajak, iuran tetap dan iuran produksi) ; d. memfasilitasi pembahasan laporan produksi, laporan triwulan, laporan tahunan dan rencana kerja anggaran dan biaya (rkab) perusahaan pertambangan termasuk evaluasi laporan eksplorasi, eksploitasi, feasibility study, amdal, ukl/upl, rkl/rpl sesuai kewenangannya; e. mengkoordinasikan proses pengesahan kepala teknik tambang (ktt)/wakil kepala teknik tambang (wakil ktt) sesuai kewenangannya;

10 f. mengkoordinasikan program community development (cd) perusahaan pertambangan dan rencana penutupan tambang, pelaksanaan/ kemajuan reklamasi serta kegiatan pengecekan tata batas wilayah kuasa pertambangan; g. mengkoordinasikan kegiatan pembinaan dan bimbingan teknis pertambangan umum sesuai dengan kewenangannya; h. memberikan dukungan kerjasama pengembangan pengusahaan pertambangan umum di kabupaten/ kota; i. mengkoordinasikan pendataan dan pengendalian terhadap penimbunan, pengangkutan, pemakaian bahan peledak; j. merencanakan kegiatan pengawasan dan penertiban terhadap kegiatan usaha pertambangan umum dan mengkoordinasikan penyelesaian permasalahan tumpang tindih wilayah pertambangan; k. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan. Pasal 18 (1) Bidang Pertambangan Umum terdiri : a. Seksi Batubara; b. Seksi Mineral; c. Seksi Konservasi dan Rehabilitasi. (2) Masing-masing Seksi dipimpin oleh Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang. Pasal 19 (1) Kepala Seksi Batubara mempunyai tugas : a). memproses rekomendasi izin usaha pertambangan batubara dan gambut meliputi: izin penyelidikan umum, eksplorasi, eksploitasi, pengangkutan dan penjualan, usaha jasa penunjang, gudang bahan peledak, penimbunan bahan bakar cair; b) melakukan kegiatan inventarisasi kegiatan penimbunan, pengangkutan, pemakaian bahan peledak, wilayah potensial batubara dan gambut untuk pengembangan usaha pertambangan; c) memberikan dukungan kerjasama dalam rangka peningkatan dan kelancaran pemasaran hasil produksi dan pengembangan pengusahaan batubara dan gambut di kabupaten/kota; d) memberikan bimbingan teknis pertambangan; e) melakukan verifikasi hasil produksi batubara dan gambut, kewajiban pengusaha kepada negara/ daerah sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku; f) melakukan verifikasi tata batas wilayah kuasa pertambangan batubara dan gambut; g) melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan. (2) Kepala Seksi Mineral mempunyai tugas : a) memproses rekomendasi izin usaha pertambangan mineral meliputi: izin penyelidikan umum, eksplorasi, eksploitasi, pengangkutan dan penjualan, usaha jasa penunjang, gudang bahan peledak, penimbunan bahan bakar cair dan air raksa; b) melakukan kegiatan inventarisasi kegiatan penimbunan, pengangkutan, pemakaian bahan peledak, wilayah potensial mineral untuk pengembangan usaha pertambangan;

11 c) memberikan dukungan kerjasama dalam rangka peningkatan dan kelancaran pemasaran hasil produksi dan pengembangan pengusahaan mineral di kabupaten/kota; d) memberikan bimbingan teknis pertambangan; e) melakukan verifikasi hasil produksi mineral, kewajiban pengusaha kepada negara/ daerah sesuai dengan peraturan dan perundangundangan yang berlaku; f) melakukan verifikasi tata batas wilayah kuasa pertambangan mineral. g) melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan. (3) Kepala Seksi Rehabilitasi dan Konservasi mempunyai tugas : a. melakukan evaluasi pelaksanaan konservasi mineral, batubara dan gambut; b. melakukan bimbingan teknis terhadap peningkatan nilai tambah mineral, batubara dan gambut; c. melakukan koordinasi dan evaluasi teknik pengolahan produksi mineral, batubara dan gambut; d. melakukan proses administrasi dan pendataan terhadap rencana reklamasi dan penutupan tambang; e. melakukan proses evaluasi dokumen amdal, ukl/upl, rkl/rpl; f. menyusun pedoman dan melaksanakan upaya rehabilitasi dan konservasi terhadap kawasan pertambangan; g. melakukan verifikasi pelaksanaan jaminan kesungguhan, jaminan reklamasi dan penutupan tambang; h. melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pemberdayaan masyarakat.; i. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan. Bagian Keenam Bidang Geologi dan Minyak dan Gas (Migas) Pasal 20 (1) Kepala Bidang Geologi dan Minyak dan Gas (Migas) mempunyai tugas mengkoordinir dalam pelaksanaan kegiatan Bidang Geologi dan Migas) (2) Kepala Bidang Geologi dan Minyak dan Gas (Migas) berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Untuk melaksanakan tugas sebagaiman dimaksud pada pasal 20, Kepala Bidang Geologi dan Minyak dan Gas mempunyai fungsi: a. mengkoordinir dan mengevaluasi kegiatan air bawah tanah dan air permukaan; b. mengkoordinir dan mengevaluasi kegiatan pemetaan geologi dan sumber daya mineral; c. mengkoordinir dan mengevaluasi kegiatan mitigasi bencana alam geologi; d. mengkoordinir, mengkonsultasikan dan merekomendasikan penggunaan wilayah minyak dan gas bumi; e. mengkoordinasikan pendistribusian pemakaian bahan bakar minyak dan gas; f. menyusun kebijakan teknis pengelolaan air tanah; g. melaksanakan tugas lain yang diberikan kepala dinas.

12 Pasal 21 (1) Bidang Geologi dan Migas terdiri: a. Seksi Air Bawah Tanah dan Air Permukaan; b. Seksi Geologi dan Sumber Daya Mineral; c. Seksi Migas. (2) Masing-masing Seksi dipimpin oleh Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang. Pasal 22 (1) Kepala Seksi Air Bawah Tanah dan Air Permukaan mempunyai tugas: a. melaksanakan kegiatan inventarisasi dan pengelolaan air tanah pada cekungan air tanah; b. menyusun rencana pengelolaan air tanah pada cekungan air tanah; c. melaksanakan evaluasi dan verifikasi pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan air tanah; d. menyelenggarakan kegiatan konservasi air tanah pada cekungan air tanah; e. menyusun zona pemanfaatan air tanah pada cekungan air tanah; f. melakukan pengawasan terhadap pemegang sipa dan sippat; g. memberikan rekomendasi teknis dalam penerbitan izin pemakaian air tanah pada cekungan air tanah lintas kabupaten/kota; h. memproses izin pemanfaatan air sungai lintas kabupaten/kota; i. melakukan penghitungan nilai perolehan air (npa); j. melakukan perhitungan pemakaian air tanah dan air permukaan; k. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan. (2) Kepala Seksi Geologi dan Sumber Daya Mineral mempunyai tugas : a. melaksanakan inventarisasi geologi dan sumber daya mineral, batubara dan panas bumi; b. melaksanakan inventarisasi dan pengelolaan lingkungan geologi, geologi teknik, kawasan rawan bencana dan kawasan lingkungan geologi; c. menyusun dan melaksanakan kegiatan mitigasi bencana geologi; d. memproses rekomendasi dan koordinasi mitigasi bencana geologi; e. melakukan pemetaan geologi dan sumber daya mineral skala 1 : 100.000; f. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan. (3) Kepala Seksi Minyak dan Gas Bumi mempunyai tugas: a. melakukan penghitungan produksi dan realisasi lifting minyak bumi dan gas bumi bersama pemerintah; b. memberikan rekomendasi penggunaan wilayah kerja kontrak kerja sama untuk kegiatan migas pada lintas kabupaten/kota; c. menginventarisasi badan usaha jasa penunjang migas hulu yang beroperasi di daerah provinsi; d. menginventarisasi badan usaha migas hilir yang beroperasi di daerah provinsi; e. merencanakan pengawasan pengendalian pendistribusian bahan bakar minyak di wilayah provinsi; f. memberikan rekomendasi pendirian gudang bahan peledak dalam rangka kegiatan usaha migas di daerah operasi daratan dan di daerah operasi paling jauh 12 (dua belas) mil laut diukur dari garis pantai ke arah laut lepas dan/atau ke arah perairan kepulauan;

13 g. melakukan verifikasi terhadap kegiatan usaha perusahaan jasa penunjang minyak dan gas bumi untuk bidang usaha jasa penyediaan komoditi dan jasa boga dan bidang usaha jasa penyediaan material dan peralatan termasuk pelayanan purna jual yang berdomisili di provinsi; h. memberikan izin pembukaan kantor perwakilan perusahaan di sub sektor minyak dan gas bumi; i. memberikan rekomendasi lokasi pendirian kilang; j. memberikan persetujuan surat keterangan terdaftar perusahaan jasa penunjang kecuali yang bergerak di bidang fabrikasi, konstruksi, manufaktur, konsultan dan teknologi tinggi; k. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan. BAB IV KETENTUAN PENUTUP Pasal 23 (1) Dengan berlakunya Peraturan Gubernur ini, maka : Keputusan Gubernur Riau Nomor 13 Tahun 2002 tentang Uraian Tugas Sub Bagian dan Seksi pada Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Riau; dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi. (2) Rincian Tugas, Fungsi dan Tatakerja yang belum diatur dalam Peraturan Gubernur ini, akan diatur lebih lanjut dalam Peraturan Gubernur tersendiri. Pasal 24 Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Riau. Ditetapkan di Pekanbaru pada tanggal GUBERNUR RIAU Diundangkan di Pekanbaru pada tanggal Plt. SEKRETARIS DAERAH PROVINSI RIAU H. M. RUSLI ZAINAL H. WAN SYAMSIR YUS Pembina Utama Madya NIP. 420002925 BERITA DAERAH PROVINSI RIAU TAHUN 2009 NOMOR :