PERATURAN ORGANISASI IKATAN PERSAUDARAAN HAJI NOMOR : II TAHUN 2010 TENTANG KODE ETIK

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN ORGANISASI IKATAN PERSAUDARAAN HAJI INDONESIA NOMOR : IV TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN ORGANISASI IKATAN PERSAUDARAAN HAJI INDONESIA NOMOR : V TAHUN 2010 TENTANG TATA KERJA ORGANISASI

PROVINSI BALI PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

2 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan

KABUPATEN WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR 02 TAHUN 2015 TENTANG

UNIVERSITAS GADJAH MADA KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK NOMOR : 08/SK/SA/ 2004 TENTANG KODE ETIK SENAT AKADEMIK SENAT AKADEMIK UNIVERSITAS GADJAH MADA,

PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK INSAN OMBUDSMAN KETUA OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA,

KODE ETIK ANGGOTA KOMISI PARIPURNA DAN ANGGOTA BADAN PEKERJA KOMISI NASIONAL ANTI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN

KODE ETIK AUDITOR INSPEKTORAT JENDERAL DEPARTEMEN AGAMA PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR: IJ/65/2006

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 25/PER/M.KOMINFO/12/2011 TENTANG

PERATURAN ORGANISASI IKATAN PERSAUDARAAN HAJI INDONESIA NOMOR : VII TAHUN 2012 TENTANG

2013, No Menetapkan : 3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

PERATURAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN KOTA PONTIANAK NOMOR: 51/KEP/2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN DINAS PENDIDIKAN KOTA PONTIANAK

PERATURAN BADAN ARBITRASE PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NOMOR : PER 02/BAKTI/ TENTANG KODE ETIK ARBITER

KODE ETIK PENERBIT ANGGOTA IKAPI

SUBSTANSI DAN KONTEN NILAI DASAR, KODE ETIK DAN KODE PERILAKU ASN

IKATAN KELUARGA ALUMNI STAR BPKP PERATURAN KETUA IKA STAR BPKP NOMOR. TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK IKA STAR BPKP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM MAHASISWA UNIVERSITAS JEMBER NOMOR 1 TAHUN 2017 tentang KODE ETIK KOMISI PEMILIHAN UMUM MAHASISWA

PERATURAN BADAN AUDIT KEMAHASISWAAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG KODE ETIK BADAN AUDIT KEMAHASISWAAN

PERATURAN DIRJEN PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA NOMOR: DJ.I/814/2010 TENTANG

PEDOMAN ETIKA DOSEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO

2017, No Nomor 142, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4450); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Peg

Kode Etik Pegawai Negeri Sipil

K E P U T U S A N KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA BUDDHA NEGERI SRIWIJAYA TANGERANG BANTEN NOMOR: Stb.01/SK/ 024 /2013 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 /PM.4/2008 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 13 Tahun : 2014

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : 01/PM.9/2010 TENTANG

PERATURAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN NOMOR 005 TAHUN 2015

Kode Etik, Tata Tertib, Sistem Penghargaan dan Sanksi Tenaga Kependidikann Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Komputer Prabumulih

MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NO. POL. : 7 TAHUN 2006 TENTANG KODE ETIK PROFESI KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

b. bahwa Komisi Yudisial mempunyai peranan penting dalam usaha mewujudkan

KODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN DELI SERDANG

KODE ETIK DAN PERATURAN DISIPLIN KARYAWAN IKIP VETERAN SEMARANG. BAB I Ketentuan Umum

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA,

No. Dok. : PD II/DI/004/AKBID YLPP KODE ETIK PEGAWAI AKADEMI KEBIDANAN YLPP PURWOKERTO JL. K.H. WAHID HASYIM NO. 274 A PURWOKERTO

2017, No Perilaku Pegawai Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Neg

PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 3 TAHUN 2014 T E N T A N G

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran

KODE ETIK DOSEN UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SAMARINDA

KODE ETIK DOSEN AKADEMI KEPERAWATAN HKBP BALIGE 2012 KEPUTUSAN DIREKTUR AKADEMI KEPERAWATAN TENTANG KODE ETIK DOSEN AKPER HKBP BALIGE MUKADIMAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL DEWAN ENERGI NASIONAL NOMOR : 001 K/70.RB/SJD/2011 TENTANG

KETUA SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NURUL JADID

PROGRAM I-MHERE. INDONESIA-Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (I-MHERE) Project Sub Component B.2a DOKUMEN

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

DPN APPEKNAS KODE ETIK ASOSIASI PENGUSAHA PELAKSANA KONTRAKTOR DAN KONSTRUKSI NASIONAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 51 SERI E

REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : Tahun 2011 TENTANG

KEPUTUSAN KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TATA NILAI, BUDAYA KERJA, DAN KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENRISTEKDIKTI BIRO SUMBER DAYA MANUSIA KEMENRISTEKDIKTI JAKARTA 2018

BAB I KETENTUAN UMUM

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA KEDIRI

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik In

PANITIA PEMILIHAN RAYA IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 116, Tambaha

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-02.KP TAHUN 2010 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI IMIGRASI

RANCANGAN PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 83 TAHUN 2017 TENTANG

Keputusan Rektor Universitas Sumatera Utara Nomor : 1179/H5.1.R/SK/SDM/2008 Tentang Kode Etik dan Peraturan Disiplin Dosen Universitas Sumatera

2016, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Kepala Badan ini yang dimaksud dengan: 1. Intelijen Negara adalah penyelenggara Intelijen

2017, No Gubernur, Bupati, dan Wali Kota menjadi Undang- Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 23, Tambahan Lembaran Neg

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 47 TAHUN 2017 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN BADAN AKREDITASI NASIONAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN NON FORMAL ( BAN PAUD DAN PNF ) NOMOR 008/K/SK/LL/2016

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR :16/DPR RI/I/ TENTANG KODE ETIK DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2011, No Peraturan Presiden Nomor 90 Tahun 2007 tentang Badan Koordinasi Penanaman Modal; 4. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Moda

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 43 SERI E

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG KODE ETIK BADAN PEMERIKSA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BADAN PERWAKILAN DESA SIDOMULYO. KEPUTUSAN BADAN PERWAKILAN DESA SIDOMULYO NOMOR: 01/Kep.BPD/2002 TENTANG: TATA TERTIB BADAN PERWAKILAN DESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BATAN PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 113/KA/IV/2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

PERATURAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 26 TAHUN 2016

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

KODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 19 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI DI LINGKUNGAN BADAN SAR NASIONAL

SALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

PROGRAM I-MHERE. INDONESIA-Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (I-MHERE) Project Sub Component B.2a DOKUMEN

BUKU KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN

KODE ETIK PESERTA DIDIK SMP NEGERI 12 KOTA SERANG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 8 Tahun : 2014

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 Menetapkan : 3. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik I

PROGRAM I-MHERE. INDONESIA-Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (I-MHERE) Project Sub Component B.2a DOKUMEN

PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT ACEH NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG KODE ETIK DEWAN PERWAKILAN RAKYAT ACEH

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No ); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republ

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

PERATURAN ORGANISASI NOMOR : II TAHUN 2010 TENTANG KODE ETIK ----------------------------------------------------------------- BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM PENGURUS PUSAT Menimbang : a. Bahwa untuk menjaga keluhuran martabat, citra, dan kehormatan Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, serta membangun kebersamaan dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas-tugas organisasi, maka diperlukan norma dan etika yang menjadi acuan dasar sikap dan perilaku Pengurus Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia; b. Bahwa untuk itu dipandang perlu disusun aturan, petunjuk maupun ketentuan yang berkenaan dan berkaitan dengan etika sikap dan perilaku Pengurus Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia; c. Bahwa oleh karena itu, perlu dikeluarkan Keputusan Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia yang mengatur tentang Kode Etik Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia. Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan, beserta peraturan-peraturan pelaksanaannya; 2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji; 3. Keputusan Muktamar V Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia Nomor : 05 Tahun 2010 tentang Penyempurnaan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia; 4. Keputusan Muktamar V Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia Nomor : 06 Tahun 2010 tentang Program Umum Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia Masa Bakti 2010-2015. Memperhatikan: Keputusan Rapat Kerja Nasional IX Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia pada Tanggal 7-9 Oktober 2010 di Jakarta. M E M U T U S K A N Menetapkan: PERATURAN ORGANISASI IKATAN PERSAUDARAAN HAJI INDONESIA TENTANG KODE ETIK IKATAN PERSAUDARAAN HAJI INDONESIA.

Pasal 1 Menetapkan dan mengesahkan Kode Etik Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, sebagaimana diuraikan dalam Lampiran yang menjadi bagian tak terpisahkan dari Keputusan ini. Pasal 2 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di : Jakarta Pada Tanggal : 15 Oktober 2010/7 Dzulqaidah 1431 H PENGURUS PUSAT Ketua Umum Sekretaris Jenderal dto cap dto Drs. H. Kurdi Mustofa, MM Drs. H. Ali Hadiyanto, MSi

Lampiran Peraturan Organisasi Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia Nomor : II Tahun 2010 Tanggal : 15 Oktober 2010 -------------------------------------------- KODE ETIK BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan : (1) Kode Etik adalah norma-norma atau aturan-aturan yang merupakan landasan etik dan pedoman perilaku dalam tindakan maupun ucapan mengenai hal-hal yang diwajibkan, dilarang, atau tidak patut dilakukan oleh Pengurus Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia; (2) Pengurus Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia adalah Pengurus Pusat di tingkat Nasional, Pengurus Wilayah di tingkat Provinsi, Pengurus Daerah di tingkat Kabupaten/Kota, Pengurus Cabang di tingkat Kecamatan, Pengurus Ranting di tingkat Kelurahan/Desa, dan Pengurus Perwakilan di Luar Negeri, termasuk Pengurus Badan/Lembaga; (3) Badan Kehormatan adalah Badan Kehormatan Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia yang dibentuk oleh Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia sebagai alat kelengkapan organisasi yang berkedudukan di tingkat Nasional; (4) Pedoman Kerja adalah Pedoman Kerja Badan Kehormatan Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia yang menjadi acuan dalam pembuatan rekomendasi untuk memberikan sanksi organisasi kepada setiap pelanggar Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, Disiplin Organisasi, Kode Etik, Peraturan Organisasi, serta seluruh ketentuan organisasi Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia. BAB II KEPRIBADIAN Pasal 2 Pengurus Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia wajib bertaqwa kepada Allah Subhanahu Wa Ta ala; mengamalkan ajaran syariat Islam secara kafah; melaksanakan Pancasila dan UUD 1945, serta peraturan perundangan-undangan dan segala keputusan organisasi; berakhlak mulia, dengan senantiasa mengajak dan berbuat kebajikan; serta selalu berupaya meningkatkan kualitas ibadah, kualitas diri, dan kualitas kerja, serta kompetensi, kinerja, dan kontribusinya untuk kemaslahatan umat, bangsa dan negara. Pasal 3 Pengurus Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia secara personal diwajibkan untuk :

(1) Membangun rasa saling percaya, ukhuwah, ta awun, persatuan dan kesatuan sebagai sesama keluarga besar Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia; (2) Mengembangkan semangat saling menghormati dan menghargai keanekaragaman pandangan, pendapat dan keyakinan di antara Pengurus Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia; (3) Bertingkah laku dan bertutur kata yang sopan dan santun, serta berpenampilan teduh simpatik, dan bersahaja; (4) Bersikap terbuka, jujur, adil, dan siap berkorban, serta saling membantu dalam situasi sesulit apapun di dalam atau di luar lingkungan Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia; (5) Tidak menggunakan simbol-simbol organisasi pada waktu dan tempat yang kurang tepat serta dapat menimbulkan kerugian bagi Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia; (6) Tunduk, patuh, dan melaksanakan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, Disiplin Organisasi, Kode Etik, Peraturan Organisasi, serta seluruh ketentuan organisasi Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia. BAB III HUBUNGAN ANTAR PENGURUS Pasal 4 Dalam hubungan antar pengurus secara fungsional, Pengurus diwajibkan untuk : (1) Membangun etos kerja yang produktif dan kreatif, serta mengembangkan kerjasama yang sinergis dalam melaksanakan tugas organisasi sesuai dengan kedudukan dan fungsi masingmasing; (2) Menciptakan iklim kerja yang kondusif, serta saling membantu dan mendukung dalam setiap pelaksanaan program dan kebijakan organisasi Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia; (3) Mengembangkan semangat saling berbagi akses informasi, pengetahuan, pengalaman dan ketrampilan untuk mendukung keberhasilan peran dan tugas masing-masing; (4) Membudayakan kompetisi sehat yang didasarkan pada prestasi dan kompetensi dalam kehidupan organisasi Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia; (5) Merasa terhormat apabila mendapatkan penugasan dari Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia dalam posisi dan kesempatan apapun, serta ditempatkan dimana pun untuk kepentingan umat dan bangsa Indonesia. BAB IV PERNYATAAN SIKAP ORGANISASI Pasal 5 (1) Pengurus Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia dilarang membuat pernyataan sikap yang merugikan dan bertentangan dengan sikap organisasi Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia; (2) Pengurus Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia yang membuat pernyataan sikap di luar sikap resmi Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia dianggap sebagai pernyataan pribadi. BAB V PENYELENGGARAAN RAPAT Pasal 6

(1) Pengurus diwajibkan menghadiri setiap rapat organisasi Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia sesuai waktu dan tempat yang ditetapkan dalam undangan; (2) Ketidakhadiran rapat tanpa pemberitahuan sebanyak tiga kali berturut-turut merupakan suatu pelanggaran kode etik; (3) Selama rapat berlangsung setiap peserta rapat bersikap sopan santun, bersungguh-sungguh menjaga ketertiban, dan memenuhi ketentuan rapat; (4) Peserta rapat wajib mendengarkan peserta lain yang sedang berbicara dan tidak boleh memotong pembicaraan sebelum yang bersangkutan selesai berbicara, kecuali atas izin Pimpinan Rapat; (5) Pimpinan rapat wajib menegur peserta yang berbicara di luar konteks atau menyimpang dari topik pembicaraan atau melampaui waktu yang disediakan; (6) Pimpinan rapat dapat memerintahkan peserta rapat yang tidak mengindahkan teguran dikeluarkan dari ruang rapat; (7) Pimpinan rapat wajib membuat Risalah Rapat dan memberikan salinannya kepada peserta rapat yang hadir dan tidak hadir segera seusai rapat dinyatakan ditutup secara resmi. Pasal 7 Pengurus Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia wajib menaati dan menjunjung tinggi serta bertanggungjawab terhadap Hasil Keputusan Rapat yang telah disahkan sesuai dengan ketentuan rapat, dan diputuskan secara demokratis. BAB VI KEAKTIFAN PENGURUS Pasal 8 (1) Pengurus diwajibkan aktif melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan jabatan dan bidang kewenangan yang telah ditetapkan organisasi Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia; (2) Ketidakaktifan Pengurus Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia tanpa pemberitahuan selama tiga bulan berturut-turut merupakan suatu pelanggaran kode etik. BAB VII GRATIFIKASI DAN PENYALAHGUNAAN JABATAN Pasal 9 (1) Pengurus Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia dilarang menerima imbalan, hadiah, pemberian atau bingkisan dari pihak lain yang bermaksud atau patut diduga dapat merusak citra, wibawa, serta kehormatan haji dan organisasi; (2) Pengurus Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia dilarang menggunakan jabatannya untuk kepentingan diri pribadi, keluarga, dan atau pihak lain. BAB VIII KERAHASIAAN ORGANISASI Pasal 10

Pengurus Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia wajib menjaga rahasia organisasi yang dipercayakan kepadanya, termasuk hasil rapat dan dokumen Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia yang dinyatakan sebagai rahasia hingga masalah tersebut dinyatakan resmi terbuka untuk publik. BAB IX SANKSI ORGANISASI Pasal 11 Pengurus Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia yang melakukan pelanggaran Kode Etik diberikan sanksi yang akan direkomendasikan oleh Badan Kehormatan Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia sesuai dengan Pedoman Kerja Badan Kehormatan untuk diputuskan oleh Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia. BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 12 (1) Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan ini diatur lebih lanjut oleh Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia; (2) Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : Jakarta Pada Tanggal : 15 Oktober 2010/7 Dzulqo dah 1431 H PENGURUS PUSAT Ketua Umum Sekretaris Jenderal dto cap dto Drs. H. Kurdi Mustofa, MM Drs. H. Ali Hadiyanto, MSi