BAB I PENDAHULUAN. melalui Rasulullah saw yang bersifat Rahmatan lil alamin dan berlaku

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Ajaran agama Islam dengan segala kompleksitasnya dengan. menggunakan al-qur an sebagai landasannya telah terbukti mampu memecahkan

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi terjaminnya barang dan jasa dan memanfaatkan nikmat-nikmat yang Allah

BAB 1 PENDAHULUAN. mengatur hubungan manusia dan pencipta (hablu min allah) dan hubungan

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan sehari-hari setiap individu memiliki kepentingan

BAB IV ANALISIS TERHADAP MEKANISME PEMBIAYAAN EMAS DENGAN AKAD RAHN DI BNI SYARIAH BUKIT DARMO BOULEVARD CABANG SURABAYA

BAB IV ANALISIS DATA

Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. ingin tahu, Man is corious animal. Dengan keistimewaan ini, manusia dengan

BAB IV PENERAPAN AKTA JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN AL QARDH. A. Analisis Penerapan Akta Jaminan Fidusia dalam Perjanjian Pembiayaan Al

BAB II GAMBARAN UMUM GADAI EMAS (AR-RAHN) DALAM FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MAJLIS UALAMA INDONESI (DSN-MUI) TENTANG RAHN DAN RAHN EMAS

BAB I PENDAHULUAN. bentuk penyaluran dana kemasyarakat baik bersifat produktif maupun konsumtif atas dasar

BAB IV ANALISA DATA A. Praktek Gadai Sawah di Kelurahan Ujung Gunung Kecamatan Menggala Kabupaten Tulang Bawang

MURA>BAH}AH DALAM PEMBIAYAAN USAHA PERIKANAN DI

BAB I PENDAHULUAN. di dalamnya juga mencakup berbagai aspek kehidupan, bahkan cakupannya

Rahn - Lanjutan. Landasan Hukum Al Qur an. Al Hadits

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JAMINAN HUTANG BERUPA AKTA KELAHIRAN ANAK DI DESA WARUREJO KECAMATAN BALEREJO KABUPATEN MADIUN

BAB I PENDAHULUAN. Melakukan kegiatan ekonomi dan bermuamalah merupakan tabi at. manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam melakukan kegiatan

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. Sebelum melangkah pada pembahasan selanjutnya, terlebih dahulu akan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan Allah S.W.T. sebagai khalifah untuk memakmurkan

BAB I PENDAHULUAN 2002), 8. 1 Zainul Arifin, Dasar- Dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta: Alvabet,

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijawab dengan tuntas oleh ajaran Islam melalui al-qur an sebagai

A. Latar Belakang Masalah

Rahn /Gadai Akad penyerahan barang / harta (marhun) dari nasabah (rahin) kepada bank (murtahin) sebagai jaminan sebagian atau seluruh hutang

BAB I PENDAHULUAN. berupa uang atau barang yang akan dibayarkan diwaktu lain sesuai dengan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. zaman. Keabadian Islam dan kekuatan Islam tersebut telah terbukti sepanjang

TANGGUNG JAWAB MURTAHIN (PENERIMA GADAI SYARIAH) TERHADAP MARHUN (BARANG JAMINAN) DI PT. PEGADAIAN (PERSERO) CABANG SYARIAH UJUNG GURUN PADANG

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ditetapkan oleh Allah Swt. Kerena manusia sebagai makhluk

BAB IV ANALISIS FATWA DSN-MUI NOMOR 25/III/2002 TERHADAP PENETAPAN UJRAH DALAM AKAD RAHN DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENAHANAN SAWAH SEBAGAI JAMINAN PADA HUTANG PIUTANG DI DESA KEBALAN PELANG KECAMATAN BABAT KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. hidup dalam masyarakat dan saling membutuhkan satu sama lain. 2 Firman

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Praktik Denda bagi Pihak Penggadai Sawah oleh Penerima Gadai di Desa

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Terhadap Praktek Pinjam Pakai Sepeda Motor

BAB I PENDAHULUAN. dan keadaan, mengangkat dan menghilangkan segala beban umat. Hukum

BAB I PENDAHULUAN. Para ahli hukum Islam memberikan pengertian harta ( al-maal ) adalah. disimpan lama dan dapat dipergunakan waktu diperlukan.

BAB IV PEMANFAATAN GADAI SAWAH PADA MASYARAKAT DESA SANDINGROWO DILIHAT DARI PENDAPAT FATWA MUI DAN KITAB FATH}UL MU I<N

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP GADAI GANDA KENDARAAN BERMOTOR DI KELURAHAN PAGESANGAN KECAMATAN JAMBANGAN KOTA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. sebagai jaminan secara hak, tetapi dapat diambil kembali sebagai tebusan. Gadai

BAB I PENDAHULUAN. barang yang digadaikan tersebut masih sayang untuk dijual. Pengertian gadai

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi Islam belakangan ini mulai menunjukkan. peningkatan yang berarti di Indonesia maupun dunia. Ekonomi Islam juga

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial karena manusia tidak bisa hidup. sehingga terjadi hubungan saling memberi dan saling menerima.

murtahin dan melibatkan beberapa orang selaku saksi. Alasan

MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI

BAB I PENDAHULUAN. sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa lepas untuk berhubungan dengan

BAB IV ANALISIS. A. Pelaksanaan Lelang Barang Jaminan pada Perum Pegadaian Cabang Bandar Lampung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang membentuk pandangan hidup manusia. Islam hadir dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, dan dalam hukum Islam jual beli ini sangat dianjurkan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRODUK KEPEMILIKAN LOGAM MULIA (KLM) DI PT. BRI SYARIAH KCP SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Islam memperkenankan negara untuk mengatur masalah perekonomian agar

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA. wawancara kepada para responden dan informan, maka diperoleh 4 (empat) kasus

BAB IV ANALISIS PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pembiayaan jangka pendek dengan margin yang rendah. Salah. satunya pegadaian syariah yang saat ini semakin berkembang.

RIBA DAN BUNGA BANK Oleh _Leyla Fajri Hal. 1

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Oleh karena itu, Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI IJĀRAH JASA SIMPAN DI PEGADAIAN SYARIAH CABANG BLAURAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang zaman. Keabadian dan kekuatan Islam telah terbukti sepanjang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dan saling tolong menolong diantara mereka. berupa pemberian dan bisa berupa pinjaman. 1 Allah berfirman dalam surat al-

BAB I PENDAHULUAN. perubahan besar yang terjadi. Salah satunya yang menandai. perubahan orientasi masyarakat muslim dari urusan ibadah yaitu

ARTICLE REVIEW. Penulis buku/artikel : Safrizal. : Jurnal Ilmiah Islam Futura. A. Isi Buku / Artikel

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Nadhifatul Kholifah, Topowijono & Devi Farah Azizah (2013) Bank BNI Syariah. Hasil Penelitian dari penelitian ini, yaitu:

PENENTUAN BIAYA PEMELIHARAAN BARANG GADAI MENURUT FATWA DSN MUI NO 26 TAHUN 2002 ( STUDI KASUS PEGADAIAN SYARIAH CABANG KOTA LANGSA) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. fenomena ketidak percayaan di antara manusia, khususnya di zaman sekarang ini.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PINJAM MEMINJAM UANG DENGAN BERAS DI DESA SAMBONG GEDE MERAK URAK TUBAN

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dan bagi manusia pada umumnya tanpa harus meninggalkan. prinsip-prinsip yang telah ditetapkan oleh syariat Islam.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan perekonomian, seperti perkembangan dalam sistim perbankan. Bank

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilepaskan dari sejarah pertumbuhan bank syariah. 1 Bank secara. kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah.

BAB VI ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI GADAI SAWAH DI DESA MORBATOH KECAMATAN BANYUATES KABUPATEN SAMPANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Islam sebagai Agama yang lengkap dan sempurna telah

dasarnya berlandaskan konsep yang sesuai dengan Syariat agama Islam. perubahan nama di tahun 2014 Jamsostek menjadi BPJS (Badan

4. Firman Allah SWT tentang perintah untuk saling tolong menolong dalam perbuatan positif, antara lain QS. al- Ma idah [5]: 2:./0*+(,-./ #%/.12,- 34 D

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat tidak sesuai dengan kondisi keuangan yang dimiliki.

BAB I PENDAHULUAN. Muamalah adalah ketetapan-ketetapan Allah SWT yang mengatur hubungan

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa berinteraksi antara satu dengan yang lain. Masing- masing

BAB I PENDAHULUAN. dari beberapa istilah-istilah yang terkait dengan judul skripsi ini.

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, UPP-AMP YKM, Yogyakarta, 2002, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya di zaman sekarang kehidupan manusia. tidak terlepas dari kegiatan muamalat, baik itu anatara individu

BAB I PENDAHULUAN. manusia melalui Rasulullah SAW. yang berlaku sepanjang zaman. Rasulullah

BAB I PENDAHULUAN. kepada Muhammad S.A.W. sebagai petunjuk dan pedoman yang mengandung

BAB IV ANALISIS PENERAPAN BIAYA IJARAH DI PEGADAIAN SYARIAH SIDOKARE SIDOARJO MENURUT PRINSIP NILAI EKONOMI ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang amat damai dan sempurna telah diketahui dan dijamin

BAB IV ANALISIS DATA. Yogyakarta, 2008, hlm Dimyauddin Djuwaini, Pengantar fiqh Muamalah, Gema Insani,

RAHN (HUTANG PIUTANG DENGAN JAMINAN) DALAM HUKUM

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Gadai Emas Syariah Pada PT Bank Syariah Mandiri

BAB I PENDAHULUAN. menolong, orang yang kaya harus menolong orang yang miskin, orang yang. itu bisa berupa pemberian maupun pinjaman dan lainnya.

BAB IV GADAI TANAH PERTANIAN SEBAGAI BARANG GADAI DAN PEMANFAATANNYA OLEH PENERIMA GADAI DI DESA GUNUNGANYAR KECAMATAN SOKO KABUPATEN TUBAN

BAB I PENDAHULUAN. Usaha untuk memenuhi kebutuhan, mengharuskan manusia. berhubungan dengan manusia lainnya, tentunya yang mempunyai kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, bukan hanya dalam permasalahan ibadah ubūdiyah saja

BAB V PENUTUP. kepada Kospin Jasa Syariah sebagai agunan atas pembiayaan yang di terima

A. Kesimpulan Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Gadai. emas BSM adalah penyerahan hak penguasaan secara fisik atas

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG DALAM BENTUK UANG DAN PUPUK DI DESA BRUMBUN KECAMATAN WUNGU KABUPATEN MADIUN

BAB I PENDAHULUAN. SWT dengan di beri banyak kelebihan dibandingkan makhluk lainnya, di

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pinjam meminjam menjadi salah satu cara terbaik untuk

BAB IV ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN MURABAHAH BERMASALAH DI BMT NU SEJAHTERA CABANG KENDAL

secara tunai (murabahah naqdan), melainkan jenis yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan kegiatan ekonomi saat ini, kebutuhan akan pendanaan pun

Mura>bahah adalah istilah dalam fikih Islam yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam adalah agama Allah yang disampaikan kepada umat manusia melalui Rasulullah saw yang bersifat Rahmatan lil alamin dan berlaku sepanjang zaman. Rasulullah saw diberi amanat Allah swt untuk menyampaikan kepada manusia hukum dan aturan-aturan yang sempurna sebagai pedoman dan petunjuk yang mengatur hubungan manusia dengan manusia lainnya, hubungan manusia dengan alam dan hubungan manusia dengan Tuhannya, dengan tujuan agar tercapainya kehidupan yang bahagia dunia dan akhirat. 1

2 Ajaran agama Islam dengan segala kompleksitasnya dengan menggunakan al-qur an sebagai landasannya telah terbukti mampu memecahkan dan menjawab segala permasalahan yang terjadi di dalam kehidupan manusia baik permasalahan dalam bidang ibadah ataupun dalam sosial (muamalah). Peranan hukum Islam dalam era moderen ini sangat diperlukan dan tidak dapat lagi dihindarkan dalam menjawab permasalahan yang timbul. Kompleksitas permasalahan umat yang selalu berkembang seiring dengan berkembangnya zaman membuat hukum Islam harus menampakkan sifat elastisitas dan fleksibilitasnya guna memberikan yang terbaik serta dapat memberikan kemaslahatan bagi umat manusia. 1 Kehidupan bermasyarakat adalah kehidupan yang komplek akan interaksi antara individu satu dengan individu yang lainnya apalagi kehidupan pada masyarakat pedesaan yang sarat dengan berlakunya hukum adat kebisaan orang sekitar baik itu hukum yang mencakup tentang perilaku ataupun tentang cara bermu amalah antar individu untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Salah satu bentuk interaksi yang sering dilakukan oleh masyarakat adalah transaksi gadai yaitu pinjam meminjam dengan menggunakan jaminan. Kegiatan gadai merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dan sering digunakan di dalam kehidupan masyarakat, meskipun masyarakat indonesia mayoritas adalah umat muslim tetapi pada umumnya pemahaman 1 Muhammad Sholikul Hadi, Pegadaian Syari ah, Jakarta: Salemba Diniyah, 2003, h.2.

3 mereka tentang bermu amalah yang sesuai dengan syariat islam masih sangat minim. Gadai pada dasarnya adalah kegiatan utang piutang, pemberian utang piutang merupakan suatu tindakan kebajikan untuk menolong orang yang sedang dalam keadaan terpaksa dan tidak mempunyai uang dalam keadaan kontan. Namun jika di dalam gadai dari sisi psikologis ada ketenangan hati dari pihak pemilik uang (penerima gadai), karena ada barang jaminan yang diberikan oleh pihak yang berhutang kepada pihak pemberi hutang sebagai jaminan bahwa utang itu akan dibayar oleh orang yang berhutang. Kegiatan hutang piutang sering kali diiringi praktek riba, begitu juga dengan akad gadai dapat mengandung unsur riba ketika dalam kesepakatan awal ditentukan bahwa rahin harus memberikan tambahan kepada murtahin ketika pembayaran, dan di dalam kesepakatan awal tersebut ada syarat-syarat tertentu yang menguntungkan murtahin. Seperti hadist berikut: كل قرض جر منفعة فهى وجو من وجىه الربا Artinya: Setiap qardh dengan mengambil manfaat adalah salah satu bentuk riba. 2 2 Hajar asqalani, Bulughul Maram, (Damsyiq:Dar al-fihak, 1417 H/1997 M), H. 252 Hadist riwayat Haris bin Usamah

4 Gadai menurut bahasa bermakna menetap atau menahan. 3 Gadai menurut Kompilasi hukum ekonomi syariah yaitu penguasaan barang milik peminjam oleh pemberi pinjaman sebagai jaminan. 4 Sesuatu yang dijadikan sebagai jaminan disebut marhun, pihak yang menyerahkan jaminan disebut rahin, sedangkan pihak yang menerima jaminan disebut murtahin. Secara umum gadai dikategorikan sebagai akad yang bersifat derma sebab apa yang diberikan rahin kepada murtahin bukan penukaran atas sesuatu barang, akan tetapi yang diberikan murtahin kepada rahin adalah berbentuk hutang, bukan penukaran atas barang yang digadaikan. Para Ulama ahli fiqih membolehkan akad gadai dengan dasar pada al- Quran dan Hadits Rasulullah SAW. Allah SWT Berfirman: Artinya: Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka 3 Dimyaudin Djuwaini, Pengantar Fiqih Muamalat, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar), H.262 4 KHES Pasal 20 ayat 14

5 hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian. dan barangsiapa yang menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. 5 Dalam pemanfaatan barang gadai Jumhur Fuqaha berpendapat bahwa murtahin tidak boleh mengambil suatu manfaat barang-barang gadaian tersebut, sekalipun rahin mengizinkannya, karena hal ini termasuk kepada hutang yang dapat menarik manfaat, sehingga bila dimanfaatkan termasuk riba. 6 Kegiatan gadai yang terjadi pada masyarakat Desa Kedungbetik Kecamatan Kesamben Kabupaten Jombang yaitu orang yang berhutang memberikan sawahnya kepada pemberi hutang sebagai jaminan dan pada awal akad ada sebuah perjanjian pengembalian hutang yaitu minimal dua tahun atau bisa lebih tergantung kesepakatan, orang yang berhutang tidak boleh melunasi hutangnya sebelum waktu jatuh tempo pelunasan hutangnya sesuai dengan kesepakatan pada awal akad, dan pihak penerima gadai berhak memanfaatkan barang jaminan yang berupa sawah tersebut serta menikmati hasilnya secara penuh selama waktu yang disepakati oleh kedua belah pihak. Apabila pihak penghutang masih belum mampu mengembalikan hutang selama jangka waktu yang disepakati oleh kedua belah pihak, maka bisa diperpanjang waktu pengembalian hutang tersebut dan barang jaminan masih 5 Q.S al-baqarah (2): 283 6 Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2002), H: 263

6 ada ditangan pihak pemberi hutang sampai pihak yang berhutang mampu melunasi hutangnya tersebut. Dalam hal ini jika dirasakan terkesan bahwa pihak yang memberikan hutang mendapatkan keuntungan yang lebih dari hasil pemanfaatan sawah, yaitu mendapatkan keuntungan dari hasil pemanfaatan sawah dan juga kembalinya uang yang dihutangkan secara utuh. Melihat uraian diatas penulis sangat tertarik untuk mengetahui lebih mendalam bagaimana praktek gadai pada masyarakat Kedungbetik dan penulis ingin mengetahui bagaimana kesesuaian antara praktek pada masyarakat Desa Kedungbetik dengan konsep yang ada pada KHES (Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah) mengenai akad gadai tersebut dengan mengambil judul PRAKTEK GADAI SAWAH PADA MASYARAKAT DESA KEDUNGBETIK KECAMATAN KESAMBEN KABUPATEN JOMBANG (PERSPEKTIF KOMPILASI HUKUM EKONOMI SYARIAH) B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana praktek gadai sawah pada masyarakat Desa Kedungbetik Kecamatan Kesamben Kabupaten Jombang? 2. Bagaimana tinjauan KHES (Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah) terhadap praktek gadai sawah yang dilakukan oleh masyarakat Desa Kedungbetik Kecamatan Kesamben Kabupaten Jombang?

7 C. Tujuan 1. Untuk mendeskripsikan lebih detail bagaimana praktek pelaksanaan akad gadai sawah pada masyarakat Desa Kedungbetik Kecamatan Kesamben Kabupaten Jombang. 2. Untuk mengetahui bagaimana tinjauan KHES (Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah) terhadap perjanjian gadai sawah yang terjadi pada masyarakat Desa Kedungbetik Kecamatan Kesamben Kabupaten Jombang. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis penelitian ini dapat memberikan wawasan bagi semua pihak, khususnya masyarakat Desa Kedungbetik Kecamatan Kesamben Kabupaten Jombang sehingga dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. 2. Manfaat Praktis Secara Praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis dan masyarakat Desa Kedungbetik Kecamatan Kesamben Kabupaten Jombang sehingga penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman atau acuan dalam melaksanakan akad gadai sawah.

8 E. Sistematika Penulisan Secara keseluruhan skripsi ini terdiri dari lima bab. Sistematika pembahasan dari skripsi ini adalah sebagai berikut : Untuk bab pertama, adalah membicarakan pendahuluhan yang merupakan abstraksi dari keseluruhan isi skripsi ini yang akan menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika pembahasan. Pada bab dua, membahas tinjauan pustaka yang berisikan penelitianpenilitan terdahulu yang mempunyai keterkaitan dengan permasalahan penelitian dan selanjutnya dijelaskan atau ditunjukkan keorsinilan penelitian ini serta ditunjukkan perbedaan dan kesamaannya sengan penelitianpenelitian sebelumnya. Pada bab ini juga penyusun mencoba memaparkan tentang teori-teori yang menyangkut tentang pengertian dan dasar hukum gadai, dan juga menjelaskan tentang mekanisme pelaksanaan gadai dan pemanfaatan barang gadai menurut KHES (Kompilasi Hukum Ekonomi Syari ah) serta didukung juga dengan fiqih-fiqih muamalah. Dari pembahasan ini akan digunakan penyusun sebagai kerangka dasar tentang gadai yang akan dijadikan alat analisis pada pembahasan inti dalam penelitian ini. Kemudian bab tiga, bab ini berisi tentang metode penelitian yang terdiri dari jenis penelitian, pendekatan penelitian, lokasi penelitian, metode penentuan objek, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data dan

9 metode pengolahan data, yang digunakan penyusun sebagai pedoman dan arahan untuk memahami objek penelitian. Bab empat, bab ini membahas tentang analisis pelaksanaan gadai tanah dalam masyarakat tersebut sesuai dengan KHES (Kompilasi Hukum Ekonomi Syari ah). Dalam bab ini dimuat analisis dari praktek dan mekanisme pelaksanaan gadai tanah yang dilakukan oleh masyarakat Desa Kedungbetik Kecamatan Kesamben Kabupaten Jombang serta perjanjian pemanfaatan tanah gadai menurut KHES (Kompilasi Hukum Ekonomi Syari ah). Terakhir bab lima, bab ini merupakan penutup yang mana penyusun akan mengambil kesimpulan dari hasil penelitian, dan saran-saran yang dirasa dapat memberikan alternatif bagi solusi masalah-masalah hukum.