MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
INSTRUKSI MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR IM 8 TAHUN 2011 TENTANG TINDAK LANJUT HASIL PEMERIKSAAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN ( BPK ) ATAS LAPORAN KEUANGAN

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBUK INDONESIA

PENINGKATAN KUALITAS PERENCANAAN, PELAKSANAAN, PENGAWASAN DAN EVALUASI APBN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2013

BAHAN RAPAT MENTERI PEKERJAAN UMUM PADA RAPAT KERJA DENGAN KOMISI V DPR-RI Jakarta, 11 Februari 2014

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

2 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara R

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

50 BAB VII PENUTUP BAB VII PENUTUP A. RANGKUMAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

SURAT EDARAN NOMOR co TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : PM. 27 TAHUN 2011 TENTANG

2017, No Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Nega

PENYELENGGARAAN KEWAJIBAN PELAYANAN PUBLIK ANGKUTAN ORANG DENGAN KERETAAPI PELAYANAN KELAS EKONOMI TAHUN ANGGARAN 2011

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KP 934 TAHUN 2017 TENTANG RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2017

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 48 TAHUN 2018 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN PELAYANAN PUBLIK KAPAL PERINTIS

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 37/M-DAG/PER/9/

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 71/Permentan/OT.140/12/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.24/Menhut-II/2013 TENTANG

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2016 KEMENRISTEKDIKTI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perhubungan tent

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN. Barang Milik Negara. Dana Dekonsetrasi. Tugas Pembantuan. Pemindahtanganan.

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 207/PMK.02/2014 TENTANG

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

2 Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesi

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : PM 55 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 70/Permentan/OT.140/12/2010 TENTANG

NO. UNIT ESELON I SUDAH % BELUM %

f. apakah ada aset jalan, irigasi dan jaringan yang benar-benar sudah tidak digunakan dalam kegiatan operasional pemerintah dan direklasifikasikan ke

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA

INSTRUKSI MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR IM 4 TAHUN 2018 TENTANG PENGAWASAN DOKUMEN KEPELAUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG

1 of 5 18/12/ :47

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63/PMK.06/2014 TENTANG

2 Utara telah diserahkan kepada unit-unit terkait di lingkungan Kementerian Keuangan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 59/KMK.06/2013 tenta

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN SISTEM PELAPORAN KEUANGAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL

PENGELOLAAN PEMBANGUNAN DAN ASET HASIL PEMBANGUNAN UNTUK PENCAPAIAN OPINI YANG LEBIH BAIK

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KP 934 TAHUN 2017 TENTANG RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2017

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.48/MENHUT-II/2012 TENTANG

2017, No Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembara

SALINAN LAMPIRAN I : STRUKTUR ORGANISASI DAN TUGAS PELAKSANA PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. Program. Kegiatan. Operasional. Dewan Koperasi Indonesia.

"'I ~i~\l; ~t~ BPK menemukan adanya kelemahan sistem pengendalian intern dalam penyusunan laporan keuangan, yaitu:

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 1 A TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN DAN ANGGARAN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Anggaran. Rehabilitasi. Rekonstruksi. Nanggroe Aceh Darussalam. Pedoman.

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 02/PRT/M/2009

2016, No Mengingat-----:--1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 65,

Perhubungan Udara perlu dibuat petunjuk teknis sebagai

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 41 / HUK / 2010 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 6 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN PELAYANAN PUBLIK KAPAL PERINTIS MILIK NEGARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

PEDOMAN PENGELOLAAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESIN

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP.015 TAHUN 2017 TENTANG PENGHAPUSAN BARANG MILIK NEGARA PADA KANTOR

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 14); 2. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 15 Tahu

MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

UENTERIPERHUBUNGAN REPUBUK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 12 Tahun 2010

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 97/Penrentan/ar.140/12/2011 RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 240/PMK.06/2012 TENTANG

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Salam sejahtera bagi kita semua, Para Hadirin yang berbahagia.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SIKLUS PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 244/PMK.06/2012 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 244/PMK.06/2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 130/PMK.05/2010 TENTANG

2018, No Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 N

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 194/PMK.05/2014 TENTANG

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 244/PMK.06/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 95/Perrrentan/ar.140/12/2011 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 / HUK / 2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 240/PMK.06/2012 TENTANG

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

Tata Kerja Unit Layanan Pengadaan (ULP) Barang/Jasa Pemerintah Kabupaten Cilacap;

PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR: PK. 20 TAHUN 2013 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) BARANG/ JASA BADAN SAR NASIONAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA INSTRUKSIMENTERIPERHUBUNGAN KEMENTEmANPERHUBUNGAN NOMOR : 1M 4 TAHUN 2013 TENTANG TINDAK LANJUT HASIL PEMERIKSAAN BPKATASLAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN, a. bahwa Badan Pemeriksa Keuangan telah melaksanakan pemeriksaan atas Laporan Keuangan Kementerian Perhubungan Tahun 2012 dan telah memberikan opini Wajar Dengan Pengecualian atas Laporan Keuangan Kementerian Perhubungan Tahun 2012; b. bahwa hash pemeriksaan tersebut harus ditindaklanjuti dan segera diselesaikan agar tidak menjadi temuan berulang berdasarkan rekomendasi Badan Pemeriksa Keuangan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud butir a dan b perlu dikeluarkan Instruksi Menteri Perhubungan tentang Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan BPK atas Laporan Keuangan Kementerian Perhubungan 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksanaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4890);

Laporan Hasil Pemeriksaan BPK RI atas Laporan Keuangan Kementerian Perhubungan Tahun 2012 nomor 37a/HP/XIV/05/2013 tanggal 24 Mei 2013; Laporan Hasil Pemeriksaan BPK RI atas Sistem Pengendalian Intern nom or 37b/HP/XIV/05/2013 tanggal 24 Mei 2013; Laporan Hasil Pemeriksaan BPK RI atas Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang- undangan nomor 37c/HP/XIV/05/2013 tanggal 24 Mei 2013. Untuk PERTAMA Sekretaris Jenderal; Inspektur Jenderal; Direktur Jenderal Perhubungan Darat; Direktur Jenderal Perhubungan Laut; Direktur Jenderal Perhubungan Udara; Direktur Jenderal Perkeretaapian; Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan; Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan. Sekretaris Jenderal, Inspektur Jenderal, Para Direktur Jenderal dan Para Kepala Badan segera melakukan usaha-usaha nyata dalam menindaklanjuti hasil temuan pemeriksaan BPK RI sebagai berikut: 1. Menyelesaikan dan menindaklanjuti hasil pemeriksaan BPK dari tahun 2011 yang sampai dengan saat ini status penyelesaiannya masih belum ditindaklanjuti atau masih dalam proses tindak lanjut; 2. Membuat Rencana Tindak (Action Plan) terhadap penyelesaian temuan hasil pemeriksaan BPK RI Tahun 2012 dan melaporkan secara periodik perkembangannya. Sekretaris Jenderal segera melakukan upaya-upaya sebagai berikut : 1. Menginstruksikan KPAlKPB Satker Atase Kementerian Perhubungan di Den Haag untuk melakukan koreksi kesalahan pencatatan Aset Tetap; 2. Menginstruksikan UAKPA di Hngkungannya untuk melaksanakan perencanaan dan penganggaran kegiatan dengan mendasarkan pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 91/PMK.06/2007 tentang Bagan Akun Standar. Direktur Jenderal Perhubungan Darat segera melakukan upaya-upaya sebagai berikut: 1. Menyusun petunjuk teknis dan pelaksanaan proses serah terima aset kepada Pemda termasuk proses hibahnya serta masingmasing KPAlKPB pada Ditjen Perhubungan Darat agar melakukan indentifikasi atas aset-aset yang diserahkan kepada Pemda/masyarakat untuk dilakukan proses penetapan status hibah dan/atau penghapusan kepada Menteri Keuangan;

2. Manginstruksikan KPAlKPB Satker Pengembangan LLAJ Kalimantan Selatan menelusuri dokumen terkait aset untuk proses serah terima kepada pihak Pemda dan/atau proses penghapusan; 3. Menginstruksikan KPAlKPB Satker Direktorat LLAJ untuk segera melakukan penyesuaian atas kuantitas Aset Tetap sesuai dengan RAB KontraklLaporan Pertanggungjawaban Bulanan, menelusuri penyelesaian aset yang masih tercatat dalam KDP serta melakukan pencatatan atas aset fasilitas keselamatan di Jalan Nasional dalam Laporan BMN Satker Direktorat LLAJ; 4. Menginstruksikan KPAlKPB Satker terkait untuk melakukan penatausahaan persediaan sesuai ketentuan perundangan yang berlaku termasuk melaksanakan inventarisasi persediaan pada akhir periode akuntansi; 5. Menginstruksikan KPAlKPB Satker terkait untuk menelusuri pencatatan persediaan yang tidak sesuai dengan data dukung dan kondisi senyatanya; 6. Memberikan sanksi administratif sesuai ketentuan yang berlaku kepada Kuasa Pengguna Aggaran untuk lebih mengoptimalkan pengawasan dan pengendalian atas pelaksanaan pekerjaan konstruksi; 7. Memberikan sanksi administratif sesuai ketentuan yang berlaku kepada Pejabat Pembuat Komitmen dan memerintahkan agar lebih cermat dalam membuat Harga Perkiraan Sendiri (HPS) serta lebih optimal dalam melakukan pengawasan pekerjaan; 8. Menginstruksikan KPA Satker terkait untuk memberikan sanksi Pengadaan Barang/Jasa atas kelalaian dan ketidakcermatannya dalam melaksanakan proses pelelangan; 9. Melakukan penyetoran ke Kas Negara atas Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak yang telah diterbitkan, serta 10. Menginstruksikan KPA Satker terkait untuk menyetor kekurangan volume dan kelebihan pembayaran ke Kas Umum Negara, serta 11. Menginstruksikan KPA Satker terkait untuk mempertanggungjawabkan peke~aan agar sesuai dengan spesifikasi teknis pekerjaan; 12. Memberikan sanksi administratif sesuai ketentuan yang berlaku 13. Menginstruksikan KPA Satker terkait untuk memberikan sanksi Penerima Hasil Pekerjaan dan Konsultan Pengawas untuk lebih berlaku; 14. Memberikan sanksi administratif sesuai ketentuan yang berlaku kepada PPK Satker terkait atas ketidakkonsistenan dalam melaksanakan ketentuan kontra yaitu tidak mencairkan jaminan pelaksanaan terhadap rekanan yang diputus kontrak karena wanprestasi; 15. Menginstruksikan PPK Satker terkait untuk mencairkan jaminan pelaksanaan dan menyetorkannya ke Kas Negara serta menyampaikan salinan bukti setor kepada BPK. ~

, Direktur Jenderal Perhubungan Laut segera melakukan upaya-upaya sebagai berikut : 1. Menginstruksikan KPAlKPB Satker Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Perak menelusuri dan melengkapi data dukung terkait aset tetap kapal perintis KM Amukti Palapa sebagai dasar pencatatan aset tetap tersebut; 2. Menginstruksikan Sesditjen Perhubungan Laut segera berkoordinasi dengan Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) terkait inventarisasi dan penilaian Aset Tetap eks Satker Kanpel Moutong; 3. Menginstruksikan KPAlKPB Satker Balai Kesehatan Kerja Pelayaran segera memproses pengusulan penghapusan aset yang sudah rusak berat; 4. Menginstruksikan KPAlKPB Satker Kantor Syahbandar Kelas Utama Tanjung Perak Surabaya berkoordinasi dengan pihak KPKNL melakukan koreksi penyesuaian Aset Tetap Dalam Renovasi; 5. Menginstruksikan KPAlKPB Satker Distrik Navigasi Kelas II Kupang segera melakukan proses penghapusan aset yang berada di Negara Timor Leste; 6. Menginstruksikan KPAlKPB Satker terkait untuk melakukan penatausahaan persediaan sesuai ketentuan perundangan yang berlaku termasuk melaksanakan inventarisasi persediaan pada akhir periode akuntansi; 7. Menginstruksikan KPAlKPB Satker terkait untuk menelusuri pencatatan persediaan yang tidak sesuai dengan data dukung dan kondisi senyatanya; 8. Menginstruksikan KPAlKPB Satker Fungsi Perkapalan dan Kepelautan Pusat menelusuri persediaan yang tidak jelas pembukuannya serta memerintahkan KPAlKPB Satker terkait Distrik Navigasi Kelas II Kupang untuk lebih cermat dalam penatausahaan BBM SBNP; 9. Menginstruksikan UAKPA di lingkungannya untuk melaksanakan perencanaan dan penganggaran kegiatan dengan mendasarkan pada Peraturan Menteri Keuangan Nomo 91/PMK.06/2007 tentang Bagan Akun Standar; 10. Memberikan sanksi administratif sesuai ketentuan yang berlaku kepada Kuasa Pengguna Aggaran untuk lebih mengoptimalkan pengawasan dan pengendalian atas pelaksanaan pekerjaan konstruksi; 11. Memberikan sanksi administratif sesuai ketentuan yang berlaku kepada Pejabat Pembuat Komitmen dan memerintahkan agar lebih cermat dalam membuat Harga Perkiraan Sendiri (HPS) serta lebih optimal dalam melakukan pengawasan pekerjaan; 12. Menginstruksikan KPA Satker terkait untuk memberikan sanksi Pengadaan Barang/Jasa atas kelalaian dan ketidakcermatannya dalam melaksanakan proses pelelangan 13. Melakukan penyetoran ke Kas Negara atas Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak yang telah diterbitkan, serta

14. Menginstruksikan KPA Satker terkait untuk menyetor kelebihan pembayaran ke Kas Umum Negara, serta menyampaikan salinan bukti setor kepada BPK;. 15. Memberikan sanksi administratif sesuai ketentuan yang berlaku 16. Menginstruksikan KPA Satker terkait untuk memberikan sanksi Penerima Hasil Pekerjaan dan Konsultan Pengawas untuk lebih berlaku; 17. Menginstruksikan KPA Satker terkait agar memberikan sanksi administratif sesuai ketentuan yang berlaku kepada PPK dan Konsultan Pengawas atas kelalaiannya dalam melakukan pengawasan dan pengendalian pekerjaan serta kepada Panitia Penerima Hasil Pekerjaan atas kelalaiannya dalam memeriksa hasil pekerjaan sesuai dengan ketentuan masing-masing kontrak; 18. Menginstruksikan PPK Satker terkait untuk menetapkan dan menarik denda keterlambatan kepada masing-masing kontraktor dan segera menyetorkannya ke Kas Negara serta menyampaikan salinan bukti setor kepada BPK; 19. Memberikan sanksi administratif sesuai ketentuan yang berlaku kepada PPK Satker terkait atas ketidakkonsistenan dalam melaksanakan ketentuan kontra yaitu tidak mencairkan jaminan pelaksanaan terhadap rekanan yang diputus kontrak karena wanprestasi; 20. Menginstruksikan PPK Satker terkait untuk mencairkan jaminan pelaksanaan dan menyetorkannya ke Kas Negara serta 21. Memberikan sanksi administratif sesuai ketentuan kepada PPK UPP Jampea atas tindakannya menandatangani kontrak dalam masa sanggah banding pada Pekerjaan Pembangunan Faspel Kayuadi. Direktur Jenderal Perhubungan Udara segera melakukan upaya-upaya sebagai berikut : 1. Menginstruksikan para KPAlKPB Satker di lingkungannya agar segera melakukan penyesuaian atas pencatatan aset sesuai dengan item pekerjaan pada RAB Kontrak; 2. Menginstruksikan KPAlKPB Satker terkait untuk menelusuri pencatatan persediaan yang tidak sesuai dengan data dukung dan kondisi senyatanya; 3. Memberikan sanksi administratif sesuai ketentuan yang berlaku kepada Kuasa Pengguna Aggaran untuk lebih mengoptimalkan pengawasan dan pengendalian atas pelaksanaan pekerjaan konstruksi; 4. Memberikan sanksi administratif sesuai ketentuan yang berlaku kepada Pejabat Pembuat Komitmen dan memerintahkan agar lebih cermat dalam membuat Harga Perkiraan Sendiri (HPS) serta lebih optimal dalam melakukan pengawasan pekerjaan; 5. Menginstruksikan KPA Satker terkait untuk memberikan sanksi Pengadaan Barang/Jasa atas kelalaian dan ketidakcermatannya dalam melaksanakan proses pelelangan;

6. Melakukan penyetoran ke Kas Negara atas Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak yang telah diterbitkan, serta 7. Memberikan sanksi administratif sesuai ketentuan yang berlaku 8. Menginstruksikan KPA Satker terkait untuk memberikan sanksi Penerima HasH Pekerjaan dan Konsultan Pengawas untuk lebih berlaku; 9. Menginstruksikan KPA Satker terkait agar memberikan sanksi administratif sesuai ketentuan yang berlaku kepada PPK dan Konsultan Pengawas atas kelalaiannya dalam melakukan pengawasan dan pengendalian pekerjaan serta kepada Panitia Penerima Hasil Pekerjaan atas kelalaiannya dalam memeriksa hasil pekerjaan sesuai dengan ketentuan masing-masing Kontrak. Direktur Jenderal Perkeretaapian segera melakukan upaya-upaya sebagai berikut : 1. Memberikan sanksi administratif sesuai ketentuan yang berlaku kepada Kuasa Pengguna Aggaran untuk lebih mengoptimalkan pengawasan dan pengendalian atas pelaksanaan pekerjaan konstruksi; 2. Memberikan sanksi administratif sesuai ketentuan yang berlaku kepada Pejabat Pembuat Komitmen dan memerintahkan agar lebih cermat dalam membuat Harga Perkiraan Sendiri (HPS) serta lebih optimal dalam melakukan pengawasan pekerjaan; 3. Menginstruksikan KPA Satker terkait untuk memberikan sanksi Pengadaan Barang/Jasa atas kelalaian dan ketidakcermatannya dalam melaksanakan proses pelelangan; 4. Melakukan penyetoran ke Kas Negara atas Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak yang telah diterbitkan, serta 5. Menginstruksikan KPA Satker terkait untuk menyetor kelebihan pembayaran ke Kas Umum Negara, serta menyampaikan salinan bukti setor kepada BPK; 6. Menginstruksikan KPA Satker terkait untuk mempertanggungjawabkan pekerjaan; 7. Memberikan sanksi administratif sesuai ketentuan yang berlaku 8. Menginstruksikan KPA Satker terkait untuk memberikan sanksi Penerima HasH Pekerjaan dan Konsultan Pengawas untuk lebih berlaku; 9. Menginstruksikan KPA Satker terkait agar memberikan sanksi administratif sesuai ketentuan yang berlaku kepada PPK dan Konsultan Pengawas atas kelalaiannya dalam melakukan pengawasan dan pengendalian pekerjaan serta kepada Panitia Penerima HasH Pekerjaan atas kelalaiannya dalam memeriksa hasil peke~aan sesuai dengan ketentuan masing-masing Kontrak;

10. Menginstruksikan PPK Satker terkait untuk menetapkan dan menarik denda keterlambatan sebesar Rp.304.130.651,36 kepada masing-masing kontraktor dan segera menyetorkannya ke Kas Negara serta menyampaikan salinan bukti setor kepada BPK Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan melakukan upaya-upaya sebagai berikut : 1. Menginstruksikan KPA Satker terkait untuk menyetor kekurangan volume dan bukti pertanggungjawaban tidak diyakini kebenarannya ke Kas Umum Negara, serta menyampaikan salinan bukti setor kepada BPK; 2. Memberikan sanksi administratif sesuai ketentuan yang berlaku 3. Menginstruksikan KPA Satker terkait untuk memberikan sanksi Penerima Hasil Pekerjaan dan Konsultan Pengawas untuk lebih berlaku. Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia segera melakukan upaya-upaya sebagai berikut : 1. Menginstruksikan KPAlKPB Satker Sekretariat BPSDM merinci pencatatan perangkat teleconference; 2. Menginstruksikan KPA Satker Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Laut menelusuri biaya pemeliharaan Ship Analytical dan mencatatnya sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan serta melakukan koordinasi dengan KPKNL untuk melakukan inventarisasi dan apabila diperlukan dilakukan penilaian kembali aset dari pekerjaan Maritime Education and Training Improvement (METI); 3. Menginstruksikan KPAlKPB Satker terkait untuk melakukan penatausahaan persediaan sesuai ketentuan perundangan yang berlaku termasuk melaksanakan inventarisasi persediaan pada akhir periode akuntansi; 4. Menginstruksikan UAKPA di lingkungannya untuk melaksanakan perencanaan dan penganggaran kegiatan dengan mendasarkan pada Peraturan Menteri Keuangan Nomo 911PMK.06/2007 tentang Bagan Akun Standar; 5. Menginstruksikan KPA Satker terkait agar memberikan sanksi administratif sesuai ketentuan yang berlaku kepada PPK dan Konsultan Pengawas atas kelalaiannya dalam melakukan pengawasan dan pengendalian pekerjaan serta kepada Panitia Penerima Hasil Pekerjaan atas kelalaiannya dalam memeriksa hasil pekerjaan sesuai dengan ketentuan masing-masing Kontrak; 6. Menginstruksikan Kepala Pusat Pengembangan SDM Perhubungan Darat dan Kepala Pusat Pengembangan SDM Perhubungan Laut untuk segera memproses registrasi dan pengesahan atas penerimaan aset hibah kepada DJPU; 7. Memantau proses pengesahan tarif biaya diklat agar dilaksanakan sesuai dengan ketentuan; 8. Memberikan sanksi administratif sesuai ketentuan yang berlaku kepada KPA Satker terkait atas kelalaiannya dalam menerapkan tarif diklat tanpa ketetapan Menteri Keuangan.

Dalam pelaksanaan instruksi ini para Eselon I agar membuat laporan berkala setiap bulan kepada Sekretaris Jenderal dan Inspektur Jenderal serta akan dimonitor dan dikoordinasikan oleh Sekretaris Jenderal. Melaksanakan dan menindaklanjuti instruksi ini dengan sebaikbaiknya dan penuh rasa tanggung jawab. Dikeluarkan di : Jakarta Pada tanggal : 10 Juli 2013 MENTERIPERHUBUNGAN SALINAN Instruksi ini disampaikan kepada : 1. Wakil Menteri Perhubungan; 2. Sekretaris Jenderal; 3. Inspektur Jenderal; 4. Para Direktur Jenderal di Lingkungan Kementerian Perhubungan; 5. Para Kepala Sadan di Lingkungan Kementerian Perhubungan; 6. Para Stat Ahli Menteri Perhubungan; 7. Kepala Siro Keuangan dan Perlengkapan; 8. Kepala Pusat Data dan Intormasi.