wn7srfrr?\g ponegoro ISBI\I gtt - g7g _ ffi1 Or _ 4 Sernarang Pragrarm Studi Magister Lingtiistik 2 Oktober 2010 U niversitas Di

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN KEPADATAN LEKSIKAL TULISAN ILMIAH MAHASISWA PROGRAM STUDI SASTRA INGGRIS UDINUS MELALUI PENGAJARAN NOMINALISASI*) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam memahami konsep mengenai teori kebahasaan, linguistik

KONTRAK KULIAH. Introduction to Functional Grammar FBIB FAKULTAS BAHASA DAN ILMU BUDAYA UNIVERSITAS STIKUBANK SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya metafora adalah suatu bentuk kekreatifan makna dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. diuraikan, diperlukan sejumlah teori yang menjadi kerangka landasan di dalam

16, Vol. 06 No. 1 Januari Juni 2015 Pada dasarnya, secara semantik, proses dalam klausa mencakup hal-hal berikut: proses itu sendiri; partisipan yang

BAB I PENDAHULUAN. yang saling berhubungan untuk menghasilkan rasa kepaduan atau rasa kohesi

METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata

BAB I PENDAHULUAN. Berbeda dengan sintaksis yang mempelajari bagaimana satuan bahasa terbentuk,

BAB I PENDAHULUAN. dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan. Sejalan dengan itu, dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan suatu media terpenting untuk berkomunikasi baik

BAB I PENDAHULUAN. Esai merupakan karya tulis yang dibuat berdasarkan gagasan atau ide penulis.

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS GUNADARMA

Kemampuan Siswa Kelas XI SMAN 8 Pontianak Menentukan Unsur Kebahasaan Dalam Teks Cerita Ulang Biografi

BAB I PENDAHULUAN. Nominal group merupakan salah satu jenis grup yang memiliki functional

BAB I PENDAHULUAN. ada dua proses yang terjadi, yaitu proses kompetensi dan proses performansi.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Saat ini, komunikasi merupakan hal yang sangat penting dikarenakan

I. PENDAHULUAN. penting dalam pendidikan, dan diajarkan mulai dari sekolah dasar hingga tingkat

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN WORD CARD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Herlin Marliyana, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah merupakan salah satu aspek

PEER REVIEW UNTUK PENGAJARAN KETRAMPILAN MENULIS KALIMAT BAHASA INGGRIS. Listiani

BAB I PENDAHULUAN. Teks merupakan salah satu bentuk dari bahasa yang dituangkan satu media

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia tidak terlepas dengan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang mempunyai hubungan dengan proses berpikir serta keterampilan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PADA PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) SIKLUS I/SIKLUS II*)

BAB I PENDAHULUAN. melakukan suatu komunikasi dan kontak sosial menggunakan bahasa. Bahasa

90. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

1. PENDAHULUAN. Di era globalisasi bahasa lnggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan

2015 METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN (SAKUBUN)

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki sistem fonologi dan tata bahasanya sendiri, yang membedakannya dari bahasa lain. Oleh karena itu, masyarakat

III. PROSEDUR TINDAKAN. dilaksanakan oleh guru dan siswa untuk melakukan perbaikan dan berdampak

Modul ke: BAHASA INDONESIA. Ragam Bahasa. Sudrajat, S.Pd. M.Pd. Fakultas FEB. Program Studi Manajemen.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

I. PENDAHULUAN. di sekolah. Dalam KTSP Bahasa Inggris 2006 dijelaskan bahwa dalam belajar

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI TEKNIK MENYUSUN KALIMAT SISWA KELAS IV SEMESTER GANJIL SDN PUNCU 2

BAB II KAJIAN PUSTAKA

J.C. Sutoto Pradjarto

KEMAMPUAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI SISWA KELAS VII SMPN 13 BANDARLAMPUNG

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

BAB III METODE PENELITIAN

RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER ( R P K P S )

ANALISIS DESKRIPTIF PENGGUNAAN GRAMMATICAL METAPHOR DALAM TULISAN MAHASISWA PROGRAM STUDI BAHASA INGGRIS UNIVERSITAS JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap orang perlu mengungkapkan ide atau gagasan pada orang lain.

INTERFERENSI BAHASA JAWA DALAM KARANGAN NARASI BERBAHASA INDONESIA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI

KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI

III. METODE TINDAKAN KELAS. dilaksanakan oleh guru dan siswa untuk melakukan perbaikan dan berdampak

peningkatan kualitas kehidupan, serta pertumbuhan tingkat intelektualitas, dimensi pendidikan juga semakin kompleks. Hal ini tentu membutuhkan desain

Peningkatan Penguasaan Vocabulary Teks Deskriptif melalui Pendekatan Scientific dengan Model Guide Inquiry pada Siswa SMPN 1 Besuki.

BAB I PENDAHULUAN. dimengerti dan digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Adapun cara-cara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berjalan secara efektif dan efisien yang dimulai dari perencanaan, mengupayakan agar individu dewasa tersebut mampu menemukan

BAB I PENDAHULUAN. mengusung permasalahan keilmuan. Materi yang dituangkan dalam tulisan ilmiah

BAB 5 PENUTUP. Campur code..., Annisa Ramadhani, FIB UI, Universitas Indonesia

SILABUS MATAKULIAH : BAHASA INDONESIA KODE MATAKULIAH : 2 (SKS TEORI ) PROGRAM STUDI : PTBB DOSEN PENGAMPU : Endang Mulyatiningsih

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

BAB I PENDAHULUAN. wacana. Artinya, sebuah teks disebut wacana berkat adanya konteks.

2015 FAKTOR-FAKTOR PREDIKTOR YANG MEMPENGARUHI KESULITAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA SISWA YANG MENGALAMI KESULITAN MEMBACA PEMAHAMAN

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

I. PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena bahasa

MENGEKSPLORASI TEKS AKADEMIK DALAM GENRE MAKRO

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA PENDEK MELALUI METODE PENUGASAN. Cicih Wiarsih 1, Tri Yuliansyah Bintaro 2

PENERAPAN PERSPECTIVE ACTIONNELLE UNTUK

PENGEMBANGAN TES KEMAMPUAN BERBAHASA INDONESIA RAGAM BISNIS BAGI PENUTUR ASING BERBASIS PENDEKATAN INTEGRATIF

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Proses pemerolehan bahasa dialami manusia sejak lahir. Seorang bayi

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

Page 9

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ghyna Amanda Putri, 2013

PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS PADA MAHASISWA D3 TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA INDAH GEGURITAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW. Sunandar


BAB I PENDAHULUAN. E. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang lebih menekankan

BAB I PENDAHULUAN. tulisan atau bisa disebut dengan bahasa tulis.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang

BAB 5 SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan analisis dokumen, analisis kebutuhan, uji coba I, uji coba II,

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupan sehari-hari selalu berinteraksi dengan yang lainnya. Begitu pula

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan bahasa sebagai sarana untuk berinteraksi antar manusia.

BAB III METODE PENELITIAN. di dalam kelas, maka penelitian ini disebut Penelitian Tindakan atau Action

SATUAN ACARA PERKULIAHAN JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA ITP

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembelajaran bahasa Inggris yang dipelajari sebagai bahasa

2. Hasil Penelitian Pemanfaatan Penggunaan Korespondensi

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan yang sangat penting untuk menuangkan ide pokok

BAB I PENDAHULUAN. baru tersebut, maka badan bahasa bertindak menjadi agen perubahan

Aas Asiah Instansi : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung

BAB I P E N D A H U L U A N. Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi dalam kehidupan manusia, baik secara

ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN. NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model materi ajar sintaksis

commit to user 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan

J-SIMBOL (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS SISWA KELAS X.

MENINGKATKAN PENGUASAAN TATA BAHASA PADA MAHASISWA JURUSAN BAHASA INGGRIS SEMESTER DUA UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG DENGAN MENGGUNAKAN PERMAINAN

Transkripsi:

ISBI\I gtt - g7g _ ffi1 Or _ 4 wn7srfrr?\g W t Penelitian Tindakan }(elas dalam Perspektif ttnografi 2 Oktober 2010 Pragrarm Studi Magister Lingtiistik U niversitas Di Sernarang ponegoro

DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi Jadwal Persidangan Pembicara Utama TEORI & PRAKTIK MENGAJAR BAHASA INGGRIS:.,SPEAKING ABILITY' J. Herudiit; P"r*r[;, in.i PENELITIAN TINDAKAN KELAS: KONSEP DASAR DAN PROSEDUR PELAKSANAANNYA Prof, Dr. Joko Jthrkamto t9 PELAKSANAAN DAN KELAS Dr. Subiantoro Pemakalah Pendamping PELAPORAN PENELITIAN TINDAKAN )1 TEKNIK PERGESERAN DALAM SAPAAN DALAM BUDAYA RELIGI Frans I Made Brata PENERJEMAHAN SISTEM 61 MENINGKATKAN KOHERENSI TULISAN MAHASISWA MELALUI PENGEMBANGAN PROGRESSTON... Sri Mulatsih BAHASA INGGRIS TEMA (THEMATIC 77 MODEL DAN DESAIN PENELITIAN TINDAKAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA Diyas Puspandari KELAS TINTUK 95

SUPERVISI KLINIS SEBAGAI ALTERNATIF MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU KELAS PEMBELAJARAN TEMATIK DI GUGUS CUT KECAMATAN WANASARI KABUPATEN BREBES Salimudin UNTUK ru DALAM NYA DIEN 113 PERILAKU VERBAL DOSEN DENGAN MAHASISWA DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA Eva Ardiana Inclrariani COMMON MISTAKES DALAM PENELITIAN TINDAKAN T TES PADA SKRIPSI MAHASISWA TINY (SEBUAH KAJIAN SEMANTIS). Dwiyanto Dioko Pranowo ASING "........1.31 PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN BAHASA JERMAN DI DKI JAKARTA DENGAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS 163 Endung K. Trijanto PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INDONESIA DENGAN KEGTATAN BERCERITA, SEBUAH ALTERNATIF LTNTUK SrSWA SEKOLAH DASAR..._......... 17..3 Dwi Pratiyt'i MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA MENUANGKAN IDE DALAM MENULIS PROSA SEBUAH PENELITIAN TINDAKAN KELAS Sutarsih SISWA SD SEDERHANA: t9t PENINGKATAN KEPADATAN LEKSIKAL TULISAN ILMIAH MAHASISWA PROGRAM STUDI SASTRA TNGGRIS UDINUS MELALUI PENGAJARAN NOMINALISASIX) ----------- 205 Sunardi INVESTIGATING TEACHER CLAS SROOM INTERACTIONS Meinarni Susilowati IDENTITY REPRESENTATION IN 2t9

PENINGKATAN-KEPADATAN LEKSIKAL TULI SAN ILMIAH MAHASTS*.^.l*oCR"il;,ft?llASrxA_rittor.uDrNus MELALUT prnca"rinan rvonlruoiir".r.l Oleh: (F a kt t I t a s B a h a s a a o, s o, il,"?)l).,, ABSTRAK r, i, o, D i a n N t " n r,v a n t o r o) Penelitian ini bertujuan untuk rneningkatkan kualitas tulisan i,niah mahasiswa program studi sasiia ir**;, uri;.;;;;"fr,un Nuswantoro yang tercermin..dari tingginya'klpadatan r"r..ir.ur"irrirun. rjpaya peningkatan ini diraksanar.ii"il.rrrr) pereritian rinjrtun keras bagi 20 mahasiswa yang men*ambir,nu,u [ul*i, yv.r,-g,u'iili r.,nesrer genap lhffi,l;lj;mrk 200i- zolo. ir"a"ian keras b.*pu pengajaran rnateri oj;.*" il,ll'of "nttuoannva dal am.t<atp.at - vans- aiij, urutun d at am li,g"o;, il;"#ffi'h'."ih,1:i!,fi8 ff S"r,Tjil Unn*l i'il*,t, :; "ffi fi': Igr:il ;* l:: ::: :: i;1 ;iii *: d apa,, erc ap a i i;;.1l%*'#tt;;r"'"*i,ffi;"jl".tffitii#j.ili:',*tf ti:: Penelitian ini menyirnpulkan bahwa oe penerapannya dar am. ;rr o; ;,d; tersebur rnemi l 1:lff_T"irffi.J iki tingkar k;r;;;;;'i.u.-,u"1 ;:T,#;jl. i:1,:#.v", ffi g i.rn,n**u mampu,htffif,fl,*ilr,1 i3r.i-"'il;. s.etiap l"ri#i',v". or"i, karena secara dini p.rru meraru,tt^9"1?*,.kalirnar,rru ol;*tu, kuliah ffi;;" mahasiswa mereka English terbiasa o.n cruirm*.uil"u*.w.i,irg nominalisasi agar satu ciri *tr."e;'fiil dalam il:ts trrl,"",."uugul ruiuh Kata Kunci : kepadatan leksikal, nominalisasi, tulisan ilmiah r. PENDAHULUAN Menulis dan berbicera merupakan cara pahami juga berbeda (Halliday, l9g5). ini, bahasa ragam tulis berbeda belajar yang berbeda karena apa yangmereka Berdasarkan dua peran bahasa yang berbeda menyatakan pandangan sinoptis dengan bahasa ragam lisan. Bahasa ragam tulis yang mendefinisikan dunia sebagai suatu produk ;;,:",":::"ffi:: 20s

struktur atau sesuau yang ada. Sementara itu, bahasa ragam lisan menyatakan pandangan dinamis yang mendefiniskan dunia sebagai suatu proses. Bahasa ragam lisan mengkodekan dunia bukan sebagai suatu struktur tetapi sebagai suatu proses konstruksi. Dalam bahasa lisan, gejala bukannya ada tetapi terjadi. Eggins (1997) rnembedakan antara bahasa lisan dan bahasa tulis berdasarkan jarak interpersonal dan eksperensial. Situasi bahasa lisan urnumnya interaktif, pertemuan langsung, digunakan untuk mencapai tindakan sosial yang sedang berlangsung, spontan, dan santai. Sementara itu, situasi bahasa tulis bersitat kebalikannya, yaitu tidak interaktif, tidak secara langsung, digunakan untuk meng gambarkan p engal aman, p erbaikan, dan formal. Menulis sebagai sarah satu keterampilan bahasa merupakan kemampuan yang paling akhir untuk dikuasai oreh pemberajaran bahasa Inggris (Lewitt, 1990). Permasalahan muncul dalam pengajaran bahasa Inggris karena keempat ketrampilan bahasa (berbicara, menyimak, membaca, dan menulis) harus diajarkan kepada pembelajar sejak tahap awal keterampilan menulis mereka. Hal ini berarti bahwa keterampilan menulis dipraktekkan dalam waktu yang bersamaan dengan ketiga keterarnpilan bahasa I ainnya. Mengajar rnenulis juga merupakan masalah yang kompleks dimana guru harus memiliki minat dan profesionalisme yang tinggi dalam aktivitas menulis. Dalam kenyataannya tidak banyak guru yang tertarik mengajarkan menulis karena banyaknya beban mengoreksi tulisan mahasiswa dari waktu ke waktu. Di samping itu, sebagian besar murid tidak menyukai menulis. Tentu saja hal ini merupakan suatu ironi hasil pendidikan karena tak seorang pun meragukan pentingnya keterampilan menulis. Salah satu situasi pemakaian bahasa ragam tulis adalah tulisan akademis. Tulisan seperti ini digunakan untuk mencapai kepentingan akademis. Karena digunakan dalam situasi yang ilmiah, tulisan akademis mengkomunikasikan lebih banyak informasi di antara para ilmuwan. Halliday dan Martin (lgg3) menyatakan bahwa dalam tulisan ilmiah lebih banyak kata leksikal dikemas dalam teks, sehingga 206

bahasanya lebih rurnit karena menyangkut banyak istilah teknis yang saling berkaitan. Ada tujuh masalah yang dapat digunakan untuk menggambarkan kesulitan dan karakteristik bahasa Inggris ilmiah, yaitu (l) deflnisi yang saling berkaitan, (2) taksonomi teknis, (3) ekspresi khusus, (4) kepadatan leksikal, (5) ketaksaan sintaksis, (6) metafora grammatikal, dan (7) pemisahan semantis. Karena tulisan ilmiah termasuk dalam teks ragam tulis, ciri-ciri ragam bahasa tulis harus terlihat di dalam karangan tersebut. Dua ciri utama teks ragam tulis dibandingkan dengan teks ragam lisan adalah lebih tingginya kepadatan leksikal (lexical density) dan lebih rendahnya kerumitan gramatikal (grammhtical intricacy). Apabila ciri-ciri tersebut dapat direalisasikan dalam suatu tulisan ilmiah, maka tulisan tersebut mampu memuat infonnasi sebanyak-banyaknya melalui kata leksikal dan dinyatakan dalam struktur kalimat yang tidak terlalu rumit (complex). Namun, kenyataannya sebagian besar tulisan ilmiah yang dihasilkan oleh mahasiswa Program Studi Sastra Inggris Universitas Dian Nuswantoro belum menunjukkan ciri-ciri tulisan ilmiah, khususnya kepadatan leksikal dan kerumitan gramatikalnya. Hal ini terjadi karena sebagian besar tulisan tersebut merupakan teks ragam lisan yang ditulis, sehingga lebih menunjukkan ciri-ciri teks ragam lisan daripada ragam tulis. Salah satu cara agar tulisan ilmiah memiliki tingkat kepadatan leksikal yang lebih tinggi dan tingkat kerumitan gramatikal yang lebih rendah adalah dengan proses nominalisasi. Proses nominalisasi dalam kalimat dilakukan dengan cara mengubah kata kerja dan sifat menjadi kata benda, sehingga kata benda tersebut bisa menjadi kata utama (notm heact) dalam suatu nominal grotp yang dapat dijelaskan dengan menggunakan kata leksikal lainnya, tanpa menambah kerumitan struktur kalimat. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas tulisan ilmiah mahasiswa Program Studi Sastra Inggris Universitas Dian Nuswantoro yang tercermin dari tingginya kepadatan leksikal tulisan melalui pengajaran materi nominalisasi pada mata kuliah Writing IV. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi (a) mahasiswa dalam usahanya untuk meningkatkan kualitas tulisan 207

akademisnya, terutama agar tulisan yang dihasilkannya memiliki kepadatan leksikal yang lebih tinggi, dan (b) dosen pengampu mata kuliah Writing dalam memperbaiki praktek pembelajarannya di kelas, terutama agar mahasiswa mampu menghasilkan karangan ilmiah yang memenuhi kriteria sebagai teks ragam tulis. Hipotesis tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah: Pengaiaran materi nominalisasi pada mata kuliah l4/riting IV pada program Stttcli Sastra Inggris semester genap tahtm akademik 2009-2010 dapat meningkatkan tingkat kepadatan leksikal (lexical density) karangan ilmiah yang dintlis mahasiswa. 2. LANDASAN TEORI 2.1 Bahasa Ragam Lisan dan Tulis Menurut Eggins (1997) ada beberapa perbedaan yang jelas antara bahasa ragam lisan dan tulis berdasarkan implikasi linguistik modus (MODE). perbedaan tersebut dapat diringkas seperti pada tabel berikut. Tabel 1. Perbedaan Bahasa Ragam Lisan dan Tulis Ragam Lisan melalui gilir bicara (tumraking) terikat konteks strukturnya dinamis - tahapan interaktif - berakhir terbuka spontan (awal yang salah, keragu-raguan, interupsi, tumpang tindih, klausa tidak lengkap) Bahasa ragam lisan dan tulis: implikasi linguistik MODUS bersifat monologis bebas konteks sm:krumya s,noptis - tahapan retorika - berakhir tertutup Ragam Tulis "draf akhir" (sudah diperbaiki) indikasi draf sebelumnya tidak tampak kosakata biasa tatabahasa tidak baku kompleksitas gramatikal sedikit kata leksikal kosakata 'teknis" tatabahasa baku kesederhanaan gramatikal lebih banyak kata leksikal 208

i 2.2 Kepadatan Leksikal Berdasarkan ciri-ciri bahasa ragam lisan dan tulis tersebut, kompleksitas grammatikal dan kepadatan leksikal merupakan pembeda yang paling nyata cli antara keclua ragam bahasa tersebut' ciri kompleksitas gramatikal menyatakan bahwa bahasa ragam lisan cenderung menggambungkan klausa-klausa satu sama lain, sehingga menggunakan lebih banyak klausa dan kalimatnya menjadi rebih panjang. Sebaliknya, ciri kesederhanaan gramatikal dalam bahasa ragam tulis menyatakan bahwa bahasa ragam tulis cenderung menggunakan rebih sedikit krausa dalam karimat. Tingkat kepadaan leksikal membedakan antara bahasa ragam lisan dengan ragam tulis' Menurut Halliday dan Martin (1993), kepadatan leksikal (lexical density) menggambarkan kepatan informasi dalam suatu teks, menurut seberapa banyak kata leksikal (kata isi) dipadatkan ke dalam struktur gramatikal. Kepadatan leksikal dapat digunakan sebagai indikator sebuah teks melalui perhitungan jun:lah kata leksikal yang digunakan dalam teks dan sebagai ukuran untuk rnenghitung jumlah informasi yang disampaikan dalam teks tersebut. Menurut Eggins (rgg4) tingkat kepadatan leksikal suatu teks dapat ditentukan dengan membagi jurnlah kata leksik al yang digunakan (infonnation-carrying words) dengan jumlah semua kata yang digunakan dalam teks tersebut' Dalam bahasa Inggris, kata leksikal meliputi kata benda (noun), kata kerja leksikal (lexical verb), kata sifat (adjective), dan kata keterangan (adverb). sedangkan, kata tugas (function words) meliputi determiners, pronouns, prepositions, conjunctions, numerars, dan auxiliary verbs. Bahasa ragam turis menjadi kompleks karena banyak memiliki kata leksikal di dalam klausa-krausanya. Teks ragam tulis cenderung lebih terencana dan lebih formal daripada teks ragam lisan, sehingga teks ragam tulis memiliki kepadatan leksikal yang lebih tinggi daripada teks ragam risan. ure, seperti dinyatakan oleh Johansson (200g), menyimpulkan bahwa sebagian besar teks ragam tulis memiliki kepadatan leksikal 40Yo atau lebih, sedangkan teks ragam lisan memiliki kepadatan leksikal kurang dari 40%. 209

Eggins (1994) merangkum hubungan antara kompleksitas gramatikal dan kepadatan leksikal antarateks tulis dan lisan sebagai berikut: Table 2' Kompleksitas Gramatikal dan Kepadatan Leksikal antarateks Tulis dan Lisan Teks Lisan kepadatan leksikal rendah - jumlah kata leksikal yang digunakan lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah semua kata dalam teks Kompleksitas gramatikal lebih tinggi - kalimat memiliki banyak klausa Teks Tulis kepadatan leksikal tinggi - jumlah kata leksikal yang digunakan lebih banyak dibandingkan dengan jumlah semua kata dalam teks Kompleksitas gramatikal lebih - kalimat memiliki sedikit klausa 2.3 Frase Nominal (Nominal Group) Agar dapat menggunakan lebih banyak kata leksikal setiap kalimat sehingga meningkatkan kepadatan leksikal, teks ragam tulis menggunakan nominalisasi. Hal ini berhubungan dengan penggunaan frase nominal (nominal group) dalarn bahasa Inggris. Frase nominal adalah gabungan kata yang rnemiliki kata benda (yaitu kata yang menamai orang, tempat atau benda Iainnya) sebagai kata inti dan termasuk seluruh informasitambahan tang berhubungan dengan kata benda inti tersebut. Eggins (lgg4) mencontohkan beberapa frase nominal unfuk menyatakan ada hanyak hal yang dapat dilakukan dengan kata benda dalam bahasa Inggns, yaitu counting, specifying, describing, classifring, and qualiffing, seperti contoh berikut: spiders the three spiders the three redback spiders the three shiny redback spiders the smallest of the three shiny redback spiders 210

the srnallest of the three shiny redback spiders in the comer the smallest of the three shiny redback spiders spinning their webs in the cortler Dalarn bahasa Inggris, frase nominal sebagai alat untuk menggambarkan pengalaman mem,iki sejurnrah elemen fungsionar (Gerot dan wigne,, rgg4): a. b. Thing, kata benda yang menjadi pusat modifikasi dan spesifikasi lebih lanjut; De i tic' memberikan identifi kasi kepada thing berhubrngan dengan konteksnya; Post-deitic, menyatakan bagian lain dari thing dengan merujuk kepada apakah benda tersebut dikenal atau tidak, statusnya dalam konteks, kesamaan atau ketidaksamaannya dengan jenis benda lainnya; d. Numeratit,e, menyatakan jumlah atau urutan thing; Ep i t he t, menyatakan kualitas t h i ng; f. g D' Classifier, menyatakan jenis atau ragam; dan Qualifier' memberikan information tambahan atau infonnasi lokasi terhadap thing yang berada di belakangnya. contoh frase nomrnal dengan semua elemen fungsionalnya adalah sebagai berikut: those other rattles two bis, loathsome venomous snakes with Epithet (aftitudinal) 2.4 Nominalisasi Dalam ilmu linguistik, nominalisasi merujuk kepada pengubahan kata kerja atau kata sifat mdadi kata benda' baik dengan proses transformasi morforogis atau tidak, sehingga kata benda tersebut berfungsi sebagai kata benda inti dalam suatu frase nominal' Daram bahasa Inggris, beberapa kata kerja dan kata sifat dapat digunakan 211

secara langsung sebagai kata benda, atau dengan membufuhkan imbuhan dengan transformasi morfologis, seperti nominalization dai nominalize; nxovemenl dari move; investigation dan investigctte; rtfficulty dan clffictilt; carelessness dari careless, dan sebagainya. Ketika sebuah kata kerja dinominalisasikan, ia berubah menjadi konsep dan bukannya proses lagi (Wikipedia, 2006). Nominalisasi banyak dijumpai pada tuiisan akademis. Nominalisasi memiliki karaketistik sebagai berikut (Ling dalam Wang, 2007): a' Nominalisasi mengubah proses (verb)menjadi konsep (noun). b' Dengan nominalisasi, satu kalimat memuat di dalamnya beberapa ide abstrak yang kompleks. c' Nominalisasi menghasilkan frase nominal yang panjang sehingga meningkatkan kepadatan leksikal. d. Nominalisasi mengurangi beberapa klausa, sehingga banyak informasi dapat dipadatkan kedalarn frase nominal. e' Ketika kata kerja dinominalisasikan, ia berubah menjadi konsep dan bukannya proses lagi, sehingga penulis dapat meningkatkan jumlah informasi untuk mernberikan penjelasan lebih lanjut terhadap konsep yang dibahas dalam kalimat. f' Nominalisasi memungkinkan penulis teks akademis merujuk ke ide-ide abstrak yang muncul kembali. 2.5 Kerangka Berpikir Berda sarkan pada kerangka teori tentang pengajaran menulis, karakteristik bahasa ragam tulis, dan proses nominalisasi, dapat disusun kerangka berpikir yang digunakan sebagai dasar atau acuan dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kepadatan leksikal karangan ilmiah mahasiswa proram Studi Sastra I Inggris. Kerangka berpikir tersebut dapat digabarkan pada Gambar r. 212

Kondisi awal I -+> Dosen belum melakukan pembelajaran writing dengan penga.iaran materi nominalisasi -> Teks (tulisan) yang dihasilkan mahasiswa rnemiliki I exi ca I densitlt yang rendah dan gro nt nr ati c a I i ntri c a c.y y ang tinggi Tindakan yang dilakukan I - > Dosen melaksanakan pembelajaran writing dengan pengajaran materi nominalisasi Siklus I, dst Dosen dan mahasiswa mel akukan pem belajaran ttriting dengan penekanan pada materi nominalisasi Kondisi akhir yang diharapkan Tulisan bahasa Inggris yang dihasilkan mahasiswa memiliki I exi ca I density minimal 40Yo dan gramnratical itrtricacy yang rendah Hipotesis Pengajaran nominal isasi dapat meningkatkan lexical densitv dan rnenguran gi graltnrarical intricacy tulisan bahasa Inggris nrahasiswa Gambar 1. Kerangka Berpikir penelitian Tindakan Kelas 3. METODE PENELITIAN 3.l Lokasi dan Waktu penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di program studi sastra Inggris, Fakultas Bahasa dan sastra, universitas Dian Nuswantoro semarang. penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun akademik 2009-2010 selama 4 buran (April _ Juli 2010). 3.2 Subjek dan Objek penelitian Subjek penelitian ini adalah 20 mahasiswa yang mengambil mata kuliah writing IV pada semester genap tahun akademik 2009-2010. sedangkan objek penelitian ini ada duajenis, yaitu objek proses dan objek produk. objek proses penelitian ini adalah 213

materi norninalisasi dalam pengajaran writing, dan objek produknya adalah peningkatan kepadatan leksikal teks yang ditulis mahasiswa. 3.3 Indikator Keberhasilan Penelitian tindakan kelas ini dikatakan leksikal kelas sebes ar 4Ooh atau lebih. berhasil apabila skor rata-rata kepadatan 3.4 Prosedur Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 3 (tiga) siklus tindakan. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan tindakan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap pengamatan dan evaluasi, dan tahap analisis dan refleksi. pada penelitian tindakan kelas ini peneliti dibantu oleh seorang dosen sejawat pengampu mata kuliah writing IV yang bertindak sebagai kolaborator. Tahap perencanaan tindakan meliputi kegiatan: men)rusun silabus dan skenario pembelajaran dengan pokok bahasan nominalisasi, merancang media pengajaran dengan power point, men)rusun alat pengumpul data berupa test mengarang' Tahap pelaksanaan tindakan dilakukan dengan memperkenalkan kepada mahasiswa tentang materi nominalisasi dan membimbing mahasiswa dalam l menerapkan cara-cara nominalisasi untuk meningkatkan kepadatan leksikal karangan ilmiah. Selarna pelaksanaan tindakan, peneliti bersama kolaborator melakukan pengamatan terhadap semua aktivitas yang terjadi di dalam kelas, khususnya ketika mahasiswa berlatih menerapkan teori nominalisasi dalam praktek menulis mereka. Setiap siklus tildakan dijalankan selama dua pertemuan, dimana satu pertemuan berlangsung selama l0 menit (2 sks). pelaksanaan tindakan dan pengamatan dilakukan pada pertemuan ke-l dan ke-2 pada setiap siklus. selanjutnya pada 214

diberi test mengarang. Hasil test pada tiga siklus ini diberi kode masing-masing t2, t3, pertemuan kedua test mengarang diberikan kepada mahasiswa, untuk mengetahui tingkat keberhasilan tindakan yang telah dilaksanakan. Hasil test mengarang setiap siklus selanjutnya dianalisis terutama tingkat kepadatannya' untuk mengetahui apakah kepadatan leksikal karangan mahasiswa telah memenuhi syarat minimal bagi teks ragam turis. Berdasarkan hasil analisis inilah refleksi dilakukan' Apabila hasil tindakan ke-l belum mencapai indikator keberhasilarl, maka tindakan siklus ke-2 direncanakan dengan perbaikan langkah berdasarkan hasil refleksi siklus sebelumnya. 5. HASIL DAN PEMBAHASAN Selama penelitian tindakan kelas, empat test diberikan kepada mahasiswa. Daram setiap test mahasiswa diminta menulis sebuah teks yang terdiri dari satu paragraf tentang sebuah topik yang dapat dipilih dari sejumrah topik yang diberikan oreh dosen' Test ke-l diberikan setelah perkuliahan writing IV dengan materi perkuliahan seperti biasanya' bukan materi nominalisasi. Hasil testke-l ini digunakan sebagai nilai pre-test (t,)' selanjutnya pada pertemuan ke-2 setiap siklus tindakan, mahasiswa dan ta' Kepadatan leksikar karangan dinilai dengan dengan rumus: Kepadatan Leksikal : L/T x l}}yo,dimana L: jumlah kata leksikal dalam teks T: jumlah keseluruhan kata yang digunakan dalam teks Hasil test yang diperoleh oleh setiap mahasiswa disajikan pada Tabel 3. pada empat test dapat 215

Tabel3. Hasil Test Mahasiswa Skor Kepadatan Leksikal (dalam Zj I 2 J 4 5 6 7 8 9 10 l1 t2 l3 t4 15 t6 t7 l8 t9 20 29 27 25 24 27 28 24 22 24 25 25 28 25 24 26 24 26 25 25 25 3t 35 32 JJ 36 35 30 28 30 31 30 36 3l 29 32 28 37 34 36 32 39 39 3t 38 42 4t 38 JI 39 40 38 40 37 36 39 37 41 39 37 38 46 45 44 39 47 46 44 43 42 46 42 45 46 45 44 39 46 43 45 45 Seperti disajikan pada Tabel 3 bahwa karangan yang ditulis mahasisw a pada pre-test (tr) belum memiliki karakteristik sebagai teks ragam tulis. Hal ini ditunjukkan dengan skor rerata sebesar 25,4oh. Sebagian besar karangan yang dibuat mahasiswa memiliki ciri "teks ragam lisan yang ditulis". Berdasarkan hasil pada pretest tersebut selanjutnya tindakan perbaikan dilakukan pada siklus 1 dengan memperkenalkan materi nominalisasi dan penerapannya dalam karangan. Teks yang ditulis mahasiswa pada t2 setelah mereka diperkenalkan dengan materi nominalisasi, khususnya sub pokok bahasan long nominal grorps, menunjukkan peningkatan skor kepadatan leksikal, yaitu 32,6yo. Meskipun ada 216

membuat nominarisasi, seranjutnya dilakukan tindakan perbaikan pada sikrus ke_3 peningkatan skor, hasil ini berum memenuhi kriteria minimar kepadatan leksikal teks ragam tulis. Berdasarkan pada hasil t2 ini, tindakan siklus ke-2 dilakukan dengan penekanan pada pengubahan verb menjadi notm. Pada t3 mahasisrva mampu menghasilkan teks yang memiriki kepadatan leksikal yang lebih tinggi, yaitu sebe sar 3g,6yo. Hasil sikrus ke_2 ini memang meningkat dari siklus ke-l, namun masih belum memenuhi kriteria untuk teks ragam tulis' Berdasarkan pada hasil test siklus ke-2 dan kesulitan mahasiswa dalam dengan penekanan pada mengurangi beberapa krausa, sehingga banyak informasi dapat dipadatkan kedalam frase nominal. Tindakan perbaikan yang diberikan kepada mahasiswa pada sikrus ke_3 ini ternyata mampu membuat mahasiswa menghas,kan karangan yang mem,iki skor kepadatan leksikal yang meningkat dari siklus sebelumnya, yaitu sebesar 44,3%. ::::T: :1ar (e0%) karangan mahasiswa telah memliki karakteristik sebagai teks tulis' Hasil ini juga menunjukkan peneapaian indikator keberhasilan tindakan keras ini' yaitu rerata skor kepadatan leksikal karangan yang ditulis mahasiswa rninimal AAO,/ aw /o. 5. SIMPULAN DAN SARAN Hasil penelitian tindakan kelas ini menunjukkan bahwa pengajaran materi nominalisasi beserta penerapannya terbukti meningkatkan kepadatan reksikar karangan mahasiswa' Dengan memahami proses nominalisasi dalam membuat teks ragam tulis, mahasiswa berusaha menggunakan sebanyak mungkin kata leksikal (kata yang menyampaikan informasi) kedaram satu karimat, sehingga mampu mengurangi penggunaan kata fugas dalam teks mereka. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas ini, guru atau dosen pengampu mata kuliah/mata pelajaran writing perlu memperkenalkan materi nominarisasi dan prakteknya sedini mungkin kepada siswa/mahasiswa. Strategi nominalisasi perlu dipraktekkan pada kelas writing. Keras writing harus mampu membuat pemberajar mampu menghas,kan teks ragam tulis, bukan teks ragam risan yang dituris. 217

DAFTAR PUSTAKA Eggin, Suzzane. 1994. An Introcluction to systemic Ftmctional Linguistics. Gerot, L. and p. London: Printer. Wignel. 1994. Making Srnr",f i;;;;;;;;1n7"'crr**nr. Cammeray, New South Wales: Antipodean Educational Ert".p.i."r. Halliday, M'A.K. 1994. An httrocrrtctiott to Ftmctio,ar Grontnrur.(2d ect),. 1985. Spoken and Written Langttctge- Geelong, University Press. London: Arnold. Victoria: Deakin Halliday, M'A'K' & Martin. J.R- 1993. writing science: Literacy ancl Discursiye pow,er. Pittsburgh university of pittsburgh press. London: Falmer press.,on,n;:::,!::::::,,:::::f:-::,,".y^":tji* *:::,:,,,o,,:,:i?. an! Lexic_qt Density in speech anct writing: A ltetonme papers sz tzooal,-'6t"- i{. i"auniversity. Lewitt. English Teaching ForLm. 1990. ti* Zl. Stegen, oliver' Lexical Density in oral versys written Rangi Texls. SoAS working papers in Linguistics Vol. l5 (2007): t73 _ tb4. WanB,Xuefen.,?::"ru r*7,.- O::myaticltt and Their Application in Foreign Language Teychiys. Wikipedia, th;.m. http://en.wikipedia.org/wiki/nominalization. 218