BAB I PENDAHULUAN. terpadu dalam arti bahwa perusahaan tersebut memiliki usaha eksplorasi,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dampaknya ke berbagai sektor ekonomi Indonesia. Banyak perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. negara. Pasar modal dapat menjadi salah satu sarana untuk menambah modal

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era ekonomi pasar bebas, pasar modal memiliki peran yang cukup

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. sumber daya alam akan dapat menumbuhkan terbukanya perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. menunjang kegiatan operasionalnya, salah satunya melalui sarana pasar modal.

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah perusahaan pada hakekatnya memerlukan dana investasi dalam jumlah yang besar. Jumlah dana tersebut tidak akan

BAB I PENDAHULUAN. diantara para pelaku usaha terutama pada perusahaan yang telah go public

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasinya, selalu membutuhkan

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah pertambangan. Sektor pertambangan merupakan salah satu sektor

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang memiliki

I. PENDAHULUAN. untuk memperoleh laba dan meningkatkan nilai perusahaan (Weston dan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah wahana untuk mempertemukan pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. menunjang kegiatan operasionalnya, salah satunya melalui sarana pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, keberadaan pasar modal membantu kebutuhan pendanaan jangka

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era ekonomi modern seperti sekarang ini, perusahaan sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai jenis sekuritas yang menawarkan tingkat return dengan risiko

BAB I PENDAHULUAN. menginvestasikan dananya adalah sektor properti. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian mengatakan sektor properti

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana

BAB I PENDAHULUAN. pemodal dengan kinerja emiten. Setiap harinya harga saham di pasar sekunder selalu

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi. Dalam investasi, investor perlu terus menerus mempelajari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Sedangkan bagi investor atau pemegang saham baik itu individu

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. lebih sedikit. Salah satu penyebabnya adalah gaya hidup yang boros dan tanpa

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, public authorities, maupun swasta. Pasar modal merupakan

I. PENDAHULUAN. Nilai Emisi (Rp Juta ) Perubahan (%) Jumlah Emiten

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. bagi pemerintah. Melalui pasar modal pemerintah dapat mengalokasikan dana dari

BAB I PENDAHULUAN UKDW. sejumlah dana atau sumberdaya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh pada sektor riil di tingkat lokal, karena kekuatan akumulasi modal

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen

BAB I PENDAHULUAN. panjang. Pasar modal memiliki dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. adanya sumber-sumber yang dapat menghasilkan keuntungan. Untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh dana untuk menjalankan kegiatan-kegiatan operasionalnya.

BAB I PENDAHULUAN. manajemen, prospektus, saran dari broken dan informasi penting lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. akan semakin besar juga seiring dengan semakin berkembangnya kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Hal ini disebabkan semakin banyaknya perusahaan yang berdiri dan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan perusahaan-perusahaan go public di Indonesia. Dan juga lewat. dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing.

BAB 1 PENDAHULUAN. Oktober 1988, dan Desember Kebijakan-kebijakan tersebut telah

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan investasi jangka panjang suatu perusahaan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan merupakan suatu organisasi yang bertujuan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan dari kenaikan harga saham atau pembayaran sejumlah dividen oleh

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak pilihan bagi seorang investor yang mempunyai kelebihan dana dalam

: Firah Dite Oktavianty NPM :

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Perusahaan merupakan suatu unit kegiatan produksi yang mengelola

Analisis Pengaruh Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham Perusahaan Sektor Pertambangan Di Bursa Efek Indonesia Periode

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran Umum BUMN

BAB I PENDAHULUAN. dalam pasar keuangan Indonesia. Memobilisasi dana masyarakat untuk investasi,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelititan

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dana atau tambahan modal. Pasar modal (capital market)

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan bisnisnya agar tetap berjalan, salah satunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena harga tanah yang cenderung naik, supply tanah bersifat tetap

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. masa kelabu bagi pasar saham Indonesia. Indeks Harga Saham Gabungan anjlok ke

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah memberikan beberapa kemudahan untuk dapat lebih

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk mampu bersaing dalam persaingan industri. Perusahaan harus dapat

BAB I PENDAHULUAN. taraf hidup atau derajatnya di masyarakat meningkat. Banyak cara yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal di era globalisasi ini memiliki pengaruh yang

BAB I PENDAHULUAN. Perlu adanya pertumbuhan industri untuk bisa mencapai suatu tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 6,23% sedikit turun dibandingkan pada tahun 2011 yaitu 6,5%. Meskipun

BAB I PENDAHULUAN. kelanjutan hidup perusahaan (going concern), laba dalam jangka panjang (profit), dan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

BAB I PENDAHULUAN. Sumber:

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebanyak 25 perusahaan baru di tahun 2011, 23 perusahaan baru di

BAB I PENDAHULUAN. (Tandelilin, 2010:31). Salah satu bidang investasi yang cukup menarik namun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN DIVIDEND PAYOUT RATIO (DPR) TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Kasus Pada PT. Astra International, Tbk)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang sedang berkembang di berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. Tugas dari seorang manajer adalah mengambil keputusan secara tepat

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia sejak tahun 1987 tidak bergantung lagi pada pendanaan dari sumber

BAB I PENDAHULUAN. saham akan bereaksi negatif bila terjadi kemelut dalam negeri seperti kerusuhan

BAB I PENDAHULUAN. pun semakin bervariasi salah satunya adalah berinvestasi di pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. sebenarnya saham dari suatu emiten relative bisa di kontrol daripada deposito dan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dituntut untuk selalu meningkatkan kinerjanya agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. modal mengalami suatu fenomena dimana pasar modal mulai menunjukkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan dengan kekayaan alam yang melimpah.

BAB 1 PENDAHULUAN. kondisi perekonomian dalam aktivitas-aktivitas ekonomi, membuat negara ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. tambahan modal kerja, ekspansi dan lain-lain dan sebagai tempat bagi investor

BAB I PENDAHULUAN. dengan harga saham. Bila harga saham suatu perusahaan tinggi maka nilai

BAB I PENDAHULUAN. daripada proses pembentukannya dan apabila digunakan secara terus-menerus akan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan penerimaan devisa. Di Negara yang sedang berkembang usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. dan berarti perusahaan telah melakukan financial leverage. Semakin besar utang

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki kelebihan dana kepada pihak yang membutuhkan dana. Fungsi

BAB I PENDAHULUAN. dana ke dalam lembaga investasi dan atau suatu benda dengan harapan

BAB I PENDAHULUAN. satu pembiayaan eksternal bagi dunia usaha dan sebagai wadah investasi bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi adalah kegiatan untuk menanam modal pada satu asset

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi pasar modal semakin banyak mendapat perhatian,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sektor pertambangan merupakan salah satu penopang pembangunan ekonomi suatu negara, karena perannya sebagai penyedia sumber daya energi yang sangat diperlukan bagi pertumbuhan perekonomian suatu negara. Potensi yang kaya akan sumber daya alam akan dapat menumbuhkan terbukanya perusahaan-perusahaan untuk melakukan eksplorasi pertambangan sumber daya tersebut. Perusahaan dalam industri pertambangan umum dapat berbentuk usaha terpadu dalam arti bahwa perusahaan tersebut memiliki usaha eksplorasi, pengembangan dari konstruksi, produksi, dan pengolahan sebagai satu kesatuan usaha atau berbentuk usaha-usaha terpisah yang masing-masing berdiri sendiri Yudhi Herliansyah, Modul Seminar, 2012). Sifat dan karakteristik industri pertambangan berbeda dengan industri lainnya. Salah satunya industri pertambangan memerlukan biaya investasi yang sangat besar, berjangka panjang, sarat risiko, dan adanya ketidakpastian yang tinggi, menjadikan masalah pendanaan sebagai isu utama terkait dengan pengembangan perusahaan. Dalam industri pertambangan umum terbuka kemungkinan kerja sama berdasarkan kontrak kerja (contract of work) dan kontrak kerja sama, baik dalam hal pemodalan maupun operasi bersama. Sebagai akibat dari sifat dan karakteristik industri pertambangan umum, maka terdapat 1

2 beberapa perlakuan akuntansi khusus untuk industri tersebut yang berbeda dengan 'industri lainnya terutama perlakuan akuntansi biaya eksplorasi, pengembangan dan konstruksi, produksi, dan pengelolaan lingkungan hidup (Yudhi Herliansyah, Modul Seminar, 2012). Perusahaan pertambangan membutuhkan modal yang sangat besar dalam mengeksplorasi sumber daya alam dalam mengembangkan pertambangan. Untuk itu, perusahaan pertambangan banyak masuk ke pasar modal untuk menyerap investasi dan untuk memperkuat posisi keuangannya. Pasar modal memiliki peran yang besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar menyediakan fasilitas yang mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana. Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah pasar modal di Indonesia dengan jumlah perusahaan yang terdaftar di BEI sebanyak 465 emitem yang diantaranya 31 emiten termasuk perusahaan sektor pertambangan. Bursa efek berfungsi sebagai suatu sistem mediasi atau pasar terorganisasi yang mempertemukan pihak yang menawarkan atau membutuhkan modal/dana dengan pihak ingin membeli sekuritas, baik dilakukan secara langsung maupun dengan melalui perwakilan. Saham merupakan salah satu instrumen yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. Dalam suatu investasi saham, harga dapat dianggap penting karena dari harga saham tersebut investor dapat menyesuaikan dengan dana yang

3 dimilikinya serta memberikan ukuran yang obyektif tentang nilai investasi pada perusahaan. Peningkatan dan penurunan sangat penting bagi perusahaan dan investor. Bagi perusahaan, harga saham yang tinggi akan meningkatkan nilai perusahaan, sehingga banyak investor yang akan menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut, sedangkan bagi investor dapat meningkatkan return yang akan diperolehnya dari saham yang dimilikinya. Sebaliknya, jika harga saham turun, maka akan menurunkan nilai perusahaan dimata investor, sedangkan bagi investor dapat menimbulkan kerugian terhadap modal yang ditanamkan di perusahaan tersebut. Sektor pertambangan di Bursa Efek Indonesia merupakan salah satu sektor yang cukup diandalkan Indonesia karena Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam. Sektor mining (pertambangan) terdiri dari sub sektor coal mining (pertambangan batubara) yang pada tahun 2011 sebanyak 17 perusahaan (tahun 2008 hanya 9 perusahaan), sub sektor crude petroleum and natural gas production (minyak mentah dan produksi gas alam) yang pada tahun 2011 sebanyak 6 perusahaan (tahun 2008 hanya 4 perusahaan), sub sektor metal and mineral mining (pertambangan logam dan mineral) yang pada tahun 2011 sebanyak 6 perusahaan (tahun 2008 hanya 4 perusahaan) dan sub sektor land/stone quarrying (pertambangan tanah/batu) yang pada tahun 2011 hanya 2 perusahaan.

4 Berikut ini rata-rata harga saham pada sub sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk periode tahun 2008 sampai tahun 2012 yang dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 1.1 Rata-Rata Harga Saham pada Sektor Pertambangan (2008-2012) No. Sub Sektor Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 1 Sub sektor metal and mineral mining 1,188 2,150 2,188 1,511 1,048 2 Sub sektor coal mining 2,839 6,012 9,147 7,742 5,068 3 Sub sektor crude petroleum and natural gas production 623 730 734 586 423 4 Sub sektor land/stone quarrying 50 62 63 61 71 Rata-Rata 1,175 2,239 3,033 2,475 1,652 Tabel 1.1 menyajikan rata-rata harga saham pada sub sektor pertambangan. Keempat sub sektor pertambangan tersebut menunjukkan harga saham mempunyai kecenderungan yang sama yaitu terjadi penurunan harga saham tahun 2011. Rata-rata harga saham tertinggi adalah pada sub sektor coal mining, sedangkan rata-rata harga saham terendah adalah sub sektor metal and mineral mining. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada grafik 1.1.

Harga Saham (Rupiah) 5 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000-2008 2009 2010 2011 2012 Grafik 1.1 Rata-Rata Harga Saham pada Sektor Pertambangan (Mining) (2008-2012) Berdasarkan grafik 1.1, terlihat perkembangan harga saham sub sektor pertambangan periode tahun 2008 sampai tahun 2012. Perkembangan harga saham sektor mining (pertambangan) pada tahun 2009 sampai tahun 2012 mengalami fluktuasi. Sub sektor coal mining memiliki harga saham tertinggi pada periode 5 tahun terakhir, sedangkan sub sektor land/stone quarrying menjadi sub sektor dengan harga saham terendah. Namun, secara keseluruhan dapat terlihat bahwa sektor pertambangan mengalami penurunan harga saham tahun 2011 dan 2012 dari pada tahun 2010. sub sektor metal and mineral mining sub sektor coal mining sub sektor crude petroleum and natural gas production sub sektor land/stone quarrying Tahun 201a, harga saham pada komoditi sub sektor metal and mineral mining mengalami penurunan, hal tersebut dikarenakan adanya penurunan produksi, karena timbulnya beberapa kondisi yang kurang mendukung sektor industri ini, diantaranya akibat dari beberapa pertambangan sub sektor metal and mineral mining yang mengalami fase penurunan produksi karena proses perluasan

6 lahan, selain itu kadar bijih mineral yang rendah serta curah hujan yang tinggi juga menghambat produktivitas pada sebagian besar pertambangan sub sektor metal and mineral mining, sehingga produksi merosot (Indonesian Commercial Newsletter, 2011, diakses tanggal 28 Mei 2013). Perusahaan yang bergerak dalam pertambangan sub sektor metal and mineral mining di Indonesia diantaranya adalah PT. Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT. Cita Mineral Investisindo Tbk (CITA), PT. Central Omega Resources (DKFT), PT. International Nickel Indonesia (INCO), PT. SMR Utama Tbk (SMRU) dan PT. Timah Tbk (TINS). Dari ke enam perusahaan di atas, hanya empat perusahaan yang digunakan untuk penelitian. Adapun harga saham pada ke empat perusahaan sub sektor metal and mineral mining yang terdaftar di BEI tahun 2008 sampai tahun 2011 dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 1.2 Harga Saham Kode Emiten ANTM, CITA, INCO dan TINS (2008-2012) No Nama Perusahaan Kode Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 1 Aneka Tambang (Persero) ANTM 1,090 2,200 2,450 1,620 1,280 2 Cita Mineral Investindo CITA 650 750 317 315 315 3 International Nickel Indonesia INCO 1,930 3,650 4,875 3,200 2,350 4 Timah (Persero) TINS 1,080 2,000 2,750 1,670 1,540 Rata-Rata 1,188 2,150 2,598 1,701 1,048 Sumber: Laporan Harga Saham www.idx.co.id, 2013 Tabel 1.2 menyajikan perkembangan harga saham empat perusahaan sub sektor metal and mineral mining. Keempat perusahaan tersebut menunjukkan harga saham mempunyai kecenderungan yang sama yaitu terjadi penurunan harga

Harga Saham (Rupiah) 7 saham tahun 2011 dan 2012. Harga saham tertinggi adalah perusahaan INCO yang mencapai harga sebesar Rp. 4.875, sedangkan harga saham terendah adalah CITA yang harga sahamnya sebesar Rp. 315. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada grafik 1.2. 3.000 2.500 2.000 1.500 1.000 500-2008 2009 2010 2011 2012 Tahun Grafik 1.2 Rata-Rata Harga Saham Kode Emiten ANTM, CITA, INCO dan TINS (2008-2012) Grafik 1.2 menyajikan rata-rata harga saham empat perusahaan dari sub sektor metal and mineral mining. Fenomena harga saham pada perusahaan tersebut adalah terjadinya peningkatan rata-rata harga saham dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2010. Namun, pada tahun 2011 dan 2012, terjadi penurunan yang cukup signifikan rata-rata harga saham dari pada tahun 2010. Harga saham menentukan adanya permintaan dan penawaran (demand and supply) terhadap jumlah lembaran saham. Harga saham dapat bergerak naik jika lebih banyak permintaan dibandingkan penawaran, dan sebaliknya harga saham akan bergerak turun jika tidak adanya permintaan. Penentuan pergerakan harga saham dipengaruhi oleh perilaku investor yang diamati dari kinerja keuangan

8 perusahaan. Jika kinerja keuangan perusahaan dalam laporan keuangannya menunjukkan kinerja yang baik dan memiliki prospek masa depan yang meningkat maka investor akan berminat untuk membeli saham perusahaan tersebut. Namun, jika kinerja keuangan perusahaan tidak baik dilihat dari kinerja masa lalu dan masa depan yang mengalami penurunan maka investor kurang tertarik untuk membeli saham perusahaan tersebut. Maka mengantisipasi perubahan harga saham, maka investor memerlukan analisis harga saham diantaranya adalah analisis fundamental dan analisis teknikal. Analisis fundamental yaitu suatu analisis yang didasarkan pada fundamental ekonomi suatu perusahaan dengan menitikberatkan pada rasio finansial perusahaan dan kejadian-kejadian yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Analisis fundamental yang dijadikan acuan investor salah satu adalah aliran kas dari aktivitas operasi. Hal ini diperkuat oleh Sofyan Syafari Harahap (2006:242) menyatakan bahwa informasi yang disajikan arus kas operasi lebih bermanfaat dalam menilai atau menganalisis keputusan, baik tentang investasi saham maupun untuk tujuan peramalan arus kas lainnya. Sedangkan menurut Tandelilin (2010:324) yang menyatakan bahwa : Data aliran kas perusahaan bisa memberikan pemahaman yang lebih mendalam bagi investor tentang perubahan nilai saham yang akan terjadi.hal ini didukung oleh hasil penelitian Gentry dkk yang menemukan bahwa informasi arus kas merupakan informasi penting untuk menilai kinerja perusahaan dan memprediksi kemungkinan kebangkrutan atau suksesnya perusahaan di masa datang.

9 No Berdasarkan teori tersebut, dilakukan pengkajian oleh peneliti tentang arus kas operasi pada perusahaan sektor pertambangan sub sektor metal and mineral mining. Hasil pengkajian tersebut dapat dilihat pada tabel arus kas operasi sebagai berikut : Tabel 1.3 Arus Kas Operasi Kode Emiten ANTM, CITA, INCO dan TINS (2008-2012) (Ribuan Rupiah) Tahun Kode 2008 2009 2010 2011 2012 1 ANTM 1,137,316,193 995,409,694 2,004,573,531 1,567,957,001 890,602,351 2 CITA 9,860,956 11,210,245 248,497,211 228,353,019 478,861,265 3 INCO 2,835,976,990 2,021,174,870 6,285,718,450 3,140,142,500 774,995,980 4 TINS (133,146,000) 1,472,820,000 673,593,000 64,341,000 1,454,476,000 Rata-Rata 962,502,035 1,125,153,702 2,303,095,548 1,250,198,380 899,733,899 Perubahan - 162,651,667 1,177,941,846 (1,052,897,168) (350,464,481) Keterangan - Naik Naik Turun Turun Sumber : Laporan Keuangan Perusahaan, www.idx.co.id, 2013 Tabel 1.3 menyajikan mengenai perkembangan arus kas operasi dari empat perusahaan dari sub sektor metal and mineral mining. Tahun 2011, keempat perusahaan menunjukkan penurunan arus kas operasi dari pada tahun 2010. Sedangkan pada tahun 2012, terdapat dua perusahaan yaitu CITA dan TINS yang mengalami peningkatan arus kas operasi dari pada tahun 2011. Untuk arus kas tertinggi adalah perusahaan INCO yang mencapai arus kas operasi sebesar 6,285,718,450 ribuan rupiah pada tahun 2010, sedangkan arus kas terendah atau mengalami kerugian adalah TINS dengan kerugian sebesar -133,146,000 ribuan rupiah pada tahun 2008. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada grafik 1.3.

Arus Kas Operasi (Ribuan Rupiah) 10 2.500.000.000 2.000.000.000 1.500.000.000 1.000.000.000 500.000.000-2008 2009 2010 2011 2012 Tahun Grafik 1.3 Rata-Rata Arus Kas Operasi ANTM, CITA, INCO dan TINS (2008-2012) Grafik 1.3 menyajikan rata-rata arus kas operasi empat perusahaan dari sub sektor metal and mineral mining. Fenomena arus kas operasi pada perusahaan tersebut adalah terjadinya peningkatan rata-rata arus kas operasi dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2010. Namun, pada tahun 2011 dan 2012, terjadi penurunan yang cukup signifikan arus kas operasi arus kas operasi dari pada tahun 2010. Berdasarkan fenomena tersebut, dapat diasumsikan oleh peneliti bahwa harga saham yang berfluktuatif dipengaruhi oleh arus kas operasi. Hal tersebut diperkuat oleh Simamora (2003:497-498) menyatakan bahwa : Para investor dan pemegang saham akan ragu-ragu untuk membenamkan modalnya ke dalam sebuah perusahaan yang tidak menghasilkan arus kas yang mencukupi dari aktivitas-aktivitas operasinya untuk memastikan pembayaran yang tepat waktu dari kewajiban yang jatuh tempo, bunga, dan dividen.

11 Pendapat di atas, menunjukkan bahwa harga saham sangat dipengaruhi oleh laporan keuangan suatu perusahaan, karena harga saham tersebut akan menentukan apakah investor dalam menanamkan modalnya ke perusahaan tersebut dapat memperoleh keuntungan atau kerugian. Keuntungan yang diperoleh dalam investasi saham berasal dari capital gain dan deviden. Capital gain merupakan keuntungan yang diperoleh dari kenaikan harga saham, sedangkan deviden adalah sebagian laba perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham. Laporan keuangan akan mempengaruhi keuntungan dari deviden. Artinya jika laporan keuangan baik atau meningkat, maka deviden akan semakin besar dan akhirnya akan berdampak pula pada peningkatan harga saham perusahaan. Indikasi adanya analisis data investor mengenai hubungan arus kas operasi dengan harga saham, yaitu dengan adanya laporan keuangan perusahaan yang masuk ke Bursa Efek Indonesia baik untuk laporan per kuartal maupun laporan tahunan perusahaan dan dipublikasikan kepada masyarakat luas baik di Pusat Bursa Efek Indonesia, pojok Bursa Efek Indonesia yang berada di kota-kota besar maupun melalui situs internet (www.idx.co.id). Dalam laporan keuangan, salah satu keuntungan yang dapat diperoleh suatu perusahaan adalah dari arus kas operasi. Hal ini dapat mengasumsikan bahwa jika dalam laporan keuangan dari laporan arus kas operasi naik, maka harga saham akan naik, tetapi sebaliknya jika laporan arus kas operasi turun, maka harga saham akan turun. Artinya arus kas operasi mempunyai relevansi yang berbanding lurus dengan harga saham.

12 Berdasarkan uraian fenomena yang telah penulis dikemukakan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Arus Kas Operasi Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Subsektor Pertambangan Logam dan Mineral yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah Sektor pertambangan adalah salah satu sektor yang memerlukan biaya investasi yang sangat besar, berjangka panjang, sarat risiko, dan adanya ketidakpastian yang tinggi, menjadikan masalah pendanaan sebagai isu utama terkait dengan pengembangan perusahaan. Arus kas operasi adalah suatu aktivitas utama entitas yang dapat ditelusuri dari laporan laba rugi dalam menghasilkan laba operasi atau laba usaha yang dilakukan selama satu periode tertentu. Harga saham sangat penting bagi perusahaan dan investor. Bagi perusahaan, harga saham yang tinggi akan meningkatkan nilai perusahaan, sehingga banyak investor yang akan menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut, sedangkan bagi investor dapat meningkatkan return yang akan diperolehnya dari saham yang dimilikinya. Komoditi sub sektor metal and mineral mining di Indonesia tahun 2011 cenderung mengalami penurunan produksi, karena timbulnya beberapa kondisi yang kurang mendukung sektor

13 industri ini, diantaranya akibat dari beberapa pertambangan sub sektor metal and mineral mining sedang mengalami fase penurunan produksi karena proses perluasan lahan, kadar bijih mineral yang rendah dan curah hujan yang tinggi. Informasi yang disajikan arus kas operasi lebih bermanfaat dalam menilai atau menganalisis keputusan, baik tentang investasi saham maupun untuk tujuan peramalan arus kas lainnya. Informasi arus kas merupakan informasi penting untuk menilai kinerja perusahaan dan memprediksi kemungkinan kebangkrutan atau suksesnya perusahaan di masa datang. Menurut Tandelilin (2010:324) yang menyatakan bahwa : Data aliran kas perusahaan bisa memberikan pemahaman yang lebih mendalam bagi investor tentang perubahan nilai saham yang akan terjadi. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Gentry dkk yang menemukan bahwa informasi arus kas merupakan informasi penting untuk menilai kinerja perusahaan dan memprediksi kemungkinan kebangkrutan atau suksesnya perusahaan di masa datang. Menurut Simamora (2003:497-498) menyatakan bahwa : Para investor dan pemegang saham akan ragu-ragu untuk membenamkan modalnya ke dalam sebuah perusahaan yang tidak menghasilkan kas yang mencukupi dari aktivitas-aktivitas operasinya untuk memastikan pembayaran yang tepat waktu dari kewajiban yang jatuh tempo, bunga, dan dividen. Laporan arus kas yang berasal dari operasi perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas (dari operasi sehari-

14 hari) untuk melunasi utang, pembiayaan operasi perusahaan, pembayaran dividen dan melakukan investasi baru. Perubahan harga saham dipengaruhi oleh faktor yang diantaranya adalah faktor internal dan faktor eksternal suatu perusahaan. Untuk itu diperlukan suatu analisis harga saham tersebut yang salah satunya adalah analisis fundamental perusahaan. Pada sub sektor metal and mineral mining adalah salah satu sektor pertambangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang mempunyai fenomena permasalahan harga sahamnya. 1.2.2 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana perkembangan arus kas operasi pada perusahaan subsector pertambangan logam dan mineral yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 2. Bagaimana perkembangan harga saham pada perusahaan subsector pertambangan logam dan mineral yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 3. Bagaimana pengaruh arus kas operasi terhadap harga saham pada perusahaan subsector pertambangan logam dan mineral yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 1.3 Tujuan Penelitian

15 Berdasarkan rumusan masalah tersebut, adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui perkembangan arus kas operasi pada perusahaan subsektor pertambangan logam dan mineral yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Untuk mengetahui perkembangan harga saham pada perusahaan subsektor pertambangan logam dan mineral yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3. Untuk mengetahui pengaruh arus kas operasi terhadap harga saham pada perusahaan subsektor pertambangan logam dan mineral yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memperoleh gambaran dan pengetahuan yang lebih mendalam mengenai pengaruh arus kas operasi terhadap harga saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) khususnya perusahaan sub sektor pertambangan logam dan mineral. 1.4.2 Kegunaan Praktis 1. Bagi Peneliti Untuk menambah dan memperdalam wawasan serta pengetahuan peneliti tentang manajemen keuangan khususnya mengenai pengaruh arus kas operasi terhadap harga saham pada perusahaan sub sektor metal and mineral mining.

16 2. Bagi Perusahaan/Instansi Penelitian ini diharapkan menjadi masukan dan bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan manajemen selanjutnya, mengenai arus kas operasi terhadap harga saham pada perusahaan sub sektor metal and mineral mining di masa yang akan datang. 3. Bagi Investor dan Pihak lain Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi saham oleh investor pada perusahaan sub sektor metal and mineral mining berdasarkan nilai arus kas operasi kaitannya dengan harga saham.