BAB I PENDAHULUAN. latin yaitu novellus, kata novellus dibentuk dari kata novus yang berarti baru atau new

dokumen-dokumen yang mirip
GAYA BAHASA METAFORA PADA NOVEL PASIR PUN ENGGAN BERBISIK KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN SARAN SEBAGAI BAHAN AJAR DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Seni bahasa tersebut berupa kata-kata yang indah yang terwujud dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS AMANAT DAN PENOKOHAN CERITA PENDEK PADA BUKU ANAK BERHATI SURGA KARYA MH. PUTRA SEBAGAI UPAYA PEMILIHAN BAHAN AJAR SASTRA DI SMA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini subjeknya adalah lirik lagu dalam album musik Klakustik karya

BAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam bentuk tulisan. Sastra bukanlah seni bahasa belaka, melainkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (fiction), wacana naratif (narrative discource), atau teks naratif (narrativetext).

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar istilah sastra atau karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. keindahan. Sastra adalah hasil penghayatan pengarang terhadap kehidupan. Hasil

Penggunaan bahasa kias yang terdapat dalam novel AW karya Any Asmara

BAB I PENDAHULUAN. suatu bahasa. Puisi juga merupakan cara penyampaian tidak langsung seseorang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bahasa yang bersifat estetik. Hasil ciptaan itu menjadi sebuah karya sastra

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. kesatuan dan kesinambungan mengandung irama dan ragam nada (suara yang berirama) disebut

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,

I. PENDAHULUAN. problematika yang dialaminya dalam kehidupan. Problematika dapat timbul

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang

BAB I PENDAHULUAN. berbeda, manusia dapat menghasilkan karya berupa produk intelektual (seperti puisi atau

BAB I PENDAHULUAN. Wellek dan Warren (1993:14) bahasa adalah bahan baku kesusastraan, seperti

ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA NOVEL HUJAN DI BAWAH BANTAL KARYA E. L. HADIANSYAH DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

BAB II LANDASAN TEORI. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis kajian penelitian ini harus ada teori

BAB I PENDAHULUAN. diungkapkan dengan bahasa dan gaya bahasa yang menarik.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Nellasari Mokodenseho dan Dian Rahmasari. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan

BAB 1 PENDAHULUAN. penelitian ini, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan definisi

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian tentang Gaya Bahasa Metafora pada Novel Pasir Pun Enggan Berbisik

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Untoro (2010: 217), cerpen adalah karangan pendek. novel, cerpen tidak dapat menjelaskan secara rinci unsur-unsur pembangun

PSB PSMA. Rela berbagi Ikhlas memberi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi sastra berasal dari bahasa sanskerta, sas artinya mengajar,

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cerminan, gambaran atau refleksi kehidupan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan

ANALISIS NILAI PENDIDIKAN TOKOH UTAMA NOVELTAK SEMPURNAKARYA FAHD DJIBRAN BONDAN PRAKOSO DAN FADE2BLACK DAN SKENARIO PEMBELAJARANSASTRA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif peran sastrawan dan faktor-faktor yang melingkupi seorang sastrawan

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang dialaminya. Hal ini sesuai dengan pendapat E. Kosasih ( 2012: 2)

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada

I. PENDAHULUAN. Dalam pembahasan bab ini, peneliti akan memaparkan sekaligus memberikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Simpulan. asing, kata sapaan khas atau nama diri, dan kata vulgar. Kata konotatif digunakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. lingkungan, kebudayaan, maupun hal-hal yang memungkinkan dapat membentuk

BAB I PENDAHULUAN. memperhitungkan efek yang ditimbulkan oleh perkataan tersebut, karena nilai

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. etimologis, fiksi berasal dari akar kata fingere (Latin) yang berarti berpurapura.

KAJIAN ASPEK-ASPEK SOSIOLOGI PADA NOVEL KIDUNG SHALAWAT ZAKI & ZULFA KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 3 SIMPULAN. Kitab Mazmur merupakan teks prosa keagamaan, dan merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. di sekolah. Pembelajaran sastra memiliki empat manfaat bagi para siswa, yaitu

GAYA BAHASA PUISI TANPA SYARAT PADA AKUN SEBAGAI MEDIA AJAR PEMAKNAAN PUISI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah,

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB V PENUTUP. tertentu, menekankan penuturan atau emosi, menghidupkan gambaran, menunjukkan bahwa bahasa kias mempunyai peranan yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara tertentu. Pada awalnya majas lebih sering digunakan didalam karya

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. baik itu puisi maupun prosa (cerita pendek dan novel). Pemilihan sumber bacaan

IDENTIFIKASI KARAKTER TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DI UJUNG JALAN SUNYI KARYA MIRA WIJAYA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA KELAS XI

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI PADA KUMPULAN CERPEN INSOMNIA KARYA ANTON KURNIA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. dan manusia erat kaitanya karena pada dasarnya keberadaan sastra sering

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tulisan yang menggunakan bahasa sebagai media pengantar dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU IWAN FALS SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS X

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Sansekerta yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan antara sastra dengan bahasa bersifat dialektis (Wellek dan Warren,

DIKSI DALAM NOVEL SAAT LANGIT DAN BUMI BERCUMBU KARYA WIWID PRASETYO OLEH INDRAWATI SULEMAN

ANALISIS GAYA BAHASA HIPERBOLA DAN PERSONIFIKASI PADA NOVEL NEGERI 5 MENARA KARYA AHMAD FUADI NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ketika menyuguhkan suatu karya sastra, dia akan memilih kata-kata yang

struktur yang terdapat dalam Mozaik 2 Simpai Keramat! 2. Presentasikan hasil diskusi Anda!

BAB 2 RESENSI DAN RESEPSI SASTRA

GAYA BAHASA KIASAN DALAM NOVEL NEGERI 5 MENARA KARYA AHMAD FUADI

GURU BAHASA INDONESIA, GURU SASTRA ATAU SASTRAWAN

PENGGUNAAN MAJAS DALAM KUMPULAN CERPEN MATA YANG ENAK DIPANDANG KARYA AHMAD TOHARI DAN RENCANA PEMBELAJARANNYA DI KELAS X SMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Intan Komariah, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah sebuah proses, pada proses tersebut adanya perubahan dan

BAB I PENDAHULUAN. kemanusiaan untuk bermasyarakat dan menjadi manusia yang sempurna. Menurut

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN Bahan Kelas/Semester. X/1 Gagasan pokok paragraf. Informasi yang sesuai dengan isi paragraf

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk diteladani. Berdasarkan isi karya sastra itu, banyak karya sastra yang dipakai

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

KAJIAN PEMAKAIAN GAYA BAHASA PERULANGAN DAN PERBANDINGAN PADA KUMPULAN PUISI KARENA BOLA SKRIPSI

DIKSI DAN GAYA WACANA PADA NOVEL PASIR PUN ENGGAN BERBISIK KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY: KAJIAN STILISTIKA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SMA

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latara Belakang Masalah Abrams (dalam Nurgiyantoro 2012: 2) fiksi merupakan karya naratif yang isinya tidak menyaran pada kebenaran sejarah. Menurut Suyitno (2009: 37) novel adalah bentuk karya sastra yang sekaligus disebut fiksi. Novel berasal dari bahasa latin yaitu novellus, kata novellus dibentuk dari kata novus yang berarti baru atau new dalam bahasa Inggris dikatakan baru karena novel adalah bentuk karya sastra yang datang kemudian dari bentuk karya sastra lainnya seperti puisi dan drama. Novel merupakan serangkaian tulisan yang menggairahkan ketika dibaca, tetapi merupakan struktur pikiran yang tersusun dari unsur-unsur yang terpadu untuk mengetahui makna-makna atau pikiran tersebut novel harus dianalisis (Sugiastuti dan Suharto, 2013:43). Metafora merupakan gaya perbandingan yang bersifat tidak langsung dan implisit. Hubungan antara sesuatu yang dinyatakan pertama dengan kedua hanya bersifat sugesif, tidak ada kata-kata penunjuk perbandingan eksplisit (Nurgiyantoro, 2012: 299). Pada umumnya metafora diartikan sebagai perbandingan dan persamaan langsung. Kadang-kadang metafora menyerupai peribahasa atau kiasan. Metaforametafora pendek, seperti pahlawan tanah airku, bunga bangsa, ibu pertiwi, dan sebagainya (Ratna, 2007:255). Metafora merupakan salah satu saran bahasa yang sangat penting untuk menampilkan mediasi-mediasi, membandingkan dua dunia dalam rangka memperoleh pemahaman baru, dan dengan demikian kualitas estetikanya pun baru ( Ratna, 2007:245). 1

2 Gaya bahasa metafora ini sangat penting bagi pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah khususnya pembelajaran sastra. Pembelajaran dapat diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku yang disebabkan adanya interaksi dengan lingkungan (Nurgiyantoro, 2001: 21). Pembelajaran sastra memiliki kompetensi tersendiri selain pembelajaran mengenai keterampilan berbahasa. Berkaitan dengan pembelajaran sastra khususnya mengenai gaya bahasa metafora yang ada di dalam novel. Pembelajaran sastra sangat berguna bagi siswa. Menurut Rahmanto (2000:16-24) kegunaan pembelajaran sastra pada siswa yaitu, (1) membantu siswa dalam usaha untuk meningkatkan kemampuan berbahasa, (2) meningkatkan pengetahuan siswa terkait dengan budaya, (3) mengembangkan cipta dan rasa siswa dalam mencerna sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan dan ilmu pengetahuan, (4) sastra juga dapat menunjang dalam pembangunan watak siswa. Berdasarkan kalimat tersebut di atas, karya sastra memiliki nilai-nilai yang dapat dijadikan sebagai pengetahuan baru bagi siswa, seperti pendidikan moralitas dan budaya. Untuk itu, hasil analisis terkait dengan gaya bahasa metafora dalam novel Pasir Pun Enggan Berbisik karya Taufiqurrahman Al-Azizy dan Saran sebagai Pembelajaran Sastra di SMA mengacu pada Kurikulum 2013. Pada Novel Pasir Pun Enggan Berbisik karya Taufiqurrahman Al-Azizy yang dikaji dengan gaya bahasa metafora. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa penulis melihat dasarnya penggunaan gaya bahasa metafora yang mempunyai nilai estetik dalam bahasanya, sehingga peneliti tertarik untuk menganalisis gaya bahasa metafora yang terdapat di dalam novel Pasir Pun Enggan Berbisik sebagai Saran Bahan Ajar dalam Pembelajaran Sastra di SMA. Hal ini disebabkan karena selain materi pembelajaran mengenai gaya bahasa yang ada di dalam novel terdapat di dalam

3 kurikulum, peneliti juga ingin membuat siswa paham terhadap materi gaya bahasa yang memang berkaitan erat dengan karya sastra. Berkaitan dengan penggunaan gaya bahasa metafora dalam novel Pasir Pun Enggan Berbisik karya Taufiqurrahman Al-Azizy banyak ditemukan gaya bahasa metafora, sebagai contoh apa bila perahu sudah menengah dan menjauh, mereka melambai-lambaikan tangan, teriring doa agar ayah-ayah mereka selamat dipeluk laut dan pulang membawa keranjang-keranjang ikan (Pasir Pun Enggan Berbisik :11). contoh lain Pagi ini benar-benar pagi yang cerah. Awan tipis nan lembut di mata berarakarak, sedang langit biru bening dan menyejukan mata. (Pasir Pun Enggan Berbisik: 194). Bagi sebagaian orang pada saat membaca sebuah novel, tidak memperhatikan apakah isi dari novel tersebut mempunyai gaya bahasa khususnya gaya bahasa metafora atau tidak. Pada saat peneliti membaca Novel Pasir Pun Enggan Berbisik karya Taufiqurrahman Al-Azizy peneliti banyak menemukan kata dan kalimat yang mengandung gaya bahasa metafora. Untuk itu peneliti tertarik untuk menganalisis gaya bahasa metafora yang terkandung di dalam teks-teks pada Novel Pasir Pun Enggan Berbisik karya Taufiqurrahman Al-Azizy di karenakan memiliki ciri khas tersendiri dalam penggunaan gaya bahasanya khususnya mengenai gaya bahasa metafora yang mempunyai nilai estetik dalam bahasanya, sehingga menarik untuk dijadikan Saran sebagai Bahan Ajar dalam Pembelajaran Sastra di SMA. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah yang diteliti dalam penelitian ini, adalah:

4 1. Jenis gaya bahasa metafora apa saja yang terdapat di dalam novel Pasir Pun Enggan Berbisik karya Taufiqurrahman Al-Azizy? 2. Bagaimanakah saran penerapan gaya bahasa metafora dalam novel Pasir Pun Enggan Berbisik karya Taufiqurrahman Al-Azizy sebagai bahan ajar pembelajaran sastra di SMA? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mendeskripsikan jenis-jenis gaya bahasa metafora yang terdapat dalam novel Pasir Pun Enggan Berbisik karya Taufiqurrahman Al-Azizy, 2. Untuk memaparkan saran sebagai bahan ajar pembelajaran sastra di SMA. D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Melengkapi penelitian tentang kajian metafora dalam karya sastra berupa novel, 2. Menambahkan hasil-hasil penelitian sastra, khususnya novel dengan menggunakan pendekatan stilistika. 3. Meningkatkan apresiasi pembaca terhadap karya sastra, 4. Bagi guru khususnya guru bahasa Indonesia dan sastra Indonesia dapat memanfaatkan sebagai bahan pengajaran majas-majas yang berada dalam novel, E. Sistematika Penelitian Secara keseluruhan, skripsi yang berjudul Gaya Bahasa Metafora pada Novel Pasir Pun Enggan Berbisik Karya Taufiqurrahman Al-Azizy, terdiri atas lima bab

5 dengan sistematika sebagai berikut. Bab pertama merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Latar belakang masalah berisi tentang masalah yang akan di kaji. Rumusan masalah menjelaskan tentang permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian. Tujuan penelitian berisi tentang sesuatu hal yang akan dicapai dan diperoleh dalam penelitian. Manfaat penelitian menjelaskan bagaimana maanfaat yang diperoleh bagi orang lain setelah membaca penelitian ini, dan sistematika penulisan menjelaskan tentang susunan penulisan yang digunakan dengan menguraikan ulasan dari setiap babnya untuk memudahkan pembacanya memperoleh gambaran sepintas mengenai penelitian ini. Bab kedua merupakan landasan teori yang digunakan untuk memudahkan pembahasan mengenai hal-hal yang sudah tertulis dalam rumusan masalah. Landasan teori yang dimaksud adalah : (1) penelitian yang relevan, (2) landasan teori, di antaranya (a) bahasa sebagai media utama karya sastra, (b) ciri-ciri bahasa sastra, (c) pengertian gaya bahasa, (d) pengertian metafora, (e) jenis-jenis metafora, dan (f) pembelajaran sastra di sekolah menengah atas. Teori-teori tersebut dipilih untuk mendukung penelitian ini, sehingga ada kesesuaian antara judul dengan landasan teori. Teori-teori tersebut diambil dari beberapa bahan pustaka. Bab ketiga merupakan metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian. Bab ini memaparkan tentang metode yang akan digunakan untuk menganalisis data yang telah tersedia. Bab ini mencakup : (1) jenis penelitian, (2) pendekatan penelitian, (3) metode penelitian, (4) metode pengumpulan data, (5) data dan sumber data, (6) teknik analisis data, (7) langkah kerja peneliti.

6 Bab empat merupakan hasil analisis dan pembahasan yang mengkaji gaya bahasa metafora dalam Novel Pasir Pun Enggan Berbisik karya Taufiqurrahman Al- Azizy pada bagian ini diuraikan menjadi tiga sub yaitu: jenis-jenis gaya bahasa metafora yang ada dalam Novel Pasir Pun Enggan Berbisik Karya Taufiqurrahman Al-Azizy dalam bagian ini membahas jenis-jenis gaya bahasa metafora yang ditemukan dalam Novel Pasir Pun Enggan Berbisik Karya Taufiqurrahman Al-Azizy yang meliputi metafora antropomorfis, metafora binatang, metafora sinestesia, dan Saran sebagai Bahan Ajar Pembelajaran Sastra di SMA. Bab lima merupakan penutup yang berisi simpulan dan saran. Simpulan dan saran yang diuraikan secara keseluruhan pada pembahasan penelitian ini dan saran. simpulan pada bab ini berisi mengenai simpulan dari hasil dari penelitian dan pembahasan. Simpulannya yaitu jenis-jenis gaya bahasa metafora dan saran sebagai pembelajaran sastra di SMA. Saran pada bagian ini berisi mengenai saran yang disampaikan kepada peneliti yaitu dengan adanya penelitian ini dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya. Novel Pasir Pun Enggan Berbisik Karya Taufiqurrahman Al-Azizy dapat diteliti kembali dengan objek dan pendekatan yang berbeda.