BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Pengertian Retail menurut Hendri Ma ruf (2005:7) yaitu, kegiatan usaha

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KERANGKA TEORI. atau jasa secara langsung kepada konsumen akhir untuk penggunaan pribadi

Berikut ini pengertian dari bauran pemasaran (Marketing Mix) menuru para

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KERANGKA TEORI. Ritel juga merupakan perangkat dari aktivitas-aktivitas bisnis yang melakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bisma, Vol 1, No. 3, Juli 2016 KEBIJAKAN STORE ATMOSFER PADA KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA MINI MARKET BINTANG TIMUR DI SOSOK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya,

melainkan juga sebagai alat untuk mempengaruhi konsumen dalam

PENGARUH VARIABEL RETAIL MIX TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN DI RITA PASARAYA KEBUMEN. Oleh: Didik Darmanto Manajemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. LANDASAN TEORI

2.2 Bauran Pemasaran Laksana (2008:17) menyatakan bahwa bauran pemasaran (marketing mix) yaitu alat pemasaran yang digunakan untuk mencapai

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Pemasaran

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. diketahui dan dikenal (Sabdosih dan Djumillah, 2013). Celebrity endorser sering

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang

BAB II LANDASAN TEORI. Bab ini berisikan landasan teori yang berhubungan dengan masalah penelitian dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tak hanya mencakup penjualan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH BAURAN RITEL TERHADAP CITRA TOKO (STUDI PADA KONSUMEN TOSERBA LARIS PURWOREJO)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Info Bisnis, Maret 2007:30 ( 8/10/2009).

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. media untuk mendapatkan tanggapan yang diinginkan dari pasar sasaran mereka.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengelolaan barang dagangan (merchandising), penetapan harga, pengelolaan

BAB 2 LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis semakin pesat, ditandai dengan makin

Mata Kuliah. - Markom Industry Analysis- Pemahaman Dan Kajian Tentang Strategi, Taktik & Aplikasi Perusahaan Markom 2. Ardhariksa Z, M.Med.

BAB II LANDASAN TEORI. pemasaran dan biaya lainnya yang terkait dengan delivery layanan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Buchari Alma, 2005:130

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran adalah fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan keberadaan industri dagang khususnya pada sektor ritel

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian. Teori-teori tersebut berkaitan dengan penjualan.

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Globalisasi menuntut kebutuhan akan arus informasi dan pengetahuan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. henti-hentinya bagi perusahaan-perusahaan yang berperan di dalamnya. Banyaknya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di era perkembangan zaman seperti ini telah terjadi perkembangan

Strategi Promotion (Promosi)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STRATEGI PROMOSI PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

IV. PEMBAHASAN. pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh kemampuan melayani kebutuhan konsumen secara memuaskan.

Struktur Dasar Bisnis Ritel

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukan pembelian. Kebutuhan adalah hal-hal dasar yang harus dipenuhi

PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Penelitian Batasan Penelitian

II. LANDASAN TEORI. Menurut Phillip Kotler (2002:9): Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengaturan dilakukan melalui proses yang diatur berdasarkan urutan dan fungsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu perusahaan dalam usahanya untuk mengembangkan, mendapatkan

Pemasaran Pada Perusahaan Kecil. Oleh Sukanti, M.Pd

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di antaranya melalui promosi terhadap produk-produk yang ditawarkan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. alat pemasaran yang disebut dengan bauran pemasaran(marketing mix). Marketing

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Promosi adalah suatu komunikasi informasi penjual dan pembeli yang bertujuan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Tidak ada satupun perusahaan yang akan mampu bertahan lama bila

Bisma, Vol 1, No. 2, Juni 2016 PENGARUH STORE ATMOSPHERE TERHADAP MINAT MEMBELI KONSUMEN PADA MINIMARKET MITRA JAYA DI PONTIANAK

II. LANDASAN TEORI. Berikut adalah beberapa definisi asuransi menurut beberapa sumber :

II. LANDASAN TEORI. falsafah baru ini disebut konsep pemasaran (marketing concept). Konsep

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia usaha yang sangat kompetitif menuntut perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI. maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemasaran secara mudahnya adalah kegiatan memasarkan barang

BAB 1 PENDAHULUAN. Peranan sektor jasa semakin lama semakin luas dan canggih dalam kehidupan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LANDASAN TEORI. merupakan salah satu kegiatan jual beli yang di dalamnya meliputi kegiatan. penyaluran barang dan jasa dari produsen ke konsumen.

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah peran bauran pemasaran terhadap perilaku

BAB I PENDAHULUAN. ritel yang telah mengglobalisasi pada operasi-operasi ritel. Pengertian ritel secara

BAB I PENDAHULUAN. memberikan keuntungan dan menghidupi banyak orang. Pada saat krisis UKDW

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini menyebabkan persaingan bisnis semakin kompetitif. Tidak sedikit

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. banyak pilihan. Hal tersebut membuat masing-masing perusahaan berusaha

I PENDAHULUAN. Indonesia masih memperlihatkan kinerja ekonomi makro nasional yang relatif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KERANGKA TEORI. Berdasarkan rumusan di atas, maka penulis mengemukakan teori, pendapat

BAB I PENDAHULUAN. keberadaannya dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. dalam memilih tempat untuk berbelanja, sedangkan bagi perusahaan retail

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan tentang Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Indikasi konsumerisme masyarakat dapat ditandai dari banyak hal, seperti

BAB I PENDAHULUAN. tersaingi atau bahkan tergeser oleh adanya bisnis eceran modern atau biasa disebut

BAB I PENDAHULUAN. pengertian atmosfer toko adalah gambaran suasana keseluruhan dari sebuah toko yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGERTIAN KOMUNIKASI PEMASARAN/PROMOSI Kegiatan promosi pada organisasi pelayanan kesehatan sangat dibatasi oleh etika, sehingga pemilihan mengenai

BAB I PENDAHULUAN. beredar memenuhi pasar, mengakibatkan perusahaan berlomba-lomba

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi sekarang ini, persaingan di dalam dunia usaha menjadi

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi Indonesia. Menurut Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU),

Makalah Strategi Bisnis Ritel

BAB 2 KERANGKA TEORI. sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. keseluruhan sistem pemasaran. sebelum dan sesudah kegiatan itu berjalan.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Retail (Eceran) Pengertian Retail menurut Hendri Ma ruf (2005:7) yaitu, kegiatan usaha menjual barang atau jasa kepada perorangan untuk keperluan diri sendiri, keluarga, atau rumah tangga. Hendri Ma ruf (2005:7) menambahkan bahwa Mereka menjual barang (atau jasa) langsung kepada konsumen. Bisnis retail adalah penjualan produk dan jasa kepada konsumen akhir, tetapi tidak jarang dijumpai konsumen pada bisnis retail menjual kembali produk yang dibeli untuk mendapatkan keuntungan. 2.1.2 Pengertian Retail Mix Sebagian besar produsen atau pelaku pemasaran dalam rangka menjual produk dagangannya selalu berusaha untuk mencapai tempat yang paling dekat dengan konsumennya, salah satunya adalah melalui retail (menjual eceran) yang memang mempunyai hubungan dekat dengan konsumen akhir. Menurut Widya Utami (2006:239), Retail Mix adalah kombinasi dari elemen-elemen yang digunakan oleh pengecer untuk memuaskan kebutuhan konsumen dan mempengaruhi keputusan pembelian mereka. Elemen-elemen dari Retail Mix meliputi: Barang dan Jasa yang ditawarkan, Penentuan Harga, Program Promosi dan Periklanan, Suasana Toko, Pelayanan Pelanggan, dan Lokasi. Gambar 2.1 menunjukkan gambaran mengenai elemen-elemen dalam Retail Mix. 9

10 PRODUK Keluasan dan Kedalaman serta Keragaman Produk PERSONALIA Pelayanan Pelanggan dan Penjualan Pribadi PROMOSI Periklanan, Publisitas dan Hubungan Masyarakat PASAR SASARAN PRESENTASI Tata Letak dan Suasana LOKASI Lokasi Perdagangan HARGA Penetapan Harga Sumber: Widya Utami, Cristina. (2006) Gambar 2.1 Retailing Mix 2.1.3 Unsur-unsur Retail Mix Menurut Hendri Ma ruf (2005:13) unsur-unsur Retail Mix meliputi Produk, Harga, Lokasi, Promosi, Pelayanan, dan Fasilitas Fisik. 1. Produk Menurut Widya Utami, Cristina (2006:104), bahwa produk adalah keseluruhan dari penawaran yang dilakukan secara normal oleh perusahaan kepada konsumen dalam memberikan pelayanan, letak toko dan nama barang dagangannya. Konsumen akan memberikan kesan yang baik terhadap suatu toko apabila toko tersebut dapat menyediakan barang yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen. Oleh karena itu pengecer harus tanggap terhadap kebutuhan dan keinginan konsumen.

11 2. Harga Menurut Hendri Ma ruf (2005:159) menerangkan bahwa harga sangat berhubungan dengan nilai dasar atas persepsi konsumen berdasarkan keseluruhan unsur Retail Mix dalam menciptakan suatu gambaran dan pengalaman bertransaksi. Tingkat harga pada suatu toko dapat mempengaruhi cara berpikir konsumen terhadap unsur-unsur dalam Retail Mix. Tingkat harga seringkali dianggap dapat mencerminkan kualitas dari barang dagangan dan pelayanan yang diberikan. Sehingga pada akhirnya juga akan mempengaruhi konsumen dalam menentukan pilihannya untuk melakukan proses pembelian. 3. Lokasi Menentukan lokasi usaha untuk setiap bisnis merupakan suatu tugas penting bagi pemasar, karena keputusan yang salah dapat mengakibatkan kegagalan sebelum bisnis dimulai. Memilih lokasi berdagang merupakan keputusan penting untuk bisnis yang harus membujuk pelanggan untuk datang ke tempat bisnis dalam pemenuhan kebutuhannya. Pemilihan lokasi mempunyai fungsi yang strategis karena dapat ikut menentukan tercapainya tujuan badan usaha. Menurut Hendri Ma ruf (2005:132), lokasi adalah letak atau toko pengecer pada daerah yang strategis sehingga dapat memaksimumkan laba. Sedangkan menurut Widya Utami (2006:103) mendefinisikan lokasi sebagai tempat dimana perusahaan harus bermarkas melakukan operasi. Dalam hal ini ada tiga jenis interaksi yang mempengaruhi lokasi, yaitu: 1. Konsumen mendatangi pemberi jasa (perusahaan), apabila keadaannya seperti ini maka lokasi menjadi sangat penting. Perusahaan sebaiknya

12 memilih tempat dekat dengan konsumen sehingga mudah dijangkau dengan kata lain harus strategis. 2. Pemberi jasa mendatangi konsumen, dalam hal ini lokasi tidak terlalu penting tetapi yang harus diperhatikan adalah penyampaian jasa harus tetap berkualitas. 3. Pemberi jasa dan konsumen tidak bertemu langsung, berarti service provider dan konsumen berinteraksi melalui sarana tertentu seperti telepon, komputer, dan surat. Pertimbangan-pertimbangan yang cermat dalam menentukan lokasi meliputi faktor-faktor dibawah ini: a. Akses, misalnya lokasi yang mudah dilalui atau mudah dijangkau sarana transportasi umum. b. Visibilitas, misalnya lokasi dapat dilihat dengan jelas dari tepi jalan. c. Tempat parkir yang luas dan aman. d. Ekspansi, yaitu tersedia tempat yang cukup luas untuk perluasan usaha dikemudian hari. e. Lingkungan, yaitu daerah sekitar lokasi usaha yang mendukung barang dan jasa yang ditawarkan (Widya Utami, 2006:105-106). Adapun faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan daerah perbelanjaan adalah luas daerah perdagangan, dapat dicapainya dengan mudah, potensi pertumbuhannya, serta lokasi toko-toko saingan. Yang dimaksud dengan lokasi meliputi saluran distribusi, jangkauan, lokasi penjualan, pengangkutan, persediaan, pergudangan. Sedangkan keputusan tentang lokasi

13 toko didalam pusat perbelanjaan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang lebih spesifik seperti biaya dan lamanya sewa, pelayanan yang diberikan oleh pengusaha pusat perbelanjaan, luas ruangan beserta layout-nya, arus pengunjung, dan jarak dari tempat parkir (Hendri Ma ruf, 2005:119). Berdasarkan teori diatas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan lokasi dalam penelitian ini adalah letak yang strategis dari jangkauan konsumen meliputi transportasi, lokasi penjualan, dan jarak antara lokasi toko dengan rumah. 4. Promosi Menurut Hendri Ma ruf (2005:196), promosi merupakan alat komunikasi untuk menghubungkan pihak pengecer dengan konsumen untuk memberitahu, membujuk, dan mengingatkan konsumen agar mau membeli produk yang dijual dengan keuntungan dan manfaat yang diperolehnya. Para pengecer harus dapat mendukung dan memperkuat posisi badan usahanya di pasar. Ada 3 macam alat promosi yang sering digunakan oleh pengecer, yaitu: a. Advertising Segala bentuk presentasi non-personal dan promosi dari barangbarang dan pelayanan oleh sebuah sponsor tertentu. Dapat dilakukan melalui berbagai media seperti televisi, radio, majalah, surat kabar, katalog dan media lainnya. b. Personal Selling Bentuk presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan satu atau beberapa orang calon pembeli dengan tujuan mencapai

14 kesepakatan pembelian. Cara ini biasanya menggunakan tenaga wiraniaga. c. Sales Promotion Merupakan aktivitas yang dapat merangsang konsumen untuk membeli produk, yaitu meliputi display, pameran, pertunjukan serta demonstrasi produk. Bentuk promosi penjualan antara lain melalui pemberian sampel dan kupon berhadiah. 5. Pelayanan Menurut Hendri Ma ruf (2005:226), pelayanan dapat didefinisikan sebagai aktivitas, manfaat dan kepuasan dari sesuatu yang ditawarkan dalam penjualan. Para pengusaha harus dapat menyesuaikan jenis layanan yang ditawarkan dengan unsur-unsur lainnya dalam Retail Mix. Toko yang menetapkan harga jual diatas harga pasar harus memberikan pelayanan yang benar-benar sesuai dengan harga yang dibayar oleh konsumen. Jenis-jenis pelayanan dalam Retail Mix menurut Hendri Ma ruf (2005:228) antara lain: a. Jam operasional toko b. Pengiriman barang c. Penanganan terhadap keluhan dari konsumen d. Penerimaan pesanan melalui telepon dan pos e. Penyediaan fasilitas parkir Berbagai jenis pelayanan yang ditawarkan dapat membedakan pelayanan antara toko yang satu dengan toko yang lain. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

15 semakin lengkap dan memuaskan pelayanan yang diberikan oleh toko pengecer maka semakin besar kemungkinan konsumen akan tertarik untuk memilih berbelanja di toko yang bersangkutan. 6. Fasilitas Fisik Menurut Hendri Ma ruf (2005:206-207), Fasilitas Fisik merupakan struktur fisik dari sebuah toko yang merupakan komponen utama yang terlihat dalam membentuk kesan sebuah toko, yang dilakukan pengecer dalam melakukan penempatan tokonya dan kegiatan dalam menyediakan saluran pelayanan yang dibutuhkan oleh konsumen. Fasilitas fisik mempunyai peran penting untuk mempromosikan produk eceran toko dalam benak konsumen. Sebuah toko eceran yang ingin memposisikan dirinya sebagai toko berskala atas akan menggunakan penampilan yang mewah atau canggih untuk menarik minat konsumen agar datang ke toko dan melakukan pembelian. Fasilitas fisik dibagi menjadi 3 bagian, yaitu: a. Layout Toko Mencari dan menentukan lokasi merupakan tugas paling penting, karena penentuan lokasi yang tepat merupakan kunci kesuksesan dalam bisnis. b. Penataan Barang Penataan barang di toko dirancang dan dibuat setelah lokasi toko dipilih. Semuanya ini bertujuan untuk memudahkan dan memberikan kenyamanan bagi konsumen dalam berbelanja.

16 c. Desain Toko Desain dari sebuah toko dibagi ke dalam 2 bagian, yaitu: Desain Eksterior Merupakan penampilan luar dari sebuah toko yang harus bisa menarik perhatian konsumen untuk melakukan pembelian. Faktor-faktor desain eksterior meliputi: penempatan pintu masuk, penerangan pada bagian luar toko, penempatan papan reklame, pengaturan jendela dan dinding. Desain Interior Merupakan penampilan bagian dalam suatu toko yang tidak kalah penting dalam menarik konsumen. Faktor-faktor desain interior meliputi ketinggian langit-langit, penerangan dalam toko, warna dinding, serta temperatur dalam ruangan. 2.1.4 Keputusan Pembelian Konsumen Keputusan pembelian konsumen terhadap suatu produk pada dasarnya erat kaitannya dengan perilaku konsumen. Perilaku konsumen merupakan unsur penting dalam kegiatan pemasaran suatu produk yang perlu diketahui oleh perusahaan, karena perusahaan pada dasarnya tidak mengetahui apa yang ada dalam pikiran seorang konsumen pada waktu sebelum, sedang, dan setelah melakukan pembelian produk tersebut. Adanya kecenderungan pengaruh produk, pelayanan, dan lokasi terhadap keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen tersebut, mengisyaratkan

17 bahwa manajemen perusahaan perlu mempertimbangkan aspek perilaku konsumen, terutama proses pengambilan keputusan pembeliannya. Menurut Sofjan Assauri (2004:141) keputusan pembelian merupakan suatu proses pengambilan keputusan akan pembelian yang mencakup penentuan apa yang akan dibeli atau tidak melakukan pembelian dan keputusan itu diperoleh dari kegiatan-kegiatan sebelumnya. Keputusan pembelian adalah sebuah pendekatan penyelesaian masalah pada kegiatan manusia untuk membeli suatu barang atau jasa dalam memenuhi keinginan dan kebutuhannya yang terdiri dari pengenalan kebutuhan dan keinginan, pencarian informasi, evaluasi terhadap alternatif pembelian, keputusan pembelian, dan tingkah laku setelah pembelian (Basu Swasta dan T Hani Handoko, 2000:15). Sedangkan menurut Philip Kotler (2000:251-252), yang dimaksud dengan keputusan pembelian adalah suatu proses penyelesaian masalah yang terdiri dari menganalisa atau pengenalan kebutuhan dan keinginan, pencarian informasi, penilaian sumber-sumber seleksi terhadap alternatif pembelian, keputusan pembelian, dan perilaku setelah pembelian. Dari pengertian keputusan pembelian diatas dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian adalah perilaku pembelian seseorang dalam menentukan suatu pilihan produk untuk mencapai kepuasan sesuai kebutuhan dan keinginan konsumen yang meliputi pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi terhadap alternatif pembelian, keputusan pembelian, dan perilaku setelah pembelian.

18 Keputusan untuk membeli timbul karena adanya penilaian objektif atau karena dorongan emosi, keputusan untuk bertindak adalah hasil dari serangkaian aktifitas yang dapat dideskripsikan sebagai proses pembelian. 2.1.5 Tahap-tahap Proses Keputusan Pembelian Konsumen Dalam membeli suatu produk, seorang konsumen biasanya melalui 5 (lima) tahap proses keputusan pembelian. Walaupun hal ini tidak selalu terjadi dan konsumen bisa melewati beberapa tahap urutannya, namun kita akan menggunakan model dibawah ini, karena model itu menunjukkan proses pertimbangan selengkapnya yang muncul pada saat seorang konsumen melakukan pembelian. Menurut Phillip Kotler (2000:170) ada lima tahap dalam proses keputusan pembelian, yang terlihat pada Gambar 2.2 berikut: Pengenalan Kebutuhan Pencarian Informasi Evaluasi Alternatif Keputusan Membeli Perilaku Pasca Pembelian Sumber: Phillip Kotler (2000:170) Gambar 2.2 Proses Keputusan Pembelian Konsumen Dari Gambar 2.2, tahap-tahap proses pembelian dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Pengenalan Kebutuhan Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali sebuah masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan aktualnya dengan

19 keadaan yang diinginkannya. Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal atau eksternal. Pemasar perlu mengidentifikasikan keadaan yang memicu kebutuhan tertentu. Dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen, pemasar dapat mengidentifikasikan rangsangan yang paling sering membangkitkan minat terhadap suatu jenis produk. Pemasar kemudian dapat mengembangkan strategi pemasaran yang memacu minat konsumen. b. Pencarian Informasi Seseorang yang tergerak oleh stimulus akan berusaha mencari lebih banyak informasi yang terlibat dalam pencarian akan kebutuhan. Pencarian informasi merupakan aktivitas termotivasi dari pengetahuan yang tersimpan dalam ingatan dan perolehan informasi dari lingkungan. Sumber informasi konsumen terdiri atas empat kelompok, yaitu: a. Sumber pribadi meliputi keluarga, teman, tetangga, kenalan. b. Sumber komersial meliputi iklan, tenaga penjual, pedagang perantara, pengemasan. c. Sumber umum meliputi media massa, organisasi ranting konsumen. d. Sumber pengalaman meliputi penanganan, pemeriksaan, penggunaan produk. Jumlah relatif dan pengaruh sumber-sumber informasi ini berbeda-beda tergantung pada jenis produk dan karakteristik pembeli. Secara umum, konsumen mendapatkan sebagian besar informasi tentang suatu produk dari sumber komersial, yaitu sumber yang didominasi pemasar. Namun informasi yang paling

20 efektif berasal dari sumber pribadi. Tiap informasi menjalankan fungsi yang berbeda dalam mempengaruhi keputusan pembelian. Informasi komersial biasanya menjalankan fungsi pemberi informasi dan sumber pribadi menjalankan fungsi legitimasi dan/ atau evaluasi. c. Evaluasi Alternatif Evaluasi alternatif merupakan proses dimana suatu alternatif pilihan disesuaikan dan dipilih untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Konsep dasar dalam proses evaluasi konsumen terdiri atas empat macam: a. Konsumen berusaha memenuhi kebutuhan. b. Konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk. c. Konsumen memandang setiap produk sebagai kumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang dicari dalam memuaskan kebutuhan. d. Konsumen mempunyai sifat yang berbeda-beda dalam memandang atribut-atribut yang dianggap relevan dan penting. Konsumen akan memberikan perhatian besar pada atribut yang memberikan manfaat yang dicarinya. d. Keputusan Pembelian Keputusan untuk membeli di sini merupakan proses dalam pembelian yang nyata. Jadi, setelah tahap-tahap di muka dilakukan, maka konsumen harus mengambil keputusan apakah membeli atau tidak. Konsumen mungkin juga akan membentuk suatu maksud membeli dan cenderung membeli merek yang

21 disukainya. Namun, ada faktor-faktor lain yang ikut menentukan keputusan pembelian, yaitu sikap orang lain dan faktor-faktor situasional yang tidak terduga. Bila konsumen menentukan keputusan untuk membeli, konsumen akan menjumpai keputusan yang harus diambil menyangkut jenis produk, merek, penjual, kuantitas, waktu pelayanan, dan cara pembayarannya. e. Perilaku Pasca Pembelian Tugas pemasar tidak berakhir saat produk dibeli, melainkan berlanjut hingga periode pasca pembelian. Setelah pembelian produk terjadi, konsumen akan mengalami suatu tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Kepuasan atau ketidakpuasan pembeli terhadap produk akan mempengaruhi tingkah laku berikutnya. Konsumen yang merasa puas akan memperlihatkan peluang membeli yang lebih tinggi dalam kesempatan berikutnya. Konsumen yang merasa puas akan cenderung mengatakan sesuatu yang serba baik tentang produk yang bersangkutan kepada orang lain. Apabila konsumen dalam melakukan pembelian tidak merasa puas dengan produk yang telah dibelinya, ada dua kemungkinan yang akan dilakukan oleh konsumen. Pertama, dengan meninggalkan atau konsumen tidak mau melakukan pembelian ulang. Kedua, ia akan mencari informasi tambahan mengenai produk yang telah dibelinya untuk menguatkan pendiriannya mengapa ia memilih produk itu sehingga ketidakpuasan tersebut dapat dikurangi. 2.1.6 Peranan dalam Proses Keputusan Pembelian Konsumen Dalam keputusan membeli barang, konsumen seringkali melibatkan beberapa pihak dalam proses pertukaran atau pembeliannya. Umumnya ada 5

22 (lima) macam peranan yang dapat dilakukan seseorang. Ada kalanya kelima peran ini dipegang oleh satu orang, namun seringkali peran tersebut dilakukan oleh beberapa orang. Menurut Basu Swasta dan T. Hani Handoko (2000:13) menjelaskan ada 5 (lima) macam peranan dalam perilaku konsumen. Kelima peranan tersebut meliputi: a. Pengambil Inisiatif (Initiator) yaitu individu dalam keluarga yang mempunyai inisiatif pembelian barang atau jasa tertentu atau mempunyai keinginan dan kebutuhan tetapi tidak mempunyai wewenang untuk melakukan sendiri. b. Orang Yang Mempengaruhi (Influencer) yaitu individu yang mempengaruhi keputusan untuk membeli baik secara disengaja ataupun tidak disengaja. c. Pembuat Keputusan (Decider) yaitu individu yang memutuskan apakah akan membeli atau tidak, apa yang akan dibeli, bagaimana membelinya, kapan dan di mana membelinya. d. Pembeli (Buyer) yaitu individu yang melakukan transaksi pembelian sesungguhnya. e. Pemakai (User) yaitu individu yang mempergunakan produk atau jasa yang dibeli.

23 Sedangkan Philip Kotler (2000:246) membedakan 5 (lima) peran yang dimainkan orang dalam keputusan pembelian sebagai berikut: 1. Pencetus Ide yaitu seseorang yang pertama kali mengusulkan ide untuk membeli suatu produk atau jasa tertentu. 2. Pemberi Pengaruh yaitu seseorang yang pandangan atau pendapatnya mempengaruhi keputusan pembelian. 3. Pengambil Keputusan yaitu seseorang yang memutuskan setiap komponen dalam keputusan pembelian. 4. Pembeli yaitu seseorang yang melakukan pembelian yang sebenarnya. 5. Pemakai yaitu seseorang yang mengkonsumsi produk tersebut. 2.1.7 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen Tujuan kegiatan pemasaran adalah mempengaruhi pembeli untuk bersedia membeli barang dan jasa perusahaan pada saat mereka membutuhkan. Faktorfaktor yang mempengaruhi keputusan membeli berbeda-beda untuk masingmasing pembeli disamping produk yang dibeli. Faktor-faktor tersebut adalah: a. Lokasi penjual yang strategis Dari segi lokasi, pembeli akan memilih lokasi yang benar-benar strategis dan tidak membutuhkan terlalu banyak waktu, tenaga, dan biaya, seperti: mudah dijangkau, dekat dengan fasilitas umum, atau mungkin dekat dengan jalan raya, sehingga lokasi ini dapat mendukung faktor yang lain. b. Pelayanan yang baik Bagi konsumen yang ingin membeli suatu produk, pelayanan yang diberikan pada saat memilih produk sampai terjadinya transaksi pembelian

24 sangatlah berpengaruh terhadap jadi tidaknya pembelian yang dilakukan oleh konsumen. Pelayanan yang kurang baik akan menimbulkan rasa tidak puas yang dirasakan oleh konsumen yang selanjutnya akan mempengaruhi tingkat penjualan pada waktu berikutnya. c. Kemampuan tenaga penjual Dalam suatu kegiatan usaha (penjualan), tidak terlepas dari tenaga kerja baik tenaga kerja mesin maupun tenaga kerja manusia. Tenaga kerja merupakan faktor utama dalam perusahaan sehingga diperlukan sejumlah tenaga kerja yang berkemampuan dan mempunyai keterampilan tertentu yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan untuk mendukung kegiatan penjualan. d. Iklan dan promosi Iklan dan promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Betapapun berkualitasnya suatu produk, bila konsumen belum pernah mendengarnya dan tidak yakin produk itu akan berguna bagi mereka, maka mereka tidak akan membelinya. e. Penggolongan barang Penggolongan barang menjadi faktor pertimbangan bagi konsumen yang melakukan kegiatan pembelian. Penggolongan barang yang tepat dan rapi akan memudahkan konsumen dalam melakukan pembelian (Basu Swasta dan T. Hani Handoko, 2000:111).

25 2.1.8 Pengaruh Bauran Eceran terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Retail Mix dapat disimpulkan merupakan pemasaran yang mengacu pada variabel-variabel, dimana pedagang eceran dapat mengkombinasikan variabelvariabel tersebut menjadi jalan alternatif sebagai suatu strategi pemasaran yang dapat menarik konsumen untuk melakukan pembelian. Retail Mix yang terdiri dari beberapa elemen (Produk, Harga, Promosi, Lokasi, Pelayanan dan Fasilitas Fisik) apabila dikelola dengan baik maka akan mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian (Widya Utami, 2006:239-241). Dengan demikian, strategi Retail Mix dapat mempengaruhi proses pembelian konsumen, sehingga dapat menarik konsumen untuk membeli produk lebih banyak dan penjualan pun akan meningkat. 2.2 Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis 2.2.1 Kerangka Pemikiran Untuk menjaga kelangsungan hidup serta kemajuan dan keunggulan dalam bisnis eceran yang semakin kompetitif, maka pengelola bisnis tersebut harus berupaya untuk dapat menerapkan strategi berupa program bauran penjualan eceran (Retail Mix) yang diharapkan memunculkan minat beli konsumen. Para pengecer menggabungkan unsur-unsur Retail Mix untuk menciptakan suatu metode eceran tunggal dalam menarik pasar sasaran. Retail Mix tersebut terdiri dari produk, harga, promosi, layanan, fasilitas fisik dan lokasi. Kombinasi dari Retail Mix ini akan memproyeksikan citra toko yang mempengaruhi persepsi para konsumen.

26 Dengan menggunakan kesan-kesan atas toko ini, para pengecer dapat memposisikan toko yang satu terhadap yang lain dengan cara memastikan penetapan dan memperbaiki posisi dasar tokonya secara tepat agar sesuai dengan harapan konsumen ketika mereka memutuskan untuk berkunjung dan berbelanja di toko tersebut. Cara-cara yang dipergunakan oleh para pengecer tersebut didasarkan pada kumpulan dari unsur-unsur eceran yang sering disebut Retail Mix. Menurut Phillip Kotler (2002:592): Usaha eceran (retailing) meliputi semua kegiatan yang terlibat dalam penjualan atau jasa secara langsung kepada konsumen akhir untuk penggunaan pribadi atau bukan bisnis. Sedangkan menurut Triyono (2006:26): Bauran Eceran merupakan kombinasi dari Place, Product, Value, People, dan Communication untuk menjual barang atau jasa pada konsumen akhir. Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa, retailing merupakan semua kegiatan penjualan barang dan jasa secara langsung kepada konsumen akhir. Dengan diterapkannya strategi Bauran Eceran yang tepat, peritel dapat memberikan kesan baik di benak konsumen, baik mengenai produk yang ditawarkan maupun citra ritel itu sendiri. Kinerja, fasilitas, lokasi serta personel ritel yang baik dapat menimbulkan kepercayaan konsumen yang dapat membentuk sikap positif terhadap produk yang ditawarkan peritel.

27 Sebelum seorang konsumen melakukan pembelian, ada suatu proses yang terlebih dahulu dilakukan konsumen, yaitu: proses pengambilan keputusan pembelian. Menurut Phillip Kotler (2002:204), konsumen secara umum melalui 5 (lima) tahap dalam proses pembelian, yaitu: 1. Pengenalan Masalah 2. Pencarian Informasi 3. Evaluasi Alternatif 4. Keputusan Pembelian 5. Perilaku Setelah Pembelian. Adapun maksud dari proses diatas adalah proses dimana konsumen akan mengambil keputusan yang akan dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik dari luar maupun faktor dari dalam pribadi konsumen tersebut. Proses ini merupakan hal yang penting bagi perusahaan eceran dan yang harus diketahui oleh perusahaan adalah faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi proses pembelian suatu barang. Perusahaan dapat mempengaruhi proses pengambilan keputusan konsumen melalui strategi-strategi yang dilakukan oleh perusahaan, strategi yang dimaksud adalah strategi Retailing Mix atau bauran eceran yang terdiri dari 6 (enam) bidang, yaitu: 1. Produk 2. Penetapan Harga 3. Promosi dan Periklanan 4. Pelayanan Pelanggan

28 5. Suasana Toko 6. Lokasi. Dari kerangka pemikiran yang diuraikan sebelumnya, penulis membuat model kerangka pemikiran yang menggambarkan pengaruh variabel-variabel yang akan diteliti pada gambar berikut ini: Bauran Eceran kombinasi dari elemenelemen yang digunakan oleh pengecer untuk memuaskan kebutuhan konsumen dan mempengaruhi keputusan pembelian mereka, yang terdiri dari: - Produk - Harga - Periklanan - Pelayanan - Suasana Toko - Lokasi. Hendri Ma ruf (2005:7) Cristina Widya Utami, (2006:239) Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran Keputusan Pembelian keputusan pembelian merupakan suatu proses pengambilan keputusan akan pembelian yang mencakup penentuan apa yang akan dibeli atau tidak yang diperoleh dari kegiatankegiatan sebelumnya, terdiri dari: - Pengenalan Kebutuhan - Pencarian Informasi - Evaluasi Alternatif - Keputusan Pembelian - Perilaku Pasca Pembelian. Sofjan Assauri (2004:141) 2.2.2 Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah diuraikan, maka dapat diambil hipotesis awal yaitu: Terdapat Pengaruh Antara Pelaksanaan Bauran Eceran pada Butik Batik Tasik terhadap Keputusan Pembelian Konsumen.

29 Adapun perbedaan dan persamaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan judul Pengaruh Bauran Eceran Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen dengan penelitian-penelitian sebelumnya dapat dilihat pada tabel berikut: No. Tabel 2.1 Perbedaan dan Persamaan dengan Penelitian Terdahulu Nama Peneliti dan Judul Hasil Penelitian Perbedaan Persamaan Tahun Penelitian Pengaruh Terdapat Bauran Eceran persamaan pada Terhadap variabel Bauran Kepuasan Eceran Konsumen 1 Semuel, Hatane (2006-03) 2 Septriadi, Taufik (2009-07) 3 Rusdiansyah, Fauzan (2009-04) 4 Mujiroh (2005-09) Pengaruh Bauran Eceran Terhadap Minat Beli Konsumen Pengaruh Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pengaruh Promosi Penjualan Terhadap Keputusan Pembelian Berdasarkan perhitungan nilai keseluruhan sebesar 3,77 yang berarti strategi Bauran Eceran yang dilakukan baik Berdasarkan hasil perhitungan nilai rata-rata keseluruhan sebesar 3,83 yang berarti strategi Bauran Eceran yang dilakukan baik Tanggapan responden sebesar 3,56 artinya rata-rata responden melakukan keputusan pembelian Hasil penelitian menunjukan bahwa responden memutuskan untuk melakukan pembelian berdasarkan pengaruh dari promosi Perbedaan terletak pada variabel Kepuasan Konsumen sedangkan peneliti menggunakan variabel Keputusan Pembelian Konsumen Perbedaan terletak pada variabel Minat Beli Konsumen sedangkan peneliti menggunakan variabel Keputusan Pembelian Konsumen Perbedaan terletak pada variabel Brand Image sedangkan peneliti menggunakan variabel Bauran Eceran Perbedaan terletak pada variabel Promosi Penjualan sedangkan peneliti menggunakan variabel Bauran Eceran Terdapat persamaan pada variabel Bauran Eceran Terdapat persamaan pada variabel Keputusan Pembelian Konsumen Terdapat persamaan pada variabel Keputusan Pembelian Konsumen