Hubungan Antara Perilaku Konsumtif Pada Produk X Dengan Citra Diri Remaja Putri

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. perilaku membeli pada masyarakat termasuk remaja putri. Saat ini,

BAB I PENDAHULUAN. masa remaja pun kehidupan untuk berkumpul bersama teman-teman tidak lepas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini sangat mudah sekali mencari barang-barang yang diinginkan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. up, dan lainnya. Selain model dan warna yang menarik, harga produk fashion

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak di

Jurnal SPIRITS, Vol.5, No.2, Mei ISSN:

BAB III METODE PENELIITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut tentu saja membawa dampak dalam kehidupan manusia, baik dampak

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam alat teknologi seperti televisi, koran, majalah, dan telepon.

I. PENDAHULUAN. adil atau tidak adil, mengungkap perasaan dan sentimen-sentimen kolektif

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah yang merupakan periode peralihan antara masa kanakkanak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman saat ini telah banyak mempengaruhi seseorang dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN KEPRIBADIAN NARSISTIK TERHADAP PERILAKU KONSUMTIF PESERTA DIDIK KELAS X SMA NEGERI 6 KOTA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

Hubungan Terpaan Bauran Promosi Rokok Apache dengan Minat Membeli. Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan. Pendidikan Strata 1

BAB I PENDAHULUAN. adalah kebutuhan primer, sekunder dan tersier, kebutuhan yang pertama yang harus dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat sekarang ini sudah menjadikan belanja atau shopping bukan hanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berkembangnya era globalisasi saat ini, negara-negara di dunia

BAB I. A. Latar Belakang Masalah. akademis dengan belajar, yang berguna bagi nusa dan bangsa di masa depan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Gaya Hidup Hedonis. Gaya hidup adalah pola tingkah laku sehari-hari segolongan manusia

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum membahas lebih lanjut mengenai Hubungan Interaksi Kelompok Teman

BAB I PENDAHULUAN. merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkat

BAB I PENDAHULUAN. diakses dalam hitungan detik, tidak terkecuali dengan perkembangan dunia fashion yang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,

PERILAKU KONSUMTIF DALAM MEMBELI BARANG ONLINE SHOP PADA MAHASISWA DI KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel Tergantung : Perilaku konsumtif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa merupakan sebutan untuk seseorang yang sedang

Journal of Social and Industrial Psychology

BAB I PENDAHULUAN. bahasa aslinya disebut adolescene, berasal dari bahasa Latin adolescene

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MINAT MEMBELI BARANG - BARANG BERMEREK

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang memiliki suatu kebutuhan yang berbeda-beda. Tiap orang juga

HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP BRAND MINDED DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK

BAB 1 PENDAHULUAN. kelas dunia, kosmetik, aksesoris dan pernak-pernik lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. mengubah pola perilaku konsumsi masyarakat. Globalisasi merupakan

BAB II LANDASAN TEORI. (1994) sebagai orang yang memiliki uang untuk dibelanjakan dan tinggal di kota

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masa peralihan perkembangan dari masa anak-anak menuju masa dewasa

PERILAKU MEMBELI PRODUK PERAWATAN WAJAH DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWI SKRIPSI. Oleh : Triani Trisnawati

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pengganti barang tersebut. Akan tetapi, pada saat ini konsep belanja itu sebagai

HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH DENGAN PERILAKU KONSUMTIF KOSMETIK MAKE UP WAJAH PADA MAHASISWI. Naskah Publikasi

BAB V PEMBAHASAN. pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel perilaku konsumtif

BAB II GEJALA SHOPAHOLIC DI KALANGAN MAHASISWA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS PADA PRODUK DAN PERILAKU KONSUMTIF PADA MAHASISWA BARU

BAB I PEMBUKAAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan globalisasi memberi pengaruh pada masyarakat Indonesia, salah satu

HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA MAHASISWI NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan rencana. Pembelanja sekarang lebih impulsif dengan 21% mengatakan, mereka tidak

teknologi mendorong semakin bertambahnya kebutuhan manusia. Pengaruh arus globalisasi dan semakin majunya dunia teknologi informasi telah menciptakan

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut tidak lepas dari kelebihan dan kekurangan. Masyarakat dituntut untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin berkembangnya zaman di era modern kebutuhan akan dunia fashion

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. itu telah disebarkan kuesioner kepada 50 orang responden. Oleh karena itu

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TERHADAP TEMAN SEBAYA DENGAN PERILAKU KONSUMTIF DALAM MEMBELI PAKAIAN DI ONLINE SHOP PADA REMAJA SMA KESATRIAN 1 SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. maupun elektronik, maka telah menciptakan suatu gaya hidup bagi masyarakat. Menurut

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis diatas, diperoleh hasil yang menyatakan

HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DAN KONFORMITAS DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA REMAJA PUTRI DI SMAN 2 NGAWI BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan kehadiran manusia lain di sekelilingnya untuk

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Belanja idealnya dilakukan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH DENGAN SELF ESTEEM PADA WANITA YANG MELAKUKAN PERAWATAN DI SKIN CARE HALAMAN SAMPUL DEPAN NASKAH PUBLIKASI


HUBUNGAN HARGA DIRI DENGAN PERILAKU KONSUMTIF REMAJA DI BANDA ACEH

kata kunci : kemandirian, penyesuaian diri, social adjustment, mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perubahan dalam gaya hidup. Kehidupan yang semakin modern menjadikan

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP MEREK DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMBELI PADA KONSUMEN HALAMAN JUDUL. Naskah Publikasi

I. PENDAHULUAN. Pola hidup mengacu pada cara-cara bagaimana menjalani hidup dengan cara yang baik dan

HARGA DIRI DAN INTENSI MEMBELI PRODUK FASHION PADA MAHASISWI JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat dicermati dengan semakin banyaknya tempat-tempat per-belanjaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. di mana bisnis dan perekonomian juga semakin mengglobal, membuat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. teknologi menyebabkan meningkatnya jumlah barang atau produk yang

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Data Sebaran Responden

1.1 Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PERILAKU

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang modern memberi pengaruh terhadap perilaku membeli

III. METODE PENELITIAN. konseptual dengan dunia empirik. Suatu penelitian sosial diharapkan

PERILAKU KONSUMEN REMAJA MENGGUNAKAN PRODUK FASHION BERMEREK DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI

BAB I PENDAHULUAN. Di kota Bandung akhir-akhir ini banyak bermunculan pusat-pusat

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kunci utama dalam memenangkan persaingan. harus mengkaji sikap konsumen terhadap produk yang dihasilkan dan

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada perilaku konsumennya (Tjiptono, 2002). konsumen ada dua hal yaitu faktor internal dan eksternal.

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

HUBUNGAN ANTARA COPING STRESS DENGAN INTENSI MEMBELI PRODUK FASHION PADA SISWI SMAN 2 KOTA BEKASI

JURNAL HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI (SELF ESTEEM) DENGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

HUBUNGAN HARGA DIRI DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU KONSUMTIF TERHADAP FASHION PADA REMAJA PUTRI KELAS XI SMA KRISTEN I SALATIGA

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah seseorang yang berada pada rentang usia tahun dengan

PENGARUH HARGA, MEREK, DAN NEGARA ASAL TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA PRODUK SUSU FORMULA BALITA DI PURWOREJO

LAMPIRAN 1 Alat ukur Locus of Control. Saya sangat percaya bahwa :

Pada saat ini banyak sekali bermunculan pusat-pusat kebugaran yang. menawarkan berbagai produk maupun aktivitas yang bertujuan untuk memperoleh

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA TIPE POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN PERILAKU REMAJA AKHIR. Dr. Poeti Joefiani, M.Si

2015 HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA MAHASISWI TINGKAT AWAL DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA (UPI) BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam memprediksikan perilaku pembelian konsumen terhadap suatu

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan pribadi individu untuk menjadi dewasa. Menurut Santrock (2007),

HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL FACEBOOK

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan itu juga telah dipelajari secara mendalam. terjadi pada manusia, dan pada fase-fase perkembangan itu fase yang

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. Yogyakarta angkatan 2015 yang berjenis kelamin laki-laki dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk individu mengarah kepada karakteristik

Transkripsi:

Jurnal Mediapsi 2016, Vol. 2, No. 1, 45-50 Hubungan Antara Perilaku Konsumtif Pada Produk X Dengan Citra Diri Remaja Putri R. A. Adinah Suryati Ningsih, Yudho Bawono dhobano@yahoo.co.id Program Studi Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya, Universitas Trunojoyo, Madura, Indonesia Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara perilaku konsumtif pada produk X dengan citra diri remaja putri. Penelitian ini menggunakan metode penelitian pendekatan kuantitatif korelasional dengan menyebarkan skala perilaku konsumtif yang terdiri dari 28 butir dan skala citra diri yang terdiri dari 34 butir kepada 125 konsumen (member) pada produk X. Analisis data dilakukan dengan teknik correlation bivariate Pearson dengan bantuan program SPSS 21.00 for Windows. Dari hasil analisis data diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,481 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 dari signifikansi 0,05 (5%) yang menyatakan bahwa penelitian ini memiliki korelasi keeratan sedang dan memiliki hubungan yang positif. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara perilaku remaja putri. Sehingga dapat dikatakan bahwa peningkatan citra diri akan diikuti dengan perilaku konsumtif, yaitu semakin tinggi citra diri maka akan semakin tinggi perilaku konsumtif. Kata kunci: perilaku konsumtif, citra diri, remaja putri Sejak dulu hingga kini, tidak dapat dipungkiri bahwa penampilan merupakan salah satu hal yang seringkali mendapat perhatian, khususnya bagi seorang wanita. Penampilan serta kecantikan merupakan modal utama bagi mereka. Terlebih dengan adanya statement di masyarakat bahwa seorang wanita harus selalu tampil cantik dan menarik, maka para wanita berupaya untuk mewujudkan hal tersebut. Kecantikan bagi seorang wanita merupakan suatu kebutuhan. Oleh karena itu, mereka mempunyai keinginan untuk memperbaiki kekurangannya (Kompas, 2011). Demikian pula dengan remaja putri, mereka juga memiliki keinginan untuk tampil cantik dan menarik. Bahkan agar menjadi cantik dan menarik, para remaja putri biasanya menggunakan atribut, baik busana dan aksesoris yang bernilai mahal atau bermerek, seperti sepatu, tas, pakaian, dan sebagainya yang dapat menunjang penampilan mereka. Menurut Reynold (dalam Rosandi, 2004), remaja putri banyak yang membelanjakan uangnya untuk kebutuhannya dalam berpenampilan pada pemakaian produk, seperti pakaian, kosmetik, assesoris, dan sepatu. Masa remaja yang merupakan periode transisi kehidupan manusia dari anak-anak menuju dewasa, di dalamnya terdapat proses pencarian jati diri. Hal ini yang menyebabkan seorang remaja mudah untuk ikut atau terimbas hal-hal yang tengah terjadi di sekitarnya (Santrock, 45

PERILAKU KONSUMTIF 2003). Remaja di sekitar juga terpengaruh oleh trend dan mode yang terjadi, sehingga menjadikan remaja selalu ingin mengikuti arus perkembangan dan gaya hidup yang terjadi saat itu juga. Para remaja cenderung selalu ingin memiliki barang-barang tersebut dan berlebihan dalam membeli atau mengonsumsi. Sikap atau perilaku remaja yang mengkonsumsi barang secara berlebihan dan tidak wajar inilah yang disebut perilaku konsumtif. Perilaku konsumtif yang banyak terjadi pada remaja putri pada umumnya hanya sebatas keinginan terhadap barang-barang tersebut dan belum tentu sesuai dengan kebutuhan. Selain itu, remaja putri yang lebih bersifat konsumtif terhadap pakaian dengan merek terkenal. Pakaian dengan merek terkenal dianggap jauh lebih berkualitas dan lebih mampu meningkatkan rasa percaya diri, terutama saat mereka mengenakannya (Susianto, 1993). Hal ini dapat dilihat jika saat ini perubahan pola hidup remaja dalam melakukan pembelian produk menjadi sangat menonjol. Kenyataan ini dilihat dari banyaknya produk yang dikenalkan kepada remaja dalam berbagai bentuk dan kemasan yang menarik. Produk yang ditawarkan dengan kemasan menarik akan memudahkan terjerat dalam perilaku yang kurang efisien, antara lain dengan penjualan langsung (direct selling) atau dengan penjualan tidak langsung (catalogue) maupun promosi dengan jalan pemasangan iklan lewat media (Sabirin, 2005). Salah satu produk yang sistem penjualannya demikian adalah produk X. Pemicunya adalah mereka terus melakukan pembelian terhadap produk X. Produk ini didesain untuk semua kalangan sesuai dengan trend dan kebutuhan khususnya remaja putri. Akibat dari suatu kebutuhan yang sudah mulai tidak bersifat wajar dalam membeli produk X tersebut, membuat remaja putri memanfaatkan kondisi bagaimana cara mereka mendapatkan keinginannya. Keinginan yang dialami oleh remaja putri jika membeli produk X secara terus-menerus akan menimbulkan perilaku konsumtif, karena menimbulkan keinginan yang berlebihan dalam pembelian yang terusmenerus berganti model dengan merek produk yang sama pada produk X. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh salah seorang remaja putri (AA) yang peneliti temukan sebagai berikut: Akan muncul rasa bangga pada diri saya dan menjadi orang yang disorot sebagai seorang yang cantik, indah, modis, dan menarik ketika diri saya menggunakan produk berkelas, dan trend di saat ini, saya membeli produk ini kurang lebih tiga dalam sekali pesan, meskipun harus bisa hemat jajan untuk bisa membeli produk ini, itu pun saya mengeluh dengan masalah keuangan saya (wawancara pada tanggal 4 Oktober 2014). Dalam membeli produk X tersebut, remaja putri yang masih tergantung dengan orang tua dalam menghidupi kebutuhannya, akan melakukan bermacam tindakan yang tidak seharusnya dilakukan. Keinginan yang dialami remaja putri dalam membeli produk X secara terusmenerus akan menimbulkan perilaku konsumtif, karena menimbulkan keinginan yang berlebihan dalam pembelian produk X yang terus-menerus berganti model. Sejak dahulu hingga saat ini tidak dapat dipungkiri penampilan merupakan salah satu hal yang seringkali mendapat perhatian khusus bagi seorang wanita. Penampilan serta kecantikan merupakan modal utama bagi mereka. Seorang wanita JURNAL PSIKOLOGI MEDIAPSI 46

NINGSIH & BAWONO harus selalu tampil cantik dan menarik. Rasa cantik bagi seorang wanita dapat dikatakan merupakan sebuah kebutuhan, sehingga dalam perkembangannya, wanita selalu mempunyai keinginan dan selalu ada kekurangan pada dirinya. Dengan demikian, wanita akan memperbaiki kekurangan yang dimiliki dan perilaku konsumtif dapat mendukung citra diri seseorang. Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin mengetahui hubungan kedua variabel tersebut. Adapun hipotesis yang diajukan di dalam penelitian ini yaitu ada hubungan antara perilaku konsumtif pada produk X dengan citra diri remaja putri. Metode Desain Penelitian ini menggunakan metode penelitian pendekatan kuantitatif korelasional, untuk mengetahui hubungan antara perilaku konsumtif pada produk X dengan citra diri remaja putri. Lokasi penelitian dilakukan di tempat salah satu member pada produk X cabang di Kabupaten Pamekasan pada tanggal 25 Juni 2015. Partisipan Sampel penelitian ini berjumlah 125 orang dengan teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu, yaitu: a) remaja putri yang berusia 18 sampai dengan 21 tahun, b) berpenampilan rapi, sopan, dan menggunakan aksesoris, c) konsumen (member) pada produk X, dan d) minimal pendidikan SMA (Sederajat). Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini, skala yang digunakan adalah skala perilaku konsumtif dan skala citra diri. Adapun skala perilaku konsumtif memiliki reliabilitas sebesar 0,718. Sementara pada skala citra diri memiliki reliabilitas sebesar 0,771. Hasil Dari uji korelasi dapat diketahui pola hubungan antara variabel perilaku konsumtif dan citra diri. Tabel 1. Hasil Uji Hipotesis. Hubungan antar variabel Hubungan perilaku konsumtif dengan citra diri Nilai korelasi (r) Sig.(p) 0,481 < 0,05 Hasil dari uji korelasi terdapat bahwa nilai r sebesar 0,481 (p<0,05). Angka ini menunjukkan korelasi positif antara variabel perilaku konsumtif dan citra diri dengan nilai korelasi keeratan sedang. Sehingga dapat didapatkan hasil adanya hubungan yang signifikan antar kedua variabel. Diskusi Berdasarkan uji correlation bivariate Pearson, dihasilkan hubungan antara perilaku konsumtif pada produk X dengan citra diri remaja putri dengan r hitung sebesar 0,481 yang berarti memiliki nilai korelasi keeratan sedang (Sugiyono, 2011). Jumlah subjek sebanyak 125 baik untuk perilaku konsumtif dan citra diri. Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan positif antara perilaku remaja putri. Berdasarkan nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,00 yang lebih kecil dari level of JURNAL PSIKOLOGI MEDIAPSI 47

PERILAKU KONSUMTIF significant (α) 5%, maka Ha dapat diterima yang berarti hipotesis yang diajukan adalah teruji bahwa ada hubungan positif antara perilaku konsumtif pada produk X dengan citra diri remaja putri. Data yang telah dianalisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara perilaku remaja putri. Hal ini tampak pada diperolehnya koefisien korelasi sebesar 0,481 dengan signifikansi 0,00 ini berarti terdapat hubungan antara perilaku yang memiliki arah hubungan positif. Sehingga dapat dikatakan bahwa peningkatan citra diri akan diikuti dengan peningkatan perilaku konsumtif. Dengan demikian, semakin tinggi citra diri maka akan semakin tinggi perilaku konsumtif dan sebaliknya. Hasil penelitian ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Aryani (2006) yang mengemukakan bahwa yang dapat mempengaruhi perilaku konsumtif di kalangan remaja adalah self-image yang selanjutnya disebut citra diri yang merupakan bagian dari konsep diri seseorang. Dalam memperoleh jati diri remaja berusaha membentuk citra atau image tentang dirinya dan upaya ini terlihat dalam suatu gambaran tentang bagaimana setiap remaja mempersepsikan dirinya. Termasuk di dalamnya bagaimana ia mencoba menampilkan diri secara fisik. Hal tersebut membuat mereka sensitif terhadap gambaran fisik sehingga mendorong mereka melakukan berbagai upaya agar tampilan fisiknya sesuai dengan tuntutan komunitas sosial mereka. Sumarwan (dalam Utami, 2008) berpendapat bahwa gaya hidup menggambarkan perilaku seseorang, yaitu bagaimana seseorang itu hidup, menggunakan uang, dan memanfaatkan waktu yang dimiliki. Kaum remaja cenderung digiring menghabiskan uang sakunya untuk melampiaskan keinginannya. Rasa gengsi demi penampilan di hadapan semua temantemannya atau di kalangan masyarakat, membuat mereka terbiasa membohongi orang tuanya untuk meminta uang lebih dengan berbagai alasan, agar apapun yang diinginkan remaja tersebut tercapai. Kaum remaja itu sendiri sudah tidak lagi menghiraukan kondisi perekonomian orang tua mereka. Remaja akhir terentang di usia 18-21 tahun (Mönk, dkk., 2006). Secara ekonomis, mereka masih harus tergantung selama beberapa tahun sampai pelatihan yang diperlukan untuk bekerja selesai dijalani (Hurlock, 1997). Masa remaja merupakan masa di mana rata-rata mereka masih menempuh pendidikan (sekolah) dan masih bergantung kepada orang tua. Remaja yang hampir menginjak usia dewasa (duduk di kelas terakhir bangku SMA) dianggap orang tua mampu memasuki dunia kerja maupun melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Padahal, remaja yang masih melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi sedang berproses untuk kemandirian ekonominya atau bias dikatakan secara finansial mereka masih bergantung kepada orang tua. Dari penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti akan mengajukan beberapa saran. Saran ini diharapkan akan berguna bagi penelitian selanjutnya mengenai perilaku konsumtif maupun citra diri. Saran Teoretis Diharapkan kepada peneliti berikutnya yang berminat meneliti tentang perilaku konsumtif dengan citra diri pada remaja JURNAL PSIKOLOGI MEDIAPSI 48

NINGSIH & BAWONO putri dalam membeli produk X dengan mengkaji lebih mendalam dengan aspekaspek lainnya, agar mendapatkan hasil penelitian yang berbeda dengan penelitianpenelitian sebelumnya. Selain itu, sebaiknya peneliti selanjutnya mencoba mengikuti metode kualitatif dalam meneliti perilaku konsumtif dan citra diri ini, agar didapatkan hasil yang lebih luas dan mendalam. Saran Praktis Bagi remaja putri diharapkan dapat terus mengembangkan tugas-tugas perkembangannya sesuai dengan hal yang positif dan agar dapat memahami masalah tentang perilaku konsumtif yang terjadi di kalangan remaja putri dan harus dihindari sedini mungkin agar perilaku konsumtif tidak terus berkembang dan remaja putri itu sendiri dapat mengarahkan kepada halhal yang positif. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggali faktor-faktor lain yang mempengaruhi perilaku konsumtif, seperti sikap, perilaku, budaya, dan semacamnya, diharapkan dapat menggali lagi dalam penelitian selanjutnya yang dapat memberikan penjelasan bahwa perilaku konsumtif remaja putri memang benar-benar terbukti mempunyai citra diri yang tinggi. Kesimpulan Berdasarkan hasil dari analisis dan interprestasi data penelitian dapat disimpulkan bahwa berdasarkan nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,00 yang lebih kecil dari level of significant (α) 5%. Maka hipotesis yang diajukan peneliti yaitu bahwa ada hubungan positif antara perilaku konsumtif pada produk X dengan citra diri remaja putri diterima. Data yang telah dianalisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara perilaku remaja putri. Hal ini menunjukkan bahwa dengan diperolehnya koefisien korelasi sebesar 0,481 dengan signifikansi 0,00 ini berarti terdapat hubungan antara perilaku konsumtif dengan citra diri yang memiliki arah hubungan positif. Hal ini berarti dapat dikatakan bahwa peningkatan perilaku konsumtif akan diikuti dengan peningkatan citra diri. Dengan demikian, semakin tinggi perilaku konsumtif maka akan semakin tinggi citra diri dan sebaliknya. Daftar Pustaka Aryani, G. (2006). Hubungan antara Konformitas dan Perilaku Konsumtif pada Remaja di SMA Negeri 1 Semarang. Skripsi. Semarang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang Hurlock, E. B. (1997). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga. Mönks, F. J., Knoers, A. M. P., & Haditono, S. R. (2006). Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Rosandi, A. F. (2004). Perbedaan Perilaku Konsumtif antara Mahasiswa Pria dan Wanita di Universitas Katolik Atma Jaya. Jurnal. Yogyakarta: Fakultas Psikologi. Sabirin, E. (2005). Kenapa Remaja Doyan Belanja. Semarang: PKBI Jateng. Santrock, J. W. (2003). Adolescence: Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kuantitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Susianto. (1993). Studi Gaya Hidup sebagai Upaya Mengenali JURNAL PSIKOLOGI MEDIAPSI 49

PERILAKU KONSUMTIF Kebutuhan Anak Muda. Jurnal Psikologi dan Masyarakat. Utami, H. P. (2008). Perilaku Konsumtif pada Sales Promotion Girl (SPG) Ditinjau dari Gaya Hidup Hedonis. Skripsi. Semarang: Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata. JURNAL PSIKOLOGI MEDIAPSI 50