SEAKEEPING KAPAL PERIKANAN 30 GT DI PERAIRAN SELAT MAKASSAR

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PREDIKSI MOTION SICKNESS INCIDENCE (MSI) PADA KAPAL CATAMARAN 1000 GT DALAM TAHAP DESAIN AWAL (INITIAL DESIGN)

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

OPTIMASI RESPON GERAKAN KAPAL IKAN CATAMARAN TERHADAP GELOMBANG REGULLER

DINAMIKA KAPAL. SEA KEEPING Kemampuan unjuk kerja kapal dalam menghadapi gangguan-gangguan disaat beroperasi di laut

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

ANALISA SEAKEEPING DAN PREDIKSI MOTION SICKNESS INCIDENCE ( MSI ) PADA KAPAL PERINTIS 500 DWT DALAM TAHAP DESAIN AWAL ( INITIAL DESIGN )

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

PENGARUH ELEMEN BANGUNAN KAPAL TERHADAP KOREKSI LAMBUNG TIMBUL MINIMUM

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

ANALISA KINERJA HULL FORM METODE FORMDATA KAPAL IKAN TRADISIONAL 28 GT KM. SIDO SEJATI

Kondisi Kapal Muatan Penuh:

ANALISA GERAKAN SEAKEEPING KAPAL PADA GELOMBANG REGULER

RESPONS GERAKAN KAPAL PERIKANAN HASIL OPTIMISASI TERHADAP GELOMBANG Oleh: Ronald Mangasi Hutauruk 1) dan Pareng Rengi 1) ABSTRACT ABSTRAK

OPTIMASI BENTUK DEMIHULL KAPAL KATAMARAN UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS SEAKEEPING

1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

ANALISIS SEAKEEPING DAN MANOUEVRING KAPAL PATROLI CEPAT UNTUK WILAYAH TIMUR ABSTRAK

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN

ANALISA HAMBATAN DAN SEAKEEPING PADA FAST RESCUE BOAT

Analisa Seakeeping pada Offshore Supply Vessel 56 Meter

ANALISA PENGARUH LETAK LUNAS BILGA TERHADAP PERFORMA KAPAL IKAN TRADISIONAL (STUDI KASUS KAPAL TIPE KRAGAN)

ANALISA TEKNIS STABILITAS DAN OLAH GERAK KAPAL PATROL SPEED BOAT GRASS CARP DI PERAIRAN RAWA PENING JAWA TENGAH ABSTRAK

PENGUJIAN MODEL GUNA MEMPREDIKSI BESARAN SUBJECTIVE MOTION PADA FLOATING PRODUCTION UNIT

Studi Eksperimental Tahanan dan Momen Melintang Kapal Trimaran Terhadap Variasi Posisi Dan Lebar Sidehull

Studi Karakteristik Seakeeping Kapal Ikan Tradisional dan Modern Nanang Zarma 1, Ahmad Fauzan Zakki 1, Good Rindo 1 1)

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

STUDI PENGARUH PERUBAHAN SARAT TERHADAP OLAH GERAK KAPAL DI ATAS GELOMBANG

STUDI PERANCANGAN FERRY HEMAT BAHAN BAKAR UNTUK WILAYAH MALUKU

KAPAL JURNAL ILMU PENGETAHUAN & TEKNOLOGI KELAUTAN Analisa Hidrodinamika Kapal Container Sarat Rendah

PREDIKSI PROBABILITAS DECK WETNESS AKIBAT PERUBAHAN MASSA KAPAL MELALUI PENGUJIAN MODEL KAPAL

ANALISA OLAH GERAK KAPAL DI GELOMBANG REGULER PADA KAPAL TIPE AXE BOW

PERANCANGAN KAPAL CATAMARAN MULTI PURPOSE UNTUK PELAYARAN BAWEAN GRESIK PADA CUACA EKSTRIM

WAKTU EVAKUASI MAKSIMUM PENUMPANG PADA KAPAL PENYEBERANGAN ANTAR PULAU

PERUBAHAN RENCANA UMUM AKIBAT PENAMBAHAN ALAT TANGKAP DAN PENGARUHNYA PADA PERFORMANCE KAPAL

DESAIN KONVERTER GELOMBANG BENTUK SEGIENAM SEBAGAI SUMBER PEMBANGKIT LISTRIK DI PERAIRAN LAUT JAWA

Analisis Sloshing 2D pada Dinding Tangki Tipe Membran Kapal LNG Akibat Gerakan Rolling di Gelombang Regular

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1

PENAMBAHAN UKURAN KAPAL PATROLI 6.5 m UNTUK MENINGKATKAN RADIUS PELAYARAN DITINJAU DARI ASPEK KENYAMANAN BERLAYAR

ANALISA STABILITAS DAN OLAH GERAK PADA KM. YELLOW FIN SETELAH PENAMBAHAN KAPAL PANCING

Evaluasi Kesesuaian Life-Saving Appliances (LSA) dan Pembuatan Simulasi Sistem Evakuasi Pada Kapal Perintis 1200 GT Menggunakan Software Pathfinder

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

KAJIAN KEKUATAN KOLOM-PONTON SEMISUBMERSIBLE DENGAN KONFIGURASI DELAPAN KOLOM BERPENAMPANG PERSEGI EMPAT AKIBAT EKSITASI GELOMBANG

Aulia Azhar Wahab, dkk :Rolling Kapal Pancng Tonda di Kabupaten Sinjai...

ANALISA PENERAPAN BULBOUS BOW PADA KAPAL KATAMARAN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PEMAKAIAN BAHAN BAKAR

REKAYASA GARIS LAMBUNG (HULL LINES) KAPAL UNTUK TRANSPORTASI SUNGAI DAN LAUT YANG HANDAL, AMAN DAN NYAMAN SEBAGAI ANGKUTAN PENUMPANG/BARANG

JUDUL TUGAS AKHIR STUDI PERBANDINGAN PERENCANAAN KAPAL KATAMARAN DAN MONOHULL SEBAGAI KAPAL RISET DIPERAIRAN BENGKALIS RIAU

Analisa Penerapan Bulbous Bow pada Kapal Katamaran untuk Meningkatkan Efisiensi Pemakaian Bahan Bakar

KAJIAN METEO-OSEANOGRAFI UNTUK OPERASIONAL PELAYARAN GRESIK-BAWEAN

Efek Penambahan Anti-Sloshing pada Tangki Kotak Bermuatan LNG Akibat Gerakan Rolling Kapal

RANCANG BANGUN KLM MINI PURSE SEINE MELALUI MODIFIKASI BENTUK LAMBUNG KAPAL TRADISIONAL DAERAH BATANG

STUDI HULLFORM KAPAL IKAN 201 GT UNTUK DAERAH KOTA PEKALONGAN DENGAN RADIUS PELAYARAN 1000 MIL LAUT

6 KESELAMATAN OPERASIONAL KAPAL POLE AND LINE PADA GELOMBANG BEAM SEAS

KEBISINGAN PADA KAPAL MOTOR TRADISIONAL ANGKUTAN ANTAR PULAU DI KABUPATEN PANGKAJENE

Analisa Greenwater Akibat Gerakan Offshore Security Vessel

Awak tidak memperhatikan bangunan dan stabilitas kapal. Kecelakaan kapal di laut atau dermaga. bahaya dalam pelayaran

Analisa Stabilitas Akibat Konversi Motor Tanker (MT). Niria Menjadi Mooring Storage Tanker

DESAIN INSTALASI LAMPU NAVIGASI PADA KAPAL PERINTIS 2000 GT

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

PROBABILITAS KECELAKAAN KAPAL TENGGELAM DI WILAYAH SELAT MAKASSAR

PENGARUH BENTUK LAMBUNG KAPAL TERHADAP TAHANAN KAPAL

ANALISA PENGARUH VARIASI BENTUK HULLFORM KARENA PERUBAHAN UKURAN UTAMA KAPAL KRI TELUK KUPANG

ANALISA TEKNIS DAN EKONOMIS KAPAL NELAYAN TRADISIONAL TYPE OUTBOARD ENGINE SETELAH PENAMBAHAN MESIN PENARIK BUBU DI PERAIRAN REMBANG

SEGI DELAPANDESAIN KONVERTER GELOMBANG BENTUK SEGI DELAPAN SEBAGAI SUMBER PEMBANGKIT LISTRIK DI PERAIRAN LAUT JAWA

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

OLEH : Firmansyah Raharja NRP Dosen Pembimbing : Prof. Ir. Eko Budi Djatmiko, M.Sc., Ph.D. Dr. Ir. Wisnu Wardhana, SE., M.

ANALISA PERFORMANCE KAPAL IKAN TRADISIONAL KM. RIZKY MINA ABADI DENGAN ADANYA MODIFIKASI PALKA IKAN BERINSULASI POLYURETHANE

Analisis Karakteristik Gerakan dan Operabilitas Self Propelled Coal Barge (SPCB)

PENGARUH ANTI-SLAMMING BULBOUS BOW TERHADAP GERAKAN SLAMMING PADA KAPAL PERINTIS 200 DWT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN KAPAL CONTAINER 208 TEU RUTE PELAYARAN SURABAYA BANJARMASIN

DESAIN KONVERTER GELOMBANG BENTUK TABUNG SEBAGAI SUMBER PEMBANGKIT LISTRIK DI PERAIRAN LAUT JAWA

BAB III. Tindakan Olah Gerak menolong orang jatuh kelaut tergantung dan pada factor-factor sebagai berikut :

DESAIN KONVERTER GELOMBANG BENTUK SEGI EMPAT SEBAGAI SUMBER PEMBANGKIT LISTRIK DI PERAIRAN LAUT JAWA

Bentuk baku konstruksi kapal pukat cincin (purse seiner) GT

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI KOMPARASI KINERJA HULLFORM METODE FORMDATA DENGAN HULLFORM KAPAL KAYU TRADISIONAL TIPE BATANG

Prediksi Gerak Terhadap Desain Awal Ferry 600, 500 dan 300 GRT Untuk Pelayaran Antar Pulau

Redesign Sistem Peredam Sekunder dan Analisis Pengaruh Variasi Nilai Koefisien Redam Terhadap Respon Dinamis Kereta Api Penumpang Ekonomi (K3)

Analisis Tegangan pada Kapal Perang Tipe Corvette Akibat Beban Slamming

Bentuk baku konstruksi kapal rawai tuna (tuna long liner) GT SNI Standar Nasional Indonesia. Badan Standardisasi Nasional

Analisis Tegangan Akibat Beban Gelombang pada Struktur Kapal Perang Tipe Corvette

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

STABILITAS SAMPAN TERBUAT DARI EMBER CAT BEKAS DENGAN BILGE KEEL PADA SUDUT 30 DAN 45 DERAJAT

KOMPARASI HULL PERFORMANCE PADA KONSEP DESIGN KAPAL IKAN MULTI FUNGSI DENGAN LAMBUNG KATAMARAN

SISTEM OPERASI DAN KELAUTAN

DESAIN KAPAL IKAN DENGAN BENTUK LAMBUNG CATAMARAN YANG MENGGUNAKAN SISTEM PENGGERAK LAYAR AN MESIN UNTUK MUATAN IKAN HIDUP

Analisa Tegangan pada Cross Deck Kapal Ikan Katamaran 10 GT menggunakan Metode Elemen Hingga

PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK KONSTRUKSI KAPAL PERIKANAN BERDASAR PERATURAN KLASIFIKASI DAN KONSTRUKSI KAPAL KAYU BKI 1996

STUDI PENGEMBANGAN DESAIN KAPAL IKAN TRADISONAL TIPE DAERAH BATANG PROPINSI JAWA TENGAH DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PALKA IKAN HIDUP

PERANCANGAN KAPAL GENERAL CARGO 1500 DWT RUTE PELAYARAN JAKARTA-SURABAYA

ANALISA UMUR KELELAHAN STRUKTUR SATELITE WELLHEAD PLATFORM SISTEM PERANGKAAN BRACE N DAN BRACE X

ANALISA PERBANDINGAN ULSTEIN X-BOW DENGAN BULBOUS BOW KONVENSIONAL TERHADAP NILAI HAMBATAN TOTAL DAN SEAKEEPING KAPAL MENGGUNAKAN METODE CFD

ANALISA KAPASITAS OPTIMAL LAPANGAN PENUMPUKAN TERMINAL PETIKEMAS MAKASSAR BERDASAR OPERATOR DAN PENGGUNA PELABUHAN

ANALISA SISTEM SUSPENSI KENDARAAN MULTIGUNA PEDESAAN (GEA)

BAB III LANDASAN TEORI

Dosen Pembimbing: Prof. Ir. Eko Budi Djatmiko, M. Sc. Ph. D. NIP dan NIP

Analisis Tekanan Pada Bottom Plate Bagian Depan Kapal Trimaran Akibat Slamming

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

THE SHIP WITH AND WITHOUT SHAKY FIN STABILIZER IN LIEU OUTRIGGER By

Transkripsi:

Seminar Teknologi dan Rekayasa () 2015 SEAKEEPING KAPAL PERIKANAN 30 GT DI PERAIRAN SELAT MAKASSAR Sabaruddin Rahman 1, Andi Haris Muhammad 2, Daeng Paroka 3, Syarifuddin Dewa 4 1, 2, 3, 4 Universitas Hasanuddin, Makassar Kontak Person: Sabaruddin Rahman Jl. Perintis Kemerdekaan km. 10 Makassar, 90245 Telp: 085399969186, Fax: 0411-586015, E-mail: sabarahman5@gmail.com Abstrak Hasil tangkapan nelayan umumnya mengalami penurunan saat terjadi cuaca buruk di lautan. Hal ini dikarenakan kecepatan angin yang tinggi dan diikuti oleh gelombang yang relatif besar mengakibatkan pergerakan kapal juga besar dan tidak teratur pada enam derajat kebebasan. Sehingga mengakibatkan nelayan tidak dapat mengoperasikan peralatan tangkap dengan baik saat bekerja. Pada kondisi terburuk, mereka tidak dapat melaut karena pertimbangan keselamatan di laut. Studi ini mengevaluasi kriteria seakeeping kapal perikanan. Kapal yang digunakan adalah tipe perikanan tangkap berbahan dasar kayu (wooden fishing boat) berbobot 30 GT yang dioperasikan di selat Makassar. Perubahan ukuran lambung kapal dilakukan dengan penambahan dan pengurangan masing-masing sebesar 5% dan 10% terhadap panjang kapal dengan mempertahankan bobot kapal. Hal ini dilakukan untuk menguji kelayakan ukuran yang sudah ada dibandingkan dengan alternatif ukuran tersebut. Simulasi gerakan heaving dan pitching dilakukan menggunakan program Seakeeper pada kondisi arah pergerakan kapal berlawanan dengan arah gelombang (head seas). Sementara pergerakan rolling pada kondisi beam seas. Parameter gelombang yang digunakan diperoleh dari ERA Interim data server. Evaluasi gerakan tersebut dinilai berdasarkan Respond Amplitude Operator (RAO) dan motion sickness incidence (MSI). Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai RAO kapal E lebih kecil dibanding kapal C. Namun berdasarkan nilai MSI, unjuk kerja kapal C lebih baik dibanding kapal lainnya. Nilai MSI yang berada pada rentang 10% sampai 20% menunjukkan bahwa pada kondisi ekstrim, kapal kurang nyaman dioperasikan. Kata kunci: kapal perikanan, RAO, MSI Pendahuluan Kapal perikanan umumnya beroperasi di perairan terbuka, dimana pada musim tertentu mengalami gelombang dan badai yang mempengaruhi operasi kapal. Kondisi lingkungan tersebut berpengaruh terhadap pergerakan kapal yang selanjutnya dapat mengakibatkan kondisi kru kapal menurun. Studi tentang penyebab kecelakaan kapal yang terjadi di Indonesia menunjukkan bahwa kecelakaan dapat disebabkan oleh tiga faktor, yaitu: kesalahan manusia, faktor alam dan faktor teknis [1]. Faktor alam di sini adalah cuaca buruk yang menimbulkan gelombang yang tinggi sehingga mengakibatkan kapal bergerak dengan amplitudo maupun frekuensi tertentu. Pergerakan tersebut dapat menimbulkan ketidaknyamanan terhadap penumpang di atas kapal, bahkan dalam kondisi terburuk mengakibatkan kecelakaan. Untuk itu, maka unjuk kerja gerakan kapal (seakeeping) pada kondisi lingkungan wilayah perairan beroperasinya perlu diperhitungkan pada tahap desain. Pihak perencana harus mampu meminimalkan ketidaknyamanan tersebut dan juga dapat meyakinkan bahwa keselamatan kru terpenuhi. Pengaruh performa seakeeping terhadap kenyamanan kru kapal sangat berhubungan erat dengan percepatan vertikal dan horizontal yang dialaminya. Pengaruh percepatan vertikal terhadap manusia telah ditentukan dalam standar internasional ISO ([2] dalam [3]). Standar tersebut memberikan batasan ketidaknyamanan akibat mabuk laut sebagai hubungan antara variabel percepatan, frekuensi percepatan dan durasi terjadinya percepatan. Selain standar internasional tersebut, aturan lain dapat diterapkan yaitu motion sickness incidence (MSI) [4]. Kajian tersebut menyimpulkan bahwa jumlah manusia (dalam persentase) yang III-64

2015 Seminar Teknologi dan Rekayasa () akan mabuk laut saat mengalami pergerakan dipengaruhi oleh ketiga variabel yang dituliskan pada paragraf sebelumnya (percepatan, frekuensi percepatan dan durasi terjadinya percepatan). Performa seakeeping kapal telah dikaji oleh beberapa peneliti pada tinjauan yang berbeda. Pengaruh bentuk lambung terhadap performa seakeeping telah dikaji untuk membandingkan pengaruh bentuk lambung U dan chain terhadap performa seakeeping [5], [6] dan [7]. Sementara kajian lain adalah pengaruh dimensi utama terhadap seakeeping pada kapal cepat dengan bentuk lambung V [8]. Pada penelitian ini, studi tentang unjuk kerja seakeeping kapal perikanan 30 GT dengan bentuk lambung U akan dikaji untuk mengetahui tingkat kenyamanannya. Kapal tersebut beroperasi pada perairan selat Makassar dengan ukuran utama disajikan pada Tabel 1. L OA L PP B H T Displasemen Kecepatan Tabel 1 Ukuran utama kapal 26 m 4,2 m 1,8 m 1,2 m 12 knots Metode Penelitian Pada penelitian ini, perangkat lunak Seakeeper, yang terintegrasi dalam perangkat lunak Maxsurf, digunakan untuk mengevaluasi unjuk kerja seakeeping kapal. Kapal perikanan dengan ukuran yang disajikan pada bahasan sebelumnya akan dianalisis terhadap beberapa kriteria pergerakan, yaitu: pergerakan relatif (RAO) dan motion sickness incidence (MSI). Perubahan dimensi kapal Selain ukuran kapal yang disebutkan di atas, dilakukan pula analisis kriteria seakeeping pada beberapa ukuran lainnya dengan melakukan pengurangan maupun penambahan ukuran panjang kapal dari ukuran sebelumnya. Perubahan dimensi kapal dilakukan dengan mempertahankan volume kapal di bawah geladak maupun di bawah garis air (volume displasemen). Tabel 2 menunjukkan lima ukuran model kapal yang dianalisis pada penelitian ini. Sementara rencana garis dari kelima ukuran kapal tersebut ditampilkan pada Gambar 1. Tabel 2 Variasi ukuran kapal Model L Deck (m) B Deck (s) H T Keterangan A 23,625 4,67 1,80 1,20 B 24,94 4,32 1,80 1,19 C 26,25 4,20 1,80 1,20 Ukuran awal D 27,56 3,9 1,80 1,19 E 28,875 3,82 1,80 1,20 III-65

Seminar Teknologi dan Rekayasa () 2015 A B C D E Gambar 1 Rencana garis model kapal Kondisi perairan selat Makassar Faturachman dan Mustafa (2011) menggambarkan wilayah perairan di Indonesia yang rawan terjadi kecelakaan kapal di laut, dimana selat Makassar merupakan salah satu wilayah dengan tingkat resiko yang tinggi di antara tiga perairan lainnya, yaitu: selat Malaka, laut Jawa dan laut Banda. Pada studi ini, data gelombang selat Makassar diperoleh dari ERA interim server. Untuk perairan selat Makasar, data tersedia pada empat titik pencatatan yang lokasinya ditunjukkan pada Gambar 2. Data gelombang yang tersedia tercatat setiap 6 jam sejak tahun 1977 sampai 2013. Pada studi ini, data yang digunakan berada pada rentang tahun 2003-2013. Gambar 3 menunjukkan tinggi gelombang signifikan terbesar yang terjadi dalam rentang waktu tersebut. Berdasarkan grafik tersebut disimpulkan bahwa wilayah yang berada di sekitar titik pengukuran no. 4 mengalami tinggi gelombang yang relatif besar. Hal ini diakibatkan karena fetch yang relatif panjang pada saat angin berhembus dari Barat ke Timur. Demikian sebaliknya, gelombang yang terjadi di sekitar titik pengukuran 1, 2 dan 3 relatif lebih rendah. Data gelombang signifikan terbesar selama periode tersebut ditunjukkan pada Tabel 3. 1 2 3 Gambar 2 Lokasi titik pengambilan data 4 III-66

2015 Seminar Teknologi dan Rekayasa () Gambar 3 Grafik tinggi gelombang (Hs) terbesar bulanan sepanjang tahun 2003-2013 Tabel 3 Parameter gelombang di selat Makassar No. Hs (m) Tm (s) Fetch Spectrum Station 1 1,18 4,73 Fetch limited JONSWAP 2 1,135 4,58 Fetch limited JONSWAP 3 1,6 5,35 Fetch limited JONSWAP 4 2,31 6,84 Open ocean ITTC Simulasi seakeeping kapal Analisis dilakukan pada kecepatan kapal 12 knots. Pergerakan heaving dan pitching dianalisis dengan asumsi arah pergerakan kapal berlawanan dengan arah gelombang (head seas). Sementera analisis rolling kapal dilakukan dengan asumsi arah gelombang dari samping kapal (beam seas). Langkah awal dalam analisis seakeeping adalah perhitungan pergerakan relatif (RAO) kapal, kemudian dilanjutkan dengan menghitung MSI. Hasil Penelitian dan Pembahasan Berdasarkan uraian pada pokok bahasan sebelumnya, bahwa kriteria seakeeping yang dianalisis pada penelitian ini adalah pergerakan relatif (RAO) dan MSI. Dimana pergerakan relatif (RAO), dibahas pada tiga jenis pergerakan, yaitu heaving, rolling dan pitching. Perbandingan pergerakan heaving kelima ukuran kapal ditunjukkan pada Gambar 4. Pada gambar tersebut, dapat terlihat bahwa RAO kapal A lebih tinggi dibanding kapal C, sementara kapal E memiliki RAO yang terendah diantara kelima ukuran kapal yang diteliti. Gambar 4 RAO gerakan heaving III-67

Seminar Teknologi dan Rekayasa () 2015 Gambar 5 memperlihatkan perbandingan pergerakan pitching kelima ukuran kapal. Gambar tersebut menunjukkan bahwa seperti pada pergerakan heaving, RAO kapal A untuk gerakan pitching lebih besar dibanding kapal C, sementara kapal E memiliki RAO terendah. Gambar 5 RAO gerakan pitching Berbeda dengan dua pergerakan sebelumnya, pergerakan rolling tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan untuk kelima kapal, seperti ditunjukkan pada Gambar 6. Gambar 6 RAO gerakan rolling Gambar 7 menunjukkan perbandingan MSI kelima ukuran kapal yang diteliti. Berdasarkan gambar tersebut dapat dilihat bahwa ukuran kapal C masih yang terbaik dibanding dengan empat ukuran lainnya. Berdasarkan hasil analisis bahwa percepatan pergerakan vertikal kapal yang berada pada rentang 10% sampai 20% MSI, dimana angka tersebut dinilai masih cukup tinggi atas pertimbangan kapal berlayar pada waktu tempuh lebih dari dua jam. Untuk itu, maka jika terjadi kondisi cuaca ekstrim pada satu wilayah sebaiknya kapal tidak dioperasikan pada wilayah tersebut. Pada bulan Desember sampai Maret, titik pengukuran data no. 4 mengalami kondisi cuaca yang cukup tinggi dibanding 3 titik lainnya (ditunjukkan pada Gambar 3), sehingga disarankan untuk melakukan operasi penangkapan ikan di salah satu di antara ketiga titik tersebut. III-68

2015 Seminar Teknologi dan Rekayasa () Gambar 7 Perbandingan MSI setelah durasi paparan 2 jam Kesimpulan Studi ini mengkaji kriteria seakeeping kapal perikanan 30 GT untuk mengevaluasi tingkat keketidaknyamanannya saat beroperasi di perairan selat Makassar. Empat ukuran kapal alternatif dibandingkan dimana perbedaan ukuran didasarkan pada pengurangan maupun penambahan panjang kapal dengan mempertahankan bobotnya. Perangkat lunak Seakeeper digunakan untuk menghitung gerakan relatif kapal (RAO) maupun tingkat ketidaknyamanan di atas kapal (MSI). Hasil analisis menunjukkan bahwa ukuran kapal E memiliki nilai RAO yang lebih baik dibanding ukuran kapal C (ukuran saat ini). Namun berdasarkan nilai MSI, kapal C masih lebih baik kenyamanannya dibanding empat ukuran kapal lainnya. Penelitian ini mengkaji pergerakan kapal pada satu titik acuan yang berada pada geladak di bagian midship. Untuk itu akan dilakukan analisis lanjutan pada beberapa titik lainnya seperti ruang kemudi, kamar mesin dan geladak haluan. Ucapan Terima Kasih Penelitian ini terlaksana melalui pendanaan Hibah Penelitian Prioritas Nasional, Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (Penprinas - MP3EI) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Referensi [1] Faturachman, D., Mustafa, S. Sea transportation accident analysis in Indonesia. Procedia Social and Behavioral Sciences. 2012; 40: 616-621. [2] ISO. Evaluation of human exposure to whole-body vibration-part 3: Evaluation of whole-body z- axis vertical vibration in the frequency range 0.1 to 0.63 Hz. 1985. [3] Sarioz, K. dan Narli, E. Effect of criteria on seakeeping performance assessment. Ocean Engineering. 2005; 32: 1161-1173. [4] O Hanlon, J.,F., dan McCauley, M.,E. Motion sickness incidence as a function of the frequency and acceleration of vertical sinusoidal motion. Aerospace Medicine. 1974; April: 366-369. [5] Zaraphonitis, G., Papanikolaou, A. On the numerical prediction of seakeeping and of structural loads of high-speed vessels. Applied Ocean Research. 2004; 26: 274-287. [6] Tello, M., e Silva, S.,R., Soares, C.,G. Seakeeping performance of fishing vessels in irregular waves. Ocean Engineering. 2011; 38: 763-773. [7] Sayli, A., Alkan, A.,D., Ganiler, O. Nonlinear meta-models for conceptual seakeeping design of fishing vessels. Ocean Engineering. 2010; 37: 730-741. [8] Ozum, S.,Sener, B., Yilmaz, H. A parametric study on seakeeping assessment of fast ships in conceptual design stage. Ocean Engineering. 2011; 38: 1439-1447. III-69