POKOK BAHASAN IX IX. PENGGUNAAN ENERGI MEKANIK PADA TERNAK KERJA. Mengetahui proses metabolisme dan dinamika fisiologi pada ternak kerja

dokumen-dokumen yang mirip
Kontraksi otot membutuhkan energi, dan otot disebut sebagai mesin. pengubah energi kimia menjadi kerja mekanis. sumber energi yang dapat

KAJIAN KEPUSTAKAAN. kebutuhan konsumsi bagi manusia. Sapi Friesien Holstein (FH) berasal dari

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Lokasi Penelitian

I. PENDAHULUAN. populasi kambing di Provinsi Lampung pada tahun 2009 baru mencapai

I. PENDAHULUAN. Lampung merupakan daerah yang berpotensi dalam pengembangan usaha

TINJAUAN PUSTAKA. banyak telur dan merupakan produk akhir ayam ras. Sifat-sifat yang

BAB I PENDAHULUAN. A. LatarBelakang Masalah. Lari jarak pendek (sprint) adalah lari yang menempuh jarak antara 100

Tatap muka ke : 10 POKOK BAHASAN VII VII. SISTEM PRODUKSI TERNAK KERBAU

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan

I. PENDAHULUAN. Peternakan di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan, sehingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sama seperti sapi Bali betina. Kaki bagian bawah lutut berwarna putih atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sapi Bali Sapi bali (Bibos sondaicus) merupakan hasil domestikasi banteng liar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

METABOLISME ENERGI PADA SEL OTOT INTRODUKSI. dr. Imas Damayanti ILMU KEOLAHRAGAAN FPOK-UPI

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar pekerja dan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Purbowati, 2009). Domba lokal jantan mempunyai tanduk yang kecil, sedangkan

- TEMPERATUR - Temperatur inti tubuh manusia berada pada kisaran nilai 37 o C (khususnya bagian otak dan rongga dada) 30/10/2011

PENDAHULUAN. masyarakat. Permintaan daging broiler saat ini banyak diminati oleh masyarakat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mampu beradaptasi dengan pakan dan lingkungan yang kurang baik (Priyanto et

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adanya wabah flu burung pada unggas, tidak mustahil untuk memenuhi kebutuhan

Sistem Energi. Kinerja manusia memerlukan energi. Energi tersebut berasal. dari bahan makanan yang dimakan sehari-hari. Tujuan makan antara lain

PENDAHULUAN. Tingkat keperluan terhadap hasil produksi dan permintaan masyarakat berupa daging

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki ciri-ciri fisik antara lain warna hitam berbelang putih, ekor dan kaki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kelinci New Zealand White berasal dari Amerika. Menurut Tambunan dkk.

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. wanita atau laki-laki sampai anak-anak, dewasa, dan orangtua bahwa dengan

RESPIRASI SELULAR. Cara Sel Memanen Energi

I. PENDAHULUAN. Secara umum, ternak dikenal sebagai penghasil bahan pangan sumber protein

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sapi potong merupakan salah satu komoditas ternak yang potensial dan

Organisasi Kerja. Solichul HA. BAKRI Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas ISBN:

BAB I PENDAHULUAN. statis artinya normalnya fungsi alat-alat tubuh pada waktu istirahat dan sehat

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan untuk membajak sawah oleh petani ataupun digunakan sebagai

1. PENDAHULUAN. akan daging sebagai salah satu sumber protein. Pemenuhan akan daging

PENGARUH SUPLEMEN TERHADAP KADAR ASAM LAKTAT DARAH

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3. Suhu Kandang Selama Lima Minggu Penelitian Pengukuran Suhu ( o C) Pagi Siang Sore 28-32

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Pakan, Bobot Badan dan Mortalitas Puyuh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Temperatur Tubuh Temperatur tubuh didefinisikan sebagai derajat panas tubuh. Temperatur

BERTEMPAT DI GEREJA HKBP MARTAHAN KECAMATAN SIMANINDO KABUPATEN SAMOSIR Oleh: Mangonar Lumbantoruan

BAB I PENDAHULUAN. dewasa yang ditandai dengan pubertas. Remaja yang sehat adalah remaja

PENDAHULUAN. cabang-cabang olahraga. Atlet yang menekuni salah satu cabang tertentu untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lokal (Bos sundaicus), sapi Zebu (Bos indicus) dan sapi Eropa (Bos taurus). Sapi

BIOFISIKA 2 BIOENERGETIKA

HASIL DAN PEMBAHASAN. Desa Karyawangi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

VIII. PRODUKTIVITAS TERNAK BABI DI INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan penduduk yang semakin pesat, permintaan produk

PENDAHULUAN. jualnya stabil dan relatif lebih tinggi dibandingkan dengan ayam broiler, tidak

HUBUNGAN STRES DAN BIOKIMIA NUTRISI PADA TERNAK OLEH : NOVI MAYASARI FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAD PADJADJARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laktat merupakan produk akhir dari metabolisme anaerobik, proses ini berlangsung tanpa adanya oksigen.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. ayam yang umumnya dikenal dikalangan peternak, yaitu ayam tipe ringan

I. PENDAHULUAN. kesehatan, bahkan pada bungkus rokok-pun sudah diberikan peringatan mengenai

PENDAHULUAN. meningkatnya tekanan osmotik serta stres panas. Itik akan mengalami kesulitan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, menyebabkan

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Hewan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang terus

TINJAUAN PUSTAKA Konversi Otot Menjadi Daging

BAHAN AJAR BIOKIMIA Sistem energi untuk olahraga. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or FIK UNY

FORMULASI RANSUM PADA USAHA TERNAK SAPI PENGGEMUKAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat menuntut produksi lebih dan menjangkau banyak konsumen di. sehat, utuh dan halal saat dikonsumsi (Cicilia, 2008).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan populasi yang cukup tinggi. Kambing Kacang mempunyai ukuran tubuh

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

THERMOREGULATION SYSTEM ON POULTRY

~Ir\"-r\ ) \~I~! 09!/

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sapi potong merupakan sapi yang dipelihara dengan tujuan utama sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Madura merupakan hasil persilangan antara sapi Bali (Bos sondaicus)

I. PENDAHULUAN. peternakan pun meningkat. Produk peternakan yang dimanfaatkan

HASIL DAN PEMBAHASAN

PERUBAHAN FISIOLOGIS KARENA LATIHAN FISIK Efek latihan a. Perubahan biokhemis b. Sistem sirkulasi dan respirasi c. Komposisi badan, kadar kholesterol

Nova Nurfauziawati Kelompok 11 A V. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Kation ekstraseluler utama adalah natrium (Na + ), sedangkan kation

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. karena karakteristiknya, seperti tingkat pertumbuhan cepat dan kualitas daging cukup

tenaga kerja yang sesuai dengan jenis pekerjaannya (Suma mur, 2014). organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka waktu tertentu.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Singkong (Manihot utilissima) adalah komoditas tanaman pangan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kementerian Pertanian dan Badan Pusat Statistik, populasi ternak

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu

I. PENDAHULUAN. masyarakat menyebabkan konsumsi protein hewani pun meningkat setiap

HASIL DAN PEMBAHASAN. sangat berpengaruh terhadap kehidupan ayam. Ayam merupakan ternak

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Permintaan masyarakat terhadap sumber protein hewani seperti daging, susu, dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persilangan antara sapi Jawa dengan sapi Bali (Rokhana, 2008). Sapi Madura

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Prayogi Guntara, 2014 Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat

Metabolisme karbohidrat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau

KAJIAN KEPUSTAKAAN. : Anas platyrhynchos (domestic duck) Itik sangat identik dengan kehidupan nya yang selalu berkelompok dan

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Sapi perah termasuk kedalam famili Bovidae dan ruminansia yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. penghasil telur juga dapat dimanfaatkan sebagai ternak penghasil daging

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sapi pada umumnya digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu sapi lokal (Bos

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Data Suhu Lingkungan Kandang pada Saat Pengambilan Data Tingkah Laku Suhu (ºC) Minggu

Transkripsi:

Tatap muka ke : 13 POKOK BAHASAN IX IX. PENGGUNAAN ENERGI MEKANIK PADA TERNAK KERJA Tujuan Instruksional Umum : Memberikan pengetahuan tentang penggunaan energi mekanik yang dihasilkan dari proses metabolisme dan dinamika fisiologi untuk aktivitas kerja. Tujuan Instruksional Khusus : Mengetahui proses metabolisme dan dinamika fisiologi pada ternak kerja Mengetahui faktor internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap prestasi kerja Aktivitas fisiologi saat kerja dan kelelahan pada ternak kerja Implementasi ternak kerja Uraian Materi : Permasalahan / peranan ternak kerja Sumber energi mekanik di Indonesia ada beberapa macam yaitu 1) alat mekanik (traktor dll) sebanyak 3% (2 x 10 4 kw), 2) tenaga manusia sebanyak 47% (140 x 10 4 kw) dan 3) tenaga ternak sebanyak 50% (150 x 10 4 kw). Dari ketiga sumber tersebut, yang potensial untuk dikembangkan untuk mendukung pengolahan lahan pertanian terutama tanaman pangan adalah tenaga ternak. Kemampuan tenaga kerja sapi sangat tergantung pada beberapa faktor, seperti bangsa, jenis kelamin, ukuran besar dan berat, latihan, pemberian pakan dan kesehatan. Sepasang sapi kerja yang baik mampu untuk membajak 0,25 ha dalam waktu 6,5 jam atau 3,2 km/jam dalam perjalanan. Seekor sapi dapat mengubah energi kimia dari pakan menjadi energi gerak / energi mekanik untuk ternak kerja. Ternak yang

124 bekerja ringan misalnya hanya berjalan tanpa beban, membutuhkan energi lebih sedikit dibandingkan dengan ternak yang bekerja berat. Proses metabolisme dan aktivitas fisiologis pada tubuh ternak dapat menghasilkan kontraksi dan relaksasi otot yang dapat menimbulkan gerakan mekanik. Sumber energi untuk kerja dapat berasal dari nutrisi pakan atau melalui perombakan jaringan lemak atau glikogen. Ketrampilan seekor ternak dalam bekerja dapat dibentuk melalui latihan yang teratur dan terprogram dan sebaiknya dilakukan dari usia muda. Produktivitas kerja seekor ternak dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain kondisi fisik ternak (umur, berat, kesehatan, postur tubuh), ketrampilan ternak, ketrampilan pengendali (peternak/pengemudi), kondisi fisik lingkungan (lahan, jalan, suhu, radiasi, dll) dan jumlah/kuantitas nutrisi yang dikonsumsi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan hasil kerja yang maksimal : Faktor internal (ternak) : Umur ternak : stamina terbaik pada umur sesudah dewasa tubuh, tetapi tidak umur tua. Pada sapi dan kerbau pada kisaran umur 4 7 tahun. Latihan kerja dimulai pada umur 2 3 tahun. Postur tubuh dan berat badan : ternak yang besar dan lebih berat karena akumulasi lemak, tidak menjamin memiliki stamina dan tenaga kerja yang lebih baik, bahkan tubuhnya merupakan beban bagi ternak. Postur tubuh yang tinggi, besar dan kaki panjang memberikan prestasi kerja yang cepat. Jenis kelamin : umumnya ternak jantan mempunyai prestasi kerja yang lebih baik dibandingkan dengan ternak betina. Bangsa : sapi PO, sapi Madura, sapi Bali dan sapi Brahman adalah bangsa sapi tipe kerja. Sedangkan sapi dari bos taurus belum diteliti kemampuannya sebagai ternak kerja. Ketrampilan ternak : ketrampilan kerja ternak hanya dapat dibentuk melalui program latihan dan dimulai pada umur muda.

125 Konformasi otot : gerakan mekanik terjadi apabila otot pada kaki berkontraksi, sehingga kekuatan tarik / stamina ternak juga ditentukan oleh perototannya. Makin sempurna perototan (konformasi otot), kekuatan tarik juga makin besar. Spesies : ternak kerbau lebih cocok bekerja di lahan persawahan berlumpur dalam karena kaki pendek dan berteracak besar sehingga tidak mudah tergelincir. Sedangkan sapi lebih cocok pada lahan kering (tidak berlumpur dalam) karena kakinya panjang dan teracak relatif kecil). Kerbau tidak tahan panas ketika bekerja, karena kulit berwarna gelap dengan kelenjar keringat sedikit, sedangkan sapi lebih tahan panas. Kesehatan : ternak yang terdeteksi sakit sebaiknya tidak dikerjakan, terutama penyakit yang terkait dengan proses metabolisme dan infeksi. Demikian juga untuk ternak yang bunting awal maupun akhir. Faktor eksternal (lingkungan) : Pakan o Kebutuhan energi dipengaruhi oleh berat badan, beban yang diangkut/ditarik, kondisi/kemiringan jalan, kecepatan gerak ternak dan kebutuhan pokok hidup. Kondisi lingkungan fisiologis o Suhu, kelembaban, sirkulasi udara, cuaca dan radiasi matahari o Khusus pada kerbau, faktor suhu dan radiasi matahari sangat berpengaruh terhadap thermo regulasi kerbau, sehingga implikasinya dapat menurunkan kemampuan kerja (kulit kerbau berwarna gelap dan mempunyai kelenjar keringat yang relatif sedikit) Kondisi lahan/jalan o Pada kondisi jalan mendaki/menanjak, ternak harus menarik dan mengangkat tubuhnya sendiri sebagai beban.

126 o Pada jalan menurun, ternak harus mengeluarka energi ekstra agar tubuhnya dapat dipertahankan posisinya agar tidak tergelincir. o Pada jalan mendaki dan menurun, energi yang dikeluarkan banyak digunakan untuk kontraksi isometrik. o Pada jalan mendatar, energi lebih banyak digunakan untuk kontraksi isotonik (untuk gerakan mekanik berjalan). Peralatan kerja o Prestasi kerja juga dipengaruhi oleh desain, bentuk dan berat peralatan kerja. Ketrampilan operator o Operator yang kurang terampil, kurang pengalaman dan tidak terbiasa dalam mengendalikan ternak dapat menurunkan prestasi kerja ternak, karena semua perintah dari operator tersebut tidak dijalankan dengan baik oleh ternak kerja. Pasangan kerja o Dalam memilih pasangan kerja sebaiknya seimbang baik kekuatan tarik maupun ukuran postur tubuh. Indikator produktivitas ternak kerja diukur dari prestasi kerja ternak, yang parameternya ditentukan oleh : Kecepatan kerja Kedalaman bajak/garu Luas lahan yang dikerjakan Lamanya waktu bekerja yang dapat dicapai Dinamika Fisiologi dan Metabolisme pada Ternak Kerja Gerakan mekanik pada ternak yang sedang melakukan aktivitas kerja merupakan resultante dan interaksi dari semua aktivitas komponen biologis tubuh

127 ternak, terutama pada aktivitas metabolisme dan sistem cardio vascularis. Sebelum bekerja, sistem saraf bekerja lebih dahulu untuk menyampaikan perintah otak ke sistem perototan (muskuler) untuk melakukan gerakan kontraksi relaksasi terutama pada daerah kaki. Ada 2 macam kontraksi otot : 1. Kontraksi isotonik, yang disertai dengan gerakan mekanik sehingga ternak dapat berjalan. 2. Kontraksi isometrik, tidak disertai gerakan mekanik. Kontraksi dimaksudkan agar posisi tubuh tetap tegak (ternak tidak tergelincir) atau dalam posisi menahan beban (tubuhnya sendiri atau beban yang diangkut). Kedua gerakan ini membutuhkan suplai energi baik dari nutrisi maupun hasil metabolisme. Pada ternak yang melakukan gerakan mekanik ringan (berjalan tanpa beban), dibutuhkan suplai nergi relatif sedikit, sehingga aktivitas sirkulasi darah tidak perlu direspon dengan peningkatan frekuensi denyat jantung dan respirasi. Pada ternak yang bekerja berat (membajak sawah), perlu suplai energi besar, sehingga harus direspon dengan peningkatan pulsus dan respirasi. Sumber energi utama untuk aktivitas gerakan otot : Karbohidrat (glukosa) Sumber energi lain : Protein dan lemak (dapat digunakan sebagai sumber energi karena zat intermediernya dapat dikonversi menjadi glukosa melalui proses glukoneogenesis) Glikogen yang disimpan dalam hati dan otot juga dapat diubah menjadi glukosa sebagai sumber energi melalui glikogenolisis. Adenosin Tri Phosphate (ATP) merupakan energi yang dihasilkan dari berbagai proses metabolisme, yang digunakan untuk kontraksi otot.

128 Ternak yang bekerja ringan : sumber energi dipenuhi melalui metabolisme aerobik substrat, dengan menggunakan oksigen dari sirkulasi darah dan ATP dipenuhi dari fosforilasi aerobik. Metabolisme ini berjalan lambat, sehingga ketika ternak bekerja berat dan membutuhkan energi banyak, suplai energi tidak dapat memenuhi kebutuhan. Kekurangan energi ini dapat dipenuhi dari : Glikolisis anaerobk Pembentukan ATP dari creatin phosphat, adenosin di phosphat (ADP) dan Konversi piruvat menjadi laktat (melalui siklus asam sitrat) Respon fisiologis pada ternak yang melakukan gerakan mekanik adalah adanya peningkatan temperatur rektal, pulsus, respirasi dan penurunan kemampuan kerja apabila dikerjakan dalam waktu yang lama. Aktivitas gerakan kontraksi otot yang tidak dimbangi dengan suplai energi yang cukup akan menimbulkan kelelahan. Kelelahan : Selama otot berkontraksi, akan terbentuk asam laktat. Semakin lama kontraksi berlangsung, jaringan otot akan semakin kekurangan sumber energi (ATP) dan proses kelelahan terjadi. Kelelahan terjadi karena suplai glikogen otot menurun sampai nol dan jaringan otot tidak mampu lagi memproduksi energi metabolik dari proses glikolisis anaerobik. Indikator kelelahan secara fisiologis : Peningkatan pulsus, respirasi dan temperatur rektal Terlihatnya buih pada mulut dan bibir atas Tidak adanya koordinasi gerakan kaki Lidah sering menjulur keluar Gerakan kelopak mata yang menonjol

129 Ternak berjalan sangat pelan dan akhirnya berhenti Pada saat istirahat, asam laktat yang terakumulasi diubah menjadi piruvat, yang kemudian masuk ke siklus asam sitrat. Asam laktat yang tersisa diubah menjadi glukosa dan kemudian disimpan sebagai glikogen dalam hati. Metode Pelatihan pada Ternak Kerja Salah satu faktor penting yang menentukan prestasi kerja adalah ketrampilan ternak. Ketrampilan ternak dapat dibentuk melalui proses latihan yang dilakukan secara bertahap dan terarah. Ketrampilan ternak kerja didasarkan pada latihan yang dilaksanakan secara teratur dan terkendali, sehingga merupakan suatu kebiasan. Pada ternak yang dilatih secara teratur, sistem perototan dan sistem peredaran darahnya tetap baik dan sehat dan kemungkinan terjadinya timbunan lemak dapat dikurangi. Tujuan dilakukannya pelatihan adalah untuk : 1) merubah tingkah laku ternak sehingga dapat melakukan kegiatan kerja / dapat dikendalikan, 2) melatih kekuatan / tenaga ternak sehingga sesuai dengan kebutuhan ternak kerja, 3) agar ternak yang dilatih dapat bekerja sama dengan ternak lain (terutama ternak yang bepasangan). Prinsip prinsip pelatihan adalah : 1. Trainer / peternak melakukan pendekatan dengan sabar, perlahan dan konsisten (ternak harus dijinakkan terlebih dahulu). 2. Trainer sebaiknya tetap. Program latihan dilakukan secara teratur, berulangulang dan menjadi suatu kebiasaan. Hal ini dimaksudkan agar perubahan tingkah laku ternak yang sesuai dengan program latihan. 3. Setiap tahap dalam latihan, target harus dicapai. Ternak yang telah dapat menyelesaikan program latihan dengan baik dan sesuai target sebaiknya diberi penghargaan (diberi pakan yang agak lain / istirahat / dielus dll). 4. Apabila ternak melakukan tindakan yang salah / tidak sesuai dengan latihan, sebaiknya segera dikoreksi dengan cara dipecut atau tidak diberi makan dll.

130 5. Sebelum melangkah pada program latihan berikutnya, tahap latihan harus dicapai (latihan harus bertahap). 6. Perintah pada ternak sebaiknya sederhana, singkat, jumlah kata-katanya sedikit, mudah dibedakan dengan kata-kata lain. Selama program latihan, ternak lebih mematuhi aktivitas yang dilakukan secara berulang-ulang, sehingga merupakan kebiasaan termasuk dalam mamatuhi perintah operator untuk melakukan aktivitas kerja. Program latihan pada ternak kerja, sebaiknya dilakukan secara bertahap, yaitu : 1. Ternak dibiasakan berkomunikasi dengan peternak (operator), agar jinak dan bersahabat dengan peternak. Perlakuan pada ternak sebaiknya tidak kasar, tetapi cenderung lemah lembut. 2. Ternak dibiasakan menerima perintah sesuai dengan program latihan. Bahasa perintah sebaiknya sederhana, singkat, jelas dan spesifik. Perintah tersebut dilakukan secara berulang-ulang sehingga menjadi suatu kebiasaan. 3. Latihan untuk menarik beban (misalnya bajak, garu, gerobak, andong dll) sebaiknya tidak langsung menggunakan alat-alat tersebut, tetapi dilakukan secara bertahap dari beban yang paling ringan sampai beban berat maksimal yang dapat ditarik. 4. Latihan menarik beban yang dilakukan secara teratur dan bertahap akan membuat sistem perototan dapat tumbuh dengan baik dan ternak memiliki stamina yang diperlukan sebagai ternak kerja. 5. Apabila ternak sudah dapat dikendalikan dan stamina sudah cukup baik, ternak dapat langsung dilatih kerja dengan berpasangan atau didampingi ternak yang sudah trampil. Hal-hal yang harus diperhatikan oleh peternak / operator selama program latihan dilaksanakan : 1. Ternak diberi pakan sesuai dengan kebutuhan terutama kandungan energinya.

131 2. Ternak jangan diberi beban yang beratnya melebihi batas kemampuan maksimal. 3. Ternak juga perlu waktu istirahat untuk mengembalikan staminanya. 4. Waktu latihan dalam satu hari dibatasi, maksimal 4 jam. 5. Khusus pada ternak kerbau, sebaiknya tidak dikerjakan pada kondisi cuaca panas. Kerbau lebih sesuai dikerjakan pada lahan yang berlumpur. Tahap latihan No. Tahap Tempat Waktu (jam) per hari 1. Penjinakan Kandang 3 4 (pagi hari) 2. Penggunaan pakaian kerja dan berjalan Kandang dan lapangan 3 4 (pagi hari) 3. Menarik beban Lapangan terbuka 3 4 (pagi hari) 4. Menarik peralatan kerja Lapangan terbuka 3 4 (pagi hari) Lama (hari) 3 7 7 14 21-28 Implementasi penggunaan tenaga kerja ternak Observasi : Luas lahan pertanian (Ha) Kondisi lahan (ringan, sedang / berat) Tipe kerja Jumlah / kondisi ternak kerja yang tersedia, termasuk umur, berat, bangsa, ukuran dan lain-lain Jumlah hari kerja / musim Kemampuan ternak mengolah lahan per hari (Ha / hari) Suplai pakan yang ada baik jumlah maupun kualitas HMT dan konsentrat yang diberikan pada ternak.

132 Strategi : 1. Bila kualitas pakan rendah : a. Kerja ringan / sedang b. Jumlah ternak banyak c. Waktu kerja sesuai kemampuan 2. Bila kualitas pakan baik a. Kerja berat mampu b. Jumlah ternak sedikit / dapat dikurangi c. Waktu kerja per ekor lebih lama Latihan soal : 1. Mengapa ternak yang sudah dewasa atau tua sulit untuk dilatih kerja? 2. Mengapa ternak yang dipergunakan untuk kerja, laju pertumbuhannya menurun? 3. Ternak yang berpostur lebih tinggi dan besar, tidak selalu memberikan hasil kerja yang lebih baik. Mengapa? 4. Asumsi kebutuhan sapi untuk mengolah lahan pertanian : a. Luas sawah garapan = 130 Ha b. Sepasang sapi jantan mempunyai kemampuan membajak rata-rata per jam = 400 m 2. Untuk menggaru ½ dari membajak. Penggunaan sapi per hari = 4 jam. Musim pengolahan lahan ditargetkan = 25 hari. Berapa ekor sapi dibutuhkan untuk mengolah lahan tersebut?

133 RANGKUMAN SINGKAT : Proses metabolisme dan dinamika fisiologi pada ternak kerja, dan didukung oleh suplai nutrisi (energi) dapat menghasilkan gerakan kontraksi dan relaksasi otot, yang implikasinya dapat menghasilkan gerakan mekanik. Dengan latihan yang terarah, gerakan mekanik dapat dimanfaatkan untuk kerja yang produktif, terutama untuk pengolahan lahan pertanian. Prestasi kerja yang optimal dapat dilakukan dengan manipulasi semua faktor internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap aktivitas kerja.