BAB III PELAKSANAAN JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III TRANSAKSI GADAI SAWAH DI DESA BETON KECAMATAN SIMAN KABUPATEN PONOROGO

BAB II GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Tabel I Luas wilayah menurut penggunaan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan. Desa Bumi Restu memiliki

BAB III PRAKTEK PELAKSANAAN GADAI TANAH DAN PEMANFAATAN TANAH GADAI DALAM MASYARAKAT KRIKILAN KECAMATAN SUMBER KABUPATEN REMBANG

BAB III PRAKTEK DARI HUTANG PIUTANG KE JUAL BELI DI DESA KARANGMALANG WETAN KECAMATAN KANGKUNG KABUPATEN KENDAL

P R O F I L DESA DANUREJO

BAB III MEKANISME JUAL BELI TANAH SAWAH DENGAN SISTEM BATA DI DESA BRUDU KECAMATAN SUMOBITO KABUPATEN JOMBANG

BAB III PANDANGAN TOKOH AGAMA DALAM PRAKTIK TRANSAKSI JUAL BELI SAWAH TAHUNAN DI DESA MADIGONDO

KWINTALAN DI DESA TANJUNG KECAMATAN KEDAMEAN

BAB III PRAKTIK ARISAN BERSYARAT DI DUSUN WATUKARAS DESA JENGGRIK KECAMATAN KEDUNGGALAR KABUPATEN NGAWI

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Demografis Desa Sungai Keranji

BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial.

BAB III PELAKSANAAN TRADISI MIYANG DI DESA WERU KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN. Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan. Adapun jarak Desa Weru

BAB III PELAKSANAAN PEMBAYARAN HUTANG DENGAN MEMPEKERJAKAN DEBITUR STUDI KASUS DI DUSUN JERUK KIDUL DESA MABUNG KECAMATAN BARON KABUPATEN NGANJUK

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di

BAB II KONDISI OBYEKTIF LOKASI DESA BITUNG JAYA KEC. CIKUPA KAB. TANGERANG

BAB III KERJA SAMA PENGAIRAN SAWAH DI DESA KEDUNG BONDO KECAMATAN BALEN KABUPATEN BOJONEGORO. Tabel 3.1 : Batas Wilayah Desa Kedung Bondo

BAB III PRAKTIK KERJASAMA BUDIDAYA LELE ANTARA PETANI DENGAN PEMASOK BIBIT DI DESA TAWANGREJO KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III DESKRIPSI PENGUPAHAN PENGGARAPAN SAWAH DI DESA SUMBERREJO KECAMATAN WOANOAYU KABUPATEN SIDOARJO. 1. Keadaan Geografis Desa Sumberrejo

BAB III TRADISI PELAKSANAAN UTANG PIUTANG BENIH PADI DENGAN SISTEM BAYAR GABAH DI DESA MASARAN KECAMATAN MUNJUNGAN KABUPATEN TRENGGALEK

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KARAKTERISTIK WILAYAH. A. Kecamatan Kretek

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB III KERJASAMA DALAM PENGADAANDAN PENGOPERASIONALAN MESIN DOS DI DESA LEMBAH KECAMATAN DOLOPO KABUPATEN MADIUN

BAB III PRAKTIK SEWA TANAH PERTANIAN DENGAN PEMBAYARAN UANG DAN BARANG DI DESA KLOTOK PLUMPANG TUBAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jarak dari Kecamatan Megamendung ke Desa Megamendung adalah 8 km,

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III DESKRIPSI ADAT SAMBATAN BAHAN BANGUNAN DI DESA KEPUDIBENER KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III PRAKTIK TAKSIRAN DAN KOMPENSASI DALAM JUAL BELI PADI TEBASAN DI DESA POJOK WINONG KECAMATAN PENAWANGAN KABUPATEN GROBOGAN

BAB III PRAKTIK GANTI RUGI PADA PROSES BORONGAN IKAN LAUT DI KELURAHAN BRONDONG KECAMATAN BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN

BAB III TRANSAKSI UTANG PINTALAN DI DESA BUDUGSIDOREJO KECAMATAN SUMOBITO KABUPATEN JOMBANG

BAB III PRAKTIK POLA KERJA NGEDOK BIDANG PERTANIAN DI DESA BRANGKAL KECAMATAN SOOKO KABUPATEN MOJOKERTO

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II. KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III PRAKTEK SEWA-MENYEWA TANAH SAWAH DIJADIKAN TAMBAK DI DESA MOJOPUROGEDE KECAMATAN BUNGAH KABUPATEN GRESIK

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN SEWA SAWAH SAWAH NGGANTUNG PARI DI DESA BECIRONGENGOR KECAMATAN WONOAYU KABUPATEN SIDOARJO

BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN DAN TRADISI TUKAR-MENUKAR RAMBUT DENGAN KERUPUK DI DESA SENDANGREJO LAMONGAN

PROFIL DESA CIHIDEUNG ILIR. Kondisi Geografis. Struktur Kependudukan. ]. k

BAB III PRAKTIK UTANG-PIUTANG DI ACARA REMUH DI DESA KOMBANGAN KEC. GEGER BANGKALAN

BAB III PRAKTEK GANTI RUGI DALAM JUAL BELI PADI TEBASAN DI DESA BRANGSONG KECAMATAN BRANGSONG KABUPATEN KENDAL

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di dua desa yakni Desa Pagelaran dan Desa Gemah

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III AKAD UTANG PIUTANG SISTEM IJO (NGIJO) DAN PELAKSANAANNYA DI DESA SEBAYI KECAMATAN GEMARANG KABUPATEN MADIUN

BAB III PRAKTEK SEWA SUNGAI KALIANYAR DAN PEMANFAATANNYA DI DESA SUNGELEBAK KECAMATAN KARANGGENENG KABUPATEN LAMONGAN

BAB III PRAKTIK PENGGARAPAN TANAH SAWAH DENGAN SISTEM SETORAN DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. ada di kecamatan Kampar Utara yang luas wilayahnya , 75 Ha. Adapun batas-batas wilayah desa sawah:

BAB III PRAKTIK JUAL BELI NELETHONG DI DESA TERGAMBANG KECAMATAN BANCAR KABUPATEN TUBAN

BAB III GAMBARAN UMUM DESA BATUR KECAMATAN GADING DAN PRAKTEK HUTANG PANENANAN KOPI BASAH. 1. Sejarah Desa Batur Kecamatan Gading

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Indonesia dengan sasaran pembukaan lapangan kerja.

BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN. A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN LAPORAN PENELITIAN. Makmur Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, Indonesia. Desa Handil

BAB II GAMBARAN UMUM MUSHOLLA DARUL ULLUM DESA INDRAPURI. seluas 1487,5 ha/m2. Dan jumlah penduduk Desa Indrapuri adalah 3955

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. ini terletak di sebelah Desa Panaragan, berjarak ±15 km dari ibu kota kecamatan,

BAB III PENYAJIAN DATA. kabupaten Sidoarjo, jawa Timur. Secara geografis Desa Kedung Turi Sebelah

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur

BAB III KEGIATAN PRAKTIK JUAL BELI ANAK SAPI DALAM KANDUNGAN DAN PANDANGAN TOKOH AGAMA DI DESA SUMBER ANYAR KECAMATAN MAESAN KABUPATEN BONDOWOSO

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Lebuh Dalem merupakan Desa yang terdapat di Kecamatan Menggala

IV. GAMBARAN UMUM. Kampung Sidoarjo Kecamatan Blambangan Umpu Kabupaten Way Kanan

BAB III PRAKTEK JUAL BELI POHON DENGAN SISTEM IJOHAN DI DESA KEMIRI TIMUR KECAMATAN SUBAH KABUPATEN BATANG

BAB III PRAKTIK SISTEM SEWA DIESEL ANTARA PEMILIK DAN PETANI DI DESA BULAKREJO KECAMATAN BALEREJO KABUPATEN MADIUN

BAB III PELAKSANAAN PATOKAN HARGA BERAS DALAM ARISAN DARMIN DI DESA BETON KECAMATAN MENGANTI KABUPATEN GRESIK

BAB III PRAKTEK TRANSAKSI NYEGGET DEGHENG DI PASAR IKAN KEC. KETAPANG KAB. SAMPANG

IV. GAMBARAN UMUM. A. Keadaan Umum Wilayah Kelurahan Tanjung Ratu Ilir. Ratu Ilir terdiri dari 7 (tujuh) dusun. Ketujuh dusun tersebut ialah :

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI. Penumangan Baru adalah sebuah Desa di Kecamatan Tulang Bawang

BAB III PRAKTIK DAGANG SAPÉ AREMBHEK DI DESA KAYUPUTIH KECAMATAN PANJI KABUPATEN SITUBONDO

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. luas wilayah 1060 Ha. Dahulu desa ini bernama desa Prambanan, dan kemudian

BAB III PRAKTIK JUAL BELI TELUR PUYUH DI DESA GEDANGAN SIDAYU GRESIK. A. Gambaran Singkat Desa Gedangan Sidayu Gresik

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Wilayah Pelaksanaan Zakat Tambak Udang di Desa. Sedayulawas Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan

BAB III PETANI DAN HASIL PERTANIAN DESA BENDOHARJO. A. Monografi dan Demografi Desa Bendoharjo

BAB III PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KELUARGA BURUH BATIK DI DESA SEPACAR KECAMATAN TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Berdasarkan sejarahnya Desa Karta Kecamatan Tulang Bawang Udik Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Sumatra Utara merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memberikan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN. Desa Pagaran Dolok merupakan salah satu desa dari Kecamatan Hutaraja

BAB III PROSES KHITBAH YANG MENDAHULUKAN MENGINAP DALAM SATU KAMAR (DI DESA WARUJAYENG KECAMATAN TANJUNGANOM KABUPATEN NGANJUK)

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian yang penulis lakukan adalah di Desa Kampung Panjang.

BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA. 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DI KAMPUNG DESA BITUNG JAYA, KECAMATAN CIKUPA TANGERANG BANTEN

BAB III GAMBARAN TERHADAP TRADISI PENITIPAN BERAS DI TOKO BERAS DI DUSUN BANYUURIP DESA SUMBERINGIN KECAMATAN SANAN KULON KABUPATEN BLITAR

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III ALIRAN KEAGAMAAN ORANG TUA DAN PILIHAN PENDAMPING HIDUP PEREMPUAN DI DESA SUMURGAYAM KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

BAB III PRAKTIK GADAI KTP DI KELURAHAN SIMOLAWANG KECAMATAN SIMOKERTO SURABAYA

V. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Kondisi umum Desa Kalisari meliputi kondisi fisik daerah dan kondisi

BAB III PRAKTIK AKAD MUKHA>BARAH DI DESA BOLO KECAMATAN UJUNGPANGKAH KABUPATEN GRESIK. sebagaimana tertera dalam Tabel Desa Bolo.

BAB III DISKRIPSI WILAYAH PENELITIAN DAN SISTEM PINJAM MEMINJAM UANG DENGAN BERAS DI DESA SAMBONG GEDE MERAK URAK TUBAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III PRAKTEK JUAL BELI ANYAMAN KEPANG DI DESA RINGINHARJO KEC. GUBUG KAB. GROBOGAN

BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT DESA TERUNGWETAN KECAMATAN KRIAN KABUPATEN SIDOARJO. A. Kondisi Geografis Desa Terungwetan Kecamatan Krian Kabupaten

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Banjararum terletak sekitar 26 km dari Puasat Pemerintahan Kabupaten Kulon

BAB III PELAKSANAAN TRANSAKSI JUAL BELI SAWAH DENGAN PENETAPAN SYARAT DAN AKIBATNYA DI DESA KARANG REJO KEC. GEMPOL-PASURUAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III PELAKSANAAN JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN A. Keadaan Umum Desa Sukomalo 1. Tata letak Desa Sukomalo Desa Sukomalo merupakan salah satu dari 23 desa yang ada di Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan dengan batas wilayah sebagai berikut: a) Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Kuripan Kecamatan Babat Kabupaten Lamongan b) Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Sumengko Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan c) Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Banjarjo Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamonga d) Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa KR. Cangkring dan Tlanak Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan 51 Letak georafis Desa Sukomalo dengan ukuran luas sekitar 359,995 Ha dan jumlah bangunan rumah 667 terdiri dari 6 Dusun 19 Rt sedangkan nama-nama dusun tersebut adalah: a) Dusun Malo b) Dusun Mojoroto 51 Lamongan Dalam Angka Kecamatan Kedungpring (Lamongan Dinas Kependudukan dan Statistik Kabupaten Lamongan,2014), 3. 40

41 c) Dusun Kabluk d) Dusun Lebak e) Dusun Sukogeneng f) Dusun Longgean 52 Letak Desa Sukomalo dengan Kecamatan Kedungpring berjarak antara + 6 km. yang dapat ditempuh dengan kendaraan bermotor + 30 menit dan jarak dengan daerah kota sekitar 30 km dapat ditempuh dengan kendaraan bermotor selama 1 jam 30 menit. Jarak ke ibu Kota provinsi sekitar 80 km dapat ditempuh dengan kendaraan bermotor selama 2 jam 30 menit. 2. Keadaan penduduk dan sosial ekonomi Desa Sukomalo jika di lihat dari segi kependudukan bisa dikatakan dalam jumlah yang standar jika diukur dengan desanya, sedangkan jumlah penduduknya 2.368 dengan rincian sebagai berikut: 53 Tabel I Jumlah Penduduk Desa Sukomalo No Jenis kelamin jumlah 1. Laki-laki 1,170 2. Perempuan 1,298 jumlah 2,468 52 Lamongan Dalam Angka Kecamatan Kedungpring, 18. 53 Lamongan Dalam Angka Kecamatan Kedungpring, 14

42 Berdasarkan data di atas, maka jumlah penduduk Desa Sukomalo yang mempunyai jenis kelamin laki-laki dan perempuan masih lebih banyak perempuan, sedangkan dari warga Negara Asing tidak ada sama sekali. Mata pencaharian penduduk Desa Sukomalo adalah beraneka ragam mulai dari petani yakni pekerjaan yang menggunakan tenaga yang sangat banyak sebagian juga dengan menggunakan akal dan fikiran atau bakat. Dengan keterangan sebagai berikut: 54 Tabel II Mata pencaharian pokok Penduduk Desa Sukomalo Jenis pekerjaan Laki-laki Perempuan Jumlah (orang) (orang) (orang) Petani 481 115 596 Buruh tani 170 130 300 Buruh migran 0 5 5 perempuan Buruh migran laki-laki 4 0 4 Pegawai nenegeri sipil 7 1 8 Pedagang keliling 0 1 1 Peternak 2 0 2 Montir 1 0 1 Pembantu rumah tangga 0 5 5 54 Ibid., 15

43 TNI 7 0 7 POLRI 6 0 6 Pensiunan 3 1 4 PNS/TNI/POLRI Dukun kampung terlatih 0 1 1 Berdasarkan data pada tabel di atas, maka mayoritas masyarakat Desa Sukomalo mata pencahariannya adalah sebagai petani. Mata pencaharian ini selalu menjadi prioritas utama. Sedangkan yang sangat terkenal dari hasil pertaniannya itu adalah tembakau, Padi, dan Jagung. Kalau kita melihat dari segi ekonominya, masyarakat Desa Sukomalo Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan bisa dikatakan masih agak lemah, karena mayoritas sumber penghasilan masyarakat hanya dengan cara bertani. 3. Potensi Pertanian Kepemilikan Lahan Tabel III Tanaman Pangan Jumlah keluarga memiliki tanah Jumlah keluarga tidak memiliki tanah Jumlah keluarga petani Tanaman Pangan 597 kk 74 kk 671 kk

44 4. Keadaan Agama dan Pendidikan a) Sarana pendidikan Sarana pendidikan merupakan sarana vital di komunitas manapun, hal ini untuk menghindari keterbelakangan pendidikan, agar para generasi bangsa bisa berkesempatan belajar sejak dini, baik dari segi pendidikan umum lebih-lebih pendidikan Agama, karena keduanya sama-sama penting. Sarana pendidikan yang ada di Desa Sukomalo terhitung mulai dari tingkat Taman Kanak-Kanak (TK) atau yang sederajat sampai Sekolah Menengah Atas (SMA) dengan perincian sebagai berikut: Tabel IV Sarana Pendidikan Desa Sukomalo 55 No Jenis sekolah Jumlah 1. Play group 3 lembaga 2. TK 3 lembaga 3. SD/Sederajat 1 lembaga 4. Madrasah Ibtidaiyah 2 lembaga 5. SMA/Sederajat 1 lembaga 6. SMP/Sederajat 2lembaga Dari data di atas dengan jumlah penduduk yang berjumlah + 2,472 maka menurut pendapat penulis bahwasanya sarana pendidikan yang ada di Desa Sukomalo dengan jumlah keseluruhan 12 lembaga sangatlah cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Desa 55 Lamongan Dalam Angka: Kecamatan Kedungpring, 23.

45 Sukomalo dalam bidang Pendidikan. Berdasarkan jumlah lembaga yang ada di desa tersebut adalah merupakan sebuah bukti kongkrit dari kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pendidikan. Tabel V Keadaan sosial pendidikan Tingkat pendidikan LK PR Jumlah Usia 3-6 tahun yang belum masuk TK 15 18 33 Usia 3-6 tahun yang sedang TK/play group 19 27 46 Usia 7-18 tahun yang tidak pernah sekolah 1 0 1 Usia 7-18 tahun yang sedang sekolah 38 42 80 Usia 18-56 tahun pernah SD tetapi tidak 12 17 29 tamat Tamat SD/sederajat 19 18 37 Jumlah usia 12-56 tahun tidak tamat SLTP 121 129 250 Jumlah usia 18-56 tahun tidak tamat SLTA 121 118 239 Tamat SMP/sederajat 445 432 877 Tamat SMA/sederajat 95 87 182 Tamat D-3/sederajat 3 4 7 Tamat S-1/sederajat 2 4 6 Tamat S-2/sederajat 1 0 1 Dari tabel di atas dapat terlihat jelas bahwa tingkat pendidikan penduduk desa Sukomalo Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan kebanyakan penduduknya berpendidikan, mulai dari taman kanak-kanak, sekolah dasar, SLTP dan SLTA, walaupun jumlah

46 masyarakat yang tamat pendidikan SLTA tidak banyak dibandingkan yang tamat SLTA tidak melanjutkan. Namun ada juga masyarakat yang melanjutkan ke tingkat lanjutan yakni dari D1, D2, S1 dan S2 yang jumlahnya memang relatif sedikit. Dapat disimpulkan bahwa penduduk Desa Sukomalo Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan adalah masyarakat yang masih kurang dalam memikirkan masalah pendidikan. 56 b) Sarana Peribadatan Desa Sukomalo merupakan sebuah desa yang semua penduduknya beragama Islam maka di sana terdapat beberapa tempat ibadah umum yang sebagian besar juga berfungsi sebagai pusat pendidikan, diantaranya adalah terdapat masjid yang berjumlah 7 dan musallah berjumlah 6. Jika kita lihat sarana peribadatan yang terdapat di Desa Sukomalo Kecamatan Kedungpring ini, maka dimungkinkan bagi penduduk Desa Sukomalo dari segi agamanya yang semuanya Islam, mayoritas dari keseluruhan penduduk aktif s dalam ibadahnya utamanya dibidang ibadah wajib seperti halnya shalat, puasa dan lain sebagainya. B. Pelaksanaan Jual Beli Sawah Berjangka Waktu di Desa Sukomalo Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan 56 Ibid., 23.

47 1. Faktor-faktor yang melatarbelakangi jual beli sawah berjangka waktu di Desa Sukomalo Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan Jual beli sawah berjangka waktu sering dilakukan oleh masyarakat Desa Sukomalo Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan, faktor yang menyebabkan terjadinya jual beli sawah berjangka waktu yaitu faktor ekonomi yang mendesak, seperti kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan hidup karena pendapatan belum mencukupi untuk memenuhinya kebutuhan sehari-hari, kedua faktor kebutuhan untuk membangun rumah, ketiga faktor kebutuhan untuk pembayaran anak sekolah, keempat faktor kebutuhan untuk pernikahan anak. Beberapa sebab yang telah disebutkan di atas yaitu sebab yang sering timbul untuk melakukan jual beli sawah berjangka waktu. Dengan menjual sawah berjangka waktu tersebut maka kebutuhan yang dibutuhkan oleh masyarakat terpenuhi dan menurut mereka jual beli seperti ini aman dan salah satu alaternatif mudah untuk mendapatkan uang yang tentunya halal. 2. Praktik Akad pada Jual Beli Sawah Berjangka Waktu Dari aspek akad jua beli sawah berjangka waktu, praktiknya sebagaimana yang terjadi pada akad jual beli umumnya. Yaitu adanya akad ija>b dan qabu>l. Yang mana pada akad ini pihak penjual mengatakan bahwa saya jual sawah ini dengan harga Rp 3.000.000.00 dalam waktu 2 tahun, dan kemudian pihak pembeli manjawabnya dengan kalimat saya

48 beli sawah ini dengan harga Rp 3.000.000.00 dalam jangka waktu 2 tahun. Jika waktu 2 tahun telah tiba maka penjual dan pembeli mengucapkan ija>b dan qabu>l kembali sebagaimana mereka melakukan jual beli pada waktu awal. Hanya saja pada waktu ini yang menjadi pembeli yakni penjual yang pertama dan yang menjadi penjual yakni pembeli yang pertama. 3. Adanya Syarat dalam Praktik Jual Beli Sawah Berjangka Waktu Dalam jual beli sawah berjangka waktu ini memang terdapat suatu syarat, syarat tersebut yaitu syarat adanya tenggang waktu, syarat pengembalian kembali lahan sawah yang diperjualbelikan dan syarat tidak boleh menjual sawah tersebut kepada orang lan selain pemilik sawah. Syarat adanya tenggang waktu pada jual beli sawah berjangka waktu ini artinya yaitu dalam sebuah jual beli sawah ini terdapat suatu tenggang waktu, dengan kata lain jual beli sawah ini tidak berlangsung selamanya dan tidak seperti jual beli pada umumnya. Yakni jika tenggang waktu yang disepakati antara kedua belah pihak pada awal transaksi telah tiba, maka sawah tersebut dikembalikan kepada penjual semula dengan syarat penjual tersebut membayarnya dengan harga awal yang pembeli beli. Dan selama sawah berada di tangan pembeli yang pertama, maka pembeli tersebut tidak boleh menjualnya kepada orang lain, pembeli tersebut hanya bisa memanfaatkan sawah tersebut selama jangka waktu yang disepakati antara kedua belah pihak.

49 4. Praktik Jual Beli Sawah Berjangka Waktu Jual beli sawah berjangka waktu di Desa Sukomalo praktiknya sama dengan jual beli pada umumnya, hanya saja terdapat sedikit perbedaan, yakni pada jual beli sawah berjangka waktu ini diawal transaksi terdapat suatu perjanjian yang mana perjanjian tersebut berisi tentang jangka waktu jual beli sawah, yakni berapa lama jual beli sawah tersebut akan berlangsung, yang artinya sawah yang diperjualbelikan tersebut berapa lama berada di tangan pembeli dan kapan sawah tersebut akan dibeli kembali oleh penjual seharga yang dibeli oleh pembeli awal. Selain perjanjian tersebut, dalam jual beli sawah berjangka waktu ini terdapat perjanjian bahwa selama sawah berada di tangan pembeli, maka sawah tersebut tidak boleh dijual kepada orang lain selain dijual kepada pemilik sawah. Namun, selama sawah tersebut berada di tangan pembeli, pembeli bebas untuk memanfaatkan sawah tersebut karena pada awal transaksi menggunakan akad jual beli. Yang mana pengertian jual beli sendiri yaitu pemindahan milik dan pemilikan dari penjual terhadap pembeli. Setelah waktu yang telah diperjanjiakan oleh kedua belah pihak tiba, maka sawah yang diperjualbelikan dibeli kembali oleh pemilik sawah semula yakni penjual dengan harga yang sama dengan pembelian awal. Namun, ada juga diantara warga Desa Sukomalo yang melakukan jual beli sawah berjangka waktu ini memperpanjang transaksi jual beli tersebut. misalnya penjual semula belum mempunyai uang yang cukup

50 untuk membeli kembali sawah yang diperjualbelikan, maka waktu jual beli itu diperpanjang, hal tersebut terjadi jika penjual dan pembeli samasama rela. Jika salah satu pihak tidak rela, misalnya pihak pembeli tidak rela memperpanjang jual belinya, maka mau tidak mau penjual harus membeli sawah tersebut seharga yang pembeli beli diawal transaksi. Berikut ini rincian para pelaku dalam jual beli sawah berjangka waktu: a. Nama penjual : Fatimah Usia Lama jual : 53 tahun : 5 tahun Tgl/bln/thn jual : 22 oktober 2009 Tempat Nama pembeli Usia : Desa Sukomalo : Umi : 57 tahun Pada jual beli sawah berjangka waktu ini awalnya ibu Fatimah menawarkan kepada tetangga-tetangga yang lebih dekat, kemudian dari salah satu tetangga tersebut memberi tahu kepada ibu Fatimah bahwa ibu Umi membutuhkan sawah untuk menanam jagung, dan kemudian ibu Fatimah mendatangi ibu Umi dengan menawarkan sawahnya yang akan dijual tersebut. disitulah terjadi transaksi jual beli sawah berjangka waktu, lama jual beli sawah tersebut yaitu 5 tahun dengan harga Rp 7.000.000.00 yang mana harga pertahunnya

51 yaitu Rp 1.500.000.00. sawah tersebut diserahkan kepada pemilik semula yakni Ibu Fatimah pada tanggal 22 oktober 2014. b. Nama penjual : Sulik Usia Lama jual : 4 tahun : 51 tahun Tgl/bln/thn jual : 02 Desember 2010 Tempat Nama pembeli Usia : Desa Sukomalo : Rupini : 58 tahun Cara ibu Sulik menawarkan sawahnya yaitu dengan cara menawarkan kepada semua orang yang beliau kenal ketika beliau bertemu di jalan maupun di mana saja, kemudian ketika beliau sudah bertemu salah satu orang yang berminat untuk membeli sawah tersebut, beliau mengajaknya untuk membicarakan mengenai harga, waktu dan penyerahan hak dan kewajiban mereka berdua. Ketika mereka berdua sudah menyepakati harga dan waktu jual beli sawah berjangka waktu tersebut maka terjadilah transaksi jual beli sawah berjangka waktu. Yang mana harga tersebut yaitu Rp 6.000.000.00 selama jangka waktu 4 tahun. Yang mana penyerahan sawah tersebut diserahkan kepada Ibu Sulik pada tanggal 02 Desember 2014. c. Nama penjual : Subiyatun Usia Lama jual : 48 tahun : 5 tahun

52 Tgl/bln/thn jual : 15 November 2010 Tempat Nama pembeli Usia : Desa Sukomalo : Rumani : 50 tahun Ibu Subiyatun menjual sawahnya ini kepada saudara sepupunya sendiri yang kebetulan saudaranya tersebut yaitu seorang petani yang memang memerlukan sawah untuk bertani. Sawah tersebut dijual seharga Rp 7.000.000.00 selama 4 tahun. Penyerahan kembali sawah dari Rumani kepada Subiyatun tepat pada tanggaal 15 November 2015. d. Nama penjual : Musafa Usia Lama jual : 37 tahun : 3 tahun Tgl/bln/thn jual : 14 Maret 2012 Tempat Nama pembeli Usia : Desa Sukomalo : Siswahyudi : 40 tahun Bapak musafa menjual sawah berjangka waktu ini kepada Siswahyudi yaitu dengan cara beliau menawarkan langsung kepada siswahyudi, karena siswahyudi tersebut adalah teman musafa sendiri yang memang siswahyudi pekerjaan sehari-harinya yaitu petani jagung. Sawah tersebut dijual seharga Rp 4.500.000.00 dalam waktu 3

53 tahun. Penyerahan kembali sawah tersebut pada tanggal 14 maret 2015. 5. Proses Transaksi Jual Beli Sawah Berjangka Waktu Salah satu mata pencaharian yang paling pokok bagi sebagian masyarakat besar di Desa Sukomalo adalah bertani. Karena dari sawah yang mereka miliki, mereka dapat memperoleh penghasilan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Menurut masyarakat Desa Sukomalo Pengertian jual beli sawah berjangka waktu adalah jual beli sawah untuk beberapa waktu yang ditentukan oleh kedua belah pihak yaitu penjual dan pembeli. Misalnya jual beli sawah selama 3 tahun sampai 5 tahun sesuai dengan kesepakatan yang ditentukan. Setelah waktu yang ditentukan habis, maka sawah tersebut kembali kepada pemilik semula yakni penjual dengan pembelian kembali oleh penjual. Tahap-tahap jual beli sawah berjangka waktu yaitu sebagai berikut: a) Cara mencari Pembeli Cara penjual mencari pembeli yaitu dengan cara menawarkan kepada tetangga-tetangga dengan kata lain penjual disini mencari pembeli sendiri tanpa adanya jasa perantara yang biasanya disebut dengan memakai makelar. 57 57 Fatimah, Wawancara, Lamongan, 28 November 2015.

54 b) Cara menetapkan Harga Masalah harga dalam jual beli sawah berjangka waktu ini yaitu berdasarkan lama waktu jual beli yang disepakati oleh kedua belah pihak. Biasanya masyaraka desa Sukomalo menetapkan harganya yaitu Rp 1. 500.000,00 pertahunnya. Adapun penetapan harga dalam jual beli sawah berjangka waktu ini biasanya terjadi penawaran antara penjual dan pembeli, meskipun sudah ada harga yang biasanya berlaku di masyarakat yakni pihak penjual menawarkan harga sawah sesuai yang penjual minta, namun apabila pihak pembeli tidak menyetujui harga yang sudah ditetapkan oleh penjual, maka masih terjadi penawaran antara penjual dan pembeli sampai terwujudnya kesepakatan harga. 58 c) Cara melakukan ija>b qabu>l Cara melakukan ija>b qobul yang dilakukan oleh para penjual dan pembeli lahan sawah berjangka waktu di Desa Sukomalo Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan dalam mengucapkannya sangat jelas, artinya penjual mengucapkan lafadz ija>b sebagaimana perkataan : saya jual sawah ini selama tiga tahun saja, dan pembeli menjawabnya dengan : saya beli sawah yang kamu jual selama tiga tahun. dilakukan secara jelas sebagaimana disebutkan di atas yakni dengan kebiasaan ucapan yang mengandung makna jual. 58 Sulik, Wawancara, Lamongan, 30 November 2015.

55 d) Cara penyerahan kembali lahan sawah Penyerahan kembali lahan sawah yang dijual dengan berjangka waktu yaitu dengan cara pembeli datang ke rumah penjual dengan mengatakan bahwa sawah yang diperjualbelikan dengan jangka waktu tiga tahun sudah habis. Dengan cara demikian maka lahan sawah kembali ke tangan pemilik semula. 59 C. Pandangan Masyarakat Desa Sukomalo tentang Jual Beli Sawah Berjangka Waktu 1. Menurut Bapak Murtado Dari hasil wawancara dengan Bapak Kemis, diperolah keterangan bahwa jual beli sawah tahunan di Desa Sukomalo merupakan suatu kebiasaan masyarakat yang sudah ada sejak dulu, dimana kebiasaan ini dilatarbelakangi oleh faktor kebutuhan masyarakat. Jika ada salah satu warga yang membutuhkan dana secepatnya serta dengan keadaan yang sangat mendesak, sehingga seseorang mempunyai keinginan untuk menjual sawahnya dengan berjangka waktu. Pengertian jual beli sawah berjangka waktu menurut beliau adalah jual beli sawah dengan jangka waktu tertentu yang disepakati oleh kedua belah pihak. Hukum jual beli sawah berjangka waktu menurut beliau adalah boleh-boleh saja karena jual beli sawah berjangka waktu ini berbeda dengan gadai, dan telah adanya suatu kerelaan atau keridhaan, kesepakatan antara dua pihak ketika melakukan ija>b qabu>l. Jual beli sawah berjangka waktu menurut 59 Rumani, Wawancara, Lamongan, 30 November 2015.

56 saya mempunyai pengertian jual beli sawah yang dilakukan oleh kedua belah pihak yang mana dalam jual beli ini berlaku dalam beberapa waktu yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. 60 2. Menurut Bapak Kemis Menurut pendapat beliau jual beli sawah berjangka waktu adalah semacam pengalihan hak kepemilikan namun hanya sementara waktu saja, jual beli ini dilakukan oleh warga masyarakat desa Sukomalo selain karena memang sudah menjadi kebiasaan masyarakat desa Sukomalo sejak dulu, karena kebutuhan masyarakat juga, sehingga mendorong seseorang dalam masyarakat desa Sukomalo untuk menjual tanahnya kepada orang lain selama waktu tertentu. Dalam jual beli sawah berjangka waktu ini para pihak hanya memakai unsur saling kepercayaan. Menurut beliau jual beli seperti ini bolehkan, selama masing-masing pihak baik dari pihak penjual maupun pihak pembeli ada kerelaan, dan tidak adanya unsur penipuan yang merugikan salah satu pihak serta saling percaya antara satu sama lainnya. 61 60 Murtado, Wawancara, Lamongan, 29 November 2015. 61 Kemis, Wawancara, Lamongan, 29 November 2015.