Christiana Kaseuntung Rina Kundre Yolanda Bataha

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN PUS TENTANG ALAT KONTRASEPSI IMPLAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NUANGAN BOLAANG MONGONDOW TIMUR

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SANGKRAH KOTA SURAKARTA

PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Starta I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

Siti Amallia 1, Rahmalia Afriyani 2, Yuni Permata Sari 3 1,2,3 STIK Siti Khadijah Palembang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pasangan Usia Subur diharapkan menggunakan metode kontrasepsi untuk

Correlation Between Mother s Knowledge and Education On Use Of Contraceptive In Yukum Jaya Village Central Lampung In 2013

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organisation) expert Committe 1970 :

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN JUMLAH ANAK DENGAN PEMILIHAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA AKSEPTOR KB (Di RW 03 Kelurahan Kedung Cowek Surabaya)

IDENTIFIKASI SIKAP IBU USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM DI RT 04 RW 07 KELURAHAN BALEARJOSARI KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG

BAB I PENDAHULUAN. laju pertumbuhan penduduk yang masih relatif tinggi. 1. Indonesia yang kini telah mencapai 237,6 juta hingga tahun 2010 menuntut

BAB 1 PENDAHULUAN. dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan,

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PROFIL KB IUD PADA IBU PRIMIGRAVIDA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DONOROJO PACITAN

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: ASFARIZA YUDHI PRABOWO

BAB 1 PENDAHULUAN. kependudukan yang hingga saat ini belum bisa diatasi. Jumlah penduduk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SUAMI DAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE (IUD)

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TERHADAP PEMAKAIAN KONTRASEPSI KB

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara ke empat setelah Amerika Serikat. yang memiliki pertumbuhan penduduk terbanyak pada tahun 2000.

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN TINGKAT EKONOMI DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI WILAYAH PUSKESMAS SEKAMPUNG KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR USE OF CONTRACEPTION BY COUPLES OF CHILDBEARING AGE

HUBUNGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI PIL KB KOMBINASI DENGAN HIPERTENSI PADA AKSEPTOR PIL KB DI PUSKESMAS ENEMAWIRA KABUPATEN SANGIHE

Selfi Elisabeth Kansil Rina Kundre Yolanda Bataha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemerintah Indonesia telah mencanangkan berbagai progam untuk

BAB I PENDAHULUAN. tidak disertai peningkatan kualitas hidupnya. Laporan BKKBN (2008)

BAB I PENDAHULUAN. terhadap bayi premature (lahir muda) makin dapat diselamatkan dari kematian,

Volume 2 / Nomor 2 / November 2015 ISSN :

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD PADA AKSEPTOR KONTRASEPSI IUD DI PUSKESMAS TEGALREJO TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan Negara yang dilihat dari jumlah penduduknya ada

Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi IUD pada Wanita PUS di Desa Pasekan Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah utama yang dihadapi Indonesia adalah di bidang kependudukan yaitu

PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI PASANGAN USIA SUBUR DENGAN KEIKUTSERTAAN MENJADI AKSEPTOR KB PRIA. Darwel, Popi Triningsih (Poltekkes Kemenkes Padang )

BAB I PENDAHULUAN. Negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia setelah Cina,

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR (WUS) TENTANG KONTRASEPSI IUD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DANUREJAN 1 KOTA YOGYAKARTA

PERBEDAAN PENGETAHUAN SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN PENDIDIKAN DENGAN METODE SNOWBALL THROWING

BAB I PENDAHULUAN. India, Pakistan, Brazil, dan Nigeria yang memberikan kontribusi besar pada

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG IUD DENGAN MINAT KB IUD DI DESA MOJODOYONG KEDAWUNG SRAGEN

PENGARUH PENGETAHUAN AKSEPTOR DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IMPLANT. Yunik Windarti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

: LULUK ERDIKA GRESTASARI J

Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Kontrasepsi Pasangan Usia Subur Di Puskesmas Damau Kabupaten Talaud

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan jumlah penduduk merupakan salah satu masalah besar. berkembang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan

BAB I PENDAHULUAN. adalah dampak dari meningkatnya angka kelahiran. Angka kelahiran dapat dilihat dari pencapaian tingkat fertilitas.

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DALAM PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI DESA PASIRANGIN KECAMATAN CILEUNGSI KABUPATEN BOGOR

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG AKDR DI PUSKESMAS CIKOLE PANDEGLANG 2012 JURNAL

HUBUNGAN KELOMPOK UMUR PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DENGAN PEMILIHAN JENIS ALAT KONTRASEPSI DI DESA PADAMUKTI KECAMATAN SOLOKANJERUK KABUPATEN BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka pertumbuhan penduduk yang tinggi merupakan salah satu masalah

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WANITA USIA SUBUR (WUS) DALAM PEMILIHAN KONTRASEPSI HORMONAL DI DESA BATURSARI KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan. Menurut dari hasil sensus penduduk tahun 2010 yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan nasional (Prawirohardjo, 2007). Berdasarkan data

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jumlah anak dalam keluarga (WHO, 2009). Program KB tidak hanya

e-journal Keperawatan (ekp) volume 3 Nomor 2 Oktober 2015

GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI RUMAH BERSALIN RACHMI PALEMBANG TAHUN 2014

PENGARUH PENGETAHUAN TERHADAP KEPUTUSAN IBU DALAM MEMILIH ALAT KONTRASEPSI DI PUSKESMAS KASSI-KASSI MAKASSAR. Arisna Kadir

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia (Cina, India, dan Amerika Serikat) dengan. 35 tahun (Hartanto, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) (2014) penggunaan. kontrasepsi modern telah meningkat tidak signifikan dari 54% pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. penghambat pengeluaran folicel stimulating hormon dan leitenizing hormon. sehingga proses konsepsi terhambat (Manuaba, 2002).

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKUKAN KUNJUNGAN ULANG DI SIDOHARJO

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KOTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE (IUD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAGENTAN 2 TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang dengan berbagai. masalah. Masalah utama yang dihadapi di Indonesia adalah dibidang

HUBUNGAN PENDIDIKAN, PENGETAHUAN, USIA DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD DI DESA TANGGAN GESI SRAGEN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari penyediaan fasilitas pendidikan, kesehatan, lapangan kerja, dan

Kata Kunci: Pasangan Usia Subur,Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

ANALISA DAMPAK PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI TERHADAP TOTAL ANGKA KELAHIRAN DI PROVINSI MALUKU

JURNAL KESEHATAN DAN KEBIDANAN (JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH)

BAB I PENDAHULUAN. adalah pengendalian tingkat kelahiran dan usaha penurunan tingkat

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETIDAKIKUTSERTAAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR

I. PENDAHULUAN. metode kontrasepsi tersebut adalah Intra Uterine Device (IUD), implant, kondom, suntik, metode operatif untuk wanita (MOW), metode

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DI PUSKESMAS PAAL X KOTA

BAB I. termasuk individu anggota keluarga untuk merencanakan kehidupan berkeluarga yang baik

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI KONDOM DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS KASOKANDEL KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN

AKSEPTOR KB SUNTIK DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN DI KELURAHAN KARAMAT WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANG TENGAH KOTA SUKABUMI

BAB I PENDAHULUAN. bayi sebagai upaya untuk menjarangkan jarak kehamilan. terbentuknya keluarga kecil yang berkualitas (BkkbN, 2013)

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN CERAMAH MENGGUNAKAN MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN WUS (WANITA

BAB 1 PENDAHULUAN. kependudukan. Sejak 2004, program keluarga berencana (KB) dinilai berjalan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI SUAMI MENJADI AKSEPTOR KELUARGA BERENCANA (KB) DI DESA KEBET KECAMATAN BEBESEN KABUPATEN ACEH TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2013 yaitu sebanyak 248 juta jiwa. akan terjadinya ledakan penduduk (Kemenkes RI, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Visi Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas. Keluarga yang

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan. Realita yang ada saat ini masih banyak masyarakat yang belum bisa

HUBUNGAN ANTARA LAMA PENGGUNAAN METODE KONTRASEPSI HORMONAL DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI

Kesesuaian Sikap Pasangan Usia 1

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD PADA AKSEPTOR KB DI DESA PULO ARA KECAMATAN KOTA JUANG KABUPATEN BIREUEN

Associated Factors With Contraceptive Type Selection In Bidan Praktek Swasta Midwife Norma Gunung Sugih Village

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WANITA USIA SUBUR DALAM PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL DI BPM SRI MAYA TRESIA, SST

BAB I PENDAHULUAN. oleh tiga faktor utama yaitu: kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), dan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN IBU DALAM PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI METODE OPERASI WANITA (MOW) DI DESA JEPANG PAKIS

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) Keluarga Berencana adalah

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANYARAN SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. negara ke-4 di dunia dengan estimasi jumlah penduduk terbanyak yaitu 256 juta jiwa

pemakaian untuk suatu cara kontrasepsi adalah sebesar 61,4% dan 11% diantaranya adalah pemakai MKJP, yakni IUD (4,2 %), implant (2,8%), Medis

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Menurut Word Health Organisation (WHO) Expert Commite

KARAKTERISTIK AKSEPTOR NON AKDR TENTANG KONTRASEPSI AKDR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GADANG HANYAR BANJARMASIN

BAB 1 PENDAHULUAN. dirasakan mengalami kemunduruan. Setelah program KB digalakkan pada tahun

FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT AKSEPTOR KB DALAM MENENTUKAN PILIHAN TERHADAP PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG GASTRITIS TERHADAP PENGETAHUAN DAN PERILAKU PENCEGAHAN GASTRITIS PADA REMAJA DI SMA NEGERI 7 MANADO

Transkripsi:

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR (WUS) DALAM PEMILIHAN KONTRASEPSI DI DESA KALAMA DARAT KECAMATAN TAMAKO KEPULAUAN SANGIHE Christiana Kaseuntung Rina Kundre Yolanda Bataha Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Email : christianakaseuntung47@gmail.com ABSTRACT: Couples of childbearing age are married couples (husband-wife) whose have higher priority to use tools or means of contraception. Contraceptive such as injection, implant, pil, intrauterine device (IUD), and condom already known to the public but that became the problem is a couple like changing contraceptive. The aim of this research is to analyze the impact of health education to couples of childbearing age s knowledge in contraception selective at Kalama Darat Kecamatan Tamako Kepulauan Sangihe. Research s design has used pre-experimental with design one group pre test and post test design one group. The sample was taken by total sampling technique. The result of this research use by T-test aquired significant knowledge value with p=0,000 which is smaller than α = 0,05. The conclucion there are have a influence of health education for knowledge of childbearing age s couples in choosing contraceptive. Advice for other researchers are expected to do more research in order to know deeper into the causes that affect contraceptve use by couple of childbearing age. Keywords: health education, knowledge of childbearings age s couples, contraception selective. ABSTRAK : Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan yang berstatus menikah (suamiistri) dimana pasangan tersebut lebih diprioritaskan untuk menggunakan alat atau cara KB. Alat kontrasepsi suntik, implant, pil, IUD, dan kondom sudah diketahui oleh masyarakat tapi yang menjadi penyebab disini masyarakat suka berganti-ganti alat kontrasepsi. Tujuan penelitian ini menganalisa pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap pengetahuan Pasangan Usia Subur dalam pemilihan kontrasepsi di Desa Kalama Darat Kecamatan Tamako Kepulauan Sangihe. Desain Penelitian menggunakan Pre-eksperimental dengan Design one group pre test and post test design dalam satu kelompok. Sampel diambil dengan teknik Total Sampling. Hasil Penelitian dengan menggunakan Uji T-test diperoleh nilai pengetahuan signifikan yaitu p=0,000 yang lebih kecil dari α = 0,05. Kesimpulan dalam penelitian ini ada pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) dalam pemilihan kontrasepsi. Saran bagi peneliti lain diharapkan dapat melakukan penelitian lebih lanjut agar dapat menggali lebih dalam sebab-sebab yang mempengaruhi penggunaan kontrasepsi pada Pasangan Usia Subur (PUS). Kata Kunci : Penyuluhan kesehatan, Pengetahuan PUS, Pemilihan kontrasepsi

PENDAHULUAN Jumlah penduduk yang terus meningkat merupakan masalah besar bagi negara-negara di dunia khususnya negara berkembang. Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat setelah Cina, India dan Amerika Serikat. Dari data sensus tahun 2010 didapat penduduk Indonesia berjumlah 203,6 juta jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,49% (Benson, 2008). Pertumbuhan penduduk ini sangat berimplikasi secara signifikan terhadap perkembangan ekonomi dan kesejahteraan negara (Irianto, 2014). Menurut WHO (World Health Organization) keluarga berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif-objektif tertentu yaitu dengan : menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan, mengatur interval di antara kelahiran, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami isteri dan menentukan jumlah anak dalam keluarga (Hartanto, 2003). Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2003 persentase KB aktif terhadap PUS adalah 54,5% meningkat menjadi 57,9% pada tahun 2006. Beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya cakupan program KB tersebut di antaranya adalah pengadaan alat kontrasepsi yang masih kurang, jumlah petugas pemerintah di tiap daerah tidak sama. Fakta lainnya adalah bahwa hingga saat ini ketersediaan alat kontrasepsi, khususnya dengan harga terjangkau bagi PUS keluarga miskin baik di perkotaan maupun di daerah pedesaan, masih sulit direalisasikan. (BKKBN, 2014). Data BKKBN Provinsi Sulawesi Utara pada bulan Januari-Juni 2014 jumlah peserta KB aktif adalah 392.254 peserta dengan persentase suntikan (39,54%), pil (20,21%), implant (5,46%), kondom (4,81%), MOW (0,80%) dan MOP (0,20%) dengan jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) adalah 623.299 jiwa (BKKBN, 2014). Data yang didapat dari Puskesmas Siloam Tamako ada 65 Pasangan Usia Subur (PUS) orang dengan pengguna KB yang aktif sebanyak 47 orang dengan perincian IUD 1 orang, MOP (-), MOW (- ), implant 9 orang, suntik 35 orang, pil 2 orang, kondom (-). Dari data diatas menunjukan bahwa masyarakat Desa Kalama Darat sudah mengenal tentang alat kontrasepsi. Berdasarkan pengamatan di lapangan, 7-10 orang mengatakan aspek yang menjadi penyebab masih rendahnya pemakaian alat kontrasepsi adalah kurangnya informasi tentang alat kontrasepsi, biaya untuk membeli dan memasang kontrasepsi yang tidak terjangkau, dan juga beberapa masyarakat di Desa Kalama Darat Kecamatan Tamako bertanya kepada saya apakah alat kontrasepsi yang baik untuk digunakan/dipakai sebab selama ini mereka suka berganti-ganti alat kontrasepsi. Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan prinsipprinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan (Brain, 2008). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring, pengetahuan berarti segala sesuatu yang diketahui ; kepandaian : atau segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan hal mata pelajaran. WUS adalah wanita yang berusia 18-49 tahun dengan keadaan organ reproduksi

berfungsi dengan baik, baik dengan status belum kawin, kawin maupun janda (BKKBN, 2011). Puncak kesuburan wanita ada pada rentang usia 21-25 tahun. Pada usia ini wanita memiliki kesempatan 95% untuk hamil. Sedangkan saat akan memasuki usia 40 tahun kesempatan hamil akan berkurang menjadi 40%. Setelah usia 40 tahun keatas wanita hanya punya 10% kesempatan untuk hamil. Kontrasepsi berasal dari kata control berarti mencegah atau melawan sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan kehamilan. jadi kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadi kehamilan sebagai akibat pertemuan antar sel yang matang dengan sel sperma. METODE PENELITIAN Desain penelitian yang digunakan adalah pre-eksperimental dengan design one group pre test and post test design, yaitu rancangan eksperimen dengan cara sampel diberikan kuesioner (pengukuran) sebelum dan setelah dilakukan treatment (perlakuan) (Siswanto, Susila & Suyanto, 2013). Dalam desain penelitian terdapat langkah-langkah yang akan menunjukan urutan kegiatan penelitian, yaitu tes awal (O1), perlakuan (X) dan tes akhir (O2). Perbedaan tes awal dan tes akhir (gain) yang nantinya akan dijadikan asumsi sebagai efek dari perlakuan. Dalam hal ini pengetahuan diukur sebelum dan sesudah diberi penyuluhan. Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuisioner. Kuisioner ini terdiri dari data umum responden dan pertanyaan mengenai tingkat pengetahuan PUS yang telah di uji validitas serta dikelola oleh peneliti sendiri. Kuisioner ini berisikan pertanyaan sebanyak 20 item dengan menggunakan skala Guttman. Apabila responden menjawab benar diberi skor 1, dan jika menjawab salah diberi skor 0. Pemberian skor berdasarkan kunci jawaban. HASIL dan PENELITIAN A. Hasil Penelitian Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Umur N % 20-25 Tahun 26-30 Tahun 31-38 Tahun 24 19 17 40,4 31,7 28,3 Total 60 100 Sumber: data primer, 2015 Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Pendidikan n % SD SMP SMA Sarjana 11 24 21 4 18,3 40,0 35,0 6,7 Total 60 100 Sumber: data primer,2015 Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan Alat Kontrasepsi Yang Digunakan Alat Kontrasepsi yang digunakan Suntik Implant Pil IUD n % 23 24 8 2 3 38,3 40,0 13,3 3,3 5,1 Kondom Total 60 100 Sumber: data primer,2015

Tabel 4 Uji Normalitas Pengetahuan Sebelum dan Sesudah di Lakukan Penyuluhan Pengetahuan Sebelum dilakukan penyuluhan Sesudah dilakukan penyuluhan Skewness/SE 140-209 Sumber: Data primer,2015 Tabel 5 Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Wasangan Usia Subur (WUS) Dalam Pemilihan Kontrasepsi Didesa Kalama Darat Kecamatan Tamako Kepulauan Sangihe. Pengetahuan Mean SD P- Value Sebelum 0.000-5,5500 00 Sesudah 0.508 Sumber: Data primer,2015 B. PEMBAHASAN n 0,001 60 Penelitian ini dilakukan selama kurang lebih satu minggu dari tanggal 26 30 Maret 2015 di Desa Kalama Darat Kecamatan Tamako Kepulauan Sangihe. Dalam penelitian ini didapati sebelum di berikan penyuluhan mengenai pemilihan kontrasepsi terdapat 22 responden (36,7%) yang memiliki pengetahuan baik dan 38 responden (63,3%) yang memiliki pengetahuan cukup. Sedangkan sesudah di berikan penyuluhan mengenai pemilihan kontrasepsi terdapat 53 responden (83,3%) yang memiliki pengetahuan baik dan 7 responden (11,7%) yang memiliki pengetahuan cukup. Dari hasil lembar kuesioner yang di berikan sebelum dan sesudah penyuluhan kemudian di uji dengan menggunakan uji T didapatkan berdasarkan hasil uji statistik 0,01 (P value 0,05) dengan nilai kemaknaan α = 0,05 maka penelitian ini menunjukan adanya pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap Pasangan Usia Subur (PUS) dalam pemilihan kontrasepsi. Pada penelitian yang dilakukan Sari (2011), berdasarkan kelompok usia menunjukkan bahwa usia responden berada antara 20 sampai 49 tahun (masa usia subur), responden berada dalam usia reproduksi yang baik. Sehingga dalam penelitian Suryani, dkk (2010) seseorang yang mempunyai pengetahuan yang baik mengenai KB akan menyadari pentingnya manfaat program KB, serta dalam mempengaruhi keputusan yang akan diambil dalam memilih alat kontrasepsi. Dalam hal ini akan memberikan efek yang tepat dalam pengambilan keputusan. Dan juga pendidikan mempunyai pengaruh penting dalam memilih alat kontrasepsi. Hasil dari penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan didukung oleh hasil penelitian sebelumnya oleh Ely Rohmawaty (2011) di Kota Semarang, hasil penelitian menggunakan uji beda dua mean dependen menunjukan terdapat peningkatan pengetahuan jumlah responden yang memiliki pengetahuan tinggi antara sebelum dan sesudah pendidikan kesehatan. Selain penelitian yang dilakukan oleh Ely Rohmawaty, (2011) ada juga penelitian yang dilakukan oleh Monica Lasut, (2014) yang dilakukan pada pasangan usia subur diwilayah kerja Nuangan Bolaang Mongondow Timur diketahui bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan pasangan usia subur tentang alat kontrasepsi implant.

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa penyuluhan kesehatan yang dilakukan untuk Wanita Usia Subur (PUS) mempunyai pengaruh. Diharapkan dari penelitian ini maka penyuluhan kesehatan sangat dibutuhkan/penting bagi Wanita Usia Subur (WUS) dalam memilih alat kontrasepsi yang akan mereka gunakan. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003). Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah sosial ekonomi, kultur (budaya dan agama), pendidikan, pengalaman, dan informasi (Notoatmodjo, 2003). Tingkat pengetahuan ibu tentang metode kontrasepsi yang diperoleh dari pemberian informasi yang akurat dan tidak biasa mempengaruhi keputusan ibu untuk memilih dan menggunakan metode kontrasepsi hormonal dan non hormonal (Pendit, 2007). Dengan menyediakan informasi yang akurat dan sesuai serta konseling yang bersifat empatik, maka individu dan pasangan dapat memilih dengan sadar suatu metode kontrasepsi. Agar pemakaian metode benar dan aman, pemakai perlu memiliki pengetahuan tentang kontrasepsi yang mereka pilih, termasuk pengetahuan tentang kemungkinan efek samping dan komplikasi (Pendit, 2007). SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tentang judul Pengaruh pemberian pendidikan kesehatan pada pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) dalam pemilihan kontrasepsi di desa Kalama Darat Kecamatan Tamako Kepulauan Sangihe maka di dapatkan kesimpulan sebagai berikut : 1. Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) di Desa Kalama Darat Kecamatan Tamako Kepulauan Sangihe sebelum dilakukan penyuluhan kategori cukup (1-9) terdapat 38 responden. 2. Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) di Desa Kalama Darat Kecamatan Tamako Kepulauan Sangihe sesudah dilakukan penyuluhan paling banyak kategori baik (10-20) terdapat 53 responden. 3. Ada pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) dalam pemilihan kontrasepsi di Desa Kalama Darat Kecamatan Tamako Kepulauan Sangihe. DAFTAR PUSTAKA Benson. R. 2008. Komunitas Penduduk dengan Kontrasepsi http//www.ceria-bkkbn go.id/referensi/substansi/detail/7. (dikutip tgl 10/7/2013) Brain. (2008) Penyuluhan Kesehatan Bagi Masyarakat. Artikel Kesehatan. http://asianbrain.com. Diakses tanggal 14 11 2013 jam 01.12 WITA. BKKBN. 2008. http//www.ceria-bkkbn go.id/referensi/substansi/detail/7. (dikutip tgl 3/1/2013) BKKBN. 2014. Grafik perkembangan pencapaian peserta KB. Jakarta, (http://aplikasi.bkkbn.go.id., diakses 25 oktober 2014, jam 21.18)

Depdiknas. (2008). KBBI Daring. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional: http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbb i/index.php Diakses tanggal 18-10 -2013 jam 23.35 WITA. Irianto, Koes. (2014). Pelayanan Keluarga Berencana dua anak cukup. Bandung : Alfabeta Lasut Veby. 2014. Pengaruh penyuluhan Kesehatan Terhadap Pengetahuan PUS Tentang Alat kontrasepsi Implan di Wilayah Kerja Puskesmas Nuangan Bolaang Mongondow Timur. Notoatmodjo. 2003. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu Dan Seni; Rineka Cipta, Jakarta Pendit B. U. 2007. Ragam Metode Kontrasepsi. Jakarta : EGC KARANGASRI, http://eprints.uns.ac.id. NGAWI Rohmawati. 2011. Perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan tentang kontrasepsi implan Di RW IV desa wanolopo kecamatan mijen kota semarang. http : //jurnal. unimus : ac.id. Saryono & Anggraeni. (2013). Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuanitatif dalam bidang kesehatan. Yogyakarta. Nuha Medika. Siswanto, Susila, & Suyanto. (2013). Metodologi Penelitian Kesehatan dan Kedokteran. Yokyakarta. Bursa Ilmu. Sulistyawati, Ari. (2011). Pelayanan keluarga berencana. Jakarta : Salemba Medika. Yuhedi, & Kurniawati. (2014). Buku Ajar Kependudukan dan Pelayanan KB. Jakarta : EGC PSIK Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. (2013). Panduan penulisan tulis akhir proposal dan skripsi. Manado : PSIK. Puskesmas Siloam Tamako. 2014. Data Pus pada februari tanggal 14 tahun 2014. Kabupaten Sangihe. Puskesmas Siloam Tamako. Prasetyawati. 2012. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Yokyakarta. Nuha Medika. Ratnaningtyas. 2009. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Metode Kontrasepsi Dengan Pemakaian Kontrasepsi Hormonal dan Non Hormonal di RW III DESA