Mengelola Hutan Bersama Masyarakat

dokumen-dokumen yang mirip
KERANGKA ACUAN PELAKSANAAN EVALUASI AKHIR PROGRAM MITRA TFCA- SUMATERA PADA SIKLUS HIBAH 1

Daftar Tanya Jawab Permintaan Pengajuan Konsep Proyek TFCA Kalimantan Siklus I 2013

KERANGKA ACUAN EVALUASI PERTENGAHAN PROGRAM MITRA TFCA- SUMATERA UNTUK SIKLUS HIBAH 2

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Mengenai Pasar Modal Indonesia. Bursa Efek merupakan lembaga yang menyelenggarakan kegiatan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

RENCANA STRATEGIS

SUMATERA BARAT, SEBAGAI JANTUNG SUMATERA UNTUK PERLINDUNGAN HUTAN MELALUI SKEMA HUTAN NAGARI DAN HKM, DAN KAITANNYA DENGAN SKEMA PENDANAAN KARBON

HUTAN KEMASYARAKATAN (HKm) Oleh Agus Budhi Prasetyo

PENATAAN KORIDOR RIMBA

BAB I PENDAHULUAN. memperbaiki berbagai aspek kehidupan masyarakat. Sebagai proses perubahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MAROS. NOMOR : 05 Tahun 2009 TENTANG KEHUTANAN MASYARAKAT DI KABUPATEN MAROS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANGAN UNTUK MENYAMPAIKAN PROPOSAL HIBAH KHUSUS PROGRAM FASILITASI MITRA TFCA- SUMATERA

PEMERINTAH KABUPATEN BULUKUMBA

Kesepakatan Debt-for-Nature Swap AS-RI. Sisa Pembayaran Utang RI ke AS Tahun 1970-an Dialihkan untuk Membiayai Konservasi Hutan Sumatera

- Saudara Kepala Dinas/Badan Lingkup Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah menyebabkan kerusakan yang parah terhadap sumberdaya hutan.

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG

STANDAR BAKU BIAYA MAKSIMUM MEKANISME HIBAH KHUSUS

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.83/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2016 TENTANG PERHUTANAN SOSIAL

PENYUSUNAN WORKPLAN & PMP. Bogor / Medan Juni 2014

Siaran Pers Tegaskan komitmen, perberat hukuman dan lindungi harimau sumatera

Oleh : Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

INSTRUKSI KEPADA PEMINAT EVALUASI PERTENGAHAN PROGRAM SIKLUS HIBAH 1 TFCA- SUMATERA

Keputusan Menteri Kehutanan No. 31 Tahun 2001 Tentang : Penyelenggaraan Hutan Kemasyarakatan

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR : 11 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN VERIFIKASI PERMOHONAN HAK PENGELOLAAN HUTAN DESA

Hutan Desa Oleh: Arief Tajalli dan Dwi P. Lestari. Serial: BADAN USAHA MILIK DESA (BUM Desa)

LEMBAR INFORMASI JARINGAN MASYARAKAT HUTAN KORIDOR GUNUNG SALAK-HALIMUN

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

PERHUTANAN SOSIAL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG EFEKTIF

QANUN KABUPATEN ACEH BESAR NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA PERKEBUNAN BISMILLAHHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

disampaikan oleh: Direktur Perencanaan Kawasan Kehutanan Kementerian Kehutanan Jakarta, 29 Juli 2011

INSTRUKSI PENGADAAN JASA KONSULTAN EVALUASI PELAKSANAAN DAN TATAKELOLA PROGRAM TFCA-SUMATERA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Menteri Kehutanan No. 134/Menhut-II/2004 tentang Perubahan fungsi

Penyelamatan Ekosistem Sumatera Dalam RTR Pulau Sumatera

sebagai Kawasan Ekosistem Esensial)

PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KEHUTANAN BAB I PENDAHULUAN

SAMBUTAN MENTERI DALAM NEGERI

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

for-nature and Development Swaps: Peluang Penerapannya di Indonesia

Perbaikan Tata Kelola Kehutanan yang Melampaui Karbon

SERBA SERBI HUTAN DESA (HD)

VISI ACEH YANG BERMARTABAT, SEJAHTERA, BERKEADILAN, DAN MANDIRI BERLANDASKAN UNDANG-UNDANG PEMERINTAHAN ACEH SEBAGAI WUJUD MoU HELSINKI MISI

Policy Brief. Skema Pendanaan Perhutanan Sosial FORUM INDONESIA UNTUK TRANSPARANSI ANGGARAN PROVINSI RIAU. Fitra Riau

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.29/Menhut-II/2013 TENTANG PEDOMAN PENDAMPINGAN KEGIATAN PEMBANGUNAN KEHUTANAN

Nomor : S. /PHM-1/2012 Februari 2012 Lampiran : 1 (satu) berkas Hal : Laporan Rekap Berita Minggu IV Bulan Januari 2012

PROYEKSI PERKEMBANGAN PERHUTANAN SOSIAL DI SUMATERA SELATAN

Nomor : S. /PHM-1/2012 Februari 2012 Lampiran : 1 (satu) berkas Hal : Laporan Rekap Berita Minggu III Bulan Januari 2012

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PERLINDUNGAN HUTAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEHUTANAN. Dekonsentrasi. Pemerintah. Provinsi.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. sektor sosial budaya dan lingkungan. Salah satu sektor lingkungan yang terkait

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR 26 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PEMANFAATAN HUTAN HAK MENTERI KEHUTANAN,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki tanah air yang kaya dengan sumber daya alam dan

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.26/Menhut-II/2005

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

TENTANG HUTAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN,

Semiloka Peningkatan Partisipasi Publik Dalam Mendorong Penegakan Hukum Yang Sistematis (KPSL-Sumbagut)

Kerangka Acuan Multistakeholder Forum Rapat Koordinasi Proyek Kemakmuran Hijau di Propinsi Jambi Ruang Pertemuan Kantor Bappeda Jambi, 11 Juni 2015

Profil Wilayah Heart Of Borneo

Prespektif CBFM Sebagai Salah Satu Skema Utama Penerima Manfaat Pendanaan Karbon Untuk Penurunan Kemiskinan Dan Resolosi Konflik

BAB 2 Perencanaan Kinerja

PERHUTANAN SOSIAL SEBAGAI SALAH SATU INSTRUMEN PENYELESAIAN KONFLIK KAWASAN HUTAN

TINJAUAN PUSTAKA. Hutan kemasyarakatan atau yang juga dikenal dengan community forestry

Kesiapan dan Tantangan Pengembangan Sistem MRV dan RAD/REL Provinsi Sumbar

Ass. Ws. Wb. Selamat Pagi dan Salam Sejahtera bagi kita sekalian!

BAB I. PENDAHULUAN. dalam lingkup daerah, nasional maupun internasional. Hutan Indonesia

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.39/Menhut-II/2013 TENTANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SETEMPAT MELALUI KEMITRAAN KEHUTANAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN RESTORASI EKOSISTEM

ASSALAMU ALAIKUM WR. WB. SELAMAT PAGI DAN SALAM SEJAHTERA UNTUK KITA SEKALIAN

Pidato kebijakan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhyono Bogor, 13 Juni 2012

Peta Jalan Penyelamatan Ekosistem Sumatera 2020 Dalam RTR Pulau Sumatera


PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

PENERAPAN SERTIFIKASI PERKEBUNAN LESTARI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.39/Menhut-II/2013 TENTANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SETEMPAT MELALUI KEMITRAAN KEHUTANAN

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditas andalan dan termasuk dalam kelompok

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PAPARAN DIREKTUR JENDERAL KSDAE

BAGIAN 1-3. Dinamika Tutupan Lahan Kabupaten Bungo, Jambi. Andree Ekadinata dan Grégoire Vincent

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN,

2016, No Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3888), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL BINA USAHA KEHUTANAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN RAKYAT

Pengembangan Pusat Kewirausahaan dan Produktivitas Nasional

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Komite Penasihat Pemangku Kepentingan (SAC) terhadap Kebijakan Pengelolaan Hutan Keberlanjutan (SFMP 2.0) APRIL

KEBIJAKAN DAN PROSEDUR PENYALURAN HIBAH

PERMASALAHAN PENGELOLAAN PERKEBUNAN

2016, No dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan tentang Pedoman Kerja

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor andalan dalam mengembangkan

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 71 TAHUN 2017 TENTANG

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

Analisis Keuangan Taman Nasional di Indonesia:

BAB I PENDAHULUAN. dunia tersebut. Upaya upaya pembangunan ini dilakukan dengan banyak hal,

Transkripsi:

NO 5. AGUSTUS 2013 Mengelola Hutan Bersama Masyarakat TFCA-Sumatera highlights merupakan bulletin internal yang diterbitkan untuk menyampaikan kilasan perkembangan program Diterbitkan sebulan sekali MENDUKUNG PENGELOLAAN HUTAN DESA kasus dari Afrika. Berbagai macam referensi tentang pengelolaan hutan ditulis oleh para ahli kehutanan dunia. Namun tidak semua pengelolaan hutan yang ditulis tersebut merupakan contoh yang baik, ada juga pendekatan pengelolaan hutan bersama masyarakat yang diangkat tidak bersifat berkelanjutan. Namun demikian, semangat untuk mendokumentasikan dan berbagi (Shared learning) tentang pengelolaan hutan merupakan hal yang patut kita contoh. Pada dasarnya Indonesia sudah punya banyak pengalaman tentang penerapan konsep pengelolaan hutan bersama masyarakat, namun karena kurangnya publikasi maupun dokumentasi, pembelajaran yang didapat dari Indonesia kurang populer untuk dijadikan sebagai. Banyak buku acuan pengelolaan hutan bersama masyarakat di tingkat internasional mengambil Demikianlah salah satu cuplikan dari pengantar yang disampaikan oleh Jatna Supriatna, Ketua Oversight Committee TFCA- Sumatera dalam acara diskusi interaktif Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat yang mengupas Pembelajaran dari Mitra Tropical Forest Dalam Edisi ini Persiapan Pendanaan Siklus Hibah 4 4 Tahun TFCA-Sumatera Peralihan Administrator dan Koordinator Konsorsium

TFCA-SUMATERA HIGHLIGHTS Conservation Action Sumatera. Hadir sebagai pembicara kunci dalam diskusi interaktif tersebut adalah Ismid Hadad dari KEHATI dan Joko Pramono dari Direktorat Bina Perhutanan Sosial. Dalam pengantarnya, Ismid Hadad yang juga merupakan Ketua Dewan Pembina Yayasan KEHATI menyebutkan bahwa pendekatan PHBM merupakan pendekatan yang menempatkan manusia sebagai bagian dari ekosistem. Seringkali pendekatan lingkungan terlalu memutlakkan aspek ekologi sehingga kadang menafikan harkat dan martabat manusia. Hal ini harus dapat dielaborasi lagi karena manusia selalu berinterksi secara timbal balik dengan lingkungan di sekitarnya. Pengantar berikutnya dari Kementrian Kehutanan, Joko Pramono yang menyampaikan bahwa HkM dan Hutan Desa dikembangkan untuk mengatasi konflik tenurial di lapangan. Konsep ini memberdayakan masyarakat mulai dari aspek perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pemanfaatan. Pemerintah harus meningkatkan kemauan dan kemandirian untuk memberikan fasilitas, peningkatan kapasitas kepada masyarakat sekitar hutan. Para mitra TFCA-Sumatera hadir untuk berbagi dan menyampaikan pengalaman mereka dalam PHBM. Mereka adalah Monang Ringo (Perkumpulan PETRA), Susianto Kurniawan (JIKALAHARI), Yul Qori (KKI- Warsi) dan Ivan Rayendra Bakar (Konsorsium Kota Agung Utara). Para mitra memaparkan berbagai model PHBM dengan berbagai pendekatan, misalnya dengan pendekatan kultur dan nilai Edisi no. 4 juli 2013 masyarakat seperti model harangan rarangan yang dilakukan oleh Petra di Sumatera Utara, pendekatan formil untuk mendapatkan pengakuan negara seperti yang dilakukan Warsi dengan Hutan desa dan Hutan Nagari, pengelolaan perkebunan sawit masyarakat untuk mendapatkan pengakuan dan standar dunia lewat sertifikasi RSPO dan RSPI maupun pengelolaan yang melibatkan seluruh elemen dalam masyarakat seperti yang telah diakukan di Lampung oleh Konsorsium Kota Agung Utara. Pada umumnya para pemakalah menyuarakan perlunya mengajak partisipasi masyarakat yang lebih luas untuk mengelola hutan dan pentingnya aspek ekonomi sebagai pendamping dalam kegiatan-kegiatan konservasi. Pada kesempatan yang sama juga diluncurkan buku Merawat Hutan dan Menjaga Kehidupan. Buku ini menceritakan tentang pengalaman dan perkembangan kegiatan yang dilakukan oleh para mitra TFCA- Sumatera dari siklus hibah pertama. Buku setebal 92 halaman ini dibuat dalam dwi bahasa, Inggris dan Indonesia diresmikan peluncurannya oleh Direktur Eksekutif KEHATI, M.S Sembiring dan Samedi, Direktur Program TFCA-Sumatera.

3 PEMBUKAAN Siklus Pendanaan Hibah ke-4 Siklus pendanaan hibah yang baru akan dibuka lagi pada tahun 2013. Persiapan terus dilakukan untuk penyempurnaan sistem dan prosedur. Siklus ini merupakan siklus yang keempat yang diluncurkan TFCA-Sumatera yang efektif beroperasi sejak tahun 2010. Siklus hibah merupakan periode dimana satu rangkaian penerimaan proposal dan pelaksanaan program oleh mitra dilaksanakan. Saat ini TFCA-Sumatera telah meluncurkan tiga siklus hibah dengan total 17 mitra yang berkegiatan di 10 lansekap. Pada siklus hibah keempat ini mekanisme pemberian hibah akan dilakukan tanpa melalui pengiriman konsep paper, tetapi langsung dengan mengirimkan konsep usulan lengkap. Tujuan perubahan ini adalah untuk menyederhanakan rantai pengiriman proposal, proses seleksi serta mempemudah mitra dalam mengerjakan sekaligus seluruh konsep pendanaan yang diajukan. Kelompok penerima hibah masih tetap sama seperti siklus-siklus sebelumnya yaitu LSM, KSM dan Perguruan Tinggi yang diharapkan dapat membentuk konsorsium untuk penanganan kawasan berbasis bentang alam secara terpadu. Persiapan terus dilakukan oleh Administrator. Diharapkan dokumen dan prosedur yang diperlukan dapat diselesaikan sehingga pembukaan bisa dilakkan pada pertengahan Juli 2013. Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat Melalui Hutan Kemasyarakatan dan Hutan Desa Oleh Joko Pramono, Kasubdit Bina Usaha Perhutanan Sosial, Direktorat Bina Perhutanan Sosial, Kemenhut. PHBM adalah sebuah rejim pengelolaan hutan yang berbasis pada masyarakat. Kata pemberdayaan menjadi kunci dalam pelibatan masyarakat mengelola hutan. Masyarakat sekitar kawasan hutan merupakan pelaku dan subjek pengelolaan hutan. Kajian, konsep, maupun ulasan tentang pelibatan masyarakat telah banyak dibuat untuk mengatasi konflik tenurial di lapangan. Lalu bagaimana implementasinya? Masyarakat diharapkan dapat ditingkatkan kemampuannya dalam semua aspek pengelolaan hutan mulai dari merencanakan, melaksanakan, mengawasi hingga memanfaatkan. Dalam konteks konservasi masyarakat diharapkan juga bisa merencanakan pemanfaatan dari aspek ekonomi dan konservasi. Pemberdayaan yang dimaksud dalam konsep PHBM adalah pemerintah mendorong penguatan bagi masyarakat. Negara diharapkan dapat memfasilitasi masyarakat dalam mengelola hutannya. Tujuan akhirnya adalah kesejahteraan masyarkat yang selaras dengan kelestarian ekologi, usaha maupun kawasan hutan itu sendiri. PP no. 6 tahun 2007 menjabarkan dua pola pengelolaan hutan oleh masyarakat yaitu: 1. Hutan Kemasyarakatan (HKm) 2. Hutan Desa (HD) Secara definisi, Hutan Kemasyarakatan (HKm) adalah hutan negara yang dimanfaatkan oleh kelompok masyarakat, dan ditujukan untuk memberdayakan masyarakat setempat. Kawasan ini adalah hutan yang diberikan pada kawasan hutan negara kepada

TFCA-SUMATERA HIGHLIGHTS Edisi no. 4 juli 2013 kelompok masyarakat. Sedangkan Hutan Desa (HD) adalah hutan negara yang dikelola oleh masyarakat setempat melalui lembaga desa yang pemanfaatan utamanya untuk kesejahteraan masyarakat desa setempat. Perbedaan dengan hutan kemasyarakatan adalah hak pengelolaannya, bukan hak untuk menguasai pada suatu kelompok masyarakat. Hak yang diberikan adalah hak untuk mendapat manfaat. Yang mengelolanya adalah lembaga desa yang diberdayakan. Hutan yang dapat dimanfaatkan bisa berupa hutan lindung maupun hutan produksi. Pada hutan lindung, bentuk pemanfaatannya berupa: 1). Pemanfaatan hasil hutan non kayu; dan 2). Pengembangan jasa lingkungan. Sedangkan pada hutan produksi, yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat adalah seperti pada hutan lindung ditambah dengan pemanfaatan hasil hutan kayu yang harus disertai dengan rencana penanaman. Kedua konsep diatas diharapkan dapat menjamin kelestarian pemanfaatan hutan untuk generasi mendatang. Saat ini setiap program yang dikembangkan oleh pemerintah harus berorientasi pada kebijakan pro job, pro growth, pro poor dan pro environment. Hkm dan HD juga berorientasi pada tujuantujuan tersebut. Target pencapaian HKm dan HD seperti yang termaktub dalam Renstra Kemenhut 2010-2014 adalah 2 juta ha dalam 5 tahun (400 ribu ha/tahun). Sedangkan HD diharapkan dapat dikembangkan 500 ribu ha (100 ribu ha/tahun). Target ini merupakan tantangan yang cukup berat bagi kemenhut, namun pemerintah optimis target ini bisa tercapai dengan sinergi dan komunikasi yang baik dengan seluruh pihak. Sampai dengan bulan Juni 2013, Pemerintah telah memverifikasi hutan seluas 686.161,58 ha yang dapat dikategorikan dalam hutan HKm dari target 1,6 juta ha. Dari jumlah tersebut, Menhut mengeluarkan Penetapan Areal Kerja seluas 199.562,36 ha. Hasil verifikasi menemukan masih banyak kawasan hutan yang penggunaannya masih tumpang tindih. Dari luasan tersebut, telah diterbitkan sebanyak 68 IUPHHKm. Tentunya ijin ini tidak boleh diendapkan begitu saja, namun perlu dikawal agar hak-hak pengelolaan ini dapat diimplementasikan di lapangan melalui proses-proses pendampingan dan fasilitasi. Simpati untuk korban gempa Aceh Gempa pada tanggal 2 Juli 2013 mengagetkan warga di Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Bener Meriah dengan skala gempa sebesar 6,2 SR. Gempa meluluhlantakkan perkampungan dan kawasan pemerintahan, rumah sakit, sekolah dan berbagai fasilitas umum. Sampai dengan minggu kedua Juli 2013, tercatat 40 orang tewas dalam peristiwa ini dan ratusan lainnya lukaluka. Sebanyak 19.870 warga terpaksa mengungsi. Penyangga Tengah Kawasan Ekosistem Leuser (PT KEL), Mitra TFCA-Sumatera yang bergerak di Taman Buru Linge Isaq cepat tanggap untuk membantu para korban dengan melakukan koordinasi dan mengirimkan tim ke lapangan. TFCA-Sumatera memiliki mitra yang berkegiatan di Kabupaten Aceh Tengah, yaitu Penyangga Tengah Kawasan Ekosistem Leuser (PT KEL). Alhamdulillah para mitra dan masyarakat dampingan tidak menjadi korban dalam kejadian ini. Namun demikian TFCA-Sumatera menyampaikan rasa simpati yang mendalam kepada para korban gempa di Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Bener Meriah. Kami berharap situasi segera pulih dan para korban dapat secepatnya beraktifitas secara normal seperti sediakala.

5 4 tahun TFCA-Sumatera Tropical Forest Conservation Action-Sumatera (TFCA-Sumatera) adalah pelaksanaan program skema pengalihan utang untuk lingkungan (Debt for-nature Swap) antara Pemerintah Amerika Serikat untuk bersama dua swap partnernya yaitu Conservation International dan Yayasan KEHATI. Perjalanan TFCA-Sumatera dalam mengelola dana hibah yang berasal dari skema Tropical Forest Conservation Act telah berjalan selama 4 tahun. 30 Juni merupakan tanggal yang dipilih untuk menandai perjalanan program. Tanggal ini diambil dari ditandatanganinya Forest Conservation Agreement oleh para pihak pada 30 Juni 2009 di Manggala Wanabhakti Jakarta. Saat ini TFCA-Sumatera telah memiliki 17 mitra yang disaring dalam tiga siklus hibah. Siklus ke empat rencananya akan dibuka pada bulan Juli - Agustus 2013. Komitmen dana yang telah diberikan pada para mitra mencapai Rp 85 milyar. Tahun 2013 TFCA-Sumatera merupakan masa dimana jumlah mitra yang dikelola pertahun mencapai jumlah yang optimal. Kerjasama tim dan koordinasi yang ketat merupakan prasyarat mutlak agar administrator TFCA-Sumatera dapat tetap mengelola dana hibah dengan baik. Happy anniversary TFCA-Sumatera. Selamat menjalankan Ibadah puasa TFCA-Sumatera mengucapkan selamat menjalankan ibadah puasa kepada Bapak/Ibu yang menjalankan. Semoga ibadah yang dijalankan mendapat rahmat dari Allah SWT. Jam kantor TFCA-Sumatera menyesuaikan dengan KEHATI yaitu pukul 08:00-16:00. Mohon maaf lahir dan batin.

1 2 3 TFCA-Sumatera Highlights Edisi no.4 juli 2013 Peralihan administrator dan Koordinator Konsorsium mitra TFCA-Sumatera Dalam rangka meningkatkan efisiensi pelaksanaan program, beberapa mitra TFCA-melakukan restrukturisasi dalam konsorsium dengan melakukan peralihan administrator dan koordinator. Dua konsorsium melakukan pengantian koordinator dalam kepengurusan sehari-hari. Mereka adalah: 1. Konsorsium IGA yang bekerja di Taman Buru Linge Isaq, bentang alam Leuser, propinsi Aceh, 2. Konsorsium Bukit Tiga Puluh yang bekerja di bentang alam Taman Nasional Bukit Tiga Puluh, Provinsi Riau. Konsorsium IGA melakukan beberapa penyesuaian, diantaranya mengubah nama konsorsium menjadi Konsorsium Penyangga Tengah Kawasan Ekosistem Leuser (PTKEL) dan menyepakati administrator konsorsium yang baru menggantikan Yayasan Institut Green Aceh (IGA) yaitu Yayasan Pugar. Jabatan koordinator konsorsium dipercayakan kepada Samsul Kamal dari Yayasan Lebah. kerajinan tangan, di 5 desa di pedalaman Kabupaten Aceh Tengah, Aceh. Penyesuaian juga dilakukan di konsorsium Bukit Tiga Puluh. Saat ini posisi Administrator konsorsium dipegang oleh lembaga Program Konservasi Harimau Sumatera (PKHS), sedangkan posisi koordinator diserahkan dari Osmantri Abeng (WWF Riau ) kepada Rakhmat (PKHS). Demikian halnya dengan Konsorsium Bukit Tiga Puluh masih tetap melaksanakan kegiatan perlindungan kawasan, pengembangan koridor di Hutan Lindung Batabuh, maupun pemantauan populasi Harimau Sumatera di bentang alam Bukit Tiga Puluh. Disamping itu pengembangan ekowisata, pertanian organik, peningkatan kualitas kesehatan dan pendidikan kepada masyarakat asli di dalam kawasan masih terus dilakukan. Pergantian ini merupakan penyegaran dan penyesuaian terhadap dinamika program di lapangan. Meski terjadi peralihan administrator, kegiatan yang dilakukan kedua konsorsium tetap berjalan seperti biasanya, demikian juga dengan target-target yang dicantumkan dalam proposal di awal. Konsorsium PTKEL tetap secara konsisten melakukan pendampingan dalam rangka memperkuat pengelolaan kawasan Taman Buru Linge Isaq dan pendampingan pengembangan ekonomi berkelanjutan yang berdampak konservasi berbasis potensi lokal, seperti budidaya dan pemasaran kemiri, madu alami, dan

Agenda Administrator Administrator TFCA-Sumatera menyelenggarakan beberapa kegiatan pelatihan untuk peningkatan kapasitas mitra. Pelatihan ini ditujukan bagi mitra dalam merancang rencana kerja dan arus kas pada tahun berikutnya. Turut dibahas pula modifikasi kegiatan serta pembaharuan kesepakatan berupa penambahan waktu dan anggaran yang diajukan. Penyusunan rencana kerja tahunan ini diikuti oleh seluruh mitra baik dari siklus pertama hingga siklus ketiga. 1. Pendampingan penyusunan rencana kerja tahunan: IGA 30-31 Mei Aceh Petra 1-2 Juni Medan OIC dan YEL 3-5 Juni Medan Jikalahari YTNTN, WWF Riau 10-12 Juni Pekanbaru Akar dan YKI 12-14 Juni Padang KKI-Warsi 17-19 Juni Jambi Unila PILI 28-29 Juni Lampung 2. Diskusi Interaktif PHBM dan Peluncuran buku Merawat Hutan Menjaga Kehidupan. Manggala Wanabhakti Jakarta, 25 Juni 3. Pendampingan penyusunan Rencana Pemantauan Kinerja dan pelatihan keuangan ALeRT, YABI dan Konsorsium Kota Agung Utara Ulayat dan konsorsium Ko Roar Berbak 1-4 Juli Lampung 10-13 Juli Bengkulu Suasana kegiatan pelatihan dan pendampingan dengan mitra di beberapa kota: Medan dan Lampung

TFCA-Sumatera Administrator: Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia Jl.Bangka VIII no. 3 B Pela Mampang, Jakarta 12720 INDONESIA Tel: 021-719 9953; 719 9962 Fax: 021-7196530 email: tfcasumatera@tfcasumatera.org twitter: @tfcasumatera