Perbedaan koperasi dengan arisan maupun perusahaan swasta/negara adalah sebagai berikut:

dokumen-dokumen yang mirip
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Koperasi. By :

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pengelolaan Keuangan. Permodalan. Modal Sendiri

PERAN ANGGOTA KOPERASI Disampaikan Pada KULIAH UMUM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS KANJURUHAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG P E R K O P E R A S I A N

NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN

Pembentukan koperasi menurut Undang-Undang no.25 tahun 1992 padal 6 ayat (1) dan (2) adalah sebagai berikut : Koperasi Primer.

KOPERASI.. Nomor : 12. Pada hari ini, Kamis, tanggal (sepuluh September dua ribu lima belas).

PUSTAKA ELEKTRONIK YAYASAN ENAMGE UNTUK PRAKTISI MANAJEMEN S.D.M.

PEDOMAN PENYELENGGARAAN RAPAT ANGGOTA KOPERASI

KOPERASI. Published by : M Anang Firmansyah

ANGGARAN DASAR KOPERASI FORTUGA

BAB II URAIAN TEORITIS. Koperasi berasal dari perkataan co dan operation, yang mengandung arti

ANGGARAN DASAR. Koperasi Primer Nasional MEDIA INDONESIA MERDEKA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Contoh laporan keuangan koperasi

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KOPERASI KESEHATAN PEGAWAI DAN PENSIUNAN BANK. (1) Badan Usaha Koperasi ini bernama KOPERASI

BAB II LANDASAN TEORITIS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. Mengingat : 1.

ANGGARAN DASAR KOPERASI USAHA BERSAMA ALUMNI STMN CIAMIS. BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1

Definisi Koperasi adalah bekerja bersama dengan orang lain untuk mencapai tujuan tertentu.

URAIAN MATERI. A. Pengertian Koperasi

Koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan orang seorang.

BAB V TATA CARA PENDIRIAN KOPERASI

BAB II RUANG LINGKUP KOPERASI MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DAN UNDANG-UNDANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dilihat dari segi bahasa, secara umum koperasi berasal dari kata-kata latin yaitu

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi

ANGGARAN DASAR KOPERASI TRISAKTI BHAKTI PERTIWI

Pentingnya Koperasi bagi

AKTA PENDIRIAN KOPERASI KONSUMEN... Nomor:.

Dosen Fakultas Hukum USI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA nomor 1 tahun 1995 tentang PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II LANDASAN TEORITIK. Secara harfiah koperasi yang berasal dari bahasa Inggris Cooperation terdiri dari

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANGGARAN DASAR KOPERASI KARYAWAN PT PEMERINGKAT EFEK INDONESIA (PEFINDO) KOPPEFINDO BAB I NAMA,KEDUDUKAN,DAN JANGKA WAKTU. Pasal I

PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 2 TAHUN 2007 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SOLOK,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KOTA TERNATE NOMOR 03 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH DALAM DAERAH KOTA TERNATE

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

ANGGARAN DASAR (AD) BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES) DESA BANJARAN. BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1

AKTA PENDIRIAN KOPERASI PEMASARAN... Nomor:.

BAB I NAMA TEMPAT KEDUDUKAN. menjalankan kegiatan sebagai berikut: 1. Membina dan mengembangkan rasa kesatuan dan persatuan di antara para anggotanya.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II BADAN USAHA DALAM KEGIATAN BISNIS. MAN107- Hukum Bisnis Semester Gasal Universitas Pembangunan Jaya

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam Kajian Pustaka ini akan dijelaskan mengenai pengertian-pengertian yang

ANGGARAN RUMAH TANGGA PRIMER KOPERASI PEGAWAI UPN VETERAN YOGYAKARTA. Badan Hukum : 479 a/bh/xi/12-67 BAB I UMUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

KONSEP DASAR KOPERASI

Lampiran V Keanggotaan sukarela dan terbuka 2.50

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Oleh: Ny. Neti Budiwati Ukanda -Dosen pada Prodi Pend. Ekonomi & Koperasi UPI -Ketua Umum Koperasi Wanita Mekar Endah Kab. Bandung

BUPATI KEPULAUAN YAPEN

*36403 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 28 TAHUN 1999 (28/1999) TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK

KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM ASISTEN DEPUTI ORGANISASI DAN BADAN HUKUM KOPERASI PENDIRIAN KOPERASI

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Koperasi Unit Desa (KUD) Anugerah

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ASPEK HUKUM DALAM BISNIS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENDIRIAN DAN KEANGGOTAAN KOPERASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perkoperasian bahwa : Koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi

Ekonomi untuk SMA/MA kelas X. Oleh: Alam S.

BAB I KETENTUAN UMUM

TATA CARA PENDIRIAN KOPERASI

BAB I. KETENTUAN UMUM

BAB II LANDASAN TEORI. mengenai definisi akuntansi terlebih dahulu. Penjelasan mengenai definisi

Bandung, 04 Maret Pertemuan ke - 2

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 1 TAHUN 1995 (1/1995) Tanggal: 7 MARET 1995 (JAKARTA)

BAB II NAMA DAN KEDUDUKAN KOPERASI

BAB III. Pelaksanaan Kerja Praktek. Koperasi sebagai salah satu pilar penyangga perekonomian nasional memiliki ketentuanketentuan

PROSEDUR PENDIRIAN KOPERASI

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 4 TAHUN 1994 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENGESAHAN AKTA PENDIRIAN DAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KOPERASI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pendirian Koperasi melalui Fasilitasi UPK-BKM

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PERLINDUNGAN KOPERASI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2000 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) SARANA PENGEMBANGAN USAHA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPALA DESA SUKARAJA KABUPATEN CIAMIS PERATURAN DESA SUKARAJA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PENDIRIAN BADAN USAHA MILIK DESA CIPTA BINA MANDIRI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2000 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) SARANA PENGEMBANGAN USAHA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

5.00 a. Kepatuhan Koperasi dalam pengambilan keputusan dan penetapan kebijakan dan pengelolaan koperasi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Persediaan merupakan elemen yang penting bagi keseluruhan aktiva lancar

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) JAMINAN KREDIT INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANGKA BARAT PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1999 TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SD kelas 4 - ILMU PENGETAHUAN SOSIAL BAB 7. KOPERASILATIHAN SOAL BAB 7

koperasi, dilakukan oleh anggota secara demokratis One man one vote, dalam Rapat Anggota Tahunan koperasi

Transkripsi:

Overview Koperasi 1 Pendahuluan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33 ayat (1) menyatakan perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Dalam penjelasan pasal 33 ayat (1) UUD 1945 dinyatakan bahwa kemakmuran masyarakat yagn diutamakan dan bukan kemakmuran orang perorang, dan bentuk badan usaha yang sesuai adalah koperasi. Dalam Undang-Undang no. 12 tahun 1967 jo. Undang-Undang no.25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, Bab I pasal 1 menyatakan bahwa koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Koperasi merupakan kumpulan orang (tetapi bukan arisan) dan bukan kumpulan modal (perusahaan). Koperasi merupakan wadah demokrasi ekonomi dan sosial. Koperasi milik bersama para anggota, pengurus maupun pengelola. Usaha tersebut diatur sesuai dengan keinginan para anggota melalui musyawarah rapat anggota. Koperasi sebagai badan usaha dapat melakukan kegiatan usahanya sendiri dan dapat juga bekerja sama dengan badan usaha lain seperti perusahaan swasta maupun perusahaan negara. Perbedaan koperasi dengan arisan maupun perusahaan swasta/negara adalah sebagai berikut: 1. Beda arisan dengan koperasi ARISAN KOPERASI 1. Melaksanakan penyimpanan sesuai 1. Berusaha dengan dukungan kerjasama kesepakatan bersama sekaligus para anggotanya dalam bidang mengatur pemberian pinjaman dari perekonomian untuk meningkatkan sejumlah uang tersebut atas dasar kesejahteraan para anggotanya dan persaudaraan. masyarakat. 2. Tidak memiliki modal sendiri. 2. Memiliki modal untuk melakukan usaha. 3. Bersifat sementara dan terbatas di 3. Berusaha sepanjang masa selaku alat lingkungan pesertanya. perekonomian, selama masih dapat dipertahankan. 4. Memerlukan organisasi administrasi 4. Mempunyai organisasi administrasi yang yang sederhana. teratur, terdaftar sebagi badan hukum. 5. Keanggotaan berdasar persaudaraan 5. Keanggotaan atas dasar kesadaran, dan kesanggupan melunasi kewajibannya kepentingan yang sama dan kualitas dengan tertib. moral. Overview 1-8

2. Beda perusahaan dengan koperasi PERUSAHAAN KOPERASI 1. Didirikan dengan akta notaris dan disahkan oleh Departemen Kehakiman. 1. Didirikan dengan akta dibawah tangan, didaftarkan dan disahkan Pejabat Kantor Departemen Koperasi. 2. Merupakan persekutuan modal. 2. Merupakan perkumpulan orang-orang. 3. Pimpinan merupakan Direksi didampingi 3. Pimpinan merupakan Pengurus di- Dewan Komisaris. dampingi Pengawas. 4. Keanggotaan terdiri dari para 4. Keanggotaan perorangan yang pemegang saham. Tujuannya mengejar mempunyai kepentingan yang sama, keuntungan. kerjasama dan giat berusaha. Tujuannya meningkatkan kesejahteraan anggota dan masyarakat. 5. Tidak langsung mengerjakan kepentingan anggota; anggotanya bersifat menunggu. 5. Para anggota aktif ikut serta, usaha dititik beratkan pada kebutuhan para anggota nya. 6. Maju mundurnya usaha tergantung pada kecakapan direksinya. 6. Maju mundurnya usaha tergantung pada keaktifan anggotanya. 7. Hak suara dan pembagian laba diatur menurut besar kecilnya saham yang dimiliki para anggota, demikian pula dengan pembagian keuntungan. 7. Tiap anggota mempunyai satu suara, sisa hasil usaha dibagi sebanding dengan besarnya jasa, jasa modal dibatasi. 8. Umumnya terlalu mementingkan 8. Kesadaran bermasyarakat sangat besar, keperluan pribadi, acuh tak acuh sangat memperhatikan kesejahteraan terhadap kesejahteraan masyarakat. masyarakat. Konsep-konsep Dasar Perkoperasian Tujuan Koperasi Memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Landasan Koperasi Asas koperasi adalah kekeluargaan dengan landasan ideal Pancasila, landasan struktural Undang-Undang Dasar 1945, landasan mental koperasi adalah setia kawan dan kesadaran berpribadi. Overview 2-8

Fungsi, Peran dan Prinsip Koperasi Pada pelaksanaannya, koperasi mempunyai fungsi ganda yaitu fungsi ekonomi dan fungsi sosial. Fungsi ekonomi adalah memperjuangkan kemakmuran bersama secara merata bagi anggota koperasi, yaitu : 1. Mempertinggi taraf kesejahteraan rakyat. 2. Pendemokrasian ekonomi nasional. 3. Sebagai urat nadi perekonomian bangsa Indonesia. Sedangkan fungsi sosial koperasi adalah memupuk persaudaraan dan kekeluargaan secara gotong royong yang pada akhirnya diharapkan terbina persatuan dan kesatuan bangsa. Dalam kegiatan usahanya, koperasi mempunyai peranan sebagai berikut : 1. Membantu anggota untuk meningkatkan penghasilan. Sisa hasil usaha (SHU) yang diperoleh koperasi merupakan keuntungan para anggota. Makin besar jasa seorang anggota terhadap koperasi, makin besar pula penghasilan yang diperoleh anggota itu. 2. Menciptakan dan memperluas lapangan pekerjaan. Koperasi bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan para anggota dan juga masyarakat. Dalam mencapai tujuan tersebut, koperasi berusaha melakukan kegiatan sesuai dengan jenis koperasi. Dibukanya lapangan usaha koperasi berarti memberi kesempatan kepada tenaga kerja dan menyerap sumber daya manusia pada umumnya. 3. Meningkatkan taraf hidup masyarakat. Kegiatan meningkatkan penghasilan para anggota koperasi berarti meningkatkan taraf hidup masyarakat. Dengan memperoleh penghasilan yang tinggi kemungkinan akan lebih mudah memenuhi kebutuhan hidup yang beraneka ragam. 4. Turut mencerdaskan bangsa. Usaha koperasi bukan hanya kegiatan bidang material, tetapi juga mengadakan kegiatan pendidikan terhadap para anggota. Pendidikan tersebut antara lain diberikan dalam bentuk pelatihan ketrampilan dan manajemen. 5. Mempersatukan dan mengembangkan daya usaha dari orang, baik perseorangan maupun warga masyarakat. Koperasi merupakan kekuatan yang dapat dipergunakan untuk mencapai tujuan bersama. Misalnya, koperasi pertanian dalam melakukan kegiatan usahanya dapat mempersatukan usaha para petani guna memenuhi kebutuhannya seperti usaha pengadaan pupuk, bibit, alat pertanian, dan menjual bersama produksi pertanian. 6. Menyelenggarakan kehidupan ekonomi secara demokrasi. Pada setiap kegiatan, koperasi bertindak bukan atas kehendak pengurus, melainkan berdasarkan keinginan para anggota, yaitu lebih dahulu dimusyawarahkan. Hal inilah yang mencerminkan pelaksanaan demokrasi ekonomi. Overview 3-8

Prinsip koperasi merupakan satu kesatuan dan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan berkoperasi. Dengan melaksanakan keseluruhan prinsip koperasi tersebut, koperasi mewujudkan dirinya sebagai badan usaha sekaligus gerakan ekonomi rakyat yang berwatak sosial. Prinsip-prinsip koperasi menurut UU no. 25 tahun 1992 adalah sebagai berikut : 1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka. Sifat sukarela artinya menjadi anggota koperasi tidak boleh dipaksakan oleh siapapun dan seorang anggota dapat mengundurkan diri dari koperasinya sesuai syarat yang ditentukan dalam Anggaran Dasar Koperasi. Sedangkan terbuka berarti dalam keanggotaan tidak dilakukan pembatasan atau diskriminasi dalam bentuk apapun. 2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis. Pengelolaan koperasi dilakukan atas kehendak dan keputusan anggota dalam Rapat Anggota dan para anggota adalah pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi. 3. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota. Ketentuan ini merupakan perwujudan nilai kekeluargaan dan keadilan. 4. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal. Modal dalam koperasi pada dasarnya dipergunakan untuk kemanfaatan anggota dan bukan untuk mencari keuntungan. Oleh karena itu, balas jassa terhadap modal yang diberikan kepada para anggota juga terbatas yaitu dengan nilai wajar tetapi tidak melebihi suku bunga yang berlaku di pasar. 5. Kemandirian. Dapat berdiri sendiri tanpa tergantung pada pihak lain yang dilandasi oleh kepercayaan terhadap pertimbangan, keputusan dan usaha sendiri. 6. Pendidikan perkoperasian. 7. Kerjasama antar koperasi. Pendidikan perkoperasian dan kerjasama antar koperasi ditujukan untuk meningkatkan kemampuan, memperluas wawasan anggota dan memperkuat solidaritas dalam mewujudkan tujuan koperasi. Pembentukan Koperasi Dasar hukum pendirian koperasi antara lain : No Ketentuan Tanggal Perihal 1. UU no.25 tahun 1992 21-10-1992 Perkoperasian 2. PP no.4 tahun 1994 2-3-1994 Persyaratan dan tatacara Pengesahan Akte Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi 3. PP no.17 tahun 1994 20-4-1994 Pembubaran Koperasi oleh Pemerintah. 4. PP no.9 tahun 1995 21-4-1995 Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi. Overview 4-8

5. PP no.33 tahun 1998 28-2-1998 Modal Penyertaan pada Koperasi 6. Keputusan Menteri Koperasi, Pengusaha Kecil dan Menengah no. 351/KEP/M/XII/1998 7. Keputusan Menteri Negara Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah no.104.1/kep/m.kukm/x/2002 8. Nota Kesepakatan antara Menteri Negara Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah dengan Ikatan Notaris Indonesia 17-12-1998 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi. 7-10-2002 Petunjuk Pelaksanaan Pembentukan, Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi 4-5-2004 Penambahan wewenang notaris sebagai pejabat umum yang mengesahkan akta pendirian koperasi dengan akta otentik Sebuah koperasi dapat didirikan apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1. Harus berkedudukan dalam wilayah negara Republik Indonesia. 2. Harus memiliki anggota minimal 20 orang (pasal 6 ayat (1) dan (2) UU no.25/1992). 3. Harus memiliki Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART). 4. Harus memperoleh pengesahan sebagai Badan Hukum. 5. Harus memiliki perangkat organisasi. Langkah-langkah dalam pendirian koperasi adalah sebagai berikut : 1. Persiapan Pendahuluan. a. Ada orang yang mempunyai kepentingan yang sama. b. Ada tujuan yang sama. c. Calon anggota sekurang-kurangnya 20 orang. d. Calon anggota bertempat tinggal dalam satu wilayah tertentu. 2. Persiapan Pendirian. a. Ada prakarsa untuk mendirikan koperasi secara mantap dan dapat direalisasi dalam bentuk panitia. b. Ada konsep anggaran dasar. c. Panitia mengadakan undangan rapat terhadap calon anggota, para pejabat pemerintah, dan kepala kantor koperasi setempat. 3. Rapat Pendirian Koperasi. a. Alasan yang mereka lakukan untuk pendirian koperasi. b. Tujuan didirikannya koperasi. c. Persetujuan didirikannya koperasi. d. Perumusan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga koperasi. e. Pemilihan pengurus dan pengawas. f. Penetapan orang yang menandatangani akta pendirian koperasi. 4. Laporan dan Permohonan Pengakuan. a. Pengurus wajib membuat buku daftar anggota. b. Pengurus wajib membuat buku daftar pengurus. c. Pengurus wajib membuat laporan telah terbentuknya koperasi kepada yang berwenang, misalnya lurah, camat, dll. Overview 5-8

d. Pengurus wajib mengirim permohonan pengakuan badan hukum kepada kepala kantor koperasi setempat dengan dilampiri akta pendirian koperasi, petikan berita acara pendirian, dan neraca awal koperasi. Manajemen Koperasi Berhasil tidaknya suatu koperasi sangat tergantung pada mutu dan kerja dalam bidang manajemen. Perana manajemen adalah membuat koperasi berhasil dalam mencapai tujuannya, baik tujuan para anggotanya maupun tujuan koperasi yang telah ditetapkan pemerintah. Manajemen suatu badan usaha dapat ditinjau dari 2 (dua) sudut yaitu orang-orang yang bertindak dalam lingkungan manajemen (perangkat organisasi dan personil yang menjalankan tugas) dan fungsi-fungsi yang ditemui dalam mengemudikan koperasi. Perangkat organisasi terdiri dari : 1. Rapat Anggota. 2. Pengawas. 3. Pengurus. Ketiga unsur manajemen tersebut tidak selalu ada pada setiap tingkat koperasi. Pada koperasi primer, Pengawas tidak terlalu dibutuhkan. Juga tidak jarang terjadi bahwa rapat anggota hanya merupakan formalitas. Dengan demikian, pada koperasi primer, penguruslah yang semata-mata menjalankan manajemen. Sebaliknya, pada koperasi sekunder, Pengawas hampir selalu ada karena wilayah yang semakin luas dan para anggota tidak saling mengenal dengan baik, volume barang-barang lebih banyak, organisasi lebih ruwet sehingga kesemuanya itu membutuhkan susunan pengurus, Pengawas dan rapat anggota yang lebih efisien dan lebih cakap. Untuk mengetahui kerja ketiga unsur manajemen tersebut, maka tugas manajemen dikelompokkan menjadi beberapa bagian /fungsi manajemen. Fungsi manajemen bersifat universal baik dalam koperasi maupun jenis badan usaha lainnya. Pada umumnya, fungsi manajemen dibagi menjadi 5 (lima) bagian, yaitu : 1. Fungsi perencanaan (Planning). 2. Fungsi pengelolaan (Organizing). 3. Fungsi pengarahan ( Directing). 4. Fungsi penyelarasan (Coordinating). 5. Fungsi pengawasan (Controlling). Pengelolaan Keuangan Modal Koperasi Berhasil tidaknya suatu koperasi sangat tergantung pada pengelolaan keuangannya. Pengelolaan keuangan mencakup sumber pendanaan dan penggunaan modal koperasi. Overview 6-8

Banyak koperasi gagal dan pengurusnya mengeluh semata-mata karena kekurangan modal. Sumber pendanaan koperasi dikelompokkan menjadi 3 (tiga) yaitu : 1. Modal sendiri, yaitu modal yang dikumpulkan langsung dari anggota koperasi yang terdiri dari simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan sukarela, dana cadangan dan hibah. 2. Modal dari pinjaman. Pinjaman berasal dari anggota, perorangan bukan anggota, koperasi lain, dan pinjaman dari bank. 3. Penyertaan / Penanaman Modal. Sedangkan penggunaan modal koperasi pada umumnya dikelompokkan menjadi 4 (empat) yaitu : 1. Modal untuk organisasi. 2. Modal untuk alat perlengkapan. 3. Modal kerja atau modal lancar. 4. Modal untuk uang muka kegiatan. Pelaporan Keuangan Koperasi Setelah tahun buku Koperasi ditutup, paling lambat 1 (satu) bulan sebelum diselengggarakan rapat anggota tahunan, Pengurus menyusun laporan keuangan tahunan yang memuat sekurang-kurangnya : 1. Perhitungan tahunan yang terdiri dari neraca akhir tahun buku yang baru lampau dan perhitungan hasil usaha dari tahun yang bersangkutan serta penjelasan atas dokumen tersebut. 2. Keadaan dan usaha koperasi serta hasil usaha yang dapat dicapai. Laporan keuangan tersebut harus ditandatangani oleh semua anggota pengurus. Apabila salah seorang pengurus tidak menandatangani laporan tahunan tersebut, anggota yang bersangkutan harus menjelaskan alasannya secara tertulis. Persetujuan terhadap laporan tahunan termasuk pengesahan perhitungan tahunan merupakan penerimaan pertanggungjawaban pengurus oleh rapat anggota. Bentuk dan format laporan keuangan koperasi telah diatur oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) nomor 27 tentang Akuntansi Perkoperasian (Revisi 1998). Masalah Akuntansi Koperasi Permasalahan akuntansi yang selalu timbul dalam koperasi menyangkut beberapa hal yaitu : 1. Penyertaan masing-masing anggota. Pada koperasi yang juga melakukan kegiatan usaha untuk pihak ketiga (bukan anggota) disamping kegiatan usaha untuk anggota, sering dijumpai adanya beban bersama yang sulit dipisahkan, misalnya beban penyusutan, beban listrik, beban Overview 7-8

telepon, beban sewa dan beban lain yang digunakan untuk semua kegiatan usaha. Dalam hal ini, perhitungan pembebanan harus sesuai dengan perbandingan jumlah peredaran bruto dari kedua macam kegiatan tersebut. 2. Pembagian sisa hasil usaha. Sisa hasil usaha (SHU) koperasi dibagi dalaml 2 (dua) katagori yaitu SHU yang berasal dari usaha yang diselenggarakan untuk anggota dan SHU yang berasal dari usaha yang diselenggarakan untk pihak ketiga (bukan anggota). SHU yang boleh dibagikan kepada anggota hanyalah SHU yang berasal dari usaha yang diselenggarakan untuk anggota. SHU koperasi yang disediakan untuk anggota terdiri dari jasa modal dan jasa anggota. Overview 8-8