EVALUASI PENERAPAN ZONA SELAMAT SEKOLAH DI KOTA PADANG ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
Evaluasi Zona Selamat Sekolah di SD Sukasenang Jalan P.H.H. Mustofa Kota Bandung

ANALISIS TINGKAT KESELAMATAN PADA ZONA SELAMAT SEKOLAH DI YOGYAKARTA. Jaya Yogyakarta. Atma Jaya Yogyakarta ABSTRAK

BAB I ZONA SELAMAT SEKOLAH

TINJAUAN KECEPATAN KENDARAN PADA WILAYAH ZONA SELAMAT SEKOLAH (ZoSS) DI KOTA PADANG

ANALISIS TERHADAP FASILITAS DAN KESELAMATAN PENGGUNA ZONA SELAMAT SEKOLAH (ZOSS)

NASKAH SEMINAR TUGAS AKHIR ANALISA EFEKTIFITAS ZONA SELAMAT SEKOLAH (ZoSS) DITINJAU DARI PENURUNAN KECEPATAN

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT TENTANG ZONA SELAMAT SEKOLAH (ZoSS). Pasal 1

ANALISIS EFEKTIVITAS ZONA SELAMAT SEKOLAH DAN KINERJA RUAS JALAN

ABSTRAK. Kata kunci: keselamatan pengguna jalan, kecepatan pengemudi kendaraan, ZoSS

ABSTRAK. Kata Kunci: Evaluasi, pola pergerakan, efektivitas, ZoSS. iii

TINJAUAN KECEPATAN KENDARAAN PADA WILAYAH ZONA SELAMAT SEKOLAH DI KOTA PEKANBARU 1

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PERSEPSI PENGGUNA FASILITAS ZONA SELAMAT SEKOLAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut. Pejalan kaki yang tertabrak kendaraan pada kecepatan 60 km/jam hampir

ANALISIS KINERJARUAS JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN JATI - PADANG

PENGARUH SOSIALISASI ZONA SELAMAT SEKOLAH (ZoSS) TERHADAP EFEKTIFITAS ZoSS SEKOLAH DASAR DI PEKANBARU. Septian Surya Utama 1), Yosi Alwinda 2)

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.603/AJ 401/DRJD/2007 TENTANG

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 4 (Empat)

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Data hasil pengamatan dari studi kasus Jalan Ngasem Yogyakarta

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya, maka dengan ini penulis mengambil referensi dari beberapa buku dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. yang dibutuhkan yang selanjutnya dapat digunakan untuk dianalisa sehingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA DAMPAK HAMBATAN SAMPING DAN U-TURN TERHADAP KECEPATAN KENDARAAN (STUDI KASUS DEPAN PASAR FLAMBOYAN JALAN GAJAH MADA KOTA PONTIANAK)

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini kemacetan dan tundaan di daerah sering terjadi, terutama di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terbaru (2008), Evaluasi adalah penilaian. pelayanan adalah kemampuan ruas jalan dan/atau persimpangan untuk

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 65 TAHUN 1993 T E N T A N G FASILITAS PENDUKUNG KEGIATAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN MENTERI PERHUBUNGAN,

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG KETERTIBAN LALU LINTAS DI KOTA TEGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ANALISIS EFEKTIFITAS ZONA SELAMAT SEKOLAH (ZoSS) DI SEKOLAH DASAR KOTA PEKANBARU

ABSTRAK. Kata kunci : volume lalu lintas, kecepatan, kerapatan, time headway, rumble strips, uji z, uji t dan uji chisquare.

BAB I PENDAHULUAN. bertemu dengan ruas jalan lain, yang disebut persimpangan. Jalan Letnan Jendral M. T. Haryono, Jalan Serangan Umum 1 Maret (Jalan

BAB III LANDASAN TEORI. hanya melibatkan satu kendaraan tetapi beberapa kendaraan bahkan sering sampai


D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data yang ada maka dapat diambil

BAB VI KESIMPULAN SARAN. Jalan R. W. Monginsidi Kota Kupang sebegai berikut :

ANALISIS KINERJA ZONA SELAMAT SEKOLAH DI SURAKARTA (STUDI KASUS JALAN GAJAH MADA, JALAN MT HARYONO DAN JALAN HOS COKROAMINOTO

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT BEROPERASINYA TERMINAL TIPE C KENDUNG BENOWO SURABAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. transportasi darat memiliki fungsi sangat mendasar yaitu : 1. membantu pertumbuhan ekonomi nasional,

EVALUASI PENERAPAN ZONA SELAMAT SEKOLAH PADA BEBERAPA FUNGSI JALAN DI YOGYAKARTA

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM 14 TAHUN 2006 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS DI JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM 14 TAHUN 2006 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS DI JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 62 TAHUN 1993 T E N T A N G ALAT PEMBERI ISYARAT LALU LINTAS MENTERI PERHUBUNGAN,

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Kecelakaan. 1. Jumlah kecelakaan dan jumlah korban kecelakaan

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERLENGKAPAN JALAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian atau

DAMPAK PUSAT PERBELANJAAN SAKURA MART TERHADAP KINERJA RUAS JALAN TRANS SULAWESI DI KOTA AMURANG

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berpenduduk di atas 1-2 juta jiwa sehingga permasalahan transportasi tidak bisa

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Kapasitas Jalan Indonesia 1997 sebagai berikut: a. Arus lalu lintas (Q) sebesar 1023,40 smp/jam.

KAJIAN MANAJEMEN LALU LINTAS SEKITAR KAWASAN PASAR DAN RUKO LAWANG KABUPATEN MALANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Kapasitas Ruas Jalan Raja Eyato Berdasarkan MKJI 1997 Indri Darise 1, Fakih Husnan 2, Indriati M Patuti 3.

EVALUASI GEOMETRIK DAN PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS PADA SIMPANG EMPAT POLDA PONTIANAK

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : HK.205/1/1/DRJD/2006 TENTANG

TINJAUAN KECEPATAN KENDARAAN PADA WILAYAH ZoSS DI JALAN LINTAS BARAT PROVINSI RIAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 09 TAHUN 2011 TENTANG

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN. mengenai rekapitulasi untuk total semua jenis kendaraan, volume lalulintas harian

BAB III LANDASAN TEORI. diangkut selalu bertambah seperti pertambahan jumlah penduduk, urbanisasi,

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB V PENUTUP

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.276/AJ-401/DRJD/10 TENTANG

BAB III METODOLOGI. Bagan alir dalam penulisan tugas akhir ini terdiri dari :

Perda No. 19/2001 tentang Pengaturan Rambu2 Lalu Lintas, Marka Jalan dan Alat Pemberi Izyarat Lalu Lintas.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III LANDASAN TEORI. Jalan Wonosari, Piyungan, Bantul, banyak terjadi kecelakaan lalu lintas yang

di kota. Persimpangan ini memiliki ketinggian atau elevasi yang sama.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. perempatan Cileungsi Kabupaten Bogor, terdapat beberapa tahapan pekerjaan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Lokasi kejadian kecelakaan lalu lintas pada ruas jalan Yogya-Magelang

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 60 TAHUN 1993 T E N T A N G MARKA JALAN MENTERI PERHUBUNGAN

DERAJAT KEJENUHAN JALAN DUA ARAH DENGAN MAUPUN TANPA MEDIAN DI KOTA BOGOR. Syaiful 1, Budiman 2

Pengaruh Penerapan Zona Selamat Sekolah Terhadap Tingkat Kebisingan Lalu Lintas di Kawasan Sekolah Kota Padang

EVALUASI TINGKAT PELAYANAN JALAN JENDERAL SUDIRMAN KABUPATEN SUKOHARJO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut MKJI (1997) ruas Jalan, kadang-kadang disebut juga Jalan raya

ANALISIS KAPASITAS JALAN TERHADAP KEMACETAN

ANALISIS KINERJA JALAN KOMYOS SUDARSO PONTIANAK

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.984/AJ. 401/DRJD/2005 TENTANG

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur. Untuk menunjang pembangunan tersebut, salah satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengaruh Pemberlakuan Rekayasa Lalulintas Terhadap Derajat Kejenuhan Pada Simpang Jalan Pajajaran dan Jalan Pasirkaliki

PENATAAN DAN PENANGANAN PARKIR PADA BADAN JALAN SEPANJANG RUAS JALAN CIMANUK KABUPATEN GARUT

Gambar 2.1 Keterkaitan Antar Subsistem Transportasi (Tamin, 2000)

BAB III LANDASAN TEORI. lintas (traffic light) pada persimpangan antara lain: antara kendaraan dari arah yang bertentangan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jalan merupakan prasarana transportasi darat yang memegang peranan penting

EVALUASI PENGARUH PASAR MRANGGEN TERHADAP LALU-LINTAS RUAS JALAN RAYA MRANGGEN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KEMACETAN LALU LINTAS DI SUATU WILAYAH (STUDI KASUS DI JALAN LENTENG AGUNG)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS TERHADAP PERGERAKAN KENDARAAN BERAT (Studi Kasus : Ruas Jalan By Pass Bukittinggi Payakumbuh)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR TAHUN 2012 TENTANG

CONTOH SOAL TES TORI SIM C (PART 1)

BAB 3 METODOLOGI Metode Pengamatan

BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Konversi Satuan Mobil Penumpang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK 113/HK.207/DRJD/2010 TENTANG

STUDI ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS PEMBANGUNAN SURABAYA GRAMEDIA EXPO

Transkripsi:

VOLUME 6 NO. 2, OKTOBER 2010 EVALUASI PENERAPAN ZONA SELAMAT SEKOLAH DI KOTA PADANG Titi Kurniati 1, Hendra Gunawan 2, Dony Zulputra 3 ABSTRAK Pembangunan di bidang angkutan jalan saat ini mengutamakan peningkatan keselamatan dan penertiban lalu lintas dan angkutan jalan, dengan sasaran menurunkan angka kecelakaan lalu lintas, baik yang dipengaruhi oleh faktor teknik (sarana dan prasarana) maupun oleh pemakai jalan (pengemudi dan pejalan kaki). Seperti program Zona Selamat Sekolah (ZoSS) yang diterapkan di Kota Padang, bertujuan untuk meningkatkan keselamatan dan kenyamanan pejalan kaki (khusus siswa sekolah) dalam menyeberangi jalan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan ZoSS dimana untuk kota Padang diberlakukan tanpa ada uji coba program atau studi awal. Metode yang digunakan mengacu pada Peraturan No.: SK 3236/AJ 403/DRJD/2006 tentang UJI COBA PENERAPAN ZONA SELAMAT SEKOLAH. Analisa data dilakukan dengan statistik distribusi normal (uji Z), dengan membandingkan nilai Zhitung dengan nilai Ztabel dengan tingkat kesalahan 5% untuk perilaku penyeberang, perilaku pengantar dan kecepatan kendaraan. Hasil studi menunjukkan bahwa setelah diterapkan ZoSS, siswa sekolah belum selamat, kecuali dibantu petugas polisi. Sehingga disimpulkan penerapan ZoSS di Kota Padang belum memenuhi sasaran perencanaan. Kata Kunci : Zona Selamat Sekolah, distribusi normal. 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berjalan kaki adalah bagian dari pergerakan pelaku perjalanan dan merupakan sarana transportasi yang paling sederhana, tetapi berada posisi yang lemah dan rentan terhadap konflik atau kecelakaan saat mereka bercampur dengan moda transportasi yang lain. Anak sekolah usia dibawah 14 tahun seringkali belum mengerti dengan aturan berlalu lintas, karena dalam pendidikan dasar kita tidak diajarkan tata cara berlalu lintas sebagai pejalan kaki. Sehingga tabrakan antara kendaraan dan pejalan kaki sering tidak dapat dihindarkan yang berakibat luka-luka atau kematian. Pelaksanaan Zona Selamat Sekolah (ZoSS) merupakan salah satu bentuk manajemen lalu lintas dalam rangka pemenuhan rasa aman dalam menyeberang jalan bagi pejalan kaki. Penerapannya adalah pada ruas jalan di area sekolah yang memiliki lalu lintas pejalan kaki anak sekolah cukup tinggi dan rentan kecelakaan lalu lintas. 1 Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Andalas, e-mail: titi@ft.unand.ac.id 2 Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Andalas, e-mail: hendra@ft.unand.ac.id 3 Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Andalas 55

Evaluasi Penerapan Zona Selamat Sekolah di Kota Padang 1.2 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengidentifikasi ruas jalan di Kota Padang dimana perlu diterapkan Zona Selamat Sekolah (ZoSS). 2. Melakukan evaluasi terhadap penerapan Zona Selamat Sekolah (ZoSS) yang telah dipasang di Kota Padang. Manfaat dari penelitian ini adalah berupa rekomendasi kepada pihak terkait (Pemko dan Dinas Perhubungan) Kota Padang mengenai hasil penilaian terhadap evaluasi digunakan sebagai bahan perbaikan bila ternyata program ini belum dilaksanakan dengan baik. 1.3 Batasan Masalah Batasan masalah dari penelitian ini adalah : 1. Evaluasi mengambil sampel 3 (tiga) lokasi ZoSS, yaitu SMP N 31 Padang, SD N 03 Alai dan SD N 04-21 Purus. 2. DASAR TEORI 2.1 Zona Selamat Sekolah (ZoSS) Zona Selamat Sekolah (ZoSS) adalah lokasi di ruas jalan tertentu yang merupakan zona kecepatan berbasis waktu untuk mengatur kecepatan kendaraan di lingkungan sekolah. Tipe Zona Selamat Sekolah (ZoSS) ditentukan berdasarkan tipe jalan, jumlah lajur, kecepatan rencana jalan dan jarak pandangan henti yang diperlukan. Berdasarkan tipe ZoSS dapat ditentukan batas kecepatan ZoSS, panjang ZoSS dan perlengkapan jalan yang dibutuhkan. Tabel 1. menampilkan kebutuhan perlengkapan jalan berdasarkan tipe (ZoSS). Tabel 1. Kebutuhan Perlengkapan Jalan Berdasarkan ZoSS (Sumber : Peraturan DirJen Hub.Dat No: 3236/AJ 403/DRJD/2006) 56 JURNAL REKAYASA SIPIL

Titi Kurniati, Hendra Gunawan, Dony Zulputra Waktu operasi Zona Selamat Sekolah direkomendasikan 2 jam di pagi hari dan 2 jam di siang hari, antara pukul 6.30-8.30 pagi dan 12.00-14.00 di siang hari pada hari sekolah atau dilaksanakan selama jam sekolah berlangsung, kecuali hari libur. Waktu operasi ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing sekolah. 2.2 Fasilitas Perlengkapan Jalan pada Zona Selamat Sekolah 2.2.1 Marka Jalan a. ZONA SELAMAT SEKOLAH adalah marka berupa kata-kata sebagai pelengkap rambu batas kecepatan Zona Selamat Sekolah, seperti terlihat pada Gambar 1. Gambar 1. Marka Zona Selamat Sekolah b. TENGOK KANAN-KIRI, adalah marka berupa kata-kata pada tepi zebra cross. Marka ini dimaksudkan agar penyeberang khususnya penyeberang anak-anak memperhatikan arah datangnya kendaraan sebelum menyeberang (Gambar 2). Gambar 2. Marka Tengok Kanan dan Kiri c. Tanda Permukaan Jalan Larangan Parkir (marka zig zag warna kuning) yang dipasang sepanjang ZoSS (Gambar 3). VOLUME 6 NO.2, OKTOBER 2010 57

Evaluasi Penerapan Zona Selamat Sekolah di Kota Padang Gambar 3. Marka Jalan Pada ZoSS d. Pita Penggaduh Pita penggaduh dapat dipasang untuk meningkatkan kewaspadaan. Sesuai Lampiran 7 KM 3 Tahun 1994 tentang Alat Pengendali dan Pengaman Pemakai Jalan, pita penggaduh dipasang pada jarak 50 meter dari awal ZoSS dengan ketinggian 1 (satu) centimeter (Gambar 4). Gambar 4. Pita Pengggaduh 58 JURNAL REKAYASA SIPIL

Titi Kurniati, Hendra Gunawan, Dony Zulputra 2.2.2 Rambu-rambu Lalu Lintas Rambu-rambu lalu lintas (selanjutnya disebut rambu) yang digunakan pada Zona Selamat Sekolah adalah : 1. Rambu peringatan hati-hati. 2. Papan peringatan berupa kata-kata KURANGI KECEPATAN ZONA SELAMAT SEKOLAH. 3. Rambu peringatan penyeberangan orang. 4. Rambu peringatan lampu pengatur lalu lintas. 5. Rambu batas kecepatan maksimum dengan papan tambahan informasi perioda batasan kecepatan. 6. Rambu larangan parkir sepanjang Zona Selamat Sekolah. 7. Rambu petunjuk tempat penyeberangan jalan. 8. Rambu batas akhir kecepatan maksimum. 2.2.3 Contoh Tipikal ZoSS Gambar 5. ZoSS pada Tipe Jalan 2/2 UD VOLUME 6 NO.2, OKTOBER 2010 59

Evaluasi Penerapan Zona Selamat Sekolah di Kota Padang 2.2.4 Prosedur Penyelenggaraan ZoSS Prosedur penyelenggaraan ZoSS disajikan pada bagan alir berikut. Gambar 6. Bagan Alir Prosedur Penyelenggaraan ZoSS 60 JURNAL REKAYASA SIPIL

Titi Kurniati, Hendra Gunawan, Dony Zulputra 2.3 Survei Evaluasi Penerapan ZoSS 1. Pengukuran dimensi jalan dan ZoSS serta pendataan semua perlengkapan fasilitas Zona Selamat Sekolah. 2. Survei perilaku penyeberang jalan. a. Populasi dari survai ini adalah semua siswa yang berada di sekolah tersebut, mereka beraktifitas menyeberang jalan hampir tiap hari. b. Ukuran sample adalah minimal 10% dari jumlah siswa di sekolah tersebut. Metode pemilihan sampel adalah acak sederhana (simple random sampling), dengan waktu pengambilan disesuaikan waktu belajar di sekolah bersangkutan. Ada 4 (empat) kriteria yang dinilai terhadap perilaku siswa menyeberang jalan, yaitu : Prosedur baku cara menyeberang. Cara menyeberang (berjalan atau berlari). Fasilitas yang digunakan dalam menyeberang. Status penyeberang (mandiri atau tidak mandiri). c. Analisa data dengan menggunakan statistik uji normal, yaitu : Zhit = P 0,5 Σkelompok ; P = P (1 P) n (1) n dimana n adalah ukuran sampel. d. Kesimpulan, jika nilai Zhit dibandingkan dengan Ztabel, maka: Zhit Ztabel Perilaku pejalan kaki di sekolah tersebut sudah selamat dengan tingkat kesalahan 5%. Zhit < Ztabel Perilaku pejalan kaki di sekolah. tersebut belum selamat dengan tingkat kesalahan 5%. 3. Survei kecepatan dan volume lalu lintas. a. Kecepatan sesaat kendaraan melewati ZoSS diukur dengan alat speed gun. Populasi dalam survai ini adalah semua kendaraan yang lewat di jalan sekolah. Ukuran sample adalah minimal 30 unit kendaraan. Metode pemilihan sample adalah dengan acak sederhana (simple random sampling). Analisa data, dengan menggunakan statistik uji Z, dimana : Zhit = X 20 Sd n Σ X i ; X = n ; Sd = Σ ( X ) 2 i X n 1 Kesimpulan, jika nilai Zhit dibandingkan dengan Ztabel, maka: Zhit Ztabel maka jalan di sekolah tersebut sudah selamat dengan tingkat kesalahan 5%. Zhit > Ztabel maka jalan di sekolah tersebut belum selamat dengan tingkat kesalahan 5%. b. Volume kendaraan Populasi dalam survai adalah semua kendaraan yang lewat di jalan sekolah. Kendaraan disurvai, diklasifikasikan kedalam 4 kelompok, yaitu : Kendaraan ringan (LV), Kendaraan Berat (HV), Sepeda motor (MC), Kendaraan tidak bermotor. Kesimpulan, dengan diperolehnya nilai rasio volume (Q) per kapasitas (C) dan tingkat pelayanan akan terlihat perilaku lalu lintas. 4. Survei perilaku pengantar siswa. Populasi merupakan jumlah kendaraan pengantar siswa baik kedaraan pribadi ataupun bus sekolah atau angkutan umum (2) VOLUME 6 NO.2, OKTOBER 2010 61

Evaluasi Penerapan Zona Selamat Sekolah di Kota Padang Ukuran sampel minimal adalah 10% dari jumlah siswa sekolah tersebut Metode pemilihan sampel adalah dengan acak sederhana (simple random sampling). Analisa data sama dengan analisa data perilaku penyeberang jalan. 3. ANALISA DAN PEMBAHASAN 3.1 Waktu Pelayanan ZoSS Sebagai sebuah zona yang ditujukan untuk meningkatkan keselamatan pejalan kaki, ZoSS didepan sekolah lokasi penelitian (SMP N 31 Padang, SD N 03 Alai, SD N 04-21 Purus) sudah dilengkapi dengan alat pengendali lalu lintas (marka dan rambu lalu lintas) Pembatasan kecepatan berbasis waktu dilakukan untuk periode waktu jam 06.30 sampai jam 13.00, dimana pada siswa mulai datang ke lokasi dan meninggalkan lokasi pada periode tersebut. Tapi dilapangan ditemukan bahwa periode kedatangan dan kepergian melewati waktu tersebut, kecuali pada SD N 03 Alai Padang. Pada SMP N 31 Padang, siswa mulai datang jam 06.45 dan meninggalkan lokasi sekolah pada jam 14.30 karena jam pulang sekolah adalah jam 14.15. Sementara di SD N 04-21, siswa mulai datang jam 06.50 dan meninggalkan lokasi sekolah pada jam 17.00 karena adanya sistem dua shift, yaitu shift I untuk SD N 13 dan SD N 14 pada pagi hari (07.30-12.15) dan shift II untuk SD N 04 dan SD N 21 pada siang hari (12.30-15.00). Sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat nomor SK 3236/AJ 403/DRJD/2006 mengenai waktu operasi ZoSS yang direkomendasikan 2 jam di pagi hari (06.30-08.30) dan 2 jam di siang hari (12.00-14.00) dapat disesuaikan dengan kebutuhan sekolah. Oleh karena itu perlu adanya penyesuaian waktu operasi ZoSS di Kota Padang sesuai dengan kedatangan dan kepulangan siswa sekolah masing-masing, agar penerapan program ZoSS dapat memenuhi sasaran perencanaan. 3.2 Perilaku Penyeberang Jalan dan Pengantar Perilaku siswa dalam menyeberang di uji dengan statistik distribusi normal (uji Z) terlihat pada Tabel 2, dan perilaku pengantar ditampilkan pada Tabel 3. Tabel 2. Uji Perilaku Penyeberang Jalan Lokasi ZoSS P Zhitung Pagi Siang Pagi Siang SMP N 31 Padang 0.59 0.58 1.792 1.613 SD N 03 Alai 0.65 0.58 2.388 1.384 SD N 04-21 Purus 0.62 0.58 1.588 1.426 Ztabel 1.645 Keterangan Jika Zhit Ztabel, maka penyeberang sudah selamat Tabel 3. Uji Perilaku Pengantar Lokasi ZoSS P Zhitung Pagi Siang Pagi Siang SMP N 31 Padang 0.60 0.59 1.707 1.453 SD N 03 Alai 0.62 0.60 2.019 1.881 SD N 04-21 Purus 0.54 0.59 0.567 1.569 Ztabel 1.645 Keterangan Jika Zhit Ztabel, maka penyeberang sudah selamat 62 JURNAL REKAYASA SIPIL

Titi Kurniati, Hendra Gunawan, Dony Zulputra Perilaku siswa dalam menyeberang jalan pada SMPN 31 dan SDN 03 Alai di pagi hari sudah selamat, hal ini dimungkinkan dengan adanya petugas polisi yang membantu. Sedangkan pada SDN 04-21 Purus tanpa bantuan petugas di pagi hari siswa belum selamat, seperti juga pada siang hari. Hal ini demikian juga terjadi pada perilaku pengantar. 3.3 Analisa Kecepatan Kendaraan Analisa kecepatan kendaraan terhadap keselamatan siswa dalam menyeberang di uji dengan statistik distribusi normal (uji Z), dapat dilihat pada Tabel 4. Hasil analisa Uji Z dengan tingkat kesalahan 5 %. Tabel 4. Uji Z Kecepatan Kendaraan Lokasi Lajur Menuju Standar Deviasi Zhitung Pagi Siang Pagi Siang SMP N 31 Padang Unand 4.189 5.246 0.774 2.827 Pasar Raya 4.992 5.609 1.358 2.619 SD N 03 Alai Jati 4.154 4.312 0.354 1.808 Gunung Pangilun 5.078 4.086 1.478 3.248 SD N 04-21 Purus Ulak Karang 3.877 4.86 5.694 6.591 Pasar Raya 3.944 4.972 6.362 7.758 (Sumber : Hasil analisa kecepatan kendaraan) Ztabel 1.645 Kecepatan kendaraan pada lokasi ZoSS pagi hari terlihat pada lokasi SMPN 31, SDN 03 Alai Zhit lebih kecil dari Ztabel, maka penyeberang dikatakan sudah selamat, hal ini sangat dimungkinkan dengan adanya bantuan petugas polisi dalam mengatur lalu lintas. Sedangkan pada SDN 04-21 Purus Zhit lebih besar dari Ztabel, maka penyeberang dikatakan belum selamat. Begitu pula kondisi pada siang hari pada semua lokasi karena Zhit lebih besar dari Ztabel maka penyeberang dikatakan belum selamat. Jadi terlihat bahwa keberadaan ZoSS belum dipahami oleh pengguna jalan. Untuk perilaku lalu lintas dapat dianalisis dari V/C yang terlihat pada Tabel 5. Tabel 5. Analisa V/C Ruas Jalan Lokasi Total Kendaraan (smp/jam) Kapasitas Jalan (smp/jam) Q / C Tingkat Layanan (LOS) SMP N 31 Padang 2143.88 3609 0.59 B SD N 03 Alai 2197.91 3890.64 0.56 B SD N 04-21 Purus 2224.96 6937.63 0.32 B Berdasarkan derajat kejenuhan atau rasio Q/C dan tingkat pelayanan (LoS) pada ruas jalan di lokasi survei terlihat rasio Q/C adalah berkisar 0,32 0.59 dengan tingkat layanan B. Hal ini menunjukkan bahwa arus stabil dengan dengan volume lalu lintas sedang dan kecepatan mulai dibatasi oleh kondisi lalu lintas. VOLUME 6 NO.2, OKTOBER 2010 63

Evaluasi Penerapan Zona Selamat Sekolah di Kota Padang 4. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Program ZoSS di Kota Padang belum berjalan sesuai rencana. Hal ini terlihat dari uji perilaku penyebrang jalan dan pengantar, serta uji kecepatan kendaraan pada lokasi penelitian menunjukkan siswa sekolah belum selamat walaupun ada ZoSS, kecuali ada bantuan petugas polisi. 2. Disarankan untuk peningkatan kepatuhan pengguna jalan dan siswa melalui peningkatan sosialisasi tentang ZoSS dan manfaatnya (berupa leaflet, sosialisasi lewat media cetak dan elektronik, ceramah ke sekolah, lomba keselamatan dan lain-lain). DAFTAR PUSTAKA Departemen Perhubungan Direktur Jenderal Perhubungan Darat, (2006), Uji Coba Penerapan Zona Selamat Sekolah di 11 (Sebelas) Kota di Pulau Jawa, Peraturan No.: SK 3236/AJ 403/DRJD/2006. Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat ITB, (1997), Metode Survei Lalu lintas dan Transportasi, KBK Rekayasa Transportasi Jurusan Teknik Sipil, ITB. 64 JURNAL REKAYASA SIPIL