`BAB I PENDAHULUAN. A. Gambaran Umum Kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan. Dan Asset Daerah (Dppkad) Kabupaten Boyolali

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset. a. Sejarah singkat DPPKAD Kabupaten Boyolali

BAB I PENDAHULUAN. 1. Sejarah Singkat DPPKAD Kabupaten Boyolali

BAB III PEMBAHASAN. 1. Sejarah Singkat DPPKAD Kabupaten Boyolali. menjadi Dinas Penghasilan Daerah Tingkat II Boyolali.

BAB I PENDAHULUAN. A. Gambaran Umum Obyek Penelitian. 1. Sejarah Berdirinya Dinas Pendapatan, Pengelolaan, Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Boyolali

BAB III PEMBAHASAN. daerah dan tugas pembantu di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan. Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. dalam lingkungan Pemerintah kabupaten Karanganyar yang berkedudukan

BAB I PENDAHULUAN. Perangkat Daerah dalam lingkungan Pemerintah kabupaten Karanganyar

BUPATI KERINCI PERATURAN BUPATI KERINCI NOMOR 5 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan perekonomiannya, Indonesia harus meningkatkan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Sejarah Berdiri dan Berkembangnya Dinas Pendapatan dan. Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Kota Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan ekonomi daerah khususnya pemerintah kota merupakan

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 76 TAHUN 2008 TENTANG

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. masyarakat berdasarkan asas desentralisasi serta otonomi fiskal maka daerah

BAB I PENDAHULUAN. antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pelaksanaan

Paragraf 2 Bagian Kesatu Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Pasal 22. Pasal 23

BAB I PENDAHULUAN. A. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG

BAB 2 GAMBARAN UMUM INSTANSI

BAB I PENDAHULUAN. mengurus keuangannya sendiri dan mempunyai hak untuk mengelola segala. sumber daya daerah untuk kepentingan masyarakat setempat.

BAB I PENDAHULUAN. mayoritas bersumber dari penerimaan pajak. Tidak hanya itu sumber

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi diperoleh dari perpajakan sebesar Rp1.235,8 triliun atau 83% dari

BAB I PENDAHULUAN. ini tidak terlepas dari keberhasilan penyelenggaraan pemerintah propinsi maupun

BAB I PENDAHULUAN. pada sensus penduduk yang dilakukan pada 1 Mei 15 Juni 2010 tercatat paling

BAB III GAMBARAN UMUM DAN METODE PENELITIAN Gambaran Umum Kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan

BAB III KONTRIBUSI PENDAPATAN PAJAK PARKIR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA SEMARANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI. A. Sejarah Berdirinya Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah adalah salah satu

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

BAB IV GAMBARAN UMUM Sekilas Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung. UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan antara pemerintah pusat dan

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintahan dengan memberikan keleluasaan pada

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan suatu daerah otonom dapat berkembang sesuai dengan kemampuan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. 1. Sejarah Berdirinya DPPKAD Karanganyar. Karanganyar yang berkedudukan sebagai Dinas Daerah. DPPKAD

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA PEKANBARU. Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Pekanbaru. Berdasarkan Surat Edaran

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan daerahnya sendiri, membuat peraturan sendiri (PERDA) beserta

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN KOTA BATU

Evaluasi penerimaan pajak hotel dan restoran terhadap pendapatan asli daerah kab. Wonogiri (Tahun Anggaran 1999/2000, 2000/2001, dan 2002)

BAB II TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DPPKAD. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2010 NOMOR 39 SERI B

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sedangkan pengertian pajak menurut Marihot P. Siahaan (2010:7) adalah: 1. Yang berhak memungut pajak hanyalah negara.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat untuk penyelenggaraan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk. membayar pengeluaran umum (Mardiasmo, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. 1. Sejarah dan Perkembangan DPPKA Surakarta. Kota Surakarta tidak luput dengan sejarah Kota Surakarta sebagai wilayah

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang dijadikan studi kasus adalah Dinas Pendapatan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemerintah daerah diberi kewenangan yang luas untuk mengurus rumah

BAB I PENDAHULUAN. dikelola dengan baik dan benar untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang sebagai

Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi Ben

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang sehingga

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adil dan makmur sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar pembangunan tersebut dibutuhkan dana yang cukup besar.

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan prinsip

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN KEUANGAN DAN ASET KABUPATEN SUMBAWA

BAB II LANDASAN TEORI. untuk pengeluran umum (Mardiasmo, 2011; 1). menutup pengeluaran-pengeluaran umum (Ilyas&Burton, 2010 ; 6).

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu bagian dari pendapatan yang diterima oleh negara. Di

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, melalui pengeluaran-pengeluaran rutin dan pembangunan yang

PAJAK & RETRIBUSI PARKIR

BAB I PENDAHULUAN. 1. Sejarah Berdirinya DPPKAD Kabupaten Sukoharjo. Organisasi Perangkat Daerah, ditegaskan bahwa perangkat daerah berdiri dari

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PENDAPATAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. adalah ketersediaan dana oleh suatu negara yang diperlukan untuk pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI TUGAS AKHIR. A. Sejarah Singkat Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 32 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

Pembentukan Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan didasarkan pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. tentang Pemerintahan Daerah, pada Pasal 1 ayat (5) disebutkan bahwa otonomi

BUPATI KUTAI BARAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI KUTAI BARAT NOMOR 24 TAHUN 2017 TENTANG

BAB IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN Deskripsi Umum Ruang Lingkup Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PERATURAN BUPATI BREBES NOMOR 001 TAHUN 2018 TENTANG TENTANG TATA CARA PEMBERIAN INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DI KABUPATEN BREBES

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan nasional,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR : LAMPIRAN : 3 (TIGA) TENTANG TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN KEUANGAN DAERAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pemerintah Kota Bandar Lampung

BAB I PENDAHULUAN. No.22 tahun 1999 dan Undang-undang No.25 tahun 1999 yang. No.33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 98 TAHUN 2016 TENTANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu Negara, ketersediaan data dan informasi menjadi sangat penting dalam

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS PEMUNGUTAN PAJAK RESTORAN DI KOTA PADANG. Oleh: FIKRI ZUHRI PADANG

BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. Pada mulanya Dinas Pendapatan Kota Medan adalah suatu sub bagian pada

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA MALANG PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 65 TAHUN TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang

Transkripsi:

`BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan Asset Daerah (Dppkad) Kabupaten Boyolali 1. Sejarah Singkat Mengenai Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan Asset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Boyolali Pada awal Kantor Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten DATI II Boyolali yang beralamatkan di Jl. Teratai N0. 6 Boyolali belum merupakan dinas, melainkan hanya seksi dari bagian perekonomian Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali yang disebut Seksi Pasar. Berdasarkan Surat Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Boyolali Tanggal 7 Maret 1974, Nomor Hukum B.3/III/1974 berubah nama menjadi Dinas Penghasilan Daerah Tingkat II Boyolali. Pada tahun 1974 sesuai dengan surat Keputusan menteri Dalam negeri Nomor KUPP.7/12/41-101, tanggal 6 Juni 1979 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah Tingkat II, diubah lagi dengan nama Dinas Pendapatan Daerah (DIPENDA) Tingkat II Boyolali. Sesuai dengan instruksi Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Tengah nomor 970/611/1990 tentang Pemberlakuan Manual Pendapatan Daerah (MAPATDA), maka sejak tahun 1991 Perda nomor 7 tahun 1997 dinilai tidak sesuai lagi, sehingga Perda tersebut harus disesuaikan dengan 1

2 mengeluarkan Perda baru yaitu Perda Nomor 9 tahun 1991 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah Tingkat II Boyolali. Berkaitan dengan dikeluarkan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, mengenai pelaksanaan otonomi daerah maka Perda Nomor 9 Tahun 1999 diubah menyeluruh sehingga Pemkab Boyolali mengeluarkan Perda baru yaitu Perda Nomor 2 Tahun 2001 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata kerja Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Boyolali. Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 2 Tahun 2001 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kabupaten Boyolali (DPPKAD), yang tugasnya membantu Bupati dalam menyelenggarakan pemerintahan daerah dalam bidang pendapatan. Seiring dengan berjalannya waktu maka Pemerintah Daerah pada tahun 2008 telah melaksanakan perubahan yang baru yakni Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Susunan Organsisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. Berkaitan dengan hal tersebut maka Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 2 Tahun 2001 mulai tahun 2008 dinyatakan tidak berlaku lagi. Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang mempunyai tugas memimpin dan mengkoordinasikan pelaksanaan urusan pemerintahan daerah berdasarkan atas otonomi daerah dan tugas pembantu di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset

3 daerah. Kepala Dinas berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah (SEKDA) Kabupaten Boyolali. DPPKAD mempunyai tugas melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas di Bidang Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah juga mempunyai visi Terwujudnya manajemen pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah yang profesional, transparan, dan akuntabel. Dalam menyelenggarakan tugas pokok Dinas Pendapatan Pengelolaan dan Keuangan Daerah (DPPKAD) mempunyai fungsi, yaitu: a. Pelaksanaan perumusan kebijakan teknis di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah. b. Pengorganisasian dan perencanaan dalam upaya pengelolaan pendapatan, anggaran, akuntansi dan perbendaharaan serta pembiayaan dan pengelolaan aset daerah. 2. Struktur Organisasi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan Asset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Boyolali Struktur organisasi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Boyolali terdiri atas : a. Kepala Dinas b. Sekretariat, terdiri dari: 1) Sub Bagian Perencanaan Dan Pelaporan

4 2) Sub Bagian Umum Dan Kepegawaian 3) Sub Bagian Keuangan c. Bidang PBB dan BPHTB, terdiri dari: 1) Seksi Pendaftaran Dan Pendataan 2) Seksi Penetapan 3) Seksi Penagihan dan Pelaporan d. Bidang Pajak Daerah dan Pendapatan Lain-Lain, terdiri dari: 1) Seksi Pendataan dan Penetapan 2) Seksi Penagihan 3) Seksi Dana Perimbangan Pendapatan Lain-Lain dan Pengendalian Pendapatan e. Bidang Anggaran, terdiri dari: 1) Seksi Penyusunan APBD 2) Seksi Pembinaan dan Pengelolaan Dana Bantuan Daerah 3) Seksi Evaluasi Administrasi APBD f. Bidang Akuntansi dan Perbendaharaan, terdiri dari: 1) Seksi Pembukuan dan Pelaporan 2) Seksi Perbendaharaan 3) Seksi Pengelolaan Kas Daerah

5 g. Bidang Pembiayaan dan Pengelolaan Aset Daerah, terdiri dari: 1) Seksi Pengelolaan Asset Daerah 2) Seksi Pendataan Aset 3) Seksi Utang Piutang Dan Investasi

6 KEPALADPPKAD SEKRETARIAT KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SUBBAG UMUM & KEPEGAWAIAN SUBBAG KEUANGAN SUBBAG PERENCANAAN BIDANG PBB & BPHTB BIDANG PAJAK DAERAH&PENDAPAT AN LAIN2 BIDANG ANGGARAN BIDANG AKUNTANSI & PERBENDAHARAAN BIDANG PEMBIAYAAN & PENGELOLAAN ASET DAERAH SEKSI PENDAFTARAN SEKSI PENDATAAN SEKSI PENYUSUNAN APBD SEKSI PEMBUKUAN SEKSI PENGELOLAAN ASET DAERAH SEKSI PENETAPAN SEKSI PENAGIHAN SEKSI PEMBINAAN & PENGELOLAAN DANA BANTUAN DAERAH SEKSI PERBENDAHARAA N SEKSI PENDATAAN ASET SEKSI PENAGIHAN&PELAPOR AN SEKSI DANA PERIMBANGAN PENDAPATAN LAIN-LAIN & PENGENDALIANPENDAPAT UPT SEKSI EVALUASI ADMINISTRASI APBD SEKSI PENGELOLAAN KAS DAERAH SEKSI UTANG PIUTANG DAN INVESTASI Gambar 1.1 STRUKTUR ORGANISASI DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET KABUPATEN BOYOLALI

7 3. Tugas Dan Fungsi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan Asset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Boyolali Sesuai dengan peraturan bupati No. 30 tahun 2012 tentang Penjabaran Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Daerah Kabupaten Boyolali, dalam melaksanakan tugasnya DPPKAD mendapat pembinaan teknik fungsional dari DPPKAD Tingkat I agar dalam melaksanakan tugas dan fungsi dari masing-masing dapat menghasilkan sesuatu yang berdaya guna dan lebih efisian dalam masyarakat Kabupaten Boyolali, maka dari itu tugas yang dilakukan menurut jabatannya adalah: a. Kepala Dinas Kepala Dinas bertugas memimpin dan mengkoordinasikan pelaksanaanurusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi daerah dan tugaspembantuan di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah. b. Sekretariat Sekretariat bertugas untuk melaksanakan urusan surat-menyurat, rumahtangga, hubungan mayarakat, keprotokolan, barang, keuangan,perencanan, penelitian dan pelaporan, serta urusan umum dankepegawaian Sekretariat terdiri dari: 1) Seksi Umum dan Kepegawaian Seksi ini bertugas melaksanakan pengelolaan dan pengolahan administrasi umum meliputi surat menyurat, kearsipan, rumah

8 tangga, hubungan masyarakat, keprotokolan, administrasi kepegawaian dan pengelolaan barang 2) Seksi Keuangan Seksi ini mempunyai tugas pokok melaksanakan administrasi penatausahaan keuangan, pengelolaan keuangan dan pertanggungjawaban administrasi keuangan 3) Seksi Perencanaan dan Pelaporan Seksi ini mempunyai tugas pokok melakanakan pengunmpulan data, penyusunan dokumen satuan kerja dan rencana anggaran, serta menyusun laporan. c. Bidang Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan Bidang Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunanbertugas untuk melaksanakan pendaftaran, pendataan, penilaian, pengolahan data, penetapan, penagihan, pelaporan, pelayanan, penyuluhan, intensifikasi dan ekstensifikasi pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan. Bidang ini terdiri dari tiga seksi: 1) Seksi Pendaftaran dan Pendataan PBB Dan BPHTB Seksi ini mempunyai tugas pokok melaksanakanpendaftaran, pendataan, penilaian dan pemetaan objek dan subjek Pajak Bumi Bangunan (PBB) dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)

9 2) Seksi Penetapan Pajak Bumi Dan Bangunan dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan Seksi ini mempunyai tugas pokok menetapkan besarnya nilai Pajak Bumi Bangunan (PBB) dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), menyampaikan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD), Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD), Daftar Himpunan Ketetapan Pajak (DHKP) dan blangko lain yang diperlukan dalam penetapanpajak Bumi Bangunan (PBB) dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) 3) Seksi Penagihan dan PelaporanPajak Bumi Bangunan dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan Seksi ini mempunyai tugas pokok melakukan penagihan, penyetoran, penyuluhan, penyisiran tunggakan, membuat target pendapatan, dan membuat laporan realisasi pendapatan Pajak Bumi Bangunan (PBB) dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB). d. Bidang Pajak Daerah dan Pendapatan Lain-Lain Bidang Pajak Daerah dan Pendapatan Lain-lain mempunyai tugas pokok melaksanakan pendaftaran, pendataan, penilaian, penetapan, penagihan, pelayanan, penyuluhan, intensifikasi dan ekstensifikasi pajak daerah, melakukan pengurusan dana perimbangan, lain-lain pendapatan daerah yang sah, menyusun rencana pendapatan, menghitung realisasi pendapatan serta menyusun dan menyiapkan

10 rancangan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pendapatan daerah. Bidang ini terdiri dari tiga seksi: 1) Seksi pendataan dan penetapan pajak dareah Seksi ini mempunyai tugas pokok melaksanakan pendaftaran, pendataan, penilaian, penghitungan, penetapan, penerbitan, dan penyampaian Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) 2) Seksi Penagihan Pajak Daerah Seksi ini mempunyai tugas pokok memverifikasi Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD), menerima, menagih, menyetorkan,melaporkan realisasi pajak daerah 3) Seksi Dana Perimbangan, Pendapatan Lain-Lain Dan Pengendalian Pendapatan Seksi ini mempunyai tugas pokok melaksanakan pengurusandanaperimbangan, lain-lain pendapatan daerah yang sah, menyusun rencana pendapatan daerah, menghitung realisasi pendapatan daerah serta menyusun dan menyiapkan rancangan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pendapatan daerah. e. Bidang Anggaran Bidang Anggaran mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, rancangan perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, pengesahan DPA-SKPD/DPA-SKPKD, penerbitan Surat Penyediaan Dana (SPD),

11 penyusunan pedoman penatausahaan pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, penyusunan standard satuan harga, pengelolaan belanja subsidi, hibah, bantuan sosial, bagi hasil, bantuan keuangan,belanja tidak terduga, dan evaluasi Administrasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Bidang ini terdiri dari tiga seksi: 1) Seksi Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Seksi ini mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, dan rancangan perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, penerbitan Surat Penyediaan Dana (SPD) 2) Seksi Pembinaan dan Pengelolaan Dana Bantuan Daerah Seksi ini mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan belanja subsidi,hibah, bantuan sosial, bagi hasil dan bantuan keuangan serta belanja tidak terduga 3) Seksi Evaluasi Administrasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Seksi ini mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan pedoman penatausahaan pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, dan melaksanakan evaluasi Administrasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah,menyusun analisa standar biaya, dan menyusun standar harga. f. Bidang Akuntansi dan Perbendaharaan Bidang Akuntansi dan Perbendaharaan mempunyai tugas pokok melaksanakan pengujian Surat Perintah Membayar (SPM), penerbitan

12 Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D), pembayaran gaji pegawai, pencatatan perkembangan realisasi penerimaan dan pengeluaran pelaksanaan APBD, penyusunan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD dan pengelolaan penerimaan dan pengeluaran kas daerah. Bidang ini terdiri dari tiga seksi: 1) Seksi Pembukuan Dan Pelaporan Seksi ini mempunyai tugas pokok melaksanakan pencatatan perkembangan realisasi penerimaan dan pengeluaran pelaksanaan APBD, penyusunan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD 2) Seksi Perbendaharaan Seksi ini mempunyai tugas pokok melaksanakan pengujian Surat Perintah Membayar (SPM), penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D), pembayaran gaji pegawai 3) Seksi Pengelolaan Kas Daerah Seksi ini mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan penerimaan dan pengeluaran kas daerah. g. Bidang Pengelolaan dan Pembiayaan Aset Bidang Pengelolaan dan Pembiayaan Aset mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan perencanaan kebutuhan dan penganggaran, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, penyaluran, penggunaan, penatausahaan, pemanfaatan, pengamanan dan pemeliharaan, penilaian, penghapusan, pemindahtanganan barang milik daerah,

13 tuntutan perbendaharaan dan ganti rugi, utang piutang dan investasi pemerintah daerah. Bidang ini terdiri dari tiga seksi: 1) Seksi Pengelolaan Asset Seksi ini mempunyai tugas pokok melaksanakan penerimaan, penyimpanan dan penyaluran, pengamanan dan pemeliharaan, penghapusan dan pemindahtanganan barang milik daerah 2) Seksi Pendataan Asset Daerah Seksi ini mempunyai tugas pokok melaksanakan perencanaan kebutuhan dan penganggaran, penggunaan, penatausahaan, penilaian barang milik daerah 3) Seksi Utang Piutang Dan Investasi Seksi ini mempunyai tugas pokok melaksanakan pemanfaatan barang milik daerah, tuntutan perbendaharaan dan ganti rugi, utang piutang dan investasi. 4. Visi dan Misi DPPKAD Kabupaten Boyolali Visi DPPKAD Kabupaten Boyolali adalah terwujudnya pengelolaan pendapatan, keuangan dan asset daerah yang professional, transparan dan akintabel. Sedangkan, Misi DPPKAD Kabupaten Boyolali adalah meningkatkan efektivitas sumber pendapatan daerah; meningkatan efektivitas dan efisiensi dalam pengelolaan keuangan dan asset daerah; menerapkan sistem pengelolaan barang milik daerah dan penilaian asset sesuai SAP secara efektif dan transparan; dan memantapkan koordinasi perencanaan anggaran dan menjamin likuiditas anggaran daerah.

14 B. Latar Belakang Masalah Suatu negara pasti memiliki sumber pendapatannya sendiri. Untuk negara Indonesia, sumber pendapatan atau penerimaannya berasal dari tiga hal yaitu, Penerimaan Perpajakan, Penerimaan Bukan Pajak, dan Penerimaan Hibah. Penerimaan dari Perpajakan merupakan salah satu yang terbesar dibandingkan Penerimaan Bukan Pajak dan Penerimaan dari sektor Hibah. Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH, dalam bukunya Mardiasmo (2013), pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontra prestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara, khususnya di dalam pelaksanaan pembangunan karena pajak merupakan sumber pendapatan negara untuk membiayai semua pengeluaran termasuk pengeluaran pembangunan. Uang yang dihasilkan dari perpajakan digunakan oleh negara dan institusi di dalamnya sepanjang sejarah untuk mengadakan berbagai macam fungsi. Beberapa fungsi tersebut antara lain untuk pembiayaan perang, penegakan hukum, keamanan atas aset, infrastruktur ekonomi, pekerjaan publik, subsidi, dan operasional negara itu sendiri. Menurut lembaga pemungutnya, pajak dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara. Contoh: Pajak

15 Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, dan Pajak Penjualan atas BArang Mewah, dan Bea Materai 2. Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Sesuai dengan Undang-Undang No. 28 Tahun 2009, Pajak Daerah terdiri dari Pajak Provinsi dan Pajak Kabupaten/Kota. a. Pajak Provinsi, terdiri atas: Pajak Kendaraan Bermotor; Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor; Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor; Pajak Air Permukaan; dan Pajak Rokok. b. Pajak Kabupaten/Kota, terdiri atas; Pajak Hotel; Pajak Restoran; Pajak Hiburan; Pajak Reklame; Pajak Penerangan Jalan; Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan; Pajak Parkir; Pajak Air Tanah; Pajak Sarang Burung Walet, Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan, dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan. Pajak juga memiliki dua fungsi.menurut Mardiasmo (2013) fungsi tersebut terdiri dari Fungsi Budgetair dan Fungsi Regulerend. Fungsi Budgetair sendiri berarti pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluarannya. Sedangkan, Fungsi Regulerend atau bisa disebut sebagai Fungsi Mengatur memiliki arti bahwa pajak digunakan sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi. Dalam rangka mewujudkan dua fungsi pajak tersebut, khususnya di tingkat Pemerintah Daerah, maka Pemerintah Daerah diberikan

16 wewenang untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri, atau biasa disebut dengan Otonomi Daerah. Menurut Undang-Undang No. 23 Tahun 2014, Otonomi Daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem Negara Keatuan Republik Indonesia. Pelaksanaan otonomi daerah dititikberatkan pada Daerah Kabupaten dandaerah Kota dimulai dengan adanya penyerahan kewenangan dari pemerintahpusat ke pemerintah daerah disertai penyerahan dan pengalihan pembiayaan. Dalam mengupayakan otonomi daerah yang dititikberatkan pada Daerah Kabupaten dan Daerah Kota, penerimaan pajak merupakan salah satu Pendapatan Asli Daerah yang penting untuk Pemerintah Daerah. Seperti yang telah dijabarkan sebelumnya, salah satu yang termasuk dalam Pajak Kabupaten/Kota adalah Pajak Restoran. DPPKA/DPPKAD adalah salah satu dinas daerah yang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan urusan pemerintah di bidang pendapatan pengelolaan keuangan dan asset. Salah satu urusan pemerintah daerah, khususnya di Kabupaten Boyolali, adalah upaya untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah. Upaya ini digunakan untuk meningkatkan pembangunan di Kabupaten Boyolali. Pemerintah Kabupaten Boyolali dalam upaya menghimpun dana guna meningkatkan kualitas maupun kuantitas pembangunan daerah saat ini terdiri atas

17 delapan jenis Pajak Daerah, yaitu: (1) Pajak Hotel, (2) Pajak Restoran, (3) Pajak Hiburan, (4) Pajak Reklame, (5) Pajak Penerangan Jalan, (6) Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan, (7) Pajak Parkir, (8) Pajak Air Tanah. Dari jenis pajak tersebut Pajak Restoran di Kabupaten Boyolali realisasinya mengalami peningkatan yang cukup tinggi dan cukup berpotensi mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Menurut Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah serta Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali No. 7 Tahun 2011, Pajak Restoran adalah Pajak atas pelayanan yang disediakan Restoran. Sedangkan, Restoran adalah fasilitas penyedia makanan dan/atau minuman dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga rumah makan, kafetaria, kantin, warung, bar, dan sejenisnya termasuk jasa boga/katering. Pajak Restoran Kabupaten Boyolali, meliputi tiga sektor, Rumah Makan, Warung Makan, dan Katering. Dari ketiga sektor tersebut, Pajak Restoran dari sektor Kateringlah yang memiliki realisasi paling tinggi untuk meningkatkan Pajak Restoran di Kabupaten Boyolali. Besarnya penerimaan pajak restoran dari sektor katering di tahun 2013 sebesar Rp 835.335.260, tahun 2014 sebesar Rp 1.051.210.653 dan di tahun 2015 sebesar Rp 1.515.421.211. Perolehan penerimaan Pajak Restoran untuk sektor Katering selalu mengalami peningkatan. Tahun 2013 ke tahun 2014 terjadi kenaikan sebesar Rp215.875.393, di tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sekitar 44%. Meskipun terus

18 mengalami peningkatan setiap tahunnya, namun Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan Asset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Boyolali selalu berupaya untuk terus meningkatkan pajak restoran dari sektor katering dan dari sektor lainnya. Maka dari itu, pemerintah daerah Kabupaten Boyolali perlu berupaya untuk meningkatkan pajak restoran dari sektor katering untuk memperlancar pembangunan. Untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah harus melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam bidang keuangan daerah yang dikelola secara efektif dan efisien. Kabupaten Boyolali sebagai pelaksana pemerintah daerah secara aktif melakukan upaya pengembangan sumber-sumber pendapatan daerah yang salah satunya adalah pajak restoran dari sektor katering. Berdasarkan uraian diatas, penulis perlu meneliti pengaruh serta potensi pajak katering yang khususnya dilakukan oleh pemerintah daerah melalui Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan Asset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Boyolali sebagai salah satu sektor yang menjadi bahan perhitungan pajak restoran, dan pada kesempatan ini penulis mengangkat masalah tersebut sebagai Tugas Akhir dengan judul ANALISIS PENGARUH DAN POTENSI PAJAK KATERING TERHADAP PAJAK RESTORAN KABUPATEN BOYOLALI (TAHUN 2013-2015).

19 C. Rumusan Masalah Sejak diberlakukannya tarif pajak atas jasa boga atau katering di Kabupaten Boyolali pada tahun 2013, hal ini tentu saja mempengaruhi penerimaan pajak daerah khususnya untuk pajak restoran.meskipun terdapat peningkatan terhadap penerimaannya, tetapi hasil penerimaan yang didapatkan pemerintah Kabupaten Boyolali sebenarnya masih bisa digali lagi jika melihat potensi yang sesungguhnya dari pajak katering tersebut.untuk mengetahui potensi yang ada, maka pemerintah hendaknya memeriksa apakah pemungutan pajak katering ini sudah cukup efektif atau belum. Berdasarkan uraian diatas, penulis dapat merumuskan masalahnya sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh Pajak Katering terhadap kenaikan Pajak Restoran di Kabupaten Boyolali? 2. Bagaimana potensi Pajak Katering di Kabupaten Boyolali? 3. Bagaimana efektivitas pemungutan Pajak Katering di Kabupaten Boyolali? D. Tujuan Penulisan Tujuan penelitian yang ingin dicapai penulis dalam menyusun tugas akhir ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh Pajak Katering terhadap kenaikan Pajak Restoran di Kabupaten Boyolali. 2. Untuk mengetahui potensi Pajak Katering di Kabupaten Boyolali. 3. Untuk mengetahui efektivitas pemungutan Pajak Katering di Kabupaten Boyolali. E. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian yang akan didapat dalam menyusun tugas akhir adalah: 1. Bagi Penulis a. Dalam rangka memenuhi syarat guna mencapai derajat Ahli Madya program studi Diploma III Perpajakan, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

20 b. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan penulis mengenai peraturan, tata cara pemungutan, serta besaran Pajak Restoran untuk sektor Katering di Kabupaten Boyolali. c. Menerapkan ilmu yang sudah didapat selama berada di bangku kuliah dengan keadaan yang sebenarnya. 2. Bagi Kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan Kuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Boyolali Dapat digunakan sebagai salah satu sumber informasi dalam upaya mempertahankan atau bahkan meningkatkan penerimaan untuk tahun selanjutnya. 3. Bagi Pihak Lain a. Dapat mengetahui penyebab pajak katering bisa menjadi salah satu objek pajak dan bagaimana tata cara pemungutannya. b. Dapat mengetahui bagaimana pengaruh serta potensi pajak katering terhadap pajak lainnya. c. Sebagai bahan acuan dalam penyusunan Tugas Akhir di masa mendatang.