ANALISIS KINERJA BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DI KECAMATAN OBA UTARA KOTA TIDORE KEPULAUAN

dokumen-dokumen yang mirip
EFEKTIVITAS PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI DESA DALAM MENUNJANG PEMBANGUNAN (Desa Lemahino Kecamatan Tobelo Selatan Kabupaten Halmahera Utara)

KINERJA KEPALA KAMPUNG DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAN PEMBANGUNAN DESA DI KAMPUNG NDUMA DISTRIK MAPNDUMA KABUPATEN NDUGA

EFEKTIFITAS KOORDINASI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DI KECAMATAN MALALAYANG KOTA MANADO

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASI PROGRAM PEMBANGUNAN DESA DI KAMPUNG MESYAM DISTRIK AIFAT TIMUR JAUH

PERANAN SEKRETARIAT DPRD DALAM MENDUKUNG FUNGSI DPRD (STUDI DI SKRETARIAT DPRD KOTA TOMOHON) BRYAN RIZKY IMMANUEL RINDENGAN FEMMY TULUSAN JOORIE RURU

ABSTRACT. Keywords : performance, functions of Parliament

Fungsi Pengawasan Badan Permusyawaratan Desa Dalam Pelaksanaan Pembangunan Desa Di Kecamatan Galela Kabupaten Halmahera Utara.

ANALISIS FUNGSI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DI DESA SETREN KECAMATAN SLOGOHIMO KABUPATEN WONOGIRI

PARLIEMENT S PERFORMANCE IN MONITORING THE DEVELOPMENT OF THE DIITRIC TALAUD ISLANDS. Welson. Y. Rompas Femmy. M. G tulusan ABSTRACT

Kinerja Badan Kepegawaian Dan Diklat Daerah Dalam Pelayanan Administrasi Pegawai Negeri Sipil Di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur.

ABSTRAK KINERJA PENGAWAS MADRASAH KEMENTERIAN AGAMA KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN Isti Diana Sari 1, Zulkarnain 2, Rosana 3

PERAN KEPALA DESA SEBAGAI ADMINISTRATOR PEMBANGUNAN DI DESA MONCONGLOE KECAMATAN MONCONGLOE KABUPATEN MAROS

EFEKTIVITAS KEBIJAKAN RESTRUKTURISASI ORGANISASI PEMERINTAH KECAMATAN MALALAYANG KOTA MANADO

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER

IMPLEMENTASI PENDEKATAN BOTTOM-UP DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN TUMPAAN KABUPATEN MINAHASA SELATAN

PERANAN KEPEMIMPINAN CAMAT DALAM PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DI DISTRIK GILOBANDU KABUPATEN TOLIKARA PROVINSI PAPUA. Eko Kogoya, J.

EFEKTIVITAS PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DESA DI DESA TOBELOS KECAMATAN IBU KABUPATEN HALMAHERA BARAT

LEMBARAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 6 TAHUN 2012 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

EFEKTIVITAS PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM MENINGKATKAN KINERJA APARATUR (Suatu Studu di Badan Kepegawaian Daerah Kota Ternate)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

Keywords: partnership, chief of village, body consultative of village, village regulation.

ANALISIS IMPLEMENTASI STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL BERDASARKAN PP NO

Keywords: Position, Authority, Governor, Local Government Administration

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi Daerah merupakan fenomena yang sangat dibutuhkan dalam era

KAJIAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH KECAMATAN TOULUAAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

KINERJA BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROV.SULUT

IMPLEMENTASI PRINSIP PELAYANAN PUBLIK DI KELURAHAN TASIKMADU BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NO 96 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN PUBLIK

PERAN PEMERINTAH DESA DALAM MENGELOLA BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES)

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA DI DESA MPANAU KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

Peranan Kepemimpinan Camat Dalam Implementasi Program Pemberdayaan Masyarakat Di Kecamatan Damau Kabupaten Kepulauan Talaud

PERAN CAMAT DALAM PENGELOLAAN ADMINISTRASI PEMERINTAH DESA DI KECAMATAN TUMPAAN KABUPATEN MINASAHA SELATAN

pelaksanaannya dapat berjalan lancar dan dapat mencapai sasaran secara efektif (Westra, 1992). Koordinasi berkenaan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 23 TAHUN 2006 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HALMAHERA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG LEMBAGA KEMASARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) TERHADAP KINERJA KEPALA DESA DI DESA ANTAP KECAMATAN SELEMADEG KABUPATEN TABANAN

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA

BAB II LANDASAN TEORI

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

Penulisan Hukum. (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk. Melengkapi Persyaratan Guna Meraih Derajat Sarjana S1 dalam Ilmu

PEMERINTAH KABUPATEN MAROS KECAMATAN MARUSU KEPALA DESA TEMMAPADDUAE PERATURAN DESA TEMMAPADDUAE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN MAROS NOMOR 01 TAHUN 2014

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN MEKANISME PENYUSUNAN PERATURAN DESA

BUPATI KEPULAUAN MERANTI

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBA TENGAH KECAMATAN MAMBORO DESA WENDEWA UTARA PERATURAN DESA NOMOR 01 TAHUN 2016

KOORDINASI CAMAT DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DI KECAMATAN KAUDITAN KABUPATEN MINAHASA UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA

ANALISA TENTANG PELAKSANAAN FUNGSI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DALAM PEMERINTAHAN DESA DUNDANGAN KECAMATAN PANGKALAN KURAS KABUPATEN PELALAWAN

Implementasi Kebijakan Pengangkatan Pejabat Struktural Di Lingkungan Pemerintah Kota Ternate ( Suatu Studi di Badan Kepegawaian Daerah Kota Ternate )

EFEKTIVITAS PENGAWASAN CAMAT DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA DI KECAMATAN TALAWAAN KABUPATEN MINAHASA UTARA

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG CACAT

PRAKTEK KEKUASAAN ELIT POLITIK DALAM DEMOKRASI (SUATU STUDI KASUS PENYUSUSUNAN PERATURAN DESA OLEH BPD DESA SUM TAHUN 2015)

WALIKOTA TIDORE KEPULAUAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 01 TAHUN 2008 T E N T A N G BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARO,

: BRIGGIE PETRONELLA ANGRAINIE

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DESA SINDANGLAYA KECAMATAN CIPANAS KABUPATEN CIANJUR NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DESA (RKP DESA) TAHUN 2015

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BUOL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI FLORES TIMUR,

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 102 TAHUN 2015

P E M E R I N T A H K A B U P A T E N K E D I R I

I. PENDAHULUAN. dilakukan langsung oleh pemerintah pusat yang disebar ke seluruh wilayah

KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT KECAMATAN... DESA...

Peranan Camat Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di Kecamatan Rainis Kabupaten Kepulaun Talaud. Alwein Majampoh Joyce J. Rares Helly Kolondam

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 6 TAHUN 2008

KEPALA DESA MIAU MERAH KABUPATEN KAPUAS HULU PERATURAN DESA MIAU MERAH NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA

KABUPATEN PESAWARAN KECAMATAN WAY RATAI DESA GUNUNGREJO PERATURAN DESA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA (RKP-DESA) TAHUN 2016

PEMERINTAH KABUPATEN KENDAL PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN

DAFTAR ISI ABSTRAK... ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN... 1

P E R A T U R A N D A E R A H

KINERJA PENDAMPING DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN JIPUT KABUPATEN PANDEGLANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG KEDUDUKAN KEUANGAN KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR TAHUN 2014 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

PERATURAN DESA BABULU LAUT NOMOR TAHUN 2016 TENTANG. RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA (RPJM Desa) TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Desa merupakan kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas

JISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ISSN Vol. 4, No. 1 (2015)

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PERATURAN DESA BERGASKIDUL KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG NOMOR : 04 TAHUN 2010 TENTANG

BAB III METODE PENELITIAN. dan Belanja Desa (APBDes) di Desa Duwet Kecamatan Bendo Kabupaten

FUNGSI BPD DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA SEPOYU, KABUPATEN LAMANDAU, KALIMANTAN TENGAH

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

BAB I KETENTUAN UMUM

BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG

PERANAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 32 TAHUN 2004 Oleh : Djoko Purwanto

EFISIENSI ADMINISTRASI PERKANTORAN DI KANTOR CAMAT MALALAYANG KOTA MANADO SRI YULAN ASI ALI MASJE PANGKEY FEMMY TULUSAN

Implementasi Kebijakan Pemberdayaan Lembaga Kemasyarakatan Dalam Pengelolaan. Pembangunan Desa di Distrik Fakfak Kabupaten Fakfak Propinsi Papua Barat

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ALOR TENTANG KERJASAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR,

KEPALA DESA MIAU MERAH KABUPATEN KAPUAS HULU PERATURAN DESA MIAU MERAH NOMOR 03 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 19 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, PEMEKARAN, PENGHAPUSAN DAN/ATAU PENGGABUNGAN KELURAHAN

PEMERINTAH KOTA BATU

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG PENATAAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

KEPALA DESA RANTAU JAYA UDIK KABUPATEN LAMPUNG TIMUR PERATURAN DESA RANTAU JAYA UDIK NOMOR 3 TAHUN 2016

KEPALA DESA KARANGPAPAK KECAMATAN CISOLOK KABUPATEN SUKABUMI PERATURAN DESA KARANGPAPAK NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

Transkripsi:

ANALISIS KINERJA BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DI KECAMATAN OBA UTARA KOTA TIDORE KEPULAUAN (Suatu Studi di Kecamatan Oba Utara Kota Tidore Kepulauan) Sintikce Katengar Salmin Dengo Telly Sondakh ABSTRACT: As stipulated UU.No.32 PP.No.72 2004 and 2005 that the Village Consultative Body (BPD) is an element of governance village with village government, and function establishes the rules the village with the village head, supervise the implementation of regulations and decisions village heads, also serves and share their aspirations is intended to answer the question the extent to which performance of BPD in carrying out its functions and authority in the District of North Oba Tidore Islands. This study used qualitative methods. Informants in this study as many as 16 people were taken by purposive in four villages, the village Ampera, Galala, Gosale, and Bukit Durian, consisting of the village chief, chairman / member of BPD, chairman / LPM members and citizens. Instrument is the researcher's own research, collection using interview techniques. Data analysis with qualitative analysis techniques of Miles and Hubernann. The results showed: (1) The effectiveness of the implementation of the three functions and authority of the BPD generally been pretty good; (2) The level of efficiency of the implementation of the three functions and authority of BPD is already quite good (3) The level of responsiveness in the implementation of the functions and powers of the BPD has also been quite good; (4) The level of accountability in the implementation of the functions and authority of BPD has been quite good. Based on the results of these studies conclude that the performance of the Village Consultative Body in the District of North Oba in carrying out its functions and authority establishes the rules villages along the village chief, overseeing the implementation of regulations and rules the village head, and share their aspirations as well as society in general has been pretty good views of indicators of effectiveness, efficiency, responsiveness, and accountability. Based on the conclusion of the study, it can be put forward suggestions as follows: (1) To improve the quality of human resources performance of BPD and BPD leadership needs to be improved through training in the field of government management. (2) To improve the performance of BPD, the spirit and excitement of labor leaders and members of the BPD should be given adequate support. (3) To improve the performance of BPD BPD should be able to establish good cooperation and harmony with the Government of the Village and the Village Community Institution (LPM, and other PKK). Keywords: Performance, Village Consultative Body (BPD) PENDAHULUAN Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yuridiksi, berwewenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan/atau dibentuk dalam Sistem Pemerintahan Negara Nasional dan berada di kabupaten/kota, sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945 Sebagai implementasi dari amanat UU.No.32 Tahun 2004 tersebut, pemerintah mengeluarkan 1

Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa. Dalam PP tersebut dijelaskan halhal yang menjadi landasan pemikiran pengaturan mengenai yang dimaksudkan dalam UU.No.32 Tahun 2004 tersebut. Dengan demikian urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan desa mencakup urusan pemerintahan yang telah ada berdasarkan hak asal usul desa, urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten/kota yang diserahkan pengaturannya kepada desa, tugas pembantuan dari pemerintah, pemerintah propinsi dan pemerintah kabupaten/kota, dan urusan pemerintahan lainnya yang oleh peraturan perundang-undangan diserahkan kepada desa. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 juga mengamanatkan, sebagai perwujudan demokrasi, dalam penyelenggaraan pemerintahan desa dibentuk Badan Permusyawaratan Desa (BPD) atau sebutan lain yang sesuai dengan budaya yang berkembang di desa bersangkutan, yang berfungsi sebagai lembaga pengaturan dalam penyelenggaraan pemerintahan desa, seperti dalam pembuatan dan pelaksanaan Peraturan Desa, Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, dan Keputusan Kepala Desa. BPD juga berfungsi menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat desa. Kecamatan Oba Utara Kota Tidore Kepulauan sekarang ini terdiri dari 2 (dua) Kelurahan dan 11 (sebelas) Desa, dan berpenduduk 14.563 jiwa.semua Desa yang ada di kecamatan Oba Utara telah memiliki BPD. Namun dari prasurvei yang dilakukan nampaknya masih terdapat beberapa indikasi kelemahan BPD dalam melaksanakan fungsinya, yang dapat digambarkan sebagai berikut : 1. Fungsi BPD dalam membuat/menetapkan peraturan desa belum dilaksanakan secara efektif. 2. Fungsi BPD melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan desa peraturan kepala desa belum dilaksanakan secara efektif seperti dalam hal pelaksanaan APB-Desa dan RPJM- Desa. 3. Fungsi BPD menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat desa juga ada indikasi belum dilaksanakan secara efektif. Berdasarkan beberapa indikasi permasalahan yang telah diuraikan dalam latar belakang masalah di atas, maka dapatlah dirumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut : Bagaimana kinerja Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dalam melaksanakan fungsinya menetapkan peraturan desa, mengawasi pelaksanaan peraturan desa dan peraturan kepala desa, serta menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat desa di Kecamatan Oba Utara Kota Tidore Kepulauan?. Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kinerja badan permusyawaratan desa (BPD) dalam melaksanakan fungsinya menetapkan peraturan desa, mengawasi pelaksanaan peraturan desa 2

dan peraturan kepala desa, dan menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat desa di kecamatan Oba Utara Kota Tidore Kepulauan. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode kualitatif.menurut Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2006) metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.menurut Moleong (2006) bahwa penelitian kualitatif sering juga diartikan sebagai penelitian yang menggunakan pendekatan naturalistik untuk mencari dan menemukan pengertian atau pemahaman tentang fenomena dalam suatu latar yang berkonteks khusus. Konsep yang menjadi fokus penelitian ini adalah kinerja Badan Permusyawaratan Desa atau BPD. Fokus penelitian tersebut secara konsepsional didefinisikan sebagai tingkat keberhasilan atau prestasi kerja BPD di dalam melaksanakan fungsi dan kewenangannya sebagaimana diamanatkan dalam UU No.32 Tahun 2004 (pasal 209) dan PP.72 Tahun 2005 (pasal 34 dan 35), yaitu menetapan peraturan desa bersama kepala desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat, dan mengawasi pelaksanaan peraturan desa dan peraturan kepala desa. Jenis data yang dikumpulkan untuk dianalisis dalam penelitian ini ialah data primer yaitu data yang bersumber langsung dari informan/responden yang ditentukan. Selain data primer juga dikumpulkan data sekunder berfungsi sebagai pelengkap data primer Sumber data atau informan pada penelitian ini diambil dari unsur- unsur yang berkaitan langsung atau tidak langsung dengan penyelenggaraan pemerintahan di desa yaitu : Pemerintah Desa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), dan warga masyarakat. Jumlah seluruh informan yang berhasil diwawancarai adalah 16 orang, yaitu dengan rincian sebagai berikut : 1. Pemerintah Desa : 4orang; 2. Pimpinan/Anggota BPD : 4 orang; 3. Pimpinan/Anggota LPM : 4 orang; 4. Warga Masyarakat : 4 Orang; Salah satu ciri dari penelitian kualitatif ialah peneliti sendiri merupakan instrumen utamanya (Nasution, 2001).Menurut Moleong (2006) bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya ialah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Oleh karena itu dalam penelitian ini yang menjadi instrumen utama pengumpulan data yaitu peneliti sendiri, sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan ialah wawancara dan dilengkapi dengan teknik observasi dan dokumentasi. (1) Wawancara ; digunakan untuk mengumpulkan data primer dari informan yang terpilih. Dalam 3

melakukan wawancara ini disiapkan pedoman wawancara sebagai panduan. (2) Observasi; yaitu melakukan pengamatan secara langsung peristiwa yang berkaitan dengan obyek/variabel/fokus yang diteliti, guna melengkapi data primer hasil wawancara. (3) Dokumentasi; yaitu melakukan mengumpulkan data sekunder sebagai pelengkap data primer. Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan menghimpun dan menelaah data yang telah tersedia di kantor Camat Oba Utara, kantor Kepala Desa dan pada BPD pada 4 Desa lokasi sampel penelitian. Dalam hal ini teknis analisis kualitatif yang digunakan ialah analisis model interaktif sebagaimana yang dikembangkan oleh Miles dan Hubernann (dalam Rohidi dan Mulyarto, 1992). Menurut Miles dan Hubermann, analisis model interaktif memungkinkan seorang peneliti melakukan kegiatan analisis secara longgar tanpa harus melalui proses yang kaku dari pengumpulan data, dilanjutkan ke reduksi data, penyajian data, dan berakhir pada penarikan kesimpulan/verifikasi. PEMBAHASAN Sebagaimana telah disebutkan dalam uraian metodologi penelitian di atas bahwa tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui kinerja Badan Permusyawaratan Desa (BPD) di Kecamatan Oba Utara Kota Tidore Kepulauan. Kinerja yang dimaksud secara konsepsional didefinisikan sebagai tingkat keberhasilan atau prestasi kerja BPD di dalam melaksanakan fungsi dan kewenangannya sebagaimana diamanatkan dalam UU No.32 Tahun 2004 (pasal 209) dan PP.72 Tahun 2005 (pasal 34 dan 35), yaitu menetapan peraturan desa bersama kepala desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat, dan mengawasi pelaksanaan peraturan desa dan peraturan kepala desa. Fungsi dan kewenangan BPD dalam membahas dan menetapkan Peraturan Desa bersama-sama kepala desa telah kami laksanakan dengan baik sesuai kebutuhan desa. Pada setiap tahun anggaran BPD bersama Kepala Desa menetapkan Peraturan Desa tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APB-Desa), dan Peraturan Desa tentang Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKP- Desa).Dalam pembahasan dan pengambilan keputusan tentang Peraturan Desa tersebut BPD berperan aktif. Semua peraturan desa yang ditetapkan tersebut dapat dijalankan/dilaksanakan BPD di desa Galala selama ini berusaha agar fungsi dan kewenangan yang sudah ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan kebutuhan peneyelenggaraan pemerintahan desa.khusus dalam hal fungsi menetapkan peraturan desa, selama ini yang sudah dilakukan adalah bersama-sama dengan kepala desa 4

membahas Peraturan Desa tentang APB-Desa pada setiap tahun anggaran.selain itu peraturan desa yang ditetapkan setiap tahun oleh BPD bersama kepala desa adalah Peraturan Desa tentang Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKP-Desa) pada setiap tahun.adanya peran aktif dari BPD di dalam pembahasan dan penetapan peraturan desa seperti yang dikemukakan oleh ketua BPD dan Kepala Desa tersebut juga dibenarkan oleh para pimpinan dan anggota Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) dan warga masyarakat yang sempat diwawancarai pada empat desa lokasi penelitian.fungsi dan kewenangan lainnya dari BPD yang diteliti dan dikaji dalam penelitian ini adalah fungsi dan kewenangan menggali, menampung, menghimpun, merumuskan dan menyalurkan aspirasi masyarakat (PP.72 Tahun 2005, pasal 35 huruf e). KESIMPULAN Penelitian tentang kinerja Badan Permusyawaratan Desa (BPD) di Kecamatan Oba Utara Kota Tidore Kepulauan difokuskan pada tiga bidang utama fungsi dan wewenang BPD yaitu membahas dan menetapan peraturan desa bersama kepala desa, melaksanakan pengawasan pelaksanaan peraturan desa dan peraturan kepala desa, dan menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat. Sedangkan tingkat kinerja dari BPD dalam melaksanakan fungsi dan wewenang tersebut dilihat dari empat indikator kinerja yaitu efektivitas, efisiensi, responsiivitas, dan akuntabilitas. Hasil penelitian menunjukkan : 1. Tingkat efektivitas pelaksanaan ketiga fungsi dan wewenang BPD tersebut pada umumnya sudah baik dimana program dan kegiatan yang ditetapkan dapat dilaksanakan dan mencapai hasil yang diharapkan. 2. Tingkat efisiensi pelaksanaan ketiga fungsi dan wewenang BPD tersebut sudah baik khususnya dilihat dari penggunaan dana/biaya operasional dan waktu pelaksanaan dan penyelesaian program dan kegiatan. 3. Tingkat responsivitas dalam pelaksanaan fungsi dan wewenang BPD tersebut juga sudah baik dimana program dan kegiatan yang dilaksanakan umumnya sesuai atau selaras dengan kebutuhan dan kepentingan masyarakat desa yang bersangkutan. 4. Tingkat akuntabilitas dalam pelaksanaan fungsi dan wewenang BPD juga sudah baik dimana setiap program dan kegiatan yang dilaksanakan dan hasil yang dicapai dipertanggungjawabkan kepada masyarakat desa secara terbuka. Berdasarkan hasil penelitian tersebut ditarik kesimpulan bahwa kinerja Badan Permusyawaratan Desa di Kecamatan Oba Utara dalam melaksanakan fungsi dan wewenangnya menetapkan peraturan desa bersama-sama kepala desa, mengawasi 5

pelaksanaan peraturan desa dan peraturan kepala desa, serta menampung dan menyalukan aspirasi masyarakat pada umumnya sudah cukup baik dilihat dari indicator efektivitas, efisiensi, responsivitas, dan akuntabilitas. SARAN Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian maka dapat dikemukakan saran sebagai berikut : 1. Untuk meningkatkan kinerja BPD maka kualitas SDM pimpinan dan anggota BPD lebih ditingkatkan melalui pelatihan di bidang manajemen pemerintahan. 2. Untuk meningkatkan kinerja BPD maka semangat dan kegairahan kerja para pimpinan dan anggota BPD perlu diberikan tunjangan yang memadai. 3. Untuk meningkatkan kinerja BPD maka BPD harus dapat membangun kerjasama yang baik dan harmonis dengan Pemerintah Desa dan dengan Lembaga Kemasyarakatan Desa (LPM, PKK dan lainnya). DAFTAR PUSTAKA Moleong, 2006, Metode Penelitian Kualitatif, Remaja Redoskarya, Bandung. Nasution, 2001, Metode Penelitian Naturalistik- Kualitatif, Tarsito, Bandung. Rohidi dan Moeljarto, 2002, Analisis Data Kualitatif, UI-Press, Jakarta. Sumber Lain: Undang-Undang RI Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Peraturan Pemerintah RI. Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa. 6

7

8