REDESAIN BONCENGAN ANAK PADA SEPEDA MOTOR DENGAN PENDEKATAN ANTHROPOMETRI

dokumen-dokumen yang mirip
DESAIN KAMAR MANDI UNTUK ORANG LANJUT USIA (STUDI KASUS PANTI WREDHA DHARMA BAKTI)

B A B III METODOLOGI PENELITIAN

RANCANG ULANG KURSI TAMAN DENGAN EVALUASI ERGONOMI - ANTROPOMETRI DAN BIOMEKANIK

PERANCANGAN GERGAJI LOGAM UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN

PERANCANGAN STASIUN KERJA OPERATOR PADA LINI PACKING PT. X SURABAYA

REDESAIN SHELTER BUS TRANS JOGJA DENGAN PENDEKATAN ANTHROPOMETRI DAN AKSESIBILITAS

ANALISIS ERGONOMI PADA PRAKTIK MEMELIHARA RODA DAN BAN MENGGUNAKAN METODE REBA

ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS

BAB 2 LANDASAN TEORI. tersebut digunakan sebagai dasar dan penunjang pemecahan masalah.

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

LAMPIRAN 1. Data Anthropometri Tubuh Manusia Dan Data yang Berhubungan dengan Produk

PENERAPAN METODE KANSEI ENGINEERING DAN ANTHROPOMETRI PADA PEMILIHAN DESAIN FASILITAS RUANGAN WARNET

ASPEK ERGONOMI DALAM PERBAIKAN RANCANGAN FASILITAS PEMBUAT CETAKAN PASIR DI PT X.

Analisa Ergonomi Fasilitas Duduk Ruang Kuliah Bagi Pengguna dengan Kelebihan Berat Badan

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Seminar Nasional IENACO ISSN:

Perancangan Alat Bantu Pemasangan Stiker Gitar untuk Mengurangi Keluhan dan Memperbaiki Postur Kerja di Tarjo Guitar Sukoharjo

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

IMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN

BAB V HASIL DAN ANALISA

APLIKASI ANTHROPOMETRI UNTUK PERANCANGAN STASIUN KERJA DI LOBBY PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS X, SURABAYA

PERANCANGAN INTERIOR/ RUANG BELAJAR YANG ERGONOMIS UNTUK SEKOLAH LUAR BIASA (SLB)

1 Pendahuluan. 2 Tinjauan Literatur

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

INSTRUKSI KERJA. Penggunaan Kursi Antropometri Tiger Laboratorium Perancangan Kerja dan Ergonomi Jurusan Teknik Industri

RANCANGAN TEMPAT WUDHU DUDUK ERGONOMIS

ANALISIS PERBAIKAN BENTUK ROMPI PELINDUNG TUBUH PENGENDARA SEPEDA MOTOR

PERANCANGAN ELEMEN-ELEMEN RUMAH TINGGAL DENGAN MEMPERTIMBANGKAN DATA ANTHROPOMETRI

Tujuan penggunaan antropometri pemakai :

Desain Kursi Kerja Ergonomis bagi Perajin Karawo

Perancangan Ulang Fasilitas Kerja Alat Pembuat Gerabah dengan Mempertimbangkan Aspek Ergonomi

Universitas Sumatera Utara

Perbaikan Fasilitas Kerja Divisi Decal Preparation pada Perusahaan Sepeda di Sidoarjo

DESAIN BENTUK FISIK KERETA DORONG SESUAI ANTROPOMETRI ANAK-ANAK UNTUK PENJUAL COBEK ANAK

PERANCANGAN DENTAL CHAIR PORTABLE UNTUK MENUNJANG AKTIVITAS DOKTER GIGI DILAPANGAN YANG BERBASIS ERGONOMIS

RANCANG BANGUN ALAT TANAM BENIH JAGUNG ERGONOMIS DENGAN TUAS PENGUNGKIT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

MANUAL PROSEDUR PENGGUNAAN KURSI ANTROPOMETRI

HALAMAN JUDULN ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN DOSEN PEMULA

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

INSTRUKSI KERJA. Penggunaan Kursi Antropometri Tiger Laboratorium Perancangan Kerja dan Ergonomi Jurusan Teknik Industri

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap produktivitas kerja manusia. Perancangan atau redesain

DESAIN KERETA SAMPING sebagai SOLUSI PENINGKATAN KAPASITAS ANGKUT pada SEPEDA MOTOR

PERANCANGAN GERGAJI LOGAM DAN PETA KERJA UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN

ANALISIS DAN PERBAIKAN BENTUK FISIK KURSI KERJA OPERATOR MENJAHIT DENGAN MEMPERHATIKAN ASPEK ERGONOMI (STUDI KASUS PADA PD.

Desain Troli Ergonomis sebagai Alat Angkut Gas LPG

PERANCANGAN MEJA KURSI ERGONOMIS PADA PEMBATIK TULIS DI KELURAHAN KALINYAMAT WETAN KOTA TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI. vii. Unisba.Repository.ac.id

PERANCANGAN MEJA DAN KURSI TAMAN UNTUK MAHASISWA (STUDI KASUS : MAHASISWA UNIVERSITAS KADIRI)

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Universitas Kristen Maranatha

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

ANALISIS ASPEK ERGONOMI SORTASI AKHIR PADA PENGOLAHAN KOPI ROBUSTA DI PT. J. A. WATTIE PERKEBUNAN DURJO JEMBER

RANCANG ULANG WHEELBARROW YANG ERGONOMIS DAN EKONOMIS

ANALISA ERGONOMI KANOPI SEPEDA MOTOR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Perancangan Fasilitas Fisik Operator SPBU dengan Pendekatan Ergonomi untuk Mengurangi Beban Kerja

BAB I PENDAHULUAN. dapat memenuhi kebutuhan siswa karena jika digunakan perabot kelas yang

Seminar Nasional IENACO ISSN: PERANCANGAN KURSI KULIAH YANG ERGONOMIS DENGAN PENDEKATAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

PENGEMASAN SARI KEDELAI UNTUK INDUSTRI RUMAH TANGGA. Program Studi Teknik Mesin D3, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Nasional Malang

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam dua dekade terakhir, terutama dalam bidang kenyamanan dan keamanan

PERBAIKAN RANCANGAN PERALATAN DAN FASILITAS KERJA PEMBUATAN GELAMAI (Studi Kasus : Usaha Galamai X)

BAB I PENDAHULUAN. daerah jawa tengah keberadaan bus sudah banyak digunakan para masyarakat

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN I-1

Usulan Perbaikan Meja Kerja Yang Ergonomis Untuk Proses Pemasangan Karet Kaca Pada Kendaraan Niaga Jenis TD di PT XYZ

PERANCANGAN ULANG ALAT PERONTOK PADI YANG ERGONOMIS UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS KEBERSIHAN PADI

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Perancangan Ulang Fasilitas Fisik Kerja Operator di Stasiun Penjilidan pada Industri Percetakan Berdasarkan Prinsip Ergonomi

LAMPIRAN A Data Anthropometry Orang Dewasa Di Indonesia

BAB III MOTODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN UNTUK MENGURANGI KELUHAN MUSCULOSKELETAL DI CV. XYZ

Seminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI3) Riset Aplikatif Bidang Teknik Mesin dan Industri

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

PERANCANGAN MEJA LAS ADJUSTABLE YANG ERGONOMIS DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 - Pendahuluan

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Daftar pertanyaan wawancara (kuesioner) KUESIONER PENGGUNAAN KNAPSACK SPRAYER

USULAN PERBAIKAN RANCANGAN MEJA-KURSI SEKOLAH DASAR BERDASARKAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA SISWA/I DI SDN MERUYUNG

KAJIAN ERGONOMI PADA FASILITAS DUDUK UNIVERSITAS KRISTEN PETRA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. vii Universitas Kristen Maranatha

METHOD ENGINEERING & ANTROPOMETRI PERTEMUAN #10 TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA

PERANCANGAN ALAT BANTU PEMINDAHAN GALON AIR MINERAL (STUDI KASUS: DEPOT AIR MINERAL PEKANBARU)

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

PERANCANGAN KURSI KERJA BERDASARKAN PRINSIP-PRINSIP ERGONOMI PADA BAGIAN PENGEMASAN DI PT. PROPAN RAYA ICC TANGERANG

Gambar 3.1 Metodologi Penelitian

PERANCANGAN DESAIN KURSI DAN MEJA KOMPUTER YANG SESUAI UNTUK KENYAMANAN KARYAWAN DI PT. BUMI FLORA MEDAN

SARANA KERJA YANG TIDAK ERGONOMIS MENINGKATKAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA GARMENT DI BALI

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI PENGUKURAN DIMENSI TUBUH MANUSIA (ANTROPOMETRI)

ANALISIS SERTA USULAN PERBAIKAN FASILITAS FISIK DAN LINGKUNGAN FISIK DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI (Studi kasus di Mini Market 5001 Mart Cabang Cimahi)

Transkripsi:

REDESAIN BONCENGAN ANAK PADA SEPEDA MOTOR DENGAN PENDEKATAN ANTHROPOMETRI Bambang Suhardi 1, Rahmaniyah D.A 2, M. Ivan Agung Saputra 2 1,2,3 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Jl. Ir. Sutami No. 36 A Surakarta Telp. (0271) 632110 E-mail: bambangsuhardi_ugm@yahoo.co.id ABSTRAKS Helmiat adalah alat bantu untuk anak ketika membonceng sepeda motor, dengan tujuan untuk meningkatkan keselamatan anak. Helmiat yang ada di pasaran saat ini kurang mempertimbangkan faktor keselamatan pada anak. Oleh karena itu dilakukan perancangan ulang terhadap helmiat. Perbaikan yang dilakukan pada boncengan lama yaitu meliputi: penambahan sandaran kepala pada boncengan untuk meminimalkan cidera pada otot leher dan terjadi patah tulang leher ketika kendaraan ditabrak dari belakang, penambahan pijakan kaki pada boncengan untuk meminimalkan kelelahan pada otot kaki dan dalam penentuan ukuran berdasarkan studi tentang ukuran tubuh pengguna dengan metode antropometri sehingga letak sandaran tangan nyaman digunakan. Dalam penelitian ini digunakan metode pengembangan produk Ulrich dan Eppringer untuk menentukan konsep desain boncengan dan pendekatan antropometri untuk penetapan dimensi boncengan hasil rancangan. Kata kunci: anak, anthropometri, helmiat, pengembangan produk PENDAHULUAN Sepeda motor merupakan alat transportasi yang banyak digunakan di Indonesia. Sepeda motor tidak hanya digunakan untuk memboncengkan orang dewasa saja tetapi juga digunakan untuk memboncengkan anak-anak. Cara memboncengkan anak ini, ada yang di depan atau di belakang. Kondisi ini menimbulkan resiko bagi pengemudi motor maupun anak yang diboncengkan. Salah satu tangan dari pengemudi motor harus memegang anak yang diboncengkan, ketika anak mengantuk atau tertidur. Kondisi ini mengakibatkan keseimbangan dalam mengemudikan motor menjadi berkurang. Sedangkan resiko bagi anak yang dibonceng adalah bisa terjatuh, ketika anak tersebut sedang mengantuk atau tertidur. Untuk mengatasi masalah tersebut, di pasaran sudah ada boncengan anak yang dinamakan helmiat. Boncengan ini terdiri dari rangka stainless steel, sandaran punggung menggunakan busa dengan bahan pelapis anti air, dan sabuk pengaman di depan sandaran. Hasil analisis menunjukkan bahwa helmiat ini mempunyai beberapa kelemahan, antara lain: letak sandaran tangan terlalu tinggi sehingga posisi tangan anak menekuk, tidak ada sandaran kepala dan pijakan kaki. Posisi tangan yang menekuk menunjukkan dimensi boncengan belum sesuai anthropometri anak (Pheasant, 1988). Tidak adanya sandaran kepala mengakibatkan kepala anak bergoyang-goyang ketika anak tertidur dan hal ini menyebabkan rasa sakit pada leher. Tidak adanya pijakan kaki mengakibatkan kaki menggantung ketika membonceng sehingga menyebabkan kelelahan pada otot kaki. Dengan adanya kekurangan pada helmiat yang ada di pasaran saat ini, maka perlu dilakukan perancangan ulang boncengan anak dengan menggunakan pendekatan anthropometri. PERUMUSAN MASALAH Bagaimana merancang ulang boncengan anak dengan pendekatan anthropometri untuk meningkatkan kenyamanan pada pengguna. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian ini adalah diperolehnya hasil rancangan boncengan anak dengan menggunakan pendekatan anthropometri.

MANFAAT PENELITIAN Mengurangi resiko kecelakaan dan meningkatkan kenyamanan pada anak yang menggunakan boncengan hasil rancangan ketika bepergian dengan sepeda motor. REVIEW PENELITIAN Suhardi dan Sudadi (2013), melakukan perancangan tempat tidur periksa untuk orang lanjut usia. Data anthropometri yang digunakan adalah data anthropometri orang lanjut usia penghuni panti wredha dan tenaga kesehatan yang ada di panti wredha. Tahapan perancangan tempat tidur periksa ada dua, yaitu: tahapan konsep perancangan dan tahapan perancangan. Tahapan konsep perancangan menggunakan metoda Ullrich. Tahapan perancangan digunakan untuk mewujudkan konsep rancangan yang terpilih ke dalam rancangan tempat tidur periksa untuk orang lanjut usia. Data anthropomietri digunakan pada tahapan ini. Suhardi dan Suryono (2013) melakukan penelitian untuk merancang kursi bus untuk wanita. Data anthropometri yang digunakan adalah data anthropometri wanita hamil. Tahapan perancangan kursi bus untuk wanita hamil meliputi tahapan identifikasi keluhan dan keinginan wanita hamil mengenai kursi bus. Keluhan dan keinginan dari wanita hamil menjadi dasar untuk membuat solusi rancangan kursi bus untuk wanita hamil. Tahap berikutnya menentukan data anthropometri yang digunakan. Tahap terakhir membuat desain kursi bus untuk wanita hamil METODOLOGI Tahapan dalam merancang boncengan anak ada tiga, yaitu: tahapan konsep perancangan, tahapan perancangan, dan tahapan pembuatan prototipe. Tahapan konsep perancangan menggunakan metode Ullrich. Tahap ini meliputi: 1) identifikasi kebutuhan konsumen, 2) penentuan spesifikasi produk, 3) penyusunan konsep produk, 4) pemilihan konsep produk, 5) pengujian konsep produk. Tahap berikutnya adalah tahap perancangan. Tahap ini untuk mewujudkan konsep rancangan yang terpilih ke dalam bentuk desain boncengan anak. Data anthropometri digunakan pada tahapan ini. Tahap terakhir adalah membuat prototipe boncengan anak. HASIL PENELITIAN Identifikasi Suara Konsumen Tahapan ini dilakukan dengan cara melakukan wawancara kepada orang tua yang menggunakan produk helmiat. Wawancara dilakukan kepada 20 orang responden. Hasil wawancara sebagai berikut: Tabel 1. Hasil Wawancara Dengan Pengguna Helmiat No. Keluhan Responden Jumlah Prosentase 1 Tidak ada pijakan kaki, sehingga posisi kaki anak tidak 20 100 nyaman karena menggantung 2 Tidak ada sandaran kepala, sehingga kepala anak bergoyanggoyang, 14 70 ketika tidur 3 Sandaran tangan kurang nyaman 9 45 Penentuan Variabel Alternatif Konsep Desain Boncengan Variabel alternatif konsep desain boncengan ditentukan melalui penterjemahan data hasil wawancara terhadap pengguna helmiat. Variabel alternatif konsep desain boncengan sebagai berikut: Tabel 2. Variabel Alternatif Konsep Desain Boncengan No. Keluhan Responden Variabel Alternatif 1 Tidak ada pijakan kaki, sehingga posisi kaki anak tidak nyaman karena Penambahan pijakan kaki, agar kaki menggantung tidak menggantung ketika membonceng Penambahan sandaran kepala, agar anak nyaman ketika tertidur 2 Tidak ada sandaran kepala, sehingga kepala anak bergoyang-goyang, ketika tidur 3 Sandaran tangan kurang nyaman Dimensi boncengan anak memakai data anthropometri anak-anak

Penyusunan Konsep Desain Boncengan Hasil dari tahapan ini berupa pohon klasifikasi konsep, kombinasi alternatif desain, dan pemilihan konsep produk. Pohon klasifikasi konsep variabel penambahan pijakan kaki sebagai berikut: Bagian bawah boncengan + Pijakan kaki & penyangga pijakan kaki Pohon Klasifikasi Untuk Variabel Penambahan Pijakan Kaki. Dibuat sistem slide dari 2 pipa dg diameter berbeda Dibuat tanpa sistem slide & hanya pakai 1 pipa Bagian atas boncengan Penambahan sandaran kepala Dibuat sistem slide dari 2 pipa dg diameter berbeda Dibuat tanpa sistem slide & hanya pakai 1 pipa Pohon Klasifikasi Untuk Variabel Penambahan Sandaran Kepala Sandaran tangan Dimensi sesuai anthropometri pengguna Pohon Klasifikasi Untuk Variabel Dimensi Boncengan Gambar 1. Pohon Klasifikasi Konsep Boncengan Anak Berdasarkan 3 pohon klasifikasi tersebut, dapat disusun 4 kombinasi alternatif desain boncengan anak. Keempat alternatif desain boncengan anak sebagai berikut: Gambar 2. Boncengan Konsep 1 Gambar 3. Boncengan Konsep 2

Gambar 4. Boncengan Konsep 3 Gambar 5. Boncengan Konsep 4 Pemilihan Konsep Produk Penyaringan konsep menggunakan sebuah sistem perbandingan kasar untuk memperkecil jumlah konsep yang akan dipertimbangkan lebih lanjut. Penyaringan konsep ini berdasarkan sebuah metode yang dibangun oleh Sturt Pugh pada tahun 1980-an dan disebut sebagai metode Pugh. Konsep produk yang terpilih adalah boncengan konsep 1. Konsep 1 : Dimensi boncengan menggunakan antropometri anak agar posisi tangan tidak menekuk ketika bersandar pada sandaran tangan. Bagian bawah boncengan terdapat penambahan pijakan kaki dan penyangga pijakan kaki, pada penyangga pijakan kaki digunakan sistem slide dari dua pipa dengan diameter berbeda sehingga bisa diatur sesuai keinginan pengguna. Bagian atas boncengan terdapat penambahan sandaran kepala yang juga menggunakan sistem slide sehingga dapat diubah-ubah sesuai keinginan. Desain konsep ini dapat dilihat pada Gambar 2. Tahap Perancangan Boncengan Anak Setelah tahap konsep perancangan selesai dilakukan, tahap berikutnya melakukan perancangan boncengan anak. Tahap ini menjelaskan data anthropometri yang digunakan dan gambar desain hasil rancangan. Data anthropometri yang dibutuhkan beserta fungsinya dalam perancangan boncengan anak seperti pada tabel berikut ini. Tabel 3. Data Anthropometri dan Fungsinya Bagian Sandaran Punggung Anthropometri Formula Dimensi (cm) Tinggi sandaran Tinggi bahu duduk (tbd) tbd (P95) 35 Lebar sandaran Lebar bahu (lb) lb (P95) 30 Kemiringan sandaran 105 0 Tebal bantalan busa 1,3 Bagian Sandaran Kepala Tinggi sandaran posisi lubang 1 Tinggi duduk (td) td (P50) 51 Tinggi sandaran posisi lubang 2 Tinggi duduk (td) td (P95) 54 Lebar sandaran Lebar kepala (lk) lk (P95 17 Panjang sandaran Mulut ke puncak kepala (mpk) mpk (P50) 14 Bagian Sandaran Tangan Tinggi sandaran Tinggi siku duduk (tsd) tsd (P5) 10 Jarak antar sandaran Lebar bahu (lb) lb (P95) 30 Lebar sandaran Lebar tangan (lt) lt (P95) 4 Panjang sandaran Panjang siku ke ujung jari (psuj) psuj (P95) 31

Tabel 3. Lanjutan Bagian Pijakan Kaki Anthropometri Formula Dimensi (cm) Panjang pijakan Panjang telapak kaki (ptk) ptk (P95) 18 Lebar pijakan Lebar telapak kaki (ltk) ltk (P95) 7 Tinggi pengaman pijakan Tebal telapak kaki (ttk) Ttk (P95) 5 kaki Bagian Panjang Penyangga Kaki Boncengan Panjang penyangga posisi 1 Tinggi popliteal (tpo) tpo (P5) 24 Panjang penyangga posisi 2 Tinggi popliteal (tpo) tpo (P50) 27 Panjang penyangga posisi 3 Tinggi popliteal (tpo) tpo (P95) 31 Penentuan jarak antar penyangga pijakan kaki dilakukan agar penyangga pijakan dan lebar pijakan kaki tidak bersinggungan dengan body samping sepeda motor. Lebar maksimal body pada Honda Supra X 125 adalah 35 cm. Jadi jarak antar pijakan agar tidak bersinggungan dengan body adalah sebagai berikut: Panjang antar penyangga = lebar bahu + sisi kanan boncengan + sisi kiri boncengan = 30 cm + 8,5 cm + 8,5 cm = 47 cm Panjang antar pijakan kaki = panjang antar penyangga (2 x 0,5 lebar telapak kaki) = 40 cm. Boncengan yang akan digunakan dikaitkan pada lubang behel sepeda motor. Pada penelitian hanya digunakan satu sepeda motor sebagai prototype. Untuk tipe sepeda motor lain dimensi boncengan yang digunakan adalah sama dan hanya berbeda pada pengaitnya ke motor karena tiap jenis sepeda motor mempunyai bentuk behel yang berbeda. Gambar Rancangan Boncengan Gambar 4.12 Rancangan Boncengan Anak Tampak Depan (2D) Sumber: Data diolah, 2009 Gambar 6. Desain Boncengan Anak Tampak Depan

Prototipe Boncengan Anak Gambar 7. Desain Boncengan Anak Tampak Samping Gambar 8. Prototipe Boncengan Anak Tampak Depan dan Belakang

Gambar 9. Prototipe Boncengan Anak Dipasang Pada Sepeda Motor Honda Supra X 125 Gambar 10. Prototipe Boncengan Ketika Digunakan Anak Umur 3 Tahun dan 6 Tahun PEMBAHASAN Analisis Boncengan Lama Analisis ini meliputi analisis desain boncengan lama yang dikenal dengan nama Helmiat. Boncengan ini terdiri dari rangka stainless steel, sandaran pungggung menggunakan busa dengan bahan pelapis anti air,

dan sabuk pengaman didepan sandaran. Letak boncengan berada dibelakang pengendara dengan penahannya dikaitkan pada behel sepeda motor. Berikut ini gambar helmiat yang ada di pasaran. Gambar 11. Helmiat/Boncengan Anak Desain boncengan tersebut tidak dilengkapi sandaran kepala sehingga membuat kepala anak bergoyang-goyang terutama ketika tertidur dan hal itu menyebabkan rasa sakit pada daerah leher. Tidak adanya pijakan kaki pada boncengan membuat kaki menggantung ketika membonceng sehingga menyebabkan kelelahan pada otot kaki. Posisi sandaran tangan yang terlalu tinggi menyebabkan posisi tangan anak menekuk sehingga kurang nyaman saat digunakan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka diadakan perancangan ulang desain dan dimensi boncengan tersebut agar dapat meminimalkan keluhankeluhan yang timbul. Analisis Boncengan Hasil Rancangan Boncengan hasil rancangan dibuat untuk mengatasi keluhan pengguna terhadap boncengan lama sehingga penyusunan konsep desain boncengan ini didasarkan pada keluhan-keluhan dari pengguna. Keluhan tersebut kemudian diterjemahkan menjadi variabel alternatif konsep untuk diambil sebagai fokus penelitian agar desain boncengan hasil rancangan dapat memperbaiki kekurangan boncengan lama. Dalam penelitian ini digunakan prinsip duduk statis yang sesuai dengan antropometri pengguna agar boncengan dapat terasa nyaman ketika digunakan. Dari keluhan pengguna didapat variabel alternatif yaitu penambahan sandaran kepala, pijakan kaki dan dimensi boncengan menggunakan antropometri anak. KESIMPULAN Perbaikan yang dilakukan pada boncengan lama yaitu meliputi: penambahan sandaran kepala pada boncengan untuk meminimalkan cidera pada otot leher dan terjadi patah tulang leher ketika kendaraan ditabrak dari belakang, penambahan pijakan kaki pada boncengan untuk meminimalkan kelelahan pada otot kaki dan dalam penentuan ukuran berdasarkan studi tentang ukuran tubuh pengguna dengan metode antropometri sehingga letak sandaran tangan nyaman digunakan. Boncengan hasil rancangan memiliki panjang sandaran kepala 14 cm dan lebar sandaran kepala 17 cm. Pada penyangga sandaran terdapat 2 lubang untuk mengatur tinggi rendah sandaran sesuai keinginan pengguna. Rancangan pijakan kaki memiliki panjang 18 cm, lebar 7 cm dan tinggi 5 cm. Pada penyangga pijakan terdapat 3 lubang untuk mengatur tinggi rendah pijakan sesuai keinginan pengguna. Tinggi sandaran tangan boncengan adalah 11 cm dari alas duduk. Lebar sandaran 4 cm, panjang 31 cm dan jarak antar sandaran tangan 30 cm. Sandaran punggung dibuat dengan kemiringan 105 o dengan tebal bantalan menggunakan busa bantalan rapat 1,3 cm. Tinggi sandaran punggung adalah 35 cm dengan lebar 30 cm.

DAFTAR PUSTAKA Khurmi, R.S., Gupta, J.K., (2005), Textbook of Machine Design, Washington DC, American Institutes for Research. Nurmianto, Eko., (2004), Ergonomi Konsep dasar Dan Aplikasinya, Surabaya, Guna Widya. Panero dan Zelnik, (2003), Dimensi Manusia & Ruang Interior, Jakarta, Erlangga. Pheasant, Steve, (1988), Body Space, Antropometry, Ergonomic and Design. London: Taylor and Francis. Suhardi, B., Laksono, P.W., Saktiwan, P., (2013), Perancangan Tempat Wudhu Untuk Orang Lanjut Usia (Lansia), Prosiding National Conference Applied Ergonomics (CAE 2013), hal. WDE-62 WDE-68, Yogyakarta, Teknik Mesin dan Industri UGM. Suhardi, B., Pilihanto, T., (2009), Perancangan Ulang Kursi Bus AC Patas Ditinjau dari Aspek Ergonomi, Prosiding National Conference On Applied Ergonomics (CAE 09), hal. 263 268, Yogyakarta, Teknik Mesin dan Industri UGM. Suhardi, B., Sudadi, (2013), Perancangan Tempat Tidur Periksa Untuk Orang Lanjut Usia, Prosiding Seminar Nasional Terpadu Keilmuan Teknik Industri 2013, hal. HFE-2-1 HFE-2-7, Malang, Teknik Industri UB. Suhardi, B., Suryono, F.Y., (2013), Perancangan Kursi Bus untuk Wanita Hamil Berdasarkan Aspek Ergonomi, Prosiding Seminar Nasional Terpadu Keilmuan Teknik Industri 2013, hal. HFE-1-1 HFE-1-5, Malang, Teknik Industri UB. Ulrich, Karl T and Ephinger, Stephen D., (2001), Perancangan dan Pengembangan Produk, Jakarta, Salemba Teknik.