DAMPAK PEMBERIAN IMPULS ARUS TERHADAP KETAHANAN ARRESTER TEGANGAN RENDAH

dokumen-dokumen yang mirip
DAMPAK PEMBERIAN IMPULS TEGANGAN BERULANG TERHADAP TINGKAT PERLINDUNGAN ARRESTER TEGANGAN RENDAH

DAMPAK PEMBERIAN IMPULS ARUS TERHADAP TINGKAT PERLINDUNGAN ARRESTER TEGANGAN RENDAH

BAB I PENDAHULUAN. Desain isolasi untuk tegangan tinggi (HV) dimaksudkan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TEORI DASAR DAN DATA

BAB III METODE PENELITIAN. Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan penelitian ini, yaitu :

TUGAS PAPER MATA KULIAH SISTEM PROTEKSI MENENTUKAN JARAK PEMASANGAN ARRESTER SEBAGAI PENGAMAN TRAFO TERHADAP SAMBARAN PETIR

Sela Batang Sela batang merupakan alat pelindung surja yang paling sederhana tetapi paling kuat dan kokoh. Sela batang ini jarang digunakan pad

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA

1 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

KOORDINASI ISOLASI. By : HASBULLAH, S.Pd., MT ELECTRICAL ENGINEERING DEPT. FPTK UPI 2009

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN ARRESTER GARDU INDUK 150 KV UNGARAN PT. PLN (PERSERO) APP SEMARANG

PEMELIHARAAN DAN PERTIMBANGAN PENEMPATAN ARRESTER PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG

III. METODE PENELITIAN

Studi Pengaman Tegangan Lebih pada Saluran Kabel Tegangan Tinggi 150kV yang Dilindungi oleh Arester Surja

Proteksi Terhadap Petir. Distribusi Daya Dian Retno Sawitri

KOORDINASI PROTEKSI ARESTER PCB DAN DIODA ZENER DENGAN ELEMEN DEKOPLING PADA PERALATAN LISTRIK JURNAL SKRIPSI

ARESTER SEBAGAI SISTEM PENGAMAN TEGANGAN LEBIH PADA JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH 20KV. Tri Cahyaningsih, Hamzah Berahim, Subiyanto ABSTRAK

STUDI PENGARUH STRAY CAPACITANCE TERHADAP KINERJA ARRESTER TEGANGAN TINGGI 150 KV DENGAN FINITE ELEMENT METHODS (FEM)

PERBANDINGAN WATAK PERLINDUNGAN ARESTER ZnO DAN SiC PADA PERALATAN LISTRIK MENURUT LOKASI PENEMPATANNYA

BAB III LIGHTNING ARRESTER

STUDI KARAKTERISTIK TRANSIEN LIGHTNING ARRESTER PADA TEGANGAN MENENGAH BERBASIS PENGUJIAN DAN SIMULASI

Kata Kunci Proteksi, Arrester, Bonding Ekipotensial, LPZ.

Abstrak. 1.2 Tujuan Mengetahui pemakaian dan pemeliharaan arrester yang terdapat di Gardu Induk 150 kv Srondol.

BAB III LIGHTNING ARRESTER

BAB III PELINDUNG SALURAN TRANSMISI. keamanan sistem tenaga dan tak mungkin dihindari, sedangkan alat-alat

PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS KARPET INTERLOCKING PT. BASIS PANCAKARYA LAPORAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak di daerah khatulistiwa. Oleh karena itu Indonesia

Perbandingan Tegangan Residu Arester SiC dan ZnO Terhadap Variasi Front Time

II. TINJAUAN PUSTAKA. Seng sedikit kurang padat dari pada besi dan berstruktur kristal heksagonal. 5

Model Arrester SiC Menggunakan Model Arrester ZnO IEEE WG

Studi Pengaruh Lokasi Pemasangan Surge Arrester pada Saluran Udara 150 Kv terhadap Tegangan Lebih Switching

Rancang Bangun Pemotong Surja Tegangan Pada kwh Meter Tiga Fasa Menggunakan PCB (Printed Circuit Board)

STUDI KARAKTERISTIK TRANSIEN LIGHTNING ARRESTER PADA TEGANGAN MENENGAH BERBASIS PENGUJIAN DAN SIMULASI

Rancangan Awal Prototipe Miniatur Pembangkit Tegangan Tinggi Searah Tiga Tingkat dengan Modifikasi Rangkaian Pengali Cockroft-Walton

BAB I PENDAHULUAN. gelombang berjalan juga dapat ditimbulkan dari proses switching atau proses

Oleh: Dedy Setiawan IGN SatriyadiI H., ST., MT. 2. Dr. Eng. I Made Yulistya N., ST., M.Sc

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Preparasi, Pencetakan dan Penyinteran Varistor

BAB IV MENENTUKAN KAPASITAS LIGHTNING ARRESTER

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses Pembuatan varistor meliputi preparasi, pembentukan atau pencetakan,

Hendri Kijoyo Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Insttut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Tegangan Residu Keping Arester sebagai Fungsi dari Cacah Keping Arester

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

EVALUASI ARRESTER UNTUK PROTEKSI GI 150 KV JAJAR DARI SURJA PETIR MENGGUNAKAN SOFTWARE PSCAD

L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK

OPTIMASI JARAK MAKSIMUM PENEMPATAN LIGHTNING ARRESTER SEBAGAI PROTEKSI TRANSFORMATOR PADA GARDU INDUK. Oleh : Togar Timoteus Gultom, S.

Vol.3 No1. Januari

I. PENDAHULUAN. menyalurkan tenaga listrik ke pusat-pusat konsumsi tenaga listrik, yaitu gardugardu

BAB III SISTEM PROTEKSI DAN ANALISA HUBUNG SINGKAT

BAB I PENDAHULUAN. Petir adalah suatu fenomena alam yang memiliki kekuatan sangat besar

OPTIMASI PELETAKKAN ARESTER PADA SALURAN DISTRIBUSI KABEL CABANG TUNGGAL AKIBAT SURJA PETIR GELOMBANG PENUH

Analisa Perancangan Gardu Induk Sistem Outdoor 150 kv di Tallasa, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan

ANALISIS PERLINDUNGAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI YANG EFEKTIF TERHADAP SURJA PETIR. Lory M. Parera *, Ari Permana ** Abstract

LEMBAR PERSETUJUAN KAJIAN UNJUK KERJA KELISTRIKAN ARESTER PORSELEN DAN ARESTER POLIMER PADA SISTEM TEGANGAN 20 KV

Rancang Bangun Rangkaian AC to DC Full Converter Tiga Fasa dengan Harmonisa Rendah

DAN TEGANGAN LISTRIK

1. BAB I PENDAHULUAN

INVERTER 15V DC-220V AC BERBASIS TENAGA SURYA UNTUK APLIKASI SINGLE POINT SMART GRID

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

BAB I PENDAHULUAN. utama bagi setiap orang. Ketergantungan masyarakat terhadap listrik

BAB III METODE PENELITIAN

TEKNIK MESIN STT-MANDALA BANDUNG DASAR ELEKTRONIKA (1)

BAB II LANDASAN TEORI

PERCOBAAN - I PEMBANGKITAN DAN PENGUKURAN TEGANGAN TINGGI BOLAK-BALIK

SOAL UJIAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKARYA REKAYASA TEKNOLOGI (ELEKTRONIKA)

KARAKTERISTIK TEGANGAN-ARUS ARESTER BOCOR SiC PADA SUHU DAN KELEMBABAN BERBEDA

PEMELIHARAAN LIGHTNING ARRESTER (LA) PADA GARDU INDUK KRAPYAK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JAWA BALI APP SEMARANG. Abstrak

SIMULASI PEMBANGKITAN DAN PENGUKURAN TEGANGAN TINGGI DENGAN MENGGUNAKAN SELA BOLA

GROUNDING SYSTEM HASBULLAH, MT. Electrical engineering Dept. Oktober 2008

BAB 8 ALAT PENGAMAN JARINGAN DISTRIBUSI

BAB I PENDAHULUAN. energi pun meningkat dengan tajam,salah satunya kebutuhan akan energi listrik di tanah air.

PROTEKSI TEGANGAN LEBIH MENGGUNAKAN SURGE PROTECTIVE DEVICES (SPDs) PADA INSTALASI TEGANGAN RENDAH (Studi Kasus Sistem Pentanahan TT dan TN-C-S)

1 BAB I PENDAHULUAN. Petir adalah suatu gejala alam, yakni peluahan muatan listrik statis yang

STUDI PERENCANAAN PENGGUNAAN PROTEKSI POWER BUS DI PT. LINDE INDONESIA GRESIK

Analisis Sistem Proteksi Petir Eksternal pada Pabrik 1 PT. Petrokimia Gresik

I. Tujuan Praktikum. kapasitor. muatan listrik pada kapasitor. 1. Mengetahui bentuk dan jenis Kapasitor.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dasman 1), Rudy Harman 2)

1 BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan daya listrik dari pembangkit ke konsumen yang letaknya dapat

Jurnal ICT Penelitian dan Penerapan Teknologi AKADEMI TELKOM SANDHY PUTRA JAKARTA

BAB III PERENCANAAN. 3.1 Perencanaan kerja alat Secara Blok Diagram. Rangkaian Setting. Rangkaian Pengendali. Rangkaian Output. Elektroda. Gambar 3.

TEGANGAN RESIDU KEPING ARESTER SEBAGAI FUNGSI DARI CACAH KEPING ARESTER

MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR

BAB III LANDASAN TEORI

Pengukuran RESISTIVITAS batuan.

SEMIKONDUKTOR. Komponen Semikonduktor I. DIODE

HIGH VOLTAGE (equipment & testing) HASBULLAH, M.T

BAB IX. PROTEKSI TEGANGAN LEBIH, ARUS BOCOR DAN SURJA HUBUNG (TRANSIENT)

SIMULASI DAN ANALISIS PENGARUH TEGANGAN LEBIH IMPULS PADA BELITAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI 20 KV

TEORI DASAR. 2.1 Pengertian

STUDY ON SURGE ARRESTER PERFORMANCE DUE TO LIGHTNING STROKE IN 20 KV DISTRIBUTION LINES. Agung Warsito, Abdul Syakur, Liliyana NS *)

Tes Surja untuk Mendeteksi Kerusakan Belitan pada Motor Induksi Tegangan Rendah

BAB III METODE PENELITIAN. Pada prinsipnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

BAB I LATAR BELAKANG. berlangsung secara aman dan efisien sepanjang waktu. Salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk menyalurkan listrik secara

BAB II TEGANGAN TINGGI. sehingga perlu penjelasan khusus mengenai pengukuran ini. Ada tiga jenis tegangan

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR ARUS (CURRENT TRANSFORMER / CT)

Analisa Rating Lightning Arrester Pada Jaringan Transmisi 70 kv Tomohon-Teling

Studi Proteksi Gangguan Hubung Tanah Stator Generator 100% Dengan Metode Tegangan Harmonisa Ketiga

Transkripsi:

DAMPAK PEMBERIAN IMPULS ARUS TERHADAP KETAHANAN ARRESTER TEGANGAN RENDAH Diah Suwarti Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta Jln. Babarsari No 1, Sleman, Yogyakarta diah.w73@gmail.com Intisari Arester adalah peralatan yang digunakan untuk memproteksi peralatan dan sistem elektrik terhadap tegangan lebih yang salah satu penyebabnya adalah surja petir. Karena petir merupakan proses gejala alam yang terjadinya tidak bisa diprediksikan waktu dan besar impuls arusnya, dan jika arrester diterpa impuls petir dengan nilai puncak arus yang tinggi maka arrester dikhawatirkan tidak dapat beroperasi sebagaimana mestinya. Dalam penelitian ini tiga nilai puncak arus impuls yaitu 533.33A (0.03 pu), 3866.6A (0.3 pu) dan 6858.7A (0.5 pu) diujikan pada arrester tegangan rendah. Hasil pengujian terlihat nilai arus bocor tertinggi arester pada tegangan maksimum operasi (Uc) setelah diterpa impuls arus mempunyai nilai arus bocor masing-masing 0.32 ma, 0.33 ma dan 0.33 ma, masih dibawah 1 ma (sesuai Standar internasional IEC 61643-1 Edition 2.0 03/2005). Artinya bahwa arrester masih dalam kondisi baik dan belum mengalami perubahan karakteristik volt-ampere (arus bocornya masih relatif sama) serta masih mempunyai sifat isolator yang baik walaupun telah diterpa impuls arus. Kata kunci: arester tegangan rendah, Impuls arus, arus bocor arrester 1. Pendahuluan Arester sebagai alat pelindung peralatan sistem tenaga listrik terhadap bahaya tegangan lebih surja mempunyai sifat isolator pada tegangan kerja sistem dan akan terhubung singkat apabila diterpa tegangan lebih surja. Arester harus mampu membatasi tegangan yang melalui peralatan listrik sesuai dengan batas ketahanan saat terjadi gangguan tegangan lebih. Arester harus mampu memotong amplitudo tegangan impuls pada batas aman bagi peralatan saat terjadi gangguan tegangan lebih dan tidak boleh ada arus yang mengalir melalui arester saat kondisi normal. Untuk mengetahui pengaruh cacah impuls arus terhadap ketahanan arrester, dilakukan penelitian besar arus bocor arester sebelum dan setelah diterpa impuls, dan kembali beroperasi pada tegangan normal 2. Dasar Teori 2.1. Arester Arester merupakan peralatan yang didesain untuk melindungi peralatan lain dari tegangan surja (baik surja hubung maupun surja petir) dan pengaruh follow current. Sebuah arester harus mampu bertindak sebagai isolator, mengalirkan beberapa miliamper arus bocor ke tanah pada tegangan sistem dan berubah menjadi konduktor yang sangat baik, mengalirkan ribuan amper arus surja ke tanah, memiliki tegangan yang lebih rendah daripada tegangan withstand dari peralatan ketika terjadi tegangan lebih, dan menghilangan arus susulan mengalir dari sistem melalui arester (power follow current) setelah surja petir atau surja hubung berhasil didisipasikan (Petunjuk Operasi &Pemeliharaan Lighling Arester, PLN, 2010). 2.2. Prinsip Kerja Arrester. Prinsip kerja rangkaian proteksi surja / arester secara umum ditunjukkan dalam Gambar 1. Sebuah rangkaian proteksi surja tidak boleh mempengaruhi operasi normal dari sistem yang diproteksi. Artinya, impedan seri harus sangat kecil (Z1 << Z2) dan impedan paralel harus sangat besar (Z2 >> ZL) untuk tegangan dan frekuensi sinyal normal. Misalkan ZL adalah impedan beban. Gambar 1 Rangkaian proteksi surja secara umum 508

Pengalihan surja ke konduktor referensi atau bumi memiliki kelemahan. Ketika arus gelombang surja yang besar menyebar melalui jaringan referensi dengan cara yang tidak terkendali, ini akan menyebabkan gangguan dalam sistem yang sehat lainnya. Oleh karena itu, perlindungan seri tampaknya lebih diinginkan. Namun, sampai saat ini tidak ada perangkat non linier serial yang kuat, cepat dan handal yang dapat menggantikan perlindungan paralel. Dari persyaratan tersebut di atas, piranti-piranti proteksi (proteksi surja) harus non-linear. komponen komponen non-linear dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok: 1. Perangkat yang memiliki tegangan konstan selama konduksi surja (pemotongan) 2. Perangkat yang mengubah keadaan dari insulator menjadi konduktor yang baik selama konduksi surja. 3. Perangkat yang memiliki impedan seri yang besar untuk tegangan CM (isolator disisipkan dalam seri, misalnya CM filter, trafo isolasi, opto-isolator. Proteksi surja seri yang lain atau piranti pembatas termasuk sekering, pemutus rangkaian, induktor dan temperature-dependent resistors). Spark gap terdapat dalam tabung keramik diisi dengan gas inert (gas tabung discharge) dan varistor oksida logam adalah piranti yang sangat populer dalam proteksi instalasi tegangan rendah 2.3. Arester tegangan Rendah MOV (Metal Oxide Varistor) Arester surja jenis MOV didesain tanpa menggunakan celah (gaplessa). Arester jenis MOV merupakan arester yang banyak diterapkan pada sistem tegangan rendah, karena memiliki kemampuan pemotongan tegangan rendah jenis MOV memiliki rating arus pelepasan sebesar 1 ka hingga 15 ka. Biasanya, varistor dibuat dalam bentuk piringan dan karenanya memiliki nilai kapasitansi yang besarnya pada kisaran 0,2-10 nf. Termasuk induktan kaki varistor akan melengkapi rangkaian setara dari varistor, yang ditunjukkan pada Gambar (2). Varistor adalah perangkat yang bertindak cepat dengan tanggapan waktu kurang dari 0,5 μs. Kinerja varistor dipengaruhi oleh suhu. Kebocoran arus yang berlebihan dapat menaikkan suhu varistor tersebut. Karena varistor memiliki koefisien suhu negatif, arus akan meningkat jika varistor bertambah panas, yang akan meningkatkan arus lebih jauh, sehingga akhirnya timbul panas yang belebihan. Varistor biasanya digunakan untuk melindungi sistem elektronik dari tegangan lebih transien yang merambat pada listrik. Ada berbagai jenis model varistor yang telah dikembangkan pada masa lalu yang sedang digunakan untuk berbagai aplikasi dan tergantung pada jenis varistor yang digunakan. Energi yang diserap dalam keramik pada sebuah varistor didistribusikan di seluruh keramik pada butiran-butiran dibandingkan pada sebuah persimpangan tunggal seperti pada bahan semikonduktor. Varistor dapat menahan transien pulsa tunggal sampai dengan 150 persen dari arus pengenalnya, tetapi varistor mungkin rusak pada transien multipulse pada 75 persen dari arus pengenalnya dari puncak arus. Ketika varistor dioperasikan pada tegangan operasi sistem, varistor hanya bisa menahan 40 persen dari arus pengenal dalam lingkungan multipulse. Gambar 2 Model rangkaian ekivalen dari varistor 2.4. Karakteristik Arus-Tegangan Surge Protection Device (SPD) Standar internasional IEC 61643-1 Edition 2.0 (03/2005) mendefinisikan karakteristik dan tes untuk Surge Protection Device pada sistem distribusi tegangan rendah seperti diperlihatkan pada Gambar (3). Gambar 3 Karakteristik arus/waktu dari sebuah SPD dengan varistor. (Overvoltage protection, Chapter J, Schneider Electric - Electrical installation guide 2010) 3. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode perbandingan, yaitu membandingkan arus bocor masing-masing arrester sebelum maupun setelah 509

diterpa impuls dengan nilai yang ada pada Standar Internasional IEC 61643-1 Edition 2.0 (03/2005). Hasil perbandingan tersebut diharapkan dapat menginformasikan tentang ketahanan arrester sebelum maupun setelah diterpa impuls tegangan. 3.1. Bahan Penelitian Bahan yang digunakan untuk penelitian ini adalah tiga arester tegangan rendah yaitu arester merek Shihlin BHP40. Data spesifikasi arester terlihat pada tabel 1. Tabel 1. Data Teknis arester No Data teknis 1 Maximum Current Discharge. Imax (ka) 2 Nominal Discharge Current. In (ka) 3 Voltage Protection Level. Up. (kv) 4 Rated Voltage Network. Un (V) 5 Maximum Continous Operating Voltage. Uc (V) Shihlin BHP40 40 15 1,4 275 440 6 Operating Frequensi 50/60 Hz 7 Operating Voltage 275/440V AC 8 Permanent operating Current. Ic 9 Respone time 10 Operating Temperature 11 Standard IEC 61643-1 T2 EN 61643-11 Type 2 3.2. Alat penelitian Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah Trafo Step Up, Penyearah Gelombang (Rectifier), Pembangkit arus impuls berulang 8/20 µdetik dan Osiloskop penyimpan dan Compuscope 12400 3.3. Jalannya penelitian a. Pengujian besar arus bocor arester sebelum diterpa impuls tegangan dan setelah diterpa impuls tegangan Dasar dari penelitian ini adalah dengan memberikan tegangan kerja AC mulai dari 180 s.d. 500 volt pada arester Shihlin sebelum dan sesudah dikenai impuls arus. Tegangan kerja yang diberikan pada arester diberikan pada nilai dibawah sampai melebihi nilai tegangan operasi maksimum (Uc, 440Volt). Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui karakteristik arus bocor terhadap tegangan kerja pada arester sebelum dan sesudah arester tersebut diterpa impuls. Hasil pengujian ini akan menunjukkan karakteristik (V -I) arester sebelum dan sesudah diterpa impuls sehingga akan terlihat pula ketahanan arrester setelah diterpa impuls. Gambar 4 menunjukkan blok diagram pengujian arus bocor arester. Variac Trafo Step-Up Amper meter Volt meter Arrester Gambar 4. Blok diagram pengujian arus bocor arester b. Membandingkan antara arus bocor arester hasil pengujian dengan Standar internasional IEC 61643-1 Edition 2.0 (03/2005) Standar internasional IEC 61643-1 Edition 2.0 (03/2005) mendefinisikan karakteristik dan tes untuk SPD pada sistem distribusi tegangan rendah. seperti diperlihatkan pada Gambar 3. 4. Hasil Pembahasan 4.1. Hasil Pengujian Arus bocor Arester Shihlin Data hasil pengujian arus bocor arester sebelum diterpa impuls, diperlihatkan pada tabel 2 Tabel 2. Data hasil pengujian arus bocor arester keadaan baru No Tegangan Kerja (V) Shihlin type BHP40 Arus Bocor Arester (μa) 1 180 0,138 2 220 0,169 3 260 0,21 0 4 300 0,230 5 340 0,260 6 380 0,290 7 440 0,350 8 480 0,410 9 520 0,520 10 560 0,710 Nilai Arus bocor arrester Shihlin pada tegangan operasi kerja maksimum (Uc,440 V) dalam kondisi baru lebih kecil dari pada arus bocor baku ( < 1 ma), (ABB Application Guidelines, 2010). Artinya bahwa kondisi arester yang diuji dalam kondisi laik-kerja. Grafik hubungan antara tegangan-kerja dengan arus-bocor untuk arester sebelum diterpa impuls diperlihatkan pada Gambar 6. Gambar 6. Arus bocor AC arrester terhadap tegangan kerja sebelum diterpa impuls arus 510

4.2 Hasil Pengujian arus bocor arester setelah diterpa impuls Tegangan Data yang diperoleh dari hasil pengukuran arus bocor pada sumber AC untuk arrester setelah diterpa impuls arus dengan puncak 533.33A (0.03 pu), 3866.6A (0.3 pu) dan 6858.7A (0.5 pu). Hasil menunjukkan nilai arus bocor tertinggi arester pada tegangan maksimum operasi (Uc) setelah diterpa impuls tegangan masih tergolong kecil masing-masing 0.32 ma, 0.33 ma dan 0.33mA, masih dibawah 1 ma (sesuai Standar internasional IEC 61643-1 Edition 2.0 03/2005)). Dalam hal ini arester masih dikatakan dalam kondisi baik dan belum mengalami belum mengalami perubahan karakteristik volt-ampere (arus bocornya masih relatif sama) serta masih mempunyai sifat isolator yang baik walaupun telah diterpa impuls. Gambar 7, 8 dan 9 memperlihatkan hubungan arus bocor arester Shihlin setelah diterpa impuls arus. Gambar 7. Hubungan arus bocor AC terhadap tegangan kerja arester (puncak impuls arus 0.03 pu) Gambar 8. Hubungan arus bocor AC terhadap tegangan kerja arester (puncak impuls arus 0.3 pu ) Gambar 9. Hubungan arus bocor AC terhadap tegangan kerja arester (puncak impuls arus 0.5 pu) 4. Kesimpulan Berdasarkan landasan teori, hasil pengujian dan pembahasan dari tulisan ini maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Arus Bocor arrester, sebelum diterpa impuls arus, pada tegangan maksimum operasi (Uc) berada di bawah 1 ma, (sesuai Standar internasional IEC 61643-1 Edition 2.0 03/2005)), shingga bisa dikatakan dalam kondisi baik. 2. Suatu arester masih dikatakan dalam kondisi normal bila memenuhi kriteria sebagai berikut belum mengalami perubahan karakteristik volt-ampere (arus bocornya masih relatif sama) serta masih mempunyai sifat isolator yang baik walaupun telah diterpa impuls arus. 3. Nilai arus bocor tertinggi arester pada tegangan maksimum operasi (Uc) se telah diterpa impuls arus masih tergolong kecil yaitu 0.32 ma untuk puncak impuls arus 0.03 pu, 0.33 ma untuk puncak impuls arus 0.3 pu dan 0.33 ma untuk puncak impuls arus 0.5 pu masih dibawah 1 ma (sesuai Standar internasional IEC 61643-1 Edition 2.0 03/2005)). Dalam hal ini arester masih dikatakan dalam kondisi baik dan belum mengalami belum mengalami perubahan karakteristik volt-ampere (arus bocornya masih relatif sama) serta masih mempunyai sifat isolator yang baik walaupun telah diterpa impuls. 511

Daftar Pustaka Hasse P., 2000, Overvoltage Protection of low Voltage System, Institution of Engineering and Technology, London, United Kingdom. Tobing L.B., 2003, Peralatan Tegangan PT Gramedia Pustaka Utama. Tinggi,.,2010, Overvoltage protection, Chapter J, Schneider Electric - Electrical installation guide 2010., 2004, Peralatan dan Sistem Telekontrol Standart Nasional Indonesia (SNI) Cooray V., 2010, Lightning Protection, Institution of Engineering and Technology, London, United Kingdom Suwarti D., 2011, Pengaruh Kenaikan Tegangan Impuls Terhadap Tingkat Perlindungan Peralatan Listrik Pada Arrester Tegangan Rendah Prosiding SENOPUTRO Widyanto A., 2009, Unjuk Kerja Arrester Tegangan Rendah, UGM 512