BAB I PENDAHULUAN. pencegahan penyakit (preventif), peningkatan kesehatan (promotif), penyembuhan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. melalui upaya peningkatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),

BAB I PENDAHULUAN. Berkeadilan. Untuk mencapainya, perlu diusahakan upaya kesehatan yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. mutu pelayanan kesehatan pada seluruh masyarakat. Menurut WHO kesehatan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen

BAB I PENDAHULUAN. perbekalan kesehatan adalah pelayanan obat dan perbekalan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. sosial dan ekonomis (Perpres no. 72 Tahun 2012). Menurut UU no. 36 Tahun

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat menjadi lebih selektif dalam memilih jasa pelayanan dari suatu rumah

BAB 3 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan Pembangunan Kesehatan menuju Indonesia. Sehat mencantumkan empat sasaran pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan. Salah satu misi tersebut adalah memelihara dan

PERLUKAH RAWAT INAP DI PUSKESMAS

BAB I PENDAHULUAN. produktif secara sosial dan ekonomi (Notoadmodjo, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut diselenggarakan berbagai

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan tantangan yaitu peningkatan persaingan dalam berbagai upaya. Salah

Perbedaan jenis pelayanan pada:

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat mahal yang tidak dapat dibayar. Ketika seseorang mengalami suatu penyakit,

BAB I. Kesehatan merupakan hal yang penting di dalam kehidupan. Seseorang. yang merasa sakit akan melakukan upaya demi memperoleh kesehatannya

BAB 1 PENDAHULUAN. yang profit maupun yang non profit, mempunyai tujuan yang ingin dicapai melalui

BAB I PENDAHULUAN. tersebut perlu dilakukan secara bersama-sama dan berkesinambungan oleh para

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh wanita di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit yang merupakan salah satu dari sarana kesehatan, merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang mampu mewujudkan kesehatan optimal. Sedangkan sasaran

BAB 1 PENDAHULUAN. orang, tetapi seluruh masyarakat. Angka kesakitan (morbiditas) pada masyarakat

PENDAHULUAN. derajat kesehatan dilakukan dengan berbagai upaya salah satunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. pemecahannya harus secara multi disiplin. Oleh sebab itu, kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi

BAB I PENDAHULUAN. membangun manusia Indonesia yang tangguh. Pembangunan dalam sektor kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Upaya kesehatan merupakan kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan

BAB 1 PE DAHULUA. Universitas Indonesia. Analisis hubungan bauran..., Tri Yuliana, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan yang setinggi-tingginya pada mulanya berupa upaya

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus merupakan investasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. asuransi sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berjalan sendiri-sendiri dan tidak saling berhubungan.

BAB I PENDAHULUAN. prasarana UPT Kesmas Tegallalang I telah dilengkapi dengan Poskesdes, Pusling,

BAB I PENDAHULUAN. dapat melakukan aktivitas sehari-hari dalam hidupnya. Sehat adalah suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan memiliki peran sangat strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu dan anak penting untuk dilakukan (Kemenkes RI, 2016) Berdasarkan laporan Countdown bahwa setiap dua menit, disuatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan salah satu sarana kesehatan dan tempat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Nasution (2004) berpendapat bahwa mutu mencakup suatu usaha untuk memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. Penilaian pasien terhadap mutu pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dapat bersifat promosi (promotif), pencegahan (preventif), pengobatan

BAB 1 : PENDAHULUAN. berdasarkan amanat Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-Undang No. 40 tahun 2004

BAB I PENDAHULUAN. untuk mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya. Tujuan pembangunan. yang produktif secara sosial dan ekonomis (Depkes RI,2009).

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan (health service). Sarana Pelayanan Kesehatan merupakan tempat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

EFISIENSI RUMAH SAKIT DI SUKOHARJO DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BLORA 2015

mengadakan dan mengatur upaya pelayanan kesehatan (Depkes RI, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya5.

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan yang dinamis dan mempunyai fungsi utama melayani

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas yang didukung kemampuan dan mental yang sehat, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk Usaha, Bidang Usaha, dan Perkembangan Usaha. Klinik Bhakti Mulya Tangerang merupakan salah satu perusahaan bidang

Perbedaan puskesmas dan klinik PUSKESMAS

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PESERTA JAMKESMAS DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai peran penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

BAB 1 : PENDAHULUAN. memperoleh derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Upaya kesehatan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. nasional secara utuh yang dimaksudkan untuk meningkatkan derajat kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang harus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bentuk pelayanan yang menurut Levey dan Loomba (1973) dalam Azwar (1999) adalah

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

TESIS Untuk memenuhi persyaratan Mencapai derajat Sarjana S 2. Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Administrasi Rumah Sakit

memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat. Menurut Undang Undang No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, pasal 93 ayat 1 pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. serta memberikan kepuasan bagi pasien selaku pengguna jasa kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. padat modal dan padat teknologi, disebut demikian karena rumah sakit memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang, terdiri dari pulau-pulau yang tersebar di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Dimana sarana kesehatan pemerintah maupun swasta semakin

BAB I PENDAHULUAN. harapan masyarakat sebagai pemakai jasa kesehatan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. produktivitas perusahaan. Dengan memberikan pelayanan kesehatan sebaik mungkin

BAB 1 PENDAHULUAN. Asia. Berdasarkan data sensus penduduk tahun 2010, penduduk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Dalam mewujudkan

SKRIPSI. GAMBARAN KUNJUNGAN PASIEN RAWAT JALAN PADA 10 BESAR ANGKA KUNJUNGAN PASIEN DI POLIKLINIK RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memenuhinya serta meminimalkan kesalahan yang membuat pasien kecewa.

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat (Haliman dan Wulandari, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu melahirkan menjadi 118 per kelahiran hidup; dan 4) Menurunnya

I. PENDAHULUAN. Banyaknya minat untuk menjadi seorang dokter berpengaruh di dunia pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan dalam melaksanakan pembangunan kesehatan. Dalam upaya menuju

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa dalam rangka meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu diusahakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima serta terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Upaya-upaya kesehatan tersebut sesuai dengan bab IV pasal 47 undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan meliputi pencegahan penyakit (preventif), peningkatan kesehatan (promotif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) (Depkes RI, 2010). Untuk dapat melakukan upaya kesehatan yang dimaksud di atas salah satu hal yang perlu dilakukan dan dipandang mempunyai peranan penting adalah menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Adapun yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara sendiri atau bersamasama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakat (Azwar, 1996). Dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan diperlukan fasilitas kesehatan, yaitu alat dan tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan, baik peningkatan, pencegahan, pengobatan, maupun pemulihan yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat. Dalam profil kesehatan Indonesia disebutkan bahwa tempat-tempat penyelenggaraan pelayanan kesehatan antara lain rumah sakit,

Puskemas, balai pengobatan/klinik, praktek dokter, praktek pengobatan tradisional, praktek tenaga kesehatan, Polindes, Poskesdes, Posyandu, apotek, toko obat dan pos UKK (Depkes RI, 2009). Berdasarkan data BPS yang diolah oleh Depkes RI dan dimuat dalam profil kesehatan Indonesia tahun 2008 diketahui bahwa jumlah sarana kesehatan di Indonesia berjumlah 154.784 unit yang terdiri dari 1.372 unit rumah sakit, 8.548 unit Polikliniks, 23.163 unit Polikliniks pembantu serta 121.701 unit sarana kesehatan lainnya yang terdiri dari Poskesdes, Polindes, Posyandu, apotek dan tempat pelayanan kesehatan lainnya (Depkes RI, 2009). Di Provinsi Sumatera Utara sampai akhir tahun 2008, jumlah sarana pelayanan kesehatan sebanyak 25.939 unit yang terdiri dari 190 unit rumah sakit, 493 unit Polikliniks, 514 unit Polikliniks keliling, 1.933 unit Polikliniks pembantu, dan 22.809 unit sarana kesehatan lain yakni balai pengobatan/klinik, praktek dokter, Polindes, Poskesdes, Posyandu, apotek, pos obat desa dan pos UKK (Dinkes Sumut, 2009). Pada Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara tahun 2008 dilaporkan bahwa setiap kecamatan telah memiliki minimal satu Polikliniks dan beberapa sarana kesehatan lainnya yang tentu saja sangat memudahkan masyarakat setempat dalam mengakses pelayanan kesehatan. Walaupun sarana kesehatan telah menjangkau hampir semua wilayah masyarakat, namun pemanfaatan pelayanan kesehatan di Indonesia masih belum memuaskan dimana masih banyaknya masyarakat yang mengalami keluhan kesehatan lebih memilih untuk mengobati sendiri. Hasil Riset Kesehatan Dasar 2008 menunjukkan bahwa selama sebulan referensi diketahui bahwa 65,59% penduduk yang memiliki keluhan kesehatan memilih untuk mengobati sendiri (Depkes RI, 2009). Sementara di Provinsi Sumatera Utara tahun 2008

diperoleh data bahwa persentase penduduk yang memilih untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan sebesar 42,55% dari seluruh penduduk yang memiliki keluhan kesehatan pada bulan referensi (Dinkes Sumut, 2009). Masih rendahnya pemanfaatan pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor. McKinlay (1972) dalam Fauzi Muzaham mengidentifikasikan 6 faktor yang memengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan yakni faktor ekonomi, sosiodemografi, psikologi sosial, sosial, budaya dan organisasional (Muzaham, 1995). Dalam beberapa penelitian disebutkan bahwa faktor yang dominan memengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah faktor usia menjadi faktor deteminan dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan (Taffa dan Chapngeno, 2005), pada lingkungan mahasiswa lama studi juga memengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan dimana menurut penelitian Andersen dan Barthus (1973) mahasiswa yang lebih tua kurang berminat dengan pelayanan kesehatan kampus (Muzaham, 1995). Faktor dominan lain yang memengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah pengetahuan tentang pelayanan kesehatan (Shaikh dan Hatcher, 2005) yang didukung oleh hasil penelitian Wibowo (1992) yang menyebutkan bahwa pengetahuan ibu tentang pelayanan antenatal berhubungan dengan pemanfaatan antenatal pada bidan. Menurut Yanagisawa (2004), jarak tempat tinggal pasien sangat memengaruhi pemanfaatan pelayanan. Hal ini sesuai dengan penelitian Smith (1983) dan Mechanic (1996) dalam Yuliah (2001) bahwa dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan, tempat pelayanan yang tersedia menjadi bahan pertimbangan. Penelitian lain juga menyebutkan bahwa persepsi sakit, biaya dan jarak menjadi faktor yang sangat dominan dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan.

Selain faktor-faktor di atas, faktor yang juga sangat menentukan dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah sikap dan tindakan petugas pelayanan terhadap pasien. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Bintang (1989) yang menyebutkan bahwa sikap petugas berpengaruh terhadap pemanfaatan poliklinik Depkeu RI (Hediyati, 2001). Selain pelayanan kesehatan yang ada di lingkungan masyarakat, beberapa institusi pada umumnya juga memenuhi kebutuhan kesehatan anggotanya dengan menyediakan tempat pelayanan kesehatan dan atau bekerja sama dengan sarana kesehatan yang bertujuan untuk memudahkan anggotanya dalam mengakses pelayanan kesehatan. Institusi pendidikan juga menyediakan pelayanan kesehatan bagi civitas akademikanya. Beberapa universitas yang menyediakan pelayanan kesehatan bagi civitas akademikanya antara lain Universitas Indonesia (UI), Intitut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Diponegoro (Undip), Universitas Methodist Indonesia (UMI) Medan, dan beberapa universitas lainnya. Universitas Indonesia memberikan pelayanan kesehatan bagi civitas akademikanya dengan menyediakan poliklinik yang melayani pelayanan dokter umum, gigi, jantung, ortodonti, radiologi (rontgen dada, dental, extremitas, sinus) dengan fasilitas yang tersedia adalah apotek, ambulance, UGD dan radiologi. Demikian juga dengan IPB dan Undip memberikan pelayanan kesehatan bagi civitas akademikanya dengan menyediakan poliklinik rawat jalan. (USU) merupakan salah satu institusi pendidikan yang juga menyediakan tempat pelayanan kesehatan tersendiri bagi civitas akademika USU terutama mahasiswa, staf pengajar serta pegawai di lingkungan USU yakni Poliklinik USU. Namun dalam melaksanakan tugasnya, Poliklinik USU memberikan

pelayanan kesehatan yang dimilkinya diakses oleh masyarakat. Tugas yang dilakukan oleh Poliklinik USU sampai saat ini berupa pelayanan berobat jalan oleh dokter umum, dokter gigi, dokter spesialis mata, THT, kulit dan kelamin, anak, laboratorium klinik, dan apotek dan juga berbagai kegiatan lainnya yang berhubungan dengan kesehatan (Poliklinik USU, 2011). Pemanfaatan pelayanan kesehatan di Poliklinik USU dari tahun ke tahun semakin meningkat, namun pada tahun 2008 mengalami penurunan jumlah kunjungan dimana jumlah kunjungan pada tahun 2008 adalah 16077 kunjungan, pada tahun 2009 menjadi 15817 kunjungan dan pada tahun 2010 menjadi 15722 kunjungan. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 1.1 Jumlah Kunjungan Pasien di Poliklinik USU dari Tahun 2000 Sampai 2010 Tahun Jumlah Kunjungan 2000 5205 2001 6440 2002 8623 2003 10872 2004 11843 2005 13668 2006 15586 2007 15825 2008 16077 2009 15817 2010 15722 (Sumber : Poliklinik USU, 2011) Selain data di atas, peneliti juga mendapatkan bahwa pengunjung Poliklinik USU terdiri dari mahasiswa USU, Dosen dan Pegawai USU serta pasien luar dengan jumlah yang berbeda-beda setiap tahunnya. Jumlah pengunjung tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1.2 Jumlah kunjungan Pasien di Poliklinik USU Dari Tahun 2008 Sampai 2010 Berdasarkan Kategori Pengunjung Pengunjung 2008 2009 2010 Mahasiswa USU 9941 9636 9468 Dosen dan Pegawai USU 2304 2414 2601 Pasien Luar 3832 3767 3653 Jumlah 16077 15817 15722 (Sumber : Poliklinik USU, 2011) Dari data tersebut diketahui bahwa jumlah kunjungan mahasiswa dan pasien luar dari tahun 2008 ke 2010 semakin menurun, sedangkan kunjungan dari dosen dan pegawai semakin meningkat. Dari survei awal yang dilakukan, peneliti mendapatkan bahwa masih banyak mahasiswa yang tidak memanfaatkan pelayanan di Poliklinik USU tersebut. Hal ini disebabkan karena kurangnya informasi yang didapatkan oleh mahasiswa tentang Poliklinik USU dan juga keluhan kesehatan yang dialami oleh mahasiswa masih tergolong ringan sehingga merasa bahwa tidak perlu memanfaatkan pelayanan kesehatan dan cenderung mengobati diri sendiri dengan membeli obat bebas. Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti ingin mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi perilaku mahasiswa USU terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan di Poliklinik USU dan sepengetahuan peneliti belum pernah dilakukan penelitian sejenis. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan permasalahan yang ditemukan di atas, maka rumusan masalahnya adalah apa saja faktor-faktor yang memengaruhi perilaku mahasiswa USU terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan di Poliklinik USU tahun 2011.

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Adapun tujuan umum penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi perilaku mahasiswa USU terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan di Poliklinik USU tahun 2011. 1.3.2 Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui faktor predisposisi yakni jenis kelamin, umur, pengetahuan tentang Poliklinik USU dan sikap terhadap Poliklinik USU yang memengaruhi perilaku mahasiswa USU terhadap pemanfaatan Poliklinik USU. 2. Untuk mengetahui faktor kemampuan yakni jarak tempat tinggal dengan Poliklinik USU, tindakan petugas kesehatan, sumber informasi dan kelompok referensi yang memengaruhi perilaku mahasiswa USU terhadap pemanfaatan Poliklinik USU. 3. Untuk mengetahui faktor kebutuhan yakni persepsi sakit yang memengaruhi perilaku mahasiswa Usu terhadap pemanfaatan Poliklinik USU. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Memberikan gambaran faktor-faktor yang memengaruhi perilaku mahasiswa USU terhadap pemanfaatan Poliklinik USU tahun 2011. 2. Memberikan masukan kepada pihak Poliklinik USU dan rektorat USU dalam rangka pengembangan pelayanan kesehatan bagi civitas USU 3. Memberikan informasi kepada mahasiswa tentang pelayanan kesehatan di Poliklinik USU.

4. Sebagai bahan masukan bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian sejenis.