BAB I PENDAHULUAN. kesehatan (Depkes RI, 1999). Peningkatan kebutuhan dalam bidang kesehatan ini

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dunia medis saat ini tengah mengalami perkembangan yang sangat pesat

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan tersebut adalah pelayanan kesehatan di rumah sakit. Menurut Undang-

ESTIMASI PERHITUNGAN BIAYA SATUAN PADA PROSEDUR PELAYANAN PERSALINAN METODE SECTIO CAESAREA STUDI KASUS RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. yayasan yang sudah disahkan sebagai badan hukum. rawat inap, rawat darurat, rawat intensif, serta pelayanan penunjang lainnya.

ESTIMASI PERHITUNGAN BIAYA SATUAN PADA PROSEDUR PELAYANAN PERSALINAN METODE SECTIO CAESAREA STUDI KASUS RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Doktrin New Public Management (NPM) atau Reinveting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing perusahaan

2. STRUKTUR ORGANISASI RSUD INDRASARI RENGAT, KAB.INDRAGIRI HULU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN REMUNERASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO

MISI MENJADI RUMAH SAKIT BERSTANDAR KELAS DUNIA PILIHAN MASYARAKAT KEPUASAN DAN KESELAMATAN PASIEN ADALAH TUJUAN KAMI

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan primer yang dimiliki oleh setiap

RSUD KOTA BANDUNG RENJA 2014 BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja (Renja) RSUD Kota Bandung Tahun 2014 merupakan dokumen

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya

1 BAB I PENDAHULUAN. pengentasan kemiskinan. Tujuan MDGs di bidang kesehatan merupakan tujuan

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 41 TAHUN 2012 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN. masyarakat. RSUD kota Bandung beralamat di Jl. Rumah Sakit No. 22 Ujung

BAB 1 PENDAHULUAN. dari rumusan permasalahan dan pertanyaan penelitian. Setelah teridentifikasi

PENYUSUNAN INDIKATOR KINERJA KLINIK DALAM STANDAR PELAYANAN MINIMAL DI RS DR KARIADI SEBAGAI BADAN LAYANAN UMUM. Farichah Hanum

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. organisasi jasa berlomba untuk merebut pasar, dengan meningkatkan layanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

LAMPIRAN 1 Gambar 4.1 Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. (unit cost) dengan metode bertingkat (step method), yang dalam bidang ilmu

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 173 TAHUN 2013

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BAB III METODE PENELITIAN

GAMBARAN UMUM RSUD INDRASARI RENGAT

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 45 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BALARAJA KABUPATEN TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN Kondisi Umum Identifikasi Masalah

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. tercapainya beberapa perubahan kearah yang lebih baik untuk pengguna dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu.

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di bidang keuangan negara meliputi Undang-undang No. 17

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 25 Tahun 2014 Seri E Nomor 22 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Anggaran 1981/1982, dengan luas lokasi sekitar 2,5 Ha. Peresmian penggunaannya

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN. 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis, sarana pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. pentingnya kesehatan sebagai hak azasi manusia. Sehat merupakan kebutuhan dasar

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, akan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia itu sendiri.

BUPATI PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja (Renja) RSUD Kota Bandung Tahun 2015 merupakan. dokumen rencana pembangunan RSUD Kota Bandung periode tahun

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

harus dilaksanakan dengan teliti dalam setiap fungsi manajemen. Keputusan

BAB 7 RINGKASAN, KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI. 7.1 Ringkasan Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah

BAB I PENDAHULUAN. dan penelitian serta mencakup berbagai tindakan maupun disiplin medis.

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR TAHUN 2012 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya dalam mewujudkan bangsa Indonesia yang sehat, kualitas pelayanan kesehatan dan jumlah pasien yang datang untuk

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berbasis unit, dengan penghitungan unit cost yang detail sehingga mudah dalam

BAB I PENDAHULUAN. penting dari pembangunan nasional. Tujuan utama dari pembangunan di bidang

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 78 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WONOSARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 1 - BUPATI ACEH TAMIANG PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TAMIANG NOMOR 77 TAHUN 2016

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA STRATEGIS BISNIS PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BIMA

-1- BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. berbagai pihak dan secara psikologis membantu proses penyembuhan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Medis, pengertian sarana pelayanan kesehatan adalah tempat. untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi. Rumah sakit merupakan

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Dep Kes RI (2008), rumah sakit adalah sarana kesehatan

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berkembang dari APIKES PENA HUSADA SURABAYA, yaitu Akademi Rekam

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BUPATI JENEPONTO. Jalan Lanto Dg. Pasewang No. 34 Jeneponto Telp. (0419) Kode Pos 92311

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM KESEHATAN DAERAH

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 19 TAHUN 2012 T E N T A N G

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia yang semakin meningkat

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan perorangan meliputi pelayanan, promotif, preventif, kuratif, dan

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 6 TAHUN 2015 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

PERHITUNGAN BIAYA SATUAN PADA UNIT PERSALINAN METODE NORMAL (Studi Kasus RSUD Panembahan Senopati Bantul Tahun 2014) Skripsi

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. konstitusi WHO. Dalam upaya mewujudkan hak kesehatan pada setiap individu, pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Sakit. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN : RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL. Alamat : Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo Bantul, Yogyakarta, 55714

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan utama dari pembangunan kesehatan adalah peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sehat secara fisik, mental dan sosial, untuk mencapai suatu kehidupan sosial ekonomi yang produktif yang didukung dengan sumber daya yang memadai seperti tenaga kesehatan, sarana dan prasarana kesehatan (Depkes RI, 1999). Peningkatan kebutuhan dalam bidang kesehatan ini tentunya menuntut rumah sakit untuk meningkatkan kemampuan sumber dayanya agar dapat memberikan pelayanan yang baik, bermutu dan professional kepada masyarakat. Bukan hanya dari sisi sumber daya manusianya, tetapi juga dari kesiapan dana untuk memberikan pelayanan, juga sarana dan prasana yang dimiliki rumah sakit apakah memadai atau kurang memadai. Tuntutan ini tentunya akan menjadi tantangan sekaligus motivasi bagi rumah sakit agar dapat meningkatkan pelayanan kesehatannya kepada masyarakat umum. Rumah sakit sebagai salah satu organisasi yang menyediakan pelayanan akan kesehatan kepada masyarakat tentunya memiliki struktur organisasi yang unik dan kompleks. Hal itu seperti yang dikatakan Ikhsan (2010) bahwa Rumah Sakit mempunyai sifat, ciri dan fungsi khusus, karena didalamnya terdapat berbagai macam profesi yang terlibat untuk menghasilkan produk jasa pelayanan medis, maka dalam perkembangannya pada ilmu teknologi harus dapat melihat berbagai aspek yang dapat mempengaruhi organisasi dalam satu sarana memberikan 1

2 pelayanan kesehatan. Sebagai Badan Layanan Umum (BLU) dan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) yang melayani kepentingan umum, Rumah Sakit harus mengutamakan pelayanan yang baik kepada masyarakat, sehingga dalam penyediaan barang dan jasa yang dijual, keuntungan bukanlah tujuan utama yang harus dicapai oleh Rumah Sakit. Hal ini sesuai dengan tujuan BLU yaitu meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa dengan memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi dan produktivitas serta penerapan bisnis yang sehat. Maka, sebagai suatu instansi yang berada dalam naungan pemerintahan, rumah sakit dalam menjalankan kegiatan operasionalnya lebih berfokus pada efisiensi dan efektivitas. Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas tersebut munculah suatu reformasi dalam bidang perhitungan biaya pada rumah sakit dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No 23 tahun 2005 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No 61 tahun 2007 yang menegaskan bahwa tarif pelayanan BLU dan BLUD harus ditentukan berdasarkan unit cost. Perhitungan unit cost dapat dipergunakan rumah sakit sebagai dasar pengukuran kinerja penyusunan anggaran dan subsidi, sebagai alat negosiasi pembiayaan kepada stakeholder yang terkait serta dapat pula dijadikan acuan dalam mengusulkan tarif pelayanan rumah sakit yang baru dan terjangkau oleh masyarakat. Perhitungan unit cost dalam suatu jasa pelayanan akan sangat membantu dalam menetapkan besarnya anggaran dan biaya dalam suatu proses pelayanan di rumah sakit. Penentuan unit cost dalam

3 analisis biaya diperlukan untuk mengetahui besarnya biaya yang benar-benar dibutuhkan untuk menghasilkan suatu produk berupa barang ataupun jasa untuk menilai efisiensi dalam anggaran (Supriyanto, 2000). Dengan demikian diharapkan rumah sakit dapat melakukan cost tracing (penelusuran biaya) terhadap penentuan segala macam tarif yang ditetapkan dalam layanan, dengan tujuan tarif tersebut diharapkan sesuai dengan kemampuan dan kemauan masyarakat. Disisi lain penerapan perhitungan berdasarkan unit cost ini, mampu membuat rumah sakit menjadi organisasi yang dapat bertanggung jawab tidak hanya kepada masyarakat tetapi juga kepada pihak internal dan eksternal, serta membantu pihak manajemen dalam pengambilan keputusan yang strategis berdasarkan perhitungan biaya yang tepat. Informasi mengenai unit cost sangat dibutuhkan bagi pihak internal maupun eksternal. Bagi pihak internal terutama bagi manajemen rumah sakit itu sendiri, informasi mengenai unit cost dapat digunakan untuk menganalisis biaya yang terjadi di rumah sakit, mengevaluasi kinerja berbagai aktivitas, melakasanakan fungsi perencanaan dan penganggaran, menetapkan tarif dari suatu pelayanan dan menetapkan besarnya subsidi dan menjadi motivasi untuk melakukan perbaikan mutu tanpa meninggalkan fungsi sosial, serta untuk kepentingan pengambilan keputusan. Sedangkan untuk pihak eksternal, misalnya bagi pemerintah, informasi mengenai unit cost dapat digunakan untuk menentukan tarif dan jumlah subsidi yang akan diberikan kepada rumah sakit (Ambarriani, 2012). Perhitungan biaya dalam penetapan tarif berguna untuk menganalisa tingkat efisiensi suatu unit pelayanan tertentu dan salah satu faktor yang penting dalam penetapan tarif

4 pelayanan kesehatan adalah besarnya biaya satuan (unit cost) dari pelayanan yang diberikan (Gani, 1995). Namun pada kenyataannya masih banyak ditemukan permasalahan dalam menerapkan metode unit cost pada rumah sakit ini, masih ditemukan perhitungan yang tidak tepat mengenai biaya dari suatu pelayanan medis dikarenakan pengetahuan SDM mengenai unit cost kurang memadai, sehingga dalam penentuan tarif pelayanan tersebut pada akhirnya tidak dapat menutup biaya operasional serta biaya pemeliharaannya. Jika penghitungan biaya berdasarkan unit cost dilakukan secara tidak tepat, maka akan menimbulkan tarif yang terlalu tinggi yang tidak sesuai dengan prinsip efisien dan efektif sehingga kurang terjangkau oleh masyarakat. Tarif yang tinggi tersebut bisa mengakibatkan rumah sakit tidak mampu bersaing dengan rumah sakit lainnya. Oleh karena itu, Penyusunan tarif dengan menghitung biaya berdasarkan unit cost diharapkan dapat menutup semua biaya layanan diluar subsidi yang diharapkan dari pemerintah. Untuk menghitung unit cost pada rumah sakit dapat dilakukan pada dua jenis unit kegiatan yaitu unit produksi pelayanan dan unit penunjang pelayanan. Dimana unit produksi pelayanan adalah unit yang langsung memberikan pelayanan kepada pasien seperti rawat jalan, rawat inap, pelayanan kebidanan dan perinatal, instalasi gawat darurat, instalasi rehabilitasi medik, instalasi bedah sentral, instalasi radiologi, instalasi laboratorium, instalasi bank darah, instalasi farmasi, instalasi gizi, pelayanan khusus. Sedangkan unit penunjang pelayanan adalah unit yang memberikan pelayanan secara tidak langsung guna menunjang

5 unit produksi pelayanan seperti instalasi pemeliharaan sarana guna membantu kelancaran pelaksanaan pelayanan kepada customer. Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul adalah rumah sakit kelas B Non Pendidikan milik pemerintah yang merupakan sarana pelayanan kesehatan di kota Bantul dan sekitarnya. Salah satu jenis pelayanan yang ada pada RSUD Panembahan Senopati Bantul adalah pelayanan unit ibu dan anak yang didalamnya terdapat prosedur persalinan baik Caesar maupun normal, dimana menurut data laporan tahun 2013, jumlah kegiatan pelayanan persalinan pada tahun 2013 sebesar 2.262 dengan persalinan normal sebanyak 418, persalinan dengan komplikasi sebesar 1.844 dan sectio caesaria sebanyak 851, selain itu juga terjadi peningkatan pada ibu persalinan diruang bersalin yang mengakibatkan terjadinya overload capacity. Unit pelayanan kebidanan di RSUD Panembahan Senopati Bantul memang sudah menerapkan perhitungan tarif berdasarkan unit cost dengan mengacu pada Peraturan Daerah No. 04 Tahun 2004, tetapi untuk pengimplementasian seperti yang dimaksud pada perda tersebut, rumah sakit masih kesulitan untuk melakukannya sehingga penentuan tarif pada jasa persalinan tersebut masih menggunakan metode tradisional (konvensional) berdasarkan unit cost dimana biaya-biaya dibebankan langsung pada unit persalinan. Metode tradisional ini membebankan semua biaya ke suatu produk atau jasa, termasuk biaya yang tidak berhubungan dengan produk atau jasa tersebut, padahal kenyataannya banyak sumber biaya yang timbul dari aktivitas lain yang tidak berhubungan dengan proses produksi. Sehingga jika digunakan

6 untuk menghitung tarif pada layanan jasa di rumah sakit, akan memberikan gambaran yang kurang tepat dalam menetapkan pembiayaannya. Berdasarkan pertimbangan diatas mengenai unit persalinan pada RSUD Panembahan Senopati Bantul masih menggunakan metode konvensional dalam menghitung unit cost dan mengingat adanya peraturan pemerintah yang mengharuskan RS menghitung tarif berdasarkan unit cost secara tepat, maka perlu dilakukan suatu penelitian untuk mengetahui berapakah biaya satuan (unit cost) dari prosedur pelayanan persalinan caesar di RSUD Panembahan Senopati dengan menggunakan metode bertahap atau bertingkat (step method) pada tahun 2014. Dengan demikian penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: ESTIMASI PERHITUNGAN BIAYA SATUAN (UNIT COST) PADA PROSEDUR PELAYANAN PERSALINAN CAESAR DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI TAHUN 2014. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan urian yang telah disampaikan dalam bagian latar belakang, maka rumusan masalah yang telah disusun dalam penelitian ini adalah Berapakah besarnya biaya satuan (unit cost) pada prosedur pelayanan persalinan caesar di RSUD Panembahan Senopati Bantul pada tahun 2014? 1.3. Batasan Masalah Penulis membatasi penelitian agar tidak terjadi kesalahan dalam penyusunan penelitian ini. Batasan penelitian pada penulisan ini adalah :

7 1) Data-data yang digunakan dari rumah sakit hanya mencakup data tahun 2014. 2) Data yang digunakan merupakan seluruh data kegiatan yang mempengaruhi seluruh kegiatan pelayanan atas prosedur persalinan, baik persalinan secara normal maupun Caesar. Selain itu, data yang digunakan merupakan data sekunder mengenai data biaya yang dikeluarkan untuk pelayanan prosedur persalinan pada tahun 2014 yang diperoleh dari bagian rekam medik, administrasi, dan keuangan di RSUD Panembahan Senopati Bantul. 1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya biaya satuan (unit cost) pada prosedur pelayanan persalinan caesar di RSUD Panembahan Senopati Bantul pada tahun 2014. 2. Manfaat Penelitian a) Bagi RSUD Panembahan Senopati Bantul adalah sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan tarif prosedur pelayanan persalinan di RSUD Panembahan Senopati Bantul pada masa yang akan datang, serta pedoman dalam menyusun kerjasama antara pihak rumah sakit dengan pengguna jasa layanannya. b) Bagi peneliti sendiri adalah sebagai salah satu sarana untuk membandingkan sekaligus menerapkan berbagai teori yang telah didapat mengenai perhitungan unit cost selama studi di bangku kuliah ke dalam praktek sesungguhnya

8 1.5. Sistematika Penulisan Penulisan penelitian ini terbagi dalam 3 bab dimana garis besarnya adalah sebagai berikut : BAB I : Bab ini merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, BAB II : Bab ini berisi tentang teori metode penghitungan biaya berdasarkan unit cost antara lain : biaya, klasifikasi biaya, pusat biaya, penelusuran dan penentuan biaya satuan (unit cost), metode penelusuran biaya, metode alokasi biaya, langkah-langkah perhitungan biaya satuan serta manfaat melakukan perhitungan biaya satuan. BAB III : Bab ini berisi tentang objek dan lokasi penelitian, gambaran umum rumah sakit, struktur organisasi, teknik pengumpulan data, instrumen pengumpulan data, serta metode analisis data. BAB IV : Bab ini berisi tentang analisa dan perhitungan biaya satuan (unit cost) dengan metode bertingkat (step method) atau yang dikenal juga dengan metode double distribution dalam ilmu kesehatan dari prosedur persalina Caesar di RSUD Panembahan Senopati Bantul. BAB V : Bab ini berisi penutup yang terdiri dari kesimpulan dari penelitian yang tekah dilakukan, serta saran yang diberikan oleh penulis untuk RSUD Panembahan Senopati Bantul.