BAB I. PENDAHULUAN. aktivitas mereka sehari-hari. Air memegang peranan penting bagi kehidupan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi

BAB I. PENDAHULUAN. Kebutuhan air semakin lama semakin meningkat sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan. Tanpa air kehidupan di

Mekanisme Pelaksanaan Program Hibah Air Minum APBN Tahun Anggaran 2015

BAB I PENDAHULUAN. peradaban manusia tidak akan mencapai tingkat yang dinikmati sampai saat ini. Air merupakan sumber daya yang sangat diperlukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. manusia berkisar antara % dengan rincian 55 % - 60% berat badan orang

VI. POLA DAN PERILAKU PENGGUNAAN AIR BERSIH OLEH PENDUDUK. 6.1 Pola Penggunaan Air Bersih oleh Penduduk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan zat kehidupan, dimana tidak satupun mahluk hidup di planet bumi ini yang tidak membutuhkan air.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air sangat dibutuhkan oleh semua mahkluk hidup tanpa terkecuali

VII. ESTIMASI NILAI KERUGIAN EKONOMI PENDUDUK AKIBAT PENCEMARAN AIR TANAH. air tanah dengan sumber air bersih lainnya yakni air PDAM.

BAB 1 PENDAHULUAN. selama hidupnya selalu memerlukan air. Tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air.

BAB I PENDAHULUAN. Air adalah sebutan untuk senyawa yang memiliki rumus kimia H 2 O. Air. Conference on Water and the Environment)

I. PENDAHULUAN. Perumahan dan pemukiman merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan unsur yang penting di dalam kehidupan.tidak ada satu pun makhluk

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa sumber air untuk kebutuhan sehari-hari antara lain sumur dangkal,

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari air. Pada tubuh orang dewasa, sekitar % berat badan terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia. Indonesia memiliki 17,504 pulau dengan luas wilayah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu baik

PROFIL KABUPATEN / KOTA

BAB I PENDAHULUAN. bertahan hidup tanpa air. Sebanyak 50 80% di dalam tubuh manusia terdiri

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) D-157

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

V. EVALUASI KINERJA PDAM KABUPATEN SUKABUMI. Dalam mengukur kinerja PDAM Kabupaten Sukabumi sebagai

I. PENDAHULUAN. dengan tidak mengorbankan kelestarian sumberdaya alam itu sendiri.

BAB 1 PENDAHULUAN. Barat. Tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi dan meningkatnya kegiatan

I.PENDAHULUAN. Kehidupan masyarakat kota bandar lampung tidak akan aman dan sejahtera kalau sumbersumber

BAB I PENDAHULUAN. ini. Terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard Km 3 air dengan persentase 97,5%

STUDI SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI PULAU BARRANG LOMPO KECAMATAN UJUNG TANAH KOTA MAKASSAR

PROFIL KABUPATEN / KOTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya mutu hidup manusia adalah terpenuhinya kebutuhan dasar

I. PENDAHULUAN. khatulistiwa. Curah hujan di Indonesia cukup tinggi dan memiliki cadangan air

BAB I PENDAHULUAN. sanitasi dan air untuk transportasi, baik disungai maupun di laut (Arya, 2004: 73).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia, sebagaimana

I. PENDAHULUAN. meningkatkan lagi aktivitas penduduk serta penggunaan sumber daya air.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 01 (2016), Hal ISSN :

SUMMARY GAMBARAN KUALITAS AIR SUMUR GALI PENDERITA PENYAKIT KULIT DI DESA AYUHULA KECAMATAN BONGOMEME KABUPATEN GORONTALO

I. PENDAHULUAN. bagi manusia. Bagi kelangsungan hidupnya, manusia membutuhkan air baik

BAB I PENDAHULUAN. Pulau Bali dengan luas kurang lebih 5.636,66 km 2. penduduk yang mencapai jiwa sangat rentan terhadap berbagai dampak

PROFIL KABUPATEN / KOTA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara yang berkembang yang giat giatnya melaksanakan

EVALUASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH SISTEM TERPUSAT DI KOTA MANADO

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu sumber daya alam yang mutlak diperlukan bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. seutuhnya sudah tentu tidak lepas dari tujuan agar kehidupan manusia itu terdapat

I. PENDAHULUAN. dimanfaatkan untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Standar kelayakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian sehat sesuai dengan UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

I. PENDAHULUAN. di muka bumi. Tanpa air kehidupan tidak dapat berlangsung. Manusia sebagai

PROFIL KABUPATEN / KOTA

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Konsep Program Hibah Air Minum Perdesaan Sumber Dana APBN Murni TA 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Yogi S, dan M. Ikhsan. Standar Pelayanan Publik di Daerah

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PENGARUH JARAK ANTARA SUMUR DENGAN SUNGAI TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR GALI DI DESA TALUMOPATU KECAMATAN MOOTILANGO KABUPATEN GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah keadaan lingkungan. Salah satu komponen lingkungan. kebutuhan rumah tangga (Kusnaedi, 2010).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian mengenai Uji kualitas fisik air yang pada sarana air bersih

I. PENDAHULUAN. secara nyata kemampuan daerah dalam mengatur dan mengurus rumah tangganya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bersih, cakupan pemenuhan air bersih bagi masyarakat baik di desa maupun

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 4 POLA KONSUMSI AIR BERSIH RUMAH TANGGA DI KELURAHAN SETIAMANAH

IV.B.7. Urusan Wajib Perumahan

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BERSIH BAGI MASYARAKAT DI PERUMNAS PUCANGGADING TUGAS AKHIR

PROFIL KABUPATEN / KOTA

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai sumber informasi, Public Relations atau Humas berperan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan makhluk

PENDAHULUAN. waktu terjadi pasang. Daerah genangan pasang biasanya terdapat di daerah dataran

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh anak-anak yang dianggap masih

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau kaadaan

PROFIL KABUPATEN / KOTA

VERIFIKASI HIBAH AIR MINUM APBN TAHUN 2015 DIREKTORAT PENGAWASAN BUMD

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bohulo. Desa Talumopatu memiliki batas-batas wilayah sebelah Utara berbatasan

BAB I. PENDAHULUAN. masyarakat yang bermukim di pedesaan, sehingga mereka termotivasi untuk

PROFIL KABUPATEN / KOTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan. Air

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kota Bima

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan sangat vital bagi mahkluk hidup. Air yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan mahkluk hidup. Kebutuhan

MEKANISME PELAKSANAAN PROGRAM HIBAH AIR MINUM TA 2016

4 KEADAAN UMUM 4.1 Keadaan Geografi

BAB I PENDAHULUAN. Kepadatan penduduk yang tinggi dengan pertumbuhan cepat di kota bila

BAB I PENDAHULUAN. Semua makhluk hidup memerlukan air. Manusia sebagian tubuhnya terdiri

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh manusia untuk keperluan sehari-harinya yang memenuhi

Gambaran Sanitasi Lingkungan Wilayah Pesisir Danau Limboto di Desa Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo Tahun 2013

Transkripsi:

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu jenis sumberdaya air yang bermutu baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas mereka sehari-hari. Air memegang peranan penting bagi kehidupan manusia, baik dalam kehidupan individu sehari-hari, perekonomian, pertanian, transportasi, industri, tetapi penggunaan yang utama adalah sebagai air minum. Dalam hal ini, perlu diketahui bagaimana air dikatakan bersih dari segi kualitas dan bisa dikonsumsi maupun digunakan dalam jumlah yang memadai dalam kegiatan sehari-hari manusia. Terdapat bebarapa persyaratan yang harus dipenuhi sebelum air dapat dikatakan bersih dan layak konsumsi. Hal ini diperjelas oleh Suripin (2002:6) yang mengatakan: Air dapat dikatakan bersih jika memenuhi beberapa syarat, diantaranya kualitas fisik yang terdiri atas bahan padat terapung maupun terlarut, derajat kekeruhan, bau, warna dan rasa, serta temperatur. Kualitas kimia yang terdiri atas ph, kesadahan dan alkalinitas, serta kualitas biologi dimana air terbebas dari mikroorganisme penyebab penyakit. Berdasarkan pendapat tersebut diketahui bahwa air dapat dikonsumsi jika kondisinya jernih, tidak berbau, tidak berasa, dan tidak mengandung bahan kimia

2 berbahaya. Selama ini, pemenuhan kebutuhan akan air tersebut salah satunya diambil dari air tanah yang berupa sumur gali maupun sumur bor, dan membeli dari pedagang air keliling. Kebutuhan terhadap air bersih tersebut tidak berbanding lurus dengan pemerataan pelayanan air bersih yang diberikan oleh pemerintah. Hal tersebut juga terjadi di Bandarlampung, dimana pemerintah menargetkan seluruh masyarakatnya mendapat pelayanan air bersih yang memadai, tetapi masyarakat yang telah mendapat pelayanan air bersih dari pemerintah hingga saat ini belum mencapai 30% dari total penduduk yang ada di Bandarlampung. Data lebih lengkap dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 1.1 : Pertumbuhan Penduduk dan Penduduk yang Dilayani (dalam jiwa) Uraian Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Penduduk administrasi 895,82 (target) 844,608 812,133 822,880 833,517 881,801 2 Penduduk yang dilayani PDAM (realisasi) 184,040 182,100 183,300 184,045 220,794 235,13 2 Ratio Penduduk yang dilayani (%) 21.79% 22.42% 22.28% 22.08% 25.04% 26.25% Sumber: PDAM Way Rilau 2006-2011 dan BPS Kota Bandarlampung 2010 Belum meratanya pelayanan air bersih yang dilakukan pemerintah mengakibatkan masyarakat memanfaatkan sumber air seadanya untuk melakukan aktivitas sehariharinya, seperti mandi, mencuci, dan lainnya. Belum maksimalnya penyediaan air bersih ini akan berdampak pada semua lapisan masyarakat akan tetapi, yang paling rentan adalah masyarakat miskin yang berpenghasilan rendah. Dampak atau konsekuensi bagi masyarakat berpenghasilan rendah yang tidak memiliki akses terhadap air bersih, antara lain: (1) meningkatnya biaya, karena mereka

3 harus mencari alternatif lain yang lebih mahal seperti air minum dalam botol; (2) berkurangnya konsumsi air bersih karena semakin besarnya biaya, waktu, dan upaya yang dibutuhkan untuk mendapatkan air bersih; (3) bertambahnya biaya kesehatan dan berkurangnya penghasilan karena hilangnya produktivitas yang disebabkan oleh penyakit yang ditularkan akibat pencemaran air (sumber: Jurnal Prakarsa IndII diakses pada 27 Februari 2015 dalam http://www.indii.co.id:8080/ind/publications.php?id_cat=59). Terlebih lagi masyarakat yang tinggal di daerah dataran tinggi dan pesisir pantai yang memang sulit mendapat air bersih yang layak untuk konsumsi karena terbatasnya sumber air bersih yang disebabkan oleh kondisi fisik daerahnya. Selain itu, mengingat sebagian besar penduduk yang bermukim di daerah pantai memiliki tingkat ekonomi dan tingkat pendidikan yang rendah maka diperlukan teknologi penyediaan air bersih yang mudah dan tidak memerlukan biaya yang mahal (sumber: Prariset Kelurahan Bakung, 27 Februari 2015). Menanggapi kebutuhan air bersih yang semakin meningkat tersebut, Pemerintah Pusat memberikan suatu program hibah kepada daerah, yaitu Program Hibah Air Minum. Program hibah ini adalah bantuan dari Pemerintah Luar Negeri (Australian AID) untuk mendukung Pemerintah Indonesia mencapai Tujuan Pembangunan Millenium (MDGs) dalam akses terhadap air bersih perpipaan. Mekanisme Program hibah ini adalah pemberian hibah dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah dengan target 250.000 Sambungan Rumah (SR)

4 diseluruh Indonesia ( sumber: Lokakarya Pengelolaan Hibah Air Minum Tahap Kedua Tahun 2014). Hibah Air Minum ini juga dimaksudkan sebagai insentif kepada Pemerintah Daerah dalam hal pelayanan air bersih. Salah satunya Pemerintah Kota Bandarlampung agar dapat melaksanakan peran dan tanggung jawabnya dalam penyelenggaraan penyediaan pelayanan air bersih di daerahnya. Dikatakan Program Hibah Air Minum karena menggunakan sistem perpipaan yang langsung disalurkan ke rumah-rumah masyarakat penerimanya, bukan untuk umum seperti sumur bor atau sumur pompa. Program ini diberikan kepada daerah yang kesulitan mendapatkan air bersih dan masyarakatnya berpenghasilan rendah (MBR). Dengan persyaratan minimal yang harus dipenuhi oleh MBR, antara lain: daya listrik rumah 1300 VA dan 50% diantara target sasaran tersebut memiliki daya listrik 900 VA ( sumber: Bahan Lokakarya Pengelolaan Hibah Air Minum Tahap Kedua Tahun 2014). Pelaksanaan Program Hibah Air Minum Bantuan Luar Negeri Tahap Kedua Tahun 2014 sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 2 Tahun 2012 tentang Hibah Daerah dan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 188/2012 tentang Hibah dari Pemerintah Pusat Kepada Pemerintah Daerah. Manajemen pengelolaan Program Hibah ini dilakukan bersama antara beberapa instansi pemerintahan, dan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Way Rilau Kota Bandarlampung. Secara keseluruhan pelaksanaannya diserahkan kepada PDAM. Dalam pelaksanaan program ini, Pemerintah Kota Bandarlampung disyaratkankan memberikan

5 Penyertaan Modal Pemerintah (PMP).PMP tersebut didasari oleh Peraturan Wali Kota (Perwali) Nomor 1, Tahun 2014 tentang Penyertaan Modal Pemerintah kepada PDAM Way Rilau Kota Bandarlampung. PMP tersebut dilakukan sebagai bukti bahwa Pemerintah Kota Bandarlampung turut serta dalam upaya meningkatkan pelayanan air bersih di daerahnya. Selain itu, sebagai upaya mendukung kemampuan PDAM secara finansial untuk melaksanakan kegiatan pembangunan SR. PDAM Way Rilau Kota Bandarlampung merupakan satu-satunya perusahaan daerah yang bergerak dalam penyediaan air minum bagi masyarakat yang dalam operasionalnya melekat dua fungsi, yaitu sebagai unsur pelayanan masyarakat dan sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (P AD). PDAM Way Rilau Kota Bandarlampung mempunyai tugas melaksanakan, mengelola prasarana dan sarana di bidang penyediaan air minum dengan tujuan memberikan pelayanan air bersih dalam bentuk sambungan perpipaan secara adil dan terus menerus kepada masyarakat. ( sumber: Dokumen Profil PDAM Way Rilau Kota Bandarlampung Tahun 2010) Program Hibah Air Minum tersebut dilaksanakan dalam beberapa tahap, yaitu tahap pertama tahun 2013-2014, tahap kedua tahun 2014-Juni 2015, dan dilanjutkan tahap ketiga pada Juli 2015. Program Hibah tahap pertama dan kedua dukungan dananya berasal dari Luar Negeri, sementara tahap ketiga dilaksanakan dengan dukungan murni dari dana APBN. Pada pelaksanaan tahap pertama program ini terdapat permasalahan yang terjadi, antara lain lain terjadinya perbedaan data masyarakat pada tahap survei, seperti:

6 1. Terjadi perubahan daya listrik 2. Data responden tidak sama dengan data technical survey ( nama dan alamat tidak ditemukan atau nama ganda) 3. Sosialisasi yang belum maksimal kepada masyarakat (sumber : Bahan Lokakarya Penyiapan Hibah Air Bersih APBN 2015). Selain itu, permasalahan yang terjadi adalah pihak PDAM yang tidak dianjurkan mengambil keuntungan dari pemasangan sambungan rumah (SR) pada program ini. PDAM diperbolehkan memungut biaya pemasangan SR dari masyarakat tetapi harus lebih murah dari pelanggan reguler (masyarakat yang menggunakan jasa PDAM dengan tarif normal, bukan MBR) sementara kualitas yang diberikan sama, sehingga hal ini sangat memungkinkan dapat menimbulkan ketidakstabilan pada pihak PDAM. Bandarlampung mendapat tanggung jawab menyalurkan Program Hibah Air Minum Bantuan Luar Negeri Tahap Kedua ini kepada lima kecamatan yang kesulitan air bersih dan masyarakatnya berpenghasilan rendah dengan target 1.000 Sambungan Rumah (SR). Kecamatan yang dimaksud antara lain, Panjang, Telukbetung Selatan (TbS), Telukbetung Barat (TbT), Telukbetung Timur (TbT), dan Bumi Waras. Penelitian ini difokuskan untuk meneliti pelaksanaan Program Hibah Air Minum pada Kecamatan Telukbetung Barat yang sasarannya adalah Kelurahan Bakung. Diantara kelima kecamatan sasaran Program Hibah tersebut, Kecamatan Telukbetung Barat merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk terkecil yaitu 29.793 jiwa ( sumber: proyeksi jumlah penduduk Bandarlampung

7 2014-2035 PDAM Way Rilau). Dari keseluruhan jumlah penduduk tersebut, jumlah masyarakat miskin di Kecamatan Telukbetung Barat mencapai 4.367 Kepala Keluarga (KK) ( sumber: Data jumlah penduduk miskin per kecamatan tahun 2012- BKKBN). Kelurahan Bakung merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan Telukbetung Barat yang diprioritaskan mendapat bantuan air bersih karena kondisi fisik daerahnya berbatu, sumber mata air sulit ditemukan, dan dekat dengan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bakung. Tingkat perekonomian masyarakat yang masih rendah karena masih banyak masyarakat dalam keadaan keluarga pra sejahtera, tingkat pendidikan masyarakat yang masih rendah dan sarana transportasi yang kurang memadai karena tidak adanya kendaraan umum yang masuk ke daerah tersebut. Sebagian masyarakat hanya mencapai jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD), dan banyak masyarakat usia produktif (15-56 tahun) yang tidak bekerja atau bekerja sebagai asisten rumah tangga ( sumber: Profil Kelurahan Bakung, Telukbetung Barat 2010). Dengan kondisi daerah yang demikian, masyarakat menjadi kesulitan mendapat air bersih karena kualitas air tanah yang buruk, berbau, dan air tanah mudah kering karena bersifat tadah hujan. Selain itu, untuk memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari biasanya masyarakat mengandalkan sumur bor yang jaraknya mencapai 3 KM, sementara tidak ada kendaraan umum yang masuk ke daerahnya, atau membeli air dari tetangga yang memasang sambungan air perpipaan ( sumber: Pra-Riset pada tanggal 27 Februari 2015).

8 Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pelaksanaan program hibah ini pada tahap sebelumnya masih belum dilaksanakan secara maksimal dimana masih banyak permasalahan yang ditemukan dalam prosesnya.merujuk pada permasalahan yang telah dipaparkan tersebut, pelaksanaan Program Hibah Air Minum ini perlu diteliti agar dapat diketahui apakah program tersebut diimplementasikan dengan baik dan berjalan sesuai dengan tujuannya. Selain itu, agar hasil yang dicapai sesuai dengan harapan dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat terutama MBR terhadap air bersih yang mudah dan murah. Apabila pelaksanaannya buruk, maka yang terjadi adalah sebaliknya dimana kebutuhan masyarakat tidak terpenuhi dan adanya indikasi implementasi yang buruk oleh pelaksana program, tentu masyarakat menjadi pihak yang dirugikan karena hal tersebut. Dengan demikian, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai program hibah ini dengan judul, Implementasi Program Hibah Air Minum Bantuan Luar Negeri Tahap Kedua Tahun 2014 di Bandarlampung (Studi Kasus di Kelurahan Bakung, Telukbetung Barat). B. Rumusan Permasalahan Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka rumusan permasalahan yang ingin diselesaikan melalui penelitian ini adalah: 1. Bagaimana proses Implementasi Program Hibah Air Minum Bantuan Luar Negeri Tahap Kedua Tahun 2014 di Bandarlampung, khususnya Kelurahan Bakung, Telukbetung Barat?

9 2. ApakahDampak Program Hibah Air Minum Bantuan Luar Negeri Tahap Kedua Tahun 2014 di Kelurahan Bakung, Telukbetung Barat bagi Masyarakat Kelurahan Bakung? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, pada dasarnya hasil yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah: 1. Untuk mendapatkan rumusan pengetahuan mengenai Implementasi Program Hibah Air Minum Bantuan Luar Negeri Tahap Kedua Tahun 2014 di Bandarlampung, khususnya Kelurahan Bakung, Telukbetung Barat. 2. Untuk mengetahui dampak yang diterima oleh masyarakat Kelurahan Bakung dengan adaya Program Hibah Air Minum Bantuan Luar Negeri Tahap Kedua Tahun 2014 di Bandarlampung, khususnya Kelurahan Bakung, Telukbetung Barat. D. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini kedepannya diharapkan dapat bermanfaat untuk : 1. Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat menjadi kontribusi dalam pengembangan konsep dalam Ilmu Administrasi Negara, khususnya studi Implementasi Kebijakan Publik; dan menjadi sumber referensi untuk melengkapi maupun memperbaiki bagi penelitian mengenai Implementasi

10 program hibah air minum kepada MBR ditahap selanjutnya, baik di Bandarlampung maupun di kota lainnya. 2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi para pengelola Program Hibah Air Minum, khususnya PDAM Way Rilau Kota Bandarlampung dalam memberikan pelayanan penyediaan air bersih untuk masyarakat, khususnya Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), meminimalisir permasalahan yang terjadi dalam proses pelaksanaannya, dan juga diharapkan dapat berguna sebagai bahan bagi penyempurnaan Program Hibah Air Minum tahap selanjutnya.