RESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 017/PUU-IV/2006 Perbaikan Tanggal 12 September 2006

dokumen-dokumen yang mirip
I. PEMOHON Perkumpulan Tukang Gigi (PTGI) Jawa Timur yang dalam hal ini di wakili oleh Mahendra Budianta selaku Ketua dan Arifin selaku Sekretaris

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 37/PUU-X/2012 Tentang Peraturan Perundang-Undangan Yang Tepat Bagi Pengaturan Hak-Hak Hakim

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 56/PUU-XIV/2016 Pembatalan Perda Oleh Gubernur dan Menteri

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 48/PUU-X/2012 Tentang Penentuan Batas Wilayah Kepulauan Riau

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN

RESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 063/PUU-II/2004

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 30/PUU-XIV/2016

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 125/PUU-XIII/2015 Penyidikan terhadap Anggota Komisi Yudisial

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor /PUU-VII/2009 tentang UU SISDIKNAS Pendidikan usia dini

II. OBJEK PERMOHONAN Pengujian Materiil Pasal 53 ayat (3) Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan (UU 30/2014).

I. PEMOHON Indonesian Human Rights Comitee for Social Justice (IHCS) yang diwakilkan oleh Gunawan

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 74/PUU-XIII/2015 Pemberian Manfaat Pensiun Bagi Peserta Dana Pensiun

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 66/PUU-X/2012 Tentang Penggunaan Bahan Zat Adiktif

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 32/PUU-XIV/2016 Pengajuan Grasi Lebih Dari Satu Kali

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 43/PUU-XIV/2016 Kewenangan Jaksa Agung Untuk Mengenyampingkan Perkara Demi Kepentingan Umum

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 75/PUU-XV/2017

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 43/PUU-XV/2017

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Nomor 3/PUU-XV/2017 Pelaksanaan Tugas Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK)

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 96/PUU-XIII/2015 Penundaan Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Calon Tunggal)

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 65/PUU-XV/2017

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 67/PUU-XV/2017

RESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 004/PUU-I/2003

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 37/PUU-XIV/2016 Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 121/PUU-XII/2014 Pengisian Anggota DPRP

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 27/PUU-XIII/2015 Status Pegawai Honorer dengan Berlakunya Undang-Undang Aparatur Sipil Negara

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 55/PUU-IX/2011 Tentang Peringatan Kesehatan dalam Promosi Rokok

I. PEMOHON Serikat Pekerja PT. PLN, selanjutnya disebut Pemohon

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 31/PUU-XIV/2016 Pengelolaan Pendidikan Tingkat Menengah Oleh Pemerintah Daerah Provinsi

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 108/PUU-XIV/2016 Peninjauan Kembali (PK) Lebih Satu Kali

II. OBJEK PERMOHONAN Pengujian materiil Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial (UU 2/2004).

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 103/PUU-XIII/2015 Penolakan Pendaftaran Calon Peserta Pemilukada

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 3/PUU-XV/2017 Pelaksanaan Tugas Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK)

Kuasa Hukum Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra, S.H., M.Sc., dkk, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 2 Maret 2015.

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 43/PUU-XIII/2015 Proses Seleksi Pengangkatan Hakim

KUASA HUKUM Dr. A. Muhammad Asrun, S.H., M.H., dan Vivi Ayunita Kusumandari, S.H., berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 7 Oktober 2014.

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 6/PUU-XIV/2016 Pembatasan Masa Jabatan dan Periodesasi Hakim Pengadilan Pajak

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 74/PUU-XIV/2016 Frasa mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya dalam UU ITE

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 29/PUU-XI/2013 Tentang Penetapan Batam, Bintan dan Karimun Sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 70/PUU-XII/2014 Kewenangan Pengelolaan Hutan oleh Pemerintah Pusat

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 27/PUU-XV/2017 Kewenangan Menteri Keuangan Dalam Menentukan Persyaratan Sebagai Kuasa Wajib Pajak

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 066/PUU-II/2004

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

KUASA HUKUM Heru Widodo, S.H., M.Hum., dkk berdasarkan surat kuasa hukum tertanggal 22 Januari 2015.

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA

II. OBJEK PERMOHONAN Pengujian Materiil Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 33/PUU-XV/2017 Eksploitasi Ekonomi Terhadap Anak

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 57/PUU-XV/2017

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 28/PUU-XIV/2016 Dualisme Penentuan Unsur Pimpinan DPR Provinsi Papua dan Papua Barat

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

I. PEMOHON Imam Ghozali. Kuasa Pemohon: Iskandar Zulkarnaen, SH., MH., berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 15 Desember 2015.

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 69/PUU-XV/2017

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 49/PUU-XV/2017 Pembubaran Ormas

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 80/PUU-XII/2014 Ketiadaan Pengembalian Bea Masuk Akibat Adanya Gugatan Perdata

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 5/PUU-XVI/2018

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 5/PUU-XIII/2015 Pengecualian Pembina dalam Menerima Gaji, Upah, atau Honorarium Pengurus

A. Kronologi pengajuan uji materi (judicial review) Untuk mendukung data dalam pembahasan yangtelah dikemukakan,

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 21/PUU-XVI/2018

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 34/PUU-XVI/2018 Langkah Hukum yang Diambil DPR terhadap Pihak yang Merendahkan Kehormatan DPR

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 54/PUU-X/2012 Tentang Parliamentary Threshold dan Electoral Threshold

PERBAIKAN RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 26/PUU-VII/2009 Tentang UU Pemilihan Presiden & Wakil Presiden Calon Presiden Perseorangan

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 16/PUU-X/2012 Tentang KEWENANGAN KEJAKSAAN DALAM PENYIDIKAN TINDAK PIDANA KORUPSI

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 62/PUU-XV/2017

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 101/PUU-XV/2017 Peralihan Hak Milik atas Tanah

I. PEMOHON Tomson Situmeang, S.H sebagai Pemohon I;

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 40/PUU-XIII/2015 Pemberhentian Sementara Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 26/PUU-XV/2017 Pembatalan Putusan Arbitrase

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 4/PUU-XV/2017 Pemilihan Pimpinan DPR oleh Anggota DPR Dalam Satu Paket Bersifat Tetap

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

I. PEMOHON Imam Ghozali. Kuasa Pemohon: Iskandar Zulkarnaen, SH., MH., berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 15 Desember 2015.

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 62/PUU-XIII/2015 Surat Ijo Tidak Menjadi Dasar Hak Pemilikan Atas Tanah

OBJEK PERMOHONAN Pengujian Materiil Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara terhadap Undang-Undang Dasar 1945.

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 25/PUU-XVI/2018

III. KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI Penjelasan Pemohon mengenai kewenangan Mahkamah Konstitusi untuk menguji Undang-Undang adalah:

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 40/PUU-XVI/2018 Dua Kali Masa Jabatan Bagi Presiden atau Wakil Presiden

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 16/PUU-VIII/2010 Tentang UU Kekuasaan Kehakiman, UU MA dan KUHAP Pembatasan Pengajuan PK

RINGKASAN PUTUSAN. Perkara Nomor 17/PUU-V/2007 : Henry Yosodiningrat, SH, dkk

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 31/PUU-XI/2013 Tentang Pemberhentian Oleh Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 98/PUU-XV/2017 Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian Bagi Aparatur Sipil Negara

Kuasa Hukum : - Fathul Hadie Utsman, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 20 Oktober 2014;

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 74/PUU-IX/2011 Tentang Pemberlakuan Sanksi Pidana Pada Pelaku Usaha

KUASA HUKUM Fathul Hadie Ustman berdasarkan surat kuasa hukum tertanggal 20 Oktober 2014.

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 52/PUU-XV/2017 Pembubaran Ormas yang bertentangan dengan Pancasila Dan Undang-Undang Dasar Negara Tahun 1945

Kuasa Hukum Hendrayana, S.H., Mappinawang, S.H., dkk, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 6 Oktober 2016

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 63/PUU-XI/2013 Tentang Status Hukum Daerah Istimewa Surakarta Hadiningrat

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 40/PUU-XV/2017 Hak Angket DPR Terhadap KPK

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 62/PUU-X/2012 Tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan Riau

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 25/PUU-XV/2017 Pertanggungjawaban atas Kerusakan Lingkungan dan Kebakaran Hutan

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Nomor 2/PUU-XV/2017 Syarat Tidak Pernah Melakukan Perbuatan Tercela Bagi Calon Kepala Daerah

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 95/PUU-XIV/2016 Syarat Pendidikan Hukum untuk Profesi Advokat

RechtsVinding Online

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 51/PUU-XIV/2016 Hak Konstitusional untuk Dipilih Menjadi Kepala Daerah di Provinsi Aceh

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 112/PUU-XIII/2015 Hukuman Mati Untuk Pelaku Tindak Pidana Korupsi

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 86/PUU-XII/2014 Pengangkatan Tenaga Honorer/Pegawai Tidak Tetap

Transkripsi:

RESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 017/PUU-IV/2006 Perbaikan Tanggal 12 September 2006 I. PEMOHON Yandril, S.Sos. dkk KUASA PEMOHON M. Luthfie Hakim. dkk II. PENGUJIAN UNDANG-UNDANG Undang-undang Nomor 32 tentang Pemerintahan Daerah terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 Pasal 7 ayat (2), Perubahan batas suatu daerah, perubahan nama daerah, pemberian nama bagian rupa bumi serta perubahan nama, atau pemindahan ibu kota yang tidak mengakibatkan penghapusan suatu daerah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Bertentangan dengan Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 5 ayat (2) Presiden menetapkan Peraturan Pemerintah untuk menjalankan Undang-undang sebagaimana mestinya. Pasal 18 ayat (1) Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-undang. Pasal 18B ayat (2) Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat serta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-undang. Pasal 22A Ketentuan lebih lanjut tentang tata cara pembentukan undang-undang diatur dengan undang-undang. Pasal 25A Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan undang-undang.

III. ALASAN Pengujian Pasal 7 ayat (2) Undang-undang Nomor 32 Pemerintahan Daerah bertentangan dengan Pasal 5 ayat (2) UUD 1945 sebagai berikut: a. Bahwa berdasarkan Pasal 7 ayat (2) yang mendelegasikan suatu perubahan batas suatu daerah, dimana pembentukan suatu daerah ditetapkan dengan Undangundang (Pasal 4 UU Pemerintahan Daerah), dengan menggunakan Peraturan Pemerintah b. Bahwa salah satu fakta yang dapat membuktikan tidak tepatnya pendelegasian perubahan batas wilayah dengan suatu Peraturan Pemerintah tersebut adalah terbitnya PP Perubahan Wilayah yang merupakan implikasi dari Pasal 7 ayat (2) UU Pemerintahan Daerah (dahulu Pasal 5 ayat 3 UU No. 22 Tahun 1999, yang telah dicabut dengan UU Pemerintahan Daerah) tentang perubahan batas wilayah Kabupaten Agam dan Kota Bukittinggi yang dibentuk dengan Undang-undang Pembentukan Kabupaten Agam dan Kota Bukittinggi, maka secara yuridis formal ketentuan Pasal 7 ayat (2) UU Pemerintahan Daerah adalah tidak benar karena jelas pembentukan Kabupaten Agam dan Kota Bukittinggi telah ditetapkan dalam Undang-undang, sehingga perubahan atas Undang-undang tersebut juga harus dengan Undang-undang pula. c. Bahwa dengan terbitnya Peraturan Pemerintah yang mengatur tentang perubahan wilayah Kabupaten Agam dan Kota Bukittinggi tersebut dengan Undang-undang Nomor 61 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang-undang Darurat Nomor 19 tahun 1957 tentang Pembentukan Daerah-daerah Swatantra Tingkat I Sumatera Barat, Jambi dan Riau yang antara lain mengatur mengenai pembentukan Kabupaten Agam dan Kota Bukittinggi, maka secara yuridis formal ketentuan Pasal 7 ayat (2) Undang-undang Pemerintahan Daerah adalah tidak benar. Pelanggaran terhadap Pasal 18 ayat (1) UUD 1945 karena : a. Bahwa materi muatan Pasal 7 ayat (2) UU Pemerintahan Daerah adalah cacat hukum dan harus dinyatakan tidak berlaku dan tidak mempunyai kekuatan hukum, lebih lanjut berdasarkan alasan tersebut diatas maka dapat dilihat dalan Pasal 18 ayat (1) UUD 1945 secara tersirat mengandung definisi Daerah sebagaimana tertera dalam Pasal 1 angka 6 Undang-undang Pemda.

b. Perubahan batas suatu wilayah yang diatur dalam Pasal 7 ayat (2) UU Pemerintahan Daerah yang didelegasikan kepada Peraturan Pemerintah, menurut Pemohon adalah termasuk dalam pengertian pembagian daerah dalam Pasal 18 ayat (1) UUD 1945, dan oleh karenanya sudah seharusnya ditetapkan dalam suatu Undang-undang. Pelanggaran terhadap Pasal 18B ayat (2) UUD 1945 karena: - Pembentukan dan/atau perubahan batas suatu wilayah, menurut Pemohon, tidak terlepas dari keberadaan budaya yang berkembang dalam masyarakat hukum adat dalam wilayah tersebut. Sehingga jelas pesan dan misi dari Pasal 18B ayat (2) - Ketentuan Pasal 7 ayat (2) UU Pemerintahan Daerah terbukti telah mengesampingkan perlindungan hukum terhadap kesatuan masyarakatmasyarakat hukum adat dan hak-hak tradisionalnya Pelanggaran terhadap Pasal 22A UUD 1945, karena: - Bahwa UU Pembentukan Peraturan Perundang-undangan adalah penerapan dari amanat Pasal 22A UUD 1945, sehingga seluruh pembentukan peraturan perundangan harus didasarkan pada UU Nomor 10 tersebut. - Pelanggaran yang dilakukan terhadap Pasal 22A UUD 1945 jo UU Nomor 10 adalah sebagai berikut: a. Pelanggaran terhadap Pasal 22A UUD 1945 jo. Pasal 1 angka 12 UU Nomor 10 Apabila merujuk pada ketentuan Pasal 1 angka 12 maka materi yang dimuat dalam suatu Peraturan Pemerintah, in casu sebagaimana dimuat dalam Pasal 7 ayat 2 UU Pemerintahan Daerah, seharusnya adalah merupakan pelaksanaan dari suatu Undang-undang dan bukan untuk merubah Undang-undang karena secara hirarki peraturan pemerintah mempunyai kedudukan yang lebih rendah dari Undang-undang. b. Pelanggaran Pasal 22A UUD 1945 jo. Pasal 5 huruf c UU Nomor 10 Mengacu pada ketentuan Pasal 5 huruf c, penyimpangan Pasal 7 ayat (2) UU Pemerintahan Daerah terhadap UUD 1945 sangat nyata terlihat di

mana materi muatannya tidak memenuhi syarat dan ketentuan yang telah ditetapkan dalam Pasal 5 huruf c UU No. 10 yaitu adanya kesesuaian antara jenis dan materi muatan; c. Pelanggaran terhadap Pasal 22A UUD 1945 jo. Pasal 6 UU Nomor 10 Sebagai pelaksanaan amanat UUD 1945, Pasal 6 UU No 10 juga menentukan asas-asas yang harus dipenuhi oleh materi suatu peraturan perundang-undangan. Salah satu asas tersebut adalah keadilan, ketertiban dan kepastian hukum, dengan kata lain suatu peraturan dibuat dengan tujuan untuk memberikan ketertiban dan kepastian hukum. Hal mana tidak ditemukan dalam Pasal 7 ayat (2) UU Pemerintahan Daerah yang sebaliknya malahan menimbulkan rasa ketidakadilan dan memberikan ketidakpastian serta ketidakkonsistenan hukum. d. Pelanggaran terhadap Pasal 22A UUD 1945 jo. Pasal 7 ayat (1) dan (5) UU Nomor 10 Ketidaksesuaian dan penyimpangan Pasal 7 ayat (2) UU Pemerintahan Daerah dengan UUD 1945 terbukti bahwa kedudukan suatu peraturan pemerintah secara hirarki adalah lebih rendah dari Undang-undang, sehingga dengan demikian materi muatan Pasal 7 ayat (2) Pemerintahan Daerah tersebut adalah cacat hukum dan harus dinyatakan tidak berlaku; e. Pelanggaran terhadap Pasal 22A UUD 1945 jo. Pasal 8 UU Nomor 10 Ketidaksesuaian Pasal 7 ayat (2) UU Pemerintahan Daerah dengan UUD 1945 secara nyata kembali terlihat jika dihubungkan dengan Pasal 8 UU Nomor 10. Dalam Pasal 8 tersebut secara tegas dinyatakan bahwa materi muatan tentang wilayah negara dan pembagian daerah adalah merupakan materi muatan dari Undang-undang dan bukan merupakan materi muatan dari peraturan pemerintah.

IV. PETITUM Maka berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan diatas, dengan ini Pemohon mohon agar Ketua Mahkamah Konstitusi yang memeriksa dan mengadili Permohonan ini memutuskan dengan amar yang berbunyi sebagai berikut : 1. Mengabulkan permohonan Pemohon; 2. Menyatakan para Pemohon memiliki alas hak (legal standing) untuk bertindak sebagai Pemohon dalam permohonan ini; 3. Menyatakan bahwa Pasal 7 ayat (2) Undang-undang Nomor 32 tentang Pemerintahan Daerah bertentangan dengan UUD 1945; 4. Menyatakan bahwa Pasal 7 ayat (2) Undang-undang Nomor 32 tentang Pemerintahan Daerah tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat. Demikianlah Permohonan ini Kami sampaikan, mohon kiranya Ketua Mahkamah Konstitusi dapat mengabulkannya. Terima kasih.