PENGARUH PENAMBAHAN SILIKON TERHADAP SUDUT KONTAK HIDROPOBIK DAN KARAKTERISTIK ARUS BOCOR PERMUKAAN BAHAN RESIN EPOKSI

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PENAMBAHAN KARET SILIKON TERHADAP SUDUT KONTAK HIDROPOBIK DAN KARAKTERISTIK ARUS BOCOR PERMUKAAN PADA BAHAN RESIN EPOKSI

Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, SH Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia.

EFEKTIFITAS PEMANFAATAN PASIR PANTAI BERKALSIUM SEBAGAI MATERIAL PENGISI BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI UNTUK ISOLATOR LISTRIK

ANALISIS KARAKTERISTIK ARUS BOCOR DAN SUDUT KONTAK PADA BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI DENGAN CAMPURAN ABU SEKAM

ANALISIS DEGRADASI PERMUKAAN BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI DENGAN PENGISI PASIR PANTAI YANG MENGANDUNG BANYAK KALSIUM. Jl. Kasipah No.

Pengaruh Kontaminan terhadap Sudut Kontak Hidropobik dan Karakteristik Arus Bocor pada Sampel Isolator Resin Epoksi Silane

ANALISA PENGARUH PENAMBAHAN SILANE TERHADAP UNJUK KERJA ISOLATOR BAHAN RESIN EPOKSI DENGAN KONTAMINAN PANTAI

The 2nd University Research Coloquium 2015 ISSN

PEMANFAATAN BATU BERSILIKA, SILANE, DAN VINYL SILANE SEBAGAI PENGISI BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI UNTUK ISOLATOR LISTRIK

Pengaruh Radiasi UV Buatan Terhadap Kerusakan Permukaan Bahan Isolasi Resin Epoksi Silane

BABI PENDAHULUAN. semakin meningkat, maka perlu dilakukan suatu perencanaan dalam sistem

Pengaruh Sinar Ultraviolet dan Komposisi Bahan Pengisi Pasir Silika terhadap Arus Bocor Permukaan Bahan Isolator Resin Epoksi Silane

ANALISA ARUS BOCOR PERMUKAAN BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI SILANE MENGGUNAKAN METODE PENGUKURAN INCLINED- PLANE TRACKING

EFEKTIFITAS PENAMBAHAN FILLER PASIR BERKALSIUM PADA BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI DENGAN PENGUJIAN DEGRADASI PERMUKAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia

ANALISIS SIFAT HIDROFOBIK PERMUKAAN HDPE BERDASARKAN NILAI TOTAL HARMONIC DISTORTION

Unjuk Kerja Isolator 20 kv Bahan Resin Epoksi Silane Silika Kondisi Basah dan Kering

Mekanisme Degradasi Permukaan dan Penentuan Tracking Index Bahan Resin Epoksi Silane Silica

T. Haryono 1, Avrin Nur Widiastuti 1, Arya Bagus Sanjaya 2

ANALISA PENGARUH VARIASI DAN KOMPOSISI BAHAN PENGISI TERHADAP UNJUK KERJA SAMPEL ISOLATOR RESIN EPOKSI SILANE

PEMANFAATAN ISOLASI RESIN EPOKSI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PENYALURAN ENERGI LISTRIK DITINJAU DARI KARAKTERISTIK HIDROFOBIK

EFEKTIFITAS PEMANFAATAN PASIR PANTAI BERKALSIUM TINGGI SEBAGAI MATERIAL PENGISI BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI UNTUK ISOLATOR LISTRIK

PENGUJIAN TEGANGAN FLASHOVER DAN ARUS BOCOR PADA ISOLATOR 20 KV BERBAHAN RESIN EPOKSI SILANE KONDISI BASAH DAN KERING

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia. Abstrak

PEMBUATAN DAN ANALISIS PENGARUH KONDISI PERMUKAAN TERHADAP UNJUK KERJA ISOLATOR POLIMER 20 KV TIPE SIRIP TAK SERAGAM DENGAN VARIASI TEGANGAN UJI

FLASHOVER PADA BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI DENGAN BAHAN PENGISI ALUMINA, PASIR SILIKA DAN FIBER GLASS

Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia.

STUDI ARUS BOCOR PERMUKAAN BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI SILANE DENGAN VARIASI PENGISI PASIR SILIKA (Dengan Polutan Pantai)

ANALISIS PENGARUH KOMPOSISI SILICONE RUBBER

ANALISIS ARUS BOCOR DAN TEGANGAN FLASHOVER PADA ISOLATOR SUSPENSI 20 kv 3 SIRIP DENGAN 4 TIPE SIRIP BERBAHAN POLIMER RESIN EPOKSI SILANE SILIKA

Pengujian Karakteristik Limbah Pasir PLTP Dieng Sebagai Bahan Pengisi Isolator Resin Epoksi Silane

STUDI AWAL PENGUKURAN ARUS BOCOR PADA BAHAN HDPE DENGAN METODE INCLINED-PLANE TRACKING

PENGARUH POLUTAN INDUSTRI TERHADAP KINERJA BAHAN ISOLASI POLIMER RESIN EPOKSI BERPENGISI SILICONE RUBBER DAN ABU SEKAM

PENGUJIAN SUDUT KONTAK PADA BAIIAN ISOLASI RESIN EPOKSI DENGAN PENGISI PASIR PANTAI YANG MENGANDUNG BANYAK KALSIUM

TRANSIENT, VOL.4, NO. 3, SEPTEMBER 2015, ISSN: , 532

Analisis Degradasi Permukaan Bahan Isolasi Resin Epoksi dengan Pengisi Pasir Pantai yang Mengandung Banyak Kalsium

ANALISIS PENGARUH COATINGTERHADAP SUDUT KONTAK, ARUS BOCOR, DAN THD PADA ISOLATOR POLIMER 20 KV KONDISI TERKONTAMINASI

BAB I PENDAHULUAN. Sistem tenaga listrik terdiri atas tiga bagian utama, yaitu pusat pembangkit,

TINJAUAN SIFAT HIDROFOBIK BAHAN ISOLASI SILICONE RUBBER

ANALISIS DISTORSI HARMONIK TOTAL ARUS BOCOR PERMUKAAN ISOLATOR RESIN EPOKSI PENGISI SILIKA KONDISI KERING DAN BASAH

Pengaruh Equivalent Salt Deposit Density (ESDD) Terhadap Tegangan Flashover

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Namun masalah utama dalam energi listrik adalah menyangkut. menimbulkan masalah baru yaitu masalah isolasi.

LEMBAR PERSETUJUAN KAJIAN UNJUK KERJA KELISTRIKAN ARESTER PORSELEN DAN ARESTER POLIMER PADA SISTEM TEGANGAN 20 KV

ANALISIS SIFAT MEKANIK UNTUK FEEDTHROUGH

Pengaruh Kelembaban dan Suhu Terhadap Karakteristik Arus Bocor pada Isolator Bahan Resin Epoksi dengan Pengisi Bahan Pasir Silika

BAB I PENDAHULUAN. manusia, karena sebagian besar energi listrik yang telah di konversikan

FENOMENA FLASHOVER AKIBAT ARUS BOCOR PADA ISOLATOR KERAMIK DAN RESIN EPOKSI

STUDI ARUS BOCOR DENGAN METODE PENGUKURAN INCLINED-PLANE TRACKING (IPT) PADA MATERIAL POLIMER HIGH DENSITY POLYETHYLENE (HDPE)

Pengembangan isolator tegangan tinggi yang cocok untuk daerah tropis

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknik Pengukuran Besaran Elektrik,

BAB I PENDAHULUAN. fenomena partial discharge tersebut. Namun baru sedikit penelitian tentang

BAB III TEGANGAN GAGAL DAN PENGARUH KELEMBABAN UDARA

BAB II ISOLATOR PENDUKUNG HANTARAN UDARA

PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS KARPET INTERLOCKING PT. BASIS PANCAKARYA LAPORAN

PENGARUH PEMBERSIHAN OLEH HUJAN TERHADAP ARUS BOCOR ISOLATOR PIN-POST 20 KV TERPOLUSI

EFEK KONTAMINAN PADA BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI YANG MENGALAMI PERLAKUAN FILLER BERBEDA TERHADAP KINERJA SUDUT HIDROFOBIK

PENGARUH HUJAN TERHADAP TEGANGAN LEWAT DENYAR ISOLATOR PIRING TERPOLUSI

PENGARUH POLUTAN INDUSTRI TERHADAP KINERJA BAHAN ISOLASI POLIMER EPOKSI BERPENGISI SILICONE RUBBER DAN ABU SEKAM

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak di wilayah iklim

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknik Pengukuran Besaran Elektrik,

BAB II ARUS BOCOR DAN KELEMBABAN UDARA

ISOLATOR 2.1 ISOLATOR PIRING. Jenis isolator dilihat dari konstruksi dan bahannya dibagi seperti diagram pada Gambar 2.1. Universitas Sumatera Utara

1 BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan kebutuhan utama dan komponen penting dalam

ARESTER SEBAGAI SISTEM PENGAMAN TEGANGAN LEBIH PADA JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH 20KV. Tri Cahyaningsih, Hamzah Berahim, Subiyanto ABSTRAK

STUDI DISTRIBUSI TEGANGAN DAN ARUS BOCOR PADA ISOLATOR RANTAI DENGAN PEMBASAHAN

PENGARUH POSISI STUB ISOLATOR TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN PADA ISOLATOR PIRING GELAS

I. PENDAHULUAN. Perkembangan jaman, populasi dan teknologi yang pesat, mengakibatkan permintaan

PENGARUH KOMPOSISI RESIN TERHADAP SIFAT ELEKTRIK DAN MEKANIK UNTUK BAHAN ISOLATOR TEGANGAN TINGGI

ARTIKEL PENELITIAN DOSEN MUDA POLA ARUS BOCOR DAN TEGANGAN LEWAT DENYAR ISOLATOR PASANGAN LUAR EPOXY RESIN PADA JARINGAN DISTRIBUSI MENENGAH.

PENGARUH UKURAN BUTIRAN AIR HUJAN TERHADAP TEGANGAN TEMBUS UDARA

KARATERISTIK PENGUJIAN MINYAK NABATI SEBAGAI ALTERNATIF ISOLASI PENGGANTI MINYAK TRANSFORMATOR DISTRIBUSI 20 kv

BAB I LATAR BELAKANG. berlangsung secara aman dan efisien sepanjang waktu. Salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk menyalurkan listrik secara

Analisis Kegagalan isolasi Minyak Trafo jenis energol baru dan lama dengan minyak pelumas

TUGAS AKHIR PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS DAN ARUS BOCOR TERHADAP TAHANAN ISOLASI KABEL TEGANGAN RENDAH

BAB I PENDAHULUAN. minim gangguan. Partial discharge menurut definisi IEEE adalah terjadinya

KEGAGALAN ALAT FLUE GAS DESULPHUR TERHADAP TEGANGAN LEWAT DENYAR ISOLATOR DI GARDU INDUK PEMBANGKITAN TANJUNG JATI B JEPARA

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik menjadi kebutuhan yang penting dalam kehidupan manusia saat ini,

BAB I PENDAHULUAN. listrik demi menjaga kelangsungan hidup mereka. Pada proses sistem tenaga. transmisikan dan didistribusikan kepada para konsumen.

1 BAB I PENDAHULUAN. mungkin memiliki keseimbangan antara sistem pembangkitan dan beban, sehingga

BAB III METODE PENELITIAN. Pada prinsipnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS MEDIA ISOLASI UDARA DAN MEDIA ISOLASI MINYAK TRAFO MENGGUNAKAN ELEKTRODA BIDANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan bagian peralatan yang terhubung secara fisik dengan tanah. berfungsi sebagai penggantung atau penopang konduktor [2].

Muhammad Hamdani Rizal [1] ; Rudy Setiabudy [2] Departemen Teknik Elektro. Fakultas Teknik Universitas Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. dibangkitkan oleh sebuah sistem pembangkit perlu mengalami peningkatan nilai

DISTRIBUSI FASA PULSA-PULSA PD MINYAK SILIKON DENGAN TEGANGAN TINGGI AC

MODUL PRAKTIKUM TEKNIK ARUS DAN TEGANGAN TINGGI

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya kegagalan alat-alat listrik yang bertegangan tinggi ketika dipakai

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan listrik, salah satunya adalah isolasi. Isolasi adalah suatu alat

ANALISIS PENGARUH POLUTAN PADA ISOLATOR KACA TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN ISOLATOR RANTAI

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga listrik adalah unsur yang paling penting dalam kehidupan modern

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Tegangan Tembus Pada Minyak Transformator Lama Dan Baru Menggunakan Tiga Jenis Elektroda

KARAKTERISTIK BERBAGAI JENIS BAHAN ISOLASI KABEL INSTALASI TEGANGAN RENDAH

Presentation Title EVALUASI DAMPAK ALGA PADA ISOLATOR POLIMER TESIS TE oleh: Teguh Aryo Nugroho ( )

I. PENDAHULUAN. Isolasi adalah suatu bahan yang berfungsi untuk mengisolasi konduktor yang

ANALISIS PENGARUH KEADAAN SUHU TERHADAP TEGANGAN TEMBUS AC DAN DC PADA MINYAK TRANSFORMATOR. Sugeng Nur Singgih, Hamzah Berahim Abstrak

KARAKTERISTIK PELUAHAN SEBAGIAN (PARTIAL DISCHARGE) PADA ISOLASI KARET SILIKON (SILICONE RUBBER) MENGGUNAKAN SENSOR EMISI AKUSTIK

BAB I PENDAHULUAN. Teknik pengukuran peluahan sebagian atau Partial Discharge (PD) dalam

Transkripsi:

PENGARUH PENAMBAHAN SILIKON TERHADAP SUDUT KONTAK HIDROPOBIK DAN KARAKTERISTIK ARUS BOCOR PERMUKAAN BAHAN RESIN EPOKSI Abdul Syakur *, Ika Novia A **), Sarjiya, Hamzah Berahim ***) Abstract Currently, polymer materials such as epoxy resin have been used as an insulator in the distribution and transmission line. Some advantages of using this epoxy resin material having the dielectric properties are better than porcelain and glass insulators. On the other side, epoxy resins are also disadvantage the surface is hygroscopic. For the repair was done by adding the surface properties of silicone rubber material This paper describes the effect of adding silicone rubber against contact angle of hidrophobicity and surface leakage current characteristics of epoxy resin materials ( Di-Glycidyl Ether of Bisphenol A (DGEBA) and Methaphenilene Diamine (MPDA). The study was conducted in the laboratory using the electrode method IEC 587:1984 with NH 4 Cl contaminants. The voltage applied to the epoxy resin sample at 3.5 kv and 50 Hz frequency The experimental results showed that the addition of silicon rubber in epoxy resin makes the surface material contact angle increases. The higher percentage of silicone rubber, the greater the contact angle and the longer time required for the occurrence of surface discharge. Key words : contact angle, IEC 587, the leakage current. Latar Belakang Bahan polimer telah banyak digunakan sebagai isolator pada jaringan distribusi dan saluran transmisi, karena memiliki sifat dielektrik yang lebih baik, ringan, jika dibandingkan dengan isolator porselen atau kaca. Namun, isolator dengan bahan polimer ini menunjukkan adanya degradasi permukaan isolasi akibat pengaruh iklim seperti sinar ultraviolet sinar matahari, kelembaban, suhu, dan kontaminan lainnya sehingga arus bocor permukaan, surface tracking, dan erosi dapat terjadi, dan degradasi ini dapat mengurangi kinerja isolator. Degradasi ini sebenarnya akibat dari kimia dan perubahan fisik yang terjadi pada permukaan polimer [1]. Resin epoksi merupakan bahan isolasi yang penting dalam bidang ketengalistrikan. Resin epoksi adalah polimer termoplastik di mana dua komponen diramu untuk akhirnya membentuk suatu produk kaca pada suhu kamar. Sifat listrik resin epoksi memiliki konstanta dielektrik sekitar 3,4-5,7, dan kekuatan dielektrik sekitar 100-220 kv / cm. Faktor Kekuatan resin epoksi resin sekitar 0,008-0,04 [2]. Menurut Berahim [3], resin epoksi merupakan bahan hidrofilik, oleh karena itu, untuk daerah tropis, kelembaban dan curah hujan memainkan peranan penting dalam mempercepat proses degradasi pada permukaan isolator. Kontaminasi lapisan akan terbentuk pada permukaan isolator dan itu akan tersebar di permukaan.arus bocor akan meningkat, terutama saat permukaan isolator basah disebabkan oleh kabut, *) Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro FT Undip **) Jurusan T.Elektro FT Universitas Bengkulu ***) Jurusan T.ELektro FT Universitas Gajah Mada embun atau hujan ringan. Kebocoran arus akan memulai proses konduksi panas yang terjadi pada permukaan suatu flashover insulator dan akhirnya kegagalan isolasi akan terjadi. Karet silikon memiliki kemampuan untuk menahan air di permukaan bahan sehingga air tidak menempel. Kinerja karet silikon sangat baik untuk isolasi. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kinerja permukaan resin epoksi ditambahkan bahan karet silikon. Makalah ini mempresentasikan hasil penelitian mengenai pengaruh penambahan karet silikon pada bahan resin epoksi terhadap sudut kontak hidropobik dan terhadap karakteristik arus bocor permukaan bahan. Sudut Kontak Hidropobik Pengukuran sudut kontak pada suatu bahan isolasi dilakukan untuk mengetahui sifat permukaan bahan, hidofobik atau hidrofilik. Sifat hidrofobik merupakan suatu karakteristik bahan isolasi, dalam keadaan terpolusi, bahan masih mampu bersifat menolak air yang jatuh ke permukaannya. Sifat hidrofobik paling berguna untuk isolasi outdoor karena dalam keadaan basah atau lembab tidak akan terbentuk lapisan air yang kontinu antara ujung ujung isolator, sehingga permukaan isolator tetap memiliki konduktivitas yang rendah, akibatnya arus bocor sangat kecil [3]. Sudut kontak merupakan sudut yang dibentuk antara permukaan bahan uji dengan air destilasi yang diteteskan ke permukaan bahan uji. Pengukuran ini menggunakan tetesan air 50 µl yang diteteskan pada permukaan bahan isolator. Profil tetesan air itu diambil 2 menit setelah air diteteskan pada permukaan bahan isolator. Profil setetes air diproyeksikan pada layar dan sudut kontak (180 o - γ) dapat ditetapkan sebagaimana yang diilustrasikan pada Gambar 1. TEKNIK Vol. 32 No.3 Tahun 2011, ISSN 0852-1697 198

air Elektroda Semua elektroda, dan element rakit seperti screw harus terbuat dari stainless steel. Perakitan elektroda dapat dilihat pada gambar berikut ini. Gambar 1. Pengukuran sudut kontak Para peneliti telah berhasil mengklasifikasikan sudut kontak dalam tiga kelompok yaitu untuk sudut lebih kecil dari 30 o maka bahan tersebut bersifat basah (hidrofilik), sudut kontak antara 30 o - 89 o disebut basah sebagian (partially wetted), dan sudut kontak lebih dari 90 o disebut hidrofobik atau bersifat menolak air. Cairan yang digunakan untuk mengukur sudut kontak adalah air. Menurut Berahim [3], resin epoksi tidak memiliki sifat hidrofobik. a.basah sebagian b.tidak basah c.basah keseluruhan Gambar 2. Klasifikasi sudut kontak Metodologi Penelitian Bahan Uji Bahan uji datar minimal berukuran 50 mm x 120 mm. Diutamakan memiliki ketebalan 6 mm. Ketebalan lainnya dapat digunakan, namun harus disebutkan pada laporan pengujian. Bahan uji harus dibor seperti berikut untuk menempatkan elektroda [4]. Gambar 4 Letak posisi elektroda atas dan bawah Kontaminan 1. Spesifikasi yang digunakan adalah 0.1 ± 0.002% kualitas analitik massa NH 4 CL (ammonium chloride) dan 0.02 ± 0.002% massa iso-octyphenoxypolyethoxyethanol atau air yang dide-ionkan. Kontaminan ini seharusnya memiliki resistifitas 3.95 ± 0.05 Ωm pada 23 ± 1 o C. Kontaminan tidah boleh berumur lebih dari empat minggu dan resistifitas seharusnya dicek sebelum setiap pengujian seri. 2. Kertas saring delapan layer, yang dijepitkan antara elektroda atas dan bahan uji sebagai reservoir kontaminan. Gambar 3 dimensi sampel uji Tabel 1 Komposisi penyusun sampel uji [5] Resin Epoksi Tipe Sampel DGEBA MPDA (%) (%) R9S1 45 45 R8S2 40 40 R7S3 35 35 R6S4 30 30 R5S5 25 25 Karet Silikon (%) 10 20 30 40 50 Gambar 5 Kertas saring 8 lapisan 3. Kontaminan seharusnya dialirkan ke kertas saring agar terjadi aliran kontaminan dari elektroda atas dan bawah uniform sebelum tegangan diaplikasikan. Rangkaian Uji Rangkaian skematik dapat dilihat pada gambar 6. Pengujian dilakukan pada tegangan tinggi 3.5 kv. Sangat diperlukan lingkungan dengan perlindungan pentanahan yang baik. Rangkaian uji ini terdiri atas : 1. Power suplai 48 Hz 62 Hz dengan tegangan output stabil ± 5% dimana dapat divariasi sampai kira kira 6 kv dengan arus rata-rata tidak kurang dari 0.1 A untuk setiap bahan uji. TEKNIK Vol. 32 No.3 Tahun 2011, ISSN 0852-1697 199

2. Resistor 200 W dengan toleransi ±10% dihubung seri dengan setiap bahan uji pada bagian tegangan tinggi dari power suplai. 3. Voltmeter dengan keakuratan pembacaan 1.5% Relay delay arus lebih atau peralatan lain yang beroperasi ketika 60 ma atau peralatan lainnya yang bekerja pada rangkaian tegangan tinggi untuk 2s. Langkah selanjutnya memfoto bahan uji dengan kamera digital. Hasil pengujian bisa langsung dimasukkan ke dalam komputer dan sudut kontak bisa segera dihitung. Agar hasil foto nantinya baik, maka proses pengambilan foto bisa diulang beberapa kali dan dipilih hasil foto yang paling baik. Hasil Dan Analisa Sudut Kontak Hidrofobik Besarnya sudut kontak permukaan bahan terhadap tetesan cairan diperoleh berdasarkan hasil pengamatan langsung melalui pemotretan kamera digital yang dihubungkan dengan komputer. Hasil pemotretan ditampilkan dalam bentuk ukur proyektor berskala, selanjutnya sudut kontak pada sisi kiri dan kanan sampel uji diukur dengan menggunakan busur derajat. Contoh perhitungan sudut kontak hidrofobik: Gambar 6 Rangkaian Skematik [4] Pengukuran sudut Kontak Pengukuran sudut kontak dilakukan dengan menggunakan kamera digital untuk memotret sudut kontak pada permukaan bahan uji. Pengujian sudut kontak ini dimaksudkan untuk menentukan sifat permukaan bahan uji, bersifat hidrofobik atau hidrofilik. Gambar 8 Pengukuran sudut kontak [5] Sudut kontak kiri (SKKi) Sudut kontak kanan (SKKa) Maka : = 87 o = 86 o Gambar 7. Rangkaian pengukuran sudut kontak Sudut hidrofobik mencerminkan sifat kedap air dari permukaan bahan, semakin besar sudut hidrofobik, maka semakin baik sifat bahan untuk dapat menahan air tidak masuk ke dalam bahan isolator. Gambar 7 adalah rangkaian pengujian sudut kontak. Langkah-langlah untuk mengukur sudut kontak adalah dengan menyalakan lampu sebagai sumber cahaya tambahan agar titik air yang difoto tampak jelas. Meletakkan bahan uji dan menghidupkan kamera. Bahan uji diposisikan sedemukian rupa sehingga pada layar kamera tidak terlihat permukaan bahan uji bagian belakang (bagian depan dan belakang dari permukaan bahan uji berimpit). Setelah permukaan bahan uji tampak segaris, bahan uji ditetesi dengan air destilasi sebanyak 50 µl menggunakan assipette no.100. Karena hasil pengukuran sudut kontaknya < 90 o, maka dapat disimpulkan bahwa permukaan bahan uji ini bersifat hidropilik, artinya dapat menyerap air. Sifat ini tidak baik bagi suatu isolator, karena dapat menurunkan resistansi permukaan bahan dan menurunkan nilai tegangan flashover. Maka untuk memperbaiki permukaan bahan agar bersifat hidropobik, maka ke dalam bahan ditambahkan material pengisi yaitu karet silikon. Pengaruh terhadap Sudut Kontak Gambar 7 menunjukkan grafik hubungan antara persentase karet silikon dengan sudut kontak. Berdasarkan grafik tersebut, dapat diketahui bahwa kenaikan persentase karet silikon, menyebabkan sudut kontak cenderung meningkat, hal ini disebabkan karena sifat karet silikon bersifat hidrofobik atau menolak air. TEKNIK Vol. 32 No.3 Tahun 2011, ISSN 0852-1697 200

Nilai sudut kontaknya berkisar antara 74 0 sampai dengan 99 0. Berdasarkan klasifikasi sudut kontak, maka bahan ini dapat dikategorikan bersifat basah sebagian (partially wetted) dan menolak air (hidropobik). Tetapi ada beberapa data yang cenderung turun, hal ini disebabkan pembuatan sampel yang tidak homogen. Gambar 11 Hasil pengukuran arus bocor R8S2 Gambar 9 Grafik sudut kontak Pengaruh Terhadap Arus Bocor Hasil pengukuran arus bocor ini ditunjukkan oleh gambar gelombang tegangan pada osiloskop. Nilai gelombang tegangan ini merupakan tegangan masukan osiloskop dari rangkaian pembagi tegangan. Rangkaian pembagi tegangan diperlukan untuk mengatasi input tegangan besar masuk ke dalam osiloskop. Besarnya nilai arus bocor dapat dihitung menggunakan persaman berikut ini : Gambar 12 Hasil pengukuran arus bocor R7S3 I 1 = 0.0240735 V CF (1) Dengan : I 1 = arus bocor (ma) V CF = tegangan terbaca di osiloskop (mv). Hasil pengukuran arus bocor pada permukaan bahan resin epoksi dengan variasi persentase karet silikon ditunjukkan pada gambar berikut : Gambar 13 Hasil pengukuran arus bocor R6S4 Gambar 10 Hasil pengukuran arus bocor R9S1 Gambar 14 Hasil Pengukuran Arus Bocor R5S5 TEKNIK Vol. 32 No.3 Tahun 2011, ISSN 0852-1697 201

Berdasarkan hasil pengukuran pada gambar 10 sampai dengan 14, maka dapat dibuat kedalam suatu grafik hubungan antara persentasi karet silikon dengan waktu peluahan dan breakdown, sebagaimana ditunjukkan pada gambar 15. Berdasarkan gambar 15 tersebut dapat diketahui bahwa semakin meningkat konsentrasi karet silikon dalam bahan resin epoksi, maka waktu yang diperlukan untuk terjadi peluahan pertama pada permukaan bahan semakin lama. Gambar 15 Grafik waktu peluahan dan breakdown. Demikian juga waktu yang diperlukan untuk terjadi breakdown pada permukaan bahan cenderung semakin lama. Hal ini menunjukkan bahwa untuk terjadi peluahan pada permukaan semain sulit, karena sifat permukaan bahan yang semakin hidropobik (menolak air). Meningkatnya sifat hidropobik permukaan ditunjukkan dengan semakin besarnya sudut kontak hidropobik yang dibentuk. Dengan demikian, kehadiran kontaminan cair pada permukaan bahan cenderung ditolak, peluahan semakin sulit terjadi [6,7]. 2. J.A. Brydson, Plastic Materials 4th edition, Butterworth Scientific, 1982 p.693-695 3. Berahim H, (2005), Metodologi untuk mengkaji kinerja isolasi polimer resin epoksi silane sebagai material isolator tegangan tinggi di daerah tropis, Dessertasi, Teknik Elektro Fakultas Teknik UGM, Yogyakarta. 4. BS 5604:1986, IEC 587:1984, Methods for Evaluating resistance to tracking and erosion of electrical insulating materials used under severe ambient conditions, British Standards Institution, British standard (BS). 5. Ika Novia A, (2010), Pengaruh komposisi bahan isolasi Resin Epoksi dengan bahan pengisi Silicone Rubber terhadap proses tracking dan erosi Thesis Magister, Jurusan Teknik Elektro UGM. 6. Abdul Syakur, Tumiran, Hamzah Berahim, Rochmadi, (2010) An Investigation on Surface Tracking on Epoxy Resin Materials Proceedings of 15 th Asian Conference on Electrical Discharge, Xian, China, 7 10 Nopember 2010. 7. M.A.M Piah, (2004), Leakage Current and Surface Tracking characterization of new natural rubber-based material for High Voltage insulation Thesis Universiti Teknologi Malaysia. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa penambahan karet silikon pada bahan resin epoksi berpengaruh signifikan terhadap sudut kontak dan arus bocor permukaan. Semakin banyak persentasi karet silikon yang ditambahkan ke dalam resin, maka sudut kontak semakin meningkat. Demikian juga akan meningkatkan waktu untuk terjadinya peluahan pertama dan waktu terjadinya breakdown. Namun demikian terdapat pula data yang menunjukkan dimana kenaikan persentasi karet silikon ini mengakibatkan sudut kontak turun,waktu peluahan dan waktu breakdown menurun. Daftar Pustaka 1. Berahim H, Sirait KT, Soesianto F, Tumiran, (2003), A New Performance of RTV Epoxy Resin Insulation Material in Tropical Climate Proceedings of the 7 th International Conference on Properties and Application Dielectric Materials, June 1-5 2003 Nagoya. TEKNIK Vol. 32 No.3 Tahun 2011, ISSN 0852-1697 202

TEKNIK Vol. 32 No.3 Tahun 2011, ISSN 0852-1697 203