RELATIONSHIP BETWEEN KNOWLEDGE OF THE FAMILY ON FAMILY TASK IN HEALTH AND THE UTILIZATION OF HEALTH SERVICE AT PANDAK II HEALTH CENTER BANTUL Suwarsi Background: The utilization of health service by the community is much affected by participation of the community. Low rate of visits to health center is affected by factors of users of health service and health center as provider of health service. Objective: To identify association between knowledge of the family on family task in health and the utilization of health service at Pandak II Health Center. Method: The study was qualitative non experimental with analytic descriptive approach and cross sectional design. Subjects of the study were 2876 families at Triharjo. Samples consisted of 97 respondents chosen through cluster sampling technique. The study was conducted in February-April 2012. Data were obtained through questionnaire and analyzed using chi square with α 0.01. Result: There was no association between knowledge of the family on family task in health and the utilization of health service at Pandak II Health Center with p- value >0.01. Conclusion: The utilization of health service at Pandak II Health Center was not influenced by knowledge of the family on family task in health. Keywords: health service, utilization, knowledge, family task PENDAHULUAN Pembangunan kesehatan di Indonesia diselenggarakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Tujuanya untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi individu agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya1. Visi Rencana Strategis yang ingin dicapai Departemen Kesehatan adalah Masyarakat yang Mandiri dan Berkeadilan. Pada akhir tahun 2010 tercatat 9.005 unit puskesmas di Indonesia, dengan rincian 2.920 unit puskesmas perawatan dan 6.085 unit puskesmas nonperawatan. Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah kecamatan, seharusnya setiap kecamatan memilki satu puskesmas. Namun demikian, dalam wilayah berpenduduk padat (biasanya perkotaan), wilayah kerja menjadi lebih kecil, misalnya menjadi kelurahan, sehingga satu kecamatan lebih dari satu puskesmas. Jumlah puskesmas di Kabupaten Bantul pada tahun 2010 sebanyak 27 Puskesmas yang terdiri dari 16 Puskesmas perawatan dan 11 Puskesmas Non perawatan sedangkan Puskesmas Keliling 27 unit, sedangkan data kunjungan masyarakat ke puskesmas di Kabupaten Bantul kunjungan terendah ada di Puskesmas Dlingo dan Puskesmas Pandak II 6. Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di Puskesmas Pandak II karena aksesnya lebih mudah, sehingga memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan peneliti data yang didapatkan adalah jumlah kunjungan masyarakat pada tahun 2010 yaitu 89% dari jumlah masyarakat memanfaatkan, sedangkan 11% masyarakat belum memanfaatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas Pandak II. Hasil wawancara dengan petugas kesehatan di puskesmas masih ada masyarakat yang ketika sakit tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas Pandak II dan dari hasil wawancara dengan lima orang pengunjung puskesmas didapatkan hasil tiga orang menyatakan langsung memanfaatkan pelayanan di puskesmas ketika sakit, sedangkan dua orang lainya menyatakan tidak langsung memanfaatkan pelayanan kesehatan di puskesmas saat sakit tetapi mengobatinya dengan membeli obat bebas di warung terlebih dahulu. Berdasarkan fenomena tersebut, maka peneliti tertarik untuk melihat lebih lanjut dengan melakukan penelitian tentang Hubungan tingkat pengetahuan keluarga tentang tugas keluarga di bidang kesehatan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Pandak II. Tujuan Penelitian 1) Tujuan Umum Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan keluarga tentang tugas keluarga di bidang kesehatan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di puskesmas Pandak II. 2) Tujuan Khusus : a. Diketahuinya karakteristik responden b. Diketahuinya tingkat pengetahuan keluarga tentang tugas keluarga di bidang kesehatan di Puskesmas Pandak II. c. Diketahuinya pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh keluarga di Puskesmas Pandak II. d. Diketahuinya hubungan tingkat pengetahuan keluarga tentang tugas keluarga di bidang kesehatan dengan pemanfaatan pelayanan di puskesmas Pandak II. METODELOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non-eksperimental, rancangan penelitian yang digunakan adalah analitik deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan di Desa Triharjo Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul
serta waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Februari-April 2012. Populasi penelitian ini keluarga yang bertempat tinggal di desa Triharjo dengan total populasi sebanyak 2876 kepala keluarga. Sampel dalam penelitian ini adalah keluarga yang tinggal di Desa Triharjo dari pedukuhan 1 sampai 10 dengan total sampel 97 keluarga, dengan tingkat kepercayaan sebesar 99%. Pengambilan sampel dilakukan dengan cluster sampling yaitu keluarga yang memenuhi kriteria inklusi sebagai berikut: 1) Penduduk desa Triharjo. Usia 21 tahun- 55 tahun. Bisa membaca dan menulis. Bersedia menjadi responden Kedua variabel dalam penelitian ini menggunakan skala ordinal. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari: 1. Variabel Independen Atau Bebas Variabel independent adalah variabel yang nilainya menentukan variabel lain. Suatu kegiatan stimulus yang dimanipulasi oleh peneliti menciptakan suatu dampak dari variabel dependent. 7. Dalam penelitian ini variabel independenya adalah Tingkat pengetahuan keluarga tentang tugas keluarga di bidang kesehatan. 2. Variabel dependen atau terikat Variabel dependent merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena variabel bebas. Variabel ini tergantung dari variabel bebas terhadap perubahan.8. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Pemanfaatan pelayanan kesehatan di puskesmas. Cara pengumpulan data peneliti dibantu oleh satu orang asisten, dimana sebelum menyerahkan kuesioner peneliti dan asisten melakukan apersepsi terlebih dahulu. Sebelum kuesioner diberikan, peneliti memberi informed consent kepada keluarga. Peneliti menyerahkan kuesioner secara langsung kepada keluarga yang bertaempat tinggal di Desa Triharjo. Peneliti mendampingi responden saat sedang mengisi kuesioner. Kuesioner diisi dan langsung dikembalikan kepada peneliti. Setelah semua data terkumpul dilakukan seleksi data, kemudian dilakukan pengelompokan data sesuai karakteristik yang ditentukan untuk selanjutnya dilakukan analisis data.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian Tabel 1. Gambaran Karakteristik Responden, berdasarkan Umur Pendidikan, Pekerjaan, dan Penghasilan (n=97) Karakteristik Responden n % Umur (tahun) Dewasa awal (20-40) Dewasa madya (40-60) Lansia >60 Pendidikan Dasar (SD,SMP) Menengah (SMA) Tinggi (Perguruan Tinggi) Pekerjaan Bekerja Tidak bekerja Penghasilan < 839.000 853.000-1.786.000 > 1.787.000 56 41-40 47 10 95 2 19 64 14 57,7 42,2-41,2 48,4 10,3 97,9 2,0 19,6 66,0 14,4 a) Analisis Univariat 1. Tingkat Pengetahuan Tabel 2. Distribusi Tingkat Pengetahuan Keluarga tentang Tugas Keluarga di Bidang Kesehatan
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari 97 responden sebagian besar yaitu 92 responden (94,85%), memiliki pengetahuan tentang tugas keluarga di bidang kesehatan kategori baik 2. Pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Pandak II Tabel 3. Distribusi Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Pandak II Bantul Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 97 responden sebagian besar 61 responden (62,9%), telah memanfaatkan pelayanan kesehatan pada saat mengalami gangguan kesehatan dengan kategori tinggi. Analisis Bivariat Tabel 4. Tabulasi Tingkat Pengetahuan keluarga dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Pandak II Bantul 2012. Dari tabel di atas diketahui bahwa ada 92 responden (94,8%) yang memeiliki pengetahuan yang baik tentang tugas keluarga di bidang kesehatan. Dari 92 responden (94,8%) yang memiliki pengetahuan Baik ada 60 responden (61,9%) pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan tinggi dan 32 responden (33,0%) pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan sedang, sementara ada 5 responden (5,2%) memeliki pengetahuan tentang tugas keluarga di bidang kesehatan kategori cukup, dari 5 responden (5,2%) yang memilki pengetahuan yang cukup tentang tugas keluarga dibidang kesehatan ada 4 responden (4,1%) pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan sedang dan 1 responden (1,0%) pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan dalam kategori tinggi.. Pembahasan a) Tingkat Pengetahuan Keluarga tentang Tugas Keluarga di Bidang Kesehatan. Berdasarkan hasil Univariat tingkat pengetahuan diperoleh hasil bahwa mayoritas 92 responden (94.8%) di Puskesmas Pandak II termasuk dalam kategori tinggi. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Verawati (2009) yang meneliti tentang Faktor-faktor yang menentukan
keluarga untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas Mandai Kecamatan Mandai Kabupaten Maros Sulawesi Selatan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa dari 99 responden, 87 orang (87.8%) memiliki pengetahuan baik. Menurut Machfoedz (2009), pengetahuan yang ada pada setiap manusia diterima atau ditangkap melalui pancaindra. Semakin banyak pancaindra yang digunakan untuk menerima sesuatu, maka semakin banyak dan semakin jelas pula pengertian atau pengetahuan yang diperoleh. Pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: 1) Tingkat pendidikan, 2) Budaya, 3) Pengalaman, 4) Orangtua, 5) Teman sebaya, dan 6) Sumber informasi.9 Demikian juga pengetahuan mengenai tugas keluarga diperoleh melalui informasi petugas kesehatan, pengalaman, dan dipengaruhi oleh pendidikan. Dalam penelitian ini pendidikan responden sebagian besar adalah dasar dan menengah, dimana responden yang berpendidikan dasar sebesar 40 responden (40,2%) dan menengah sebesar 47 responden (48,4%). Pengetahuan yang secara sistematis merupakan ilmu pengetahuan. Pada hakikatnya ilmu pengetahuan timbul karena ada hasrat ingin tahu dalam diri manusia, pengetahuan juga timbul dari informasi dan pengalam.10 Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting bagi terbentuknya tindakan seseorang. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Apabila penerimaan perilaku baru didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting). Sebaliknya bila tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran akan tidak berlangsung lama. Berdasarkan hasil penelitian mayoritas tingkat pendidikan responden berada dalam kategori tinggi yaitu berpendidikan menengah sebanyak 47 responden (48,4%). Menurut Mantra (2002) bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah seseorang menerima informasi. Apabila pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa, semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat. Di samping itu bahwa jenjang pendidikan seseorang akan cenderung mendapatkan latihan-latihan tugas-tugas dan aktivitas yang terkait dengan latihan-latihan kognitifnya.11 Karakteristik responden dari segi umur sebagian responden 56 responden atau 57.7% berada pada usia 20-40 tahun, dimana usia tersebut manusia masih dalam usia produktif. Menurut Notoatmodjo (2003) umur merupakan variabel yang selalu diperhatikan dalam penelitian-penelitian epidemiologi yang merupakan salah satu hal yang mempengaruhi pengetahuan. Umur adalah lamanya waktu hidup seseorang dalam tahun yang dihitung sejak dilahirkan sampai berulang tahun yang terakhir. Umur mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Semakin baik pengetahuan keluarga tentang tugas keluarga di bidang kesehatan maka akan baik pula keinginan keluarga untuk memanfaatka pelayanan fasilitas kesehatan, kesehatan keluarga mengandung arti sejauh mana keluarga membantu anggota keluarga yang lain mereka mencapai tuntutan-tuntutan bagi perawatan diri dan sejauh mana keluarga memenuhi fungsi-fungsi keluarga dan menyelesaikan tugas-tugas kesehatan keluarga dalam memelihara status kesehatan sebuah keluarga.
Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Pandak II Bantul. Berdasarkan Univariat diperoleh hasil bahwa sebagian besar 61 responden (62.9%) memanfaatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas Pandak II termasuk dalam kategori tinggi. Hasil penelitian ini sesuai dengan yang dikemukakan WHO, beberapa faktor perilaku yang mempengaruhi masyarakat dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan, yakni : 1) Pemikiran dan perasaan (throughts and feeling), dalam bentuk pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan dan perilaku seseorang terhadap pelayanan kesehatan; 2) Orang penting sebagai referensi (personal referece), perilaku sesorang itu lebih banyak dipengaruhi oleh seseorang yang dianggap penting/berpengaruh besar terhadap dorongan penggunaan pelayanan kesehatan; 3) Sumber daya (resourcses), mencakup fasilitas, uang, waktu, tenaga, semua itu berpengaruh terhadap perilaku seseorang baik positif maupun negatif; dan 4) Kebudayaan (culture), norma yang ada di masyarakat dengan kaitanya dengan konsep sehat sakit. 12 Berdasarkan hasil penelitian pekerjaan sebagian besar responden 95 responden atau (97.9%) memiliki pekerjaan. Pekerjaan dengan penghasilan yang cukup akan mempengaruhi keluarga dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan. Berdasarkan penghasilan responden sebagian besar 64 responden atau (66.0%) memiki penghasilan Rp. 853.000-1.786.000 per bulan, hal ini menunjukan pendapatan responden di atas Upah Minimum Provinsi. Menurut Newacheck, 1996 (cit Verawati, 2008) pendapatan keluarga merupakan salah satu factor determinan terhadap akses pelayanan kesehatan. Juga mendukung teori yang dikemukakan Lawrence Green, 1988, (cit Notoatmodjo, 2010) faktor pendukung yang mempengaruhi masyarakat dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan salah satunya adalah pendapatan atau status sosial ekonomi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa masyarakat sudah semakin cerdas dan menyelesaikan masalah kesehatan secara rasional (ketika sakit pergi ke puskesmas), masyarakat telah menggunakan akal sehat dengan memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan yang tersedia untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dihadapi. Hasil uji statistik dengan menggunakan chi-square diperoleh nilai signifikansi atau p-value sebesar 0.062. Ketentuan yang berlaku adalah jika p- value > 0.01 maka Ho diterima dan apabila p-value < 0.01 maka Ho ditolak. Karena 0.062 > 0.01 maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti bahwa tidak hubungan pengetahuan keluarga tentang tugas keluarga di bidang kesehatan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Pandak II. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Widiyawati (2004) dengan judul Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Keluarga dalam Memanfaatkan Pelayanan Rawat Inap di Puskesmas Ngemplak I Sleman. Hasilnya dorongan komersial dan penyedia jasa yang mempengaruhi keputusan keluarga memanfaatkan pelayanan rawat inap di puskesmas yaitu tarif murah, lokasi dekat, dan mudah dijangkau, penanganan pasien cepat, keramahan petugas, administrasi mudah. Faktor internal keluarga yang mempengaruhi keputusan keluarga yaitu pengasilan, tingkat keparahan penyakit dan pengalaman pemanfaatan sebelumnya.13 Penelitian lain yang mendukung penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2005) dengan judul Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Pemanfaatan Puskesmas oleh Keluarga yang Mempunyai Balita di Kecamatan Teriak Kabupaten Bengkayang Kalimantan Barat. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pendidikan, ketersediaan dan ketergantungan jarak, kualitas pelayanan, dan sosio kultural mempengaruhi keluarga dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan di puskesmas.14 KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan 1) 56 responden (57,7%) berumur 20-40 tahun, berdasarkan pendidikan 47 responden (48,4%) berpendidikan menengah, berdaarkan pekerjaan 95 responden (97,9%) bekerja, berdasarkan penghasilan 64 responden (66,0%) berpenghasilan Rp 853.000-1.787.000/bulan. 2) 92 keluarga (94,8%) memiliki pengetahuan keluarga tentang tugas keluarga di bidang kesehatan di Puskesmas Pandak II termasuk dalam kategori baik. 3) 61 keluarga (62.9%) pemanfaatan pelayanan kesehatan Puskesmas Pandak II termasuk dalam kategori tinggi. 4) Tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan keluarga tentang tugas keluarga di bidang kesehatan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh keluarga di Puskesmas Pandak II dengan taraf signifikansi atau p-value sebesar 0.062 (> 0.01). 2. Saran 1) Bagi Puskesmas Pandak II Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi petugas kesehatan di Puskesmas Pandak II dalam menyusun kebijakan dalam memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik dan optimalisasi program kunjungan ke rumah pasien. 2) Bagi Institusi Pendidikan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam rangka pengembangan ilmu keperawatan komunitas khususnya yang berhubungan dengan tugas keluarga dalam pelayanan kesehatan. 3) Bagi Peneliti Selanjutnya Peneliti berharap akan adanya penelitian lanjutan dari penelitian ini dengan meneliti faktor-faktor lain seperti aksesibilitas, pelayanan petugas, dan lain sebagainya yang mempengaruhi keluarga dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan. DAFTAR PUSTAKA 1. Verawati. 2008. Faktor-Faktor yang Menentukan Keluarga untuk Memanfaatkan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Mandai. Skripsi. Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. 2. Muninjaya, G,AA. 2004. Manajemen Kesehatan. Jakarta : EGC. 3. Trihono. 2005. Manajemen Puskesmas Berbasis Paradigma Sehat. Sagung Seto : Jakarta. 4. Addani, A. 2008. Pengaruh Karakteristik Masyarakat terhadap Utilisasi
Puskesmas di Kabupaten Bireun. Medan. Tesis. Universitas Sumatera Utara. 5. Friedman, M. 2010. Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek. Jakarta : EGC 6. Dinas Kesehatan Bantul. 2011. Profil Kesehatan Kabupaten Bantul. Bantul. 7. Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. 8. Hidayat, AAA. 2011. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis 9. Notoatmodjo, S. 2010. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta. 10. Notoatmodjo, S. 2003. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta 11. Mantra. 2002. Pendidikan Kesehatan bagian dari promosi kesehatan. Yogyakarta : Fitramaya. 12. Dhoke, M. 2011. Hubungan antara Tingkat Pengetahuan Keluarga Tentang Fasilitas Yankeswa di RSJ.Dr. Soejarwadi. Yogyakarta. Skripsi. Universitas Respati Yogyakarta. 13. Widiyawati. 2004. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Keluarga dalam Memanfaatkan Pelayanan Rawat Inap di Puskesmas Ngemplak 1 Sleman. Skripsi. Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. 14. Dewi. 2005. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Puskesmas oleh Keluarga yang Mempunyai Balita di Kecamatan Teriak Kabupaten 15. Bengkayang Kalimantan Barat. Skripsi. Universitas Gadjah Mada Yogyakarta