BAB I PENDAHULUAN. manusia serta segala masalah kehidupan tidak dapat dipisah-pisah untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat istiadat dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan bangsa lainnya. Kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat suatu bangsa

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan strukturstruktur

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI. A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi

BAB I PENDAHULUAN. Bima itu. Namun saat adat istiadat tersebut perlahan-lahan mulai memudar, dan

BAB I PENDAHULUAN. sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. dijadikan modal bagi pengembang budaya secara keseluruhan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pernikahan adalah salah satu peristiwa penting yang terjadi dalam

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

BAB I PENDAHULUAN. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang. kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pepatah Jawa dinyatakan bahwa budaya iku dadi kaca benggalaning

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

BENTUK DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM TRADISI GUYUBAN BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA PASIR AYAH KEBUMEN

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan yang biasanya dilakukan setiap tanggal 6 April (Hari Nelayan)

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara

BAB I PENDAHULUAN. budaya. Indonesia merupakan negara di dunia ini yang memiliki ragam budaya

BAB I PENDAHULUAN. menarik. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan keindahan, manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk menunjukkan tingkat peradaban masyarakat itu sendiri. Semakin maju dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa ada di dalamnya dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda.

BAB I PENDAHULUAN. sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. 1 Dalam kaitannya

PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP UPACARA MERTI DESA DI DESA CANGKREP LOR KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian sebagai salah satu unsur dari perwujudan kebudayaan bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. Danandjaja (dalam Maryaeni 2005) mengatakan bahwa kebudayaan daerah

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu

BAB I PENDAHULUAN. Sumardjo (2001:1) seni adalah bagian dari kehidupan manusia dan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebudayaan merupakan kompleks yang mencakup pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indra Jaya, 2014 Kesenian Janeng Pada Acara Khitanan Di Wonoharjo Kabupaten Pangandaran

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan masa lampau, karena naskah-naskah tersebut merupakan satu dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari orang Jawa. Keyakinan adanya tuhan, dewa-dewa, utusan, malaikat, setan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nuarisa Agossa, 2013

BAB IV RESEPSI MASYARAKAT DESA ASEMDOYONG TERHADAP TRADISI BARITAN. Secara definitif resepsi sastra berasal dari kata recipere (Latin), reception

BAB I PENDAHULUAN. serta menjadi milik masyarakat itu sendiri yang dikenal dan dikagumi oleh

I. PENDAHULUAN. Kebudayaan terjadi melalui proses belajar dari lingkungan alam maupun

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang yang. memiliki unsur-unsur seperti pikiran, perasaan, pengalaman, ide-ide,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (kurang lebih ) yang ditandai dengan adanya beberapa situs-situs

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan negara berkembang lainnya, yaitu terdiri dari banyak. suku, adat, kebiasaan, dan budaya yang sangat beragam.

BAB I PENDAHULUAN. buddayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebudayaan merupakan corak kehidupan di dalam masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk budaya mengandung pengertian bahwa

BAB V. Penutup. GKJW Magetan untuk mengungkapkan rasa syukur dan cinta kasih karena Yesus

BAB I PENDAHULUAN. pada masyarakat Pesisir adalah pertunjukan kesenian Sikambang di Kelurahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang pada umumnya mempunyai nilai budaya yang tersendiri. Dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. atau pola kelakuan yang bersumber pada sistem kepercayaan sehingga pada

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia. Selain bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Pada hakikatnya manusia membutuhkan sebuah media massa untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. Cianjur merupakan suatu kabupaten yang luas wilayahnya +/ ,48

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. media bagi bangsa Indonesia untuk mempelajari kejayaan masa lalu. Hal ini menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Kehidupan manusia di manapun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sosial, adat istiadat. Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya keanekaragaman seni dan budaya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek kajian dalam penelitian ini adalah topeng dari grup band Slipknot.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia kaya akan budaya, adat istiadat, dan tradisi yang dapat dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dibandingkan dengan makhluk hidup yang lain, manusia mempunyai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2015 KESENIAN RONGGENG GUNUNG DI KABUPATEN CIAMIS TAHUN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. batas formal namun semua itu tidak begitu subtansial. Mitos tidak jauh dengan

BAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu suku bangsa mempunyai berbagai macam kebudayaan, tiap

I. PENDAHULUAN. maupun dilestarikan. Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks yang

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Barat yang lebih sering disebut sebagai Tatar Sunda dikenal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahkluk sosial yang berbudaya mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Alwi, dkk 2003: 588).

1.1 Latar Belakang Budaya kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing,

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Aceh secara geografis terletak di jalur perdagangan Internasional yaitu

2015 TARI TUPPING DI DESA KURIPAN KECAMATAN PENENGAHAN KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. zaman itu masyarakat memiliki sistem nilai. Nilai nilai budaya yang termasuk

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. generasi yang telah mendarah daging berurat dan berakar. Kebiasaan ini dilakukan

BAB I PENGANTAR. I.I. Latar Belakang Masalah. secara kolektif dalam suatu masyarakat ( Mardimin, 1994: 55 ). Berdasarkan

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Budaya lokal menjadi media komunikasi di suatu daerah yang dapat

2015 PERTUNJUKAN KESENIAN EBEG GRUP MUNCUL JAYA PADA ACARA KHITANAN DI KABUPATEN PANGANDARAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang luas di dunia, karena Indonesia tidak

BAB I PENDAHULUAN. dianalisis dengan kajian semiotik.semiotika adalah cabang ilmu yang semula berkembang dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat aturan yang dipatuhi oleh pemakainya. Manusia sebagai makhuk sosial tidak terlepas dari komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. suku, agama dan bahasa daerah berbeda sehingga, Indonesia tercatat sebagai negara yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ageng Sine Yogi, 2014

BAB IV ANALISIS DATA. Film sebagai salah bentuk komunikasi massa yang digunakan. untuk menyampaikan pesan yang terkandung didalamnya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma didefinisikan bermacam-macam, tergantung pada sudut

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya dan kehidupan manusia merupakan satu kesatuan. Budaya dan manusia serta segala masalah kehidupan tidak dapat dipisah-pisah untuk memahami hakikat kehidupan sebagai cermin kehidupan yang nyata. Kebudayaan meliputi aspek pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain, yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Sedangkan, perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, yang berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, organisasi sosial, religi, dan seni, yang ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat. Menurut E. B Taylor (dalam Setiadi, dkk. 2009:28) budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat istiadat, dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Sedangkan menurut Soemardjan dan Soemardi (dalam Setiadi, dkk. 2009:28) kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Dengan demikian, kebudayaan atau budaya menyangkut keseluruhan aspek kehidupan manusia baik material maupun non-material. Kebudayaan akan berkembang dari tahapan yang sederhana menuju tahap yang lebih kompleks dalam masyarakat. 1

2 Masyarakat adalah kumpulan individu yang berbeda satu dengan yang lain, dalam satu wilayah tertentu, kondisi dan situasi tertentu, sehingga menjadi masyarakat tertentu, seperti masyarakat pesisir (nelayan), dengan mata pencaharian yang sebagian besar di laut. Lingkungan dalam suatu masyarakat merupakan tempat utama individu untuk dapat belajar sesuatu, baik lingkungan fisik maupun non fisik. Lautan sebagai lingkungan fisik merupakan suatu simbol ciri khas dari masyarakat pesisir (nelayan), pada masyarakat pesisir lingkungan non fisik adalah sosial budaya. Kebudayaan merupakan suatu adat kebiasaan, kepercayaan dan nilai turun temurun yang dilakukan oleh masyarakat pada waktu tertentu untuk menghadapi dan menyesuaikan diri dengan segala situasi yang tumbuh, baik dalam kehidupan individu maupun dalam kehidupan kelompok, kebudayaan mepunyai makna dan arti tersendiri di setiap tradisi dalam budaya. Tradisi yang diselenggarakan dalam bentuk atau wujud dari budaya yang masih melekat dan tidak bisa diubah bentuk tradisi tersebut, serta mengembangkan kebudayaan. Kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat. Karya menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmani sedangkan Rasa meliputi jiwa manusia yang mewujudkan kaidah-kaidah dan nilai-nilai kemasyarakatan yang perlu untuk mengatur masalah-masalah masyarakat. Hal ini diperkuat oleh Sobur (2006:177), bahwa pengetahuan kebudayaan lebih dari suatu kumpulan simbol, baik istilah-istilah rakyat maupun jenis-jenis simbol lain.

3 Barthes (dalam Sobur, 2006: 15) menjelaskan semiotika sebagai ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Bagaimana manusia memaknai hal-hal yang berarti bahwa objek-objek tidak membawa informasi, melainkan objekobjek itu hendak berkomunikasi terhadap masyarakat melalui bentuk yang ditampilkan, seperti halnya terdapat berbagai makna dalam tradisi tutup pelayang dari setiap wujud yang ditampilkan dalam lingkungan masyarakat, yang terdapat simbol makna dari tradisi itu sendiri, dan terdapat tanda yang berada dalam simbol tradisi itu sendiri. Diperkuat oleh Paul Cobley dan Litza Janz (dalam Ratna, 2009:97) bahwa semiotika berarti studi sistematis mengenai produksi dan interpretasi tanda, bagaimana cara kerjannya, apa manfaatnya terhadap kehidupan manusia. Kehidupan manusia dipenuhi dengan tanda, dengan perantaraan tandatanda proses kehidupan menjadi lebih efisien, dan manusia dapat berkomunikasi dengan sesamannya. Dalam tradisi Tutup Pelayang terdapat simbol-simbol yang terkandung di dalamnya antara lain wujud dari tradisi ini memberikan makna syukur akan pemberian rejeki dan keselamatan yang diberikannya, makna akan syukur masyarakat kepada Sang Pencipta melalui tradisi Tutup Pelayang. Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan ideal yang mengatur dan memberi arah kepada tindakan dan karya manusia. Dalam hubungan masyarakat dan budaya sangat erat kaitanya, salah satunya yang ada di lingkungan wilayah pesisir Lamongan yang masih mempercayai adanya budaya-budaya peninggalan nenek

4 moyang yang membawa masyarakat di jaman modern masih menerapkan sebagian dari tradisi tersebut. Kepercayaan dalam tradisi tutup pelayang di Desa Brondong Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan yang diselenggarakan satu tahun sekali sekitar antara bulan februari atau maret dalam tradisi masyarakat pesisir, tradisi tutup pelayang merupakan tradisi pembersihan laut yang untuk kesejahteraan dalam lingkungan pesisir serta memohon diberikan rejeki yang lancar dalam mencari ikan di laut. Penyelenggara tutup pelayan, dilakukan sebagai apresiasi para nelayan atas rezeki yang mereka peroleh selama setahun mencari nafkah di laut. Berkaitan dalam tanda ataupun simbol, tradisi tutup pelayang yang merupakan tradisi yang masih kental dipercayai oleh masyarakat pesisir Lamongan, yang merupakan tradisi dilakukan dengan proses ritual sesaji untuk menghilangkan kejelekan dan meminta keselamatan saat pelaksanaan Tutup Pelayang serta dikehidupan sehari-hari. Tutup Pelayang dilakukan saat musim paceklik yang berhentinya para nelayan untuk melaut mencari rejeki (mencari ikan) karena musim atau cuaca yang lagi buruk. Dengan adanya cuaca yang tidak mendukung para masyarakat pesisir masih melaksanakan acara yang menyambut musim paceklik yang terdapat beberapa acara dalam tradisi Tutup Pelayang, seperti halnya terdapat ritual sesaji, syukuran, pengajian serta hiburan (wayang, sinden, orkes) dan bakti sosial. Dari acara tersebut fungsi dari Tutup Pelayang adalah mensyukuri atas nikmatnya rejeki dari laut selama satu tahun. Berdasarkan latar belakang sosial masyarakat nelayan, bagaimana kultur Jawa mampu memberikan tuntunan dan

5 nilai-nilai hidup melalui simbol-simbol yang tergambar dalam tradisi Tutup Pelayang tersebut. Selain itu dalam tradisi ini juga digambarkan bagaimana budaya Jawa mampu dijadikan kepercayaan (keyakinan) dan pegangan hidup oleh masyarakat setempat. Tradisi merupakan wujud dari budaya yang masih melekat dan tidak bisa diubah bentuk tradisi tersebut. Sobur (2006: 177) menyatakan bahwa pengetahuan kebudayaan lebih dari suatu kumpulan simbol, baik istilah-istilah rakyat maupun jenis-jenis simbol lain. Dalam pengertian lain tradisi adalah adat-istiadat atau kebiasaan yang turun temurun yang masih dijalankan di masyarakat. Dalam suatu masyarakat muncul semacam penilaian bahwa cara-cara yang sudah ada merupakan cara yang terbaik untuk menyelesaikan persoalan. Tradisi merupakan suatu gambaran sikap dan perilaku manusia yang telah berproses dalam waktu lama dan dilakukan secara turun-temurun dimulai dari nenek moyang. Tradisi yang telah membudaya akan menjadi sumber dalam berakhlak dan berbudi pekerti seseorang. Manusia dalam berbuat akan melihat realitas yang ada di lingkungan sekitarnya sebagai upaya dari sebuah adaptasi, walaupun sebenarnya orang tersebut telah mempunyai motivasi berperilaku yang sesuai dengan tradisi yang ada pada dirinya. Di samping itu, manusia dalam berperilaku selalu mengidentifikasikan dirinya dengan orang lain. Dalam proses ini, keluarga dan lingkungan tempat tinggal merupakan hal yang terdekat. Oleh karena itu, gambaran kehidupan yang berlangsung lama secara turun-temurun dari nenek moyangnya yang telah menjadi tradisi diidentifikasikan sebagai perilaku dirinya.

6 Dengan berjalannya waktu, di zaman yang modern ini tradisi tersebut telah mengalami perubahan karena adanya perkembangan manusia itu sendiri. Oleh karenannya tidak ada kebudayaan yang bersifat statis. Kebudayaan akan mengalami perubahan yang disebabkan adanya kontak dengan suatu kelompok lain. Perubahan yang terjadi karena suatu bangsa memodifikasi cara hidupnya dengan mengadopsi suatu pengetahuan atau kepercayaan baru, atau karena perubahan dalam pandangan hidup dan konsepsinya tentang realitas (Setiadi, dkk. 2009: 44). Di dalam tradisi Tutup pelayang yang menjadi persoalan adalah nama tradisi Tutup Pelayang sekarang tidak ada, namun tradisi tersebut masih dilestarikan dengan bentuk nama baru yang disebut Petik Laut. Tradisi Petik Laut masih sama menggunakan wujud tanda dan simbol-simbol yang digunakan dalam tradisi yang dahulu, namun adanya perubahan dalam prosesi ritual sesaji saat menjelang Tutup Pelayang dengan melakukan doa-doa ritual di tempat pelabuhan, dan sekarang ritual sesaji tidak dilakukan tetapi telah diganti dengan doa-doa Islam dan tanpa prosesi ritual sesaji. Sehingga, perubahan dalam tradisi Tutup Pelayang terdapat nilai-nilai yang masih dapat ditelusuri, dalam proses transformasi budaya ini masih menarik untuk dikaji atau diteliti karena prinsip nilai-nilainya yang menggambarkan budaya masih ada dan masih dilaksanakan walupun ada sebagian tradisi tersebut ditinggalkan karena adanya jaman yang modern.

7 Terkait dengan penelitian analisis semiotika sepanjang pengetahuan peneliti terbilang cukup banyak dilakukan oleh peneliti sebelumnya diantaranya judul penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya dari Muhairin (2010) dengan judul Analisis Semiotika pada Syair Lagu Daerah Bima dalam Album Mori Kese Karya Aan s Sapoetra dengan mengkaji pengguna lagu khususnya dalam bentuk tanda dan simbol yang digunakan dalam lagu Bima, sedangkan dalam penelitian lanjutan ini peneliti lebih mengkhususkan pembahasan analisis semiotika dalam peristiwa tradisi budaya, yang bersinggungan dengan tanda dan simbol dalam peristiwa tradisi tutup pelayang yang terjadi di Desa Brondong Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan. Untuk penelitian yang terkait dengan analisis semiotika yang sudah pernah dilakukan sebelumnya adalah penelitian dari Indah Kurniawati (2009) dengan judul Tradisi Karapan Sapi sebagai Indeks, Ikon, dan Simbol Kebudayaan Madura (Sebuah Analisis Semiotika) dengan mendiskripsikan pembahasan mengenai tradisi budaya. Dalam kajiannya peneliti mengkaji pemakaian tanda dan simbol dari setiap bentuk tradisi. Terkait dengan penelitian tentang analisis semiotika pada tradisi tutup pelayang, serta adanya proses ritual yang merupakan simbol dalam tradisi, yang sepengetahuan peneliti belumlah banyak dilakukan, sehingga perlu adanya pengembangan lebih lanjut. Dalam penelitian lanjutan ini, peneliti mengambil judul Analisis Semiotika pada Tradisi Tutup Pelayang di Desa Brondong Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan dengan mengedapankan pembahasan mengenai peristiwa tradisi budaya di lingkungan Desa Brondong sehingga

8 memunculkan adanya interaksi masyarakat terhadap tradisi melalui tanda dan simbol dalam tradisi budaya, sehingga nantinya memunculkan adanya situasi keadaan tradisi yang dilakukan oleh masyarakat nelayan dalam satu tahun sekali ke dalam bentuk budaya Jawa. 1.2 Rumusan Masalah Masalah dalam penelitian ini berfokus pada analisis semiotika dalam tradisi tutup pelayang. Dalam kajian semiotika yang diambil peniliti untuk mengetahui makna, simbol, tanda dalam budaya di lingkungan pesisir yang masih mempunyai suatu tradisi yang diterapkan masyarakat untuk lingkungan dan kesejahteraan masyarakat. 1) Bagaimana wujud transformasi budaya yang meliputi tanda dan simbol pada tradisi Tutup Pelayang di Desa Brondong Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan secara visual? 2) Bagaimana wujud transformasi budaya yang meliputi tanda dan simbol pada tradisi Tutup Pelayang di Desa Brondong Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan secara verbal? 1.3 Tujuan 1) Mendeskripsikan wujud transformasi budaya yang meliputi tanda dan simbol pada tradisi Tutup Pelayang di Desa Brondong Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan secara visual yang dilihat dari sisi luar tradisi.

9 2) Mendeskipsikan wujud transformasi budaya yang meliputi tanda dan simbol pada tradisi Tutup Pelayang di Desa Brondong Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan secara verbal yang dilihat dari sisi dalam tradisi. 1.4 Manfaat Penelitian Memperkaya penyelaras teori tentang semiotika, selain itu penelitian ini diharapkan dapat memberi wawasan dan sumbangan bagi kajian budaya sehingga uraian dan telaah tentang semiotika dapat dijadikan pemikiran dan pengembangan peneliti selanjutnya, khususnya yang mengkaji tentang semiotika, dan ragam penggunaannya dalam tanda dan simbol. 1.4.1 Penegasan Istilah Dalam penelitian ini, agar tidak menimbulkan suatu kesalahan penafsiran, dengan ini peneliti memberikan penegasaan istilah yang berhubungan dengan objek penelitian yang terdapat di lingkungan yang dituju.. a. Tutup Pelayang Salah satu tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Blimbing Kabupaten Lamongan yang berisi gambaran rasa syukur terhadap rejeki yang diperoleh saat berlayar (melaut). Rasa syukur diwujudkan pada tradisi Tutup pelayang yang dilaksanakan pada musim cuaca yang buruk atau yang disebut dengan musim paceklik. Di dalam musim paceklik terdapat wujud transformasi dalam tradisi. Yang dahulu meliputi ritual laut yang terdapat ritual sesaji, serta hiburan

10 masyarakat, dan tradisi yang sekarang meliputi bakti sosial, pertunjukan (hiburan), dan pengajian di kalangan masyarakat pesisir. b. Kebudayaan Lamongan Budaya dalam masyarakat pesisir merupakan salah satu budaya yang memiliki suatu kultur Jawa yang dilakukan masyarakat dengan melakukan prosesi ritual yang mencakup berbagai tujuan yang digunakan untuk kesejahteraan dan keselamatan dalam kehidupan manusia. Misalkan ritual sesaji yang dilakukan masyarakat untuk memohon keselamatan serta rejeki dalam kehidupan. c. Tanda Tanda adalah sesuatu yang mewakili bentuk budaya dan mewakili sesuatu yang lain. Hubungan itu dapat diartikan bahwa tanda memberikan makna yang sama bagi semua orang yang menggunakannya, tanda berhubungan langsung dengan objeknya, apabila semua orang memberikan makna yang sama atas tanda tersebut sebagai hasil konvensi (Liliweri, 2007: 178). Tanda dalam bentuk tradisi Tutup Pelayang merupakan suatu tanda yang menunjukan adanya masyarakat mensyukuri akan hasil rejeki yang diperoleh selama satu tahun dengan melakukan berbagai ritual serta syukuran atau selametan untuk menandakan adanya musim paceklik atau musim sepi ikan. d. Simbol Simbol adalah suatu unsur bahasa yang bersifat arbiter dan konvensional yang mewakili hubungan objek atau peristiwa dan signifikasinya. Simbol itu meliputi apa pun yang dapat kita rasakan atau kita alami (Liliweri. 2007:179).

11 Simbol dalam bentuk tradisi Tutup Pelayang merupakan suatu simbol ritual yang ditampilkan untuk disembahkan kepada laut dengan menggunakan berbagai sesaji agar diberikan kemudahan, kelancaran serta keselamatan saat mencari ikan di laut.