60 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 SURAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI DI SMA N COLOMADU

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MENGENAI PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI SMK KESEHATAN DONOHUDAN BOYOLALI TAHUN 2016

Dewi Puspitaningrum 1), Siti Istiana 2)

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 2 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA `KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 7 KOTA SUKABUMI

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. definisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke dewasa. Remaja

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN UPAYA MEMPERSIAPKAN MASA PUBERTAS PADA ANAK

PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA SEBELUM DAN SETELAH DILAKUKAN PENYULUHAN TENTANG ABORSI DI SMPN 1 MULAWARMAN BANJARMASIN ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN (KTD) DENGAN SIKAP TERHADAP ABORSI DI KELURAHAN NGEMPLAK SIMONGAN KOTA SEMARANG

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012 STUDI DISKRIPTIF TENTANG GAYA PACARAN SISWA SMA KOTA SEMARANG. Asih Nurul Aini.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN KESIAPAN ANAK MENGHADAPI MASA PUBERTAS

PERAN ORANG TUA DAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PUBERTAS DI SALAH SATU SMP NEGERI BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. belahan dunia, tidak terkecuali Indonesia. Tahun 2000 jumlah penduduk

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS DENGAN PENCEGAHAN HIV/AIDS DI SMA NEGERI 10 PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO

Dinamika Kebidanan vol. 2 no.2. Agustus 2012

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat melekat pada diri manusia. Seksualitas tidak bisa dihindari oleh makhluk

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG SEKS PRANIKAH

Lina Afiyanti 2, Retno Mawarti 3 INTISARI

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS II DI SMK PGRI 1 SENTOLO KULON PROGO YOGYAKARTA TAHUN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI PADA REMAJA PUTRI DI MAN 1 SURAKARTA

HUBUNGAN PENDIDIKAN ORANG TUA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA DENGAN KEHAMILAN DI LUAR NIKAH DI DESA SUKOMULYO ABSTRAK

Jurnal Obstretika Scientia ISSN HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN SEKSUAL PRANIKAH DENGAN PERILAKU SEKSUAL

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG PERUBAHAN FISIOLOGI PUBERTAS DI KELAS 8 SMP N 19 SURAKARTA TAHUN 2015 ABSTRAK

Kesehatan Reproduksi Remaja Putri di SMA Negeri 2 Takengon

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERSEPSI REMAJA TENTANG SEKS PRANIKAH KELAS XI DI SMA I SEWON BANTUL

Riska Megayanti 1, Sukmawati 2*, Leli Susanti 3 Universitas Respati Yogyakarta *Penulis korespondensi

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BERSALIN DENGAN INISIASI MENYUSU DINI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA BENIS JAYANTO NGENTAK KUJON CEPER KLATEN. Wahyuningsih ABSTRAK

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Seks Pranikah Remaja Kelas X Di SMK PGRI 1 Kota Sukabumi

PROGRAM STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA

Hubungan Peran Teman Sebaya Dengan Perilaku Seksual Remaja Di Smk Bina Patria 1 Sukoharjo

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 2 Juni 2012 ETIKA PERGAULAN MAHASISWA KOS DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT DUKUH KRUWED SELOKERTO SEMPOR

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG SEKS BEBAS (STUDI PADA SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 1 TELAGA)

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP SIKAP SEKSUAL REMAJA DI SMK PIRI 3 YOGYAKARTA 2012

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 3, Oktober 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemahaman masyarakat tentang seksualitas sampai saat ini masihlah kurang.

TINGKAT PENGETAHUAN IBU PRIMIPARA TENTANG TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DI PKD AMANDA DESA BANYURIP KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

Rina Indah Agustina ABSTRAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA SISWA SMA NEGERI 1 PALU Oleh: Rizal Haryanto 18, Ketut Suarayasa 29,

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO. Asih Setyorini, Deni Pratma Sari

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Jalan Ringroad Barat Daya No 1 Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta 2

PENGARUH KONSELING KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SEKSUAL REMAJA (STUDI DI SMAN 1 MARGAHAYU BANDUNG

JURNAL KEBIDANAN DAN KESEHATAN (JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH)

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA DI SMK BATIK 1 SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu masa dalam perkembangan hidup manusia. WHO

HUBUNGAN KEINTIMAN KELUARGA DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN POLTEKKES BHAKTI MULIA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang gunakan adalah dengan menggunakan metode analitik,

The Factors Related to Pre Marriage Sexual Behavior of Adolescents in Grade X and XI in State Senior High School 1 in Bandar Lampung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek. tertentu.penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni

BAB I PENDAHULUAN. yang meliputi perubahan biologik, perubahan psikologik, dan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. melalui perubahan fisik dan psikologis, dari masa kanak-kanak ke masa

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP REMAJA TENTANG SEKS PRANIKAH DI RT 03 RW 06 SANGGRAHAN JOHO SUKOHARJO TAHUN 2016

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN SALURAN ASI DI BPM SUWARNI SIDOHARJO SRAGEN

Oleh : Yeni Rosyeni dan Isti Dariah Stikes A. Yani Cimahi

Yusnidar 1*) ABSTRAK. 1. Pendahuluan

1,2,3 Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Denpasar 4 Staf Jurusan Kebidanan Poltekkes Denpasar 13

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan tahapan seseorang dimana ia berada di antara fase anak

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG BAHAYA SEKS BEBAS DI SMK KESEHATAN JURUSAN FARMASI KABUPATEN KONAWE TAHUN 2017

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN SEKS PRANIKAH SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN PENYULUHAN PADA SISWA KELAS XI DI SMA N 2 NGAGLIK SLEMAN YOGYAKARTA 2014

Hubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS REMAJA DI SMK FARMASI HARAPAN BERSAMA KOTA TEGAL

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 JATEN KARANGANYAR

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7

BAB I PENDAHULUAN. akurat khususnya teman (Sarwono, 2006). menarik secara seksual, apakah mereka akan bertumbuh lagi, apakah orang

Fajarina Lathu A INTISARI

HUBUNGAN PEMBERIAN PENDIDIKAN SEKS OLEH ORANG TUA DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA

BAB I PENDAHULUAN. seorang individu. Masa ini merupakan masa transisi dari kanak-kanak ke masa

BAB III METODE PENELITIAN

RELATION BETWEEN KNOWLEDGE AND ADOLESCENT POSITION ABOUT HIV-AIDS WITH BEHAVIOR OF SEX BEFORE MARRIEDINDIUM SMA PGRI 1 SEMARANG ABSTRAK

ANALISIS PERILAKU SEKSUAL SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 2 BANTUL TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN (KTD) DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI SMA NEGERI 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA

GAMBARAN MEDIA INFORMASI, PENGARUH TEMAN, TEMPAT TINGGAL DENGAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI KOTA PALEMBANG TAHUN 2017

: tingkat pengetahuan, kecemasan PENDAHULUAN

FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA SMA DAN SMK DI KOTA BENGKAYANG

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : NUR AINI NIM :

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : Davita Prasti Karolina

Akademi Kebidanan dan Keperawatan Bhakti Husada Bekasi. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang. antara 10 hingga 19 tahun (WHO). Remaja merupakan suatu

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG SEKS BEBAS PADA REMAJA KELAS XI DI SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA TAHUN 2014

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : Retno Wulandari

BAB I PENDAHULUAN. menyenangkan. Apalagi pada masa-masa sekolah menengah atas. Banyak alasan. sosial yang bersifat sementara (Santrock, 1996).

: Pengetahuan, Sikap, Kehamilan Remaja Diluar Nikah

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG RISIKO KEHAMILAN REMAJA DI LUAR NIKAH DENGAN SIKAP TERHADAP HUBUNGAN SEKSUAL PRANIKAH

PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG SEKS PRANIKAH DI SMA MUHAMMADIYAH 4 KARTASURA

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa.

BAB 1 PENDAHULUAN. orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama

Kata kunci : pengetahuan, sikap ibu hamil, pemilihan penolong persalinan.

Diyah Paramita Nugraha 1, Mujahidatul Musfiroh 2, M. Nur Dewi 2 INTISARI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN SEKSUAL TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SEKS BEBAS PADA REMAJADI SMK NEGERI 1 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PEMBIMBING AKADEMIK (PA) DENGAN SIKAP UNTUK BERKONSULTASI DI PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Siswa Kelas XI SMAN Y Yogyakarta Tahun 2017 (N=114)

Transkripsi:

PENDAHULUAN HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS Eny Pemilu Kusparlina (Akademi Kebidanan Muhammadiyah Madiun) ABSTRAK Pendahuluan: Angka aborsi di Indonesia diperkirakan mencapai 2,3 juta per tahun, sekitar 750.000 diantaranya dilakukan oleh remaja. Hasil penelitian mengenai perilaku seksual remaja pada sepuluh SMA baik negeri maupun swasta di kota Madiun tahun 2005 terhadap 1.250 orang (611 subjek lakilaki dan 639 subjek perempuan ) ditemukan bahwa 30% laki-laki yang berpacaran telah melakukan hubungan seksual, sedangkan untuk perempuan sebanyak 5 %. Dapat dikatakan bahwa setiap ada 3 anak laki-laki yang berpacaran, satu diantaranya telah melakukan hubungan seksual dan mereka rata-rata mulai melakukannya di kelas dua dan tiga.dari studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 28 Juli 2012 di SMK PGRI I Mejayan, peneliti mendapatkan informasi dari bagian kesiswaan bahwa tahun 2010-2011 terdapat 2 siswa hamil dan terpaksa dikeluarkan dari sekolah. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan reproduksi dengan perilaku seks bebas di SMK PGRI I Mejayan. Metode: Penelitian menggunakan desain observational analitik dengan rancangan cross sectional. Teknik sampling yang digunakan simple random sampling dengan jumlah sampel 68 siswa. Analisa data menggunakan uji statistik korelasi Kendall Tau (τ). Hasil: 48 siswa (70.6%) memiliki pengetahuan yang baik tentang kesehatan reproduksi dan 51 siswa (75,0%) memiliki perilaku yang baik dalam pergaulan seks bebas. Dari hasil analisa data dengan Kendall Tau diperoleh zhitung (9,96) > ztabel (1,96). Kesimpulan: ada hubungan yang signifikan antara Kata Kunci: Pengetahuan kesehatan reproduksi, perilaku, seks bebas Latar Belakang WHO (World Health Organization) memperkirakan di seluruh dunia setiap tahun terjadi 20 juta kejadian aborsi yang tidak aman (unsafe abortion), 95% diantaranya terjadi di negara-negara berkembang. Sekitar 78.000 (13%) dari total perempuan melakukan atau mendapatkan tindakan aborsi yang tidak aman berakhir dengan kematian (Safe Motherhood 2000, Cit. Soetjiningsih 2007: 143). Angka aborsi di Indonesia diperkirakan mencapai 2,3 juta per tahun, sekitar 750.000 diantaranya dilakukan oleh remaja (Soetjiningsih 2007: 142). Hasil penelitian mengenai perilaku seksual remaja pada sepuluh SMA baik negeri maupun swasta di kota Madiun tahun 2005 terhadap 1.250 orang (611 subjek laki-laki dan 639 subjek perempuan ) ditemukan bahwa 30% laki-laki yang berpacaran telah melakukan hubungan seksual, sedangkan untuk perempuan sebanyak 5 %. Dapat dikatakan bahwa setiap ada 3 anak laki-laki yang berpacaran, satu diantaranya telah melakukan hubungan seksual dan mereka rata-rata mulai melakukannya di kelas dua dan tiga. Dengan hasil demikian, tentunya dapat diperkirakan bahwa seks bebas di perguruan tinggi lebih gila dibandingkan di SMA (Taufik, 2008, diperoleh tanggal 15 Januari 2009). Kurangnya pemahaman tentang perilaku seksual pada masa remaja sangat merugikan bagi remaja sendiri termasuk keluarganya, sebab pada masa ini remaja mengalami perkembangan yang penting yaitu kognitif, emosi, sosial dan seksual, perkembangan ini akan berlangsung sekitar 12 tahun sampai 20 tahun. Kurangnya pemahaman ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: adat istiadat, budaya, agama dan kurangnya informasi dari sumber yang benar. Kurangnya pemahaman ini akan mengakibatkan berbagai dampak yang justru amat merugikan kelompok remaja dan keluarganya (Soetjiningsih, 2007: 133). Dampak yang diakibatkan oleh perilaku seksual antara lain adalah timbulnya masalah psikologis yang sangat serius, seperti rasa bersalah, depresi, marah, dan agresi. Sementara akibat psikososial yang timbul akibat perilaku seksual antara lain adalah ketegangan mental dan kebingungan akan peran sosial yang tiba-tiba berubah, misalnya pada kasus remaja yang hamil di luar nikah. Belum lagi tekanan dari masyarakat yang mencela dan menolak keadaan tersebut. Selain itu resiko yang lain adalah terganggunya kesehatan yang bersangkutan, resiko kelainan janin dan 60 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

tingkat kematian bayi yang tinggi. Disamping itu tingkat putus sekolah remaja hamil juga sangat tinggi, hal ini disebabkan rasa malu remaja dan penolakan sekolah menerima kenyataan adanya murid yang hamil diluar nikah. Masalah ekonomi juga akan membuat permasalahan ini menjadi semakin rumit dan kompleks (Anonim, 2008, diperoleh tanggal 21 April 2009). Pendidikan seksual merupakan cara pengajaran atau pendidikan yang dapat menolong remaja untuk menghadapi masalah hidup yang bersumber pada dorongan seksual. Dengan demikian pendidikan seksual ini bermaksud untuk menerangkan segala hal yang berhubungan dengan seks dan seksualitas dalam bentuk yang wajar (Anonim, 2008, diperoleh tanggal 21 April 2009). Dari studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 28 Juli 2012 di SMK PGRI I Mejayan, peneliti mendapatkan informasi dari bagian kesiswaan bahwa tahun 2010-2011 terdapat 2 siswa hamil dan terpaksa dikeluarkan dari sekolah, sehingga peneliti tertarik mengambil judul penelitian Hubungan Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi dengan Perilaku Seks Bebas pada Siswa Kelas XI SMK PGRI I Mejayan. METODE PENELITIAN Desain penelitian ini adalah observasional analitik dengan menggunakan metode pendekatan waktu cross sectional model. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI di SMK PGRI I Mejayan tahun 2012 sejumlah 340 siswa. Menurut Arikunto (2006: 134) untuk menentukan sampel, apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih. Maka dalam penelitian ini diambil sampel 20% dari jumlah populasi yaitu sebanyak 68 siswa. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalaht ehnik simple random sampling. Ada dua variabel yang diteliti: 1) variabel bebas: tingkat pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi, 2) variabel terikat: perilaku remaja dengan seks bebas. Instrumen berupa pertanyaan tertutup (closed ended). Secara keseluruhan uji validitas didapat jika r hitung > r tabel maka, item pertanyaan dinyatakan valid, dan jika r hitung < r tabel maka item pertanyaan dikatakan tidak valid. Uji validitas yang dilakukan terhadap 21 pertanyaan, kemudian hasilnya akan diujikan pada r tabel pada N = 30, dimana nilai r tabel adalah 0.361. Dari hasil uji validitas didapatkan 1 pertanyaan tidak valid karena r hitung < r tabel, sedangkan 20 pertanyaan dinyatakan valid karena r hitung > r tabel. Dari hasil perhitungan uji reliabilitas untuk pengetahuan didapatkan r i (hitung) 0.994 akan dibandingkan dengan r tabel pada N= 15 dengan nilai 0.514. Karena r hitung > r tabel maka dikatakan bahwa instrumen penelitian yang digunakan adalah reliabel atau dapat dipercaya. Dari hasil perhitungan uji reliabilitas untuk perilaku didapatkan r 1 atau adalah 0.959 maka dapat dikatakan bahwa instrumen penelitian mempunyai tingkat reliabilitas tinggi. Analisis data dapat dilakukan melalui proses komputerisasi, dengan langkahlangkah analisis data yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: 1) analisis univariat yaitu menganalisis tiap-tiap variabel penelitian yang ada secara deskriptif dengan menghitung distribusi frekuensi. Variabel yang dianalisis secara univariat dalam penelitian ini adalah karakteristik responden, variabel pengetahuan untuk mengetahui pengetahuan siswa tentang kesehatan reproduksi dan variabel perilaku untuk mengetahui perilaku seks bebas pada remaja. 2) Analisis bivariat yaitu analisis yang dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Rumus analisis yang digunakan yaitu Kendal Tau. Untuk dapat memberikan tafsiran apakah harga tersebut signifikan atau tidak, maka dapat menggunakan ketentuan bahwa bila z hitung lebih besar dari z tabel, maka koefisien korelasi yang ditemukan adalah signifikan. HASIL PENELITIAN Tingkat Pengetahuan tentang Kesehatan Reproduksi responden mempunyai tingkat pengetahuan baik, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1. Gambar 1. Tingkat Pengetahuan tentang Kesehatan Reproduksi pada Siswa-Siswi Kelas XI SMK PGRI I Mejayan Tahun 2012 61 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

Gambar 1 menunjukkan bahwa dari 68 responden responden paling banyak mempunyai tingkat pengetahuan baik yaitu 48 responden (70,6%) dan responden paling sedikit mempunyai tingkat pengetahuan kurang yaitu 1 responden (1,5%). Perilaku tentang Seks Bebas pada 1-α (Z 1-α). Berdasarkan hasil nilai pada N = 68 dengan tingkat kepercayaan 95% didapatkan Z hitung = 9,96 dan Z tabel (1- α) = 1,96 karena Z hitung > Z tabel (9,96 > 1,96), maka dapat disimpulkan Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang kesehatan PEMBAHASAN Gambar 2. Perilaku Seks Bebas pada Siswa- Siswi Kelas XI SMK PGRI I Mejayan Tahun 2012 Gambar 2 menunjukkan bahwa dari 68 responden responden paling banyak mempunyai perilaku baik, yaitu 51 responden (75,0%) dan paling sedikit dengan perilaku kurang, yaitu 1 responden (1,5%). Hubungan Tingkat Pengetahuan Remaja tentang Kesehatan Reproduksi dengan Perilaku Seks Bebas Hubungan tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dengan perilaku seks bebas, didistribusikan sebagai berikut: 1. Responden dengan tingkat pengetahuan baik didistribusikan, sebagai berikut: berperilaku baik 47 anak (69,1%), berperilaku cukup 1 anak (1,5%), dari total responden dengan pengetahuan baik 48 anak (70,6%). 2. Responden dengan tingkat pengetahuan cukup didistribusikan, sebagai berikut: berperilaku baik 4 anak (5,9%), berperilaku cukup 15 anak (22,1%), dari total responden dengan pengetahuan cukup 19 anak (27,9%). 3. Semua responden yang berpengetahuan kurang memiliki perilaku kurang sebanyak 1 orang (1,5%) Hasil uji korelasi dengan menggunakan Kendall Tau ( ) didapatkan nilai 0,826 karena jumlah sampel > 40, maka untuk uji hipotesis dengan cara mencari nilai Z (normalitas) kemudian dibanding pada Z tabel Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membantu tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2007: 139). Tingkat pengetahuan seseorang sangat dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling berhubungan, antara lain pendidikan, kultur atau budaya, sosial ekonomi dan pengalaman. siswa dan siswi kelas XI SMK PGRI I Mejayan mempunyai rata-rata tingkat pengetahuan baik, 48 responden (70,6%) dengan pengetahuan baik dan 19 responden (27,9%) dengan pengetahuan sedang. Baiknya tingkat pengetahuan responden mengenai kesehatan reproduksi dan seks bebas adalah suatu yang wajar, mengingat semakin mudahnya akses informasi tentang kesehatan, baik yang diperoleh dari sekolah atau dari media cetak maupun elektronik. responden sudah pernah mendapatkan informasi tentang kesehatan reproduksi dan seks bebas, 66 responden (97,1%) sudah pernah tahu, dan hanya sedikit siswa yang belum mengetahui, yaitu 2 responden (2,9%). Menurut Green ada korelasi antara pengetahuan dengan perilaku, jika seseorang dengan pengetahuan baik maka perilakunya akan cenderung baik pula, sama halnya dengan orang dengan pengetahuan kurang (rendah) maka mempunyai kecenderungan akan berperilaku kurang baik pula. Hasil penelitian menjelaskan korelasi antara pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dengan arah korelasinya terhadap perilaku seks bebas. Responden dengan tingkat pengetahuan baik didistribusikan, berperilaku baik 47 anak (69,1%), berperilaku cukup 1 anak (1,5%). Responden dengan tingkat pengetahuan cukup didistribusikan, berperilaku baik 4 anak (5,9%), berperilaku cukup 15 anak (22,1%). Sedangkan responden yang 62 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

berpengetahuan kurang memiliki perilaku kurang sebanyak 1 orang (1,5%). Hasil penelitian membuktikan pendapat Green benar, ada korelasi atau hubungan antara pengetahuan dengan perilaku. Hasil penelitian menunjukkan responden dengan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi yang baik akan beperilaku baik pula, sedang responden dengan pengetahuan kurang berperilaku kurang baik pula. Hasil uji statistik membuktikan adanya hubungan yang signifikan antara tingkat KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Mayoritas responden mempunyai tingkat pengetahuan baik, yaitu 48 responden (70,6%). 2. Mayoritas responden mempunyai perilaku yang cukup baik, yaitu 51 responden (75,0%). 3. Ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi dengan perilaku seks bebas. Saran 1. Bagi SMK PGRI I Mejayan a. Dapat lebih mamberikan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi kepada siswa dengan cara memasukkan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi ke dalam materi pembelajaran atau bimbingan konseling. b. Mengadakan pertemuan dengan orang tua siswa agar mereka dapat memberikan informasi tentang kesehatan reproduksi dan menanamkan nilai-nilai agama serta lebih mengawasi pergaulan anak mereka sehingga hal ini dapat mengurangi tingkat kenakalan remaja. 2. Bagi Peneliti Selanjutnya Mengingat keterbatasan penelitian diharapkan agar peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian dengan menggunakan metode penelitian yang lain sehingga hasil penelitian menjadi lebih baik. DAFTAR PUSTAKA Adek. (2008). Hubungan antara Tayangan Seks Di Televisi dengan Perilaku Seks Para Remaja, http://one.indoskripsi.com, diperoleh tanggal 13 Juli 2009 Adioetomo SM, Sulistinah IA. Need Assessment for Adolescent Reproduktive Health Program. Research Report. Demographic Institute Faculty of Economics University of Indonesia. Anonim.(2008). http://afand.cybermq.com, diperoleh tanggal 20 April 2009 Anonim (2008). http://one.indoskripsi.com, diperoleh tanggal 21 April 2009 Anonim. (2008). http://forbetterhealth.wordpress.com, diperoleh tanggal 4 Mei 2009 Anonim (2008). http://id.wikipedia.org, diperoleh tanggal 4 Mei 2009 Anonim (2008). http://kesrepro.info, diperoleh tanggal 4 Mei 2009 Anonim. (2008). http://www.mailarchive.com, diperoleh tanggal 20 April 2009 Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Azwar, S. (2007). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Dianita, Y. (2008). Tingkat Pengetahuan Remaja tentang Seks Bebas di SMA Negeri 1 Mojogedang. Surakarta: Stikes `Aisyiyah Hasmi E. Meeting Reproductive Health Needs of Adolescent in Indonesia. J of Adolescent Reproductive and Sexual Health UNESCO. http://www.unescobkk.org/ips/arh. Januari 2013 Hidayat, A.A. (2007). Metode Penelitian Kebidanan: Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika Narendra, dkk. (2002). Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta: CV Sagung Seto Nasution. (2004). Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Notoatmodjo, S. (2007). Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: PT Rineka Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: PT Rineka Notoatmodjo, S. (2005). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan Prilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Sarwono. (2008). Psikologi Remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Soetjiningsih. (2007). Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta: CV Sagung Seto 63 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

Sugiyono. (2007). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfa Beta Taufik. (2008). http://taufikblog.friendster.com, diperoleh tanggal 15 Januari 2009 Widiastuti, T. (2006). Hubungan Berpikir Positif dengan Perilaku Seksual Pranikah pada Remaja di SMA Veteran I Sukoharjo. Surakarta: FK UMS 64 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes