SISTEM PEMANTAUAN LINGKUNGAN BERBASIS WSN DENGAN LAJU SAMPLING YANG ADAPTIF

dokumen-dokumen yang mirip
Sistem Pemantauan Kondisi Struktur Bangunan Menggunakan Jaringan Sensor Nirkabel

II. TEORI PENUNJANG. Kata Kunci: Sensor, Wireless Sensor Network, Accelerometer, Shindo Scale I. PENDAHULUAN

Implementasi Kolaborasi Node Pada Sistem Komunikasi Ad Hoc Multihop Berbasis Jaringan Sensor Nirkabel

Metode Penyimpanan Data Secara Kolaboratif Dalam Jaringan Sensor

Deteksi Kadar ph Air Untuk Monitoring Kualitas Air Berbasiskan Sensor Nirkabel

DESAIN TOPOLOGI KOMUNIKASI WIRELESS SENSOR NETWORK (WSN) PADA APLIKASI SISTEM STRUCTURAL HEALTH MONITORING (SHM) JEMBATAN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pencemaran udara dapat mempengaruhi kesejahteraan manusia, baik secara

IMPLEMENTASI KOLABORASI NODE PADA SISTEM KOMUNIKASI AD HOC MULTIHOP BERBASIS JARINGAN SENSOR NIRKABEL

BAB I PENDAHULUAN. real time atau pada saat itu juga. Didorong dari kebutuhan-kebutuhan realtime

PEMODELAN KARAKTERISTIK PROPAGASI BERDASARKAN RSSI PADA JARINGAN SENSOR NIRKABEL. Triuli Novianti 1, Iwan Santosa 2

DESAIN MANAJEMEN ENERGI PADA GEDUNG BERBASIS JARINGAN SENSOR NIRKABEL

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DESAIN MANAJEMEN ENERGI PADA GEDUNG BERBASIS JARINGAN SENSOR NIRKABEL

I. PENDAHULUAN. Jaringan Sensor Nirkabel (JSN) merupakan kesatuan perangkat sensor untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

OPTIMASI PARAMETER PARAMETER LAPISAN FISIK UNTUK EFISIENSI ENERGI PADA JARINGAN SENSOR NIRKABEL

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada suatu wilayah tertentu dalam kurun waktu tertentu misalnya bencana

BAB II WIRELESS PERSONAL AREA NETWORK (WPAN)

Perancangan Controlling and Monitoring Penerangan Jalan Umum (PJU) Energi Panel Surya Berbasis Fuzzy Logic Dan Jaringan Internet

Studi Level Daya Pada Perangkat Zigbee Untuk Kelayakan Aplikasi Realtime Monitoring

Sistem Monitoring Energi Lampu Penerangan Jalan Umum Berbasis Wireless Sensor Network dengan Topologi Mesh

Metode Penyimpanan Data Secara Kolaboratif Dalam Jaringan Sensor

I. PENDAHULUAN. secara langsung melalui jaringan kabel[1,2]. Implementasi jaringan dengan

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

METODE SLEEP-WAKE YANG OPTIMAL UNTUK SENSOR NODE YANG MEMANEN ENERGI DARI LINGKUNGAN

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS JARINGAN SENSOR NIRKABEL PADA DESAIN MANAJEMEN ENERGI PADA GEDUNG

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah melakukan simulasi pengaruh

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU

BAB II LANDASAN TEORI

SISTEM MONITORING KUALITAS AIR PADA KOLAM IKAN BERBASIS WIRELESS SENSOR NETWORK MENGGUNAKAN KOMUNIKASI ZIGBEE

Kajian Implementasi Tinysec Untuk Keamanan Pada Jaringan Sensor Nirkabel

BAB I PENDAHULUAN. penyakit saluran pernapasan atau pneumokoniosis yang merupakan penyakit

Sistem Pemantauan Kesehatan Manusia Berbasis Jaringan Sensor Nirkabel Ratih Dwi Wulansari

BAB III PERANCANGAN SISTEM. untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input untuk

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN SISTEM PENGIRIMAN DATA SENSOR ALTITUDE YANG TERPASANG PADA MIKROKONTROLER ARDUINO MENGGUNAKAN PROTOKOL XBEE

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sensor dengan output toggle adalah sensor yang memiliki output biner dalam bentuk pulsa.

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menerapkan Pengontrolan Dan Monitoring Ruang Kelas Dengan Menggunakan

BAB II DASAR TEORI. Protokol adalah seperangkat aturan yang mengatur pembangunan koneksi

Karakteristik Propagasi dalam Ruang berdasarkan Analisa RSSI pada Jaringan Sensor Nirkabel

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGERING KAIN OTOMATIS DENGAN MEMANFAATKAN MIKROKONTROLER ATMega8535 dan SENSOR SHT11

RANCANG BANGUN APLIKASI MONITORING DETAK JANTUNG MELALUI FINGER TEST BERBASIS WIRELESS SENSOR NETWORK. Marti Widya Sari 1), Setia Wardani 2)

PENGUKURAN JANGKAUAN JARINGAN SENSOR NIRKABEL MULTIHOP PADA PEMANTAUAN SUHU DAN KELEMBABAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara

BAB IV ANALISIS DAN PENGUJIAN

DESAIN DAN ANALISA MANAJEMEN KONSUMSI DAYA PADA WSN UNTUK SISTEM MONITORING KESEHATAN STRUKTUR (SMKS) JEMBATAN

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN

III. METODE PENELITIAN. 1. Dua unit laptop, dengan spesifikasi sebagai berikut: a. Transmitter, ACER Aspire 5622WLCi dengan spesifikasi Intel Core 2

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015.

Sistem Keamanan Kendaraan dari Pencurian Berbasis Jaringan Sensor Nirkabel

Bab 3 PLC s Hardware

Pengantar Wireless Sensor Network

III. METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PERBANDINGAN EFISIENSI ENERGI TMAC DENGAN CSMA IEEE DI JARINGAN SENSOR NIRKABEL

SISTEM PENGENDALI DAN PENGAWAS PENGGUNAAN LISTRIK PADA GEDUNG BERTINGKAT BERBASIS WEB

SISTEM UNTUK MENGAKSES INTERNET

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

Bab V Pengujian Sistem dan Evaluasi Unjuk Kerja

III. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium

PEMANFAATAN JARINGAN SENSOR NIRKABEL UNTUK MEMANTAU KELEMBABAN TANAH PADA BUDIDAYA TANAMAN CABAI. Abstrak

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT. Proses perancangan meliputi tujuan dari sebuah penelitian yang kemudian muncul

2. TINJAUAN PUSTAKA. oleh tiupan angin, perbedaan densitas air laut atau dapat pula disebabkan oleh

Jawaban Ujian Tengah Semester EL3096 Sistem Mikroprosesor & Lab

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

BAB III RANCANG BANGUN

PERANCANGAN DAN REALISASI BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI

Wireless Sensor Network Untuk Pengumpulan Data Bergerak Pada Sistem Informasi Medis

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

RANCANG BANGUN SISTEM AUTOTRACKING UNTUK ANTENA UNIDIRECTIONAL FREKUENSI 2.4GHZ DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTOLER ARDUINO

CABLE LAN TESTER DENGAN TAMPILAN LCD TUGAS AKHIR DEMI SYAPUTRI

Pemanfaatan Jaringan GPRS untuk Sistem Pemantauan Jarak Jauh Sensor Koordinat Posisi Patok Perbatasan

PENGATURAN KECEPATAN DAN POSISI MOTOR AC 3 PHASA MENGGUNAKAN DT AVR LOW COST MICRO SYSTEM

TUGAS AKHIR TE

Sistem Otomatisasi dan Monitoring Miniatur Greenhouse Berbasis Web Server dan Notifikasi SMS dengan Arduino ABSTRAK

PERANCANGAN PROTOTIPE MONITORING PARAMETER PARAMETER TRANSFORMATOR DAYA SECARA ONLINE BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM

BAB 4 HASIL UJI DAN ANALISA

fm_iqbal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. besar berupa gambar dengan tujuan agar sebuah sistem dapat lebih mudah

PENGONTROLAN LAMPU LALU LINTAS BERBASIS WEB MENGGUNAKAN WIRELESS LAN

I. PENDAHULUAN. Jaringan sensor nirkabel (wireless sensor network) terdiri atas sejumlah besar

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi data telah menjadi layanan utama pada sistem telekomunikasi.

BAB 2 LANDASAN TEORI

PEMANTAUAN DATA PARAMETERKONDISI LINGKUNGANMENGGUNAKAN WASPMOTE SMART CITIES DI WIRELESS SENSOR NETWORK DENGAN PROTOKOL ZIGBEE-PRO

Desain Wireless Sensor Network dan Webserver untuk Pemetaan Titik Api pada Kasus Kebakaran Hutan

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) A-229

Rancang Bangun Counter Product Logger Menggunakan Sensor Infrared Berbasis Internet

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM ONLINE UNTUK MONITOR SUHU RUANGAN BERBASIS SERVER WEB DAN WEBCAM DENGAN PENYAMPAIAN DATA ASINKRON

Transkripsi:

SISTEM PEMANTAUAN LINGKUNGAN BERBASIS WSN DENGAN LAJU SAMPLING YANG ADAPTIF Marcho Senda Djisoko 2206100158 Jurusan Teknik Elektro FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Surabaya 60111 Abstrak Jaringan sensor nirkabel (Wireless Sensor Network) telah banyak diaplikasikan untuk sensing dan monitoring lingkungan. Jaringan sensor nirkabel yang saat ini sedang dikembangkan kebanyakan laju samplingnya tidak bersifat adaptif sehingga energi yang digunakan terkesan dibuang percuma tanpa adanya data signifikan yang digunakan. Oleh karena itu diperlukan adanya efisiensi energi agar jaringan sensor nirkabel dapat bekerja lebih lama. Salah satunya adalah dengan model yang bersifat adaptif. Pada tugas akhir ini, akan didesain dan diimplementasikan sistem pemantauan lingkungan berbasis jaringan sensor nirkabel yang bersifat adaptif. Sistem akan didesain mampu menerjemahkan perubahan kondisi lingkungan disekitarnya yang akan berpengaruh terhadap sampling pengambilan data oleh jaringan sensor nirkabel. Perubahan sampling dilakukan dengan cara menon-aktifkan secara bergantian 4 buah node yang telah dipasang sesuai dengan event yang diberikan. Dengan demikian performa dari sistem ini akan diukur dari tingkat penggunaan energinya dalam rangka melakukan aktifitas pemantauan lingkungan tersebut. Dari hasil pengukuran dan analisa data menunjukkan bahwa sistem jaringan sensor nirkabel adaptif yang telah dibangun memiliki performansi yang cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan jumlah paket dan waktu kerja masing-masing node yang berbeda sesuai dengan event yang diberikan. Node 1 memiliki timer period 10 detik dengan waktu kerja 10695 detik dan jumlah paket yang dikirim 172 paket, node 2 memiliki timer period 5 detik dengan waktu kerja 10765 detik dan jumlah paket yang dikirim 1579 paket, node 3 memiliki timer period 30 detik dengan waktu kerja 17818 detik dan jumlah paket yang dikirim 118 paket, node 4 memiliki timer period 0.1 detik dengan waktu kerja 13335 detik dan jumlah paket yang dikirim 5826 paket. Dan juga sistem ini memiliki efisiensi energi lebih baik daripada sistem yang tidak adaptif. Kata kunci : jaringan sensor nirkabel, sistem adaptif, pemantauan lingkungan I. PENDAHULUAN Pemantauan aktifitas lingkungan merupakan hal yang sangat menarik untuk dikembangkan. Seperti yang kita ketahui, kehidupan manusia tentu berpengaruh terhadap lingkungan sekitarnya. Banyak sekali telah dilakukan penelitian terhadap lingkungan, salah satunya terhadap sifatsifat hujan. Mulai dari bagaimana pembentukan hujan, sampai dengan musim saat hujan sering turun. Pada pemantauan lingkungan ini, hal yang diamati adalah adanya sifat adaptif yang digunakan pada jaringan sensor nirkabel. Sifat adaptif ini diharapkan dapat menghemat konsumsi arus yang digunakan oleh jaringan sensor nirkabel tersebut. Karena seperti yang diketahui bersama, salah satu isu yang ingin dikembangkan pada jaringan sensor nirkabel adalah penghematan energi saat melakukan sensing. Khusus pada penelitian ini, sifat adaptif yang dikembangkan pada jaringan sensor nirkabel menggunakan bantuan dari micro controller avr atmega 16. Micro controller adalah sebuah sistem microprosecor dimana di dalamnya sudah terdapat CPU, ROM, RAM, I/O, Clock dan peralatan internal lainnya yang sudah saling terhubung dan terorganisasi (teralamati) dengan baik. Sehingga kita tinggal memprogram isi ROM sesuai aturan penggunaan pabrik yang membuatnya. Dengan adanya micro controller ini jaringan sensor nirkabel dapat dimodifikasi menjadi bersifat adaptif yang artinya dapat merubah clocking pada jaringan sensor nirkabel. Perubahan clocking ini bergantung pada hasil sensing pada micro controller. Sensor yang digunakan pada micro controller adalah sensor suhu menggunakan LM-35 dan sensor intensitas cahaya menggunakan LDR. Sehingga dengan adanya perubahan suhu dan intensitas cahaya dapat merubah clocking pada jaringan sensor nirkabel. Dengan adanya perubahan tersebut diharapkan penggunaan energi pada rangkaian jaringan sensor nirkabel atau Wireless Sensor Network dapat lebih efisien penggunaannya. II. TEORI PENUNJANG 2.1 Pengenalan Klimatologi dan Hujan Klimatologi adalah ilmu yang mempelajari iklim, dan merupakan sebuah cabang dari ilmu atmosfer. Dikontraskan dengan meteorologi yang mempelajari cuaca jangka pendek yang berakhir sampai beberapa minggu, klimatologi mempelajari frekuensi di mana sistem cuaca ini terjadi. Gambar 1 Grafik suhu udara harian bulan April 2010 untuk daerah Tanjung Perak 1

Dalam kehidupan sehari-hari, iklim akan mempengaruhi jenis tanaman yang sesuai untuk dibudidayakan pada suatu kawasan, dan teknik budidaya yang dilakukan petani. Dengan demikian pengetahuan iklim sangat penting artinya dalam sektor pertanian. Klimatologi merupakan ilmu tentang atmosfer. Sama dengan meteorologi, tapi berbeda dalam kajiannya, meteorologi lebih mengkaji proses di atmosfer sedangkan klimatologi pada hasil akhir dari proses-proses atmosfer. Klimatologi adalah ilmu yang mencari gambaran dan penjelasan sifat iklim, mengapa iklim di berbagai tempat di bumi berbeda dan bagaimana kaitan antara iklim dan dengan aktivitas manusia. Sementara hujan adalah peristiwa turunnya air dari langit ke bumi. Awalnya air hujan berasal dari air dari bumi seperti air laut, air sungai, air danau, air waduk, air rumpon, air sawah, air comberan, air susu, air jamban, air kolam, air ludah, dan lain sebagainya. Selain air yang berbentuk fisik, air yang menguap ke udara juga bisa berasal dari tubuh manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, serta benda-benda lain yang mengandung air. Air yang menguap / menjadi uap melayang ke udara dan akhirnya terus bergerak menuju langit yang tinggi bersama uap-uap air yang lain. Di langit yang tinggi uap tersebut mengalami proses pemadatan atau kondensasi sehingga membentuk awan. 2.2 Jaringan Sensor Nirkabel Jaringan Sensor Nirkabel terdiri atas sekumpulan sensor (alat pendeteksi) yang tersebar dan memiliki kemampuan untuk melingkupi area atau wilayah geografis tertentu yang disebut sebagai area sensor, dimana pada area sensor itu terdapat banyak sekali parameter parameter yang dapat dideteksi. Sensor sensor ini dirancang dengan sedemikian rupa sehingga berkemampuan untuk dapat merasakan (sensing), penghitungan dan elemen-elemen komunikasi yang memberikan kemampuan kepada administrator untuk mengukur, mengobservasi, dan memberikan reaksi kepada suatu event (kejadian) dan fenomena pada lingkungan tertentu, memproses data hasil dari pengumpulan informasi, serta dapat melakukan komunikasi baik secara horizontal (sesama sensor), maupun vertikal (dengan base station) tanpa menggunakan kabel untuk media transmisinya (wireless). Ilustrasi sederhana sebuah jaringan sensor dapat dilihat pada Gambar 1. Beberapa versi komersial dari penerapan teknologi transmisi data nirkabel ditujukan untuk aplikasi dari jaringan sensor nirkabel. Dan kebanyakan dari sistem tersebut mengikuti spesifikasi standar dari IEEE 802.15.4 dan Zigbee untuk aplikasi pada lingkup jaringan area personal nirkabel (WPAN Wireless Personal Area Network) [1]. Karakteristik umum dari WPAN adalah konsumsi power yang relatif rendah, indikasi kualitas dari jalur komunikasi, dengan kanal radio lebih dari 16 kanal berdasarkan lebar frekuensi, dan didukung dengan protokol yang sesuai sehingga meningkatkan keandalan (reliability) dari transmisi data dan sinkronisasi waktu. Gambar 2 Arsitektur Jaringan Sensor Nirkabel 2.3 Sistem Operasi dan Bahasa Pemrograman Setiap sensor node membutuhkan sistem operasi untuk mengatur hardware dari sensor agar dapat berinteraksi dengan software aplikasinya. Dan di setiap sistem operasi menggunakan bahasa pemrograman yang beragam. Pada penelitian ini, digunakan sistem operasi TinyOS dan bahasa pemrograman NesC. TinyOS merupakan sistem operasi open-source yang didesain khusus untuk jaringan sensor nirkabel. TinyOS memiliki arsitektur berbasis komponen yang mendukung adanya inovasi dan implementasi jaringan sensor nirkabel, dengan cara meminimalisir ukuran kode yang dibutuhkan, karena komponen sensor memiliki memori yang sangat terbatas. TinyOS memiliki model pemrograman berbasis komponen yaitu NesC. Layaknya sistem operasi lainnya, TinyOS mengorganisir komponen perangkat lunaknya dalam beberapa lapisan. Lapisan paling bawah berkaitan dengan perangkat keras, dan lapisan paling tinggi adalah aplikasi yang digunakan. [2] III. PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASI 3.1 Perencanaan Topologi dan Konfigurasi Jaringan Pada tugas akhir ini topologi yang digunakan untuk membentuk suatu sistem pemantauan kondisi struktur bangunan adalah topologi Star, dimana setiap node akan langsung berkomunikasi dengan gateway/sink dan mengirimkan data hasil pembacaannya pada gateway/sink tanpa harus berkomunikasi dengan node lainnya. Jenis komunikasi ini juga sering disebut komunikasi single hop. Sensor Suhu Sensor Cahaya Micro Control ler AVR AT MEGA 16 Node 1 Node 2 Node 3 Node 4 Gambar 3 Blok Diagram Base station 2

Sebagai gateway/sink, penelitian ini menggunakan MIB600 untuk melewatkan paket paket data dari jaringan sensor menuju ke server dengan konektor ekspansi 51-pin untuk komunikasi jaringan sensor dan interface Ethernet Programming Board (EPRB) untuk komunikasi server. Sensor node yang digunakan adalah sensor dengan platform Micaz produksi Crossbow Technology yang bekerja pada frekuensi 2,4 Ghz dengan spesifikasi standar IEEE 802.15.4 dengan sumber energi dua buah baterai AA dengan kapasitas 1,5 Volt. Sensorboard yang digunakan untuk mendeteksi suhu dan intensitas cahaya adalah MTS420, produksi Crossbow Technology yang dipasang pada Node (mote) Micaz. 3.2 Persiapan Hardware Gateway yang digunakan untuk melewatkan paket dari jaringan sensor kepada server adalah tipe MIB 600 dengan konektor ekspansi 51-pin untuk komunikasi jaringan sensor dan interface Ethernet Programming Board (EPRB) untuk komunikasi server. Sensor node yang digunakan adalah sensor dengan platform Micaz produksi Crossbow Technology yang bekerja pada frekuensi 2,4 Ghz dengan spesifikasi standar IEEE 802.15.4 dengan sumber energi dua buah baterai AA dengan masing-masing memiliki tegangan 1,5 Volt. Daya pancar maksimum yang dapat dihasilkan adalah 0 dbm atau 1 mw. Sensorboard yang digunakan untuk mendeteksi getaran dan memantau aktifitas manusia adalah MTS420/420, produksi Crossbow Technology yang dipasang pada Node (mote) Micaz. Sensorboard ini dapat membaca adanya perubahan suhu dan intensitas cahaya. 3.3 Implementasi Sistem START 1 Penelitian ini dilakukan dengan pengukuran terhadap suhu dan intensitas cahaya dalam suatu ruangan yang dapat diatuur terlebih dahulu suhu di dalam ruangan tersebut. Namun sebelumnya telah dipersiapkan dari sisi konfigurasi jaringan maupun hardware dan softwarenya. Diagram alir penelitian dapat dilihat pada Gambar 4. Pada implementasi sensor ini berbeda pada implementasi jaringan sensor nirkabel pada umumnya. Jika pada implementasi umumnya satu node jaringan sensor nirkabel akan di-supply oleh dua baterai AA maka pada implementasi jaringan sensor nirkabel yang bersifat adaptif ini 4 buah node hanya akan di-supply dua baterai AA. Keempat node tersebut akan aktif bergantian sesuai dengan keadaan/event yang diberikan kepada micro. Event yang diberikan kepada micro adalah perubahan suhu dan perubahan intensitas cahaya. #define TIMER_PERIOD 5000 period in msec // timer Perbedaan tersebut dimaksudkan agar adanya perubahan penggantian time sampling saat event tertentu diberikan terhadap sistem. Perubahan time sampling yang terjadi lebih lama sekitar enam kali dari timer period. Hal ini terjadi karena ada beberapa bagian yang diaktifkan secara bersamaan yaitu, pengikatan untuk fungsi tegangan baterai, pengikatan untuk Taos sensor cahaya, pengikatan untuk accelerometer, pengikatan untuk sensor kelembaban dan suhu, pengikatan untuk sensor barometric. Alasan diaktifkannya semua sensor adalah untuk meningkatkan penggunaan energi sehingga nantinya dapat diamati perbedaan efisiensi masing-masing node. Sementara itu, diagram pembagian kerja node 1, 2, 3, dan 4 dapat dilihat sebagai berikut. Suhu Konfigurasi Program Injeksi Program kedalam mode Injeksi Program kedalam micro Tidak Berhasil Pengukuran Konsumsi Arus Tahap implementasi Pengujian Sistem Intensitas Cahaya Uji kinerja micro Berhasil Analisa Analisa 1 Kesimpulan Gambar 4 Diagram Alir Penelitian Gambar 5 Diagram Pembagian Event Node 1, 2, 3, dan 4 3

IV. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1.3 Analisa Data Suhu Proses pengambilan data dilakukan di laboratorium b-304 jurusan teknik elektro, fakultas teknologi industri, institut teknologi sepuluh nopember. Pengambilan data ini dimulai tepat tengah malam pukul 00.00 WIB. Implementasi pengambilan data dapat dilihat sebagai berikut. Sebelum pengambilan data dimulai terlebih dahulu direncanakan pemberian event sebagai berikut. PUKUL 00.00 WIB Tabel 1 Pemberian event/kejadian Event/Kejadian Pengambilan data dimulai, AC mati, lampu lab nyala 01.00 WIB AC nyala 20 C 04.00 WIB AC mati, lampu lab mati 12.00 WIB AC nyala 20 C Dari grafik diatas maka dapat dilihat bahwa terjadi perubahan sampling yang signifikan ketika suhu dibawah 27 C dan intensitas cahaya berubah saat malam dini hari berganti menjadi pagi hari. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan timer period dari node 1, 2, 3, dan 4. Gambar 6 Grafik pembacaan suhu pada masing-masing node 4.1.4 Analisa Data Intensitas Cahaya Pada analisa data intensitas cahaya ini data yang diambil tersebut bersamaan dengan pengambilan data suhu yang telah dijelaskan diatas. 4

Gambar 7 Grafik pembacaan intensitas cahaya pada masing-masing node 4.2 Perbandingan persentase jumlah waktu dan jumlah paket yang dikirimkan masingmasing node. Grafik disamping menggambarkan bahwa sistem yang dirancang sudah berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya jumlah paket yang dikirim berbeda-beda masing node walaupun waktu kerjanya hampir sama. Gambar 8 Grafik perbandingan persentase jumlah waktu dan paket masing-masing node 5

4.3 Analisa Konsumsi Arus Berdasarkan pengamatan terlihat terdapat dua sistem, yaitu sistem yang adaptif dan sistem yang tidak adaptif. Sistem adaptif terdiri atas 4 node yang aktif bergantian sesuai dengan event yang diberikan dengan sumber 2 baterai AA. Sementara sistem yang tidak adaptif hanya terdiri dari 1 node yang juga diberi sumber 2 baterai AA. Dari pengamatan tersebut berikut adalah tabel pengamatan untuk pengamatan pertama hingga pengamatan ke-12. Tabel 2 hasil pengamatan konsumsi arus No jam ke-i Adaptif Tidak Adaptif (0.1 detik) 1 0 jam 0 menit 2.23 2.4 2 0 jam 15 menit 2.20 2.26 3 0 jam 30 menit 2.17 2.22 4 0 jam 45 menit 2.15 2.15 5 1 jam 0 menit 2.13 2.11 6 1 jam 15 menit 2.15 2.07 7 1 jam 30 menit 2.12 2.03 8 1 jam 45 menit 2.09 1.98 9 2 jam 0 menit 2.08 1.93 10 2 jam 15 menit 2.07 1.9 11 2 jam 30 menit 2.01 1.86 12 2 jam 45 menit 1.97 1.84 Pada sistem yang tidak adaptif turun sekitar 0.04 A pada setiap pengukurannya. Sementara sistem yang adaptif penurunannya berubah-ubah sesuai dengan node yang aktif saat itu. Dengan adanya penurunan arus yang berubah-ubah maka dapat ditarik kesimpulan sistem adaptif lebih efisien penggunaan energinya jika dibandingkan dengan sistem yang tidak adaptif. Sistem yang tidak adaptif memiliki waktu aktif 9 jam 15 menit dan sistem yang adaptif memiliki waktu aktif 17 jam sehingga dapat disimpulkan sistem adaptif lebih hemat energi lebih kurang 45 % dari sistem yang tidak adaptif. Gambar 9 Grafik perbandingan persentase jumlah waktu dan paket masing-masing node V. PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari hasil analisa yang telah dilakukan, beberapa hal yang dapat disimpulkan adalah: 1. Node 1 memiliki timer period 10 detik dengan waktu kerja 10695 detik dan jumlah paket yang dikirim 172 paket, node 2 memiliki timer period 5 detik dengan waktu kerja 10765 detik dan jumlah paket yang dikirim 1579 paket, node 3 memiliki timer period 30 detik dengan waktu kerja 17818 detik dan jumlah paket yang dikirim 118 paket, node 4 memiliki timer period 0.1 detik dengan waktu kerja 13335 detik dan jumlah paket yang dikirim 5826 paket. 2. Berdasarkan pengamatan konsumsi arus tahap pertama terlihat bahwa node 1dan node 3 menunjukkan penurunan yang hampir sama yaitu sekitar 0.025 A sedangkan untuk node 2 turun sekitar 0.03 A dan node 4 turun sekitar 0.04 A dalam rentang waktu 15 menit. 3. Berdasarkan pengamatan konsumsi arus tahap kedua terlihat bahwa sistem yang adaptif lebih efisien lebih kurang 45 % penggunaan energinya dibandingkan dengan sistem yang tidak adaptif. 5.2 Saran Sistem pemantauan lingkungan berbasis WSN yang adaptif ini tidak hanya digunakan pada pemantauan lingkungan saja melainkan juga dapat diterapkan pada sistem pemantauan yang lainnya. Dengan penggunaan sistem yang adaptif diharapkan dapat meningkatkan efisien energi lebih baik daripada sebelumnya. DAFTAR PUSTAKA [1] D. Culler. 2004. Overview of Sensor Networks, John Willey and Sons, Ltd. [2] Crossbow Technology, Tiny OS Overview, http://www.ce.rit.edu/~fxheec/cisco_urp/cd_seminar/pr esentations/day1-all/03_tinyos_overview.pdf BIODATA PENULIS Marcho Senda Djisoko, lahir di Palembang Sumatera Selatan pada tanggal 28 Maret 1988. Pada tahun 2000, penulis menamatkan pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri Pucang IV Sidoarjo, kemudian melanjutkan pendidikan di SLTP Negeri III Sidoarjo dan selesai tepat pada tahun 2003. Penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Umum di SMA Negeri I Sidoarjo hingga lulus pada tahun 2006. Dengan anugerah Allah, penulis dapat melanjutkan studi di PTN Institut Teknologi Sepuluh Nopember dengan mengambil Jurusan Teknik Elektro melalui jalur SPMB dan menamatkan studi S1 pada tahun 2010. 6