Dila Sari dan Ratelit Tarigan Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING MENGGUNAKAN MEDIA POWERPOINT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Icha Novika Sari dan Ratelit Tarigan Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed

Khairun Nisa Marwan dan Rita Juliani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK USAHA DAN ENERGI KELAS VIII MTS N-3 MEDAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP PADA MATERI GETARAN DAN GELOMBANG

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA PADA MATERI POKOK GERAK LURUS DI KELAS X SMA SWASTA UISU MEDAN

Ajeng Utrifani dan Betty M. Turnip Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

PENGARUHMODEL PEMBELAJARANINQUIRY TRAINING TERHADAPHASILBELAJARSISWA PADAMATERI POKOK ELASTISITAS KELAS XI SEMESTER I DI MAN 1 MEDAN T.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA

THE IMPLEMENTATION OF PROBLEM BASED LEARNING IN STUDENT S LEARNING OUTCOMES

Fatima Hannum dan Nurdin Bukit Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA

Karya Sinulingga dan Denny Munte Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan. = 4,479 dan t tabel.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian jenis quasi eksperimental. Quasi

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS VIII SMP NEGERI 3 PERCUT SEI TUAN T.A 2012/2013

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LATIHAN INKUIRI DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATA PELAJARAN FISIKA

EFEK MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PETA PIKIRAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK GETARAN DAN GELOMBANG DI KELAS VIII SMP NEGERI 12 BINJAI

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBANTUAN MACROMEDIA FLASH

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PENCAPAIAN KONSEP DENGAN MENGGUNAKAN PETA PIKIRAN SEBAGAI UPAYA MENGURANGI MISKONSEPSI SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROJECT BASED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBANTU MEDIA FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA FISIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 18 PALU

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PERBEDAAN HASIL BELAJAR FISIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DAN MODEL KONVENSIONAL PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN

Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Gerak di Kelas X SMA Negeri 6 Sigi

Derlina dan Bintang Nainggolan Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

Ida Wahyuni dan Khairil Irfan Lubis Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan

ABSTRAK. PBL (Problem Based Learning), Gerak lurus, Media peta pikiran, Hasil belajar siswa. ABSTRACT

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

PENGRUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK OPTIK GEOMETRI KELAS X SMA St.

Citra Yunita dan Khairul Amdani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

Citra Yunita dan Khairul Amdani Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed

Nova Rina Setia Sari Sinaga dan Sehat Simatupang Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS

Wirakaryati dan Jurubahasa Sinuraya Jurusan Fisika FMIPA Unimed)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN PENGUKURAN KELAS VII SEMESTER I

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN

Iramaya Fridayanti Sinaga dan Nurdin Siregar Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

Pengaruh Model Self Regulated Learning terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa SMP Negeri 18 Palu

PENGARUH MODEL PROJECT-BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK KELAS XI MIA SMA NEGERI 1 KEPANJEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stevida Sendi, 2013

Nurhalima Sari, I Wayan Darmadi, dan Sahrul Saehana

Pembelajaran Fisika Dengan Menerapkan Model Inkuiri Terbimbing Dalam Menumbuhkan Kemampuan Berfikir Logis Siswa di SMA Negeri 8 Bengkulu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian dengan pendekatan saintifik berbasis Problem Based

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 2 No. 1 ISSN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP

Fitria Sakinah dan Purwanto Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

Jurnal Ikatan Alumni Fisika Universitas Negeri Medan Vol.2 No.2 April 2016 ISSN :

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Inovasi Pembelajaran Fisika (INPAFI)

Furry Aprianingsih, Elsje Theodore Maasawet, Herliani Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Mulawarman Samarinda

Pendidikan Teknik Elektro, Universitas PGRI Madiun Madiun, 63118, Indonesia 2

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR

Rita Juliani dan Saima Putrini R. Harahap Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DAN MOTIVASI TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA MAN TANJUNG BALAI

Ridwan Abdullah Sani dan Maryono Jurusan Pendidikan Fisika, FMIPA, Universitas Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Pasar V, Medan ABSTRAK

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung yang

BAB III METODE PENELITIAN. experiment. Penelitian quasy experiment memiliki variabel kontrol, tetapi

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS FISIKA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 7 MALANG UNIVERSITAS NEGERI MALANG

BAB I PENDAHULUAN. mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Pendidikan juga proses membimbing

BAB III METODE PENELITIAN. Problem Based Learning (PBL) dan model Group Investigation (GI)

ARTIKEL ILMIAH PENGARUH MEDIA AUDIO-VISUAL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SUMBER BUNYI DI KELAS IV SD NEGERI 145/IX MUHAJIRIN

EKSPERIMEN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Persada Bandar

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI JAMUR DI KELAS X SMK NEGERI 1 RAMBAH TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE KASUS MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO-VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Jenis penelitian ini

Inna Sakinah Manik dan Nurdin Bukit Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHING BERBANTU MACROMEDIA FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERMAIN JAWABAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN KOLOID DI KELAS XI IPA SMA

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DAN THINK PAIR SHARE DI SMA NEGERI PURWODADI

BAB I PENDAHULUAN. tentang gejala-gejala alam yang didasarkan pada hasil percobaan dan

ARTIKEL. Oleh Frisnawati Siburian NIM Dosen Pembimbing Skripsi, Mara Untung Ritonga, M.Hum., Ph.D.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1

Aisyah Nasution. Dosen Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Gunung Leuser Kutacane

Pengaruh Model Problem Based Learning Menggunakan Simulasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gerak Lurus Kelas VII MTs Bou

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Peer Instruction Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Sigi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE WINDOW SHOPPING TERHADAP HASIL BELAJAR IPA-FISIKA PADA MATERI HUKUM NEWTON

PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 18 MEDAN

PENERAPAN TEORI MOTIVASI KOMPETENSI MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT PADA MATERI LISTRIK DINAMIS

Perbandingan Peningkatan Keterampilan Generik Sains Antara Model Inquiry Based Learning dengan Model Problem Based Learning

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS ESKPLANASI SISWA KELAS XI SMA SWASTA BUDISATRYA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Bandarlampung yang berlokasi di

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DAN AKTIVITAS BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS DI SMA NEGERI 16 MEDAN

Dian Vitayana, Yusuf Kendek dan Fihrin Abstrak Kata Kunci :

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 7 Bandar

Ema Yesha Sinaga dan Abd. Hakim Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRACT

Transkripsi:

PE NGARUH MO DEL PE MBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN KOMPUTER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK CAHAYA KELAS VIII SMP NEGERI 11 MEDAN Dila Sari dan Ratelit Tarigan Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan dilasari.asianbrilliant@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh model berbantuan komputer terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok cahaya di kelas VIII SMP Negeri 11 Medan. Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimen. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 11 Medan yang terdiri dari 8 kelas berjumlah 336 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling dengan menjadikan 2 kelas, yaitu kelas VIII-8 sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII-6 sebagai kelas kontrol. Instrumen yang digunakan adalah tes hasil belajar yang terdiri dari 15 soal pilihan berganda dan tes kemampuan berpikir kritis yang terdiri dari 5 soal essai yang divalidkan oleh dua orang dosen dan satu orang guru fisika sebagai validator. Sebelum penelitian, dilakukan uji prasyarat penelitian (pretes) dimana kedua kelas sampel memiliki kemampuan awal yang sama. Berdasarkan nilai rata-rata kedua kelas sampel (nilai rata-rata pretes kelas eksperimen adalah 38,4 dan nilai rata-rata pretes kelas kontrol adalah 38,2) yang dianalisis dengan menggunakan uji t, menunjukkan bahwa kemampuan awal kedua kelas sampel adalah sama. Selanjutnya diberikan perlakuan yang berbeda yaitu kelas eksperimen dengan model pembelajaran berbasis masalah berbantuan komputer dan kelas kontrol dengan model. Setelah diberi perlakuan diperoleh nilai rata-rata postes pada kelas eksperimen 75,3 dan nilai rata-rata postes kelas kontrol 68,6. Berdasarkan hasil uji t diperoleh t hitung = 2,2 sedangkan t tabel = 1,665. Karena t hitung > t tabel (2,2 > 1,665) maka H 0 ditolak dan H a diterima, dengan demikian diperoleh kesimpulan bahwa ada perbedaan akibat pengaruh model berbantuan komputer terhadap hasil belajar siswa. Untuk hubungan kemampuan berpikir kritis tinggi dan hasil belajar (kognitif) siswa, diperoleh kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang positif antara dan hasil belajar (kognitif) siswa pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol di kelas VIII SMP N 11 Medan. Kata Kunci :, komputer, hasil belajar PENDAHULUAN Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam menghasilkan sumber daya manusia seutuhnya baik dari sisi individu maupun sosial, untuk meningkatkan mutu pendidikan berbagai cara telah diupayakan. Salah satu upaya untuk 63

meningkatkan mutu pendidikan di sekolah ialah dengan cara melalui perbaikan proses belajar mengajar. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi. Upaya siswa dalam mempelajari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) khususnya fisika sering menemui hambatan-hambatan. Hal itu memungkinkan hasil belajar fisika pada siswa menjadi kurang baik. Kesulitan memahami materi pelajaran fisika, diakibatkan oleh kegiatan pembelajaran yang lebih banyak menghafal rumus, mencatat, dan mengerjakan soal daripada memahami konsep. Pernyataan ini didukung oleh hasil wawancara peneliti terhadap guru bidang studi Fisika di SMP Negeri 11 Medan, serta observasi yang dilakukan oleh peneliti terhadap siswa di kelas VIII SMP Negeri 11 Medan. Sementara di sisi lain, mata pelajaran fisika merupakan cabang IPA yang tidak menekankan siswa untuk menghafal dan mencatat setiap informasi atau konsep, melainkan menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi siswa dalam hal menjelajahi informasi dan memahami konsep. Salah satu sasaran yang perlu dicapai oleh siswa untuk memperoleh pemahaman konsep dalam belajar IPA khususnya fisika adalah memahami mata pelajaran yang dipelajarinya. Untuk itu materi yang dipelajari harus sesuai dengan jenjang dan tingkat kemampuan berpikir siswa. Pemahaman konsep yang diperoleh ketika belajar fisika ini akan dapat menumbuhkan kemampuan berpikir kritis siswa (Manurung, 2010). IPA khususnya fisika memerlukan pendekatan pembelajaran berpusat pada siswa (student centered) sehingga dapat mengembangkan sikap ilmiah dan minat siswa, pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi siswa dalam hal menjelajahi informasi dan memahami konsep. Untuk itu diperlukan pembelajaran berpusat pada siswa dan memberdayakan siswa. Sebuah model pembelajaran yang tidak mengharuskan peserta didik menghafal fakta-fakta dan rumus-rumus tetapi mendorong siswa mengkonstruksikan pengetahuannya sendiri, pemberian pengalaman secara langsung untuk mengembangkan kompetensi siswa dalam hal menjelajahi informasi dan memahami konsep. Model (problem based learning) dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam proses pembelajaran agar siswa memiliki kesempatan bereksplorasi mengumpulkan dan menganalisis data untuk memecahkan masalah sehingga siswa mampu untuk berpikir kritis, analitis, sistematis dan logis dalam menemukan alternatif pemecahan masalah. Oleh karena itu, guru juga harus menyiapkan perangkat pembelajaran dan memilih variasi model pembelajaran yang paling efektif dan efisien sesuai dengan situasi dan kondisinya, serta menetapkan media dan sumber belajar yang diperlukan seperti komputer, alat peraga, peta konsep, dan lain sebagainya. Menurut Arends (dalam Trianto, 2009 : 93) 64

merupakan suatu pendekatan pembelajaran dimana siswa mengerjakan permasalahan yang otentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri. Perkembangan IPTEK di era globalisasi mendukung guru dalam kegiatan pembelajaran seperti menyiapkan perangkat pembelajaran dan media yang digunakan. Salah satu media yang dapat digunakan adalah media komputer. Media komputer melalui salah satu programnya seperti powerpoint merupakan salah satu program berfungsi sebagai penyaji yang secara langsung dapat membantu menyampaikan materi agar kegiatan pembelajaran dapat berlangsung efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh model pembelajaran berbasis masalah berbantuan komputer terhadap hasil belajar siswa dan untuk mengetahui hubungan antara kemampuan belajar kognitif siswa dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah berbantuan komputer pada materi pokok cahaya di kelas VIII SMP Negeri 11 Medan. Model pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran dimana siswa mengerjakan permasalahan yang otentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri. Adapun fase-fase model pembelajaran ini tertera dalam Tabel 1. Tabel 1. Fase-fase Model Pembelajaran Berbasis Masalah Tingkah laku Fase guru Fase 1 Memberikan orientasi tentang permasalahannya kepada peserta didik Fase 2 Mengorganisasik an peserta didik untuk meneliti Fase 3 Membantu investigasi mandiri dan kelompok Fase 4 Mengembangkan dan mempresentasika n artefak dan exhibit Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, mendeskripsikan berbagai kebutuhan logistik penting dan memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam kegiatan mengatasi masalah Guru membantu peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasik an tugas-tugas belajar terkait dengan permasalahannya Guru mendorong peserta didik untuk mendapatkan informasi yang tepat, melaksanakan eksperimen, mencari penjelasan dan solusi Guru membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan artefak-artefak 65

Fase 5 Menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah dan exhibit yang tepat yang membantu mereka untuk menyampaikann ya kepada orang lain Guru membantu peserta didik melakukan refleksi terhadap investigasinya dan prosesproses yang mereka gunakan Berpikir kritis melibatkan beberapa bentuk kegiatan mental (pikiran). Berpikir kritis adalah kegiatan yang aktif tidak pasif dan perlu usaha. Berpikir kritis meliputi menjelaskan sesuatu atau mencoba menghubungkan ide-ide yang kelihatannya terkait. Menurut Wijaya (dalam Manurung, 2010 : 29) mengemukakan berpikir kritis adalah suatu kegiatan atau suatu proses menganalisis, menjelaskan, dan mengembangkan atau menyeleksi ide. Hassoubah (dalam Manurung, 2010 : 33) mengemukakan bahwa kemampuan berpikir kritis yang harus dimiliki siswa adalah menguji, menghubungkan, mengevaluasi aspek-aspek yang fokus pada masalah, mengumpulkan dan mengorganisasikan informasi, memvalidasi dan menganalisis informasi, mengingat dan mengasosiasikan informasi yang dipelajari sebelumnya, menentukan jawaban yang rasional, melukiskan kesimpulan yang valid dan melakukan analisis. Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium, yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar atau dibaca. Apapun batasan, ada persamaan diantara batasan tersebut yaitu bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi (Sadiman, 2011 : 6). Komputer adalah suatu medium interaktif, dimana siswa mempunyai kesempatan untuk berinteraksi dalam bentuk mempengaruhi atau mengubah urutan yang disajikan. Komputer mempunyai nilai lebih karena dapat memberikan siswa pengalaman melalui penggunaan komputer. PowerPoint sebagai suatu program komputer dapat dijadikan guru sebagai suatu alternatif media dalam menyajikan pembelajaran kepada siswa. Dengan menggunakan media ini siswa diharapkan dapat semakin mudah memahami pelajaran dan membantu guru mempermudah proses penyampaian pelajaran METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 11 Medan yang beralamat di Jl. Budi Kemenangan No. 24 P. Brayan Kota, Medan. Waktu penelitian selama 6 bulan terhitung mulai Januari sampai dengan Juni tahun 2013. Untuk pengambilan data akan disesuaikan dengan waktu munculnya materi pokok Cahaya di sekolah, maka waktu penelitian akan dilaksanakan 66

pada semester II di kelas VIII. Sampel penelitian dipilih dengan menggunakan teknik penarikan sampel kelas ( cluster random sampling) dimana setiap kelas memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sampel penelitian, sampel diambil dari populasi secara acak yaitu sebanyak 2 kelas. Satu kelas dijadikan sebagai kelas eksperimen yang menerapkan model berbantuan komputer dan satu kelas lagi dijadikan sebagai kelas kontrol yang menerapkan model. Desain penelitian yang dipergunakan adalah Two Group Pretest-Posttest Design. Desain penelitian dapat lebih jelas dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Two Group Pretest-Posttest Design Kelas Pretes Perlakuan Postes Eksperimen (X) Y 1 X 1 Y 2 Kontrol (Y) Y 1 X 2 Y 2 Keterangan : X 1 = Pengajaran dengan menerapkan model PBL berbantuan komputer X 2 = Pengajaran dengan menerapkan model PBL Y 1 = Pretes diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum diberikan perlakuan Y 2 = Postes diberikan setelah perlakuan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol Data yang diperoleh diuji normalitasnya untuk mengetahui data kedua sampel berdistribusi normal digunakan uji Lilliefors. Kemudian dilakukan uji homogenitas untuk mengetahui apakah kedua sampel berasal dari populasi yang homogen digunakan uji kesamaan varians. Pengujian hipotesis digunakan uji t dengan rumus (Sudjana 2005 : 249) : x1 x2 t 1 1 S n n 1 2 Dimana : t = distribusi t x 1 = Nilai rata-rata kelompok eksperimen x 2 = Nilai rata-rata kelompok kontrol n 1 = Ukuran kelompok eksperimen n 2 = Ukuran kelompok kontrol Kriteria pengujian adalah : terima H 0 jika t t 1-α dimana t 1-α didapat dari daftar distribusi t dengan peluang (1 -α) dan dk = n 1 + n 2 2 dan α = 0,05. Untuk harga t lainnya H 0 ditolak. Akhir pertemuan siswa diberikan instrumen berpikir kritis yang terdiri dari 5 soal essai. Setelah data berpikir kritis terkumpul maka diklasifikasikan kelompok siswa yang berpikir kritis tinggi dari masing-masing kelas sampel, dimana siswa yang mendapatkan nilai 80 dikelompokkan sebagai siswa yang berpikir kritis tinggi, setelah data berpikir kritis tinggi terkumpul maka data dianalisis hubungannya dengan data postes hasil belajar. Statistik yang digunakan untuk melihat hubungan ini adalah analisis regresi. Jika probabilitas > 0,05 maka H 0 diterima, sedangkan jika probabilitas < 0,05 maka H 0 ditolak. Pengujian Hipotesis : H 0 : Tidak ada pengaruh X terhadap Y Ha : Ada pengaruh positif dan signifikan X terhadap Y. 67

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Hasil pretes yang diperoleh pada masing-masing kelas sampel adalah nilai rata-rata pretes kelas eksperimen sebesar 38,4 dan nilai rata-rata pretes kelas kontrol sebesar 38,2. Berdasarkan hasil pretes yang diperoleh, selanjutnya diberikan perlakuan yang berbeda dimana pada kelas eksperimen diberikan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah berbantuan komputer dan pada kelas kontrol diberikan. Rata-rata postes untuk tiap kelas setelah diberi perlakuan yaitu untuk kelas eksperimen sebesar 75,3 dan rata-rata postes kelas kontrol sebesar 68,6. Hasil ini menunjukkan adanya perbedaan antara nilai postes kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Dari perbedaan peningkatan hasil belajar antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa akibat pengaruh model berbantuan komputer terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok cahaya kelas VIII SMP Negeri 11 Medan. Berdasarkan hasil uji coba normalitas dengan uji Lilliefors data pretes menunjukkan bahwa L hitung < L tabel dengan α = 0,05 dapat diartikan data berdistribusi normal. Kelas eksperimen memiliki L hitung (0,0990) < L tabel (0,1384). Kelas kontrol memiliki L hitung (0,1125) < L tabel (0,1384) sehingga dapat diartikan bahwa data hasil pretes berdistribusi normal. Uji homogenitas menggunakan uji F untuk data pretes menunjukkan bahwa F hitung < F tabel yaitu 1,04 < 1,71 dengan α = 0,05, maka diartikan bahwa data pretes homogen. Uji hipotesis menggunakan uji t, dimaksudkan untuk melihat perbedaan hasil belajar kelas eksperimen dengan kelas kontrol akibat pengaruh model berbantuan komputer dengan α = 0,05. Berdasarkan hasil perhitungan data postes diperoleh t hitung > t tabel (2,2 > 1,665), sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa akibat pengaruh model pembelajaran berbasis masalah berbantuan komputer terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok cahaya kelas VIII SMP Negeri 11 Medan. Untuk mengetahui ada atau tidak adanya hubungan tinggi dan hasil belajar maka data dengan data postes (hasil belajar) dianalisis dengan menggunakan statistik analisis regresi. Pada kelas eksperimen diperoleh probabilitas 0,045 (0,045 < 0,05) maka dapat dikatakan memiliki pengaruh antara terhadap hasil belajar, dimana R 2 (korelasi) bernilai 0,294. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat 29,4% hubungan antara kemampuan belajar, sedangkan residunya 70,6 dijelaskan oleh faktor-faktor lain. R 2 (korelasi) bernilai 0,294 menunjukkan hubungan yang lemah tinggi terhadap hasil belajar. Pada kelas kontrol diperoleh probabilitas 0,045 (0,045 < 0,05) maka dapat dikatakan memiliki pengaruh antara terhadap hasil belajar, dimana R 2 (korelasi) bernilai 0,413. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat 41,3% 68

hubungan antara kemampuan belajar, sedangkan residunya 58,7 dijelaskan oleh faktor-faktor lain. R 2 (korelasi) bernilai 0,413 menunjukkan hubungan yang lemah tinggi terhadap hasil belajar. Pembahasan Pembahasan pada penelitian ini adalah menganalisis perbedaan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, serta menganalisis hubungan antara kemampuan belajar (kognitif) siswa dengan model pembelajaran yang diterapkan. Dalam hal ini hasil belajar siswa yang dimaksud adalah aspek kognitif, afektif dan psikomotorik siswa. Untuk itu pada bagian ini akan dibahas satu per satu berdasarkan data hasil penelitian yang diperoleh saat melakukan penelitian. Hasil belajar siswa pada aspek kognitif menunjukkan bahwa kedua kelompok sampel sebelum diberikan perlakuan memiliki nilai rata-rata pretes sebesar 38,4 pada kelas eksperimen dan nilai rata-rata pretes sebesar 38,2 pada kelas kontrol. Setelah diberikan perlakuan yang berbeda yaitu dengan model berbantuan komputer pada kelas eksperimen dan model pembelajaran berbasis masalah pada kelas kontrol, diperoleh perbedaan peningkatan nilai rata-rata postes kedua kelas, yaitu pada kelas eksperimen diperoleh nilai rata-rata postes sebesar 75,3, sedangkan pada kelas kontrol diperoleh nilai rata-rata postes sebesar 68,6. Seperti yang telah diuraikan di atas bahwa terdapat peningkatan antara hasil belajar (kognitif) siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Untuk membuktikan perbedaan tersebut peneliti menganalisis dengan menggunakan uji t. Namun, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yakni uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji liliefors dan uji homogenitas dilakukan dengan uji kesamaan varians. Hasil yang diperoleh bahwa kedua kelas sampel berdistribusi normal. Setelah data berdistribusi normal dilakukan uji homogenitas. Hasil yang diperoleh bahwa kedua kelas sampel berasal dari populasi yang homogen. Dengan data yang berdistribusi normal dan berasal dari populasi yang homogen maka dilakukanlah uji t dua pihak. Uji t dua pihak dilakukan untuk melihat apakah data tes hasil belajar dari kedua kelas memiliki kemampuan awal (pretes) yang sama atau tidak. Hasil yang diperoleh adalah bahwa kedua kelas sampel memiliki kemampuan awal (pretes) yang sama, dengan nilai rata-rata masing-masing kelas berturut-turut adalah 38,4 dan 38,2. Setelah diketahui bahwa kedua kelas sampel memiliki kemampuan awal (pretes) yang sama selanjutnya dianalisis dengan menggunakan uji t satu pihak. Uji ini dilakukan untuk melihat kemampuan akhir (postes) setelah diberi perlakuan. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa postes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki perbedaan hasil belajar, dengan nilai rata-rata masing-masing kelas berturut-turut adalah 75,3 dan 68,6. Hasil belajar siswa pada aspek sikap (afektif) dan aspek keterampilan (psikomotorik) berupa penilaian observasi sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotorik) 69

yang dilakukan pada saat siswa praktikum, mengerjakan LKS, diskusi kelompok, dan presentasi kelompok disetiap kegiatan pembelajaran. Dari data LKS diperoleh hasil rata-rata skala sikap siswa di kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol, yaitu rata-rata skala sikap siswa pada kelas eksperimen sebesar 75,8 dengan kategori baik (B). Sedangkan ratarata skala sikap siswa pada kelas kontrol sebesar 70,3 dengan kategori cukup baik (C). Berdasarkan data LKS yang telah terkumpul, diperoleh bahwa psikomotorik siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol mengalami peningkatan selama menerima pembelajaran. Pada kelas eksperimen nilai rata-rata psikomotorik siswa pada pertemuan I, II, III, IV adalah 50,0; 62,6; 70,9; 76,1. Pada kelas kontrol nilai ratarata psikomotorik siswa pada pertemuan I, II, III, IV adalah 50,0; 60,9; 67,3; 71,1. Hal ini dikarenakan model pembelajaran berbasis masalah dapat mengarahkan siswa untuk lebih aktif dalam bekerja dalam tim, kreatif dan berpikir kritis sehingga siswa lebih termotivasi untuk memahami materi yang disampaikan dan mengaplikasikannya dalam kegiatan praktikum, diskusi kelompok, dan mengerjakan LKS. Berdasarkan ketiga aspek hasil belajar yang diteliti dapat dilihat bahwa adanya peningkatan yang berbeda antara hasil belajar (kognitif) di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Selain itu juga, terdapat adanya perbedaan hasil belajar afektif dan psikomotorik antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Salah satu penyebab perbedaan hasil belajar ini adalah penggunaan media komputer di salah satu kelas yaitu dikelas eksperimen. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah berbantuan komputer merupakan salah satu penggabungan antara model dan media. Di satu sisi program komputer dapat membantu terlaksananya proses pembelajaran, mempercepat penyampaian materi, mempermudah penyampaian informasi secara visual, serta memberi daya tarik kepada siswa untuk belajar dan membantunya dalam memahami. Kemudian disisi lain model yang digunakan mampu menimbulkan motivasi belajar siswa, mampu membangun kerjasama yang baik dalam tim. Berdasarkan uraian di atas, perlakuan yang diberikan dengan model pembelajaran berbasis masalah berbantuan komputer pada kelas eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Akan tetapi, peningkatan ini harus dimaknai berdasarkan pada nilai ketuntasan siswa. Nilai ketuntasan yang dimaksud adalah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) di sekolah tempat peneliti melakukan penelitian. KKM tempat peneliti melakukan penelitian adalah sebesar 75. Untuk itu jika dicermati dari segi tuntas kelas, maka hasil nilai ratarata kelas eksperimen yang mencapai nilai 75,3 dinyatakan dengan kategori tuntas individu berjumlah 22 orang dan kategori tuntas kelas sebesar 53,65%. Sedangkan nilai rata-rata kelas kontrol yang mencapai nilai 68,6 dinyatakan dengan kategori tuntas individu berjumlah 10 orang dan kategori tuntas kelas sebesar 24,39%. Peneliti mengakui bahwa nilai ketuntasan kelas untuk hasil belajar belum mencapai 85%, hal ini disebabkan karena adanya kendala- 70

kendala sewaktu melakukan penelitian, seperti 1) Keterbatasan peneliti dalam mengalokasikan waktu pada saat membentuk kelompok kerja (mengatur tempat duduk) dan saat siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok; 2) Kurangnya fasilitas pendukung kegiatan pembelajaran seperti peralatan praktikum dan arus listrik. Pada kesempatan ini peneliti juga ingin melihat kemampuan berpikir kritis tinggi siswa dan hubungannya dengan hasil belajar (kognitif) setelah diberikan perlakuan. Dari data yang diperoleh, pada kelas eksperimen terdapat 14 orang siswa yang memiliki nilai berpikir kritis tinggi dengan nilai diatas 80, sedangkan pada kelas kontrol terdapat 10 orang siswa yang memiliki nilai berpikir kritis tinggi dengan nilai di atas 80. Setelah dianalisis, kedua kelas sampel menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis tinggi siswa memiliki hubungan positif terhadap hasil belajar. Untuk mengetahui hubungan tersebut, data berpikir kritis tinggi dan data postes (hasil bel ajar) dianalisis dengan menggunakan statistik analisis regresi. Pada kelas eksperimen diperoleh probabilitas 0,045 (0,045 < 0,05) maka dapat dikatakan memiliki pengaruh antara terhadap hasil belajar, dimana R 2 (korelasi) bernilai 0,294. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat 29,4% hubungan antara kemampuan belajar, sedangkan residunya 70,6 dijelaskan oleh faktor-faktor lain. R 2 (korelasi) bernilai 0,294 menunjukkan hubungan yang lemah tinggi terhadap hasil belajar. Sedangkan pada kelas kontrol diperoleh probabilitas 0,045 (0,045 < 0,05) maka dapat dikatakan memiliki pengaruh antara kemampuan berpikir kritis tinggi terhadap hasil belajar, dimana R 2 (korelasi) bernilai 0,413. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat 41,3% hubungan antara kemampuan belajar, sedangkan residunya 58,7 dijelaskan oleh faktor-faktor lain. R 2 (korelasi) bernilai 0,413 menunjukkan hubungan yang lemah tinggi terhadap hasil belajar. KESIMPULAN Kesimpulan penelitian ini didasarkan pada temuan-temuan dari data-data hasil penelitian, sistematika sajiannya dilakukan dengan memperhatikan tujuan penelitian yang telah dirumuskan. Adapun kesimpulan yang diperoleh antara lain : (1) Terdapat perbedaan hasil belajar kognitif fisika siswa akibat pengaruh menerapkan model berbantuan komputer dengan model pada materi pokok Cahaya kelas VIII SMP Negeri 11 Medan, dengan t (2,2 > 1,665). (2) t > hitung tabel Terdapat hubungan kemampuan belajar kognitif fisika siswa setelah menerapkan model pembelajaran berbasis masalah berbantuan komputer pada materi pokok Cahaya kelas VIII SMP Negeri 11 Medan adalah nilai R 2 (korelasi) bernilai 0,294. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat 29,4% hubungan antara terhadap hasil belajar, sedangkan residunya 70,6 dijelaskan oleh faktor-faktor lain. R 2 (korelasi) bernilai 0,294 menunjukkan 71

hubungan yang lemah antara terhadap hasil belajar. Nilai pada tabel Sig adalah 0,045 (0,045 < 0,05) maka dapat dikatakan memiliki pengaruh antara kemampuan berpikir kritis tinggi terhadap hasil belajar. (3) Terdapat hubungan kemampuan belajar kognitif fisika siswa setelah menerapkan model pembelajaran berbasis masalah pada materi pokok Cahaya kelas VIII SMP Negeri 11 Medan adalah nilai R 2 (korelasi) bernilai 0,413. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat 41,3% hubungan tinggi terhadap hasil belajar, sedangkan residunya 58,7 dijelaskan oleh faktor-faktor lain. R 2 (korelasi) bernilai 0,413 menunjukkan hubungan yang lemah antara terhadap hasil belajar. Nilai pada tabel Sig adalah 0,045 (0,045 < 0,05) maka dapat dikatakan memiliki pengaruh antara kemampuan berpikir kritis tinggi terhadap hasil belajar. Sadiman, S., dkk. 2011. Media Pendidikan. Jakarta : Rajawali Pers. Steinberg, Robert. J.,dkk. 2007. Critical Thinking in Psychology. America : Cambridge University Press. Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung : Tarsito. Supranto, J. 2009. Statistik (Teori dan Aplikasi). Jakarta : Erlangga. DAFTAR PUSTAKA Arends, R. I. 2004. Learning To Teach Edisi Ketujuh. Yogyakarta; Pustaka Pelajar. Manurung, S. L. 2010. Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis dan Berpikir Kritis Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) dengan Menggunakan Software Autograph, Tesis. Medan : Program Pasca Sarjana Unimed. 72