BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Ninah Hasanah, 2013

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. atau berita, fakta, dan pendapat dari seorang penutur kepada pendengar.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Jolanda Dessye Parinussa, 2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Arin Rukniyati Anas, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan ruang yang tidak hanya mengantarkan peserta didik

Berpikir Kritis (Critical Thinking)

II. LANDASAN TEORI. untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan berbahasa merupakan keterampilan yang memiliki peranan

2015 PENERAPAN TEKNIK THINK-TALK-WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS TANGGAPAN DESKRIPTIF

BAB I PENDAHULUAN. anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan saat ini adalah lemahnya para pendidik dalam menggali

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS ARGUMENTASI SISWA KELAS XI SMAN 1 KINALI

I. PENDAHULUAN. kepada seseorang untuk mengembangkan potensi diri agar semua potensi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan manusia lain. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan Tarigan. bahasa tertentu sebagai alat komunikasinya.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Reni Febriyenti, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB I PENDAHULUAN. dicapai siswa yaitu menemukan pokok-pokok berita (apa, siapa, mengapa,

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di sekolah memegang peranan penting dalam mengupayakan dan

BAB I PENDAHULUAN. saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan dalam hal pemerolehan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia saat ini tengah mengalami perbaikan demi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Risca Olistiani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Salah satu keterampilan berbahasa yaitu menulis.

BAB I PENDAHULUAN. Karena bahasa menunjukkan jati diri untuk menuju manusia yang berkualitas.

PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Untuk menghadapi perkembangan zaman dan informasi diperlukan kualitas

KEEFEKTIFAN STRATEGI INKUIRI YURISPRUDENSIAL DENGAN MEDIA TAYANGAN BERITA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjawab perubahan-perubahan yang terjadi. Perubahan-perubahan

pembelajaran berbahasa dan kegiatan berbahasa dalam kehidupan sehari-hari karena antara satu dengan yang lainnya memiliki keterkaitan yang erat.

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai bahasa pemersatu bangsa serta memiliki peranan yang penting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber manusia itu tergantung pada kualitas pendidikan. Peran

I. PENDAHULUAN. Bahasa tersebut digunakan sebagai alat untuk menyampaikan pikiran, dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia dapat

MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE SCRIPT SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK DONGENG SISWA SMP

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA KRITIS DENGAN KETERAMPILAN MENULIS ARTIKEL POPULER SISWA KELAS XI SMA NEGERI 5 PADANG

BAB I PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Makin kaya kosakata yang dimiliki, makin besar pula

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki keterampilan dalam berbahasa. Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen keterampilan.

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA KRITIS DENGAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 12 PADANG

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia. Sebagai makhluk. konvensi (kesepakatan) dari masyarakat pemakai bahasa tersebut.

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai

Tentunya Anda dapat membaca bacaan di atas dengan cukup mudah, bukan? Akan tetapi, bagaimana dengan bacaan berikut ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesama.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Diena San Fauzia, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. langsung tetapi juga dapat memahami informasi yang disampaikan secara

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat maupun bangsa. Pendidikan juga merupakan proses pertumbuhan dan

BAB IV PROSES PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN OTENTIK DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Hasil belajar siswa sangat dipengaruhi oleh kualitas pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran wajib bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. Penerapan Metode Shatred Reading Dalam Pembelajaran Membaca Teks Cerita Anak

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi dengan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

2014 PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pembelajaran yang dibangun oleh guru dan siswa adalah kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Seminar Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, karena interaksi pembelajaran merupakan kegiatan inti

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. siswa memperoleh keahlian praktis untuk berkomunikasi, yakni membaca, menulis,

2015 PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Putri Hidayati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran yang diajarkan di

2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DENGAN MEDIA KARTU PELENGKAP DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA TEKS CERITA ANAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diwujudkan dengan mengarahkan peserta didik untuk mendengarkan,

2014 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM UNTUK ENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia menjadi penghela ilmu pengetahuan (carrier of knowledge).

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelaksanaan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia di SMA kini

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah serangkaian usaha untuk pengembangan atau kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. rasa ingin tahu (curiosity) siswa, proses uji coba (trial and error), analisa konsep

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Kegiatan membaca memegang peranan yang sangat penting untuk pemerolehan pengetahuan. Nurgiyantoro mengungkapkan (2001:247), dalam dunia pendidikan aktivitas membaca dan tugas membaca merupakan suatu hal yang tidak dapat ditawar-tawar. Membaca merupakan salah satu kemampuan dasar yang wajib dikuasai oleh setiap siswa di samping tiga keterampilan lainnya, yaitu menyimak, berbicara, dan menulis. Bagi kebanyakan pembaca, membaca identik dengan proses mengingat sehingga tidak melibatkan aspek berpikir dan hanya melibatkan proses mengingat. Aktivitas membaca yang dilakukan, yaitu membaca kata demi kata dan baris demi baris kemudian informasi yang tertulis tersebut disimpan dalam ingatan sehingga selesai membaca buku ia dapat menjawab pertanyaan apa, siapa, kapan, di mana, dan bagaimana seperti dalam bacaaan. Kegiatan membaca yang demikian merupakan membaca berpikir dasar. Di samping itu, kegiatan membaca sekadar membaca tanpa melibatkan memahami, menganalisis bahkan mengevaluasi bacaan sehingga tidak ada hasil dari kegiatan membaca. Membaca merupakan bentuk komunikasi yang dilakukan seseorang menggunakan media berupa teks dengan tujuan memperoleh keterangan atau informasi tertentu. Membaca merupakan keterampilan yang bersifat apresiatif, rumit, dan kompleks. Dikatakan kegiatan yang kompleks, karena membaca bukan hanya memandangi lambang-lambang tertulis semata, melainkan berupaya agar lambang-lambang yang dilihatnya itu menjadi bermakna. Hal ini dikarenakan membaca merupakan faktor yang saling berhubungan dan berkoordinasi dalam menunjang terhadap pemahaman. Selain proses mengingat, membaca juga melibatkan aspek-aspek berpikir, memahami, membandingkan, membedakan, menganalisis, dan mengorganisasikan untuk menangkap makna yang terkandung dalam apa yang dibaca secara utuh atau menyeluruh.

2 Dalam pembelajaran membaca, siswa harus diarahkan untuk dapat berpikir kritis agar pembelajaran menjadi efektif. Berpikir kritis memberdayakan keterampilan atau strategi kognitif dalam menentukan tujuan. Berpikir kritis merupakan kegiatan mengevaluasi, mempertimbangkan simpulan yang akan diambil ketika menentukan beberapa faktor pendukung untuk membuat keputusan. Surat kabar dan majalah ditujukan untuk masyarakat umum yang berisi artikel-artikel berkala dan informatif. Artikel-artikel yang dimuat di antaranya, yaitu artikel ilmiah populer. Artikel yang dimuat di surat kabar memuat informasi yang bersifat aktual, hangat dibicarakan orang. Membaca artikel ilmiah populer dapat menambah wawasan pengetahuan. Dalam kegiatan membaca artikel tersebut diperlukan membaca kritis untuk menangkap uraian karena artikel-artikel tersebut ditulis oleh para ahli yang mengetahui bagaimana cara menyampaikan pesan dengan jelas dan singkat. Dari wawancara dengan guru bahasa Indonesia kelas XI SMA Negeri I Garut diperoleh informasi bahwa dalam pembelajaran membaca artikel, guru kurang mendayagunakan siswa. Melalui pembelajaran ekspositori, guru menjelaskan materi secara verbal kemudian dilanjutkan dengan latihan melalui diskusi kelompok. Hasil dari diskusi kelompok tersebut dipresentasikan ke depan dan tidak ada respons atau interaksi antar siswa melalui tanggapan atas presentasi kelompok maupun tanggapan dari guru. Dalam hal kemampuan siswa pun, siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran. Kekurangaktifan diperlihatkan dalam bentuk kurangnya interaksi antar siswa dan respons siswa sekaitan dengan pertanyaan-pertanyaan artikel yang telah dibaca. Siswa kurang mereaksi secara kritis artikel yaitu berupa kekurangaktifan dalam menyampaikan kritik, menyatakan pendapat ataupun ideide dalam memahami makna tersirat maupun makna tersurat dalam diskusi kelompok. Dari hasil wawancara mengenai profil pembelajaran maupun profil kemampuan membaca dalam pembelajaran membaca artikel di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa mengalami permasalahan membaca artikel. Keteram-

3 pilan membaca untuk memahami bentuk-bentuk tertulis merupakan hal yang sangat mendasar dan diperlukan siswa dalam kegiatan belajar. Lemahnya tingkat kemampuan membaca kritis siswa merupakan kesulitan untuk mendapatkan jawaban yang sesuai apalagi jika model pembelajaran yang ditetapkan guru kurang tepat. Membaca kritis (critical reading) merupakan kegiatan mengolah bacaan secara kritis untuk mendapatkan pemahaman menyeluruh atas isi bacaan yang kemudian diikuti oleh sikap yang tegas atas gagasan penulisnya (Nurhadi, 2009:99). Apakah manfaat yang diperoleh ketika membaca kritis? Mengapa harus membaca kritis? Tarigan (2008:92) mengemukakan mengenai manfaat membaca kritis. Pertama, dengan membaca kritis, membaca yang dilakukan bukan sekadar berupaya memahami makna secara keseluruhan melainkan juga menemukan alasan-alasan untuk mengetahui apa yang dikatakan penulis dan mengapa hal itu dilakukan. Kedua, membaca kritis merupakan modal bagi siswa untuk mencapai kesuksesan studinya. Dengan demikian, membaca kritis tidak sebatas membaca makna-makna yang terkandung dalam baris-baris bacaan melainkan membaca untuk menghasilkan sebuah keputusan dan penilaian atas fakta-fakta yang tersaji dalam bacaan. Berdasarkan hal tersebut, maka dalam kegiatan belajar mengajar diungkapkan Dudung (Jurnal Wacana Pendidikan: Media Ilmiah Pendidikan STKIP Garut Edisi 9 Tahun ke-v/desember 2011) yaitu harus senantiasa memahami bacaan secara kritis melalui berpikir kritis sehingga siswa dapat memahami konsep dari suatu bacaan melalui bekerja dan belajar pada situasi atau masalah yang diberikan. Siswa dapat bertukar pendapat untuk memecahkan masalah berupa mengaitkan pengetahuan dengan struktur kognitif yang telah dimilikinya, dan mengkonstruksi pemahamannya sendiri. Berpikir kritis merupakan upaya pendalaman kesadaran serta kecerdasan membandingkan dari beberapa masalah sehingga menghasilkan sebuah kesimpulan dan gagasan dalam memecahkan masalah. Untuk melibatkan aspek-aspek berpikir ketika membaca diperlukan suatu teknik pembelajaran sehingga siswa dapat menangkap makna tersebut. Teknik pembelajaran merupakan bagian dari model pembelajaran atau lebih dikenal

4 strategi yaitu suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan (Djamarah, 2006:5). Begitu juga dikatakan Sanjaya (2007:125) strategi pembelajaran diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Mel Silberman (2009:44), mengungkapkan mengenai teknik trading place yaitu suatu strategi yang memungkinkan peserta saling tukar pendapat dan mempertimbangkan gagasan atau nilai atau mencari ide-ide baru tentang berbagai masalah. Teknik trading place memungkinkan peserta didik untuk tukar-menukar pendapat dan mempertimbangkan gagasan dan pemecahan masalah terhadap berbagai sudut pandang melalui bertukar ide atau gagasan dalam diskusi kelompok kecil. Bekerja kelompok, merupakan aktivitas belajar aktif, memahami sebuah teks, mengkritik atau pun memberikan penilaian. Berbagai penelitian juga telah menunjukkan bahwa belajar kelompok berpengaruh signifikan terhadap keterampilan akademik dan kognitif siswa. Dikatakan Huda (2011:328), belajar kelompok meningkatkan pembelajaran dan pencapaian siswa, meningkatkan keterampilan berpikir kritis, dan memaksimalkan transfer pembelajaran. Belajar kelompok juga membantu pengembangan skill-skill sosial, seperti pemecahanmasalah. B. Identifikasi Masalah Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang fokus penelitian ini perlu diidentifikasi beberapa masalah penelitian sebagai berikut. 1) Membaca Artikel Ilmiah Populer Kesulitan yang terjadi dalam membaca artikel ilmiah populer yaitu menyimpulkan isi artikel karena kurang memperhatikan fakta-fakta pendukung serta kesulitan dalam menentukan pikiran pokok. Membaca artikel ilmiah populer memerlukan keseriusan seperti halnya membaca buku karena artikel ilmiah populer memuat ide-ide bersifat argumentatif dan persuatif yang dikemukakan penulis.

5 2) Pembelajaran Membaca Pembelajaran membaca yang hanya melibatkan kemampuan mengingat akan menjadikan ketidakefektifan dalam memahamai bacaan. Memahami artikel ilmiah populer diperlukan membaca kritis dengan melibatkan kemampuan berpikir kritis. Berpikir kritis dipandang sebagai suatu kompetensi dasar seperti membaca yang harus dikuasai. Kemampuan berpikir kritis ini berupa menginterpretasi, menganalisis, dan mengevaluasi gagasan dan argumen yang dapat diaplikasikan pada kegiatan membaca sehingga membaca tidak hanya proses mengingat. Berdasarkan kajian empiris dan literatur, penelitian ini dianggap penting untuk dilaksanakan karena alasan-alasan sebagai berikut ini. a) Penelitian ini berusaha memberikan informasi bahwa membaca kritis dapat menunjang siswa untuk memahami bacaan lebih efektif; b) Penelitian ini berusaha memberikan solusi mengenai teknik untuk meningkatkan kemampuan membaca kritis artikel ilmiah populer; c) Membaca kritis perlu dikuasai oleh siswa karena dengan membaca kritis, siswa dapat memahami ide-ide atau gagasan yang diungkapkan penulis secara cermat dan mendalam; d) Berpikir kritis diperlukan siswa sebagai untuk memahami bacaan dengan menggunakan daya nalar. Berpikir kritis dapat menjadikan triger (dorongan) untuk mencari solusi atau pemecahan masalah. C. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian, maka masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut ini. 1) Bagaimana profil pembelajaran membaca kritis siswa SMA Negeri 1 Garut kelas XI tahun ajaran 2013-2014? 2) Bagaimanakah profil kemampuan membaca kritis siswa SMA Negeri I Garut kelas XI tahun ajaran 2013-2014?

6 3) Bagaimanakah proses pembelajaran membaca kritis artikel ilmiah populer dengan model pembelajaran aktif tipe trading place berorientasi berpikir kritis pada siswa SMA Negeri 1 Garut kelas XI tahun pelajaran 2013-2014? 4) Apakah model pembelajaran aktif tipe trading place berorientasi berpikir kritis efektif dalam pembelajaran membaca artikel ilmiah populer pada siswa SMA Negeri 1 Garut kelas XI tahun ajaran 2013-2014? E. Tujuan Penelitian Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mencari dan menyodorkan alternatif teknik pembelajaran yang dapat diterapkan pada pembelajaran membaca artikel ilmiah populer, sedangkan tujuan khusus penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang: 1) profil pembelajaran membaca kritis siswa SMA Negeri 1 Garut kelas XI tahun ajaran 2013-2014; 2) profil kemampuan membaca kritis siswa SMA Negeri 1 Garut kelas XI tahun ajaran 2013-2014; 3) proses pembelajaran membaca kritis artikel ilmiah populer dengan model pembelajaran aktif tipe trading place berorientasi berpikir kritis pada siswa SMA Negeri 1 Garut kelas XI tahun pelajaran 2013-2014; 4) keefektifan model pembelajaran aktif tipe trading place berorientasi berpikir kritis dalam pembelajaran membaca artikel ilmiah populer pada siswa SMA Negeri 1 Garut kelas XI tahun ajaran 2013-2014. D. Manfaat Penelitian Secara umum penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai alternatif teknik pembelajaran membaca artikel ilmiah populer. Adapun manfaat secara khusus, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk berbagai pihak yaitu sebagai berikut. 1) Guru. Ditemukannya keunggulan model pembelajaran aktif tipe trading place berorientasi berpikir kritis dalam pembelajaran membaca artikel ilmiah populer ini dapat memberikan sumbangan bagi pembelajaran membaca artikel ilmiah

7 populer yang cocok untuk diterapkan sebagai salah satu alternatif teknik pembelajaran sehingga guru memperoleh wawasan dari hasil penelitian ini mengenai adanya model alternatif pembelajaran membaca artikel ilmiah populer. 2) Siswa. Terdapat dua hal manfaat bagi siswa. Pertama, dapat menjadikan pembelajaran yang menyenangkan karena pembelajaran aktif yang diujicobakan pada pembelajaran ini diharapkan dapat memberikan motivasi kepada siswa. Melalui pembelajaran aktif ini, siswa merasa senang mengikuti pembelajaran dengan diskusi dengan berbagai teman sehingga aktivitas pembelajaran tidak monoton. Dengan tumbuhnya rasa senang dalam pembelajaran maka siswa termotivasi untuk melakukan kegiatan belajar. Kedua, dapat menambah wawasan kepada siswa melalui pertukaran ide atau gagasan dalam diskusi sehingga dapat menambah wawasan ide dan pengetahuan. 3) Peneliti. Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini yaitu dapat mengetahui teknik pembelajaran yang cocok untuk pembelajaran membaca artikel ilmiah populer. G. Anggapan Dasar Teknik trading place merupakan satu dari 101 jenis model pembelajaran aktif. Melalui teknik ini siswa dapat bertukar ide atau gagasan dan memecahkan masalah melalui diskusi sehingga diperoleh wawasan pengetahuan. Adapun kemampuan membaca kritis merupakan kemampuan membaca yang sangat diperlukan ketika melakukan kegiatan membaca. Dengan membaca kritis, pembaca dapat merespons ide-ide yang dikemukakan penulis kemudian dipahami oleh pembaca berdasarkan skemata pengetahuan yang dimiliki pembaca. Kegiatan membaca kritis harus melibatkan kemampuan berpikir kritis. Fisher (2009:13) mengemukakan, proses berpikir kritis berbeda dengan berpikir tidak reflektif, jenis berpikir yang langsung mengarah ke kesimpulan atau menerima beberapa bukti, tuntutan atau keputusan begitu saja tanpa sungguh-sungguh memikirkannya. Selain itu, melalui kemampuan berpikir kritis, siswa dapat

8 memahami bacaan dan mencari solusi alternatif pemecahan masalah atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru. H. Hipotesis Penelitian Adapun hipotesis penelitian, dirumuskan peneliti sebagai berikut ini. 1) Ho: Model pembelajaran aktif tipe trading place berorientasi berpikir kritis tidak efektif digunakan dalam pembelajaran membaca artikel ilmiah populer. 2) H1: Model pembelajaran aktif tipe trading place berorientasi berpikir kritis efektif digunakan dalam pembelajaran membaca artikel ilmiah populer. I. Definisi Operasional Variabel pada penelitian ini yaitu, efektivitas model pembelajaran aktif tipe trading place berorientasi berpikir kritis sebagai variabel terikat dan pembelajaran membaca artikel ilmiah populer sebagai variabel bebas. Definisi operasional variabel-variabel yang digunakan peneliti yaitu: Pertama, efektivitas model pembelajaran aktif tipe trading place berorientasi berpikir kritis dalam pembelajaran membaca artikel ilmiah populer yaitu mengetahui sejauhmana keefektifan sebuah model yang dirancang untuk mengaktifkan siswa dalam kegiatan belajar agar saling tukar pendapat, mempertimbangkan gagasan, dan nilai atau mencari ide baru tentang berbagai masalah dalam pembelajaran membaca artikel ilmiah populer melalui pertukaran aktif terhadap berbagai sudut pandang sebagai dorongan alternatif menemukan gagasan terhadap pemecahan masalah. Berpikir kritis merupakan kemampuan yang melibatkan daya nalar terhadap bacaan yang menghasilkan penilaian, pendapat, dan evaluasi yang objektif. Kedua, kemampuan membaca kritis artikel ilmiah populer. Maksudnya, yaitu kemampuan membaca mendalam dan telaah isi bacaan melalui respons atas ide-ide yang ditulis pengarang dalam artikel ilmiah populer yang dibaca berupa kemampuan membaca dengan melibatkan aspek, menginterpretasikan makna tersirat, mengaplikasikan konsep, menganalisis, mensintesis, dan menilai bacaan.