BOKS 2. A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
Boks Penelitian Pengembangan Komoditas/Produk/Jenis Usaha Unggulan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Kalimantan Tengah 1.

Kerangka Berfikir MENCARI KOMODITI UNGGULAN. Penciptaan Lapangan Kerja. Manajeman Usaha. Sosial Budaya. Teknologi. Ketersediaan

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i. DAFTAR TABEL... ii A. PENDAHULUAN... 1 B. METODE PENELITIAN... 2 C. PROFIL PROVINSI LAMPUNG... 5

Penelitian Dasar Potensi Ekonomi Kota Tidore. Muhammad Jibril Tajibu. Abstrak

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara BOX 1

Perkembangan Ekonomi Makro

PENENTUAN KOMODITI/PRODUK/JENIS USAHA MENURUT SEKTOR/SUBSEKTOR USAHA

POTENSI EKONOMI DAERAH BAGI PEMBIAYAAN PERBANKAN DI KABUPATEN SIAK. Toti Indrawati dan Yusni Maulida Fakultas Ekonomi Universitas Riau ABSTRAK

BAB VI INDIKATOR DINAS PERTANIAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD RENSTRA D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA VI - 130

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM KABUPATE PASURUAN LAPORAN HASIL PENELITIAN KERJASAMA. 4lD BANK IND NESIA DAN

BAB VI INDIKATOR DINAS PERTANIAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD RENSTRA D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA VI - 130

LUARAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

DIIA IPRODUKlJ P GEMBANGA. _~ -"-l~ ~/ Herla sama \ 1Pf _.: Unlvershas Neuerl Malanu denuan Bank Indonesia ~~.1

KABUPATEN PIDIE JAYA dan KOTA SUBULUSSALAM

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU JULI 2015 SEBESAR 94,74 ATAU TURUN 1,56 PERSEN

PENGEMBANGAN KOMODITAS UNGGULAN UMKM DI KABUPATEN NABIRE, PAPUA 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Ayam Ras Pedaging , Itik ,06 12 Entok ,58 13 Angsa ,33 14 Puyuh ,54 15 Kelinci 5.

PENEllIIAN PENBEMBA A. KOMOOI IS ODUK/lENI UNGGUlAN UMKM KO 20. Kerj ama. c ~~' UnIVersitas Negerl Malang dengan Bank Indonesia ~

1. Rekomendasi Penetapan KPJU Unggulan dan Potensial

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KATA PENGANTAR Bagian I :

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM KOTA PROBOLINGGO LAPORAN HASIL PENELITIAN KERJASAMA DAN

96% responden telah beroperasi antara 4 tahun hingga lebih dari 10 tahun, hanya 4% yang baru beroperasi selama 1-3 tahun.

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU MEI 2015 SEBESAR 95,24 ATAU TURUN 1,24 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA BULAN JUNI 2017

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

Hasil analisis produk unggulan daerah kota Bima dilakukan berdasarkan 10 kriteria seperti pada tabel berikut ini:

5.1. Analisa Produk Unggulan Daerah (PUD) Analisis Location Quotient (LQ) Sub Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU JUNI 2015 SEBESAR 96,24 ATAU NAIK 1,05 PERSEN

Seuntai Kata. Bengkulu, November 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu. Ir. Dody Herlando, M.Econ.

PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PEMANFAATAN DANA KUMK SUP-005 UNTUK MEMBIAYAI SEKTOR PERTANIAN

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI LAMPUNG NAIK 0,61 PERSEN

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU DESEMBER 2014 SEBESAR 95,02 ATAU TURUN 1,63 PERSEN

REKOMENDASI SEMINAR STRATEGI DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN EKONOMI JANGKA MENENGAH PROVINSI JAMBI 22 DESEMBER 2005

PENETAPAN KINERJA TINGKAT PEMERINTAH

Analisis keterkaitan sektor tanaman bahan makanan terhadap sektor perekonomian lain di kabupaten Sragen dengan pendekatan analisis input output Oleh :

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU NOVEMBER 2016 SEBESAR 100,62 ATAU NAIK 0,97 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU APRIL 2017 SEBESAR 103,10 ATAU TURUN 0,38 PERSEN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bujur timur. Wilayahnya sangat strategis karena dilewati Jalur Pantai Utara yang

HASIL SURVEI KREDIT KONSUMSI A. Karakteristik Bank

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU AGUSTUS 2015 SEBESAR 92,85 ATAU TURUN 2,00 PERSEN

ANALISIS PERUMUSAN ARAHAN PENGEMBANGAN

KATA PENGANTAR. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa membimbing dan memberkahi kita sekalian dalam melaksanakan tugas.

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU MARET 2015 SEBESAR 97,55 ATAU NAIK 0,95 PERSEN

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2009 MODEL PROYEKSI JANGKA PENDEK PERMINTAAN DAN PENAWARAN KOMODITAS PERTANIAN UTAMA

PENDAHULUAN. Latar Belakang

RINGKASAN EKSEKUTIF HENNY NURLIANI SETIADI DJOHAR IDQAN FAHMI

Bidang Tanaman Pangan

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TA. 2014

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU DESEMBER 2016 SEBESAR 102,23 ATAU NAIK 1,60 PERSEN

4.1. Letak dan Luas Wilayah

BERITA RESMI STATISTIK

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU APRIL 2015 SEBESAR 96,44 ATAU TURUN 1,14 PERSEN

maupun sumberdaya alam akan menghasilkan kekayaan daerah dan penciptaan peluang kerja (job creation) serta multiplier effect lainnya.

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PERTANIAN KABUPATEN BANDUNG TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS PERTANIAN KABUPATEN BANDUNG

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Uraian Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA DESEMBER 2015

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU JANUARI 2017 SEBESAR 102,94 ATAU NAIK 0,69 PERSEN

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU NOVEMBER 2015 SEBESAR 94,70ATAU NAIK 0,62 PERSEN

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun

NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN JULI 2013 TURUN 1,84 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU APRIL 2015

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG MATRIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG MATRIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan daerah pada hakekatnya merupakan bagian integral dan

VII. KOMODITAS UNGGULAN DI KABUPATEN BOGOR

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU JUNI 2017 SEBESAR 101,07 NAIK 0,38 PERSEN

A. Realisasi Keuangan

PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS KABUPATEN MURUNG RAYA TAHUN ANGGARAN 2014 INDIKATOR KEGIATAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA SEPTEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NOVEMBER 2016

PERATURAN BUPATI REJANG LEBONG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH DI KABUPATEN REJANG LEBONG BUPATI REJANG LEBONG,

PENDAHULUAN Latar Belakang

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU MEI 2017 SEBESAR 101,98 ATAU TURUN 1,09 PERSEN

1. PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN, PERIKANAN, PETERNAKAN & PERKEBUNAN. Tabel 1.1.1C

BAB IV ANALISIS KERAGAAN 22 KABUPATEN TERTINGGAL. Kajian mengenai karakteristik kondisi masing-masing wilayah diperlukan

MATRIK RENSTRA DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU JULI 2017 SEBESAR 101,25, TURUN 1,31 PERSEN DIBANDING JUNI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOVEMBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MEI 2017

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2016

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU OKTOBER 2015 SEBESAR 94,11 ATAU NAIK 1,13 PERSEN

Magrobis Journal 41 EVALUASI PEMBANGUNAN BIDANG PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2013 ABSTRAK BAB I. PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Lapangan Pekerjaan Tahun 2011

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA

PROFIL DAN KEBUTUHAN INOVASI TEKNOLOGI PRODUK OLAHAN KOMODITAS PERTANIAN DI KALIMANTAN SELATAN

Transkripsi:

BOKS 2 PENELITIAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA (KPJU) UNGGULAN DI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2011 A. Latar Belakang Mengingat besarnya kontribusi UMKM terhadap perekonomian baik nasional maupun daerah di satu sisi dan banyaknya kendala yang mereka hadapi di sisi lainnya, maka Bank Indonesia telah merumuskan berbagai kebijakan nasional yang bertujuan untuk mendorong perkembangan dan pertumbuhan UMKM. Salah satu diantara kebijakan tersebut adalah melakukan baseline study yang bertujuan untuk mengidentifikasi Komoditas/Produk/Jenis Usaha (KPJU) Unggulan di berbagai daerah di Indonesia. Pada tahun 2011 Kantor Bank Indonesia Bengkulu bekerjasama dengan Fakultas Ekonomi Universitas Bengkulu melaksanakan Baseline Study Komoditas/Produk/Jenis Usaha (KPJU) Unggulan di Provinsi Bengkulu. B. Tujuan Penelitian Kegiatan penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang KPJU Unggulan yang perlu mendapat prioritas untuk dikembangkan, baik di tingkat propinsi, kabupaten/kota dan kecamatan dalam rangka mendukung pembangunan ekonomi daerah, penciptaan lapangan kerja dan penyerapan tenaga kerja, peningkatan daya saing produk dan pengendalian inflasi. C. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian KPJU Unggulan di Provinsi Bengkulu diharapkan akan memberikan manfaat kepada berbagai pihak sebagai berikut: 1. Sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi Pemerintah Daerah dan instansiinstansi terkait di tingkat Provinsi Bengkulu maupun di tingkat kabupaten/kota dalam merumuskan kebijakan dan program yang lebih strategis sebagai upaya untuk memacu pembangunan dan pertumbuhan ekonomi daerah melalui pengembangan KPJU Unggulan di masing-masing wilayah. 2. Sebagai bahan untuk mempromosikan potensi dan KPJU Unggulan di Provinsi Bengkulu kepada para investor. 3. Sebagai informasi bagi pihak perbankan dan organisasi keuangan lainnya tentang

berbagai Komoditas/Produk/Jenis Usaha Unggulan di masing-masing kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu. 4. Sebagai bahan pertimbangan dalam merumuskan kebijakan kredit bagi para pengusaha yang bergerak di KPJU Unggulan. D. Metode Penelitian Penelitian KPJU Unggulan dilaksanakan di seluruh kabupaten/kota dengan mengambil sampel sebanyak 76 kecamatan (63%) dari 121 kecamatan di Provinsi Bengkulu sebagaimana dirinci pada Tabel 1. Kecamatan-kecamatan yang dijadikan sebagai sampel tersebut mewakili kecamatan-kecamatan lain yang ditetapkan dengan mempertimbangkan berbagai aspek seperti karakteristik wilayah secara geografis (pantai/pesisir, daratan, dataran tinggi/pegunungan), jenis dan jumlah unit usaha UMKM, kontribusinya terhadap pembentukan PDRB dan relevansinya dengan kebijakan pemerintah baik ditingkat provinsi maupun di tingkat kabupaten/kota. Tabel 1. Rincian Daerah Penelitian KPJU di Provinsi Bengkulu No Kabupaten/Kota Kecamatan Kecamatan Sampel Persentase 1 Bengkulu Selatan 11 8 73 2 Rejang Lebong 15 8 53 3 Bengkulu Utara 12 8 67 4 K a u r 15 8 53 5 S e l u m a 14 8 57 6 Mukomuko 15 8 53 7 L e b o n g 13 6 46 8 Kepahiang 8 8 100 9 Bengkulu Tengah 10 6 60 10 Kota Bengkulu 8 8 100 J u m l a h 121 76 63 Penelitian KPJU Unggulan di Provinsi Bengkulu menggunakan empat metode utama untuk pengolahan data yaitu Metode Perbandingan Eksponensial (MPE), Metode Borda, Metode Analytical Hierarchy Process (AHP), Metode Bayes. E. Kriteria KPJU Unggulan Penetetapan KPJU Unggulan di kabupaten/kota dan provinsi dilakukan menggunakan 11 kriteria utama yang terdiri dari beberapa variabel sebagai indikator sebagaimana ditampilkan pada Tabel 2 dan Tabel 3.

Tabel 2. Kriteria Penetapan KPJU Unggulan No Tujuan/Kriteria Tujuan Penetapan KPJU Unggulan 1 Pertumbuhan ekonomi 2 Penciptaan lapangan kerja 3 Peningkatan daya saing produk Kriteria Penetapan KPJU Unggulan Tingkat Kecamatan 1 Jumlah unit usaha 2 Jangkauan/kondisi pemasaran 3 Ketersediaan bahan baku/sarana produksi 4 Kontribusi terhadap perekonomian daerah (kecamatan) Tabel 3. Kriteria KPJU Unggulan Kabupaten/Kota No Kriteria Variabel atau Indikator 1 Tenaga Kerja Terampil (skilled) 2 Bahan Baku (manufacturing) Tingkat Pendidikan Pelatihan yang pernah diikuti Pengalaman kerja Jumlah lembaga/ sekolah ketrampilan/ pelatihan Ketersediaan/kemudahan bahan baku Harga perolehan bahan baku Parishability bahan baku (mudah tidaknya rusak) Kesinambungan bahan baku Mutu bahan baku 3 Modal Kebutuhan investasi awal Kebutuhan modal kerja Aksesibilitas terhadap sumber pembiayaan 4 Sarana Produksi/Usaha Ketersediaan/ kemudahan memperoleh Harga 5 Teknologi Kebutuhan teknologi 6 Sosial Budaya (factor endogen) Kemudahan (memperoleh teknologi) Ciri khas lokal Penerimaan Masyarakat Turun temurun 7 Manajemen Usaha Kemudahan untuk memanage 8 Ketersediaan Pasar Jangkauan/wilayah pemasaran Kemudahan Mendistribusikan 9 Harga Stabilitas harga 10 Penyerapan TK Kemampuan menyerap TK 11 Sumbangan terhadap perekonomian wilayah Jumlah jenis usaha yg terpengaruh karena keberadaan usaha ini (backward & forward linkages) F. Kesimpulan Adapun KPJU Unggulan terpilih di Propinsi Bengkulu untuk masing-masing sektor/subsektor di kabupaten/kota yang mempunyai skor terbobot tertinggi yaitu :

No. Kabupaten/Kota KPJU Unggulan a. Kota Bengkulu, pada kelompok sayur-sayuran, jeruk kalamansi/nipis pada kelompok buah-buahan, kelapa sawit pada subsektor perkebunan, sapi potong pada subsektor peternakan, perikanan tangkap laut pada subsektor perikanan, kerupuk dan sejenisnya pada sektor industri, kendaraan bermotor pada sektor perdagangan dan klinik untuk sektor angkutan/jasa b. Kabupaten Bengkulu Utara c. Kabupaten Bengkulu Tengah d. Kabupaten Bengkulu Selatan pada kelompok sayur-sayuran, salak pada kelompok buahbuahan, karet pada subsektor perkebunan, ayam ras pedaging pada subsektor peternakan, budidaya ikan nila pada subsektor perikanan, industri pengolahan ikan pada sektor industri, perdagangan hasil bumi pada sektor perdagangan dan angkutan barang untuk sektor angkutan/jasa pada kelompok sayur-sayuran, durian pada kelompok buahbuahan, kelapa sawit pada subsektor perkebunan, ayam ras pedaging pada subsektor peternakan, budidaya ikan nila pada subsektor perikanan, industri tempe pada sektor industri, rumah makan pada sektor perdagangan dan objek wisata alam untuk sektor angkutan/jasa pada kelompok sayur-sayuran, jeruk buah pada kelompok buahbuahan, kelapa sawit pada subsektor perkebunan, sapi potong pada subsektor peternakan, perikanan tangkap laut pada subsektor perikanan, industri kayu kelapa pada sektor industri, perdagangan hasil bumi pada sektor perdagangan dan bengkel motor/mobil untuk sektor angkutan/jasa e. Kabupaten Kaur pada kelompok sayur-sayuran, sawo pada kelompok buahbuahan, kopi pada subsektor perkebunan, ayam buras pada subsektor peternakan, perikanan tangkap laut pada subsektor perikanan, industri kopi bubuk pada sektor industri, perdagangan perikanan pada sektor perdagangan dan bengkel motor/mobil untuk sektor angkutan/jasa f. Kabupaten Seluma pada kelompok sayur-sayuran, mangga pada kelompok buahbuahan, kelapa sawit pada subsektor perkebunan, sapi potong pada subsektor peternakan, perikanan tangkap laut pada subsektor perikanan, industri batu bata pada sektor industri, perdagangan hasil bumi pada sektor perdagangan dan angkutan barang untuk sektor angkutan/jasa g. Kabupaten Mukomuko pada kelompok sayur-sayuran, pisang pada kelompok buahbuahan, kelapa sawit pada subsektor perkebunan, ayam ras petelur pada subsektor peternakan, budidaya ikan mas pada subsektor perikanan, industri makanan jajanan pada sektor industri, perdagangan kendaraan bermotor pada sektor perdagangan dan klinik untuk sektor angkutan/jasa

No. Kabupaten/Kota KPJU Unggulan h. Kabupaten Kepahiang i. Kabupaten Rejang Lebong pada kelompok sayur-sayuran, pisang pada kelompok buahbuahan, kopi pada subsektor perkebunan, kambing pada subsektor peternakan, budidaya ikan nila pada subsektor perikanan, industri kopi bubuk pada sektor industri, perdagangan kendaraan bermotor pada sektor perdagangan dan bengkel las untuk sektor angkutan/jasa jagung pada subsektor tanaman padi dan palawija, cabai pada kelompok sayur-sayuran, pisang pada kelompok buah-buahan, kopi pada subsektor perkebunan, ayam ras pedaging pada subsektor peternakan, budidaya ikan nila pada subsektor perikanan, industri makanan (roti dan kue) pada sektor industri, perdagangan kendaraan bermotor pada sektor perdagangan dan angkutan penumpang untuk sektor angkutan/jasa j. Kabupaten Lebong jagung pada subsektor tanaman padi dan palawija, cabai pada kelompok sayur-sayuran, jeruk buah pada kelompok buahbuahan, karet pada subsektor perkebunan, ayam buras pada subsektor peternakan, perikanan sawah pada subsektor perikanan, industri kopi bubuk pada sektor industri, perdagangan hasil bumi pada sektor perdagangan dan warnet/wartel untuk sektor angkutan/jasa. G. Rekomendasi Berdasarkan hal tersebut diatas, beberapa rekomendasi yang diharapkan dapat mendorong keberhasilan pengembangan KPJU Unggulan di Propinsi Bengkulu sebagai berikut: a. Instrumen Kebijakan yang didukung oleh perencanaan yang efektif dan efisien diperlukan agar tujuan-tujuan dari pengembangan KPJU Unggulan tersebut dapat dicapai secara efektif dan efisien. b. Sosialisasi dan Promosi KPJU Unggulan, terutama kepada berbagai pihak yang berkepentingan dan terkait langsung dengan pengembangan dan fasilitasi KPJU Unggulan UMKM di Propinsi Bengkulu sehingga dapat dipromosikan secara kolektif dan terkoordinasi kepada para investor agar berminat untuk menanamkan modalnya di Propinsi Bengkulu. c. Perumusan Kebijakan Strategis sebagai acuan dan bahan pertimbangan dalam perumusan Renstra (Rencana Strategis) dan Rencana Induk Pengembangan (RIP) UMKM oleh setiap stakeholder di Provinsi Bengkulu, Kabupaten dan Kota. d. Pembentukan Pokja Pengembangan KPJU Unggulan untuk meminimalisir kegagalan dalam pencapaian hasil pembangunan yang direncanakan karena koordinasi pada tingkat perencanaan maupun implementasi antar berbagai pihak yang terkait. Tugas dan fungsi Pokja antara lain : 1) Penguatan kelembagaan pendampingan

2) Penguatan akses pasar 3) Penguatan akses pembiayaan 4) Penguatan akses informasi 5) Pengembangan wirausaha baru e. Penguatan Dukungan Masyarakat perlu dilakukan mengingat keberhasilan pengembangan KPJU Unggulan juga secara langsung dan tidak langsung membutuhkan dukungan dari masyarakat. Dukungan tersebut antara lain dapat berupa pengembangan KPJU Unggulan di daerah yang didukung oleh masyarakat (Community Supported MSM-Enterprises) melalui antara lain pembelian produkproduk yang dihasilkan oleh KPJU Unggulan. f. Penguatan Dukungan Perbankan melalui perumusan kebijakan-kebijakan yang lebih kondusif bagi para pelaku usaha oleh perbankan agar kendala-kendala yang dihadapi oleh pelaku UMKM dalam memperoleh pinjaman dapat ditanggulangi. Beberapa hal yang relevan untuk direkomendasikan antara lain adalah: 1) Memprioritaskan permohonan pinjaman yang diajukan oleh para pelaku UMKM yang bergerak dalam bidang KPJU Unggulan; 2) Menggunakan anggaran Corporate Social Responsibility (CSR) untuk meningkatkan pengetahuan para pelaku UMKM tentang masalah perbankan dan kredit serta meningkatkan keterampilan pelaku usaha. 3) Menyediakan layanan konsultasi gratis bagi pelaku UMKM terutama yang bergerak dalam usaha KPJU Unggulan. 4) Bekerjasama dengan pemerintah dan instansi terkait lainnya untuk menyiapkan kebijakan dan program yang bertujuan untuk mengatasi kendala anggunan yang dihadapi oleh para pelaku UMKM. 5) Bekerjasama dengan pemerintah dan instansi terkait lainnya untuk menyediakan layanan pasca pencairan pinjaman kepada para pelaku UMKM yang menjadi nasabahnya.