PENETAPAN TARIF PREMI PADA LINI USAHA ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR TAHUN 2014



dokumen-dokumen yang mirip
TENTANG PENETAPAN TARIF PREMI ATAU KONTRIBUSI PADA LINI USAHA ASURANSI HARTA BENDA DAN ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR TAHUN 2016

TENTANG PENETAPAN TARIF PREMI ATAU KONTRIBUSI PADA LINI USAHA ASURANSI HARTA BENDA DAN ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR TAHUN 2017

PENETAPAN TARIF PREMI PADA RISIKO KHUSUS BANJIR UNTUK LINI USAHA ASURANSI HARTA BENDA DAN ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR TAHUN 2014

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2016 TENTANG

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 21/SEOJK.05/2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 74 /PMK.010/2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PERTANGGUNGAN ASURANSI PADA LINI USAHA ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.05/2014

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN -1-

Asuransi Kendaraan Bermotor

2016, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERUSAHAAN PIALANG ASURANSI, PERUSAHAAN PIALAN

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR... TENTANG RETENSI SENDIRI DAN DUKUNGAN REASURANSI DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.05/2017 TENTANG LAPORAN BERKALA PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAMPIRAN SK NO. 422/AAUI/06

RINGKASAN INFORMASI INHEALTH CREDIT LIFE*) Inhealth Credit Life (Asuransi Jiwa Berjangka). PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23/POJK.05/2015 TENTANG PRODUK ASURANSI DAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI

BAB I PENDAHULUAN. mekanisme asuransi atau pertanggungan. Undang-Undang Republik Indonesia

MOTOR VEHICLE INSURANCE No. Pencatatan Produk OJK : S-932/NB.11/2013

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

FREQUENTLY ASKED QUESTION Product E Commerce

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menjadi informasi keuangan. Proses akuntansi meliputi kegiatan mengidentifikasi,

RINGKASAN INFORMASI PRODUK DAN/ATAU LAYANAN FORTUNA INFINITE ASSURANCE

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 124 /PMK.010/2008 TENTANG PENYELENGGARAAN LINI USAHA ASURANSI KREDIT DAN SURETYSHIP

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.05/2016 TENTANG

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 28 /SEOJK.05/2015 TENTANG PELAPORAN DATA RISIKO ASURANSI

Ringkasan Informasi Produk

LAMPIRAN V SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /SEOJK.05/2016 TENTANG PELAPORAN PRODUK ASURANSI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI

Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi; 2. Direksi Perusahaan Asuransi Syariah; 3. Direksi Perusahaan Reasuransi; dan 4. Direksi Perusahaan Reasuransi

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2015 TENTANG

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG BESAR SANTUNAN DAN SUMBANGAN WAJIB DANA KECELAKAAN LALU LINTAS JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RINGKASAN INFORMASI PRODUK DAN/ATAU LAYANAN AIA INFINITE LINK ASSURANCE

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

RINGKASAN INFORMASI PRODUK RaksaEarthquake Insurance Asuransi Gempa Bumi

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 2/POJK.05/2015 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN

LAMPIRAN VI SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /SEOJK.05/2016 TENTANG PELAPORAN PRODUK ASURANSI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN CADANGAN TEKNIS BAGI PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI

2015, No.71 2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN

2016, No Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208); 3. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 20

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.05/2017 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.05/2015 TENTANG PRODUK ASURANSI DAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI

TENTANG PENETAPAN TARIF PREMI ATAU KONTRIBUSI PADA LINI USAHA ASURANSI HARTA BENDA DAN ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR TAHUN 2017

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208); 3. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2

SALINAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR KEP /LK/ 2004 TENTANG DUKUNGAN REASURANSI OTOMATIS DALAM NEGERI DAN RETENSI SENDIRI

- 3 - PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas.

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 14 /POJK.05/2015 TENTANG RETENSI SENDIRI DAN DUKUNGAN REASURANSI DALAM NEGERI

RINGKASAN INFORMASI PRODUK DAN/ATAU LAYANAN Q OPTIMA LINK

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PRODUK DAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI MIKRO

2014, No Tahun 2011 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208); 3. Perat

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 27 /SEOJK.05/2017

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 426 /KMK.06/2003

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1/POJK.05/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI LEMBAGA JASA KEUANGAN NON-BANK

- 2 - PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas. Pasal 2 Cukup jelas. Pasal 3 Cukup jelas. Pasal 4 Huruf a Angka 1

Usulan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Pasal Ayat Batang Tubuh Penjelasan

RINGKASAN INFORMASI PRODUK DAN/ATAU LAYANAN BAHAGIA OPTIMA

Informasi Produk Asuransi Allianz

III. KEADAAN DARURAT 1. TEMPERATUR MESIN TERLALU PANAS (OVERHEATING)

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG

LAMPIRAN V SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18 /SEOJK.05/2016 TENTANG PELAPORAN PRODUK ASURANSI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH DAN

PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG

ILUSTRASI. Premi Dasar Berkala 3,000,000. Premi Top Up Berkala. Uang Pertanggungan. 500,000,000 FASILITAS ARMS Nama Pemegang Polis: Bijak

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /SEOJK.05/2016 TENTANG PELAPORAN PRODUK ASURANSI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI

SAYA INGIN KENDARAAN SAYA DIJAMIN OLEH ASURANSI YANG ANDAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 1992 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERASURANSIAN BAB I KETENTUAN UMUM.

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2016 TENTANG SALURAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI MELALUI KERJA SAMA DENGAN BANK (BANCASSURANCE)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 1992 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERASURANSIAN

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 424/KMK.06/2003 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI

Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi; dan 2. Direksi Perusahaan Asuransi Syariah, di tempat.

RINGKASAN INFORMASI PRODUK DAN/ATAU LAYANAN PROFIT PLUS

RINGKASAN INFORMASI PRODUK DAN/ATAU LAYANAN BAHAGIA UTAMA

RINGKASAN INFORMASI PRODUK DAN/ATAU LAYANAN ULTIMATE HARVEST ASSURANCE

BAB I PERUSAHAAN ASURANSI

RINGKASAN INFORMASI INHEALTH GROUP PERSONAL ACCIDENT*) PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia.

ketentuan Loan to Value meningkatkan aspek kehati-hatian bank dalam penyaluran

PENJELASAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. memperkecil atau meminimumkan ketidakpastian tersebut. Risiko dapat terjadi

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 1964 TENTANG DANA KECELAKAAN LALU-LINTAS JALAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2720); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lemb

RINGKASAN INFORMASI PRODUK DAN/ATAU LAYANAN B SIAGA BERKAH

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

AVA Group Accident Protection

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN

Transkripsi:

PENETAPAN TARIF PREMI PADA LINI USAHA ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR TAHUN 2014 I. KETENTUAN UMUM 1. Otoritas Jasa Keuangan yang selanjutnya disingkat OJK adalah lembaga yang independen dan bebas dari campur tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi, tugas dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan dan penyidikan, sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan. 2. Perusahaan Asuransi Umum adalah perusahaan asuransi kerugian sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang tentang Usaha Perasuransian termasuk yang menjalankan usaha atau unit usaha berdasarkan prinsip Syariah. 3. Perusahaan Reasuransi adalah perusahaan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang tentang Usaha Perasuransian termasuk yang menjalankan usaha atau unit usaha berdasarkan prinsip Syariah. 4. Agen Asuransi adalah agen asuransi sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang tentang Usaha Perasuransian. 5. Perusahaan Pialang Asuransi adalah perusahaan pialang asuransi sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang tentang Usaha Perasuransian. 6. Asuransi Kendaraan Bermotor adalah produk asuransi kerugian yang melindungi tertanggung dari risiko kerugian yang mungkin timbul sehubungan dengan kepemilikan dan pemakaian kendaraan bermotor. 7. Biaya Akuisisi adalah biaya-biaya yang dibayarkan Perusahaan Asuransi kepada pihak ketiga dalam rangka perolehan bisnis. 8. Komisi adalah komponen Biaya Akuisisi yang menjadi hak Agen Asuransi atau Perusahaan Pialang Asuransi atau Bank atau Perusahaan Pembiayaan sebagai imbalan jasa keperantaraan yang telah diberikan.

-2-9. Diskon adalah potongan harga premi yang hanya diberikan langsung kepada tertanggung jika tidak ada klaim pada periode polis sebelumnya. II. TARIF PREMI 1. Perusahaan Asuransi Umum yang memasarkan Asuransi Kendaraan Bermotor sesuai dengan ketentuan dalam Polis Standar Asuransi Kendaraan Bermotor Indonesia (PSAKBI) untuk periode 12 (dua belas) bulan wajib memberlakukan tarif premi sebagaimana tercantum dalam tabel I.A. 2. Perusahaan Asuransi Umum yang memasarkan Asuransi Kendaraan Bermotor dengan perluasan jaminan banjir termasuk angin topan, gempa bumi, tsunami, huru hara dan kerusuhan (SRCC), terorisme dan sabotase, tanggung jawab hukum terhadap pihak ketiga (kendaraan penumpang dan sepeda motor), tanggung jawab hukum terhadap pihak ketiga (kendaraan niaga, truk dan bus), kecelakaan diri untuk penumpang, tanggung jawab hukum terhadap penumpang wajib memberlakukan tarif premi tambahan sebagaimana tercantum dalam tabel I.B. 3. Perusahaan Asuransi Umum dilarang memasarkan Asuransi Kendaraan Bermotor dengan tarif di bawah tarif bawah atau di atas tarif atas sebagaimana tercantum dalam tabel I.A dan I.B. Penerapan tarif di bawah tarif bawah hanya dapat dilakukan dalam rangka pemberian diskon dengan memenuhi ketentuan mengenai diskon yang diatur dalam surat edaran ini. Penerapan tarif premi lebih tinggi dari tarif atas hanya dapat dilakukan dalam rangka pemberian fiturfitur layanan tambahan. 4. Perusahaan Asuransi Umum yang memasarkan Asuransi Kendaraan Bermotor wajib mencantumkan tarif premi dalam ikhtisar polis atau dokumen yang merupakan bagian dari polis yang wajib diketahui oleh tertanggung dan/atau pembayar premi. 5. Perusahaan Asuransi Umum dilarang membuat perjanjian dengan pihak ketiga yang memberikan kesempatan kepada pihak ketiga untuk menjual tarif premi asuransi yang lebih tinggi dari tarif premi yang ditetapkan oleh Perusahaan Asuransi Umum yang bersangkutan.

-3-6. Pihak ketiga yang berhubungan dengan perolehan bisnis asuransi antara lain Pialang Asuransi, Agen Asuransi, Bank atau Perusahaan Pembiayaan dan atau pihak lainnya dilarang menjual tarif premi asuransi yang lebih tinggi dari tarif premi yang ditetapkan oleh Perusahaan Asuransi Umum. III. BIAYA AKUISISI 1. Perusahaan Asuransi Umum hanya dapat memberikan komisi kepada Perusahaan Pialang Asuransi, Agen Asuransi, Bank dan Perusahaan Pembiayaan yang berhubungan dengan perolehan bisnis. 2. Biaya akuisisi yang diperkenankan hanya dalam bentuk komisi dan imbalan jasa (fee). 3. Besarnya Biaya Akuisisi secara kumulatif tidak boleh melebihi 25% (dua puluh lima per seratus) dari tarif premi bruto yang ditetapkan oleh Perusahaan Asuransi Umum. IV. DISKON 1. Perusahaan Asuransi Umum hanya dapat memberikan diskon kepada tertanggung langsung. 2. Pemberian diskon hanya dapat dilakukan untuk polis perpanjangan dengan objek asuransi yang sama di Perusahaan Asuransi Umum yang sama apabila tidak terjadi klaim di periode sebelumnya. 3. Besarnya diskon sebagaimana dimaksud dalam angka 1 dan 2 tidak boleh melebihi 10% (sepuluh per seratus) dari tarif premi. 4. Perusahaan Asuransi Umum tidak diperkenankan memberikan diskon atas dasar perpanjangan untuk pertanggungan jangka panjang (lebih dari 1 tahun). 5. Premi yang dibukukan untuk polis perpanjangan adalah nilai premi setelah diskon.

-4- Ilustrasi penerapan diskon : PT. Asuransi ABC menutup polis perpanjangan Asuransi Kendaraan Bermotor tertanggung XYZ dengan uang pertanggungan sebesar Rp150.000.000,- di wilayah 1 dengan tarif premi sebesar 2,67% (tarif premi batas bawah) dan tidak terjadi klaim pada periode sebelumnya. Perusahaan memberikan diskon 10% dan membayar komisi sebesar 25%. Jurnal pencatatan atas transaksi dimaksud adalah sebagai berikut: Rate Premi Bruto : 2,67% Rate Premi setelah diskon (10%) : 2,67% x 90% = 2,403% Premi bruto perpanjangan : 2,403% x 150 jt =Rp3.604.500,- Biaya akuisisi (25%) : 25% x Rp3.604.500 = Rp901.125,- Premi : Rp3.604.500 - Rp901.125 =Rp2.703.375 Keterangan Debet Kredit Tagihan Premi Rp2.703.375,- Biaya Akuisisi Rp901.125,- Pendapatan premi Rp3.604.500 V. RISIKO SENDIRI 1. Perusahaan asuransi wajib memberlakukan risiko sendiri untuk setiap kejadian atas klaim yang telah disetujui. 2. Besaran risiko sendiri ditetapkan sesuai yang tercantum pada tabel tarif premi. VI. KETENTUAN KHUSUS 1. Perusahaan Asuransi Umum yang menyelenggarakan seluruh usahanya dengan prinsip syariah atau bagi unit syariah dari Perusahaan Asuransi Umum yang menyelenggarakan sebagian usahanya dengan prinsip syariah wajib memberlakukan tarif premi beserta ketentuannya untuk Asuransi Kendaraan Bermotor sebagaimana tercantum dalam tabel I.A dan I.B.

-5-2. Perusahaan Asuransi Umum yang bertindak sebagai penanggung ulang dan Perusahaan Reasuransi hanya dapat memberikan komisi reasuransi proporsional yang mengacu kepada On Gross Rate (OGR) dengan ketentuan sebagai berikut: a. Maksimal 37,50% untuk treaty proporsional; b. Maksimal 35,00% untuk facultative. 3. Perusahaan Asuransi Umum tidak diperkenankan menempatkan risiko berbasis On Nett Rate (ONR) atau rate as agreed. VII. KETENTUAN PENUTUP 1. Ketentuan ini mulai berlaku efektif 1 Januari 2014. 2. Perusahaan Asuransi Umum diberikan masa transisi untuk melakukan penyesuaian paling lambat 28 Februari 2014. 3. Perusahaan Asuransi Umum yang melakukan kerjasama dengan Bank atau Perusahaan Pembiayaan harus memberlakukan ketentuan tarif ini mulai tanggal 1 Maret 2014. Perusahaan Asuransi Umum wajib menyesuaikan perjanjian kerjasama dengan Bank atau Perusahaan Pembiayaan sesuai dengan ketentuan ini paling lambat tanggal 28 Februari 2014. 4. Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi wajib memberlakukan ketentuan komisi reasuransi treaty proporsional dan facultative proporsional efektif tanggal 28 Februari 2014.

-6- TABEL I.A TARIF PREMI PADA LINI USAHA ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR A. PERTANGGUNGAN COMPREHENSIVE KATEGORI UANG PERTANGGUNGAN Jenis Kendaraan Non Bus dan Non Truk WILAYAH 1 WILAYAH 2 WILAYAH 3 Kategori 1 0 s/d Rp125.000.000 3,82% 4,20% 3,44% 3,78% 2,53% 2,78% Kategori 2 >Rp125.000.000 s/d Rp200.000.000 2,67% 2,94% 2,47% 2,72% 2,07% 2,28% Kategori 3 >Rp200.000.000 s/d Rp400.000.000 1,71% 1,88% 1,71% 1,88% 1,40% 1,54% Kategori 4 >Rp400.000.000 s/d Rp800.000.000 1,20% 1,32% 1,20% 1,32% 1,20% 1,32% Kategori 5 >Rp800.000.000 1,05% 1,16% 1,05% 1,16% 1,05% 1,16% Jenis Kendaraan Bus, Truk dan Pick up Kategori 6 Truk & Pick Up semua uang pertanggungan 1,33% 1,46% 1,33% 1,46% 1,33% 1,46% Kategori 7 Bus, semua uang pertanggungan 0,71% 0,78% 0,71% 0,78% 0,71% 0,78% Jenis Kendaraan Roda 2 (dua) Kategori 8 Semua uang pertanggungan 2,11% 2,32% 2,11% 2,32% 2,11% 2,32% B. PERTANGGUNGAN TOTAL LOSS ONLY KATEGORI UANG PERTANGGUNGAN Jenis Kendaraan Non Bus dan Non Truk WILAYAH 1 WILAYAH 2 WILAYAH 3 Kategori 1 0 s/d Rp125.000.000 0,47% 0,56% 0,65% 0,78% 0,36% 0,43% Kategori 2 >Rp125.000.000 s/d Rp200.000.000 0,44% 0,53% 0,44% 0,53% 0,31% 0,37% Kategori 3 >Rp200.000.000 s/d Rp400.000.000 0,29% 0,35% 0,29% 0,35% 0,29% 0,35% Kategori 4 >Rp400.000.000 s/d Rp800.000.000 0,25% 0,30% 0,25% 0,30% 0,25% 0,30% Kategori 5 >Rp800.000.000 0,20% 0,24% 0,20% 0,24% 0,20% 0,24% Jenis Kendaraan Bus, Truk dan Pick up Kategori 6 Truk & Pick Up, semua uang pertanggungan 0,53% 0,64% 1,05% 1,26% 0,49% 0,59% Kategori 7 Bus, semua uang pertanggungan 0,18% 0,22% 0,18% 0,22% 0,18% 0,22% Jenis Kendaraan Roda 2 (dua) Kategori 8 Semua uang pertanggungan 1,76% 2,11% 1,80% 2,16% 0,67% 0,80%

TABEL I.B TARIF PREMI PERLUASAN JAMINAN ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR No Jaminan 1. Banjir termasuk angin topan Merujuk lampiran III Tabel III.B Merujuk lampiran III Tabel III.B -7- Rate Premi Minimum Comprehensive TLO Risiko Sendiri Comprehensive TLO 2. Gempa Bumi, Tsunami, Merujuk lampiran IV Tabel IV.F 3. Huru Hara dan Kerusuhan (SRCC) 4. Terorisme dan Sabotase 5. Tanggung Jawab Hukum terhadap Pihak ketiga (Kendaraan Penumpang dan Sepeda Motor) Tanggung Jawab Hukum terhadap Pihak ketiga (Kendaraan Niaga, Truk dan Bus) 6. Kecelakaan Diri untuk Penumpang 7. Tanggung Jawab Hukum terhadap Penumpang *UP = Uang Pertanggungan Merujuk lampiran IV Tabel IV.F 0,05% 0,035% 0,05% 0,035% 10% dari nilai klaim yang disetujui, minimum Rp500.000 per kejadian a. UP* hinggarp25 juta : 1% dari UP b. UP > Rp25 juta s.d. Rp50 juta : 0,75% dari UP c. UP > Rp50 juta s.d. Rp100 juta : 0,50% dari UP d. UP > Rp100 juta : ditentukan oleh underwriter Perusahaan a. UP hinggarp 25 juta : 1,50% dari UP b. UP > Rp25 juta s.d. Rp50 juta : 1,125% dari UP c. UP > Rp50 juta s.d. Rp100 juta : 0,75% dari UP d. UP > Rp100 juta : ditentukan oleh underwriter Perusahaan a. Untuk Pengemudi : 0,50% dari uang pertanggungan kecelakaan diri b. Untuk Penumpang : 0,10% dari uang pertanggungan kecelakaan diri untuk setiap tempat duduk penumpang a. UP hingga Rp25 juta : 0,50% dari UP b. UP > Rp25 juta s.d. Rp50 juta : 0,375% dari UP c. UP > Rp50 juta s.d. Rp100 juta : 0,25% dari UP d. UP > Rp100 juta : ditentukan oleh underwriter Perusahaan Penerapan tarif premi pada tabel I.A dan I.B. dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Tarif premi berdasarkan lokasi kendaraan bermotor beroperasi dengan pembagian sebagai berikut: - WILAYAH 1 : Sumatera dan Kepulauan di sekitarnya - WILAYAH 2 : DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten - WILAYAH 3 : Selain WILAYAH 1 dan WILAYAH 2

2. Perusahaan Asuransi Umum wajib mengenakan premi tambahan apabila : -8- a. Usia kendaraan di atas 5 tahun dengan nilai sekurang-kurangnya sebesar 5% (lima per seratus) per tahun untuk jenis pertanggungan comprehensive. b. Memberikan perluasan jaminan seperti perluasan jaminan gempa bumi, banjir, risiko kerusuhan dan huru-hara, terorisme dan sabotase, tanggung jawab hukum pihak ketiga, kecelakaan diri pengemudi/penumpang, tanggung jawab hukum terhadap penumpang sesuai ketentuan Tabel I.B. c. Memberikan fitur-fitur layanan tambahan seperti layanan darurat (emergency road assistance), mobil pengganti, penggunaan bengkel authorized, penggunaan bengkel khusus yang lebih mahal atau fitur tambahan lainnya. 3. Perusahaan Asuransi Umum wajib memberlakukan ketentuan risiko sendiri minimum sebesar Rp300.000,00 setiap kejadian. 4. Besaran premi serta syarat dan ketentuan ( terms & conditions) untuk kendaraan yang memiliki profil khusus dengan portfolio dengan risiko yang lebih tinggi seperti kendaraan truk tangki, taksi, kendaraan dengan penggunaan komersial dan sejenisnya dapat ditentukan berdasarkan pertimbangan profesional underwriter.