PERAN KADER DALAM PENINGKATAN STRATA PELAYANAN POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKAWARNA KOTA BANDUNG TAHUN 2008

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. akhirnya dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Hal. masyarakat dan swasta (Depkes RI, 2005).

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat di Indonesia masih rendah disebabkan banyak

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pendidikan dan pelatihan. Kader posyandu mempunyai peranan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA BIDAN DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN DESA SIAGA DI KABUPATEN TAPIN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Kader merupakan tenaga non kesehatan yang menjadi. penggerak dan pelaksana kegiatan Posyandu. Kader merupakan titik sentral dalam

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT DI KELURAHAN SETIAJAYA KECAMATAN CIBEUREUM KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2013

Oleh : VINELLA ISAURA No. BP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan

Jurnal Kesehatan Kartika 50

BAB 1 PENDAHULUAN. mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi (Kemenkes, 2011).

BAB III METODE PENELITIAN

Upaya Kader Posyandu Dalam Peningkatan Status Gizi Balita di Kelurahan Margasuka Kota Bandung

BAB IV HASIL PENELITIAN. Kluet Selatan Kabupaten Aceh Selatan dengan jumlah responden 40 0rang dimana

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN ANTENATAL CARE TERINTEGRASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KRUENG BARONA JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN PELAYANAN POSYANDU DI DESA SIDOREJO GODEAN SLEMAN

Oleh : Teti Herawati* *Pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEHADIRAN IBU MENIMBANG ANAK BALITA DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS ALALAK TENGAH DAN PUSKESMAS S

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DROP OUT KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CABANG BUNGIN KABUPATEN BEKASI TAHUN M.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan bisa dijadikan

STUDI PERKEMBANGAN POSYANDU PASCA REVITALISASI POSYANDU DI WILAYAH PUSKESMAS KENJERAN SURABAYA Oleh Pipit Festy

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Balita ke Posyandu di Kelurahan Jayaraksa Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kecamatan Baros Kota Sukabumi

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kematian bayi, anak balita dan angka kelahiran, tergantung pada keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2012 mengatakan

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Kader Kesehatan Dengan Pelayanan Posyandu

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan terdepan. Posyandu dilaksanakan oleh masyarakat itu sendiri dan merupakan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI IBU BALITA KE POSYANDU DI DESA NGAMPEL KECAMATAN KAPAS KABUPATEN BOJONEGORO TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ismawati tahun 2010 (dalam Ariyani dkk, 2012), posyandu

BAB IV METODE PENELITIAN

HUBUNGAN SIKAP IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAWAH LEBAR KOTA BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan di tiap kelurahan/rw. Kegiatannya berupa KIA, KB, P2M

BAB III METODE PENELITIAN. beberapa variabel. Dengan teknik korelasi dapat diketahui hubungan variasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan. Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2009, p.98).

PENGUATAN KADER POSYANDU DALAM UPAYA DETEKSI DINI KESEHATAN IBU, BAYI DAN BALITA DI WILAYAH KECAMATAN TELANAIPURA KOTA JAMBI TAHUN 2013

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh : R Noucie Septriliyana dan Wiwi Endah Sari Stikes A. Yani Cimahi

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG POSYANDU TERHADAP STATUS GIZI ANAK BALITA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP PEMBERIAN PASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BPS NY. DIYAH SIDOHARJO SRAGEN

HUBUNGAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG SDIDTK TERHADAP PELAKSANAAN SDIDTK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN KARANGANOM KLATEN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER DALAM PELAKSANAAN KELURAHAN SIAGA DI KOTA BANJARMASIN TAHUN 2013

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KADER DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANTEE BIDARI LHOK NIBONG KABUPATEN ACEH TIMUR

Dinamika Kebidanan vol. 2 no 2. Agustus 2012

BAB III METODE PENELITIAN

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

Nelly Malahayati 1. STIKes Bina Nusantara ABSTRAK. : Posyandu, Peran Kader,Dukungan Keluarga

HUBUNGAN PENDIDIKAN IBU, UMUR DAN STATUS GIZI BAYI/ BALITA DENGAN KEPATUHAN IBU BERKUNJUNG KE POSYANDU

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. wawancara menggunakan kuesioner dengan pendekatan cross sectional.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan. kualitas sumberdaya manusia yang mengoptimalkan potensi tumbuh kembang

1. Puskesmas Punggur, Kabupaten Lampung Tengah 2. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati Bandar Lampung

BAB I PENDAHULUAN. menjadi 4,9 persen tahun Tidak terjadi penurunan pada prevalensi. gizi kurang, yaitu tetap 13,0 persen. 2

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BINTUHAN KABUPATEN KAUR

Oleh : Merlly Amalia ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN BALITA KE POSYANDU DI PUSKESMAS MINASATE NE KABUPATEN PANGKEP IRSAL

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keaktifan Ibu Balita Dalam KegiatanPosyandu Di Provinsi Lampung (Analisis Lanjut Data Riskesdas Tahun 2010)

I. PENDAHULUAN. Selama beberapa periode belakangan ini, pembangunan sosial di Indonesia

REPI SEPTIANI RUHENDI MA INTISARI

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Ruang kebidanan RSUD.Dr.M.M

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perlu dilakukan karena kesehatan bukan tanggung jawab pemerintah saja, namun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. Pada bab ini penelitian menguraikan tentang metode yang digunakan dalam

ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN PELAKSANAAN TUGAS KADER DENGAN KINERJA POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANDANARAN SEMARANG TAHUN 2016.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan Nasional Bangsa Indonesia sesuai Pembukaan

BAB I PENDAHULUAN. Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu paradigma

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat diperlukan di masa mendatang (Depkes RI, 2007).

BAB III METODE PENELITIAN. survei dengan menggunakan alat bantu kuesioner dan menggunakan metode

sedangkan status gizi pada balita sebagai variabel terikat.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENIMBANGAN BALITA DI POSYANDU DI DESA BARU KECAMATAN SUNGAI TENANG KABUPATEN MERANGIN TAHUN 2014

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelational untuk

BAB III METODE PENELITIAN. waktu penelitian di laksanakan selama 1 bulan dari tanggal 10 Mei sampai

Kata Kunci: Pengetahuan, Keaktifan, Perilaku Sehat.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) tahun menitikberatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. pemberdayaan masyarakat atau kader posyandu (Depkes, 2007). Menurut MDGs (Millenium Development Goals) di tingkat ASEAN, AKB

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat

HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI DI POSYANDU CEMPAKA DAN MAWAR DESA CUKANGKAWUNG TASIKMALAYA PERIODE BULAN APRIL 2015

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Bulango Utara Kabupaten Bone Bolango. Utara, Kabupaten Bone Bolango pada tanggal 10 Mei Juni 2013

Serambi Saintia, Vol. II, No. 2, Oktober 2014 ISSN :

BAB VI PEMBAHASAN. Pada bab ini akan diuraikan pembahasan mengenai variabel independen

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN MOTIVASI KUNJUNGAN KE POSYANDU. Titiek Idayanti

III. METODE PENELITIAN. dilakukan pada saat yang bersamaan dalam satu waktu (Notoatmojo, 2003)

ABSTRAK. : Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Pemberian, Imunisasi Dasar. Nuur Octascriptiriani Rosdianto

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU

HUBUNGAN ANTARA PERAN IBU BALITA DALAM PEMBERIAN MAKANAN BERGIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA. Kata Kunci: Peran, ibu balita, gizi, status gizi.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari

ABSTRAK. Kata Kunci : pelayanan tenaga kesehatan, kepatuhan kunjungan ulang balita

METODE PENELITIAN. wawancara terstruktur dengan panduan kuisioner. Waktu penelitian : Bulan Desember 2013

BAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan karena mengancam kualitas sumber daya manusia yang akan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG TANDA BAHAYA PADA KEHAMILAN DI PUSKESMAS SIDOHARJO KABUPATEN SRAGEN

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan yang digunakan dalam prosedur penelitian. Desain penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terpadu kepada masyarakat dalam upaya untuk mengatasi masalah kesehatan serta

Transkripsi:

PERAN KADER DALAM PENINGKATAN STRATA PELAYANAN POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKAWARNA KOTA BANDUNG TAHUN 2008 Asep Taryana, Tri Sulastri, Sunaryo ABSTRAK Posyandu sebagai salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat sudah dicanagkan sejak tahun 1986, sampai saat ini perkembangannya masih mengalami pasang surut. Di Jawa Barat saat ini jumlah posyandu mencapai 41231 posyandu yang tersebar di 5231 Desa, dengan strata posyandu terbanyak pada strata Pratama (82,42%), Madya (0%), Purnama (15,5%), dan Mandiri (2,08%). Idealnya semakin lama posyandu berdiri maka, strata pelayanan harus semakin baik. Pelayanan posyandu sangat ditunjang oleh peran kader. Kader sebagai unsur masyarakat harus memahami betul tentang perannya dalam pelaksanaan kegiatan posyandu. Pelayanan posyandu sangat ditunjang oleh perannya dalam pelaksanaan kegiatan posyandu. Pelayanan posyandu yang maksimal diharapkan mempunyai daya ungkit yang bermakna terhadap penurunan angka kematian bayi dan ibu, sehingga dapat berpengaruh terhadap peningkatan angka Indek Pembangunan Manusia (IPM). Studi ini bertujuan untuk mengetahui hubungan peran kader dengan tingkat pelayanan posyandu. Hipotesis yang dibuat ada hubungan antara peran kader dengan tingkat pelayanan posyandu. Manfaat penelitian dapat memberikan gambaran tentang peran kader dalam pelayanan posyandu. Desain penelitian menggunakan metode deskriptif korelasi, dengan pengambilan sampel dilakukan secara total sampel. Analisa data dilakukan uji hipotesis non parametirik Chi Square. Hasil penelitian didapatkan hubungan yang bermakna anatara peran kader dalam persiapan dengan strata posyandu, sedangkan hubungan peran kader dalam pelaksanaan dan tindak lanjut dengan strata posyandu tidak ditemukan adanya hubungan yang bermakna. Kesimpulan peran kader dalam kegiatan posyandu terutama dalam persiapan dan pelaksanaan masih perlu ditingkatkan. Saran yang dapat diberikan adalah pelunya direncakan peningkatan kemampuan kader melalui latihan dasar kader posyandu, latihan penyegaran kader secara berkala, dan pelatihan promosi kesehatan. Kata Kunci : Peran kader, strata posyandu, persiapan, pelaksanaan dan tindak lanjut posyandu. A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Posyandu merupakan suatu bentuk pelayanan kesehatan dasar terpadu yang umumnya meliputi pelayanan KIA. pelayanan keluarga berencana, imunasi, pelayanan gizi serta penanggulangan diare. Kegiatan Posyandu berada dibawah bimbingan dan pengawasan puskesmas sebagai bentuk perpanjangan tangan masyarakat. Posyandu merupakan salah satu bentuk Usaha Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat ( UKBM ) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan Jurnal Kesehatan Kartika Stikes A. Yani 1

kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar, terutama dalam mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi ( DepKes RI : 2006). Angka kematian ibu dan bayi serta serta usia harapan hidup mempunyai daya ungkit yang tinggi terhadap Indek Pembangunan Manusia ( IPM ), Indek Pembangunan Manusia Indonesia tahun 2002 menduduki peringkat 111 dari 175 negara di dunia ( UNDP Report 2004), sementara di Jawa Barat sampai saat ini baru mencapai angka 73,7 dari angka 80 yang diharapkan dapat dicapai pada tahun 2010, bila dikelola secara baik posyandu mempunyai peran strategis dalam peningkatan IPM. Jumlah Posyandu di Jawa Barat tercatat 41.237 yang tersebar di 5231 Desa dengan Strata Pratama 33.982 ( 82,42 % ) Strata Madya 0, Strata Purnama 6392 ( 15,5 % ) serta Strata Mandiri 857 (2,08 % ) ( Profil Kesehatan Indonesia, 2007) Melihat data strata diatas yang paling banyak adalah strata pratama sebanyak 82,42 %. Data perkembangan posyandu di Kota Bandung dapat dilihat pada grafik dibawah ini : 1400 1200 1000 800 600 400 200 0 1314 1259 1300 1156 218 212 210 37 39 38 80 58 1112 180 56 2003 2004 2005 2006 2007 pratama madya mandiri purnama Grafik 1. Perkembangan Posyandu Berdasarkan Strata Di Kota Bandung Tahun 2003 2007 (Sumber Data : Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2008) Pada grafik I.1 di atas terlihat bahwa ada penurunan jumlah Posyandu Mandiri dan Purnama pada tahun 2007 dibandingkan dengan tahun 2006, hal ini perlu mendapat perhatian dan penelitian lebih lanjut. Menurut data di Puskesmas Sukawarna Kota Bandung yang mempunyai wilayah dua kelurahan yaitu Kelurahan Sukawarna dan Kelurahan Sukagalih terdapat 24 posyandu dengan jumlah kader 184 orang serta strata posyandu yang dimiliki meliputi Strata Madya 19 posyandu dan strata Purnama 5 posyandu. Jumlah kader sudah sangat memadai (184), tetapi mengapa strata terbanyak adalah strata madya (19), jadi bagaimana peran kader yang sesungguhnya dalam pelaksanaan pelayanan posyandu? Padahal posyandu sudah ada sejak tahun 1980 an. Jurnal Kesehatan Kartika Stikes A. Yani 2

Peran Kader dalam pelaksanaan posyandu sangat penting, kinerja posyandu sangat tergantung dari peran, motivasi dan kemampuan kader dalam melaksanakan kegiatan posyandu. Peran kader yang optimal akan menentukan strata pelayanan posyandu. Indikator strata pelayanan posyandu meliputi : Rerata kader tugas, frekuensi penimbangan, cakupan kumulatif D/S, Cakupan kumulatif KIA/KB/Imunisasi, cakupan dana sehat. Sampai saat ini belum ada data yang menggambarkan hubungan antara peran kader dengan tingkat/strata pelayanan posyandu. Penelitian ini diharapkan dapat menggambarkan strata pelayanan posyandu serta peran kader posyandu dalam pelaksanaan kegiatan, sebagai data dasar dalam optimalisasi peran kader di massa yang akan datang. 2. Perumusan Masalah a. Bagaimana peran kader dalam pelaksanaan pelayanan posyandu. b. Apakah ada hubungan antara peran kader dengan tingkat pelayanan posyandu. 3. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui peran kader dalam pelaksanaan kegiatan posyandu yang meliputi kegiatan dalam persiapan, pelaksanaan dan tindak lanjut. b. Untuk mengetahui tingkat pelayan / strata posyandu dengan indikator prekuensi penimbangan, kader, Cakupan D/S, cakupan kumulatip KIA,KB Imunisasi Serta cakupan dana sehat. c. Untuk mengetahui hubungan antara peran kader dalam persiapan kegiatan dengan tingkat pelayanan posyandu d. Untuk mengetahui hubungan antara peran kader dalam pelaksanaan kegiatan dengan tingkat pelayanan posyandu e. Untuk mengetahui hubungan antara peran kader dalam tindak lanjut kegiatan dengan tingkat pelayanan posyandu B. METODOLOGI PENELITIAN Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi, yaitu penelitian yang diarahkan untuk mengidentisifikasi hubungan peran kader dengan tingkat pelayanan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Sukawarna. 1. Kerangka Konsep Peran Kader Dalam : Persiapan Pelaksanaan Tindak lanjut Strata Pelayanan Jurnal Kesehatan Kartika Stikes A. Yani 3

2. Hipotesis : Ada hubungan antara peran kader dengan tingkat pelayanan posyandu 3. Definisi Operasional, Alat ukur, Cara Pengukuran, dan Kategori VARIABEL DEFINISI ALAT UKUR CARA KATAGORI PENGUKURAN 1 2 3 4 5 Peran Kader Dalam Persiapan Peran Kader Dalam Pelaksanaan Peran Kader Dalam Tindak Lanjut Strata Posyandu 4. Populasi dan Sampel Kegiatan kader dalam mempersiapkan pelayanan posyandu meliputi pemberitahuan, persiapan alat, dan pembagian tugas Kegiatan kader dalam pelaksanaan posyandu meliputi pencatatan, penimbangan, rujukan, penyuluhan dan pemberian makanan tambahan Kegiatan kader pasca kegiatan pelayanan posyandu meliputi pencatatan kegiatan posyandu dan membina dukungan masyarakat Tingkat pelayanan posyandu yang meliputi Pratama, Madya, Purnama dan Mandiri Kuesioner Wawancara Baik bila menjawab benar 4 pertanyaan Tidak baik bila menjawab benar 3 Pertanyaan dari 5 pertanyaan Skala Ukur : Nominal Kuesioner Wawancara Baik bila menjawab benar 3 pertanyaan Tidak baik bila menjawab benar < 3 Pertanyaan dari 4 pertanyaan Skala Ukur Nominal Kuesioner Wawancara Baik bila menjawab benar 4 pertanyaan Tidak baik bila menjawab benar < 4 Pertanyaan dari 6 pertanyaan Skala Ukur Nominal Kuesioner Studi Dokumentasi Rendah, untuk strata Pratama dan Madya Tinggi, untuk strata Purnama dan Mandiri Skala Ukur Nominal Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Kader Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Sukawarna kota Bandung dengan jumlah populasi sebanyak 135 Kader Posyandu. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel penelitian ini adalah total sampel yaitu seluruh kader posyandu di wilayah kerja Puskesmas Sukawarna yang meliputi Kelurahan Sukagalih dan Sukawarna. Dengan waktu penelitian dilaksanakan dari tanggal 3 November 2008 sampai dengan 15 Desember 2008. 5. Tehnik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data yang relevan dengan masalah yang diteliti, maka diperlukan alat pengumpul data yang tepat atau instsumen. Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sekitar yang diamati (Sugiyono, 1997). Jurnal Kesehatan Kartika Stikes A. Yani 4

Dalam penelitian ini, data yang dikumpulkan melalui wawancara yaitu data identitas kader posyandu nama posyandu, alamat posyandu, jumlah kader,umur, pendidikan, lama jadi kader, pelatihan yang diikuti, peran kader dalam persiapan meliputi pemberitahuan,pembagian tugas, data mengenai peran kader dalam pelaksanaan termasuk rujukan dan data mengenai peran kader dalam pasca pelayanan posyandu termasuk pencatatan serta,dukungan dari masyarakat. Observasi dilakukan untuk melengkapi data hasil wawancara meliputi data tentang persiapan alat, pembagian tugas, pencatatan, penimbangan, penyuluhan, rujukan, pemberian makanan tambahan, dan strata posyandu. 6. Pengolahan dan Analisa Data Pengolahan data dilakukan melalui tahapan editing, coding, entry, cleaning data dan tabulating. Analisis data dilakukan meliputi analisis univariat untuk mengetahui sebaran data dan analisis bivariat untuk mengetahui hubungan antar variabel. Analisis bivariat dilakukan melalui uji statistik Chi Square Test. C. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Analisis Univariat a. Karakteristik Responden Karakteristik responden menunjukan bahwa umur kader hampir seluruhnya berusia tua (94,8%), tingkat pendidikan kader lebih dari setengahnya berpendidikan rendah (60,7%), hampir seluruhnya sudah lama menjadi kader (90,4%) dan kader posyandu yang belum mengikuti pelatihan kader sebanyak (38,5%) yang semuanya dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 1. Distribusi Responden Menurut Karakteristik Kader di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Sukawarna Tahun 2008 Karakteristik Responden N % Umur Responden : Muda Tua Tingkat Pendidikan : Rendah Tinggi Lama Menjadi Kader : Baru Lama Pelatihan Kader : Tidak Ikut Ikut 7 128 82 53 13 122 52 83 5,2 94,8 60,7 39,3 9,6 90,4 38,5 61,5 Jumlah 135 100 Jurnal Kesehatan Kartika Stikes A. Yani 5

b. Peran kader dalam kegiatan posyandu Tabel 2 Distribusi Peran Kader Dalam Persiapan Pelayanan, Pelaksanaan, Tindak lanjut, Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukawarna Tahun 2008 Kategori Frekuensi % Persiapan pelayanan : Tidak baik Baik Pelaksanaan : Tidak baik Baik Tindak lanjut : Tidak baik Baik 51 84 130 5 37,8 62,2 96,3 3,7 23 17,0 112 83,0 Jumlah 135 100 Tabel 2 menunjukan peran kader dalam persiapan pelayanan posyandu sebagaian besar sudah baik yaitu 84 orang (62,2%) dan peran kader dalam pelaksanaan kegiatan posyandu hampir seluruhnya tidak baik yaitu ( 96 %). Sedangkan dalam tahap tindak lanjut kegiatan posyandu sebagian besar sudah baik yaitu (83,0 %). c. Strata Pelayanan Posyandu Tabel 3. Distribusi Strata Pelayanan Posyandu Diwilayah Kerja Puskesmas Sukawarna Tahun 2009 Strata Frekuensi % Rendah 22 91,6 Tinggi 2 8,4 Tabel 3 menunjukan tingkat pelayanan posyandu hampir seluruhnya berada pada strata rendah (pratama, madya) yaitu (91,6 %) dan hanya sebagian kecil berada pada strata tinggi yaitu ( 8,4%). 2. Hasil Analisis Bivariat Hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen dianalisis dengan uji Chi-Square untuk melihat adanya hubungan yang bermakna atau tidak. Hasil analisis dapat dilihat pada tabel-tabel di bawah ini. a. Hubungan Variabel Peran Kader Dalam Persiapan Dengan Strata Pelayanan Posyandu. Tabel 4. Hubungan Peran Kader Dalam Tahap Persiapan Dengan Strata Pelayanan Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukawarna Tahun 2008 Persiapan Tidak Baik Baik Strata Rendah Tinggi Total n % n % n % 51 37,8 0 0 51 37,8 74 54,8 10 7,4 84 62,2 Jumlah 125 92,6 10 7,4 135 100 P Nilai 0,013 Jurnal Kesehatan Kartika Stikes A. Yani 6

Hasil uji statistic dengan Chi-Square diperoleh nilai P = 0,013 < 0,05 maka Ho ditolak berarti dapat terdapat hubungan yang bermakna antara peran kader dalam persiapan kegiatan posyandu dengan strata posyandu. Semakin baik peran kader dalam persiapan maka akan semakin baik pula strata posyandu. Untuk lebih meningkatkan strata posyandu, peran kader dalam persiapan kegiatan pelayanan seperti informasi pelayanan kepada masyarakat, pembagian tugas kader, persiapan alat/bahan dan tempat perlu ditingkatkan lagi. b. Hubungan Variabel Peran Kader Dalam Pelaksanaan Dengan Strata Pelayanan Posyandu Tabel 5.Hubungan Peran Kader Dalam Tahap Pelaksanaan Dengan Strata Pelayanan Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukawarna Tahun 2008 Pelaksanaan Strata Total Rendah Tinggi n % n % n % Tidak Baik 120 88,9 5 3,7 125 92,6 Baik 10 7,4 0 0 10 7,4 Jumlah 130 96,3 5 3,7 135 100 P Nilai 1,00 Hasil uji statistic dengan Chi-Square diperoleh nilai P = 1,00 > 0,05 maka Ho diterima berarti dapat disimpulkan tidak ada hubungan antara pelaksanaan kegiatan posyandu dengan strata pelayanan posyandu. c. Hubungan Variabel Peran Kader Dalam Tindak Lanjut Pelaksanaan Dengan Strata Pelayanan Posyandu Tabel 6. Hubungan Peran Kader Dalam Tahap Tindak Lanjut Dengan Strata Pelayanan Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukawarna Tahun 2008 Tindak Strata Total P Lanjut Rendah Tinggi Nilai n % n % n % Tidak Baik 20 14,8 3 2,2 23 17 0,374 Baik 105 77,8 7 5,2 112 83 Jumlah 125 92,6 10 7,4 135 100 Hasil uji statistic dengan Chi-Square diperoleh nilai P = 0,374 < 0,05 maka Ho diterima berarti dapat disimpulkan tidak ada hubungan antara tindak lanjut pelaksanaan kegiatan posyandu dengan strata pelayanan posyandu. Walaupun kedua analisis bivariat di atas menunjukan tidak ada hubungan dengan strata posyandu, peran kader dalam pelaksanaan kegiatan menunjukan bahwa hampir seluruhnya tidak baik (96,3%). Menurut Sugeng-Hidayat (2003) kinerja posyandu sangat tergantung dari peran, motivasi dan kemampuan kader posyandu dalam melaksanakan kegiatan. Faktor lain yang mempunyai kontribusi terhadap perbaikan performance posyandu adalah Jurnal Kesehatan Kartika Stikes A. Yani 7

pengetahuan dan kemampuan kader posyandu dalam penimbangan, penggunaan alat ukur, pencatatan dan pelaporan serta penyuluhan. (Scrimshaw, 1993).. Hasil penelitian menunjukan tingkat pendidikan kader 60,7 % berpendidikan rendah, 38,5% kader belum pernah mengikuti pelatihan kader, dengan tingakat/strata pelayanan posyandu yang masih rendah (91,6%). Keadaan ini perlu mendapat perhatian pengelola dalam upaya optimalisasi peran kader dalam peningkatan pelayanan posyandu. D. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan a. Peran kader dalam kegiatan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Sukawarna, terutama dalam persiapan dan pelaksanaan kegiatan masih kurang memuaskan sedangkan untuk tindak lanjut kegiatan sudah baik. Strata posyandu didapatkan strata rendah 22 posyandu, strata tinggi 2 posyandu. b. Hubungan peran kader dengan strata posyandu didapatkan hubungan yang bermakna antara persiapan kegiatan dengan strata posyandu, sedangkan pelaksanaan dan tindak lanjut kegiatan dengan strata posyandu tidak didapatkan adanya hubungan bermakna 2. Saran Untuk optimalisasi peran kader dalam kegiatan posyandu sebaiknya dilakukan : a. Pelatihan dasar kader posyandu bagi kader yang belum pernah mendapat pelatihan. b. Latihan penyegaran kader secara berkala sesuai dengan trend dan isu dibidang kesehatan khususnya hal-hal yang terkait dengan pelayan posyandu. c. Pelatihan tentang pelaksanaan promosi kesehatan d. Semua program pelatihan apabila diperlukan dapat bekerjasama dengan institusi pendidikan kesehatan DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S., 2005. Manajemen Penelitian, PT. Rineka Cipta, jakarta Badan PPSDM, 2008. Buletin SPM Kesehatan, Jakarta Dempsey & Dempsey, 2002, Riset Keperawatan, EGC, Jakarta Depkes RI, 2006. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu, Jakarta Depkes RI, 1996. ARRIF Pedoman Manajemen Peran Serta Masyarakat, Jakarta Depkes RI, 1985. Pedoman Kegiatan Kader Posyandu KB-Kes, CV Bina PSM, Jakarta Dinkes Propinsi Jawa Barat, 2007. Pengembangan Desa Siaga Melalui Kabupaten/Kota Siaga di Propinsi Jawa Barat, Bandung Ekasari, MF, dkk, 2007. Keperawatan Komunitas, Trans Info Media, Jakarta Jurnal Kesehatan Kartika Stikes A. Yani 8